Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan dalam industri manufaktur terutama
untuk pembuatan komponenkomponen mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak
relatif antara pahat dengan benda kerja. Akibat gerak relatif, maka panas akan dibangkit pada daerah-
daerah tertentu khususnya permukaan yang berkontak langsung Salah satu syarat dari pahat agar
dapat melakukan pemotongan adalah kemampuan bahan pahat untuk menahan beban kejut termal.
Akibat dari melemahnya pahat karena kenaikan suhu tersebut adalah terjadi kerusakan dan keausan
pahat karena pahat tidak mampu lagi memberikan tegangan geser yang melebihi tegangan geser yang
dimiliki oleh pahat. Kalau hal tersebut terjadinya maka efek yang dihasilkan sangatlah besar. Proses
pemotongan tidak lagi mampu menghasilkan bentuk geometri dan toleransi yang ketat, serta kualitas
permukaan yang bagus, sedangkan hal tersebut merupakan salah satu keunggulan dari proses
permesinan dibandingkan dengan proses-proses manufaktur yang lain. Untuk menghindari hal
tersebut, maka pada pahat biasanya diberikan pendingin yang berfungsi untuk mendinginkan bagian-
bagian yang didinginkan.
Pada dasarnya setiap pekerjaan mesin mempunyai persyaratan kualitas permukaan (kekasaran
permukaan) yang berbeda-beda, tergantung dari fungsinya. Kualitas permukaan hasil penyayatan
dapat dilihat dari kekasaran permukaannya. Makin halus permukaannya makin baik pula kualitasnya,
sehingga cukup beralasan juga apabila kekasaran permukaan hasil penyayatan diperhatikan dan dicari
solusi untuk mendapatkan yang sehalus mungkin. Demikian pula pada proses pengerjaan pembuatan
dies dan mould, pada proses end milling yang juga dituntut kehalusan dari permukaannya. Kekasaran
permukaan merupakan ketidakteraturan konfigurasi suatu permukaan benda kerja hasil proses
permesinan. Besarnya nilai kekasaran permukaan dapat dilihat karena dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain: jenis proses permesinan, parameter pemotongan, dan penggunaan cairan pendingin
yang benar, baik jenis maupun perbandingan komposisi antara cairan pendingin itu sendiri dengan
air. Hal ini perlu diperhatikan agar kekasaran permukaan dan kualitas produk yang dihasilkan sesuai
dengan keinginan. Cairan pendingin mempunyai kegunaan yang khusus dalam proses permesinan.
Selain untuk memperpanjang umur pahat, cairan pendingin dalam beberapa kasus, mampu
menurunkan gaya potong dan memperhalus permukaan produk hasil permesinan.

B. Tujuan Penulisan
Dari penulisan laporan ini tetrdapat beberapa tujuan yaitu :
1. Sebagai tugas akhir dari perkuliahan.
2. Sebagai bahan penilaian dosen.
3. Sebagai pedoman menghitung job seet yang telah diberikan.
C. Mamfaat Penulisan
Dari penulisan laporan ini memiliki beberapa mamfaat antara lain :
1. Menambah ilmu dan wawasan tentang permesinan, membuat laporan dan gambar Autocad.
2. Menjadikan mahasiswa mempelajari ilmu-ilmu yang ada didalam permesinan seperti mesin
bubut dan mesin-mesin lainnya.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Jenis Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan yang dikerjakan pada saat melakukan pengerjaan permesinan yaitu :
1) Membubut lurus.
2) Membuat ulir.
3) Membuat pahat.
4) Memotong baja.

2. Mesin Yang Digunakan


Beberapa mesin-mesin yang digunakan dalam pengerjaan antara lain :
1) Mesin Bubut.
2) Mesin Frais.
3) Mesin Gergaji potong otomatis.
4) Batu gerinda.

3. Alat-alat Yang Digunakan


Beberapa alat-alat yang digunakan antara lain iyalah :
1) Jangka sorong.
2) Pahat.
3) Besi baja.

B. Ringkasan Teori
a. Mesin Bubut
1. Pengertian mesin bubut
Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar.
Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan
cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar
dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi
benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran
kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah
gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan
jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena
digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

2. Bagian-bagian mesin bubut


1) Kepala tetap : Kepala tetap adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kiri
mesin, dan bagian inilah yang memutar benda kerja yang di dalamnya terdapat transmisi roda
gigi. 
2) Kepala lepas : Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin bubut, yang
berfungsi untuk menopang benda kerja yang panjang. Pada saat mengerjakan benda berukuran
panjang, kemungkinan bengkok sangat besar sehingga harus ditopang pada kedua ujung, yaitu
di kepala tetap dan kepala lepas ini. Beberapa bagian yang ada di kepala tetap adalah; Center
Putar, untuk memompang benda kerja,agar tidak terjadi gesekan,; Handwill,; Pengunci poros,;
Pengunci alas.
3) Alas mesin : Alas mesin berfungsi untuk tempat kedudukan kepal lepas, tempat kedudukan
eretan dan tempat kedudukan penyangga diam.
4) Eretan : Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada benda
kerja dengan cara menggerakkan ke kiri dan ke kanan sepanjang meja. Eretan utama akan
bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat.

b. Mesin Frais
Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja pemotongannya
dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang
berputar (multipoint cutter). Pisau frais dipasang pada sumbu atau arbor mesin yang didukung dengan
alat pendukung arbor. Pisau tersebut akan terus berputar apabila arbor mesin diputar oleh motor
listrik, agar sesuai dengan kebutuhan, gerakan dan banyaknya putaran arbor dapat diatur oleh
operator mesin frais
Mesin frais mempunyai beberapa hasil bentuk yang berbeda, dikarenakan cara pengerjaannya.
Berikut ini bentu-bentuk pengfraisan yang bisa dihasilkan oleh mesin frais.
1) Bidang rata datar
2) Bidang rata miring menyudut
3) Bidang siku
4) Bidang sejajar
5) Alur lurus atau melingkar
6) Segi beraturan atau tidak beraturan
7) Pengeboran lubang atau memperbesar lubang
8) Roda gigi lurus, helik, paying, cacing
9) Nok/eksentrik, dll.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang
diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan
secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
2. Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja pemotongannya
dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang
berputar (multipoint cutter).

B. Saran
Saran yang dapat saya memberikan yaitu dalam melakukan pengerjaan pastikan keselamatan
kerja yang paling utama di bandingkan yang lain, lalu ketelitian harus diperhatikan arah pemotongan
dan juga ketajaman pahat.
DAFTAR PUSTAKA

Harsono., 2009, Teknologi Pengelasan Logam. Jakata : Pradya Paramita

Handayani, Sri., 2007., Mengenal Proses Frais (Milling), ditemukan di:


ftp://118.97.42.43/VIRLIBSTEMSI/TEKNOLOG I/TEKNIKMESIN/TEKNIK
PEMESINAN1/BAB 07 Mengenal Proses Frais New.pdf, diakses 08 Maret 2012
.
Misbachudin., 2011, Analisa Kecepatan Potong Dan Tebal Pemakanan Terhadap
Kekasaran Permukaan Pada Proses Frais Dengan Spesimen Baja Karbon Dan Aluminium,
Jurusan Teknik Mesin Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Ristanto, Bambang., 2006, Pengaruh Fedding Terhadap Tingkat Kekasaran


Permukaan Pada Proses Pnyakrapan Rata Dengan Specimen Baja Karbon. Laporan Tugas
Akhir, Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang

Schey, Jhon A., 2009., Proses Manufaktur, Andi, Yogyakarta.

Widarto, Wijanarka., S utopo, Paryanto Teknik Permesinan, 2008., Departemen


Pendidikan Nasional, jakarta.
LEMBAR PENILAIAN

Nama : Syendi Virdiansyah Job : Jobseet 1


Nim : 5183321009 Mulai :
Hari : Selelsai :

A. Obejktif
1. Toleransi
Ukuran nominal Hasil Hasil Nilai Nilai
Pengukuran Pengukuran Rata-rata
Mahasiswa Dosen

2. Toleransi Khusus

Jumlah
B. Subjektif

Jumlah
C. Nilai Total
75% Nilai Objektif
D. Etimasi Waktu

Medan,……………………...

Dosen
Nip:
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNK UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
JOB SHEET PERMESINAN BUBUT
  Semester 3 INTRUKSI KERJA BUBUT BERTINGKAT 300 MENIT
1.

Anda mungkin juga menyukai