Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH FERMENTASI AMPAS TAHU SEBAGAI SUMBER

PROTEIN UNTUK TERNAK SAPI DI SALIMPAUNG

Muhammad Syarif. S, Rahmat Niko Illahi


Muhammadsyarif653@gmail.com,Rahmatnillahi002@gmail.com

ABSTRAK
Judul penelitian ini yaitu pengaruh fermentasi ampas tahu sebagai sumber protein
untuk ternak sapi di Salimpaung. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
cara pembuatan fermentasi ampas tahu untuk ternak sapi dan bagaimana pengaruh
pemberian pakan fermentasi ampas tahu terhadap ternak sapi. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah industri
pengolahan tahu sebagai pakan sumber protein bagi ternak sapi dan untuk
menekan biaya pembelian pakan ternak sapi. Metode yang digunakan adalah
metode observasi dengan teknik wawancara. Dalam penelitian ini teori yang
digunakan yaitu (Pulungan dalam Fridata dkk., 2014), (Tifani dkk., 2014) dan
Anas (2018). Hasil dari penelitian Ampas tahu memiliki kandungan gizi yang baik
untuk pakan ternak. Ampas tahu mengandung nutrisi yang tinggi, oleh karena itu
ampas tahu sangat bermanfaat bila dimanfaatkan untuk pakan ternak.

Kata kunci: Sapi, pakan ternak, ampas tahu, protein, fermentasi, EM4

I. PENDAHULUAN

Peternakan adalah segala upaya manusia atau seseorang untuk pemeliharaan

mengembangbiakan ternak tertentu guna mendapatkan manfaat dan hasil dari

kegiatan tersebut (Abbas, 2005:5). Sementara (Marzuki dkk., 2010:1) menyatakan

peternakan merupakan tempat dimana ternak dapat tumbuh dan berkembang,

mulai dari pembibitan, pemeliharaan, penggemukan, sampai pengolahan hasil

ternak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peternakan adalah suatu

kegiatan usaha pemeliharaan dan pengembangbiakan hewan ternak yang dilakukan

manusia dengan tujuan untuk mendapatkan hasil dan manfaat dari ternak.

1
Salah satu objek penelitian dibidang peternakan yaitu ternak ruminansia.

Ruminansia berasal dari kata latin “Ruminate” yang berarti menunyah berulang-

ulang. Proses ini disebut proses ruminansia yaitu suatu proses pencernaan pakan

yang dimulai dari pakan dimasukkan kedalam rongga mulut dan masuk kedalam

rumen setelah menjadi bolus–bolus dimuntahkan kembali (regurgitasi), dikunyah

kembali (remastikasi), penelan kembali (redeglutasi) dan dilanjutkan proses

fermentasi di rumen dan ke saluran berikutnya (Prawirokusumo dalam Astuti,

2012:4). Sementara (Hakim dalam Astuti, 2012:4) menyatakan ruminansia adalah

hewan pemakan hijauan atau herbivora yang memiliki lambung dengan beberapa

ruangan yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.

Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis-jenis hewan ternak yang

dipelihara manusia sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja, dan kebutuhan

manusia lainnya. Ternak sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging di

dunia, 95% kebutuhan susu, dan kulitnya menghasilkan sekitar 85% kebutuhan

kulit untuk sepatu. Sapi adalah salah satu genus Bovidae. Ternak atau hewan-

hewan lainnya yang termasuk famili ini adalah bison, banteng (Bibos), kerbau

(bubalus), kerbau afrika (Syncherus) dan anoa (Pane, 1986:8).

Protein adalah senyawa organik komplek yang mempunyai berat molekul

tinggi. Protein mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen, tetapi

sebagai tambahannya, semua protein mengandung nitrogen. Hampir lima puluh

persen dari berat kering suatu sel hewan adalah protein. Penyusun struktur sel-sel,

antibodi-antibodi, dan banyak hormon-hormon adalah protein. Sembilan puluh

persen dari protein sel adalah enzim-enzim yang kepadanyalah tergantung struktur

dasar yang menentukan fungsi sel. Potein dalam tubuh berguna untuk membangun

2
dan menjaga atau memelihara protein jaringan dan organ tubuh, menyediakan

asam-asam amino makanan, menyediakan energi dalam tubuh, menyediakan

sumber lemak badan, menyediakan sumber gula darah, menyediakan komponen

tertentu dari DNA, RNA dan ATP (Tillman dkk. dalam Triyono, 2007:6).

Ampas tahu merupakan limbah dari proses pembuatan tahu. Secara fisik

bentuknya agak padat, berwarna putih, diperoleh ketika bubur kedelai diperas

kemudian di saring. Bobot ampas tahu rata-rata 1,12 kali bobot kedelai kering,

sedangkan volumenya 1,5 sampai 2 kali volume kedelai kering (Shurtleff dan

Aoyogi dalam Budaarsa dkk., 2016:4). Berdasarkan angka tersebut maka dari 1 kg

kacang kedelai yang dijadikan tahu akan dihasilkan 1,2 kg ampas tahu.

Alasan dilakukannya penelitian pengaruh fermentasi ampas tahu sebagai

sumber protein untuk ternak sapi di Salimpaung adalah jumlah ketersediaan pakan

yang terbatas sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan populasi ternak. Harga

pakan konsentrat yang tinggi selalu memberikan kendala bagi peternak untuk

mengembangkan peternakan. Limbah ampas tahu dapat digunakan sebagai bahan

alternatif pengganti konsentrat. Selain murah harganya, ampas tahu mudah

didapat, dan juga masih mempunyai kandungan gizi yang cukup baik untuk

produksi ternak. Kelemahan ampas tahu tersebut memiliki kandungan serat kasar

yang tinggi dapat menyulitkan ternak untuk mencerna, tetapi dapat dikurangi serat

kasar tersebut dengan proses fermentasi.

Lokasi penelitian pada Peternakan Albi berlokasi di Kecamatan

Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Usaha Peternakan

Albi bergerak di bidang pembibitan sapi pedaging. Peternakan Albi dikelola oleh

3
bapak Anas dan bekerja sama dengan kelompok tani ternak. Peternakan Albi

dikelilingi oleh sawah sehingga ternak sapi hanya bisa dikandangkan di

peternakan.

Berdasarkan uraian tersebut, masalah dalam pengaruh fermentasi ampas

tahu sebagai sumber protein untuk ternak sapi di Salimpaung adalah bagaimana

cara pembuatan fermentasi ampas tahu untuk ternak sapi dan bagaimana pengaruh

pemberian pakan fermentasi ampas tahu terhadap ternak sapi. Berdasarkan

masalah tersebut, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memanfaatkan

limbah industri pengolahan tahu sebagai pakan sumber protein bagi ternak sapi

dan untuk menekan biaya pembelian pakan ternak sapi.

Adapun manfaat dari penelitian pengaruh fermentasi ampas tahu sebagai

sumber protein untuk ternak sapi di Salimpaung ada dua yaitu manfaat teoritis dan

praktis. Manfaat secara teoritis yaitu untuk memperluas kajian di bidang ilmu

peternakan. Manfaat secara praktis yaitu untuk memberi wawasan kepada

peternak sapi untuk menggunakan fermentasi ampas tahu sebagai sumber protein

bagi ternak sapi.

Metode yang digunakan dalam penelitian pengaruh fermentasi ampas tahu

sebagai sumber protein untuk ternak sapi di Salimpaung adalah metode observasi.

Observasi yang dilakukan dengan cara mengamati ternak sapi yang berada di

Peternakan Albi dan proses pembuatannya. Teknik yang digunakan dalam metode

observasi dalam penelitian ini yaitu teknik wawancara dengan mewawancarai

pemilik Peternakan Albi.

4
II. PEMBAHASAN

2.1 Teori

2.1.1 Protein

Protein yang terdapat tiap 100 gram ampas tahu sebesar 26,6%, lemak

18,3% dan karbohidrat 41,3%. Ampas tahu mengandung serat kasar kurang lebih

16,8% (Lubis dalam Fridata dkk., 2014:7). Ampas tahu segar mempunyai kadar

air yang tinggi (80-84%), sehingga menyebabkan umur simpanan pendek, biaya

pengangkutan tinggi dan daerah penggunaan terbatas. Pengeringan merupakan

salah satu cara mengatasi kadar air yang tinggi dari ampas tahu yang segar

(Pulungan dalam Fridata dkk., 2014:7).

2.1.2 Alat Fermentasi

Alat yang digunakan pada pembuatan fermentasi ampas tahu adalah beaker

glass, pengukus, kompor, spatula, termometer, Ph meter, timbangan digital,

wadah tertutup, autoklaf, inkubator (memmert), oven (memmert), alat untuk

menguji kandungan pakan yaitu labu kjeldahl, erlenmeyer, labu lemak, desikator,

sokhlet, dan kertas saring. Alat untuk analisa kadar air yaitu cawan petri untuk

tempat sampel oven merk memmert untuk pengeringan sampel, desikator dan

silica gell untuk menyerap uap yang dihasilkan sampel setelah dikeringkan (Tifani

dkk., 2014:3).

2.1.3 Bahan Fermentasi

Bahan yang digunakan pada penelitian adalah ampas tahu sebagai bahan

utama, Effective Microorganisme 4 (EM4) sebagai mikroorganime yang

5
digunakan dalam fermentasi ampas tahu dengan bahan tambahan gula dan susu

skim hewan. EM4 merupakan cairan yang terdiri dari bakteri asam laktat, ragi,

dan jamur fermentasi. Bahan yang digunakan untuk pengujian pakan adalah asam

sulfat (H2SO4), katalis (campuran K2SO4 dan CuSO4), aquades, NaOH, HCL, dan

alkohol (Tifani dkk., 2014:3).

2.1.4 Prosedur Fermentasi

Tahapan awal dalam penelitian ini adalah membuat starter fermentasi ampas

tahu dengan EM4 selama 24 jam. Pembuatan starter bertujuan agar

mikroorganisme dalam EM4 dapat tumbuh dan menyatu dengan substrat ampas

tahu. Pembuatan starter diawali dengan menyiapkan ampas tahu yang sudah

dipasteurisasi sebanyak 50 gram kemudian dicampur dengan EM4 10% yang

sudah diencerkan, susu skim sebanyak 2,5% dan gula sebanyak 1%. Setelah

dicampur wadah starter ditutup dan difermentasi selama 24 jam pada inkubator.

Proses fermentasi ampas tahu adalah menjadi bahan pakan sebagai berikut:

pertama, ampas tahu dengan kadar air 40% ditimbang sebanyak 450 gram

kemudian dimasukan toples. Kemudian ampas tahu dipasteurisasi dengan suhu 80

derjat celsius. Lalu pH awal dicek dengan pH meter didalam laminar flow.

Selanjutnya Ampas tahu ditambah gula 1%, susu skim 2,5% dan ampas tahu

ditambah starter 50 gram kemudian diaduk. Ampas tahu difermentasi secara

anaerob dengan cara ditutup rapat dengan penutup toples dengan suhu inkubasi

35ºC dan lama waktu dengan perlakuan 48 jam. Hasil fermentasi dipasteurisasi

pada suhu 80ºC. Hasil fermentasi ampas tahu kemudian dikeringkan dengan suhu

6
60ºC selama 24 jam. Hasil pengeringan digiling, kemudian menjadi bahan pakan

dari ampas tahu (Tifani dkk., 2014:4).

2.1.5 Keuntungan Fermentasi

Menurut Anas (2018) bahwa “keuntungan fermentasi itu yang terbanyak,

terutama untuk sapi betina. Contohnya sapi dari lampung, disana untuk pola

makan diberikan untuk menunjukan mikroba pada rumen, menambah nafsu

makan, merangsang untuk birahi, dan banyak keuntungan lainnya. Fermentasi

dilakukan dengan menggabungkan bahan-bahan pakan yang tersedia misalnya ada

jerami, hijauan, kulit kakao, jadi jumlah semua bahan tersebut harus 1 ton.

Lamanya fermentasi selama 6 hari, pakan fementasi dapat diberikan langsung

pada ternak ataupun tidak, karena daya tahan pakan fermentasi mencapai 1

tahun”.

II.2 Analisis Data

Harga pakan harus disediakan dengan porsi lebih untuk mengembangkan

peternakan secara intensif dan serius dibandingkan dengan kebutuhan lainnya.

Pemakaian bahan-bahan yang mudah didapat, dengan harga yang relatif lebih

murah, namun masih memiliki kandungan gizi yang baik untuk produksi dan

kesehatan ternak itu sendiri merupakan suatu hal yang menjadi harus untuk

dilakukan peternak untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi.

Harga pakan konsentrat yang tinggi memberikan kendala bagi peternak

untuk mengembangkan peternakan. Pakan yang digunakan untuk menggantikan

konsentrat yang mahal tersebut dapat digunakan dengan menggunakan limbah

7
ampas tahu yang masih belum disadari oleh masyarakat, bahwa ampas tahu masih

mempunyai kandungan gizi yang baik. Limbah ampas tahu dapat digunakan

sebagai bahan alternatif pengganti konsentrat. Selain murah harganya, ampas tahu

mudah didapat, dan juga masih mempunyai kandungan gizi yang cukup baik

untuk produksi ternak. Kelemahan ampas tahu tersebut memiliki kandungan serat

kasar yang tinggi dapat menyulitkan ternak untuk mencerna, tetapi dapat

dikurangi serat kasar tersebut dengan proses fermentasi.

Penggunaan ampas tahu untuk pakan ternak ruminansia mempunyai

kandungan gizi yang bagus untuk pakan ternak, karena mengandung protein yang

tinggi. Pemberian ampas tahu dalam ransum sangat mempengaruhi dalam

performa ternak ruminansia. Upaya untuk memberbaiki kualitas gizi, mengurangi,

atau menghilangkan pengaruh negatif dari bahan pakan ampas tahu dapat

dilakukan dengan penggunaan mikroorganisme melalui proses fermentasi.

III. PENUTUP

Kesimpulan

Pemberian fermentasi ampas tahu untuk pakan ternak ruminansia

mempunyai nutrisi yang bagus untuk pakan ternak, karena mengandung protein

yang tinggi. Pemberian fermentasi ampas tahu dalam ransum sangat

mempengaruhi dalam performa ternak ruminansia, selain itu juga mempengaruhi

lemak dan kolestrol, serta ampas tahu mengandung zat yang bermanfaat untuk

ternak. Pengaruh pemberian fermentasi ampas tahu kepada ternak sapi adalah

menunjukan mikroba pada rumen, menambah nafsu makan, merangsang untuk

birahi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abbas. 2005. Pengantar Ilmu Peternakan. Padang: Universitas Andalas.

Anas. 2018. Wawancara Pakan Ternak Fermentasi Ampas Tahu pada Peternakan


Albi di Salimpaung.

Anjang Tifani, Muhammad dkk. 2014. Produksi Bahan Pakan Ternak Dari
Ampas Tahu Dengan Fermentasi Menggunakan Em4 (Kajian Ph Awal Dan
Lama Waktu Fermentasi). Jurnal Teknologi Pertanian. Malang: Fakultas
Teknologi Pertanian UB.

Astuti, Endah. 2012. Proses Produksi Konsentrat Ruminansia Dengan


Memperhatikan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di “Berkah Andini
Feed”, Koperasi Andini Luhur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Tugas
Akhir. Surakarta: Fakultas Pertanian UNS.

Budaarsa, K dkk. 2016. Pemanfaatan Ampas Tahu Untuk Mengganti Sebagian


Ransum Komersial Ternak Babi. Skripsi. Denpasar: Fakultas Peternakan
UNUD.

Fridata, Ivan Gaviota dkk. 2014. Kualitas Biskuit Keras Dengan Kombinasi
Tepung Ampas Tahu Dan Bekatul Beras Merah. Jurnal Teknobiologi..
Yogyakarta: Fakultas Teknobiologi Univeristas Atma Jaya Yogyakarta.

Marzuki, S dkk. 2010. Potensi Pengembangan Usaha Ternak Kambing Di


Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Jurnal Peternakan. Semarang:
Fakultas Peternakan UNDIP.

Pane, Ismed. 1986. Pemuliabiakan Ternak Sapi. Jakarta: PT Gramedia.

Triyono. 2007. Pengaruh Tingkat Protein Ransum Pada Akhir Masa Kebuntingan
Pertama Terhadap Performan Dan Berat Lahir Pedet Sapi Perah
Peranakan Friesian Holstein (PFH). Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian
UNS.

9
LAMPIRAN GAMBAR

Peneliti (Syarif dan Niko berfoto dengan ternak sapi)

Proses pembuatan pakan untuk sapi

Ternak sapi yang ada di Peternakan Albi


Ternak sapi yang ada di Peternakan Albi

LAMPIRAN LAPORAN SEMENTARA

Acc judul penelitian dan rumusan masalah artikel ilmiah

Anda mungkin juga menyukai