Anda di halaman 1dari 29

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan


Pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Jadi
pentingnya pendikakan bagi seseorang Untuk menciptakan diri yang berkwalitas
dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai
suatu cita-cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di
dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri untuk
lebih baik dalam segala aspek kehidupan, Juga Pada UU No. 2 Tahun 1985 yang
berbunyi bahwa tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsadan
mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan bangsa.

Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan
menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, salah satu contoh dari
masalah belajar yaitu lambatnya siswa menerima materi mengenai pengenalan
komponen elektronika dalam pembelajaran yang dapat menyebabkan pencapaian
hasil akhir siswa menjadi tidak tercapai.

Keberhasilan proses pembelajaran merupakan seluruh aktivitas yang


dilakukan guru dan siswa. Artinya apapun bentuk kegiatan-kegiatan guru, mulai
dari merancang pembelajaran, memilih dan menentukan materi, Pendekatan,
strategi dan metode pembelajaran, memilih dan menentukan teknik evaluasi,
semuanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan siswa. Meskupun guru secara
bersungguh-sungguh telah berupaya merancang dan melaksanakan kegiatan
2

pembelajaran dengan baik, namun masalah-masalah belajar tetap akan dijumpai


oleh guru. Salah satu bentuk dari mencapai keberhasilan dalam pembelajaran
adalah media pengajaran bagi siswa.

Media pengajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala


sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media
pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Secara umum,
manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara
guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.

SMA Negeri 4 Singaraja merupakan sekolah yang memiliki mata


pelajaran Prakarya dan Kewirausaan di setiap jenjang kelas. Pada kelas x Prakarya
dan kewirausahaan memuat materi Komponen pasif (resistor , kapasitor , dan
inductor )dan aktif(ic , transistor dan dioda). Bedasarkan hasil observasi yang di
lakukan penulis di Kelas X di peroleh data sebagai berikut : 1)Masih terbatasnya
media pembelajaran mata pelajaran Prakarya dan kewirausahaan terutama pada
materi Komponen aktif dan komponen pasif, 2) Belum adanya contoh nyata
manfaat dari pembelajaran komponen elektronika, 3) Saat melaksanakan
Observasi Siswa cenderung lupa dengan komponen yang pernah di pelajari saat
melaksanakan praktek, hal ini di duga di sebabkan karna guru hanya memberikan
symbol komponen saja, 4) Beberapa siswa cenderung malu bertanya saat belum
memahami fungsi dari setiap komponen, 5) Nilai dari siswa pada mata pelajaran
prakarya dan kewirausaan yang kurang, dimana hasil ulangan harian 1
menunjukan sebagian lebih siswa remidi, 6) minat belajar siswa yang rendah yang
di sebabkan siswa kurang menyukai hal yang rumit seperti perhitungan.

Dari masalah diatas yang telah di paparkan penulis, maka penulis


menggembangkan sebuah media pembelajaran pengenalan komponen pada mata
pelajaran Prakarya dan kewirausahaan di kelas X SMA Negeri 4 Singaraja dengan
mengagkat judul “Pengembangan Media Pembelajaran Komponen Elektronika
3

Berbasis RFID Pada Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (Studi Kasus di
Sma N 4 Singaraja)”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dapat dikemukakan di
atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Memerlukan Waktu yang lama bagi siswa untuk memahami materi
2. Tidak tertariknya siswa dengan hal- hal yang rumit yang berkaitan dengan
rumus-rumus dan hitungan
3. Kurangnya pemanfaatan perkembangan teknologi seperti media
pembelajaran
4. Kemampuan siswa tidak sesuai dengan harapan guru.

1.3 Batasan Masalah


Bedasarkan identifikasi masalah, maka perlu diadakan pembatasan
masalah agar peneliti lebih fokus dan mendalami dalam menjawab permasalah
yang ada. Dengan masih adanya kelemahan media ajar dari segi perkembangan
teknologi dan waktu dalam belajar yang relatif lama, peneliti akan memfokuskan
penelitian kepada pembuatan media ajar yaitu media pengenalan komponen pada
materi komponen pasif dan komponen aktif yang di terapkan di mata pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan di kelas X SMA Negeri 4 Singaraja.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat
dirumuskan permasalahan yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana kelayakan alat pengenal komponen sebagai media pendukung


pada materi komponen pasif dan aktif kelas X SMA Negeri 4 Singaraja?
2. Bagaimana Respon Siswa

1.5 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan
diatas, maka tujuan dari pengembang adalah :
4

1. Untuk mengetahui kelayakan dari alat pengenal komponen sebagai media


pembelajaran interaktif di kelas X SMA Negeri 4 Singaraja
2. Untuk mengetahui respon siswa dari alat pengenal komponen sebagai
media pembelajaran interaktif di kelas X SMA Negeri 4 Singaraja

1.6 Spesifikasi Produk yang Diharapkan


Spesifikasi produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini
adalah:
1. Media pengenalan komponen untuk kelas X berbentuk alat yang terdiri
sensor RFID , LCD display, tombol, dan speaker untuk pelengkap dalam
pembelajaran dengan materi komponen pasif dan komponen aktif.
2. Media pengenalan komponen untuk kelas X berbentuk alat yang memiliki
dimensi panjang 25 cm , tinggi 10cm dan lebar 15 cm. bahan yang di
gunakan diantaranya sensor RFID , LCD display, tombol, dan speaker
serta komponen pasif dan aktif.
3. Bahan ajar yang dibuat tidak mengandung bahan yang berbahaya dan
penggunaanya aman bagi setiap pengguna.
4. Memberikan kesan baru bagi siswa dalam belajar mengenali komponen
pasif dan aktif , serta dapat memperlihatkan komponen nyata yang ada.

1.7 Pentingnya Pengembangan


Pada dunia pendidikan, untuk mencapai pembelajaran yang baik perlunya
pengembangan media dalam proses belajar di kelas tapi dalam penggunaan media
juga harus melihat dari segi kecepatan pemahaman siswa, ketertarikan dan
kepraktisan, maka dari itu perlunya pengembangan yang dilakukan untuk
mencapai pembelajaran yang baik pada sebuah media. Dengan mengembangkan
media pembelajaran dapat menjadikan proses belajar menjadi lebik efektif dan
efisen. Jika di ilustrasikan pentingnya pengembangan yaitu guru memberikan
sebuah materi dengan menggunakan media papan tulis yang di gambar bentuk
hewan, dari gambar tersebut siswa jelas hanya membayangkan bentuk abtraknya
hewan tersebut lalu guru mengembangkan media dengan memberikan materi
video hewan tersebut, pasti siswa akan lebih cepat paham materi yang di berikan.
5

Jadi sangatlah penting dilakukanya pengembangan untuk mencapai keefektifan


dan efisiensi pada suatu kegiatan.

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan


A. Asumsi
Asumsi dalam penelitian pengembangan ini meliputi:
1. Dosen pembimbing memiliki pemahaman mengenai standar mutu
media pengenalan komponen elektronika yang baik.
2. Siswa mampu mengoperasikan media tanpa adanya buku manual
penggunaan.
3. Komponen-komponen elektronika pada media sudah melengkapi
materi komponen pasif dan aktif.
B. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian pengembangan ini meliputi:
1. Produk media pengenalan komponen menampilkan simbol dengan
grafis yang kurang maksimal.
2. Kelengkapan komponen-komponen elektronika pada media yang
tidak lengkap.

1.9 Definisi Istilah

Definisi dari istilah yang digunakan dalam penelitian pengembangan


media pembelajaran komponen elektronika yaitu:

1. Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.
2. Pengembangan adalah rancangan mengembangkan sesuatu yang sudah
ada dalam rangka meningkatkan kualitas yang lebih baik.
3. Media adalah alat bantu pada sebuah kegiatan komunikasi yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan.
4. Komponen elektronika adalah sebuah alat berupa benda yang menjadi
bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja
sesuai dengan kegunaannya.
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Media Pembelajaran


2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran
Azhar Arsyad (2011: 5) mengungkapkan bahwa media adalah komponen
sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Gerlach (dalam
Wina Sanjaya, 2006: 163) secara umum media itu meliputi orang, bahan,
peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Rusman (2012: 162),
mengungkapkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang memungkinkan
siswa untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah untuk mengingatnya
dalam waktu yang lama dibandingkan dengan penyampaian materi pelajaran
dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantu atau media pembelajaran.
Dari beberapa pengertian media diatas dapat disimpulkan bahwa media itu
sendiri adalah suatu alat yang digunakan sebagai perantara untuk membantu
seseorang dalam menyampaikan isi pesan. Media biasanya juga digunakan dalam
proses pembelajaran termasuk dalam pembelajaran pengenalan komponen, untuk
membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Cecep Kustandi (2013: 8) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah
alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk
memperjelas makna pesan yang disampaikan guru, sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Media pembelajaran
merupakan sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.
Sukiman (2012: 29) mengungkapkan media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan siswa
sehingga proses belajar terjadi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
Sedangkan Oemar Hamalik (1982: 23), menyatakan bahwa media pendidikan
adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih
7

mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Rossi dan Breidle (dalam Wina sanjaya, 2006: 163) mengungkapkan
media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat di pakai untuk
mencapai tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, Koran, majalah, dan
sebagainya. Sedangkan Gagne’ dan Briggs 1975 (dalam Azhar Arsyad , 2011: 4)
menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk membantu menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara
lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar
bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.
Arief S. Sadiman (2009: 7) mengungkapkan bahwa media dalam
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi. Ahmad Rohani (1997: 4) menyatakan media instruksional edukatif
atau media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar
yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan
hasil instruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan instruksional dapat
dicapai dengan mudah. Wuri Wuryandani&Fathurrohman (2012: 76) menyatakan
media pembelajaran merupakan alat bantu untuk mempermudah sampainya materi
pelajaran kepada siswa.
Dari berbagai pendapat tentang media pembelajaran diatas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah seperangkat alat yang dapat
digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada
siswa dan dapat membantu mencapai tujuan pendidikan. Media pembelajaran ini
digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi Pengenalan
komponen kepada siswa, agar materi Pengenalan komponen lebih mudah
disampaikan dan mudah dipahami siswa.

2.1.2 Jenis Media Pembelajaran

Menurut Rudy Bretz (dalam Arief S. Sadiman, 2009: 20) jenis media
pembelajaran diklasifikasikan dalam 8 kriteria, yaitu 1) media audio visual gerak,
8

2) media audio visual diam, 3) media audio semi-gerak, 4) media visual gerak, 5)
media visual diam, 6) media semi-gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.
Gagne (dalam Arief S. Sadiman, 2009: 23) membuat 7 macam pengelompokkan
media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak,
gambar diam, gambar bergerak, film bersuara dan mesin belajar. Menurut Ibrahim
(dalam Daryanto, 2010: 18), media pembelajaran dikelompokkan berdasarkan
ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok,
yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga dimensi, media
audio, media proyeksi, televisi, video, dan komputer. Sedangkan Wina Sanjaya
(2006: 172-173) mengklasifikasikan media pembelajaran ke dalam beberapa
klasifikasi. Dilihat dari sifatnya, media pembelajaran dibagi ke dalam :
a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang
hanya memiliki unsur suara, seperti : radio dan rekaman suara.
b. Media visual : media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur
suara. Misalnya foto, lukisan, gambar, dan media grafis.
c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Misalnya: rekaman video, film, slide
suara. Kemampuan media ini dianggap lebih menarik sebab mengandung unsur
suara dan unsur gambar.
Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media pembelajaran dibagi
menjadi media dengan daya liput luas serentak dan media dengan daya liput
terbatas. Media yang memiliki daya liput yang luas, dan serentak yaitu seperti
radio, televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-
kejadian yang akktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruang khusus.
Sedangkan media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
waktu, seperti film slide, film, video. Dari cara teknik pemakaiannya, dibagi
menjadi media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi.
Jenis media ini memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector, slide
projector, OHP. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan,
radio.
9

Ahmad Rohani (1997: 18) membagi media pembelajaran ke dalam


beberapa klasifikasi. Menurut jenisnya yaitu: Berdasarkan indra yang digunakan
media dikelompokkan menjadi media audio, media visual dan mdia audio visual.
Berdasarkan jenis pesan media dikelompokkan menjadi media cetak, media non
cetak, media grafis dan media non-grafis. Berdasarkan sasarannya media
dikelompokkan menjadi media jangkauan terbatas (tape) dan media jangkauan
yang luas (radio, pers). Sedangkan Anderson (dalam Arief S. Sadiman, 2009: 89)
membagi media dalam sepuluh kelompok, yaitu: media audio, media cetak, media
cetak bersuara, media proyeksi (visual) diam, media proyeksi dengan suara, media
visual gerak, media audio visual gerak, objek, sumber manusia dan lingkungan,
media computer.
Dari beberapa uraian pengelompokkan media pembelajaran diatas, dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran itu secara umum dibagi atas media cetak,
media audio, media visual, dan media audio-visual. Media pembelajaran yang
digunakan dalam pengembangan ini adalah kategori audiovisual yaitu jenis media
yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa
dilihat. Misalnya: rekaman video, film, slide suara.

2.1.3 Manfaat Media Pembelajaran

Wuri Wuryandani & Fathurrohman (2012: 77-76), mengungkapkan bahwa


penggunaan media pembelajaran juga dapat mempertinggi proses dan hasil
pengajaran berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Dengan adanya beberapa
manfaat media pembelajaran yang telah disebutkan diatas, maka media
pembelajaran dalam pengembangan ini memang cocok digunakan dalam
pembelajaran karena selain merangsang siswa untuk lebih tertarik belajar
pengenalan komponen, media pembelajaran juga dapat mempertinggi proses dan
hasil belajar pengenalan komponen siswa. Nana Sudjana & Rivai (2011: 2)
mengungkapkan bahwa media pengajaran itu dapat mempertinggi proses belajar
siswa dan dapat mempertinggi hasil belajar siswa. Selain itu, media pengajaran
juga memiliki banyak manfaat yaitu:
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar siswa
10

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
siswa
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan dan tidak
hanya menggunakan komunikasi verbal.
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan.
Cecep Kustandi (2013: 23) mengungkapkan beberapa manfaat dari
penggunaan media pembelajaran diantaranya yaitu: media pembelajaran dapat
memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar serta
meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, media pembelajaran dapat
meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan
motivasi belajar, media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,
dan waktu, media pembelajaran akan memberikan interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan guru, siswa dan lingkungannya, dan memungkinkan siswa
untuk belajar sendiri-sendiri.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disumpulkan bahwa media
pembelajarn itu memiliki banyak manfaatnya dalam proses pembelajaran
termasuk dalam pembelajaran pengenalan komponen. Dengan menggunakan
media pembelajaran siswa akan menjadi lebih termotivasi untuk belajar, lebih
memperhatikan, dan lebih mudah dalam memahami materi, sehingga akan
mempertinggi proses dan hasil belajar siswa.

2.1.4 Kriteria Pemilihan Media


Arief S. Sadiman (2009: 85) menyatakan bahwa kriteria pemilihan media
harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi, dan
keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat khas
(karakteristik) media yang bersangkutan. Profesor Ely (dalam Arief S. Sadiman,
2009: 85) mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari
konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara
keseluruhan. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain: karakteristik
siswa, strategi belajar-mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan
sumber, dan prosedur penilaian.
11

Cecep Kustandi (2013: 80-81) menyatakan beberapa kriteria dalam


pemilihan media pembelajaran yaitu: sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,
tepat untuk mendukung isi pelajaran, bersifat praktis luwes dan tahan lama, guru
terampil menggunakannya, pengelompokkan sasaran, dan mutu teknis. Nana
Sudjana & Rivai ( 2013: 4-5) mengungkapkan beberapa kriteria dalam
pemilihanmedia pembelajaran,yaitu: ketepatannya dengan tujuan pembelajaran,
dukungan terhadap isi bahan pengajaran, kemudahan memperoleh media,
keterampilan guru dalam menggunakan media, tersedia waktu untuk
menggunakannya, sesuai dengan taraf berpikir siswa. Sedangkan Dina Indriana
(2011: 28) mengungkapkan beberapa faktor yang menentukan untuk memilih
media yaitu kesesuaian tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi yang
diajarkan, kesesuaian dengan fasilitas pendukung, kesesuaian dengan karakteristik
siswa,kesesuaian dengan gaya belajar siswa, dan kesesuaian dengan teori yang
digunakan.
Wuri Wuryandani & Fathurrohman (2012: 76) mengungkapkan dalam
memilih media pembelajaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru,
yaitu: kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, mendukung materi pelajaran yang
disampaikan, mudah tidaknya mendapatkan media, keterampilan guru
menggunakan media tersebut, ada waktu menggunakannya, dan disesuaikan
dengan tingkat perkembangan berpikir siswa.
Dari beberapa kriteria pemilihan media di atas, dapat disimpulkan bahwa
dalam memilih media perlu mempertimbangkan beberapa kriteria yaitu
kesesuaian dengan materi yang diajarkan, sesuai dengan karakteristik siswa,
kemudahan memperoleh media, keterampilan guru menggunakan media, bersifat
praktis, luwes dan tahan lama. Pengembangan ini memilih menggunakan media
alat yang dapat mengeluarkan suara serta dapat terhubung ke computer dan di
tampilkan pada lcd proyektor dalam pembelajaran karena media tersebut sesuai
untuk menyampaikan materi pengenalan komponen, alat yang di gunakan juga
mudah didapatkan dan sebagian guru saat ini sudah bisa mengoperasikan laptop
sehingga media alat ini mudah dalam penggunaaanya, alat ini juga praktis dan
tahan lama dalam penggunaannya.
12

2.1.5 Media Audio Visual dalam Pembelajaran Pengenalan Komponen


Elektronika

2.1.5.1 Audio visual

Audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang


penyerapanya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya
tergantung kepada pemahaman kata atau simbol – simbol yang serupa agar
para siswa mampu termotivasi dalam mengikuti pelajaran
Darwanto(2007:101). Menurut Sukiman (2012: 184) audio visual adalah
media penyalur pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan
penglihatan. Jadi bisa disimpulkan bahwa media pembelajaran audio visual
adalah perantara atau alat peraga yang digunakan oleh guru dalam kegiatan
beajar mengajar yang produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya
melalui pandangan (gambar) dan pendengaran (suara).

2.1.5.2 Media Berbasis Audio Visual


Media pembelajaran berbasis audio visual adalah media penyaluran
pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan. Diantara
jenis media audio visual adalah media film, video, dan televisi. Dalam
penelitian ini peneliti lebuh terfokus membahas media pembelajaran audio
visual berupa film dan video. Definisi film menurut UU 8/1992 Sukiman
(2012:185 ) adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media
komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas sinemografi.
Film kini diartikan sebagai suatu cabang seni yang menggunakan audio dan
visual sebagai medianya.
Sedangkan video adalah seperangkat komponen atau media yang
mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu yang bersamaan.
Media video ini dalam pembelajaran PAI dapat digunakan untuk mengajarkan
materi untuk pengembangan aspek sikap atau nilai– nilai meupun ketrampilan
seperti ketrampilan wudhu, shalat, manasik haji, dan sebagainya.
Media film dan video memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya
kelebihan dari media film dan video Arsyad (2003: 49) adalah:
13

a. Film dan video dapat melengkapi pengalaman – pengalaman dasar


peserta didik ketika mereka membaca, berdiskusi, dan berpraktik.
b. Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat
yang dapat disaksikan secara berulang – ulang jika dipandang perlu.
Misalnya langkah – langkah berwudhu dan sholat fardhu.
c. Film dan video dapat meningkatkan motivasi dan menanamkan
sikap yang baik.
d. Film dan video yang mengandung nilai – nilai positif dapat
mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta
didik.
Adapun kekurangan dari media film dan video adalah:
a. Pengadaan film dan video pada umumnya memerlukan biaya yang
relatif mahal dan waktu yang relatif lama.
b. Pada saat film dipertunjukkan, gambar – gambar yang bergerak terus
sehingga tidak semua peserta didik mampu mengikuti informasi yang
ingin disampaikan film tersebut.
c. Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film dan video itu
dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
Berdasarkan penjelasan teori – teori yang dikemukakan diatas maka
salah satu hal yang bisa dilakukan oleh seorang guru dalam
menjelaskan materi Pengenalan komponen yakni dengan pemanfaatan
media pembelajaran secara maksimal terutama penggunaan media film
dan video. Pembelajaran Pengenalan komponen yang banyak
praktiknya menuntut seorang guru supaya dapat menjelaskan materi
secara jelas dan terperinci agar mudah dipahami oleh siswa. Misalnya
saja pada saat menjelaskan tentang tata cara shalat dan bacaan –
bacaannya bisa diputarkan video, dengan melihat tata cara shalat
secara langsung dan mendengarkan penjelasan materi tersebut
diharapkan siswa dapat memahami dan memperbaiki kesalahan –
kesalahan yang selama ini dilakukan setelah diputarkan video
mengenai tata cara shalat.
14

2.1.5.3 Nilai – Nilai Praktis Penggunaan Media


Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai –
nilai praktis Asnawir(2002: 14) sebagai berikut:
a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang
dimiliki siswa atau mahasiswa. Pengalaman masing – masing individu
yang beragam karena kehidupan keluarga dan masyarakat sangat
menentukan macam pengalaman yang dimiliki mereka. Dalam hal ini
media dapat mengatasi perbedaan tersebut.
b. Media dapat mengatasi ruang kelas. Banyak yang sukar untuk
dialami secara langsung oleh siswa/ mahasiswa didalam kelas. Maka
dengan melalui media akan dapat diatasi kesukaran – kesukaran
tersebut.
c. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa
dengan lingkungannya.
d. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang
dilakukan siswa dapat secara bersama – sama diarahkan menuju hal –
hal yang sesuai dengan tujuan yang dicapai.
e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis.
f. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
g. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang aiswa untuk
belajar. Dengan adanya media pembelajaran dapat menimbulkan
rangsangan tertentu kearah keinginan untuk belajar.
h. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu
yang konkret kepada yang abstrak.
Jadi dengan adanya penggunaan media pembelajaran audio visual
yang mempunyai nilai – nilai praktis maka akan mempermudah seorang guru
dan murid. Bagi seorang guru penggunakan media akan membantu dalam
memberikan penjelasan kepada murid terhadap hal–hal yang dianggap sulit
menjadi sesuatu yang bisa dipelajari dan dipahami secara lebih sederhana.
Kebiasaan guru yang selama ini sering menggunakan metode ceramah
15

mengakibatkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran yang


diajarkan oleh guru. Maka dengan menggunakan media audio visual siswa
bisa melihat secara langsung materi Pengenalan komponen dan mendengar
penjelaskan dari materi tersebut yang diharapkan membantu pemahaman
siswa. Adanya media audio visual yang menjelaskan materi dengan melihat
secara langsung dan mendengarkan penjelasannya maka akan memotivasi
murid dalam mengikuti pelajaran, dan siswa tidak akan merasa bosan dengan
pengajaran guru yang monoton. Seorang guru harus berfikir kreatif dan
inovatif dalam menggunakan media pembelajaran, karena banyak nilai – nilai
dalam penggunaan media tersebut. Bagi seorang siswa dengan penggunaan
media pembelajaran maka kegiatan belajar di kelas akan lebih menyenangkan
dan bervariasi karena siswa bisa melihat secara langsung praktik yang selama
ini dilakukan dalam kehidupan sehari - hari sehingga akan memicu kreativitas
peserta didik serta bisa memperbaiki kesalahan – kesalahan yang selama ini
dilakukan setelah mendapatkan penjelasan yang benar oleh guru mata
pelajaran Pengenalan komponen.

2.1.6 Komponen Elektronika


Richard Blocher (2004:17-18) mengemukakan diode satu komponen
lain yang penting dalam elektronika adalah diode. Dalam skema rangkaian ,
diode dilambangkan seperti panah dimana arah arus bergerak dari satu kutub
ke kutub lainya dan tidak dapat melakukan sebaliknya. katoda berada pada
ujung dari segitiga. Komponen diode sering berbentuk silinder kecil dan
biasanya di beri lingkaran pada katoda untuk menunjukkan posisigaris dalam
lambing.
Zanudin Zukri(2007:8) mengemukakan Inductor di definisikan sebagai
konstanta pembanding yang berlakupada persamaan tegangan dalam
kumparan konduktor .
Dari penjelasan diatas mengenai media pembelajaran dengan audio visual
pada pengenalan komponen elektronika dapat di simpulkan bahwa dengan
menggunkan media visual siswa menjadi lebih tau bentuk asli dan
penggunaanya dalam rangkain serta dengan menggunkan audio pada
16

pembelajaran siswa menjadi lebih tertarik karna sudah terdapat penjelasan saat
komponen di tampilkan di proyektor.

2.1.7 Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian Miftahul Huda (2011) dengan berjudul “Efektifitas dan


pengembangan media pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
berbasis multimedia pada materi Topologi Jaringan untuk SM ” menunjukkan
hasil validasi dari ahli media diperoleh nilai 79,l7% (Sangat Baik) dan validasi
dari ahli materi dinyatakan Baik. Hasil keterbacaan program oleh siswa
termasuk kategori baik. Media ini mempunyai peningkantan hasil belajar di
kelas sehingga layak digunakan sebagai media pembelajaran.

Mohamad Amin pada tahun 2009 dalam judul penelitian pengembangan


media pembelajaran teknik kerja membubut ulir berbasis multimedia
menjelaskan bahwa dari uji kelayakan penelitian ini diperoleh hasil yang baik
oleh ahli media sebesar 77.31%, ahli materi sebesar 76.7900 dan mahasiswa
sebesar 79.05%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa uji kelayakan
yang dihasilkan adalah baik.

Agus Buchori pada tahun 2011 dalam judul media pembelajaran microsoft
excel berbasis multimedia menjelaskan bahwa dari uji kelayakan penelitian ini
diperoleh hasil yang baik oleh ahli media sebesar 70%, ahli materi sebesar
81.25% dan siswa sebesar 83,56%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa uji kelayakan yang dihasilkan adalah sangat baik.

2.1.8 Kerangka berfikir

Permasalahan yang di temui yaitu


siswa sulit memahami materi, Analisis media pembelajaran
kurang tertarik karna media yang yang tepat untuk siswa
kurang menarik

Pengembangan media
Produk akhir media pembelajaran
pembelajaran yang mampu
interaktif
mengoptimalkan pahaman siswa
17

Penyajian media juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan


pembelajaran. Guru atau pendidik sebaiknya mampu memahami gaya belajar
siswanya karena tiap individu memiliki gaya belajarnya sendiri seperti gaya
belajar tipe visual, auditorial, atau tipe kinestetik. Di samping itu guru juga
harus mampu memaksimalkan lingkungan belajar yang mencakup seluruh
aspek yang relevan dengan pembelajaran tersebut seperti alat peraga, strategi
pembelajaran, media pembelajaran, dan sebagainya.

Media interaktif berbasis alat pendekteksi ini dipilih karna dapat


menyajikan materi dalam bentuk audio dan juga bentuk text dimana siswa
dapat mengulang audio dari alat apabila belum memahami materi dan dari
cara ini siswa yang malu bertanya dapat memahami tanpa perlu bertanya serta
dengan adanya system wireless di alat yang akan mengirimkan perintah untuk
menampilkan materi di proyektor kelas maka materi selain di sajikan pada
alat juga akan di tampilkan pada proyektor kelas yang menyebabkan seluruh
siswa dapat memahami materi karna adanya media yang menarik.

2.1.9 Hipotesis
Berdasarkan hasil kajian penulis, maka hipotesis yang dihasilkan adalah
H0: Media interaktif pengenalan komponen tidak layak digunakan sebagai
media pendukung pembelajaran pada mata pelajaran Prakarya dan
kewirausahaan SMA Negeri 4 Singaraja.
H1: Media interaktif pengenalan komponen layak digunakan sebagai
media pendukung pembelajaran pada mata pelajaran Prakarya dan
kewirausahaan SMA Negeri 4 Singaraja.
Pengambilan kesimpulan dengan asumsi:
1. Jika nilai Prob/Signifikansi/P-value < α, maka H0 ditolak
2. Jika nilai Prob/Signifikansi/P-value ≥ α, maka H0 diterima.
18

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development/
R&D). Metode Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut (Sugiyono, 2009: 407). Untuk menghasilkan produk tertentu digunakan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji efektifnya produk
supaya dapat berfungsi di masyarakat. Jadi penelitian dan pengembangan bersifat
longitudinal (bertahap bisa multy years). Langkah penelitian dan pengembangan
yang dikembangkan adalah sebagai berikut

Potensi dan Validasi Revisi


Masalah Desain Produk

Pengumpul Revisi Uji Coba


an Data Pemakaian Produk Masal
Desain

Desain Uji Coba


Produk Produk Revisi Produk

Gambar 1. Langkah-langkah Penelitian


Sumber : Sugiyono (2014, 409)
Langkah-langkah tersebut secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.
1. Potensi dan Masalah
Menurut Sugiono(2015:409)” penelitian ini berangkat dari adanya potensi
dan masalah”. Potensi adalah segala sesuatu yang bila di daya gunakan
akan memiliki nilai tambah. Masalah juga bisa di jadikan sebagai potensi,
apabila dapat mendayagunakan, bedasarkan hasil observasi pada kelas x di
SMA Negeri 4 Singaraja kurang memiliki media yang menunjang
berjalanya pembelajaran, serta guru hanya menerankan materi dengan
19

menggunakan media papan tulis serta minat belajar siswa yang kurang
membuat hasil ulangan siswa kurang memuaskan atau tidak melewati nilai
standar mata pelajaran serta tidak adanya media pendukung belajar yang
dapat menunjang proses belajar. Dari potensi dan masalah tersebut, maka
di buatlah media yang dapat membantu guru dalam proses mengajar
materi komponen aktif dan pasif yaitu sebuah media interaktif yang dapat
mengenalkan komponen dalam bentuk nyata dengan bentuk audio dan
visual .
2. Pengumpulan Data
Sebelum mendesain produk, perlu diadakan proses pengumpulan data.
Pada tahap ini pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara
kepada siswa dan gugu terkait mata pelajaran Prakarya dan
kewirausahaan.
3. Desain Produk
Produk yang di hasilkan dari penelitian ini adalah sebuah alat yang dapat
menenal komponen elektronika dan menjelaskan dalam bentuk suara dan
text, dengan adanya inovasi menambahkan suara pada alat akan
memberikan daya tarik ke siswa untuk mendengakan dan mengikuti
pelajaran.
4. Validasi desain
Pada tahap ini, hasil rancangan produk media pembelajarran interaktif
berbasis alat pendetesi komponen ini dilakukan uji validasi. Uji validasi
ini dilakukan oleh orang ahli dalam bidang media dan materi yang di
sajikan
5. Revisi desain
Setelah hasil produk di validasi selanjutnya di diskusikan dengan
validator. Apabila hasil validasi dari validator kurang memuaskan maka
produk tersebut dilakukan penyempurnaan dan apabila hasil sudah
memuaskan maja di lanjutkan ke uji coba produk.
6. Uji Coba Produk
Produk yang telah divalidasikan oleh ahli kemudian diujicobakan pada
siswa. Uji coba produk dilakukan dengan melakukan uji perorangan, uji
20

coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis dan digunakan untuk memperbaiki atau merevisi
produk yang dikembangkan. Pada uji coba lapangan dilakukan dengan
memperhatikan ketertarikan siswa dalam membaca dan medengar isi
materi dari Media Pembelajaran interaktif, selanjutnya angket atau
kuisioner diberikan kepada siswa untuk menilai Media Interaktif yang
digunakan. Dari hasil penilaian angket siswa tersebut akan dianalisis
sehingga terlihat bahwa Media Pembelajaran interaktif berbasis alat
pengenal komponen layak atau tidak sebagai bahan referensi atau media
pembelajaran
7. Revisi Produk
Setelah mendapatkan hasil uji coba produk media interaktif berbasis
pengenal komponen, selanjutnya dilakukan analisa. Apabila hasil uji coba
produk memperoleh hasil yang kurang memuaskan dari siswa, maka
dilakukan perbaikan produk.

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian ini dilakukan untuk memvalidasi hasil produk
dengan ahli media da nisi pada media pembelajaran interaktif berbasis alat
pengenal komponen pada materi komponen pasif dan aktif mata pelajaran
prakarya dan kewirausahaan SMA N 4Singaraja
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah alat yang mampu mengenal
komponen elektronika dengan menggunakan sebuah mikrokontroler yang di
program, alat ini sendiri memiliki kemampuan yang dapat mengeluarkan suara
yang di aplikasikan untuk menjelaskan komponen yang sedang di deteksi serta
di lengkapi dengan lcd display dan media ini akan di gunakan pada siswa
kelas x SMA N 4 Singarja.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data Perancangan yang disusun dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data Validasi Ahli
21

Data validasi ahli dipeoleh dari lembar validasi yang diberikan kepada
para ahli untuk menilai dan menelaah media pembelajaran yang
dikembangkan. Hasil telaah digunakan sebagai masukan untuk
merevisi/ menyempurnakan media pembelajaran yang digunakan.
2. Data Respon Siswa
Untuk memperoleh data respon siswa terhadap media pembelajaran
setelah berakhirnya proses pembelajaran. Data diperoleh dengan
menggunakan angket respon siswa.
3.2.3 Instrument Penelitian
Instrument penelitian atau alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrument yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1) Lembar Validasi Media Pembelajaran
Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai pendapat
para ahli (validator) terhadap media pembelajaran dikembangkan
sehingga menjadi acuan/pedoman dalam merevisi media pembelajaran
yang dikembangkan, yaitu (1) instrumen uji kelayakan untuk ahli
materi pemrograman dan (2) instrumen uji kelayakan untuk ahli media
pembelajaran.
2) Lembar Angket Respon Siswa
Instrumen ini disusun untuk mendapatkan data mengenai pendapat
siswa terhadap materi dan media pembelajaran yang dikembangkan.
3.2.4 Teknik Analisis Data
Teknik Analisa data angket pada tahap ini adalah dilakukan dengan
dianalisis menggunakan teknik deskriptif presentase dengan persamaan
(Sudjiono 2008):
𝑷=𝒇𝑵 ×𝟏𝟎𝟎%.
Keterangan:
P = presentase skor
f = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimum
22

Validator materi dan media akan menjawab pertanyaan dengan


memberi skor sesuai rubrik validasi (skor tertinggi=4 dan skor
terendah=1). Penentuan kriteria validitas ditentukan dengan cara sebagai
berikut (Sudjana , 2005):
a. Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum),yaitu
(4:4)x100% =100%
b. Menentukan persentase skor terendah (skor minimum),yaitu
(1:4)x100%= 25%
c. Menentukan range, yaitu 100 % - 25 % = 75 %
d. Menetapkan kelas interval, yaitu= 4 (sangat layak, layak, kurang
layak, tidak layak)
e. Menentukan panjang interval, yaitu 75:4 = 18,75 %
Berdasarkan perhitungan di atas, maka rentang persentase dan
kriteria kualitatif uji kelayakan media dapat ditetapkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Rentang persentase dan kriteria kualitatif uji kelayakan
media
Rentang persentase (%) Kriteria kualitatif

82% - 100% Sangat Layak

63% - 81% Layak

44% - 62% Kurang Layak

25% - 43% Tidak Layak

3.2.5 Perancanaan Desain Produk

Perencanaan desain produk terdiri dari empat bagian yaitu : 1)


Perencanaan pengumpulan data.2) analisi kebutuhan. 3) desain. 4)
perencanaanproduk

1. Perencanaan Pengumpulan Data

Perncangan Media interaktif berbasis alat pendeteksi komponen


berdasarkan kompetensi dasar yang terdapat pada setiap materi terdapat
pada kelas X .
23

Berikut ini adalah tabel kompetisi dasar dan indicator

Kompetensi Dasar Indikator


3.2. Mengidentifikasi sumber daya 3.2.1. Mengetahui komponen
yang dibutuhkan dalam elektronika
mendukung proses produksi 3.2.2. Memahami komponen
karya rekayasa sebagai alat elektronika pasif
komunikasi sederhana dengan 3.2.3. Mengetahui simbul komponen
sumber arus listrik pasif
3.2.4. Mengetahui cara menghitung
nilai dari komponen pasif
3.2.5. Memahami komponen
elektronika aktif
3.2.6. Mengetahui fungsi dari dioda
dan transistor
3.2.7. Mengetahui simbol dan
karakteristik dari dioda dan
transistor
3.2.8. Mengethaui pengertian dan
fungsi dari Integrated Circuit
atau IC
3.2.9. Mengetahui simbol dan
karakteristik dari Integrated
24

Circuit atau IC

2. Analisis Kebutuhan

Kebutuhan yang di perlukan dalam perancangan produk ini terdiri dari media
interaktif yang di dalamnya berisi kumpulan penjelasan dan di dukung
dengan audio sebagi penjelasan saat mengoperasikan alat

3. Desain

a. Rangkaian
25

b. Casing

RESISTOR

LCD NOKIA 5110

4. Perancangan Produk
BUTTON
a. Alat dan Bahan
 Arduinio nano
 Modul mp3
 Modul rfid 232
 Speaker
 Amplifier
 Lcd nokia 5110
 Kabel
 Sofware
b. Proses Pembuatan
 Membuat desain PCb
 Cetak PCB
26

 Penyolderan
 Pembuatan Casing
3.2.6 Validasi Desain Penelitian
Produk berupa media interaktif berbasis alat pengenalan komponen yang
telah didesain dilakukan proses validasi oleh para ahli. Validasi desain
dilaksanakan melalui uji validasi media dan materi. Pada tahap ini subjek sebagai
responden sekaligus menjadi validator terdiri dari lima orang ahli media dan
materi, yaitu dosen ahli media dan empat orang ahli isi pada bidang elektro listrik
dengan spesifikasi minimal Sarjana (S1) Program Studi Pendidikan Teknik
Elektro di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), dan guru pengampu mata
pelajaran prakarya dan kewirausahaan di SMA Negeri 4 Singaraja
27

H. Jadwal Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menjadwalkan penelitiannya sebagai berikut:
Waktu Kegiatan (Tahun 2018)
No Nama Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan topik penelitian
Penyusunan proposal dan
2
bimbingan
3 Seminar Proposal
4 Merancang desain media
5 Mengembangkan media
Mengimplementasikan/mener
6
apkan media
Melaksanakan
7
evaluasi/perbaikan media
8 Penyusunan Laporan Skripsi
9 Ujian Skripsi
28

Daftar Pustaka:

Zukri, 2007,”Analisa Rangkaian” Yogyakkarta,Graha ilmu

Blocher, 2004,”Dasar Elektronika”.Yokyakarta,C.V ANDI OFFSET

Sugiyono, 2010,” Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D”. Alfabeta Bandung

Afifah, 2015, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual Dan


Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Mts
Assalafi Kenteng, Kec.Susukan, Kab. Semarang”. Skripsi (tidak
diterbitkan), Institut Agama Islam Negeri Salatiga
Nugroho, 2015, “Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran Terhadap
Keterampilan Proses Ipa Dan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V Sd
Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi
(tidak diterbitkan), Universitas Negeri Yogyakarta

Nurkolis, 2015, “Pengembangan media belajar mind map berbasis adobe flash
dalam pokok pembahasan transistor di SMK N1 MALANG”. Skripsi
(tidak diterbitkan), Universitas Negeri Yogyakarta

Pradipta, 2016, “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Adobe


Flash pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan materi
elektro(listrik) untuk siswa kelas XI MIPA dan IPS di SMA Negeri3
Singaraja” skripsi(tidak di terbitkan), Universitas Pendidikan Ganesha
29

Anda mungkin juga menyukai