Anda di halaman 1dari 12

PATRICK ANGEL & PARTNERS

Advocate and Legal Consultant


One Pacific Place 16th-20th Floor, Sudirman Central Business District (SCBD) Kav 52-53,
Jalan Jenderal Sudirman, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12190, Indonesia
Website : rpm.co.id Email : contact@rpm.co.id Telp : 021 – 7654636 Fax: 021 – 7654626

EKSEPSI/KEBERATAN

PERKARA PIDANA NO. 100/Pid.Sus/2019/PN.SMG.

PADA PENGADILAN NEGERI SEM*ARANG

LEX NEMINI OPERATUR INIQUUM, NEMININI FACIT INJURIAN

Hukum tidak memberikan ketidakadilan kepada siapapun dan tidak melakukan


kesalahan kepada siapapun.

*
PATRICK ANGEL & PARTNERS
Advocate and Legal Consultant
One Pacific Place 16th-20th Floor, Sudirman Central Business District (SCBD) Kav 52-53,
Jalan Jenderal Sudirman, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12190, Indonesia
Website : rpm.co.id Email : contact@rpm.co.id Telp : 021 – 7654636 Fax: 021 – 7654626

IDENTITAS TERDAKWA

Majelis Hakim yang kami muliakan

Jaksa Penuntut Umum

Serta peserta sidang sekalian,

Dalam persidangan yang mulia ini, telah dihadapkan Terdakwa selaku Klien Kami, bernama :

Nama : MELISA AMBARITA

Tempat lahir : Pematang Siantar

Umur/ tgl lahir : 49 Tahun/ 5 November 1968


Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jl. Loncat Indah A.77, Semarang, Jawa Tengah.
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : Strata-1

Dalam hal ini Terdakwa didampingi oleh Patrick Hamonangan Pardede, S.H., M.H., dan
Angelia Asyhira, S.H., M.H., berkantor pada Law Firm Patrick Angel & Partners : One Pacific Place
9th & 16th-20th Floor, Sudirman Central Business District (SCBD) Kav 52-53, Jalan Jenderal
Sudirman, Kebayoran Baru,Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12190, Indonesia, selaku Penasihat
Hukum Terdakwa, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Bermaterai, tertanggal 4 Februari 2019.

PENDAHULUAN

Majelis Hakim yang kami muliakan

Jaksa Penuntut Umum


PATRICK ANGEL & PARTNERS
Advocate and Legal Consultant
One Pacific Place 16th-20th Floor, Sudirman Central Business District (SCBD) Kav 52-53,
Jalan Jenderal Sudirman, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12190, Indonesia
Website : rpm.co.id Email : contact@rpm.co.id Telp : 021 – 7654636 Fax: 021 – 7654626

Serta peserta sidang sekalian

Pertama-tama izinkanlah kami mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan
kepada kami untuk membacakan Nota Keberatan ini di hadapan sidang. Kami sebagai Penasehat
Hukum Terdakwa atas Surat Kuasa Khusus tertanggal 16 April 2019, pada saat ini bertindak
untuk dan atas nama MELISA AMBARITA yang dalam hal ini dihadapkan sebagai Terdakwa.
Kami disini berdiri sebagai Penasehat Hukum Terdakwa yang menerima kuasa dari Terdakwa,
sadar betul akan kapasitas kami, yakni guna mencari kebenaran materil agar hukum dapat
ditegakkan dan keadilan dapat dirasakan semua pihak.

Setelah menerima Surat Dakwaan dari Penuntut Umum, perkenankanlah kami untuk
mengajukan keberatan atas Surat Dakwaan Penuntut Umum yang telah disampaikan pada
persidangan pada hari ini tanggal 02 Mei 2019

Untuk lebih memudahkan pemahaman maka kami, Penasehat Hukum Terdakwa,


membagi nota keberatan ini menjadi beberapa bagian, yaitu :

Pendahuluan
Dakwaan
Alasan Keberatan
Permohonan

Majelis Hakim yang kami muliakan


Jaksa Penuntut Umum
Serta peserta sidang sekalian,

Perlu kami tegaskan juga bahwa nota keberatan ini kami buat bukan dengan maksud
mencari-cari kesalahan dalam penyusunan Surat Dakwaan, melainkan demi suatu kepastian
hukum sehingga terpenuhinya keadilan yang menjadi Hak Asasi Manusia yang dilinidungi oleh
ketentuan perundang-undangan, baik nasional maupun internasional, sebagaimana tercantum
PATRICK ANGEL & PARTNERS
Advocate and Legal Consultant
One Pacific Place 16th-20th Floor, Sudirman Central Business District (SCBD) Kav 52-53,
Jalan Jenderal Sudirman, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12190, Indonesia
Website : rpm.co.id Email : contact@rpm.co.id Telp : 021 – 7654636 Fax: 021 – 7654626

dalam Pasal 7 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Pasal 14 ayat (3) butir b Konvenan
Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik yang diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2005 tentang pengesahan Konvenan Internasional tentang Pengesahan Konvenan
Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28D ayat (1)
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 7 dan Pasal 8 TAP MPR No. XVII Tahun 1998 Tentang Hak
Asasi Manusia.

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut, Terdakwa berhak atas suatu kedudukan dan
perlindungan yang sama di hadapan hukum tanpa adanya diskriminasi dan juga berhak atas
proses pemeriksaaan dan peradilan yang obyektif, adil, dan jujur dalam kedudukannya sebagai
Terdakwa di dalam proses peradilan ini dengan tujuan untuk memperoleh putusan yang seadil-
adilnya.

Setelah mempelajari secara seksama dan secara terperinci Surat Dakwaan Penuntut Umum,
maka selanjutnya kami selaku Penasehat Hukum, mengajukan Nota Keberatan terkait dengan
Surat Dakwaan tersebut, di mana Nota Keberatan ini merupakan suatu hak yang dimiliki oleh
Klien kami MELISA AMBARITA yang berdasarkan ketentuan yang tercantum di dalam Pasal
156 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang menyatakan bahwa :

“Dalam hal terdakwa atau penasehat hukum mengajukan keberatan bahwa pengadilan tidak
berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus
dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan kepada Penuntut Umum untuk menyatakan
pendapatnya, hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil
keputusan.”

Majelis Hakim yang kami muliakan


Jaksa Penuntut Umum
Serta peserta sidang sekalian,

Sebelum melanjutkan ke tahap persidangan berikutnya, maka kami memohon kepada


Majelis Hakim dan mengajak Penuntut Umum untuk menelaah terlebih dahulu mengenani
apakah dakwaan yang didakwakan oeh Penuntut Umum telah memenuhi asas-asas dan ketentuan-
ketentuan hukum untuk menghadirkan MELISA AMBARITA sebagai Terdakwa, sekaligus
menjadi dasar satu-satunya dan juga pedoman untuk memeriksa di dalam persidangan, apakah
PATRICK ANGEL & PARTNERS
Advocate and Legal Consultant
One Pacific Place 16th-20th Floor, Sudirman Central Business District (SCBD) Kav 52-53,
Jalan Jenderal Sudirman, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12190, Indonesia
Website : rpm.co.id Email : contact@rpm.co.id Telp : 021 – 7654636 Fax: 021 – 7654626

Terdakwa telah melakukan tindak pidana sesuai dengan yang telah diuraikan di dalam Surat
Dakwaan, di mana Majelis Hakim akan memutuskan dalam batas-batas dalam Surat Dakwaan itu
saja. Hal ini didasarkan pada fungsi dari dakwaan itu sendiri. Menurut M. Yahya Harahap, surat
dakwaan merupakan dasar penting hukum acara pidana karena berdasarkan hal yang dimuat
dalam surat itu, hakim akan memeriksa perkara itu.

Penyusunan Surat Dakwaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Pasal 143
ayat (2) KUHAP merupakan dasar penting hukum acara pidana karena berdasarkan hal yang
dimuat dalam surat itu, hakim akan memeriksa perkara itu. Penyusunan Surat Dakwaan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Pasal 143 ayat (2) KUHAP, yaitu :

“Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi :

a. Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, janiskelamin, kebangsaan, tempat
tinggal, agama dan pekerjaan tersangka;
b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan
dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.”

Disamping itu, berdasarkan Surat Edaran Kejaksaan Agung Republik Indonesia Nomor B-
607/E/11/1993 tentang Pembuatan Surat Dakwaan, maka yang dimaksud dengan cermat, jelas,
dan lengkap adalah :
a. Cermat, Uraian yang didasarkan kepada ketentuan pidana terkait, tanpa adanya
kekurangan/kekeliruan yang menyebabkan Surat Dakwaan batal demi hukum atau
dapat dibatalkan atau dinyatakan dapat diterima ( niet onvanklijk verklaard ). Dalam
hal ini dituntut sikap yang korek terhadap keseluruhan mated Surat Dakwaan.
b. Jelas, Uraian yang jelas dan mudah dimengerti dengan cara menyusun redaksi yang
mempertemukan fakta-fakta perbuatan terdakwa dengan unsur-unsur Tindak Pidana
yang didakwakan, sehingga terdakwa yang mendengar atau membacanya akan
mengerti dan mendapatkan gambaran tentang, siapa yang melakukan tindak pidana,
tindak pidana yang dilakukan, kapan dan dimana Tindak Pidana tersebut dilakukan,
apa akibat yang ditimbulkan dan mengapa terdakwa melakukan Tindak Pidana itu.
Uraian komponen-komponen tersebut disusun secara sistematik dan kronologis
dengan bahasa yang sederhana.
PATRICK ANGEL & PARTNERS
Advocate and Legal Consultant
One Pacific Place 16th-20th Floor, Sudirman Central Business District (SCBD) Kav 52-53,
Jalan Jenderal Sudirman, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12190, Indonesia
Website : rpm.co.id Email : contact@rpm.co.id Telp : 021 – 7654636 Fax: 021 – 7654626

c. Lengkap, Uraian yang bulat dan utuh yang mampu menggaambarkan unsur-unsur
Tindak Pidana yang didakwakan beserta waktu dan tempat Tindak Pidana itu
dilakukan.
Menysun uraian secara cermat, jelas dan lengkap tersebut dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
 Dirumuskan terlebih dahulu unsur-unsur Tindak Pidana yang didakwakan
yang kemudian disusul dengan uraian fakta-fakta perbuatan terdakwa yang
memenuhi unsur-unsur Tindak Pidana tersebut; atau
 Dirumuskan unsur-unsur Tindak Pidana dan fakta-fakta perbuatan secara
lansung dan bertautan satu sama lain sehingga tergambar bahwa semua unsur
Tindak Pidana tersebut terpenuhi oleh fakta perbuatan terdakwa. Uraian dalam
bentuk kedua ini paling lazim dilakukan.
Berdasarkan uraian singkat dari pengertian dakwaan di atas, maka dapat dikatakan bahwa
dakwaan mempunyai peran penting dalam peradilan perkara pidana, yakni sebagai dasar dari
proses pemeriksaan sesuai dengan apa yang telah didakwakan. Dalam proses peradilan, seorang
terdakwa dapat dinyatakan bersalah apabila telah terpenuhinya seluruh unsur yang didakwakan di
dalam dakwaan untuk kemudian terdakwa tersebut dapat dijatuhi pidana. Dakwaan haruslah
menjelaskan secara lengkap dan sejelas-jelasnya mengenai kesalahan yang dianggap oleh
Penuntut Umum dilakukan oleh terdakwa sehingga kemudian dari kesalahan tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa ia memang memenuhi unsur secara keseluruhan untuk didakwakan atas
suatu tindak pidana. Itulah mengapa Surat Dakwaan harus dibuat dengan sejelas dan selengkap
mungkin karena ambiguitas dan/atau perbedaan pendapat yang di dalamnya akan membuat batas-
batas yang menjadi dasar pedoman bagi hakim untuk memeriksa dan mengadili perkara ini
menjadi kabur sehingga akan menghilangkan keseimbangan proses penegakan hukum yang
penuh keadilan dan kejujuran.

Dalam hal ini, Penuntut Umum selaku penyusun dakwaan haruslah mengetahui benar
kronologi peristiwa yang menjadi fakta dan dasar disusunnya Surat Dakwaan. Oleh karena itu,
kami harap Majelis Hakim dapat menelaah Surat Dakwaan yang telah diajukan oeh Penuntut
Umum dengan penuh kebijaksanaan dan pikiran jernih demi menjunjung tinggi keadilan.
PATRICK ANGEL & PARTNERS
Advocate and Legal Consultant
One Pacific Place 16th-20th Floor, Sudirman Central Business District (SCBD) Kav 52-53,
Jalan Jenderal Sudirman, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12190, Indonesia
Website : rpm.co.id Email : contact@rpm.co.id Telp : 021 – 7654636 Fax: 021 – 7654626

ALASAN KEBERATAN
Berdasarkan Surat Dakwaan Penuntut yang disusun oleh Penuntut Umum, ada beberapa hal
yang perlu ditanggapi secara seksama mengingat di dalam Surat Dakwaan tersebut terdapat
berbagai kejanggalan dan ketidakjelasan yang menyebabkan kami mengajukan keberatan.
Adapun keberatan kami terhadap pemeriksaan perkara ini pada pokoknya adalah sebagai berikut :

I. TIDAK BERWENANGNYA PENGADILAN SEMARANG DALAM


MENGADILI PERKARA.
Bahwa Klien kami MELISA AMBARITA didakwa dalam surat
dakwaaan dengan nomor register xxxxxxxxxxx yang menyatakan bahwa
Pengadilan Negeri Kota Semarang yang berwenang memeriksa, mengadili,
dan memutus perkara dengan no register perkara xxxxxxx, namun berdasarkan
uraian perkara serta fakta yang di uraikan dalam surat dakwaan yang dibuat
oleh jaksa penuntut umum, maka yang seharusnya mempunyai kewenangan
relatif untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tersebut adalah
Pengadilan Negeri Ungaran yang mempunyai daerah hukum di Kabupaten
Semarang.
Bahwa hal tersebut dapat dilihat dari objek perkara yaitu tanah yang
dalam dakwaannya saudara jaksa penuntut umum mendakwa klien kami
MELISA AMBARITA melakukan penyerobotan tanah, lokasinya terletak di
Desa Semayang, Kota Ungaran yang terletak di Kabupaten Semarang yang
merupakan daerah hukum Pengadilan Negeri Ungaran.
Bahwa sebagian besar rangkaian perbuatan serta domisili dari saksi
yang terlibat dari proses pembuatan letter c serta penerbitan Sertfikat Hak
Milik (SHM) yang di jelaskan dalam surat dakwaan bertempat di Kota
Ungaran, Kabupaten Semarang.
Bahwa berdasarkan fakta fakta serta uraian yang sudah disebutkan
jelas bahwa Pengadilan Negeri Semarang bukanlah pengadilan yang
mempunyai kewenangan relatif sesuai dengan pasal 84, melainkan Pengadilan
Negeri Ungaran. Oleh karena hal tersebut maka Surat dakwaan HARUS
DIBATALKAN sesuai dengan pasal 156 ayat (1) KUHAP.
PATRICK ANGEL & PARTNERS
Advocate and Legal Consultant
One Pacific Place 16th-20th Floor, Sudirman Central Business District (SCBD) Kav 52-53,
Jalan Jenderal Sudirman, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12190, Indonesia
Website : rpm.co.id Email : contact@rpm.co.id Telp : 021 – 7654636 Fax: 021 – 7654626

II. SURAT DAKWAAN OBSCUUR LIBELL (tidak cermat, tidak jelas, tidak
lengkap) 

Majelis Hakim yang Kami Muliakan,


Jaksa Penuntut Umum,
Serta Peserta Sidang Sekalian,
 
Didalam Pasal 143 ayat 2 huruf b KUHAP, memang tidak ditemukan
penjelasan CERMAT, JELAS dan LENGKAP, tetapi berdasarkan literatur dari
pendapat para ahli yang telah diikuti dalam praktek pengadilan, serta
Yurisprudensi Mahkamah Agung, diperoleh pengertian sebagai berikut:

Pengertian “Cermat”

Cermat adalah ketelitian dalam merumuskan Surat Dakwaan, sehingga


tidak terdapat adanya kekurangan atau kekeliruan yang dapat mengakibatkan tidak
dapat dibuktikannya Dakwaan itu sendiri.

Pengertian “Jelas”

Yang dimaksud dengan jelas adalah kejelasan mengenai rumusan unsur-


unsur dari dalil yang didakwakan, sekaligus dipadukan dengan uraian perbuatan
materil fakta perbuatan yang dilakukan Terdakwa dalam suatu Dakwaan.

Pengertian “Lengkap”

Adalah uraian dari suatu Surat Dakwaan yang mencakup semua unsur dalil
yang dimaksud, yang dipadukan dengan uraian mengenai keadaan, serta peristiwa
dalam hubungannya dengan perbuatan materil yang didakwakan sebagai telah
dilakukan Terdakwa.

Bahwa mengenai pengertian cermat, jelas dan lengkap seperti tersebut


diatas, kami mohon mengutip Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor: 808
K/Pid/1984:
PATRICK ANGEL & PARTNERS
Advocate and Legal Consultant
One Pacific Place 16th-20th Floor, Sudirman Central Business District (SCBD) Kav 52-53,
Jalan Jenderal Sudirman, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12190, Indonesia
Website : rpm.co.id Email : contact@rpm.co.id Telp : 021 – 7654636 Fax: 021 – 7654626

“DAKWAAN TIDAK CERMAT, JELAS DAN LENGKAP SEHINGGA


HARUS DINYATAKAN BATAL DEMI HUKUM.”

Jadi, apa yang harus diuraikan secara cermat, jelas dan lengkap dalam
Surat Dakwaan adalah mengenai:

1.    Rumusan dan unsur-unsur delik atau tindak pidana yang didakwakan, sesuai
dengan ketentuan undang-undang, dan;

2.    Rumusan perbuatan materil atau fakta mengenai perbuatan yang dilakukan oleh
Terdakwa yang keseluruhannya dapat mengisi secara tepat dan benar semua
unsur
dan delik yang ditentukan dalam pasal undang-undang yang didakwakan tersebut.

Bahwa setelah kami mempelajari dengan cermat, teliti dan seksama


Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut diatas dihubungkan dengan Pasal 143
ayat 2 huruf b dan ayat 3 KUHAP, maka kami Tim Penasehat Hukum berpendapat
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut telah disusun secara tidak cermat, tidak
jelas dan tidak lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan, sehingga
mengakibatkan Dakwaan tersebut batal demi hukum.

Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI, Dakwaan yang tidak


jelas, tidak cermat dan tidak lengkap, harus dinyatakan BATAL DEMI HUKUM,
tidak dapat diterima atau ditolak.

VIDE :

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor: 808 K/Pid/1984:


“Dakwaan tidak cermat, jelas dan lengkap sehingga harus dinyatakan batal demi
hukum.”
 
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor: 492 K/Kr/1981 yang
menyatakan bahwa:
“Pengadilan Tinggi telah tepat dengan mempertimbangkan, bahwa samar-
samar/kabur harus dinyatakan batal demi hukum.”
 
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor: 33 K/Mil/1985 tanggal 15
Februari 1986 yang menyatakan bahwa:
“Karena Surat Dakwaan tidak dirumuskan secara lengkap dan tidak secara
cermat, Dakwaan dinyatakan batal demi hukum.”

 
Majelis Hakim yang Kami Muliakan,
PATRICK ANGEL & PARTNERS
Advocate and Legal Consultant
One Pacific Place 16th-20th Floor, Sudirman Central Business District (SCBD) Kav 52-53,
Jalan Jenderal Sudirman, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12190, Indonesia
Website : rpm.co.id Email : contact@rpm.co.id Telp : 021 – 7654636 Fax: 021 – 7654626

Jaksa Penuntut Umum,


Serta Peserta Sidang Sekalian,
 
Bahwa setelah kami membaca serta menelaah dengan seksama Surat Dakwaan yang
dibuat oleh Saudara Penuntut Umum pada tanggal 17 April 2019, dan yang dibacakan pada
sidang Pengadilan Negeri Semarang dengan nomor register
perkara 100/Pid.Sus/2019/PN.SMG pada tanggal 2 Mei 2019 yang melibatkan Klien
kami MELISA AMBARITA. Kami menemukan beberapa kejanggalan yang terjadi pada
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, yang membuat kami tim Penasehat Hukum menjadi sangat ragu
atas Dakwaan tersebut. Maka bersama ini, kami sampaikan bahwa Dakwaan Jaksa Penuntut
Umum adalah sangat tidak cermat, tidak jelas, dan tidak lengkap (Obscuur Libel).  Dengan alasan
-alasan sebagai berikut:
 
 
A. UNSUR UNSUR DELIK DI DALAM SURAT DAKWAAN TIDAK DIURAIKAN
SECARA KOMPREHENSIF.
 
Dalam Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum dengan PDS-
100/KJN.SEMAR/Ft.2/02/2019 tertanggal 17 April 2019, Bahwa unsur-unsur delik dalam
Surat Dakwaan Tidak diuraikan secara komprehensif. Surat Dakwaan Jaksa Penuntut
Umum tidak menguraikan unsur-unsur dari pasal per pasal melainkan hanya menguraikan
kronologisnya saja.
 
Cara berpikir Saudara Jaksa/Penuntut Umum seperti tersebut diatas dari soal
penguraian fakta dan unsur delik tindak pidana terdapat sikap yang ragu-ragu, sikap yang
tidak pasti, maka penguraian fakta dan unsur delik seperti cara berpikirnya Saudara
Jaksa/Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya tersebut, termasuk tidak memenuhi
syarat uraian jelas yang mengakibatkan dakwaan penuntut umum menjadi kabur. Oleh
karena itu dapat menjadi alasan Majelis Hakim untuk membatalkan demi hukum Surat
Dakwaan Saudara Jaksa/Penuntut Umum tersebut. Oleh karena itu, Surat Dakwaan dari
Jaksa Penuntut Umum HARUS DIBATALKAN karena tidak sesuai dengan Pasal 143
ayat (2) huruf b Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
 
Cara berpikir Saudara Jaksa/Penuntut Umum seperti tersebut diatas dari soal
penguraian fakta dan unsur delik tindak pidana terdapat sikap yang ragu-ragu, sikap yang
tidak pasti, maka penguraian fakta dan unsur delik seperti cara berpikirnya Saudara
Jaksa/Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya tersebut, termasuk tidak memenuhi
syarat uraian jelas yang mengakibatkan dakwaan penuntut umum menjadi kabur. Oleh
karena itu dapat menjadi alasan Majelis Hakim untuk MEMBATALKAN DEMI
HUKUM Surat Dakwaan Saudara Jaksa/Penuntut Umum tersebut. 
PATRICK ANGEL & PARTNERS
Advocate and Legal Consultant
One Pacific Place 16th-20th Floor, Sudirman Central Business District (SCBD) Kav 52-53,
Jalan Jenderal Sudirman, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12190, Indonesia
Website : rpm.co.id Email : contact@rpm.co.id Telp : 021 – 7654636 Fax: 021 – 7654626

B. SURAT DAKWAAN ERROR IN PERSONA

Kami selaku tim Penasehat Hukum dari Klien kami MELISA AMBARITA telah
membaca dan menelaah surat dakwaan dengan No xxxxx dari Penuntut Umum dan
menemukan sebuah fakta bahwa dari dakwaan penuntut umum tidak menguraikan
perbuatan Klien kami MELISA AMBARITA secara jelas melainkan lebih
menggambarkan niat serta mens rea dari JEREMIA EZRA. Dalam hal ini Klien kami
hanya menjadi alat dan menjalankan tugas yang diberikan dari atasan tanpa ada niat untuk
melakukan perbuatan seperti yang didakwaaankan oleh Saudara Penuntut Umum tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut maka Surat dakwaan penuntut umum harus BATAL DEMI
HUKUM.

PERMOHONAN
 
Majelis Hakim yang kami muliakan
Jaksa Penuntut Umum
Serta peserta sidang sekalian
 
Perlu kami sampaikan pada bagian penutup ini, bahwa segala keberatan kami di atas
semuanya adalah tentang formalitas Surat Dakwaan dan sama sekali tidak membahas “pokok
perkara”. Sehingga, mohon dengan hormat agar Penuntut Umum, tidak menghindar dari
kewajibannya untuk menanggapi dengan hanya memberikan jawaban klasik seperti “Eksepsi
Penasehat Hukum telah memasuki pokok perkara”.
 
Selanjutnya kami memohon kepada Majelis Hakim untuk menjatuhkan putusan sela
dengan amar putusan :
 
1.    Menerima dan mengabulkan nota keberatan Penasehat Hukum Para Terdakwa;
2.    Menyatakan Surat Dakwaan batal demi hukum atau setidak-
tidaknya tidak dapat diterima;
3.    Membebaskan Terdakwa Pengurus dari segala dakwaan;
4.    Melepaskan Terdakwa Pengurus dari tahanan; dan
5.    Membebankan biaya perkara kepada Negara
 

 Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.
 
EX AQUO ET BONO
PATRICK ANGEL & PARTNERS
Advocate and Legal Consultant
One Pacific Place 16th-20th Floor, Sudirman Central Business District (SCBD) Kav 52-53,
Jalan Jenderal Sudirman, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12190, Indonesia
Website : rpm.co.id Email : contact@rpm.co.id Telp : 021 – 7654636 Fax: 021 – 7654626

Demikian Nota Keberatan atau eksepsi kami, atas perhatian dan terkabulnya permohonan
di atas, kami ucapkan terima kasih.

Semarang,18 Februari 2019

Atas nama Penasehat Hukum


MELISA AMBARITA

PATRICK HAMONANGAN
PARDEDE, S.H., M.H.
ANGELIA ASYHIRA, S.H.,M.H

Anda mungkin juga menyukai