Anda di halaman 1dari 9

 

Vol. 1 No. 1 tahun 2012 [ISSN 2252-6633]


Hlm. 1-9

SEJARAH TATA CARA PERNIKAHAN MASYARAKAT


SAMIN DESA KLOPO DUWUR KABUPATEN BLORA
1970-2009

Ratrie Devi Aprilianti


Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negri Semarang
historiaunnes@gmailcom

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the development of the procedure Samin society wed-
ding in years 1970-2009 . This research study considered hist . Sources in this research study is
Samin community . Data collection techniques used and the use of library research using inter-
views . Along with the progress of time , Samin society precisely in the 1970s marriage procedure
Samin society is changing to keep track of the time outside of their community . This change is
seen after the entry of modernization in their communities . Samin community mindset that is sim-
ple is also beginning to develop. Samin society marriage is growing after the enactment of the mar-
riage law the government in 1974 and then following the marriage of the Department of Religion
Act in 1985 which both require that marriage should be legalized Samin society by the State and
the Office of Religious Affairs and Samin society where marriages begin either listed in civil and
KUA.

Keywords : Culture , Traditional Marriage , Society Samin

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan tata cara pernikahan masyara-
kat Samin di tahun 1970-2009. Penelitian ini tergolong penelitian sajarah. Sumber kajian dalam
penelitian ini adalah masyarakat Samin. Tehnik pengumpulan data yang digunakan menggunakan
studi kepustakaan dan menggunakan wawancara. Seiring dengan kemajuan jaman, masyarakat
Samin tepatnya pada tahun1970-an tata cara pernikahan masyarakat Samin ini berubah mengikuti
perkembangan jaman di luar komunitas mereka. Perubahan ini terlihat setelah masuknya moderni-
sasi pada komunitas mereka. Pola pikir masyarakat Samin yang masih sederhana ini juga mulai
berkembang. Pernikahan masyarakat Samin ini berkembang setelah diberlakukannya UU per-
nikahan dari pemerintah pada tahun 1974 dan kemudian menyusul UU pernikahan dari Departe-
men Agama pada tahun 1985 yang keduanya mengharuskan bahwa pernikahan masyarakat Samin
harus disahkan oleh Negara maupun Kantor Urusan Agama dan dari sinilah pernikahan masyara-
kat Samin mulai dicatatkan baik di catatan sipil maupun KUA.

Kata Kunci: Kebudayaan, Adat Pernikahan, Masyarakat Samin

Alamat korespondensi 1
Gedung C2 Lantai 1, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang
Kampus Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang 50229
Journal of Indonesian History, Vol. 1 (1) tahun 2012

PENDAHULUAN Sementara pada musim penghujan, rawan


banjir longsor di sejumlah kawasan. Kali
Indonesia adalah sebuah negara Lusi merupakan sungai terbesar di Kabu-
majemuk. Kemajemukan ini ditandai oleh paten Blora, bermata air di Pegunungan
adanya suku-suku bangsa yang tentunya Kapur Utara (Rembang), mengalir ke arah
masing-masing mempunyai budaya yang barat melintasi kota Purwodadi yang
berbeda. Suku bangsa ini seringkali akhirnya bergabung dengan Kali Serang.
dikatakan sebagai kelompok etnik. Barth Kabupaten Blora terdiri atas 16 kecamatan,
(1969), menyatakan bahwa pada umumnya yang dibagi lagi atas sejumlah 271 desa dan
kelompok etnik dikenal sebagai populasi 24 kelurahan. Pusat pemerintahan berada
yang secara biologis mampu berkembang di KecamatanBlora (http://
biak dan bertahan. Berbagai macam suku www.djpk.depkeu. go.id)
bangsa atau etnik tersebut salah satunya Blora dilalui jalan provinsi yang
adalah etnik yang ada di jawa. Etnik Jawa menghubungkan Kota Semarang dengan
ini memiliki beberapa kebudayaan, antara Surabaya lewat Purwodadi. Jalur ini ku-
lain upacara pernikahan. Etnik atau suku rang begitu ramai jika dibandingkan
yang ada di Jawa Tengah yang akan dengan jalur Semarang-Surabaya lewat
peneliti bahas secara lebih luas adalah suku Rembang, karena kondisi jalannya yang
yang terletak di kabupaten Blora. kalah lebar. Blora juga dapat dicapai
Kabupaten Blora, adalah sebuah ka- dengan menempuh jalur Semarang - Kudus
bupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibu- - Rembang - Blora.
kotanya adalah Blora, sekitar 127 km sebe- Jalur kereta api melewati wilayah
lah timur Semarang. Berada di bagian ti- Kabupaten Blora, namun tidak melintasi
mur Jawa Tengah, Kabupaten Blora ber- ibukota kabupaten ini. Jalur tersebut
batasan langsung dengan Provinsi Jawa melintas di bagian selatan. Stasiun kereta
Timur. Kabupaten Blora ini berbatasan api Cepu merupakan yang terbesar, di-
dengan Kabupaten Rembang dan Kabupat- mana berhenti kereta api jurusan Surabaya-
en Pati di utara, Kabupaten Tuban dan Ka- Jakarta (KA Sembrani), Surabaya-
bupaten Bojonegoro (Jawa Timur) di sebe- Semarang (KA Rajawali), serta kereta api
lah timur, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) lokal Semarang-Bojonegoro (KRD). Blora
di selatan, serta Kabupaten Grobogan di memiliki juga alat transportasi lainnya sep-
barat. erti dokar,cikar, becak, dan sebagainya.
Wilayah Kabupaten Blora terdiri Pertanian merupaka n sektor utama
atas dataran rendah dan perbukitan dengan perekonomian di Kabupaten Blora. Pada
ketinggian 20-280 meter. Bagian utara sub-sektor kehutanan, Blora adalah salah
merupakan kawasan perbukitan, bagian satu daerah utama penghasil kayu jati
dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara. berkualitas tinggi di Pulau Jawa.
Bagian selatan juga berupa perbukitan ka- Makanan khas Blora adalah Sate
pur yang merupakan bagian dari Pegunun- kambing, sate ayam khas blora, lontong
gan Kendeng, yang membentang dari ti- tahu, limun kawis, serabi, es cau, keripik
mur Semarang hingga Lamongan (Jawa tempe garing khas Blora dan moho. Di
Timur). Ibukota kabupaten Blora sendiri Blora juga ada makanan khas yang hanya
terletak di cekungan Pegunungan Kapur ada pada kawasan hutan Jati yakni ungker
Utara. Separuh dari wilayah Kabupaten (sejenis kepompong). Kesenian khas Blora
Blora merupakan kawasan hutan, terutama adalah Barongan, dan Tayub. Tempat pari-
di bagian utara, timur, dan selatan. Data- wisata di Kabupaten Blora Goa Terawang,
ran rendah di bagian tengah umumnya Waduk tempuran, Wisata Kereta Lokomo-
merupakan areal persawahan. Sebagian tif lewat hutan jati. Tanaman hias merupa-
besar wilayah Kabupaten Blora merupakan kan bisnis yang menjanjikan di Blora. Se-
daerah krisis air (baik untuk air minum mentara Sentra kerajinan kayu jati berada
maupun untuk irigasi) pada musim kema- di Jepon yang terletak 7 km dari Blora arah
rau, terutama di daerah pegunungan kapur. ke Cepu. (http://id.wikipedia.org).

2
  Sejarah Tata Cara Pernikahan … - Ratri Devi Aprilianti

Sebagian besar penduduk kabupaten lebih dalam tentang ajaran tata cara per-
Blora memeluk Agama Islam. Di Blora nikahan masyarakat samin di Desa Klopo
terdapat pemukiman khusus orang-orang Duwur Kabupaten Blora.
cina yang terlatak di kelurahan tampelan, Masyarakat Samin tidak
sebagian dari masyarakat pecinan ini be- mendaftarkan pernikahannya baik pada
ragama Konghucu, Kristen, dan Katolik. catatan sipil maupun Departemen Agama.
Walaupun agama mereka berbeda dengan Alasannya pada saat itu mereka tidak
mayoritas masyarakat di kabupaten Blora, percaya dengan pemerintahan Indonesia.
namun dalam kehidupan sosial mereka Mereka masih tetap menganggap
saling membantu satu dengan yang lain. pemerintahan Indonesia pada waktu itu
Penduduk atau masyarakat Blora yang ter- tidak jujur walaupun masa penjajahan Je-
letak di kecamatan Blora ini tergolong su- pang dan Belanda telah berakhir. Bukan itu
dah maju. Sebagian besar bermata pen- saja keunikan masyarakat Samin, masyara-
caharian sebagai pegawai negri sipil, wa- kat Samin beranggapan bahwa pernikahan
laupun masih ada sedikit dari mereka yang itu sangat penting. Dalam ajaran Samin
bermata pencaharian sebagai petani, na- pernikahan itu merupakan alat untuk me-
mun mereka tergolong petani yang sukses raih keluhuran budi yang seterusnya untuk
dan dapat menyekolahkan anak-anak menciptakan “Atmaja Utama” yaitu anak
mereka ke jenjang yang labih tinggi yang mulia. Menurutnya, pernikahan itu
(http://www.pemkabblora.go.id/). tidak hanya sekedar bertemunya laki-laki
Kecamatan di kabupaten Blora di dan perempuan melakukan hubungan
bagi menjadi 16 kecamatan yang terdiri senggama akan tetapi lebih dari pada peri-
dari Banjarejo, Blora, Bojonegoro, Cepu, stiwa itu (http://www.Wikipedia Indone-
Japah, Jati, Jepon, Jiken, Kedung Tuban, sia, ensiklopedia bebas berbahasa Indone-
Kredenen, Kunduran, Ngawen, Todanan, sia.com).
Tunjungan, Sambong dan Randublatung. Tata cara pernikahan masyarakat
Di kecamatan Randublatung ini terdapat Samin adalah sebagai berikut: Warga sedu-
sekelompok suku yang masih memegang lur sikep di Kabupaten Blora menggelar
beberapa tradisi kebudayaan asli mereka. pernikahan secara sederhana dan sesuai
Suku ini terletak di desa Klopo Duwur Ka- dengan tata cara mereka. Ada hal-hal yang
bupaten Blora. Suku ini disebut dengan menarik dalam prosesi pernikahan warga
sebutan suku Samin. yang dikenal dengan warga samin ini. Mu-
Komunitas suku Samin ini terkenal lai dari tamu undangannya, prosesi per-
karena aksi pemberontakan mereka ter- nikahannya, hingga pada ijab Kabul yang
hadap ketentuan pajak pada pemerintahan diucapkan oleh pihak mempelai laki-laki.
kolonial Belanda. Suku Samin ini mempu- Menurut warga sikep (samin) sebelum
nyai seorang pemimpin yang sangat terke- mengucapkan sumpah janji pernikahan
nal di kalangan masyarakat Jawa karena calon pengantin harus melakukan upacara
pembarontakannya melawan Belanda ngenger dan nyuwito dulu di rumah calon
dengan mencetuskan beberapa ajarannya mertua. Ngenger dan nyuwito ini dapat
yang disebut dengan ajaran Saminisme. dilakukan di rumah orang tua laki-laki atau
Ajaran ini memeng tergolong unik, dari perempuan. Tergantung kesepakatan
cara hidupnya yang bergantung dengan kedua orang tua mempelai. Ngenger dan
alam, kejujuran antar sesama, sifat kebersa- nyuwito ini dilakukan selama setahun.
maan mereka dan salah satunya yang ter- Setelah tiba upacara pernikahan, tetua-
golong unik dan banyak mengundang tetua sedulur sikep dipersilahkan datang
polemik adalah ajaran tentang tata cara dan memekai ikat kepala yang menjadi
pernikahan mereka yang diawali dengan cirri khas sedulur sikep.
prosesi ngenger (tinggal di rumah calon Sanak saudara dengan diikuti anak-
mempelai perempuan dalam jangka waktu anaknya datang dengan membawa aneka
yang tergolong lama) terlabih dahulu. Dari macam kebutuhan rumah tangga untuk
sinilah peneliti tertarik untuk menggali lagi buwoh (nyumbang mantenan). Setelah sa-

3
Journal of Indonesian History, Vol. 1 (1) tahun 2012

nak saudara berkumpul semua, dimulailah pada kelompok dan lembaga sosial yang
upacara ijab Kabul (dalam islam) dan dise- merupakan bentuk stuktural dari masyara-
but sumpah janji oleh penganut aliran kat. Dalam menghadapi situasi tertentu,
samin. Sumpah janji itu berbunyi sebagai dinamikanya akan tergantung pada pola-
berikut “ sejak Nabi Adam pekerjaan saya pola perilaku para warganya. Dinamika
memang kawin, (kali ini) mengawini suatu masyarakat tercermin dalam perkem-
seorang perempuan bernama…… saya ber- bangan dan perubahan yang terjadi, yaitu
janji setia kepadanya. Hidup bersama telah sebagai akibat hubungan antar orang, antar
kami jalani berdua”. Dalam budaya kelompok maupun antara orang-
masyarakat Samin, pernikahan sudah di- perorangan dengan kelompok-kelompok
anggap sah walaupun yang menikahkan ( Poerwanto,2000:141). Pernikahan
hanya orang tua pengantin. masyarakat Samin pada pengucapan
Setelah itu sesepuh sedulur sikep sumpah janjinya juga berbeda dengan pen-
secara bergantian memberikan wejangan- gucapan Ijab Kabul pada pernikahan
wejangan atau pesan-pesan kepada kedua masyarakat Jawa pada umumnya. Ber-
mempelai. Kedua mempelai pun dasarkan alasan tersebut maka penelitian
mendengarkan dengan seksama petuah- ini diberi judul “ Sejarah Tata Cara Per-
petuah (apa yang disampaikan) sesepuh nikahan Masyarakat Samin, Desa Klopo
sikep sembari sekali-sekali mengaggukan Duwur, Kabupaten Blora Tahun 1970-
kepala. Wejangan-wejangan tersebut ber- 2009 ”
bunyi “nang, ngger, iki kui kawitan kuwe
bakal ngadepi urip sing bener-bener
tanggung jawab, mula jaga ho bojomu METODE PENELITIAN
kanti apik”. Artinya (sebutan untuk anak
laki-liki dan perempuan) ini adalah awal Penelitian ini membahas mengenai
kamu akan menghadapi hidup yang benar- sejarah tata cara pernikahan masyarakat
benar tanggung jawab, maka jagalah istri- Samin di desa klopo duwur Kabupaten
mu sampai baik. Begitulah nasehat yang Blora tahun 1970-2009. Dilihat dari sasa-
diberikan oleh para sesepuh wong sikep. ran yang akan diteliti, dapat dikatakan se-
Usai pesan-pesan dari para sesepuh bagai penelitian sejararah yang bersifat
masyarakat Samin, maka disajikanlah pi- temporal. Oleh karena itu, metode sejarah
sang setangkep dan jambe suruh untuk merupakan metode yang relevan untuk
kemudian dibagikan kepada sesepuh. Pi- mendiskripsikan sejarah tata cara per-
sang setangkep dibagikan kepada sesepuh nikahan masyarakat Samin di desa klopo
laki-laki, sedangkan untuk jambe suruh duwur Kabupaten. Penelitian ini dilakukan
diberikan kepada sesepuh ibu-ibu. Upacara melalui proses penggalian informasi dari
itupun diakhiri dengan selametan yang studi pustaka dan dokumen sarta wa-
terdiri dari nasi dengan bungkus daun jati, wancara tentang tata cara pernikahan
menjadi penutup acara. Setelah sebe- masyarakat Samin di desa klopo duwur
lumnya dilakukan doa-doa dengan bahasa Kabupaten Blora dari tahun 1970-2009.
bahasa jawa yang dipimpin oleh sesepuh Penelitian ini menggunakan penelitian se-
sikep. Sebuah doa untuk keluarga baru, jarah yang bertumpu kepada bertumpu pa-
agar member kemudahan dan dilapangkan da empat tahapan penelitian, antara lain:
rizkinya dalam meniti hidup, sehingga (1) Pengumpulan Data (Heuristik), (2)
akhirnya bisa menjadi keluarga yang baha- Kritik Sumber, (3) Analisis data
gia (http://suaramerdeka.com/sebelum- (interpretasi), Penyajian data
ijab-kabul-ngenger-dulu-di-rumah-mertua). (Historiografi).
Sekarang masyarakat Samin di Desa
Klopo Duwur Kabupaten Blora sudah mu-
lai menerima perkambangan jaman walau-
pun belum sepenuhnya, tetapi manusia
pasti akan mengalami perubahan, misalnya

4
  Sejarah Tata Cara Pernikahan … - Ratri Devi Aprilianti

HASIL DAN PEMBAHASAN wanitanya tidak senang terhadap pria itu,


maka pernikahan tidak jadi dilaksanakan.
Pernikahan Masyarakat Samin Dengan demikian apabila antara pria dan
wanita sudah rukun dan podo dhemene ba-
Pernikahan adalah salah satu bentuk rulah rencana pernikahan diteruskan.
ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh Setelah itu apabila hal ini terjadi maka
kedua belah pihak baik suami maupun orang tua ke dua pihak lalu bersiap menga-
istri. Pernikahan bertujuan untuk memben- dakan pengesahan. Caranya cukup
tuk keluarga yang bahagia sejahtera dan mengundang beberapa saksi, yaitu teruta-
kekal selamanya. Pernikahan memerlukan ma kedua orang tua mempelai dan bi-
kematangan dan persiapan fisik dan men- asanya diundang pula para sesepuh dusun.
tal, karena menikah atau kawin adalah Biasanya upacara pernikahan diselenggara-
sesuatu yang sakral dan dapat menentukan kan sederhana.
jalan hidup manusia (http://wikipedia In- Setelah tiba upacara pernikahan,
donesia, ensiklopedia.com). tetua-tetua sedulur sikep dipersilahkan da-
Menurut Titi Mumfangati, tata cara tang dan memakai ikat kepala yang menja-
pernikahan masyarakat Samin sebagai beri- din ciri khas sedulur sikep. Ibu-ibu dengan
kut: Mula-mula diawali dengan meminang. anak-anaknya datang dengan membawa
Dalam peminangan ini diadakan gunem aneka macam kebutuhan rumah tangga
(rundungan). Menurut adat, seorang pria untuk buwoh (nyumbang mantenan).
yang menaksir seorang wanita maka orang Setelah sanak saudara berkumpul semua,
tua pria datang ke rumah orang tua wanita dimulailah upacara ijab Kabul (istilah da-
yang ditaksir oleh anaknya untuk nembung lam islam) dan disebut sumpah janji oleh
(menanyakan) ke orang tua wanita. Dalam penganut aliran Samin. Sumpah janji itu
upacara nembung ini orang tua pria mula- berbunyi sebagai berikut “ sejak Nabi Ad-
mula menanyakan apakah anak perempu- am pekerjaan saya memang kawin, (kali
annya masih legan maksudnya belum ada ini) mengawini seorang perempuan berna-
yang meminnang. Apabila masih legan, ma……. Saya berjanji setia kepadanya.
orang tua pihak pria bermaksud akan Hidup bersama telah kami jalani berdua”.
ngrukunke (menjodohkan) dengan anaknya. Setelah itu sesepuh sedulur sikep secara
Setelah antar orang tua pria dan bergantian memberikan wejangan-
wanita ada kesepakatan maka pria calon wejangan atau pesan-pesan kepada kedua
pengantin laki-laki diperbolehkan nyuwita mempelai.
atau ngawulo dan ngenger (untuk komunitas Kedua mempelai pun mendengarkan
Samin daerah Klopo Duwur). Nyuwita, dengan seksama petuah-petuah (apa yang
ngawula atau ngenger adalah mengabdi di disampaikan) sesepuh sikep sembari sekali-
keluarga pihak calon pengantin laki-laki sekali menganggukan kepala. Wejangan-
atau perempuan selama setahun. Nyuwita, wejangan tersebut berbunyi sebagai berikut
ngawula atau ngenger ini dapat dilakukan “nang, ngger, iki kui kawitan kuwe bakal nga-
dipihak keluarga pria atau wanita menurut depi urip sing bener-bener tanggung jawab, mu-
persetujuan dari pihak keluarga pria atau la jaga ho bojomu kanthi apik”. Yang artinya
wanita. Keduannya diperbolehkan hidup (sebutan untuk anak laki-laki dan perempu-
bersama sebagai suami istri. Apabila ada an) ini adalah awal kamu akan menghada-
kecocokan, maka si pria berkata kepada pi hidup yang benar-benar tanggung jawab,
orang tua si wanita dengan kalimat menga- maka jagalah istrimu dengan baik. Begitu-
takan ” turun sampeyan asli wedok lan empun lah nasehat yang diberikan oleh para
ngerti gawene ”. (anak bapak/ibu asli per- sesepuh sedulur sikep. Usai pesan-pesan
empuan dan sudah dapat saya kawin). dari para sesepuh wong Samin, maka
Sebaliknya apabila pada saat ngawula dikeluarkanlah pisang setangkep dan jambi
itu antara pria dan wanita tidak ada keco- suruh yang dibagikan kepada sesepuh. Pi-
cokan, sehingga tidak melakukan layaknya sang setangkep dibagikan kepada sesepuh
sebagai suami istri karena mungkin laki-laki atau bapak-bapak, sedangkan un-

5
Journal of Indonesian History, Vol. 1 (1) tahun 2012

tuk jambe suruh diberikan kepada sesepuh mereka akan melamar sekaligus ngenger di
ibu-ibu. Upacara itupun diakhiri dengan rumah keluarga si wanita. Tetapi ngenger
selametan yang terdiri dari nasi dengan yang dilakukan tidak selama jaman dahu-
bungkus daun jati, yang menjadi penutup lu. Mungkin ngenger hanya dilakukan da-
dari upacara tersebut. Setelah sebelumnya lam jangka waktu satu bulan atau malah
dilakukan doa-doa dengan bahasa Jawa kurang dari satu bulan karena jaman
yang dipimpin oleh sesepuh sikep. Sebuah sekarang anak lebih memilih untuk meni-
doa untuk keluarga baru, agar memberi kahi seseorang yang sedah menjadi pili-
kemudahan dan dilapangkan rizkinya da- hannya sendiri dan sudah mengenalnya
lam meniti hidup. Sehingga akhirnya bisa lama. Karena jaman sekarang jarang sekali
menjadi keluarga yang bahagia perjodohan yang dilakukan oleh orang tua
(Mumfangati, 2004:165-167). kepada anak-anaknya jadi, waktu ngenger
tidak perlu dilakukan selama jaman dahulu
karena sebelumnya mereka mungkin sudah
Perubahan Tata Cara Pernikahan saling menganal satu dengan yang lainya.
Masyarakat Samin Sekarang ngenger hanya sebatas persyaratan
untuk melakukan upacara pernikahan saja
Kebudayaan mengenal ruang dan dan sudah jarang orang yang melakukann-
tempat tumbuh berkembangnya, manusia ya karena di desa Klopo Duwur ini sabagi-
tidak berada pada dua tempat atau ruang an besar penduduknya sudah maju mengi-
sekaligus, ia hanya dapat pindah ke ruang kuti jaman.
lain pada masa lain. Pergarakan ini telah Setelah ngenger selesai dilakukan,
berakibat pada persebaran kebudayaan dari maka kedua keluarga mencari hari baik
masa ke masa, dan dari satu tempat ke keduanya dan tompo seren. Sebalumnya
tempat lain. Sebagai akibatnya diberbagai keluarga si pria datang ke rumah keluarga
tempat dan waktu yang berlainan, dimung- si wanita yang akan dinikahi dengan mem-
kinkan adanya unsur-unsur persamaan bawa pakaian sapengadek untuk si wanita
disamping perbedaan (Poerwanto, dan seperangat lainya yang digunakan un-
2000:50). tuk upacara peningsetan yang tentunya juga
Setelah menerima perkembangan secara sederhana yang digunakan sebagai
jaman dari luar, masyarakat Samin men- bukti bahwa si wanita ini sudah
galami perubahan di segala aspek ke- dipasangkan dengan anak prianya. Mes-
hidupannya, dari cara berpikir, cara hidup, kipun belum dinikahkan, tetapi dengan
pandangan hidup mereka serta tata cara peningset ini hubungan sudah menjadi
pernikahan mereka pun ikut mengalami setengah resmi dan terikat satu dengan
perubahan yang semula masih yang lain dan tidak akan dijodohkan lagi
menggunakan patokan dari ajaran dengan pria atau wanita yang lain.
saminisme, sekarang sudah berubah mengi- Sebelum tiba hari pernikahan,
kuti perkembangan jaman dengan me- keluarga calon mempelai wanita ini mulai
madukan tata cara pernikahan masyarakat memasang tarub dan seperangkatnya.
Jawa pada umumnya tanpa Kemudian malam harinya sebelum per-
menghilangkan tradisi ngenger yang men- nikahan digelar, diadakan leklekan. Leklekan
jadi ciri khas mereka. atau malam tirakatan ini diadakan untuk
Tata cara pernikahan masyarakat mendo’akan kedua calon mempelai agar
Samin setelah mengalami perubahan ada- mendapatkan keselamatan. Keesokan
lah sebagai berikut: mula-mula tetap diada- harinya ketika upacara pernikahan akan
kan lamaran dikediaman keluarga per- dimulai didatangkan beberapa saksi, kedua
empuan yang akan dijadikan mantu, orang orang tua calon mempelai, penghulu, para
tua pria mewakili anaknya untuk tamu undangan yang terdiri dari tetengga
menannyakan apakah si wanita dari dan temen-teman kedua calon mempelai
keluarga tersebut sudah memiliki pasangan beserta sanak saudara mereka. Setelah
atau belum, jika belum maka anak pria semuanya berkumpul dipanggilah kedua

6
  Sejarah Tata Cara Pernikahan … - Ratri Devi Aprilianti

calon mempelai untuk menghadap bangan dan perubahan yang terjadi, yaitu
penghulu dan saksi-saksi yang telah di- sebagai akibat hubungan antar orang, antar
adatngkan tadi untuk melaksanakan Ijab kelompok, maupun antar orang pero-
Kabul. Pengucapan Ijab Kabul dipandu rangan dengan kelompok-kelom pok
oleh penghulu, dan sisaksikan oleh kedua (Poerwanto, 2000:140-141).
keluarga dan para saksi yang hadir. Dari sinilah, kami dapat melihat pe-
Pelaksanaan Ijab Kabul ini dapat dil- rubahan tata cara pernikahan masyarakat
aksanakan di rumah keluarga calon Samin desa Klopo Duwur Kabupaten
mempelai wanita atau dapat juga dil- Blora yang sudah mengikuti perkembangan
aksanakan di padepokan yang dibangun jaman. Tata cara pernikahan masyarakat
oleh masyarakat Samin yang dinamai Samin Desa Klopo Duwur Kabupaten
dengan padepokan “Sangkan Paraning Blora sudah mengikuti tata cara per-
Dumadi” yang digunakan sebagai balai nikahan masyarakat Jawa pada umumnya.
pernikahan masyarakat Samin juga sebagai Perubahan ini berakibat menguntungkan
tempat berkumpulnya masyarakat Samin karena setelah mengubah tata cara per-
dari berbagai penjuru untuk merundingkan nikahan mereka, pernikahan mereka diakui
sesuatu untuk kepentingan bersama, dan oleh Negara dan sudah mendapat
juga digunakan untuk memperingati mal- pengakuan yang sah dari Negara dan Kan-
am satu sura. tor Urusan Agama.
Setelah pernikahan dinyatakan sah
oleh penghulu dan beberapa saksi yang Faktor Penyebab Perubahan Tata Cara
menyaksikan, maka pernikahan segera di- Pernikahan Masyarakat Samin
catatkan pada Kantor Urusan Agama dan
Catatan Sipil untuk memperoleh surat ni- Menurut Bapak Setyo Agus Widodo
kah yang sah dari Pemerintah dan Departe- selaku Kepala Desa atau Lurah desa Klopo
man Agama. Kemudian acara dilanjutkan Duwur ini menuturkan bahwa ada bebera-
dengan resepsi yang sederhana untuk men- pa faktor yang mempengaruhi perubahan
jamu tamu undangan. Akhirnya selesailah tata cara pernikahan masyarakat Samin
sudah prosesei pernikahan masyarakat Desa Klopo Duwur Kabupaten Blora. Per-
Samin ini. Pernikahan masyarakat Samin tama, faktor pemerintah setempat. Pada
yang dulu hanya dihadiri oleh tetangga masa mbah Engkrek, pemimpin Samin de-
terdekat, sanak saudara dan kedua orang sa Klopo Duwur ini menuai cemooh dari
tua mempelai, serta hanya dinikahkan oleh bupati Blora yang menjabat pada eranya.
orang tua mempelai wanita saja tanpa Kemudian hal itu terulang kembali pada
penghulu dan pencatatan ke Kantor Uru- tahun 1983. Pada masa pemerintahan bu-
san Agama dan Catatan Sipil, sekarang pati Soemarno, beliau menutup semua
sudah berubah. Pernikahan masyarakat akses sekaligus melarang keras agar
Samin ini sudah dipandu oleh penghulu, penelitian yang berhubungan dengan
disaksikan beberspa saksi yang dianggap masyarakat Samin pada pemerintahannya
penting dan sudah dicatatkan ke Kantur ditiadakan, karena beliau merasa malu
Urusa Agama serta Catatan Sipil, dan su- dengan adanya tingkah laku masyarakat
dah mengikuti aturan pemerintah serta Samin yang dianggapnya menyimpang dan
menggunakan tata cara pernikahan tidak patut untuk disebarkan ke masyara-
masyarakat Jawa pada umumnya walau- kat luas. Tidak itu saja, beliau juga malu
pun dilaksanakan secara sederhana (Suara jika dikatakan orang-orang sebagai pem-
Merdeka, 2010). impin masyarakat Samin. Padahal
Berbagai perubahan sosial dan ke- menurut bapak M. Tarhib pengurus P3A
budayaan, akan berakibat menguntungkan (Proyek Pembinaan Pengembangan Aga-
atau merugikan. Suatu perubahan yang ma) dan bapak Widodo selaku kepala desa,
terjadi mengharuskan perlunya modifikasi tidak semua ajaran Samin itu menjerumus-
pola tingkah laku manusia. Dinamika sua- kan dan berdampak negatif karena ada be-
tu masyarakat tercermin dalam perkem- berapa pokok-pokok ajaran Samin yang

7
Journal of Indonesian History, Vol. 1 (1) tahun 2012

dianggap bagus dan perlu dilestarikan serta dengan memadukan ajaran tentang keman-
dipertahankan. Misalnya, ajaran Samin usiaan dan persaudaraan yang telah
Surasentiko tentang kebersamaan, keju- dibangun oleh Samin Surasentiko dengan
juran, sikap saling percaya satu dengan isi dari butiran-butiran pancasila.
yang lain, saling membantu dan mengang- Menurut bapak Widodo, kepintaran
gap sesamanya sebagai saudara sendiri H. Karyodiharjo ini dapat membuka jalur
atau yang sering mereka sebut dengan hubungan antara masyarakat Samin dan
sebutan batih. masyarakat di luar Samin. Hingga akhirn-
Dari hal itulah akhirnya bupati ya masyarakat Samin dapat berkembang
Soemarno memutuskan untuk memberikan sedikit demi sedikit mengikuti perkem-
penyuluhan kepada masyarakat Samin bangan jaman. Hal ini mempengaruhi
agar mau membuka diri dengan kemajuan segala aspek kehidupan masyarakat Samin
jaman, agar mereka memiliki pemikiran dan pola pikir mereka. Hal ini berpengaruh
yang terbuka dengan era modernisasi dan pula dengan tata cara pernikahan mereka
tidak lagi mengisolir diri dari kemajuan yang ikut mengalami perubahan yang di
jaman. Karena hal inilah maka pemerinta- dukung dengan munculnya UU tentang
han bupati Soemarno ini mencanangkan pernikahan yang telah ditetapkan oleh
program P3A dan menunjuk orang-orang pemerintah bahwa setiap warga Negara
yang dianggapnya mempunyai penge- harus memiliki bukti pernikahan yang
tahuan lebih lentang Agama serta ber- disahkan oleh Negara. Karena masyarakat
pengaruh dalam masyarakat Samin. Teta- Samin telah tercatat sebagai warga Negara
pi, sesepuh-sesepuh Samin pada waktu itu Indonesia, maka mereka mulai merubah
menolak dan bersikeras untuk tetap mem- tata cara prnikahan mereka dengan tata
pertahankan ajaran Samin Surasentiko. cara pernikahan masyarakat Jawa pada
Mbah Lasiyo juga menuturkan bahwa pa- umumnya, sehingga pernikahan mereka
da masa mbah Engkrek dulu, keturun- dapat diakui Negara dan mendapat bukti-
annya tidak diperbolehkan untuk menimba bukti pernikahan yang sah dari pemerintah
ilmu di sekolah karena, menurutnya berikut dengan lembaga Agama yang
sekolah itu adalah ajaran kolonial Belanda. terkait dengan masalah pernikahan, H.
Menurut cerita mbah Lasiyo, almarhum Karyodiharjo ini pula yang berhasil meni-
mbah Engkrek juga pernah berkata bahwa kahkan masyarakat Samin yang sah bagi
“sekolah iku ora iso mareki wetengmu, seng iso Negara dan Agama, sekaligus mereka
mareki wetwngmu iku yo macul”. Artinya dinyatakan menjadi pemeluk Agama Islam
sekolah itu tidak bisa membuat perutmu yang sebelumnya sudah mendapat
kenyang, yang bisa membuat perutmu ken- pengertian tentang Agama Islam dalam
yang adalah mencangkul (menggarap la- program P3A yang telah masuk dalam
han sawah untuk ditanami). Tetapi, akhirn- komunitas mereka pada tahun 1970an.
ya program P3A dapat berjalan lancar dan Walaupun tata cara pernikahan mereka
masyarakat Samin banyak yang mengikut sudah menyesuaikan masyarakat Jawa pa-
sertakan diri dalam program P3A ini se- da umunya, tetapi mereka tetap menjun-
hingga banyak masyarakat Samin yang jung tinggi ajaran perhikahan Samin Su-
mulai menganut Agama Islam. rasentiko.
Kedua, masuknya orang di luar Ketiga, dibukanya kembali akses
samin ke dalam masyarakat samin. Dalam penelitian tentang masyarakat samin.
keadaan yang ricuh itu, muncullah H. Bapak Widodo juga menjelaskan, setelah
Kartodiharjo orang di luar komunitas berakhirnya masa pemerintahan bupati
Samin yang merasa simpati dengan Soemarno, pada masa pemerintahan bupati
masyarakat Samin, beliau ingin me- berikutnya bupati Soekardi beliau mulai
nyelamatkan masyarakat Samin dari pem- membuka kembali akses penelitian tentang
berontakannya. Dengan usaha kerasnya, masyarakat Samin. Bupati Soekardi lebih
akhirnya H. Karyodiharjo berhasil masuk memiliki pikiran terbuka dan menganggap
dalam komunitas masyarakat Samin komunitas suku Samin ini sebagai asset

8
  Sejarah Tata Cara Pernikahan … - Ratri Devi Aprilianti

kebudayaan Jawa kuno yang dimiliki oleh nikahan.


kabupaten Blora dan perlu dilestarikan. Tradisi pernikahan masyarakat
Karena komunitas masyarakat Samin Samin tergolong unik. Mereka tidak mau
memiliki nilai-nilai kehidupan yang baik mencatatkan pernikahan mereka ke kantor
yang perlu dilestarikan sebagai kekayaan catatan sipil maupun ke kantor departemen
kebudayaan Jawa. Seiring dengan keuar Agama. Pernikahan mereka dilakukan
masuknya orang luar ke komunita s secara sederhana hanya disaksikan oleh
masyarakat Samin ini, maka sedikit banyak tetangga terdekat yang sealiran, sesepuh
pemikiran merekapun berkembang mengi- Samin, kedua orang tua mempelai sendiri.
kuti jaman. Pernikahan orang Samin yang menikahkan
Keempat, adanya kesadaran dari harus orang tua kandung dari pihak
masyarakat samin untuk berkembang mempelai perempuan, tidak boleh diwakil-
mengikuti jaman. Setelah mengetahui ke- kan kecuali orang tua kandung dari
hidupan diluar komunitasnya, dan karena mempelai wanita sudah meninggal. Mere-
telah banyak ilmu pengetahuan yang mere- ka menikah atas dasar kepercayaan dari
ka dapatkan dari orang luar, maka kedua belah pihak mempelai dan kedua
masyarakat Samin berfikir untuk mengu- belah pihak orang tua mempelai saja tanpa
bah pandangan hidupnya dan tidak lagi bukti dan perjanjian hitam di atas putih.
mencurigai pemerintahan Indonesia. Mere- Orang diluar Samin menyebutnya sebagai
ka mulai berpikir untuk patuh dengan pernikahan bawah tangan namun walau-
pemerintahan Indonesia dan sedikit demi pun begitu, pernikahan mereka awet dan
sedikit mulai menerima perkembangan tidak menjumpai perceraian kecuali maut
jaman sesuai dengan apa yang mereka bu- yang memisahkan. Jika salah satu dari
tuhkan. Sebagai contoh, banyak diantara mempelai ada yang meninggal, maka
mereka yang sudah menggunakan alat mereka memilih untuk hidup sendiri tanpa
pembajak sawah untuk mengolah tanah mencari pengganti pendamping hidup
pertaniannya, kemudian banyak dari mere- mereka.
ka juga yang memanfaatkan aliran listrik Sekarang tata cara pernikahan
dari pemerintah dengan membeli barang- masyarakat Samin sudah berubah setelah
barang elektronik seperti TV, Radio, dan kemajuan jaman yang masuk ke komunitas
lain sebagainya agar mereka dapat menge- mereka. Tata cara pernikahan mereka
tahui perkembangan dunia di luar komuni- mengikuti tata cara pernikahan masyarakat
tas mereka, sebagian dari mereka juga ada jawa pada umumnya tanpa menghilangkan
yang sudah menggunakan motor untuk tradisi ngenger yang menjadi ciri khas dari
kebutuhan hidupnya agar dapat memu- tata cara pernikahan masyarakat Samin.
dahkan mereka untuk menjangkau tempat
yang jauh dari komunitasnya.
DAFTAR PUSTAKA

SIMPULAN Purwanto, Hari. 2000. Kebudayaan dan Ling-


kungan Dalam Perspektif Antropologi. Yog-
Ajaran Samin muncul akibat atau yakarta: Pustaka Pelajar Offset.
reaksi dari pemerintahan kolonial Belanda Mumfangati, Titi. 2004. Kearifan Lokal di Ling-
yang sewenang-wenang. Perlawanan orang kungan Masyarakat Samin Kabupaten Blora
Jawa Tengah. Yogyakarta: Jarahnirta.
Samin terhadap pemerintahan Belanda tid-
Moentadhim, Martin. 1990. Geger Samin. Jakar-
ak dilakukan secara fisik, tetapi di- ta: Antara Pustaka Utama.
wujudkan dengan cara menentang segala http://suaramerdeka.com/tafsir-keabsahan-
peraturan yang telah dibentuk oleh pihak pernikahan-samin.
kolonial Belanda. Selain itu, aliran http://www.Wikipedia Indonesia, ensiklopedia
Saminisme yang dipimpin oleh Samin Su- bebas berbahasa Indonesia.com
rasentiko ini memiliki banyak filosofi http://www.pemkabblora.go.id/
hidup salah satunya ajaran tentang per-

Anda mungkin juga menyukai