Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Tidak dapat dibantah, bahwa bank syariah tidaklah sama dengan bank
konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syariah dari
kulit saja, selalu berpandangan, bahwa bank syariah sama saja dengan bank
konvensional.
Data membuktikan, bahwa market share perbankan syariah saat ini masih sekitar
1,7 persen dari total asset perbankan secara nasional. Angka ini menunjukkan betapa
kecilnya konstribusi perbankan syariah terhadap perekonomian Indonesia.
Bank Indonesia melalui blue print perbankan syariah telah menargetkan share
bank syariah sebesar 5.2 persen pada desember 2008. Bertenggernya market share
perbankan syariah sejak belasan tahun di atas satu koma, karena program sosialisasi yang
dilakukan masih sangat minim (belum optimal) dan belum tepat. Artinya, sosialisasi
perbankan syariah masih sangat kurang. Masyarakat luas di berbagai segmen masih
terlalu banyak belum mengerti sistem, konsep, filosofi, produk, keuntungan dan
keunggulan bank syariah.
Adapun bentuk sosilisasi perbankan syariah sangat beragam dan luas, seperti
melalui media massa cetak atau elektronik, buletin, majalah, buku, lembaga pendidikan,
dan sebagainya. Namun dalam proposal tesis ini, lingkup sosialisasi yang dibahas
hanyalah sosialisasi dalam bentuk edukasi masyarakat melalui dialog dan ceramah secara
langsung kepada umat.
Dalam proposal ini saya akan menyebutkan secara ringkas beberapa faktor-faktor
penyebab masyarakat muslim di indonesia belum berhubungan dengan bank-syariah,
antara lain :
1. Tingkat pemahaman dan pengetahuan umat tentang bank syariah masih sangat
rendah. Masih banyak yang belum mengerti dan salah faham tentang bank syariah
dan menggangapnya sama saja dengan bank konvensional, Bahkan sebagian
ustadz yang tidak memiliki ilmu yang cukup memadai tentang ekonomi Islam
(ilmu ekonomi makro; moneter) masih berpandangan miring tentang bank
syariah.
2. Belum ada gerakan bersama dalam skala besar untuk mempromosikan bank
syariah.
5. Peran ulama, ustadz dan dai’ masih relatif kecil. Ulama yang berjuang keras
mendakwahlan ekonomi syariah selama ini terbatas pada DSN dan kalangan
akademisi yang telah tercerahkan. Bahkan masih banyak anggota DSN yang
belum menjadikan tema khutbah dan pengajian tentang bank dan ekonomi
syariah.
7. Peran ormas Islam juga belum optimal membantu dan mendukung gerakan bank
syariah. Terbukti mereka masih banyak yang berhubungan dengan bank
konvensional.
8. dan ini yang paling utama, Bank Indonesia dan bank-bank syariah belum
menemukan strategi jitu dan ampuh dalam memasarkan bank syariah.
Untuk itu perlu strategi jitu memasarkan bank syariah kepada masyarakat. Pola
dan sistem pemasaran bank syariah selama ini masih belum tepat dan perlu perubahan-
perubahan mendasar. Sistem dan strategi pemasaran bank syariah selama ini belum bisa
membuahkan pertumbuhan cepat atau loncatan pertumbuhan yang memuaskan (quantum
growing) bank syariah.
Oleh karena para praktisi bukan berasal dari latar belakang ulama/da’i, maka
mereka masih banyak yang tidak memahami psikologi dakwah ekonomi syari’ah.
Karena itu yang pertama kali harus disentuh adalah para ustadz dan mengisi atau
membekali mereka dengan ilmu ekonomi makro dan ilmu moneter serta keunggulan-
keunggulan ekonomi dan bank syariah. Juga menjelaskan bagaimana dampak buruk
bunga bagi perekonomian dunia dan Indonesia. Meskipun ada seminar, tulisan dan
berbagai penjelasan, namun semua itu belum optimal dan belum tajam mendoktrin umat
secara rasional tentang keunggulan bank syariah dan kezaliman bank konvensional.
Materi ceramah ulama masih banyak yang bersifat emosional kegamaan. Artinya
mengajak umat berbank syariah, karena label syariah semata. Padahal yang harus
diutamakan adalah pendekatan rasional obyektif, bahwa bank syariah tersebut betul-betul
unggul dan menciptakan kemaslahatan umat manusia. Sebaliknya sistem riba telah
menimbulkan kerusakan ekonomi dunia dan masyarakat.
Sekarang masih ada ustadz yang meragukan keharaman bunga, karena ilmunya
masih terbatas dalam ekonomi Islam. Jangankan mengecap pendidikan S3 dan S2 di
bidang ekonomi Islam, malah sama sekali belum pernah belajar ilmu ekonomi makro,
mikro, moneter dan akuntansi. Mereka belum pernah ditraining dengan modul khusus
yang telah disiapkan untuk mem-brainwashing para ustaz/ulama.
Untuk itu kita harus menciptakan ustaz/dai/ulama bank syariah yang memiliki
ilmu yang memadai untuk mendakwahkan bank syariah. Mereka tidak saja bertekad
untuk mengajak umat ke bank syariah, tetapi malah dipastikan membenci seluruh sistem
bunga sebagaimaa mereka membenci kemaksiatan yang ada di bumi ini. Hal itu bisa
terwujud setelah mereka mendapat training jitu.
Mereka masih berhubungan dengan sistem bunga karena belum memahami ilmu
ekonomi moneter Islam, keunggulan bank syariah, perbedaan bunga, bahkan ada yang
belum bisa membedakan bunga dan bagi hasil keahliannya.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahn penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dalam kerangka
berpikir ilmiah, hipotesis diajukan setelah merumuskan masalah karena pada hakekatnya
hipotesis adalah jawaban sementara yang belum tentu benar dan perlu dibuktikan
kebenarannya melalui penelitian.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh serta hubungan yang positif antara dua
variabel atau lebih perlu dirumuskan suatu hipotesis. Penelitian ini bermaksud
memperoleh gambaran obyektif tentang pengaruh minimnya sosialisasi perbankan
syariah terhadap minat masyarakat islam memilih bank syariah. Adapun hipotesis yang
akan diuji dalam penelitian ini adalah:
Tidak ada pengaruh yang signifikan dari minimnya sosialisasi perbankan syariah
terhadap minat masyarakat islam memilih bank syariah.
Ada pengaruh yang signifikan akibat minimnya sosialisasi perbankan syariah terhadap
minat masyarakat islam memilih bank syariah.
Kegunaan Penelitian
Sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memantapkan strategi yang telah digunakan
oleh bank syariah selama ini.
Sebagai bahan evaluasi atas kinerja bank syariah selama ini dalam menghadapi kompetisi
dalam dunia perbankan nasional.
Temuan yang akan didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah
khasanah ilmu pengetahuan di bidang teoritis maupun praktis yang berkaitan dengan
perkembangan dunia perbankan syariah di Indonesia.
Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti terutama yang berhubungan dengan
bidang kajian yang ditekuni selama ini.
Variabel Penelitian
Variabel yang diangkat dalam penelitian ini meliputi variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y). Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah minimnya sosialisasi perbankan
syari’ah, sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah minat masyarakat islam memilih bank
syari’ah.
Kesimpulan
Peran Bank-bank syariah sebagai salah satu unit usaha perbankan yang sedang
berkembang, sudah cukup baik. Hanya saja kemampuan sebagai unit usaha yang sedang
berkembang memang terbatas. Adapun peran serta para ustadz dan pendidik serta tenaga
ahli perbankan syariah, belum dilibatkan secara optimal untuk mengajak dan mendidik
masyarakat hijrah ke perbankan syariah. Sehingga tercipta masyarakat islam yang madani
dan syakinah.