Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Pemeriksaan COD di lakukan pada air danau, sumur dan PDAM
bertujuan untuk mengetahui jumlah oksigen yang di butuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organic yang terdapat dalam sampel air. Dan juga
oksigen yang di perlukan untuk mengurai seluruh air limbah. Nilai COD yang
tinggi mengakibatkan miskinnya kandungan oksigen dalam badan air sehingga
mengganggu ekosistem perairan. Untuk mengatasinnya di perlukan suatu
pengolahan limbah cair agar nantinya dapat mengurangi konsentrasi limbah
yang masuk kedalam badan air penerima (Dwinovantyo 2011).
Penentuan kandungan COD dalam sampel air limbah yang di sediakan,
Dimana Kandungan COD merupakan kandungan bahan pencemar berupa
senyawa kimia yang menyerap oksigen terlarut dalam air yang di guanakan
untuk keperluan oksidadi dan mengubahnya menjadi bentuk senyawa lain.
Dengan tingginya kadar bahan kimia yang menyerap oksigen terlarut dalam
air dapat menyebabkan biota-biota yang hidup dalam air seperti ikan dan
hewan lainnya mengalami kekurangan oksigen yang akan mengakibatkan
menurunnya daya hidup biota tersebut. Kadar pencemaran kadar pencemaran
karena adanya banyak limbah organic dan anorganik yang di buang
keperairan. Standar mutu air di ukur dengan angka parameter dalam dalam
satuan Mg/L. dengan indeks baik (I), sedang (II), kurang (III) dan kurang
sekali (IV). Dan untuk COD masing-masing berturut-turut 20,100,300 dan
500. Angka COD adalah jumlah oksigen (Mg) yang di butuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organik yang terdapat dalam satu liter sampel air.
(Wardhana, 2004).
Apabila kandungan COD melebihi baku mutu maka semakin rendah
kandungan oksigen dalam air. Rendahnya kandungan oksigen terlarut dalam
air berpengaruh buruk terhadap kehidupan hewan pada air danau dan
kehidupan akuatik. Dan jika tidak ada sama sekali oksigen yang terlarut
mengakibatkan munculnya kondisi anaerobic dengan bau busuk dan
permasalahan estetika. Derajat keasaman (pH) adalah ukuran untuk
menentukan sifat asam basa suatu perairan. Perubahan pH du suatu air sangat
berpengaruh terhadap proses fisika, kimia maupun biologi dari organisme
yang hidup di dalamnya. Nilai pH air di gunakan untuk mengekspresikan
kondisi keasaman (konsentrasi ion hidrogen) air limbah. Skala pH berkisar
antara 1-14.(Aswir, 2006)
1.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini yaitu bagaimana cara
menentukan kadar COD pada perairan? Dan berapakah kadar COD pada air
danau, sumur dan PDAM?
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui
bagaimana cara menentukan kadar COD pada air danau, sumur dan PDAM.
1.3 Manfaat Praktikum
Adapun maanfaat praktikum yang telah di laksanakanya itu mahasiswa
dapat mengetahui kadar COD dan ambang batas pada perairan air danau, air
sumur dan air PDAM.
BAB II

TINJAUAN PUSAKA
2.1 Definisi Air
Air merupakan zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua
bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini dibumi, tetapi tidak diplanet
lain. Air dalam bentuk cair adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa dan merupakan senyawa yang sukar dimampatkan yang
memiliki beberapa sifat yang khas. Salah satu sifatnya yang khas tersebut
yaitu dalam mengalami pendinginan/pembekuan. (Sudarmadji, 2003)
Air merupakan senyawa yang paling berlimpah di dalam sistem hidup
dan mencakup mencakup 70 persen atau lebih dari bobot hamper semua
bentuk kehidupan.Karena air mengisi semua bagian dari tiap sel, air
merupakan medium tempat berlangsungnya transport nutrient, reaksi-reaksi
enzimatis metabolisme sel, dan transfer energi kimia (Lehninger, 1990).
Tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Air berperan penting sebagai
senyawa membawa zat makanan dan limbah metabolisme, sebagai media
pereaksi enzimatis, sebagai pelarut umum bagi komponen kimia dalam
system kehidupan makhluk hidup (Sudarmadji, 2003)
Terdapat empat sifat utama air, yang disebut sebagai sifat-sifat
koligatif, yang tergantung kepada senyawa terlarut, yakni titik beku, titik
didih, tekanan uap, dan tekanan osmosa. Pengaruh senyawa terlarut terhadap
sifat-sifat air mempunyai artibiologi penting (Sandjaja,2009).
2.2 Pengertian Air Limbah
Air limbah yaituair dari suatu daerah permukaan yang telah
dipergunakan untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang
untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat dan baik. Unsur-unsur dari suatu
system pengolaan air limbah yang modern dari : (Angnes, 2015)
1. Masing-masing sumberair limbah
2. Sarana pemrosesan setempat
3. Sarana pengumpul
4. Sarana penyaluran
5. Sarana pengolahan, dan
6. Sarana pembuanagan
Dan dua factor yang penting yang harus diperhatikan dalam system
pengolahan air limbah yaitu jumlah dan mutu
2.3 Ciri-ciri Air Limbah
Disamping kotoran yang biasanya terkandung dalam persediaan air
bersih air limbah mengandung tambahan kotoran akibat pemakaian untuk
keperluan rumah tangga,komersial dan industri. beberapa analisis yang
dipakai untuk penentuan ciri - ciri fisik,kimiawi, dan biologis dari kotoran
yang terdapat dari air limbah(Angnes, 2015).
2.2.1 Ciri-ciri Fisik
Ciri-ciri fisik utama air limbah adalah kandungan padat, warna,
bau, dansuhunya. Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak
terlarut atau bahan padat yangterapung serta senyawa - senyawa yang
larut dalam air. "andungan bahan padatterlarut ditentukan dengan
mengeringkan serta menimbang residu yang didapat dari pengeringan.
Warna adalah ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengkaji
kondisi umumair limbah.jika warnanya coklat muda, maka umur air
kurang dari 6 jam. Warna abu-abu muda sampai setengah tua
merupakan tanda bahwa air limbah sedangmengalami
pembusukanatau telah ada dalam sistem pengumpul untuk beberapa
lama.Bila warnanya abu-abu tua atau hitam, air limbah sudah
membusuk setelahmengalami pembusukan oleh bakteri dengan
kondisi anaerobic (Mukono, 2006).
Penentuan baumenjadi semakin penting bila masyarakat sangat
mempunyaikepentingan langsung atas terjadinya operasi yang baik
pada sarana pengolahan air limbah.&enyawa utama yang berbau
adalah hidrogen sulfida, senyawa- senyawa lainseperti indol skatol,
cadaverin dan mercaptan yang terbentuk pada kondisi anaerobik dan
menyebabkan bau yang sangat merangsang dari pada bau hidrogen
sulfida (Mukono, 2006).
Suhuair limbah biasanya lebih tinggi dari pada air bersih karena
adanyatambahan air hangat dari pemakaian perkotaan.&uhu air
limbah biasanya bervariasidari musim ke musim, dan juga tergantung
pada letak geografisnya (Mukono, 2006).
2.2.2 Ciri-ciri Kimia
Selain pengukuran BOD, COD dan TOC pengujian kimia yang
utama adalahyang bersangkutan dengan Amonia bebas, nitrogen
organik, nitrit, nitrat, fosfor organik dan gosfor anorganik.nitrogen dan
fosfor sangat penting karena keduanutrien ini telah sangat umum
diidentifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhangulma air.
Pengujian-pengujian lain seperti "lorida, sulfat, ph serta
alkalinitasdiperlukan untuk mengkaji dapat tidaknya air limbah yang
sudah diolah dipakaikembali serta untuk mengendalikan berbagai
proses pengolahan (Anita, 2005).
2.4 Jenis Air Limbah
Jenis yang pertama adalah air buangan dari sisa kegiatan rumah tangga
yang berasal dari pemukiman penduduk.Umumnya air limbah ini merupakan
gabungan darisisa kegiatan kamar mandi, sisa kegiatan dapur seperti
memasak dan mencuci piring, dan sampah cair.Pada umumnya air limbah
rumah tangga berbahan organik.
Kemudian yang kedua adalah air buangan dari industri. Air ini berasal
darikegiatan industri yang merupakan sisa dari proses produksi. Oleh karena
itu zat-zat yangterkandung didalamnya tergantung dari industri tersebut
sesuai bahan baku yang dipakai. Beberapa zat yang umum ditemukan dalam
air limbah industri adalah zat pelarut, logam berat, mineral, zat pewarna,
garam, lemak, amoniak, sulfida, nitrogen dan sebagainya (Angnes, 2015).
2.5 Chemical Oxygen Demand
COD adalah jumlah oksigen (mgO2) yang digunakan untuk
mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana
pengoksidasi K2CR2O7digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent)
(Arifin, 2007).
COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang
ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat digradasi
secara biologis, maupun yang sukar didegradasi. Bahan buangan organic
tersebut akan dioksidasi oleh kalium bikromat yang digunakan sebagai
sumber oksigen (oxidizing agent) menjad gas CO2 dan gas H2O serta
sejumlah ion krom (Arifin, 2007).
Prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu
kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel ( dengan volume
diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat,
kemudian dipanaskan selama beberapa waktu. Selanjutnya, kelebihan kalium
bikromat ditera dengan cara titrasi. Dengan demikian kalium nikromat yang
terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai
COD dapat ditentukan (Arifin, 2007).
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat
organic yang secara ilmiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis
dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air, namun tidak
semua zat-zat organic dalam air buangan maupun air permukaan dapat
dioksidasikan melalui test COD antara lain : (Arifin, 2007).
1. Zat organic yang dapat diuraikan seperti protein, glukosa
2. Senyawa-senyawa organik yang tidak dapat teruraikan seperti NO2, Fe2+,
S2, dan Mn3+
3. Homolog senyawa anomatik dan rantai hidrokarbon yang hanya dapat
dioksidasi oleh adanya katalisator AgSO4.
2.6 Metode Pengukuran COD
a. Metode Refluks Tertutup secara titrimetric dengan Pengoksidasi
K2Cr2O7 Untuk penetapan COD
Metode standar penentuan kebutuhan oksigen kimiawi atau
Chemical Oxygen Demand (COD) yang digunakan saat ini adalah
metode yang melibatkan penggunaan oksidator kuat kalium bikromat,
asam sulfat pekat, dan perak sulfat sebagai katalis. Senyawa organic dan
anorganik, terutama organic dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr 2O7-
2
.Dalam refluks tertutup menghasilkan Cr3+.Jumlah oksidan yang yang
dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 MG/L).Pada contoh
uji dengan nilai COD yang lebih tinggi, dilakukan pengenceran terlebih
dahulu sebelum pengujian.Selain itu dibutuhkan ampul dan tube tertentu
yang terukur volumenya tersedia di pasaran.Sampel yang telah direfluks
secara tertutup dapat langsung diukur menggunakan alat COD meter.
(Arifin, 2007).
b. Metode permanganometri untuk penetapan bilangan permanganate
Titrasi permanganometri adalah suatu proses redoks dimana garam
kalium permanganate (KMnO4) digunakan sebagai zat standar. Garam
KMnO4 tidak dapat diperoleh dalam keadaan murni, karena banyak
mengandung oksida-oksidanya (MnO dan MnO3) sehingga garam ini
tidak dapat digunakan sebagai zat standar primer (Arifin, 2007).
Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung pada analat
yang dapat dioksidasi seperti misalnya Fe2+, asam atau garam oksalat
yang dapat larut, dan sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak dapat
dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung (Arifin, 2007).
Titrasi dengan KMnO4 dapat berlangsung menurut 3 cara :
1. Dalam larutan asam menitrasi zat-zat secara langsung. Zat-zat yang
diselidiki dengan menggunakan KMnO4 yang bertindak sebagai
oksidator, sampai terjadi titi akhir titrasi ion MnO 4- akan tereduksi
dengan reaksi :
MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O
Untuk membentuk suasana asam dalam larutan digunakan
H2SO4encer, tetapi tidak dapat menggunakan HCl, karena HCl dapat
tereduksi menjadi Cl2+
2. Dalam suasana asam untuk menitrasi zat tidak langsung. Dilakukan
dengan menambahkan zat pereduksi berlebih atau setelah setelah proses
reduksi selesai, sisa zat pereduksi ditirasi kembali dengan KMnO4.
Penambahan warna ini oleh penambahan KMnO 4tidak permanen sebab
warna ini lama-kelamaan akan memudar ini disebabkan oleh reaksi
sebagai berikut :
2H2O + 2MnO4 + 3Mn2+ 5MnO2+ 4H+
3. Dalam suasana netral atau sedikit basa.
Ion MnO4-+ 4H+ + 3e- MnO2 + 2H2O
Zat yang ditirasi dengan cara ini adalah sianida, alcohol, gula dan
aldehid.
2.7 URAIAN BAHAN
1. Aquadest (Dirjen POM, 1979 : 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Rumus Molekul : H2O
Rumus Bangun : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Asam Sulfat (Dirjen POM, 1979 : 58)
Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama lain : Asam Sulfat
Rumus Molekul : H2SO4
Berat Molekul : 98,07
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak
berwarna, jika ditambahkan air menimbulkan
panas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pemberi suasana asam
3. Kalium Permanganat ( Dirjen POM, 1979 : 330 )
Nama resmi : KALII PERMANGANAS
Nama lain : Kalium permanganate
Rumus molekul : KMnO4
Berat Molekul : 162,5 gr/mol
Pemerian : Hablur mengkilap, ungu tua atau hamper hitam,
tidak berbau, rasa manis atau sepat.
Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air
mendidih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai titran.
4. Asam oksalat ( Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : ACIDUM OKSALAT
Nama latin : Asam Oksalat
RM / BM : (CO2H)2.2H20
Pemerian : Serbuk putih atau kuning gading
kelarutan : larut dalam air dan etanol
Kegunaan : Sebagai larutan blanko
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum Kimia Air dilaksanakan pada hari minggu 10
November 2019 Pukul 10.00 WITA sampai dengan selesai. Tempat
pelaksanaan praktikum Penentuan Kadar COD Dalam Air Limbah
dilaksanakan di laboratorium Kimia Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Bina Mandiri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan yaitu Pipet gondok, Erlenmeyer 250 ml,
Erlenmeyer tutup asah 250 ml, Buret 50 ml, Penangas air, Pipet tetes, Botol
semprot, dan Gelas ukur. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu Larutan
FAS, Fe(NH4)2. 6H2O, K2Cr2o7, H2SO4 Pekat, HgSO4 Dan Indikator Feroin
3.3 Pembuatan Larutan
3.3.1 Larutan KMNO4
1.Timbang KMNO4 3,93 gr
2. Kemudian dimasukan di gelas kimia
3. Setelah itu tambahkan aquadest sebanyak 100 ml samapi batas
miniskus
4. Kemudian dsimasukan kedalam labu takar dan homogenkan
3.3.2 Larutan Asam Oksalat
1.Timbang asam oksalat 9,92 gr
2. Kemudian dimasukan di gelas kimia
3. Setelah itu tambahkan aquadest sebanyak 25 ml samapi batas
miniskus
4. Kemudian dimasukan kedalam labu takar dan homogenkan
3.3.3 Larutan Asam Sulfat
1.Timbang asam sulfat 2,45 gr
2. Kemudian dimasukan di gelas kimia
3. Setelah itu tambahkan aquadest sebanyak 25 ml samapi batas
miniskus
4. Kemudian dimasukan kedalam labu takar dan homogenkan
3.4 prosedur
Adapun prosedur kerja pada Penentuan Kadar COD Dalam Air
Limbahyaitu :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Mengukur sampel sebanyak 45 ml dengan menggunakan gelas ukur
3. Tambahkan larutan asam sulfat 60 %
4. Kemudian tambahkan larutan KMNO4 sebanyak 2,5 ml
5. Masukan kedalam gelas Erlenmeyer yang berisi sampel dan asam sulfat
6. Didiamkan ditempat yang tertutup dan gelap dengan waktu 10%
7. Kemudian panaskan larutan tersebut pada hotplate hingga mendidih dan
berubah warna menjadi coklat
8. Tambahkan asam oksalat 0,05 N pada saat proses pemanasan
9. Setelah itu diangkat dan didinginkan
10. Kemudian titrasi menggunakan larutan KMNO4 0,05 N sehingga terjadi
perubhan warna merah muda
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil dari penentuan kadar cod pada air sumu, air danau, dan air
PDAM yakni:

No Sampel Kadar COD Standar Keterangan


COD
1. Air Sumur I 6,32 gr/L 100 mg/L Kelas 1
2. Air Sumur II 31,9 gr/L 100 mg/L Kelas 2
3. Air Sumur III 50,56 gr/L 100 mg/L Kelas 3
4. Air PDAM I 316 gr/L 100 mg/L Diatas batas normal
5. Air PDAM II 347,6 gr/L 100 mg/L Diatas batas normal
6. Air PDAM III 385,52 gr/ 100 mg/L Diatas batas normal
7. Air Danau I 158 gr/L 100 mg/L Kelas 4
8. Air Danau II 214,88 gr/L 100 mg/L Diatas batas normal
9. Air Danau III 284,4 gr/L 100 mg/L Diatas batas normal

4.2 Pembahasan
Chemical Oxygen Demand adalah kapasitas air untuk menggunakan
oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme aerob dalam menguraikan
senyawa organik terlarut. COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana
pengoksidasi atau digunakan sebagai sumber oksigen. Angka COD
merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis yang secara
alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan
mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.
Pada praktikum COD yang telah dilakukan langkah awal yang dilakukan
yaitu, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum,
setelah itu mengukur sampel sebanyak 25 ml dengan menggunakan gelas
ukur, dimana sampel yang digunakan yaitu air danau perintis, air PDAM dan
air sumur. Ketika ketiga sampel telah diukur, masukkan kedalam erlenmeyer
dengan menambahkan asam sulfat dan homogenkan, dimana asam sulfat
berfungsi untuk agar larutan tersebut dapat mempercepat reaksi pada senyawa
organik yang lambat reaksinya dan berfungsi sebagai penentu suasana asam.
kemudian ukur larutan KMNO4 0,1 M sebanyak 2,5 ml masukkan kedalam
erlenmeyer yang berisi sampel dan asam sulfat. Seperti yang diketahui bahwa
fungsi dari KMNO4 adalah untuk menentukan kandungan zat organik yang
mampu teroksidasi oleh kalium permanganat dalam suasan asam dan
pemanasan. Setelah itu diamkan larutan tersebut setelah terhomogenkan
dengan baik, diamkan ditempat atau diruangan tertutup dan gelap dengan
waktu 10 menit. Kemudian panaskan larutan tersebut pada hotplate hingga
mendidih dan berwarna coklat, tambahkan asam oksalat 0,05 N pada saat
proses pemanasan. Dimana guna penambahan asam oksalat 0,05 N yaitu
untuk mereduksi dengan larutan asam oksalat hingga larutan berubah warna
menjadi bening dari yang awalnya berwarna ungu pekat. Angkat dan
dinginkan, adapun fungsi pendinginan yaitu untuk memperoleh
kesetimbangan pada larutan. kemudian titrasi menggunakan KMNO4 0,05 N
hingga terjadi perubahan warna merah muda setelah terjadi perubahan warna
lakukan perlakuan yang sama sebanyak 3 kali.
Jadi setelah melakukan prakikum hasil yang telah didapat yaitu, terjadi
perubahan warna merah muda pada sampel air danau perintis, air PDAM, air
sumur. Dan hasil perhitungan COD dari air sungai yaitu rata-rata 219,093
gr/L kemudian hasil perhitungan COD air PDAM yaitu 349,70 gr/L dan hasil
perhitungan COD air sumur rata-ratanya yaitu, 29,50 gr/L.
Nilai COD yang tinggi mengakibatkan miskinnya kandungan oksigen
dalam badan air sehingga mengganggu ekosistem perairan. Untuk
mengatasinnya di perlukan suatu pengolahan limbah cair agar nantinya dapat
mengurangi konsentrasi limbah yang masuk kedalam badan air penerima.
Apabila kandungan COD melebihi baku mutu maka semakin rendah
kandungan oksigen dalam air. Rendahnya kandungan oksigen terlarut dalam
air berpengaruh buruk terhadap kehidupan hewan pada air danau dan
kehidupan akuatik. Dan jika tidak ada sama sekali oksigen yang terlarut
mengakibatkan munculnya kondisi anaerobic dengan bau busuk dan
permasalahan estetika. Derajat keasaman (pH) adalah ukuran untuk
menentukan sifat asam basa suatu perairan. Perubahan pH du suatu air sangat
berpengaruh terhadap proses fisika, kimia maupun biologi dari organisme
yang hidup di dalamnya. Nilai pH air di gunakan untuk mengekspresikan
kondisi keasaman (konsentrasi ion hidrogen) air limbah. Skala pH berkisar
antara 1-14.
DAFTAR PUSTAKA

Anita. Angnes. 2005. Perbedaan kadar BOD, COD, TSS, dan MPN Colifrom pada
air limbah, sebelum dan sesudah pengolahan Di Rsud nganjuk. Jurnal
kesehatan lingkungan. 2(1):97-110.
Arifin, 2007.Penentuan COD Dalam sampel Air.Universitas trisakti
Lahninger.1990. Dasar-dasar Biokimia. Jilid I. Erlangga : Jakarta.
Sandjaja, 2009.Kamus Gizi. Kompas Media Nusantara, Jakarta.
Sudarmadji, S.2003. Mikrobilogi pangan.PAU pangan dan gizi UGM,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai