DATA DEMOGRAFI
II. PEMERIKSAAN
2.1 Ekstra Oral
a) TMJ
Palpasibisa dilakukan intrauricular dan extraauricular
INTRAAURICULARjari telunjuk dimasukkan ke acusticus meatus externa, lalu pasien diminta
membuka dan menutup mulut. DIlakukan untuk memeriksa retrodiscal tissue
EXTRAAURICULARraba area di daerah 12-14 mm di depan tragus untuk mengetahui pergerakan
condyle.
PERGERAKAN CONDYLEROTASI DAN TRANSLASI
Dikatakan tidak ada kelainan apabila tidak ada clicking, tidak ada nyeri, danpola membuka dan
menutup mulutnya halus
Pergerakan KesampingDikatakan tidak ada kelainan apabila mulut mampu digerakkan ke
samping sekitar 7-10 mm
Pola membuka mulutDikatakan tidak ada kelainan apabila pola membuka dan menutup mulut
lurus. Kelainan pola membuka mulut ada 2, DEFLEKSI dan DEVIASI.
DEFLEKSI DEVIASI
Mandibula Tidak bisa kembali ke centric Mandibula dapat kembali ke centric position
position saat membuka mulut
ADD without reduction ADD with reduction
2.2 Intraoral
Tujuan : mengetahui retensi dan stabilisasi
a) Status Umum, meliputi gigi goyang/gigi hilang/ karies/ sisa akar/ karang gigi/ abrasi/atrisi/ tilting/
supraposisi/ diastema/ rotasi/ berdesakan/ gigi tiruan (tidak perlu menyebut lokasinya)
b) Jaringan Lunak, meliputi : gingivitis/ resesi gingiva/ stomatitis/ ulcus/ luka bekas cabutan
Note :
Stomatitis akibat FULL DENTUREDenture Stomatitis
Epulis akibat FULL DENTUREEpulis Fissuratum
Epulis adalah iritasi kronis yang terjadi terus menerus tanpa
diikuti rasa sakit. Pada kasus FD, epulis fissuratum terjadi karena
tidak dilakukan relief of chamber.
c) Status Lokalismengisi odontogram sesuai dengan symbol yang ada pada sebelah kiri.
d) Oklusi
Kunci oklusi ditentukan oleh tiga titik, 1 anterior dan 2 posterior
Oklusi ada : masih ada gigi yang kontak
tidak ada : pada kasus FULL DENTURE
Oklusi ada dua macam :
1. OKLUSI STATIK
Hubungan antara gigi rahang atas dan gigi rahang bawah pada saat centric occlusion
HUBUNGAN GIGI POSTERIOR (cusp to marginal ridge)
Hubungan gigi posterior di mana functional cusp gigi rahang atas bertemu dengan marginal
ridge rahang bawah. Ciri : 1 gigi bertemu dengan 2 gigi (P).
HUBUNGAN GIGI POSTERIOR (cusp to fossa)
Hubungan gigi posterior dimana functional cusp rahang atas berada di fossa gigi rahang
bawah. Ciri : 1 gigi bertemu dengan 1 gigi (M)
HUBUNGAN GIGI ANTERIOR
Overjet : jarak vertikal antara incisal insisif rahang atas dengan insisif rahang bawah.
Overbyte : jarak vertikal antara incisal insisif rahang bawah dgn insisif rahang atas.
Nilai normal : 2mm
2. OKLUSI DINAMIK
Hubungan antara gigi rahang atas dan gigi rahang bawah pada saat mandibular digerakkan ke
arah lateral
Ketika digerakkan ke kanan, working side : kiri, balancing side : kanan.
Dalam oklusi dinamik, dikenal working side dan balancing side
o Mutually Protected Occlusion (MPO)
o Unilateral Balance Occlusion (UBO)
o Bilateral Balance Occlusion (BBO)
o Tidak dapat ditentukanapabila antara kanan dan kiri menunjukkan tipe oklusi dinamik yg
berbeda/ tidak ada gigi di posterior/ tidak ada gigi di semua region
e) Kebiasaan buruk menggigit benda-benda keras/ mendorong lidah, mengunyah satu sisi kiri atau
kanan, mengerot
f) Vestibulum mempengaruhi retensi dan stabilitas denture
diukur menggunakan kaca mulut nomor 4 (< ½ : dangkal, > ½ : dalam)
g) Bentuk Insisif Pertama Atasmempengaruhi bentuk intercaninus, intermolar, tinggi caninus dan
tinggi molar. (square, ovoid, tapering)
h) Frenulum mepengaruhi retensi dan stabilisasi
def : merupakan lipatan jaringan lunak yang berfungsi menahan organ yang bisa
bergerak
tinggi : mendekati puncak ridgemengganggu seal dan stabilitas denture sehingga
harus dibebaskan (biasanya dibentuk spt V)
rendah : jauh dari puncak ridge
i) Bentuk ridge mempengaruhi stabilitas dan retensi
square (paling baik karena penampangnya luas)/ ovoid/ tapering/ flat (paling merugikan
karena penampangnya sempit)
j) Relasi Ridge/Gigi lebih berpengaruh pada stabilisasi dan pada saat penyusunan gigi
Transversa Depan
O
≥80 = gigitan fisura luar rahang atas Normal
O
<80 = gigitan fisura luar rahang bawah Progeni/prognati
Sudut transversa merupakan sudut yang dibentuk antara garis yang menghubungkan puncak ridge
atas dan bawah dengan garis horizontal
k) Bentuk dalam Palatumsquare/ovoid/tapering
l) Torus Palatinus tonjolan tulang pada palatum
besar (menyebabkan tidak stabil)/ kecil/flat
bila torus palatinus besar: perlu di relief of chamber untuk mengurangi rasa
sakit dan menambah stabilisasi
m) Torus Mandibularismempengaruhi retensi dan stabilisasi,dihilangkan dg torektomi
n) Tuber Maxillaebisa diukur apabila tidak ada gigi/sisa akar
o) Exostosistulang yang menonjol akibat pencabutan gigi tidak beraturan
p) Retromylohyoid dalamnya ridge pada bagian lingual dari gigi molar (M2 dan M3) RB
diukur dengan kaca mullut nomor 4
q) Kekenyalan jaringan (Resiliency) diukur dengan burnisher, ditekan ke jaringan (sebenernya tdk
ada aturan mengenai pemeriksaan dg burnisher)
berhubungan dengan comfort/kenyamanan
berhubungan dengan fisiologis jaringan
Tinggi : tidak pucat ketika ditekan, jaringan kenyal, tidak stabil
Rendah : pucat ketika ditekan
FISIOLOGIS JARINGAN pada gingiva 1. Mukosa
2. Submukosa
3. Tulang
Semakin tebal jaringan submukosasemakin kenyalkemampuan menahan beban (kompresibiltas)
semakin tinggi. Semakin tipissemakin dekat dengan tulangketika ada beban timbul rasa sakit.
Bila ketebalan submukosa rendahdapat digunakan bahan tissue conditioner
Diletakkan pada basal seat denturetidak permanen tapi sangat
membantu
POST DAM sebagai retensiatmosphere retention (membendung udara) diharapkan tekanan udara di luar dan
di dalam celah denture sama yaitu 1 atm (76 cmHg)
III. KAJIAN RADIOGRAFIditulis yang tidak terlihat secara klinis (interpretasi radiografi panormaik)
IV. DIAGNOSISberdasarkan poin I-IV dan ditulis semua kasus dari yang paling berat ke paling ringan
Edentulous ridge
Abses/dental granuloma/kista
Sisa akar
Karies/gangrene pulpa
stomatitis
V. RENCANA PERAWATAN
5.1 Rencana perawatan pendahuluan
1. Penetapan gigit pendahuluan : ada/tidak
Note : penetapan gigit berfungsi untuk mempertahankan
vertical dimention (diukur bila masih ada 1 gigi ANTERIOR dan 2 gigi POSTERIOR)
centric occlusion
JIka ada gigikemudian diekstraksitidak ada gigikehilangan tinggi gigitpenetapan gigit
2. Bidang Konservasi :
3. Bidang periodonsia :
4. Bidang bedah mulut :
5. Bidang Ortodonsia :
6. Penyesuaian oklusi :
7. Perawatan lain :
5.2 Macam gigi tiruan
5.3 Persiapan gigi
5.4 Rancangan gigi tiruan tetap
ALTERNATIF PERAWATAN
RENCANA PERAWATAN
CERITA PASIEN
Pasien mengeluhkan bahwa sayap labial terlalu menekan sehingga menyebabkan sakit. Terlihat bahwa pasien
merupakan tipe orang Exciting Mind. Apabia dilihat, design benar dan teknik pembuatan denture juga bener. CARA
MEMERIKSA : Apakah ada pressure spot atau tidak. Pressure spot ditandai dengan adanya titik kemerahan pada
mukosa. Apabila setelah diperiksa ternyata tidak ada pressure spot, maka yang dapat dilakukan adalah melakukan
gerakan seolah-olah mengurangi denture (bur dinyalakan namaun tidak perlu mengurangi denture). Kemudian
pasang coba lagi pada pasien. Pasien akan merasa nyaman. Inilah trik untuk menghadapi pasien dengan tipe
Exciting Mind. Jadi, penting untuk mengetahui karakter pasien anda.
ANATOMICAL LANDMARK
MENCETAK
SILICONE
POLYSULFIDE, Detail bagus ttp
Elastomer tidak digunakan karena bau tidak Tidak boleh langsung diisi. Why?
enak Karena butuh “recovery time”
(waktu untuk pulih asal).
Dalam temperature kmar dapat
SILICONE, paling banyak
digunakan, e.g. : polyvinilxyloxane diisi I jam/2 jam/3 jam
setelahnya.
Ketika accelerator + base
dicampur, terjadi polimerisasi.
TAHAP PEMBUATAN FULL DENTURE
Saat masuk recovery time,
1. INFORM CONCENT
gugusan alcohol CH3 akan
Persetujuan yang dibuat antara pasien dan operator mengenai rencana
perawatan yang akan dilakukan oleh operator dan resiko yang akan menguap. Supaya alcohol
ditanggung oleh pasien. Inform concent diberikan setelah operator menguap semua, dibutuhkan
menjelaskan semua tahap perawatan kepada pasien. waktu yang cukuprecovery
2. PERAWATAN PENDAHULUAN time
3. PEMBUATAN INDIVIDUAL TRAY Recovery time kurang
PErtama, harus tau batas antara mukosa bergerak dan tidak bergerak menyebabkan porus pada hasil
TIPS : cetakan
sebelum cetak anatomis, tarik mukosa pipi atau bibir, tandai batas
mukosa bergerak dan tidak bergerak dengan titik menggunakan
pensil tinta.
Kemudian dicetak dengan alginate untuk preliminary impression.
Alginate diisi dengan gypsum, maka aka tampak titik-titik yang menunjukkan batas mukosa bergerak dan
tidak bergerak
Hubungkan titiknya membentuk garis yang merupakan batas antara mukosa bergerak dan tidak bergerak
OUTLINE INDIVIDUAL TRAY RA+RB
o 2 mm di atas batas antara mukosa bergerak dan tidak bergerak
o Space 2 mm digunakan untuk tempat greenstick saat Border Moulding
o Jangan lupa menyertakan outline STOPPER
FUNGSI STOPPER : Memudahkan pengembalian kepada pasien
memberi batas ketebalan bahan cetak yang digunakan(agar ketebalan
bahan cetak sama)
POSISI STOPPER RA : lebih ke bukal
RB : lebih ke lingual
SPACER MALAM
o Dibuat menggunakan modelling wax (malam merah)
o FUNGSI memberi ruang bagi bahan cetak
INDIVIDUAL TRAY
o Setelah jadi dicobakan ke pasien, bagian mana yang sakit maka dikurangi.
o Setelah itu dikurangi 2 mm untuk memberi space greenstick
o Lalu masuk ke tahap border moulding
4. BORDER MOULDING
Untuk full denture, boder moilding dilkukan pada rahang atas dan bawah, pada seluruh batas antara mukosa
bergerak dan tidak bergerak.
Membentuk border seal atau peripheral seal
Bentuknya well rounded/membulat
Teknik border moulding :
1. AKTIF
o Keaktifan didapatkan dari pasien, gerakan dilakukan pasien tanpa operator.
RAHANG ATAS
GERAKAN YANG DILAKUKAN LANDMARK YANG DIPEROLEH
Menarik bibir atas ke bawah Frenulum Labialis
Mengucapkan AH
NOTE :
AH Line untuk dapat POSTERIOR PALATAL SEAL
batas antara palatum durum (keras) dan palatum molle (lunak)
batas posterior full denture rahang atas tidak boleh menutup fovea palatine
AHFOVEADENTURE
RAHANG BAWAH
GERAKAN YANG DILAKUKAN LANDMARK YANG DIPEROLEH
Menjulurkan lidah ke depan Frenulum lingualis
Menjulurkan lidah ke kanan dan kiri Sublingual space
Menggerakkan lidah menyentuh bibir atas Retromylohioid
Menarik bibir bawah ke dalam Frenulum labialis
Note :
Frenulum ke Retromylohyoid merupakan satu kesatuan
Membentuk S Line atau Butterfly Wings
Untuk menambah retensi FD di rahang bawah
2. PASIF
Untuk memperoleh buccal space
Dilakukan dengan MUSCLE TRIMMING
Mukosa pipi ditarik ke arah luar, kemudian vertikal sebanyak 2x gerakan lalu dilihat hasilnya.
Dikatakan cetakan baik jika :
Tidak ada step/halus
Batas mukosa bergerak tidak bergerak tercetak baik membulat/WELL ROUNDED
Ciri khas : Ketebalan POSTERIOR mencapai 3 mm, sedangkan ketebalan ANTERIOR mencapai
2 mm
Kelebihan border moulding dipotong dengan pisau model panas
6. MODEL KERJA
Setelah model kerja jadi (sudah dengan basis), maka yang dilakukan selanjutnya adalah :
Merapikan Model kerja, dilakukan dengan memotong bintil-bintil pada model kerja dengan pisau
model dan pisau gypsum.
Tujuan : supaya permukaan akrilik yang menempel pada mukosa rongga mulut halus, tidak
berlubang akibat ada bintil-bintil pada model kerja
Membuat garis median, RA : dengan pensil tinta dibuat garis dari papilla incisive - melalui torus
palatinus - melewati tengah-tengah fovea palatine - diproyeksikan ke dasar model kerja. RB : tidak
perlu dibuat garis median.
Tujuan : untuk memudahkan pada saat menanam model kerja ke artikulator
Membuat tiga cekungan, dibuat dengan pisau malam/stone bur, pada dasar model kerja dan dipilih
bagian tertebal dari model kerja.
Tujuan : mempermudah pengembalian model kerja ke articulator pada tahap remounting.
Menggambar denture outline
Denture Otline : Batas basis gigi tiruan lengkap, yang akan dibuat (terletak pada batas mukosa
bergerak dan tidak bergerak). Outline digambar dengan menggunakan pensil biasa terlebih dahulu,
setelah benar diperjelas dengan pensil tinta.
RA : vestibulum labialis kirivestibulum buccalis kirihamular notchvibrating linehamular
notchvestibulum buccalis kananvestibulum labialis kanan
RB : vestibulum labialis kananvestibulum buccalis kanan retromolar padsulcus
lingualisfrenulum lingualissulcus lingualis vestibulum buccalis kirivestibulum labialis
kanan
Menggambar garis puncak ridge
Tujuan : Untuk panduan pada pembuatan galengan gigit dan penyusunan gigi
RA : -Menentukan titik-titik pada tengah-tengah tuber maxilla
-Menentukan titik pada lokasi kurang lebih pada distal caninus
-Menentukan titik pada papilla incisive
-Ketiga titik tersebut dihubungkan dan dilanjutkan sampai tepi model kerja
-Setelah pembuatan garis benar, diperjelas dengan pensil tinta
RA & RB :
o Malam merah dipanaskan di atas api spiritus.
o Sisi yang menghadap kea pi setelah sedikit lebih lunak, malam merah digulung kea rah yang lebih lunak
dengan satu tahap.
o Selanjutnya nakan merah dipanaskan di atas api kembali sampai lebih lunak dengan gulungan
menghadap ke apai spiritus dan malam merah digulung satu tahap lagi.
o Demikian seterusnya sampai menjadi gulungan penuh
o Selanjutnya gulungan dibagi dua bagian
o Satu bagian diletakkan di atas processus alveolaris RA dan sedikit ditekan, satu bagian letakkan pada RB
tepat di atas processus alveolaris sedikit ditekan
o Malam merah yang dicairkan ditambahkan pada daerah bukal dan lingual pada pertemuan galengan gigit
dan lempeng gigit. Selanjutnya diratakan dan dihaluskan.
o Untuk sisi oklusi digunakan alat bantu kapi kayu.
o Proyeksikan garis puncak ridge yang telah dibuat ke galengan gigit
o Selanjutnya ukur lebar galengan gigit
RA Anterior : ±5-7mm, Posterior ±10 mm
RB Anterior : ±4-6mm, Posterior ±10mm
o Galengan gigit RA bagian anterior lebih menonjol ±2 mm dari RB (overjet)
8. PENETAPAN GIGIT
a. Menyesuaikan estetik & profil pasien untuk galengan gigit RA (jika bagian labial terlalu tebal, dikurangi).
Jika tonus bibir atas terlalu tinggi, maka tebal galengan gigit bisa dikurangi (?)
b. Membuat CAMPER’S LINE dari tengah-tengah tragus-alanasi
c. Melakukan kesejajaran bidang oklusal rahang atasRA sejajar CAMPER’s LINE
d. Galengan gigit anterior sejajar dengan garis imajiner interpupil
e. Tinggi galengan gigit RA disesuaikan dengan panjang bibir
-Jika bibir panjang, maka galengan gigit RA tidak tampak
- Jika bibir normal, maka galengan gigit tampak ± 2 mm dari garis bibir
- Jika bibir pendek, maka galengan gigit tampak ± 4 mm dari garis bibir
f. Galengan gigit RA dan RB dimasukkan dan dilakukan CHECK BITE (kontak seimbang)
Bisa dilakukan menggunakan BITE PLATE. Tampak anterior, bagian anterior harus sejajar dengan garis
interpupil dan tampak lateral, bite plate sejajar dengan garis CAMPER’S LINE
g. MENGUKUR DIMENSI VERTIKAL pada posisi istirahat
- Pasien diinstruksikan untuk menutup mulut
- Tanda titik dibuatpada nasion (ujung hidung) dan gnation
- Hitung REST POSITION
instruksikan paien untuk relax, lalu ukur jarak antara nasion-gnation dengan jangka sorong
Dapat dibantu dengan pengucapan huruf M
h. PENGUKURAN TINGGI GIGIT
Tinggi gigit = REST POSISI-free way space (± 2-4 mm)Metode NISWONGER
i. MENENTUKAN RELASI HORIZONTAL, dapat dilakukan dengan 3 cara
1. Nukleus Walkhoff, pada posterior basis galengan gigit RA
- Pasien diinstruksikan membuka mulut
- LIdah menyentuh nucleus walkhoff
- Pasien diinstruksikan menutup mulut perlahan dg liidah tetap menyentuh nucleus walkhoff
- Operator membantu menorong mandibular untuk mencapai posisi paling posterior
- Lakukan berulang kali sampai posisi tidak berubah
2. Dorsal flexi, pasien diposisikan kepala menengadah ke belakang
3. Buka tutup mulut sampai lelah, kemudian mendorong RB pada posisi paling posterior
j. Buat garis median, garis caninus, dan garis senyum pada pasien
k. Galengan gigit di fiksasi dalam mulut pasien dengan isi staples
l. DIkeluarkan dari mulut pasien, dipasang pada model kerja dengan posisi tetap terfixir
m. Model kerja difiksasi dengan lidi + malam perekat (utility wax)
n. Dilanjutkan tahap pemasangan model pada artikulator
KESALAHAN berupa peninggian gigit (lihat PIN VERTIKAL artikulator, TIDAK MENYENTUH INCISAL TABLE)
Peninggian gigit yang masih ditoleransi maksimum 2 mm
Perhatikan : PIN VERTIKAL HARUS MENYENTUH INCISAL TABLE
Bila belum menyentuh, dilakukan selective grinding tahap I dengan articulating paper
Dilakukan pendalaman sulcus, pengurangan incline plane/ sisi miring
harus sampai pin vertical menyentuh incisal table
Kesalahan dapat terjadi karena :
1. press percobaan kurang sempurna shg kuvet atas dan bawah tidak rapat sehingga akrilik lebih tebal dari
malam merahnya
2. Saat penanaman model ke dalam kuvet, adonan plaste terlalu lunak/ lembek/ encer sehingga saat
pengisian akrilik mendapat tekanan, model kerja lebih terbenam dalam plaster & akrilik menjadi tebal
WORKING SIDE
Hukum BULL
BUccal-Upper-Lingual-Lower
Bagian yg diasah ditandai
dengan warna tebal
BALANCING SIDE
Hukum ANTI-BULL
Buccal RB - Palatal RA
Bagian yg diasah ditandai
dengan warna tebal
SISI KERJA/ WORKING SIDE
Pengasahan dilakukan menurut hukum BULL (BUCCAL UPPER-LINGUAL LOWER)
Bila spot terjadi pada sisi bukal, yang diasah adalah CUSP BUCCAL RA
Bila spot terjadi pada sisi lingual, yang diasah adalah CUSP LINGUAL RB
SISI KESEIMBANGAN/ BALANCING SIDE
Pengasahan dilakukan menurut hokum ANTI-BULL
Pengasahan dilakukan pada sisi BUCCAL RB dan LINGUAL RA