M.MARIO HIKMAT.A
K111 12 116
DEPARTEMEN EPIDEMIOLOGI
FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS
HASANUDDIN
2018
RINGKASAN
Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Epidemiologi
M.Mario Hikmat.A Makassar, April 2018
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis
Tahun 2018” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas
skripsi ini dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa penulisan ini
tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
dan Ibunda tercinta Hj. Nur Hikmah atas segala kasih sayang, kesabaran
selama ini. Salam sayang untuk adik-adikku, semoga kalian bisa menjadi generasi
yang senantiasa mengasihi kepada sesama. Terima kasih tak terhingga kepada
keluarga besarku dukungan, kakek, nenek, om, tante, paman semangat dan doa
iv
restu kalian menambah energi untuk menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan
dosen penguji saya. Selanjutnya saya ucapkan terima kasih juga kepada Dr. Ida
Leida M. Thaha, SKM, M.KM, M.ScPh selaku pembimbing I dan Indra Dwinata,
SKM, MPH selaku pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan penuh
Dengan segala hormat tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. DR, Dr, H. Muh Syafar, MS dan Bapak Muhammad Yusran
Amir, SKM, MPH sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan
2. Bapak Prof. Dr. drg. H. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes selaku dekan FKM
laboratorium dan semua petugas kebersihan FKM Unhas atas kerja sama dan
3. Bapak/ibu Dosen FKM Unhas yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang
4. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Epidemiologi FKM Unhas beserta staff yang telah
v
5. Teman-teman angkatan 2012 (DEMENTOR), Keluarga Mahasiswa FKM
UNHAS yang saya cintai, Senior dan Junior yang telah memberikan banyak
8. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun
materil hingga skripsi ini dapat diselesaikan, semoga Allah SWT senantiasa
Penulis menyadari bahwa apa yang penulis paparkan dalam skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu besar harapan penulis kepada
pembaca atas kontribusinya baik berupa saran dan kritik yang sifatnya
M.Mario Hikmat.A
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
RINGKASAN.......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................7
C. Tujuan........................................................................................................8
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................9
B. Pengetahuan...............................................................................................25
C. Sikap..........................................................................................................26
D. Lingkungan Sekolah..................................................................................27
F. Kondisi Keluarga.......................................................................................33
H. Kerangka Teori..........................................................................................39
BAB III KERANGKA KONSEP
B. Kerangka Konsep......................................................................................46
A. Jenis Penelitian..........................................................................................50
E. Pengolahan Data........................................................................................54
F. Analisis Data.............................................................................................56
G. Penyajian Data...........................................................................................56
B. Hasil Penelitian..........................................................................................59
C. Pembahasan...............................................................................................72
A. Kesimpulan................................................................................................90
B. Saran..........................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
di Sekolah SMAN se-Kota Makassar Tahun 2018
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 : Persuratan
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jawab semua kalangan, karena narkoba tidak akan bisa diatasi penyebaran dan
usia, jenis kelamin, dan strata sosial. Kasus-kasus tersebut bisa kita amati dari
penyalahgunaan narkoba.
lebih 220 juta orang di seluruh dunia telah menggunakan narkoba, dari jumlah
orang tersebut 1,5% atau sekitar 3,2 juta orang berada di Indonesia. Sementara
berdasarkan estimasi dari United Nation On Drugs and Crime (UNODC) tahun
narkob a pada tahun 2013. Sebelumnya pada 2008, masih menurut UNODC,
1
2
menjadi permasalahan dunia yang tidak mengenal batas wilayah dan negara
serta telah menjadi masalah global yang mengancam hampir semua sendi
yang dapat ditinjau dari segala aspek seperti medis, sosial, hukum, ekonomi
serta keamanan. Bahkan bila tidak ada pencegahan yang efektif dan
kasus narkotika berdasarkan kelompok umur pada 2015 yakni anak usia
sekolah dan remaja di bawah 19 tahun berjumlah 2.186 atau 4,4 persen dari
total tersangka. Penyalahgunaan narkoba ini jika kita amati seperti fenomena
gunung es, yang muncul dipermukaan hanya sedikit, tetapi kenyataanya jumlah
2016 ada sekitar 4,2 juta orang pengguna narkoba di Indonesia. Sekitar 70
Jakarta yang jumlahnya sekitar 10 persen dari total pemakai di Indonesia atau
sekitar 491 ribu orang, setara 7 persen dari total penduduk Jakarta.
Dari jumlah data tersebut, jumlah pengguna narkoba yang direhabilitasi
baru sebanyak 18 ribu orang dari 4,2 juta pengguna di Indonesia. BNN dengan
pada tahun 2009 sampai tahun 2012, kasus penyalahgunaan narkoba di kota
Makassar masih menjadi persoalan yang serius untuk ditangani. Hal ini bisa
dilihat pada tahun 2009 tercatat sebanyak 106 kasus narkoba, jumlah ini
meningkat pada tahun 2010 yaitu sebanyak 169 kasus, tahun 2011 sebanyak
234 kasus dan pada tahun 2012 terdapat 251 kasus. Iswanti, et al (2007)
antara 13-21 tahun (97%) dan jika dilihat dari karakteristik pelaku, mayoritas
(BNN) Sulsel, Brigjend Pol, Andi Taqdir Tiro menyebutkan ada 130.800 jiwa
Beliau menambahkan bahwa pada tahun 2018 pelaku Narkoba kita akan di
yang komplek yang dapat menghancurkan generasi muda. Sampai saat ini
masih sedikit masyarakat yang sadar dan tahu tentang bahaya penyalahgunaan
narkoba. Penyalahgunaan narkoba bisa mengakibatkan kecanduan dan
mengakibatkan ganguan secara klinis atau fungsi sosial. Oleh karena itu,
2010).
dan bisa diberikan hukuman atas perlakuan itu, penyalahgunaan narkoba juga
populasi yang paling rentan terjerumus dalam perilaku buruk tersebut. Menurut
10-24 tahun. Yang dalam konteks Indonesia, usia tersebut merupakan populasi
Jiwa Prof. Dr. HB Sa’anin Padang yang dilakukan oleh Jaji pada tahun 2012,
penyalahgunaan narkoba.
orang yang kondisi keluarganya baik-baik saja. Untuk faktor Teman sebaya,
terpengaruh teman sebayanya yang menggunakan narkoba. Hal ini jika tidak
narkoba beralih ke sekitaran jalan Tupai dan kemudian beralih lagi ke jalan
(www.sulsel.pojoksatu.id).
bukan main, negara ini akan melemah dari segi pembangunan manusia dan
pencerdasan sosial budaya. Sebab, para pelajar inilah yang nantinya akan
menjadi tulang punggung negara. Jika para pelajarnya rapuh, maka masa depan
memil iki sistem manajemen sekolah yang baik. Namun, sebaik apapun sistem
yang di jalankan, pengaruh dari luar sekolah menjadi variabel yang tak bisa
7
ini pula yang melatar belakangi saya untuk melakukan penelitian terkait risiko
B. Rumusan Masalah
dikemukakan adalah:
A se-Kota Makassar?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
penelitian berikutnya.
2. Manfaat Institusi
Menjadi salah satu sumber informasi yang penting bagi Dinas Kesehatan
penyalahgunaan narkoba.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Narkoba
atau bisa disebut juga NAPZA, singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan
bahan atau Zat Adiktif. Kata obat disini menimbulkan kebingungan, bila
obat dikatakan berbahaya atau terlarang istilah ini tidak tepat karena
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
1997).
10
11
Narkotika punya efek yang bisa mempengaruhi panca indra naik dan
turun, orang yang menggunakannya bisa tertidur, berarti orang itu dalam
keadaan fly (tidak sadar), tapi bisa juga orang itu dalam keadaan terbangun
2. Jenis Narkoba
a. Narkotika golongan I
2) Opium mentah, yaitu getah yang membeku sendiri dan diperoleh dari
morfinnya.
6) Tanaman ganja, semua genus cannabis dari tanaman ini termasuk biji,
b. Narkotika golongan II
pengobatan atau terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
nyeri yang sangat seperti pada penderita kanker, pasien operasi, dan
dengan morfina.
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi yang ringan dalam
adalah :
1) Kodein, terdapat dalam opium atau candu atau sintesis dari morfin
3. Jenis Psikotropika
a. Psikotropika golongan I
cokelat dan putih dan kapsul warna merah muda, kuning dan bening.
tekanan darah dan detak jantung serta suhu badan meningkat, mata
berair, kelebihan tenaga, dan kehilangan nafsu makan. Sebagian
tertekan, panik, bingung dan tidak bisa tidur. Pemakaian yang over
2) Ubas atau nama lainnya adalah Shabu-shabu. Zat ini termasuk metil
seperti vetsin, kristal putih yang mudah larut dalam air. Asalnya
detak jantung dan tekanan darah, mulut kering dan selalu berkeringat.
3) Psilobina dan psilosina, bahan ini mudah didapat dari sejenis jamur
4) LSD atau Lisergic Acid Dietilamine yang berasal dari sejenis jamur
ergot yang tumbuh pada gandum putih dan gandum hitam. Jenis ini
mempunyai halusinogen yang sangat kuat, menimbulkan gangguan
pengguna.
dan psikis.
b. Psikotropika golongan II
banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk maksud ilmu pengetahuan
terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan, akan tetapi mempunyai potensi
d. Psikotropika golongan IV
4. Zat Adiktif
b. Inhalansia/solven, yaitu gas atau zat yang mudah menguap yang terdapat
d. Kafein, pada kopi, minuman penambah energy dan obat sakit kepala
tertentu.
negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi kesehatan
tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umum dan bebes oleh masyarakat.
Oleh karena itu obat dan narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan
6) Penyakit neurologis
otak seperti stroke, dan kerusakan otak secara meluas yang dapat
9) Penyakit kanker
otot dan tulang, hilang ingatan, diare, keringat dingin, dan muntah-
pengrusakan.
akan lewat setelah GPO diatasi, tetapi setelah itu akan muncul
merupakan istilah lain untuk gejala putus obat, sedangkan sugesti adalah
dipikirkan sebelumnya.
beracun.
lahir batin.
maki dan kutukan akan dilontarkan kepada benda haram tersebut, namun
d. Dampak Fisik
jangka waktu yang lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan
tubuh kita menjadi terganggu pada obat itu hanya untuk berfungsi
normal.
adalah diare.
e. Dampak Emosional
emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah satu efek yang diciptakan oleh
f. Dampak Spiritual
di sekitarnya. Tidak ada hal lain yang lebih penting daripada narkoba,
disadari bahwa pemulihan bagi seorang pecadu tidak hanya bersifat fisik
saja, tetapi juga harus mencakup ketiga aspek lainnya sebelum pemulihan
1) Opioid
2) Kokain
3) Ganja (ganja/cimeng)
pembuat kantung karena serat yang dihasilkan sangat kuat. Biji ganja
B. Pengetahuan
padabertanya
o rang yang asli, dari pengetahuan, setelah menyelesaikan masalah
berfikir krits.
untuk
pada o
berfikir krits.
Notoadmodjo (2010) yang menyatakan bahwa dalam menentukan sikap
setidaknya dapat mendorong untuk mempunyai sikap dan perilaku yang baik
Dalam bertindak, seseorang tak bisa dilepaskan dari apa yang ia ketahui.
Seorang yang mengetahui dan mengerti tentang baik dan buruk, cenderung
yang ia ketahui.
Beda hal ketika seseorang tak mengetahui apapun tentang bahaya secara
C. Sikap
Sikap adalah kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalaman,
terhad ap semua objek dan situasi yang terkait. Sikap adalah pengorganisasian
yang relatif berlangsung lama dari proses motivasi, persepsi dan kognitif yang
relatif menetap pada diri individu dalam berhubungan dengan aspek
motivasi, emosi, persepsi, dan proses kognitif yang terjadi pada diri individu
positif atau negatif dengan intensitas yang moderat dan atau memadai terhadap
objek, situasi, konsep, atau orang lain. Defini yang dikemukakan Aiken ini
sudah lebih aktif dan operasional, baik dalam hal mekanisme terjadinya
maupun intensitas dari sikap itu sendiri. Predisposisi yang diarahkan terhadap
oleh keinginan untuk berafiliasi dan menghindari konflik dengan orang yang
D. Lingkungan Sekolah
dan b elajar tentang apa yang ada disekitarnya. Lingkungan sekolah sengaja
dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan ketat, seperti berjenjang,
untuk menjadi seseorang yang cerdas secara pengetahuan dan baik secara
moral.
serbaguna/aula.
disekolah. Teman-teman yang ada disekolah adalah faktor kuat yang mampu
memotivasi setiap perilaku yang dia lakukan. Jika seorang anak berteman
dengan orang-orang yang rajin belajar, bisa saja, anak itu akan menjadi seorang
yang rajin. Akan tetapi ketika seorang anak bergaul dengan teman yang nakal,
Hal ini diperkuat oleh teori Emile Durkheim tentang Fakta sosial.
dimana ia berada. Dalam hal ini sekolah, ketika sebuah sekolah berada
dikawasan yang cukup tinggi angka kriminalitasnya, maka dampak negatif itu
remaja, penggunaan narkoba di area sekolah, atau ditempat yang dekat dengan
sekolah, memungkinkan seorang peserta didik yang penuh dengan rasa ingin
pada remaja SMP dan SMA yaitu berisiko tinggi sebesar 71.1 %, artinya
ini sejalan hasil penelitian Hawari bahwa, pengaruh teman sebaya sebesar 51.1
keluarga, maupun masyarakat, dan mengikuti apa yang menjadi budaya dalam
Saat ini akses mendapatkan narkoba bisa dijangkau dengan mudah dan
berasal dari negara tetangga; Thailand, Myanmar, dan Laos. Ketiga negara ini
yang lain diseludupkan lewat jasa pengiriman di bandara dan pelabuhan oleh
ketersedian narkoba tak lagi susah untuk didapatkan. Berikut adalah tempat-
2012).
biasanya diberi contoh gratis atau paket hemat selama beberapa waktu, lalu
ditemukan di area terminal bus, stasiun, dan bandara. Sebab di area ini
4. Hotel
(Simanungkalit, 2011).
narkoba diketahui memiliki berbagai macam varian, mulai dari harga yang
relatif murah yang bisa dijangkau oleh kalangan kelas menengah, sampai
harga yang mahal yang hanya bisa dinikmati oleh orang-orang dari
(BNN) dan Universitas Indonesia (UI) tahun 2008, dalam Nur Akifah
Data ini bisa disinergikan dengan harga narkoba yang ada di kota
besar seperti Jakarta. Harga ganja di Jakarta kelas murahan berkisar antara
Rp 25.000 – Rp 50.000 per am (amplop). Namun ada ganja yang bisa bikin
dijual di Bali dan kini mulai merambah Jakarta serta kota besar lainnya
(Simanungkalit, 2011).
Narkoba RS Jiwa Prof. Dr. HB Sa’anin Padang yang dilakukan oleh Jaji
pada tahun 2012, hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ada hubungan
F. Kondisi Keluarga
interaksi antara anak dan orang tuanya. Keluarga berasal dari bahasa sansekerta
kulu dan warga atau kuluwarga yang berarti anggota kelompok kerabat (Padila,
keluarga sebagai dua orang atau lebih, yang disatukan oleh ikatan emosional
keluarga.
atau lebih individu yang mempunyai ikatan emosional dan tinggal berasama
serta mengembangkan dalam ikatan social, pern, dan tugas. Friedman (1998)
kelompok kecil yang terdiri dari individu yang mempunyai hubungan erat dan
tertentu.
terkecil dari masyarakat, yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau suami
istri, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Depkes RI (1998)
kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal dalam satu rumah dalam
dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan anak, yang saling
berinteraksi dan memiliki hubungan yang erat untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Interaksi yang baik antara anak dan orang tua merupakan hal penting
dalam masa perkembangan anak. Interaksi yang baik ditentukan oleh kualitas
pemahaman dari anak dan orang tua untuk mencapai kebutuhan keluarga
terjadinya masalah dalam keluarga. Jika hal tersebut dibiarkan terjadi dan tidak
diperbaiki, maka perilaku atau tindakan yang menyimpang bisa saja dilakukan
bergabung dengan geng motor, dan lain-lain. Hal ini membuktikan bahwa
komunikasi keluarga yang buruk berpeluang 5,15 kali lebih besar untuk
keluarga yang tidak harmonis dan orang tua yang terlalu sibuk.
kawan, sahabat atau orang yang sama – sama bekerja atau berbuat. Menurut
atau usia yang kurang lebih sama. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat
atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang
relatif besar dalam kelompoknya. Pertemanan adalah suatu tingkah laku yang
Pertemanan dapat diartikan pula sebagai hubungan antara dua orang atau
dapat merasa lebih aman karena secara tidak langsung seorang teman akan
Selain itu, sebuah pertemanan dapat dijadikan sebagai adanya hubungan untuk
saling berbagi dalam suka ataupun duka, saling memberi dengan ikhlas, saling
senang apabila diterima dan sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan
paling penting.
a. Informasi
Lubis,
( 2011). Berdasarkan teori perkembangan Piaget, kemampuan
b. Sumber Emosional
manusia juga dapat timbul akibat dari kondisi emosi seseorang. James P.
a. Berteman (Companionship)
d. Dukungan Ego
seseorang.
f. Intimasi/Afeksi (Intimacy/Affection)
ataupun niat untuk menyakiti orang lain karena mereka saling percaya,
H. Kerangka Teori
sangat luas serta dipengaruhi oleh determinan. Dalam bab ini peneliti
Faktor Predisposisi
Pengetahuan
Sikap
Kepercayaan
Keyakinan
Nilai-nilai
Penggunaan Waktu luang
Faktor Pendukung
Lingkungan sekolah
Sarana dan prasarana Perilaku Kesehatan
Akses
Faktor Pendorong
Sikap dan prilaku petugas kesehatan
Keluarga
Teman sebaya
Gambar 2.1
Kerangka Teori Lawrence Green
Green, LW, Kreuter, MW, Akta, SG, Partridge, KB (1980)
40
sesuatu.
perilaku tersebut.
BAB III
KERANGKA KONSEP
Menurut teori Lawrence Green (1980) perilaku ditentukan dari tiga faktor
ini ke dalam model kerangka konsep yaitu akan diuraikan secara sistematis
sebagai berikut:
1. Pengetahuan
ses yang ia ketahui dibanding yang ia tidak ketahui. Informasi menjadi ting.
41
42
karena hal itu adalah sesuatu yang menyimpang, dan merusak generasi
remaja, maka perlu dilacak dan diteliti faktor yang melatar belakanginya.
sosialisasi yang masif tentang narkoba dimana-mana. Dan jika tidak, kita
2. Sikap
kondisi yang ada diluar dirinya. Dalam definisi yang lain, sikap adalah
Jika seseorang bersikap positif dalam melihat narkoba, maka ia bisa saja
3. Lingkungan Sekolah
peredaran narkoba. Hal inilah yang kemudian menarik bagi saya untuk
narkoba, dapat membuat sekolah tersebut, dalam hal ini siswanya, menjadi
penyalahguna narkoba.
daerah. Di Kota Makassar misalnya, ada beberapa tempat yang menjadi titik
5. Kondisi Keluarga
rumah tangga yang tidak bahagia dan komunikasi antar anggota keluarga
narkoba juga akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain untuk ikut-
memiliki suatu perilaku yang sama untuk setiap anggotanya. Tidak aneh jika
denga keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan waktu luang yang
sebaliknya.
kegiatan sosial yang diterima remaja. Oleh karena itu, remaja rawan tehadap
penyalahgunaan narkoba.
B. Kerangka Konsep
Faktor Predisposisi :
Pengetahuan
Sikap
Faktor Pendukung :
Lingkungan Sekolah
Akses Mendapatkan Narkoba Penyalahgunaan Narkoba
Faktor Pendorong :
Kondisi Keluarga
Pengaruh Teman Sebaya
= Variabel dependen
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian Penyalahgunaan Narkoba
penyalahgunaan narkoba.
C. Definisi Operasional dan Kerangka Objektif
1. Pengetahuan
berdasarkan jawaban yang benar diberi nilai (1) dan jawaban yang salah
Kriteria Objektif
benar
2. Sikap
Kriteria Objektif:
SS (sangat setuju) 3 0
S (Setuju) 2 1
T S (tidak setuju) 1 2
S
TS (sangat tidak setuju) 0 3
48
besar kecilnya peran sekolah dalam mempengaruhi siswa agar bisa terhindar
Kriteria Objektif
Kriteria Objektif
anggota keluarga, ada orang tua yang meninggal, perceraian, selingkuh atau
kawin lagi. Penilaian diberikan berdaasarkan hasil kuesioner yang telah diisi
oleh responden.
49
Kriteria Objektif
Kriteria Objektif
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
2018.
1. Populasi
se-Kota Makassar yang berjumlah 12.503 siswa yang terdiri dari 4.951
siswa
50
51
2. Sampel
Keterangan :
q : 1 – p = 1 – 0,5 = 0,5
Perhitungannya :
.. .
=
. (− 1) +. .
11575,7012
=
31,0904
= 372,3239713867
= 373
3. Teknik Pengambilan Sampel
dimaksud dalam penelitian ini yaitu sekolah. Cara pengambilan sampel tiap
Keterangan :
dikali dengan jumlah siswa per sekolah dibagi dengan jumlah populasi per
sekolah. Adapun distribusi jumlah sampel tiap unit atau strata yang akan
diambil, yaitu :
Tabel 4.1
Distribusi Sampel Penelitian
Populasi
Sekolah Perhitungan Sampel
Sekolah
874
SMAN 15 Makassar 874 × 373 27
12053
465
SMAn 19 Makassar 465 × 373 14
12053
943
SMAN 7 Makassar 943 × 373 29
12053
900
SMAN 9 Makassar 900 × 373 29
12053
1232
SMAN 1 Makassar 1232 × 373 38
12053
1072
SMAN 17 Makassar 1072 × 373 33
12053
869
SMAN 18 Makassar 869 × 373 27
12053
942
SMAN 22 Makassar 942 × 373 29
12053
1196
SMAN 2 Makassar 1196 × 373 37
12053
1461
SMAN 5 Makassar 1461 × 373 45
12053
909
SMAN 8 Makassar 909 × 373 28
12053
SMAN Khusus 190
Keberbakatan Olahraga 190 × 373 6
12053
Prov. Sul-Sel
1000
SMAN 16 Makassar 1000 × 373 31
12053
1. Data Primer
izin kepada pihak sekolah. Jika diizinkan, peneliti bisa langsun bertemu
dengan responden. Ada pula pihak sekolah yang tak menginginkan waktu
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini berupa jumlah siswa siswa SMAN
E. Pengolahan Data
program SPSS dan penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel distribusi
Pada tahap ini dilakukan pengecekan dan perbaikan isi kuesioner hasil
2. Coding
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding atau
Pada tahap ini, data atau jawaban dari responden yang sebelumnya
telah diubah dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukan kedalam
4. Cleaning
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
G.Penyajian Data
pada siswa. Sebelum kuesioner dibagikan, peneliti meminta izin kepada pihak
kuesioner dititipkan pada guru yang diberi tanggung jawab. Hal ini mengacu
pada kebijakan sekolah, agar peneliti tak menganggu waktu belajar dan
dengan siswa, ada yang didampingi guru, dan ada pula yang tidak.
dianalisis secara univariat dan disajikan dengan bentuk tabel beserta beberapa
penjelasannya.
57
58
Tabel 5.1
Asal Sekolah di SMAN se-Kota Makassar Tahun 2018
Jumlah
No. Nama Sekolah Alamat Sekolah
Siswa
JL. GUNUNG BAWAKARAENG NO.
1. SMAN 1 Makassar 1231 53, GADDONG, Kec. Bontoala, Kota
Makassar Prov. Sulawesi Selatan
Jl. Baji Gau 3 No. 17, Bongaya, Tamalate,
2. SMAN 2 Makassar 1192
Kota Makassar, Sulawesi Selatan, 90121
JL.TAMAN MAKAM PAHLAWAN,
3. SMAN 5 Makassar 1461 TELLO BARU, Kec. Panakukkang, Kota
Makassar Prov. Sulawesi Selatan
JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KOMP
4. SMAN 7 Makassar 943 18, SUDIANG, Kec. Biringkanaya, Kota
Makassar Prov. Sulawesi Selatan
JL.ANDI MANGERANGI II NO.24,
5. SMAN 8 Makassar 909 Bongaya, Kec. Tamalate, Kota Makassar
Prov. Sulawesi Selatan
Jl. Karunrung Raya No. 37, Rappocini,
6. SMAN 9 Makassar 902
Kota Makassar, Sulawesi Selatan
JL. PROF. DR. IR. SUTAMI,
7. SMAN 15 Makassar 872 Bulurokeng, Kec. Biringkanaya, Kota
Makassar Prov. Sulawesi Selatan
Jl. Amanagappa No. 8, Baru, Ujung
8. SMAN 16 Makassar 998 Pandang, Kota Makassar, Sulawesi
Selatan, 90111
JL. SUNU NO. 11, Suwangga, Kec.
9. SMAN 17 Makassar 1073 Tallo, Kota Makassar Prov. Sulawesi
Selatan
KOMP. MANGGA TIGA PERMAI ,
10. SMAN 18 Makassar 867 Paccerakang, Kec. Biringkanaya, Kota
Makassar Prov. Sulawesi Selatan
JL. INPEKSI PAM TIMUR NO. 19,
11. SMAN 19 Makassar 448 Manggala, Kec. Manggala, Kota
Makassar Prov. Sulawesi Selatan
JL. PAJJAIANG KOMP. KOR/KNPI
SUDIANG, Sudiang Raya, Kec.
12. SMAN 22 Makassar 936
Biringkanaya, Kota Makassar Prov.
Sulawesi Selatan
S MAN Khusus Jl. Pajjaiang, Komp. GOR Sudiang,
Keberbakatan Makassar, Sudiang Raya, Kec.
13. 190
Olahraga Prov. Biringkanaya, Kota Makassar Prov.
S ulsel Sulawesi Selatan
59
B. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, siswa dari tiga belas SMAN akreditasi A dijadikan
sebanyak 373 orang tersebar di tiga belas sekolah. Distribusi responden bisa
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Asal Sekolah di SMAN se-Kota
Makassar Tahun 2018
Asal Sekolah n %
SMAN 1 Makassar 38 10,2
SMAN 2 Makassar 37 9,9
SMAN 5 Makassar 45 12,1
SMAN 7 Makassar 29 7,8
SMAN 8 Makassar 28 7,5
SMAN 9 Makassar 29 7,8
SMAN 15 Makassar 27 7,2
SMAN 16 Makassar 31 8,3
SMAN 17 Makassar 33 8,8
SMAN 18 Makassar 27 7,2
SMAN 19 Makassar 14 3,8
SMAN 22 Makassar 29 7,8
SMAN Khusus Keberbakatan 6 1,6
Olahraga Prov. Sulsel
Jumlah 373 100,0
Sumber: Data Primer, 2018
persentase 1,6%.
Tiap responden memiliki usia, jenis kelamin dan kelas yang berbeda.
pula dengan karakteristik kelas. Penelitian ini mengambil sampel dari kelas
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Umum di SMAN se-
Kota Makassar Tahun 2018
Karakteristik n %
Usia (Tahun)
- 14 4 1,1
- 15 66 17,7
- 16 118 31,6
- 17 143 38,3
- 18 41 11,0
- 19 1 0,3
Jenis Kelamin
- Laki-laki 145 38,9
- Perempuan 228 61,1
Kelas
- X 98 26,3
- XI 158 42,4
- XII 117 31,4
Sumber: Data Primer,
2018
den gan jumlah yang paling banyak adalah 17 tahun yang berjumlah 143
(158 orang) dengan persentase 42,4%. Dan yang paling sedikit yaitu kelas X
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin di Sekolah
SMAN se-Kota Makassar Tahun 2018
Jenis Kelamin
Usia (Tahun) Laki-laki Perempuan
n % n %
14 1 0,3 3 0,8
15 24 6,4 42 11,3
16 45 12,1 73 19,6
17 56 15,0 87 23,3
18 18 4,8 23 6,2
19 1 0,3 0 0,0
Jumlah 145 38,9 228 61,1
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Kelas dan Jenis Kelamin di
Sekolah SMAN se-Kota Makassar Tahun 2018
Jenis Kelamin
Kelas Laki-laki Perempuan
n % n %
X 39 10,5 59 15,8
XI 53 14,2 105 28,2
XII 53 38,9 64 17,2
Jumlah 145 38,9 228 61,1
S mber: Data Primer, 2018
62
yang paling sedikit (10,5%) ada pada responden berjenis kelamin laki-laki
di kelas X.
2. Pengetahuan
Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang
dosis dan ditandai dengan keluarnya busa di mulut disebut over dosis”.
jawaban benar < 50%. Hal tersebut bisa dilihat pada tabel 5.7
63
Tabel 5.6
Tabel 5.7
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Siswa di Sekolah
SMAN se-Kota Makassar Tahun 2018
Pengetahuan n %
Baik 69 18,5
Cukup 219 58,7
Kurang 85 22,8
Jumlah 373 100,0
Sumber: Data Primer, 2018
3. Sikap
Sikap siswa terhadap narkoba juga diukur dalam penelitian ini. Sikap
Sikap dilihat dari 4 indikator jawaban: Sangat setuju (SS), setuju (S), tidak
setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Jumlah dan persentase dari
jawaban siswa terkait 4 indikator tersebut bisa dilihat di tabel yang tertera di
bawah.
Pada tabel 5.8 bisa dilihat bahwa sebanyak 84,7% responden sangat
lain. Dengan jumlah yang sama, responden sangat setuju untuk menolak jika
ada yang menawari mereka menggunakan narkoba. Selain itu, hanya 0,8%
atau sebanyak 3 orang yang sangat tidak setuju jika dilakukan pengecekan
Tabel 5.8
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Komponen Sikap Siswa di
Sekolah SMAN se-Kota Makassar Tahun 2018
Jawaban
Pertanyaan SS S TS STS
n % n % n % n %
Penyalahgunaan narkoba
boleh dilakukan karena
3 0,8 21 5,6 83 22,3 266 71,3
merupakan hak asasi setiap
orang.
Penyalahgunaan narkoba
dapat merugikan diri sendiri, 316 84,7 42 11,3 6 1,6 9 2,4
keluarga, dan masyarakat
Pembelian narkoba untuk
indikasi medis tidak perlu 6 1,6 43 11,5 177 47,5 147 39,4
menggunakan resep dokter
Jika ada teman saya yang
menyalahgunakan narkoba,
10 2,7 26 7,0 164 44,0 173 46,4
saya akan diam saja dan tidak
akan memberitahu siapa-siapa.
Saya akan menolak dengan
tegas jika ada teman yang
316 84,7 38 10,2 4 1,1 15 4,0
mengajak untuk
menyalahgunakan narkoba.
Narkoba hanya boleh
digunakan jika ada indikasi
168 45,0 156 41,8 34 9,1 15 4,0
medis dan sesuai dengan resep
dokter.
Perlu dilakukan pengecekan
163 43,7 178 47,7 29 7,8 3 0,8
urin 1 kali/bulan di sekolah.
Perlu dilakukan razia tas dan
seluruh barang bawaan siswa 157 42,1 185 49,6 23 6,2 8 2,1
tiap 1 kali/bulan di sekolah.
Sekolah tidak perlu berperan
serta dalam upaya pencegahan
13 3,5 13 3,5 127 34,0 220 59,0
terjadinya penyalahgunaan
narkoba.
Penyalahgunaan narkoba tidak
perlu mendapat tempat 13 3,5 25 6,7 141 37,8 194 52,0
rehabilitasi.
r: Data Primer,Sumb
2018
e
Pengukuran sikap didasarkan pada dua kategori: positif dan negatif. ap positif jika responden menjawab dan
Sik
66
mendapatkan skor < 30 pernyataan negatif. Hal ini bisa dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 5.9
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Siswa di Sekolah SMAN se-
Kota Makassar Tahun 2018
Sikap n %
Positif 348 93,3
Negatif 25 6,7
Jumlah 373 100,0
Sumber: Data Primer, 2018
Pada tabel 5.9 Siswa yang memiliki sikap positif adalah jumlah yang
hanya 6,7%
4. Lingkungan Sekolah
tabel 5.10.
Tabel 5.10
Distribusi Responden Berdasarkan Lingkungan Sekolah Siswa di
Sekolah SMAN se-Kota Makassar Tahun 2018
Jawaban
Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
Sekolah berada di sekitar area yang
183 49,1 190 50,9
rawan tindakan kriminal pekerti yang cukup
Diajarkan mata pelajaran agama dan budi
345 92,5 28 7,5
ekstrakurikuler
Di sekolah melaksanakan kegiatan
355 95,2 18 4,8
Mengikuti
larangan kegiatan ekstrakurikuler
menyalahgunakan narkoba 282 75,6 91 24,4
Di sekolah terdapat aturan mengenai
357 95,7 16 4,3
Ada papan iklan yang memuat pesan
untuk tidak menggunakan narkoba di 310 83,1 63 16,9
sekolah.
menggunakan narkoba
Ada sanksi terhadap siswa yang didapat
346 92,8 27 7,2
Pernah diadakan penyuluhan tentang
bahaya penyalahgunaan narkoba di 320 85,8 53 14,2
sekolah
Kantin di sekolah anda menjual rokok 50 13,4 323 86,6
Sumber: Data khusus
Ada ruangan Primer,merokok
2018 di sekolah 22 5,9 351 94,1
Tabel 5.11
Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Lingkungan Sekolah di
Sekolah SMAN se-Kota Makassar Tahun 2018
Kondisi Lingkungan
Sekolah n %
Besar 281 75,3
Kecil 92 24,7
Jumlah 373 100,0
Sumber: Data Primer, 2018
tabel 5.12.
Tabel 5.12
Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Siswa Terkait Akses
Mendapatkan Narkoba di Sekolah SMAN
se-Kota Makassar Tahun 2018
Jawaban
Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
Narkoba mudah didapatkan 233 62,5 140 37,5
Harga narkoba murah 61 16,4 312 83,6
Pernah menemani teman membeli
19 5,1 354 94,9
narkoba
Tinggal dekat dengan tempat perdedaran
24 6,4 349 93,6
narkoba
Uang jajan sehari-hari cukup untuk
61 16,4 312 83,6
membeli narkoba
Punya kenalan yang menjual narkoba 20 5,4 353 94,6
Narkoba dijual sebebas-bebasnya 158 42,4 215 57,6
Sumber: Data Primer, 2018
narkoba.
Tabel 5.13
Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Akses Mendapatkan
Narkoba di Sekolah SMAN se-Kota Makassar Tahun 2018
Persepsi n %
Mudah 176 47,2
Tidak Mudah 197 52,8
Jumlah 373 100,0
Sumber: Data Primer, 2018
6. Kondisi Keluarga
keluarga, seperti komunikasi yang kurang baik antar keluarga, dan lain-lain.
Tabel 5.14
Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Keluarga Siswa di Sekolah
SMAN se-Kota Makassar Tahun 2018
Jawaban
Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
Anggota keluarga masih lengkap 315 84,5 58 15,5
Tidak pernah adu mulut/ bertengkar
171 45,8 202 54,2
dengan anggota keluarga yang lain
Keluarga tidak harmonis 41 11,0 332 89,0
Keluarga berpengaruh bagi kehidupan. 347 93,0 26 7,0
Ada anggota keluarga yang merokok 240 64,3 133 35,7
Ada anggota keluarga yang
23 6,2 350 93,8
menggunakan
Selalu dinasehati untuk tidak berbuat hal
336 90,1 37 9,9
narkoba yang tidak
Keluarga sibuk dengan urusannya
101 27,1 272 72,9
baik. masing-masing
Kurang diperhatikan oleh keluarga. 42 11,3 331 88,7
berikan kebebasan oleh keluarga
Di 70 18,8 303 81,2
un tuk melakukan
luarga memilikiapapun.
aturan yang ketat 248 66,5 125 33,5
Ke rnah minggat dari rumah 23 6,2 350 93,8
Pe
Sumber: Data Primer, 2018
70
Tabel 5.15
Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Keluarga Siswa di Sekolah
SMAN se-Kota Makassar Tahun 2018
Kondisi Keluarga n %
Bermasalah 101 27,1
Tidak Bermasalah 272 72,9
Jumlah 373 100,0
Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.15, dapat dilihat bahwa terdpat 72,9% siswa yang
untuk mengonsumsi narkoba. Hal itu bisa dilihat dari tabel 5.16.
temannya.
71
Tabel 5.16
Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh Teman Sebaya Siswa di
Sekolah SMAN se-Kota Makassar Tahun 2018
Jawaban
Pertanyaan Ya Tidak
n % n %
Teman merupakan tempat yang tepat
231 61,9 142 38,1
untuk mengadukan semua permasalahan
Pernah ditawari narkoba oleh teman. 44 11,8 329 88,2
Pernah mendapati temannya
94 25,2 279 74,8
menggunakan narkoba.
Memiliki teman seorang peminum
108 29,0 265 71,0
minuman beralkohol.
Teman memiliki pengaruh yang lebih
92 24,7 281 75,3
besar ketimbang orangtua.
Lebih banyak menghabiskan waktu
142 38,1 231 61,9
dengan teman ketimbang keluarga.
Pernah diancam jika tidak mengikuti
23 6,2 350 93,8
ajakan teman.
Dihubungi terus menerus ketika ada
ajakan teman untuk mengkonsumsi 12 3,2 361 96,8
narkoba.
Pernah diajak oleh teman-temannya
untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang 362 97,1 11 2,9
positif (mis. bakti sosial).
Menyesal berteman dengan orang yang
242 64,9 131 35,1
pecandu narkoba.
Akan mencoba menyalahgunakan
8 2,1 365 97,9
narkoba
Memilikijika ada bujukan
banyak teman yangdari merokok
teman. 220 59,0 153 41,0
Tabel 5.17
Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh Teman Sebaya di Sekolah
SMAN se-Kota Makassar Tahun 2018
Pengaruh Teman Sebaya n %
Berpengruh 137 36,7
Tidak Berpengaruh 236 63,3
Jumlah 373 100,0
S mber: Data Primer, 2018
72
sebayanya.
C. Pembahasan
seseorang jatuh pada penyalahgunaan narkoba. Remaja, yang dalam hal ini
menyalahgunakan narkoba. Ada pun beberapa variabel yang akan dibahas lebih
tindakan yang baik. Orang yang banyak mengetahui tentang narkoba, tentu
hanya berhasil menjawab pertanyaan dengan benar 4 atau kurang dari 4 dari
10 pertanyaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aprian Zam Zaen (2017)
narkoba.
pertanyaan nomor 3 dan 10, terkait golongan zat narkoba. Responden tidak
responden hanya tahu zat yang yang tergolong dalam narkoba, akan tetapi
saja akan membuatnya jatuh pada laku yang tak diharapkan. Seperti
siswa yang pengetahuannya baik dengan variabel yang lain konstan. Sama
pada kategori cukup. Hal tersebut mengharuskan semua pihak yang terlibat
karena itu, pengetahuan siswa harus ditingkatkan. Semua pihak yang terkait,
adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Dalam Aprian Zam Zaen
(Azwar, 2010). Kepribadian remaja pada masa ini timbul unsur baru yaitu
pemikiran filosofi dan etis. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri
sendiri atau jati dirinya (Tarwoto, 2010). Sikap merupakan reaksi tertutup
sangat tidak setuju dan sebanyak 22,3% tidak setuju jika penyalahgunaan
narkoba dibenarkan berdasarkan HAM. Berdasarkan hasil tersebut, bisa
Sikap siswa juga dilihat dari bagaimana respon mereka ketika ada
memiliki sikap yang positif di atas 50% (93,3%). Hal ini memiliki arti
indikasi medis dan sesuai dengan resep dokter”, “Sekolah tidak perlu
narkoba”. Hal ini sejalan dengan penelitian Yeli Asti (2013) yang meneliti
di SMPN 4 Pontianak. Yeli menunjukkan bahwa sebagian besar sikap
seseorang pada suatu dimensi afektif atau dimensi bipolar terhadap suatu
dari Ajzen and Fisbein tahun 1988, sikap mempengaruhi perilaku lewat
terbatas pada tiga hal: Pertama, perilaku banyak ditentukan oleh sikap
perilaku yang diinginkan orang lain. Ketiga, sikap bersama norma subjektif
Dengan sikap yang berada pada kategori baik, para responden pada
mengekang.
lingkungan menjadi satu hal yang perlu untuk diteliti secara khusus. Pada
tumbuh kembang seseorang. Maka tidak salah jika ada pepatah yang
siswa. Sekolah yang aman dan mampu membuat proses belajar menjadi
dari luar luar sekolah. Akan tetapi, penelitian ini menujukkan bahwa masih
ada (49,1%) siswa yang merasa bahwa sekolahnya yang berada di Kota
responden yang merasa bahwa sekolahnya berada di tempat yang jauh dari
setelah di uji secara statistik tak ada hubungan antara lingkungan sekolah
relatif kecil. Mereka bisa saja tak pernah mendengar aturan tentang
sekolahnya, sehingga abai terhadap hal yang demikian. Aturan dibuat untuk
menjauhkan mereka dari hal-hal yang buruk. Hal ini sejalan dengan
hal itu. Kantin yang menjual rokok biasanya tak secara langsung
kantin mana yang menjual rokok. Rokok dijual diam-diam. Pihak sekolah
harusnya merazia kantin yang diduga menjual rokok. Namun, hari ini kita
masih banyak menemukan guru yang juga merokok. Hal itu sedikit banyak
berpengaruh bagi para siswa yang melihat laku seperti itu. Penelitian ini
Penyalahgunaan Narkoba
narkoba yang muncul membuat harga narkoba juga beragam. Dari yang
murah hingga yang mahal. Dari yang mudah didapatkan hingga yang sulit.
Hal ini tentu menjadi sangat berbahaya bagi masa depan remaja.
didapatkan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Oki Fitriani (2016) yang
bahwa nakoba dijual dengan harga yang relatif mahal. Hal itu ditunjukkan
narkoba dijual dengan harga yang tidak murah. Hal itu terkait dengan
Hasil survei BNN yang dilakukan pada 2011 dan 2016 menunjukkan
hasil yang relevan. Menurut laporan BNN, uang saku atau uang jajan adalah
sumber utama yang digunakan untuk membeli narkoba. Uang jajan yang tak
narkoba.
penyalahgunaan narkoba.
Sebanyak 158 orang (42,4%) pada penelitian ini mengakui bahwa narkoba
penting untuk dilakukan kepada responden. Hal ini bisa dijadikan pegangan
serta pada variabel pngaruh teman sebaya, terdapat 94 orang (25,2%) pernah
Keluarga yang harmonis akan memberikan efek yang baik bagi anggota
kontrol keluarga dan keadaan keluarga yang tidak harmonis. Remaja yang
tidak mendapatkan perhatian dari orang tua atau pengasuh akan merasa
penerapan disiplin dan tanggung jawab yang diberikan oleh remaja akan
negatif.
responden dari perilaku yang menyimpang. Hal ini juga diperkuat oleh data
responden sebanyak 93,8% yang tak pernah minggat dari rumah. Namun di
sisi lain, ada lebih dari setengah responden (54,2%) pernah beradu mulut
(2016) membuktikan itu. Meskipun tak sejalan dengan penelitian ini, remaja
85
yang diteliti Oki di SMAN 24 Jakarta, lebih dari setengah dari jumlah
responden (54,9%) tak memiliki keluarga yang harmonis. Dan dari analisis
0,003).
menunjukkan bahwa hasil uji anlisis statistik yang dia lakukan, menjelaskan
per tama bagi anggota keluarga yang lain. Hal ini menjadi penting karena
86
keluarga.
Teman bisa menjadi faktor yang signifikan setelah keluarga. Salah bergaul
Terkait penyalahgunan narkoba, teman bisa menjadi salah satu faktor yang
ber pengaruh. Hal ini sejalan dengan penelitian Indri Riza P (2016) yang
87
penyalahgunaan narkoba.
Para responden (63,3%) mengakui bahwa teman tak lebih berpengaruh dari
memilah mana perilaku yang baik dan buruk. Hal ini diperkuat oleh hasil
persentasenya terbilang kecil, hal ini tak bisa diabaikan begitu saja. Hal ini
Kasus penyalahgunaan narkoba tak pernah besar. Oleh karena itu, jika ada
tak terus-terusan terjebak pada laku seperti itu. Agar orang disekitarnya tak
teman sebaya resoponden berpengaruh bagi diri mereka. Hal ini cukup
D. Keterbatasan Penelitian
tidak serius. Meski jumlahnya sangat sedikit, akan tetapi hal itu sangat
peneliti dan guru sudah memberikan arahan yang jelas dengan meminta
keseriusan responden.
2. Penentuan sampel yang ditentukan oleh pihak sekolah memungkinkan
wawancara mendalam.
BAB VI
A. Kesimpulan
penyalahgunaan narkoba pada siswa SMA di Kota Makassar tahun 2018, maka
1. Pengetahuan siswa SMA di Kota Makassar tahun 2018 berada pada kategori
cukup.
memiliki peran yang besar dalam mempengaruhi siswa agar bisa terhindar
4. Persepsi akses mendapatkan narkoba dianggap tidak mudah oleh para siswa
5. Kondisi keluarga para siswa SMA di Kota Makassar tahun 2018 tidak
bermasalah.
6. Teman sebaya para siswa SMA di Kota Makassar tahun 2018 tidak
berpengaruh.
B. Saran
90
91
3. Keluarga harus menjaga hubungan dan komunikasi yang baik untuk setiap
anggota keluarga.
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Buku, Skripsi dan Akifah, N., 2013. Hubungan Faktor
Jurnal Lingkungan Sosial Dengan
Penyalahgunaan Narkoba
Pada Tahanan Polretabes
Kota Makassar. Skripsi.
Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universtas
Hasanuddin, Makassar
Asti, Y., 2014. Hubungan Pengetahuan
dan Sikap Terhadap Perilaku
Penyalahgunaan Narkoba Pada
Siswa SMPN 4 Kecamatan
Pontianak Timur. Jurnal
Mahasiswa PSPD FK
Universitas Tanjungpura. 1(1),
p. 1- 16
Azwar, S., 2013. Sikap Manusia: Teori
dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
BNNP Provinsi Sulawei Selatan. 2016.
Rekapitulasi Jumlah Pasien
Rehabilitasi Narkoba Di Kota
Makassar. Makassar
BNN RI. 2014. Laporan Akhir Hasil
Survei Perkembangan
Penyalahguna Narkoba
Tahun Anggaran 2014.
Jakarta
BNN RI. 2015. Laporan Kinerja
Badan Narkotika Nasional Tahun 2015.
Jakarta BNN RI. 2016. Laporan
Kinerja Badan Narkotika Nasional
Tahun 2016. Jakarta Chaplin, J.P. 2008.
Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada Deni. I., 2008.
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Remaja tentang Bahaya
narkoba pada Siswa/I SMP Negeri
4 Kelas 9 Arkesmas. 2(1), p. 135-143
Pematang
Friedman .1998. Keperawatan
Siantar.
Skripsi. Keluarga: Teori dan Praktik.
Fakultas
Jakarta: EGC Gunawan, Weka.
Kesehatan
Masyarakat. 2006. Keren Tanpa Narkoba.
Universitas
Jakarta: Grasindo.
Sumatra Utara,
Medan Hawari, D. 2009. Penyalahgunaan dan
Pe Ketergantungan NAPZA.
Departemen
Jakarta: Balai nerbit UI.
Kesehatan RI.
1998. Pedoman
Pelayanan
Kebidanan Dasar.
Jakarta. Elviza. R,
2014. Faktok yang
Berhubungan
dengan
Penyalahgunaan
Narkoba di
RSJ Prof. HB
Sa’anin
Padang
Sumatera
Barat. Jurnal
Kesehatan
Masyarakat
Andalas.
8(2), p. 60-66
Fitriani, Oki. 2017.
Determinan
Penyalahgu
naan
Narkoba
Pada
Remaja di
SMAN 24
Jakarta.
2017.
Jurnal
Indri R.P. 2016. Hubungan Faktor Lingkungan dengan Penggunaan
Trihexyphenidyl pada Remaja di BNN Kota Surabaya. Jurnal Biometrika
dan Kependudukan. 5(1), p. 70-79
Iswanti DI, Suhartini, Supriyadi. 2007. Koping keluarga terhadap anggota
keluarga yang Mengalami Ketergantungan Narkoba di Wilayah Kota
Semarang. [Online].
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/view/316
[diakses 7 November 2016]
Jaji. 2009. Hubungan Faktor Sosial dan Spiritual dengan Risiko Penyalahgunaan
NAPZA pada Remaja SMP dan SMA di Kota Palembang. Jurnal
Pembangunan Manusia, 4 (2), pp. 150-160.
Januarius Anggoa. 2011. Study Tingkat Kebosanan Dalam Waktu Luang Pada
Mahasiswa Baru Universitas Kristen Petra Surabaya. Skripsi. Surabaya.
Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Petra, Surabaya
Kawi, I. 2010. Pertemanan. [Online].
http://sosbud.kompasiana.com/2010/10/25/pertemanan/-12 [diakses 18
September 2017]
Faktor Penyalahgunaan Narkoba Siswa SMAN akreditasi A se-Kota Makassar Tahun 2018
No. Responden :
Tanggal wawancara :
INFORMED CONSENT
Selamat pagi/siang/sore, nama saya M. Mario Hikmat.A dan sedang kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Unhas. Kami sedang melakukan penelitian (Faktor Pemungkin Penyalahgunaan Narkoba Pada siswa SMAN
akreditasi A se-Kota Makassar). Informasi ini akan membantu dalam penelitian saya dan instansi yang terkait
dengan penelitian saya. Wawancara akan berlangsung sekitar 15 menit. Informasi yang anda berikan akan dijaga
kerahasiaannya dan tidak akan ditunjukkan kepada orang lain. Partisipasi dalam penelitian ini bersifat sukarela
dan anda dapat menolak untuk menjawab pertanyaan atau tidak melanjutkan wawancara. Kami berharap anda
dapat berpartisipasi karena jawaban anda sangat penting bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Saat ini apakah anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini? Apakah saya dapat memulai wawancara ini?
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
A1 Asal Sekolah :
A2 Tanggal Lahir/ Usia : / th
A3 Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
A4 Kelas :
A1 Asal Sekolah :
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 38 10.2 10.2 10.2
2 37 9.9 9.9 20.1
5 45 12.1 12.1 32.2
7 29 7.8 7.8 39.9
8 28 7.5 7.5 47.5
9 29 7.8 7.8 55.2
15 27 7.2 7.2 62.5
Valid 16 31 8.3 8.3 70.8
17 33 8.8 8.8 79.6
18 27 7.2 7.2 86.9
19 14 3.8 3.8 90.6
22 29 7.8 7.8 98.4
23 6 1.6 1.6 100.0
Total 373 100.0 100.0
A2b Usia :
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
13 1 .3 .3 .3
14 4 1.1 1.1 1.3
15 65 17.4 17.4 18.8
16 118 31.6 31.6 50.4
Valid 17 143 38.3 38.3 88.7
18 41 11.0 11.0 99.7
19 1 .3 .3 100.0
Total 373 100.0 100.0
A3 Jenis Kelamin :
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki Laki 145 38.9 38.9 38.9
Valid Perempuan 228 61.1 61.1 100.0
Total 373 100.0 100.0
A4 Kelas :
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kelas X 98 26.3 26.3 26.3
Kelas XI 158 42.4 42.4 68.6
Valid Kela s XII 117 31.4 31.4 100.0
Tota l 373 100.0 100.0
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 69 18.5 18.5 18.5
Cukup 219 58.7 58.7 77.2
Valid Kurang 85 22.8 22.8 100.0
Total 373 100.0 100.0
C2c 3 :
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak 132 35.4 35.4 35.4
Valid Ya 241 64.6 64.6 100.0
Total 373 100.0 100.0
C3c 3 :
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak 298 79.9 79.9 79.9
Valid Ya 75 20.1 20.1 100.0
Total 373 100.0 100.0
C9a Ganja :
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak 132 35.4 35.4 35.4
Valid Ya 241 64.6 64.6 100.0
Total 373 100.0 100.0
C10d Psikoaktif :
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak 294 78.8 78.8 78.8
Valid Ya 79 21.2 21.2 100.0
Total 373 100.0 100.0
Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 348 93.3 93.3 93.3
Valid Buruk 25 6.7 6.7 100.0
Total 373 100.0 100.0
B4 Saya tak akan memberitahu siapapun jika ada teman saya yang menggunakan narko
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sangat Setuju 10 2.7 2.7 2.7
Setuju 26 7.0 7.0 9.7
Valid Tidak Setuju 164 44.0 44.0 53.6
Sangat Tidak Setuju 173 46.4 46.4 100.0
Total 373 100.0 100.0
B5 Saya akan menolak jika ada teman yang mengajak untuk menyalhgunakan narkoba
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sangat Tidak Setuju 15 4.0 4.0 4.0
Tidak Setuju 4 1.1 1.1 5.1
Valid Setuju 38 10.2 10.2 15.3
Sangat Setuju 316 84.7 84.7 100.0
Total 373 100.0 100.0
E6 Apakah ada di sekolah anda papan yang memuat pesan untuk tidak
menyalahgunaka
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak 63 16.9 16.9 16.9
Valid Ya 310 83.1 83.1 100.0
Total 373 100.0 100.0
G11 Saya akan menerima tawaran menggunakan narkoba dari teman saya
dengan alasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak 365 97.9 97.9 97.9
Valid Ya 8 2.1 2.1 100.0
Total 373 100.0 100.0
PERSURATAN PENELITIAN
Lampiran 5.
DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 6.
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Hasanuddin