Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS JURNAL TUGAS UAS STATISTIK:

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN RASIO LIKUIDITAS TERHADAP BETA


SAHAM (SURVEI TERHADAP INDUSTRI OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2010)

Jurnal disusun oleh : Yuliusman


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Tahun : 2014

Tujuan peneliti menulis jurnal ini yaitu untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga
dan rasio likuiditas terhadap beta saham pada Perusahaan Industri Otomotif dan Komponen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006 hingga 2010. Sampel yang diperoleh oleh
peneliti yaitu ada 17 perusahaan, yakni: PT. Polychem Indonesia Tbk, PT. Astra International
Tbk, PT. Astra Otoparts Tbk, PT. Indo Kordsa Tbk, PT. Goodyear Indonesia Tbk, PT. Gajah
Tunggal Tbk, PT. Hexindo Adiperkasa Tbk, PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk, PT.
Indospring Tbk, PT. Intraco Penta Tbk, PT. Multi Prima Sejahtera Tbk, PT. Multistrada Arah
Sarana Tbk, PT. Nipress Tbk, PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk, PT. Selamat Sempurna
Tbk, PT. Tunas Ridean Tbk, dan PT. United Tractor Tbk. Teknik analisis dalam penelitian ini
adalah multiple linear regression dan uji hipotesis menggunakan t-test dan f-test dengan tingkat
level signifikansi 5%. Asumsi klasik yang digunakan meliputi uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Menurut hasil penelitian yang
ditulis oleh peneliti ini mengindikasikan tingkat bunga dan rasio likuiditas secara simultan
memiliki pengaruh terhadap beta saham.

Pengembangan Hipotesis
Didalam pengembangan Hipotesis Jurnal ini memang sudah terpapar jelas data yang
hubungan data yang akan digunakan, namun peneliti tidak menggambarkan sebuah kerangka
pemikiran yang akan membuat pembaca lebih jelas dalam menangkap maksud peneliti dalam hal
penjabaran variable independen (yang memengaruhi) dan variable dependen (yang dipengaruhi).
Menurut saya akan lebih baik jika diberi kerangka pemikiran agar pembaca lebih jelas
dalam menangkap variable-variable yang bersangkutan yang dimaksud peneliti, walau
sebenarnya tidak wajib.

Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas yaitu uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari
residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear.
dilakukan dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan scatter plot. Dimana dari grafik
scatter plot terlihat bahwa tidak ada pola yang terbentuk dengan jelas dan datanya tidak
menumpuk melainkan titik-titiknya menyebar sehingga model regresi terbebas dari
heteroskedastisitas.
Namun, dalam uji yang dilakukan peneliti tidak melampirkan gambar scatter plot yang
disinggung ini, sehingga pembaca sedikit lebih sulit dalam memahami maksud peneliti karena
tidak memiliki gambaran sebaran data dalam scatter plot yang dimaksud.

Uji Regresi Linear Berganda


Tabel 5. Hasil Perhitungan Regresi
Coefficients
a

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.986 .494


Tingkat suku
bunga -.138 .050 -.301

.161
Rasio likuiditas .165 .105
a. Dependent Variable: Beta Saham

Regresi Linear Berganda adalah model regresi linear dengan melibatkan lebih dari satu
variable bebas atau predictor. Dalam bahasa inggris, istilah ini disebut dengan multiple linear
regression. Intinya Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau
lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y).
Dalam uji regresi linier berganda ini kita menganalisis menggunakan 2 variable yakni
variable independen dan variable dependen. Adapun variable independen yaitu tingkat suku
bunga dan rasio likuiditas, sedangkan variable dependennya yaitu beta saham.
Berdasarkan table 5 dapat dianalisis
1. Konstanta (a) sebesar 1,986 menyatakan bahwa apabila tidak ada variabel independen
maka nilai beta saham akan sebesar 1,986.
2. Koefisien Regresi untuk tingkat suku bunga (b1) sebesar -0,138, dengan asumsi apabila
faktor-faktor lain yang berpengaruh pada beta saham dianggap tetap, maka setiap
perubahan satu satuan suku bunga, beta saham akan mengalami penurunan sebesar 0,138
satuan.
3. Koefisien regresi rasio likuiditas (b2) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban / utang jangka pendek sebesar 0,161
menunjukkan bahwa setiap perubahan satu satuan rasio likuiditas, maka beta saham akan
mengalami kenaikan sebesar 0,161 satuan dengan asumsi faktor-faktor lain yang
memengaruhi beta saham dianggap tetap.

Uji F
Tabel 6. Hasil Perhitungan Uji
F
ANOVAb

Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.750 2 2.875 4.298 .017a


Residual 51.508 77 .669

Total 57.258 79

a. Predictors: (Constant), Rasio likuiditas, Tingkat suku bunga


b. Dependent Variable: Beta saham

Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model, yaitu uji untuk melihat bagaimanakah


pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya.
Uji ini digunakan untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya variable independen
(rasio likuiditas & tingkat suku bunga) terhadap variable dependen (beta saham). Untuk
mengetahui berpengaruh atau tidaknya antara variable dependen dengan variable independen.
Kita dapat menggunakan gagasan/teori apabila Ho : b1, b2 = 0 maka diantara variable
independen (rasio likuiditas & tingkat suku bunga) dan dependen (beta saham) tidak ada
pengaruh yang simultan. Lalu apabila Ha : b1,b2 ≠ 0 maka diantara variable independen dan
dependen ada pengaruh yang simultan. Selanjutnya kita mulai menentukan signifikasi α = 5%
(0,05) dan mulai menganalisisnya dengan ketentuan apabila nilai P-value lebih dari 0,05 maka
Ho diterima sedangkan Ha ditolak, sedangkan apabila nilai P-value kurang dari 0,05 maka Ho
ditolak sedangkan Ha diterima.
Berdasarkan table 6, dapat dianalisis bahwa nilai F hitung sebesar 4,298 dengan P-value
0,017. Nilai tersebut lebih kecil dari α yang memiliki nilai sebesar 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak sedangkan Ha diterima. Dengan demikian dapat kita simpulkan
lagi bahwa tingkat suku bunga dan rasio likuiditas secara simultan memiliki pengaruh terhadap
beta saham.
UJI T

Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji t


Coefficients
a

Standardized
Unstandardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.986 .494 4.019 .000

Tingkat suku bunga -.138 .050 -.301 -2.782 .007

Rasio likuiditas .161 .165 .105 .974 .333

a. Dependent Variable: Beta Saham

Selanjutnya Uji T
Uji T Sampel Independen, Uji T untuk sampel independen merupakan prosedur uji untuk
sampel bebas dengan membandingkan rata-rata dua kelompok kasus.
Uji T hampir sama dengan Uji F. Tujuan dilakukannya uji ini pun cenderung sama
dengan Uji F yakni digunakan untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya variable independen
(rasio likuiditas & tingkat suku bunga) terhadap variable dependen (beta saham). Untuk
mengetahui berpengaruh atau tidaknya antara variable dependen dengan variable independen.
Kita dapat menggunakan gagasan/teori apabila Ho : b1 = 0, b2 = 0 maka diantara variable
independen (rasio likuiditas & tingkat suku bunga) dan dependen (beta saham) tidak ada
pengaruh yang signifikan. Lalu apabila Ha : b1 ≠ 0,b2 ≠ 0 maka ada hal yang berpengaruh cukup
signifikan diantara variable independen dan dependen. Selanjutnya kita mulai menentukan
signifikasi α = 5% (0,05) dan mulai menganalisisnya dengan ketentuan apabila nilai P-value
lebih dari 0,05 maka Ho diterima sedangkan Ha ditolak, sedangkan apabila nilai P-value kurang
dari 0,05 maka Ho ditolak sedangkan Ha diterima. Dari kriteria-kriteria yang ada ini dapat
disimpulkan Uji T memiliki tujuan dan kriteria-kriteria yang hampir sama dengan Uji F,
meskipun secara pengertian maupun data mereka berbeda.

Pengaruh Rasio likuiditas terhadap beta saham


Pada table 7 diatas dapat dianalisis bahwa P-value sebesar 0,333 mempunyai nilai lebih
besar daripada 0,05, sehingga Ho diterima sedangkan Ha ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa rasio likuiditas (rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban / utang jangka pendek) tidak berpengaruh terhadap beta saham.

Pengaruh tingkat suku bunga terhadap beta saham


Pada table 7 diatas dapat dianalisis bahwa P-value sebesar 0,007 mempunyai nilai lebih
kecil daripada 0,05, sehingga sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. dapat disimpulkan bahwa
tingkat suku bunga berpengaruh terhadap beta saham.

Uji Koefisien Determinasi (R2)


Tabel 8 Hasil Koofisien Determinasi

Model Summaryb

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 .317a .100 .077 .81789

a. Predictor: (Constant), Rasio Likuiditas, Tingkat


suku bunga
b. Dependent Variable: Beta saham

Koefisien determinasi (R square atau R 2) memiliki makna sebagai sumbangan


pengaruh yang diberikan variable dependen atau variable independen, atau dengan kata lain,
nilai koefisien determinasi atau R square ini berguna untuk memprediksi dan melihat seberapa
besar kontribusi pengaruh yang diberikan variable independen secara simultan terhadap
variable dependen.
Pada Uji Koofesien Determinasi ini Semakin besar koefisien maka semakin baik pula
variable independen (tingkat suku bunga dan rasio likuiditas) dalam menjelaskan variable
dependennya (beta saham).
Dari tabel 8 diatas, hasil perhitungan koofisien determinasi diketahui bahwa nilai R-
square adalah sebesar 0,100. Hal ini berarti sebesar 10% beta saham dapat dijelaskan oleh
tingkat suku bunga dan rasio likuiditas sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
dijelaskan dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai