Anda di halaman 1dari 19

PENGISIAN KARTU STATUS

Identifikasi Penderita dilakukan ssebelum Indikasi Perawatan (IP)


Prosto adalah perawatan terminal setelah pasien menjalani perawatan pendahuluan.
Tujuan perawatan di bidang PROSTODONTICS
 Rehabilitasi Fungsi Kunyah
 Rehabilitasi Fonetik dan Estetik
 Preservasi Jaringan Lunak

DATA DEMOGRAFI

 Nama Pe derita Dari kotak tersebut dapat diperoleh


 Alamat rumah informasi mengenai :
 Alamat kantor
 Jenis Kelamin 1. Prognosa
 Umur 2. Kesehatan Umum
 Pekerjaan 3. Rencana Perawatan
 Telepon 4. Biaya
 Instruktur 5. Ke-kooperatif-an pasien
NB :
USIA : dapat menggambarkan kondisi condyle
Semakin tua condyle mengalami pengikisan sehingga bentuknya menjadi bulat aus
Usia juga dapat menentukan jenis anasir gigi yang digunakan pada FULL DENTURE
Anasir gigi FD ada 2jenis 1.ANATOMICAL : Cusp/Tonjol jelas. Apabila digunakan pada
pasien di atas 70 tahun dapat terjadi blocking.
2.NON ANATOMICAL : Cusp/Tonjol datar atau hampir rata.
Apabila digunakan pada pasien di atas usia 70 taun tidak akan
terjadi blocking
JENIS KELAMIN Wanita lebih mementingkan estetik dibandingkan pria
FYI : Seseorang yang menggunakan full denture tetap akan terlihat. Why?because FD disusun dengan susunan gigi
yang ideal. Dalam rongga mulut tidak ada yang ideal dan tidak ada yang simetris. Tergantung operator ingin
mengikuti yang simetris atau yang tidak simetris. Tergantung SENSE
OF ART (dalam menentukan bentuk dan warna gigi (Putih atau
sesuai warna sclera mata)) Sifat manusia menurut HOUSE ada 5
1. Kooperatif
I. ANAMNESIS (mempelajari sifat pasien secara psikologis)  A Well Balanced Type
1.1 Keluhan/Keinginan  Orang yang menjelaskan secara
Mengetahui apa yang dikeluhkan oleh pasien
urut dan teraturLogis (SENSE)
1.2 Kesehatan Umum
 Percaya kepada operator
 Menyerahkan segala sesuatu ke
operator
2. Indifferent Mind
Mengetahui kesehatan secara keseluruhan karena dapat
 Orang Acuh tak acuh
berdampak pada perawatan pendahuluan
Terkadang dapat dilihat dari fisiknya (Tapi, tidak selalu  Pasrah
dijadikan patokan). INGAT!!!DAPATKAN INFORMASI  Prognosa masih dalam tahap
MENGENAI GEJALA KLINIS, JANGAN MEMVONIS! bagus
Pada Pasien yang bertubuuh gemuk biasanya melekat tiga  Apabila dimasukkan
penyakit : kemungkinan dapat lebih
1. Hipertensi (Klinis : Wajah hiperemi, jantung kooperatif
berdebar-debar saat beraktivitas berat)
3. Hystorical Mind
2. Diabetes (Klinis : Polifagia, Polidipsia, Poliuria)
 Emosional, meluap-meluap
3. Jantung (Klinis, : Sesak nafas saat melakukan
pekerjaan berat, nyeri di dada)  No- sense
 Sulit dikendalikan
1.3 Riwayat Gigi Geligi  Biasanya emosi tinggi
Mengetahui penyebab kehilangan gigi.  Solusi : Dengarkan!
Misal : setelah melakukan pencabutan, apakah sudah 4. Exciting Mind
healing atau belum, karena dapat berpengaruh pada hasil  Profesor, doctor, orang-orang
cetak anatomis maupun fisiologis
yang berpendidikan tinggi
Misal : -Gigi Keroposbanyak sisa akarcabut
 Pasien sangat detail,
-Gigi tanggal sendirigejala diabetes
FAKTOR KEHILANGAN GIGI jikaoperator tidak menjelaskan
1.Faktor OdontogenBakteri secara detail, maka akan sulit
2.faktor SistemikIdiopatik (tidak diketahui penyebabnya) untuk membangun trust pasien
Faktor sistemik lebih berbahaya karena tidak bisa
dideteksi
 Pada penderita Diabetes Melitus Jaringan periodontal
melemah sehingga gigi tanggal dengan sendirinya. Terjadi
ANUG dtandai dengan tanggalnya gigi P2 dan M2
 Sebelumnya ditandai dengan kegoyangan gigi. Kegoyangan gigi dipengaruhi oleh terjadinya proses
Resorbsi dan Aposisi
 Diabtes Melitusmerupakan Primary Diseasemengarah ke gagal jantung gagal ginjal

1.4 Penglaman dengan gigi tiruan (old denture)


Apabila pasien sudah pernah menggunakan gigi tirun sebelumnya maka, pasien akan
membandingkan dengan gigi tiruan sebelumnya.
 OLD DENTURE :Sudah berapa lama menggunakan denture?Buat dimana?Masih enak dipakai
atau tidak?
 FULL DENTURE dapat berubah menjadi tidak retentive dikarenakan adanya proses
RESORBSI. Seberapa besar resorbsi yang terjadi?cara mengetahuinya adalah dengan
alginate. Aduk alginateLetakkan di denturelalu dipasang. Bagian dengan alginate yang
tebal merupakan bagain yang resorbsi-nya besar.
 Apabila alginate tebal di beberapa tempat, resorbsi hanya terjadi di beberapa tempat
maka dapat dilakukan relining.
 Apabila alginate tebal hampir di semua tempat, resorbsi hampir terjadi di semua edentulous
ridgemaka dapat dilakukan rebasing
1.5 Pembiayaan
Diusahakan jangan 100 % ditanggung oleh operator, supaya memunculkan rasa tanggung jawab dari
pasien untuk menjaga dan merawat denture.

II. PEMERIKSAAN
2.1 Ekstra Oral
a) TMJ
 Palpasibisa dilakukan intrauricular dan extraauricular
INTRAAURICULARjari telunjuk dimasukkan ke acusticus meatus externa, lalu pasien diminta
membuka dan menutup mulut. DIlakukan untuk memeriksa retrodiscal tissue
EXTRAAURICULARraba area di daerah 12-14 mm di depan tragus untuk mengetahui pergerakan
condyle.
PERGERAKAN CONDYLEROTASI DAN TRANSLASI
Dikatakan tidak ada kelainan apabila tidak ada clicking, tidak ada nyeri, danpola membuka dan
menutup mulutnya halus
 Pergerakan KesampingDikatakan tidak ada kelainan apabila mulut mampu digerakkan ke
samping sekitar 7-10 mm
 Pola membuka mulutDikatakan tidak ada kelainan apabila pola membuka dan menutup mulut
lurus. Kelainan pola membuka mulut ada 2, DEFLEKSI dan DEVIASI.
DEFLEKSI DEVIASI
Mandibula Tidak bisa kembali ke centric Mandibula dapat kembali ke centric position
position saat membuka mulut
ADD without reduction ADD with reduction

b) Bentuk Wajah tapering/ovoid/square


didapat dari garis rambut-turun ke ramus-turun ke dagiu
dapat dilihat dari ataslingkar luar kepalamewakili bentuk wajah
erat hubungannya dengan estetika
c) Matayang dilihat adalah warna sclera, identic dengan warna kulit
d) Hidung titik paling stabil adalah ujung hdung
patokan untuk menentukan centric relation
tarik ujung hidungsampai ujung dagu
e) Bibir terdapat 3 jenis bibir dilihat dari philtrum bibir (Sulcus Nasolabialis)
 Normal : gigi terlihat 2-3 mm saat rest position
 Pendek : gigi terlihat 4 mm saat rest position
 Panjang : gigi terlihat 1-2 mm saat rest position
Berguna saat penetapan gigit
 Pada Orang tua, tonus otot turun, sehingga Nampak bahwa philtrum menjadi panjang.
Jangan tertipu. Ketika pasang coba galengan gigit, bibir mendapat support sehingga
kembali normal.

2.2 Intraoral
Tujuan : mengetahui retensi dan stabilisasi
a) Status Umum, meliputi gigi goyang/gigi hilang/ karies/ sisa akar/ karang gigi/ abrasi/atrisi/ tilting/
supraposisi/ diastema/ rotasi/ berdesakan/ gigi tiruan (tidak perlu menyebut lokasinya)
b) Jaringan Lunak, meliputi : gingivitis/ resesi gingiva/ stomatitis/ ulcus/ luka bekas cabutan
Note :
Stomatitis akibat FULL DENTUREDenture Stomatitis
Epulis akibat FULL DENTUREEpulis Fissuratum
Epulis adalah iritasi kronis yang terjadi terus menerus tanpa
diikuti rasa sakit. Pada kasus FD, epulis fissuratum terjadi karena
tidak dilakukan relief of chamber.
c) Status Lokalismengisi odontogram sesuai dengan symbol yang ada pada sebelah kiri.
d) Oklusi
Kunci oklusi ditentukan oleh tiga titik, 1 anterior dan 2 posterior
Oklusi ada : masih ada gigi yang kontak
tidak ada : pada kasus FULL DENTURE
Oklusi ada dua macam :
1. OKLUSI STATIK
 Hubungan antara gigi rahang atas dan gigi rahang bawah pada saat centric occlusion
 HUBUNGAN GIGI POSTERIOR (cusp to marginal ridge)
Hubungan gigi posterior di mana functional cusp gigi rahang atas bertemu dengan marginal
ridge rahang bawah. Ciri : 1 gigi bertemu dengan 2 gigi (P).
 HUBUNGAN GIGI POSTERIOR (cusp to fossa)
Hubungan gigi posterior dimana functional cusp rahang atas berada di fossa gigi rahang
bawah. Ciri : 1 gigi bertemu dengan 1 gigi (M)
 HUBUNGAN GIGI ANTERIOR
Overjet : jarak vertikal antara incisal insisif rahang atas dengan insisif rahang bawah.
Overbyte : jarak vertikal antara incisal insisif rahang bawah dgn insisif rahang atas.
Nilai normal : 2mm
2. OKLUSI DINAMIK
 Hubungan antara gigi rahang atas dan gigi rahang bawah pada saat mandibular digerakkan ke
arah lateral
 Ketika digerakkan ke kanan, working side : kiri, balancing side : kanan.
 Dalam oklusi dinamik, dikenal working side dan balancing side
o Mutually Protected Occlusion (MPO)
o Unilateral Balance Occlusion (UBO)
o Bilateral Balance Occlusion (BBO)
o Tidak dapat ditentukanapabila antara kanan dan kiri menunjukkan tipe oklusi dinamik yg
berbeda/ tidak ada gigi di posterior/ tidak ada gigi di semua region

MPO UBO BBO


Geligi anterior kontak ringan Working side kontak Working side kontak
Geligi posterior tidak kontak Balancing side tidak kontak Balancing side kontak
(krn terganjal caninus

e) Kebiasaan buruk menggigit benda-benda keras/ mendorong lidah, mengunyah satu sisi kiri atau
kanan, mengerot
f) Vestibulum mempengaruhi retensi dan stabilitas denture
diukur menggunakan kaca mulut nomor 4 (< ½ : dangkal, > ½ : dalam)
g) Bentuk Insisif Pertama Atasmempengaruhi bentuk intercaninus, intermolar, tinggi caninus dan
tinggi molar. (square, ovoid, tapering)
h) Frenulum mepengaruhi retensi dan stabilisasi
def : merupakan lipatan jaringan lunak yang berfungsi menahan organ yang bisa
bergerak
tinggi : mendekati puncak ridgemengganggu seal dan stabilitas denture sehingga
harus dibebaskan (biasanya dibentuk spt V)
rendah : jauh dari puncak ridge
i) Bentuk ridge mempengaruhi stabilitas dan retensi
square (paling baik karena penampangnya luas)/ ovoid/ tapering/ flat (paling merugikan
karena penampangnya sempit)
j) Relasi Ridge/Gigi lebih berpengaruh pada stabilisasi dan pada saat penyusunan gigi
Transversa Depan
O
≥80 = gigitan fisura luar rahang atas Normal
O
<80 = gigitan fisura luar rahang bawah Progeni/prognati
Sudut transversa merupakan sudut yang dibentuk antara garis yang menghubungkan puncak ridge
atas dan bawah dengan garis horizontal
k) Bentuk dalam Palatumsquare/ovoid/tapering
l) Torus Palatinus tonjolan tulang pada palatum
besar (menyebabkan tidak stabil)/ kecil/flat
bila torus palatinus besar: perlu di relief of chamber untuk mengurangi rasa
sakit dan menambah stabilisasi
m) Torus Mandibularismempengaruhi retensi dan stabilisasi,dihilangkan dg torektomi
n) Tuber Maxillaebisa diukur apabila tidak ada gigi/sisa akar
o) Exostosistulang yang menonjol akibat pencabutan gigi tidak beraturan
p) Retromylohyoid dalamnya ridge pada bagian lingual dari gigi molar (M2 dan M3) RB
diukur dengan kaca mullut nomor 4
q) Kekenyalan jaringan (Resiliency) diukur dengan burnisher, ditekan ke jaringan (sebenernya tdk
ada aturan mengenai pemeriksaan dg burnisher)
berhubungan dengan comfort/kenyamanan
berhubungan dengan fisiologis jaringan
Tinggi : tidak pucat ketika ditekan, jaringan kenyal, tidak stabil
Rendah : pucat ketika ditekan
FISIOLOGIS JARINGAN pada gingiva 1. Mukosa
2. Submukosa
3. Tulang
Semakin tebal jaringan submukosasemakin kenyalkemampuan menahan beban (kompresibiltas)
semakin tinggi. Semakin tipissemakin dekat dengan tulangketika ada beban timbul rasa sakit.
Bila ketebalan submukosa rendahdapat digunakan bahan tissue conditioner
Diletakkan pada basal seat denturetidak permanen tapi sangat
membantu

POST DAM sebagai retensiatmosphere retention (membendung udara) diharapkan tekanan udara di luar dan
di dalam celah denture sama yaitu 1 atm (76 cmHg)
III. KAJIAN RADIOGRAFIditulis yang tidak terlihat secara klinis (interpretasi radiografi panormaik)
IV. DIAGNOSISberdasarkan poin I-IV dan ditulis semua kasus dari yang paling berat ke paling ringan
 Edentulous ridge
 Abses/dental granuloma/kista
 Sisa akar
 Karies/gangrene pulpa
 stomatitis
V. RENCANA PERAWATAN
5.1 Rencana perawatan pendahuluan
1. Penetapan gigit pendahuluan : ada/tidak
Note : penetapan gigit berfungsi untuk mempertahankan
 vertical dimention (diukur bila masih ada 1 gigi ANTERIOR dan 2 gigi POSTERIOR)
 centric occlusion
JIka ada gigikemudian diekstraksitidak ada gigikehilangan tinggi gigitpenetapan gigit

2. Bidang Konservasi :
3. Bidang periodonsia :
4. Bidang bedah mulut :
5. Bidang Ortodonsia :
6. Penyesuaian oklusi :
7. Perawatan lain :
5.2 Macam gigi tiruan
5.3 Persiapan gigi
5.4 Rancangan gigi tiruan tetap

ALTERNATIF PERAWATAN
RENCANA PERAWATAN

CERITA PASIEN
Pasien mengeluhkan bahwa sayap labial terlalu menekan sehingga menyebabkan sakit. Terlihat bahwa pasien
merupakan tipe orang Exciting Mind. Apabia dilihat, design benar dan teknik pembuatan denture juga bener. CARA
MEMERIKSA : Apakah ada pressure spot atau tidak. Pressure spot ditandai dengan adanya titik kemerahan pada
mukosa. Apabila setelah diperiksa ternyata tidak ada pressure spot, maka yang dapat dilakukan adalah melakukan
gerakan seolah-olah mengurangi denture (bur dinyalakan namaun tidak perlu mengurangi denture). Kemudian
pasang coba lagi pada pasien. Pasien akan merasa nyaman. Inilah trik untuk menghadapi pasien dengan tipe
Exciting Mind. Jadi, penting untuk mengetahui karakter pasien anda.
ANATOMICAL LANDMARK
MENCETAK

Ada dua jenis cetakan :


1. Preliminary impression cetakan anatomis
2. Secondary Impressioncetakan fungsional
Alginat & Silicone
Bahan Cetak :
Alginat
Reversible, e.g. : agar
 Powder to water
Hydrocolloid  Hasil cetakan harus segera diisi
setelah 15 menit.
Irreversibl, e.g.:alginat
 Hasil cetakan ditutup dengan lap
basah.
BAHAN CETAK  Apabila terlalu basah : bengkak
POLYETER, digunakan untuk regio
pendek, detail bagus  Apabila terlalu kering : shrinkage

SILICONE
POLYSULFIDE, Detail bagus ttp
Elastomer tidak digunakan karena bau tidak  Tidak boleh langsung diisi. Why?
enak Karena butuh “recovery time”
(waktu untuk pulih asal).
 Dalam temperature kmar dapat
SILICONE, paling banyak
digunakan, e.g. : polyvinilxyloxane diisi I jam/2 jam/3 jam
setelahnya.
 Ketika accelerator + base
dicampur, terjadi polimerisasi.
TAHAP PEMBUATAN FULL DENTURE
Saat masuk recovery time,
1. INFORM CONCENT
gugusan alcohol CH3 akan
Persetujuan yang dibuat antara pasien dan operator mengenai rencana
perawatan yang akan dilakukan oleh operator dan resiko yang akan menguap. Supaya alcohol
ditanggung oleh pasien. Inform concent diberikan setelah operator menguap semua, dibutuhkan
menjelaskan semua tahap perawatan kepada pasien. waktu yang cukuprecovery
2. PERAWATAN PENDAHULUAN time
3. PEMBUATAN INDIVIDUAL TRAY  Recovery time kurang
PErtama, harus tau batas antara mukosa bergerak dan tidak bergerak menyebabkan porus pada hasil
TIPS : cetakan
 sebelum cetak anatomis, tarik mukosa pipi atau bibir, tandai batas
mukosa bergerak dan tidak bergerak dengan titik menggunakan
pensil tinta.
 Kemudian dicetak dengan alginate untuk preliminary impression.
 Alginate diisi dengan gypsum, maka aka tampak titik-titik yang menunjukkan batas mukosa bergerak dan
tidak bergerak
 Hubungkan titiknya membentuk garis yang merupakan batas antara mukosa bergerak dan tidak bergerak
 OUTLINE INDIVIDUAL TRAY RA+RB
o 2 mm di atas batas antara mukosa bergerak dan tidak bergerak
o Space 2 mm digunakan untuk tempat greenstick saat Border Moulding
o Jangan lupa menyertakan outline STOPPER
FUNGSI STOPPER : Memudahkan pengembalian kepada pasien
memberi batas ketebalan bahan cetak yang digunakan(agar ketebalan
bahan cetak sama)
POSISI STOPPER RA : lebih ke bukal
RB : lebih ke lingual
 SPACER MALAM
o Dibuat menggunakan modelling wax (malam merah)
o FUNGSI  memberi ruang bagi bahan cetak

 INDIVIDUAL TRAY
o Setelah jadi dicobakan ke pasien, bagian mana yang sakit maka dikurangi.
o Setelah itu dikurangi 2 mm untuk memberi space greenstick
o Lalu masuk ke tahap border moulding

4. BORDER MOULDING
Untuk full denture, boder moilding dilkukan pada rahang atas dan bawah, pada seluruh batas antara mukosa
bergerak dan tidak bergerak.
 Membentuk border seal atau peripheral seal
 Bentuknya well rounded/membulat
 Teknik border moulding :
1. AKTIF
o Keaktifan didapatkan dari pasien, gerakan dilakukan pasien tanpa operator.

RAHANG ATAS
GERAKAN YANG DILAKUKAN LANDMARK YANG DIPEROLEH
Menarik bibir atas ke bawah Frenulum Labialis
Mengucapkan AH
NOTE :
AH Line untuk dapat POSTERIOR PALATAL SEAL
batas antara palatum durum (keras) dan palatum molle (lunak)
batas posterior full denture rahang atas tidak boleh menutup fovea palatine

AHFOVEADENTURE

RAHANG BAWAH
GERAKAN YANG DILAKUKAN LANDMARK YANG DIPEROLEH
Menjulurkan lidah ke depan Frenulum lingualis
Menjulurkan lidah ke kanan dan kiri Sublingual space
Menggerakkan lidah menyentuh bibir atas Retromylohioid
Menarik bibir bawah ke dalam Frenulum labialis
Note :
Frenulum ke Retromylohyoid merupakan satu kesatuan
Membentuk S Line atau Butterfly Wings
Untuk menambah retensi FD di rahang bawah
2. PASIF
 Untuk memperoleh buccal space
 Dilakukan dengan MUSCLE TRIMMING
 Mukosa pipi ditarik ke arah luar, kemudian vertikal sebanyak 2x gerakan lalu dilihat hasilnya.
 Dikatakan cetakan baik jika :
 Tidak ada step/halus
 Batas mukosa bergerak tidak bergerak tercetak baik membulat/WELL ROUNDED
 Ciri khas : Ketebalan POSTERIOR mencapai 3 mm, sedangkan ketebalan ANTERIOR mencapai
2 mm
 Kelebihan border moulding dipotong dengan pisau model panas

HASIL border moulding mengalami 2 kemungkinan, yaitu


1) OverextendedApabila sendok cetak tidak tepat (terlalu tinggi)
2) Underextendedbisa disebabkan karena terlalu aktif saat muscle trimming. Lebih baik underextended
karena masih bisa ditambah dengan border moulding.
5. MENCETAK FUNGSIONAL
Setelah border moulding selesai, dilakukan pencetakan fungsional menggunakan bahan cetak polyvinyl
xiloxane (elastomer).
Yang perlu diperhatikan :
 Apakah hasil cetakan sudah baik?
-kedalaman ridge sesuai dengan kondisi di rongga mulut
-tidak ada bahan cetak elastomer yang terlipat
-Semua bagian tercetak dengan baik
 Bagian border moulding yang terlalu banyak tertutup oleh elastomer menunjukkan bahwa border
moulding underextended. Sedangkan bagian border moulding yang tidak tertutup oleh elastomer
menunjukkan bahwa border moulding yang overextended. Setelah dibuat galengan gigit, dapat
mengurangi retensi karena bagian yang overextended akan membuat jaringan di sekitarnya (mukosa
pipi/bibir/jaringan dasar mulut) menekan denture sehingga lepas.
Setelah proses pencetakan selesai, hasil cetak tidak perlu dicuci dengan air mengalir. DIamkan minimal 30
menit, lalu hasil cetak di cor dengan gypsum biru untuk memperoleh model kerja.

6. MODEL KERJA
Setelah model kerja jadi (sudah dengan basis), maka yang dilakukan selanjutnya adalah :
 Merapikan Model kerja, dilakukan dengan memotong bintil-bintil pada model kerja dengan pisau
model dan pisau gypsum.
Tujuan : supaya permukaan akrilik yang menempel pada mukosa rongga mulut halus, tidak
berlubang akibat ada bintil-bintil pada model kerja
 Membuat garis median, RA : dengan pensil tinta dibuat garis dari papilla incisive - melalui torus
palatinus - melewati tengah-tengah fovea palatine - diproyeksikan ke dasar model kerja. RB : tidak
perlu dibuat garis median.
Tujuan : untuk memudahkan pada saat menanam model kerja ke artikulator
 Membuat tiga cekungan, dibuat dengan pisau malam/stone bur, pada dasar model kerja dan dipilih
bagian tertebal dari model kerja.
Tujuan : mempermudah pengembalian model kerja ke articulator pada tahap remounting.
 Menggambar denture outline
Denture Otline : Batas basis gigi tiruan lengkap, yang akan dibuat (terletak pada batas mukosa
bergerak dan tidak bergerak). Outline digambar dengan menggunakan pensil biasa terlebih dahulu,
setelah benar diperjelas dengan pensil tinta.
RA : vestibulum labialis kirivestibulum buccalis kirihamular notchvibrating linehamular
notchvestibulum buccalis kananvestibulum labialis kanan
RB : vestibulum labialis kananvestibulum buccalis kanan retromolar padsulcus
lingualisfrenulum lingualissulcus lingualis vestibulum buccalis kirivestibulum labialis
kanan
 Menggambar garis puncak ridge
Tujuan : Untuk panduan pada pembuatan galengan gigit dan penyusunan gigi
RA : -Menentukan titik-titik pada tengah-tengah tuber maxilla
-Menentukan titik pada lokasi kurang lebih pada distal caninus
-Menentukan titik pada papilla incisive
-Ketiga titik tersebut dihubungkan dan dilanjutkan sampai tepi model kerja
-Setelah pembuatan garis benar, diperjelas dengan pensil tinta

RB : -Menentukan titik pada tengah retromolar pad


-Menentukan titik pada lokasi kurang lebih pada distal caninus
-Menentukan titik tengah processus alveolaris anterior (patokan frenulum labialis)
-Ketiga titik tersebut dihubungkan dan dilanjutkan sampai tepi model kerja
-Setelah pembuatan garis benar, diperjelas dengan pensil tinta

7. LEMPENG DAN GALENGAN GIGIT


LEMPENG
Basis sementara dari gigi tiruan lengkap dan merupakan tempat kedudukan galengan gigit. Dibuat sesuai
dengan denture outline dan harus merekat dengan tepat pada model kerja.
RA
 malam merah diptong sesuai dengan lebar rahang
 malam merah dilunakkan di atas api spiritus, tidak terkena api secara langsung dan tidak meleleh
 malam merah yang sudah melunak diletakkan di atas di tengah model kerja, ditekan perlahan dengan ibu
jari diteruskan ke tepi masuk vestibulum labialis dan buccalis, selanjutnya kelebihan malam merah
dipotong.
RB
 Malam merah dipotong sesuai lebar rahang
 Potongan untuk daerah lingual dibuat.
 Malam merah dilunakkan seperti pada rahang atas, selanjutnya malam merah diletakkan pada residual
ridge, kemudian ditekan kea rah vestibulum utuk sisi bukal dank e arah lingual sampai dasar sulcus
lingualis dan kelebihan malam merah dipotong.
GALENGAN GIGIT
dipergunakan untuk sarana tempat penyusunan anasir gigi tiruan. Galengan gigit terletak di atas residual
ridge berbentuk trapezium dan tapal kuda.

RA & RB :
o Malam merah dipanaskan di atas api spiritus.
o Sisi yang menghadap kea pi setelah sedikit lebih lunak, malam merah digulung kea rah yang lebih lunak
dengan satu tahap.
o Selanjutnya nakan merah dipanaskan di atas api kembali sampai lebih lunak dengan gulungan
menghadap ke apai spiritus dan malam merah digulung satu tahap lagi.
o Demikian seterusnya sampai menjadi gulungan penuh
o Selanjutnya gulungan dibagi dua bagian
o Satu bagian diletakkan di atas processus alveolaris RA dan sedikit ditekan, satu bagian letakkan pada RB
tepat di atas processus alveolaris sedikit ditekan
o Malam merah yang dicairkan ditambahkan pada daerah bukal dan lingual pada pertemuan galengan gigit
dan lempeng gigit. Selanjutnya diratakan dan dihaluskan.
o Untuk sisi oklusi digunakan alat bantu kapi kayu.
o Proyeksikan garis puncak ridge yang telah dibuat ke galengan gigit
o Selanjutnya ukur lebar galengan gigit
RA Anterior : ±5-7mm, Posterior ±10 mm
RB Anterior : ±4-6mm, Posterior ±10mm
o Galengan gigit RA bagian anterior lebih menonjol ±2 mm dari RB (overjet)

8. PENETAPAN GIGIT
a. Menyesuaikan estetik & profil pasien untuk galengan gigit RA (jika bagian labial terlalu tebal, dikurangi).
Jika tonus bibir atas terlalu tinggi, maka tebal galengan gigit bisa dikurangi (?)
b. Membuat CAMPER’S LINE dari tengah-tengah tragus-alanasi
c. Melakukan kesejajaran bidang oklusal rahang atasRA sejajar CAMPER’s LINE
d. Galengan gigit anterior sejajar dengan garis imajiner interpupil
e. Tinggi galengan gigit RA disesuaikan dengan panjang bibir
-Jika bibir panjang, maka galengan gigit RA tidak tampak
- Jika bibir normal, maka galengan gigit tampak ± 2 mm dari garis bibir
- Jika bibir pendek, maka galengan gigit tampak ± 4 mm dari garis bibir
f. Galengan gigit RA dan RB dimasukkan dan dilakukan CHECK BITE (kontak seimbang)
Bisa dilakukan menggunakan BITE PLATE. Tampak anterior, bagian anterior harus sejajar dengan garis
interpupil dan tampak lateral, bite plate sejajar dengan garis CAMPER’S LINE
g. MENGUKUR DIMENSI VERTIKAL pada posisi istirahat
- Pasien diinstruksikan untuk menutup mulut
- Tanda titik dibuatpada nasion (ujung hidung) dan gnation
- Hitung REST POSITION
instruksikan paien untuk relax, lalu ukur jarak antara nasion-gnation dengan jangka sorong
Dapat dibantu dengan pengucapan huruf M
h. PENGUKURAN TINGGI GIGIT
Tinggi gigit = REST POSISI-free way space (± 2-4 mm)Metode NISWONGER
i. MENENTUKAN RELASI HORIZONTAL, dapat dilakukan dengan 3 cara
1. Nukleus Walkhoff, pada posterior basis galengan gigit RA
- Pasien diinstruksikan membuka mulut
- LIdah menyentuh nucleus walkhoff
- Pasien diinstruksikan menutup mulut perlahan dg liidah tetap menyentuh nucleus walkhoff
- Operator membantu menorong mandibular untuk mencapai posisi paling posterior
- Lakukan berulang kali sampai posisi tidak berubah
2. Dorsal flexi, pasien diposisikan kepala menengadah ke belakang
3. Buka tutup mulut sampai lelah, kemudian mendorong RB pada posisi paling posterior
j. Buat garis median, garis caninus, dan garis senyum pada pasien
k. Galengan gigit di fiksasi dalam mulut pasien dengan isi staples
l. DIkeluarkan dari mulut pasien, dipasang pada model kerja dengan posisi tetap terfixir
m. Model kerja difiksasi dengan lidi + malam perekat (utility wax)
n. Dilanjutkan tahap pemasangan model pada artikulator

PEMASANGAN PADA ARTIKULATOR


- Model kerja & artikulator diulasi dengan bahan separator/ vaselin
- Artikulator bagian bawah dipasang malam mainan pada tiga titik
- pasang karet gelang sebagai penanda bidang horizontal
- model diletakkan di atasnya dan diposisikan pin horizontal berada pada perpotongan garis median dan
bidang horizontal (bidang oklusal sejajar dengan karet gelang)
- aduk bahan plaster lalu tuangkan di atas model kerja RA hingga menutupi ruang antara model kerja RA dan
artikulator
- tunggu hingga setting
- setelah RA setting, malam mainan RB dibuang dan dilanjutkan dengan menuang plaster di atas model kerja
RB hingga menutup ruang antara model kerja RB dan artikulator
- Rapikan & tunggu hingga setting sempurna
- Periksa kembali : - Pin vertical harus menyentuh incisal table
- Pin horizontal berada pd pertemuan bidang horizontal & garis median
- Bidang horizontal (bidang oklusal galengan gigit) sejajar dengan bidang horizontal
artikulator (karet gelang)

9. PEMILIHAN ANASIR GIGI


Pemilihan anasir gigi dibantu dengan Shade Guide, dengan menyesuaikan dengan warna kulit dan warna
mata.
10. PEMASANGAN MODEL KERJA PADA ARTIULATOR
YANG HARUS DIPERHATIKAN :
a. Garis median model sebidang dengan garis median articulator
b. Bidang horizontal model sejajar dengan garis horizontal articulator (karet)
c. Horizontal pin terletak pada pertemuan antara bidang horizontal dan garis median/ titik kontak insisif
pertama RB

11. PENYUSUNAN GIGI ANTERIOR RA DAN RB


Penyusunan RA : - Gigi incisive terletak di central
- Angulasi permukaan labial tegak lurus denga oklusal
- Gigi caninus lebih menonjol dari gigi lainnya
Penyusunan RB : - Axis I1 hampir vertical
- I2 agak miring ke distal
- C lebih miring lagi ke distal
Penyusunan gigi anterior harus memperhatikan OVERJET & OVERBYTE
12. PERCOBAAN GIGI ANTERIOR (RA & RB)
Yang harus diperhatikan adalah :
- Estetik
- Oklusi sentrik
- Artikulasi (bila perlu)
13. PEYUSUNAN GIGI POSTERIOR RA DAN RB
Gigi posterior RB di atas puncak ridge (NEUTRAL ZONE) mengikuti Curve of Spee & Curve of Monson
14. PERCOBAAN GTL MALAM
Perhatikan KONTAK (Oklusi) dan PROFIL
15. PEMBUATAN POST DAM & RELIEF CHAMBER
RELIEF CHAMBER untuk membebaskan papilla incisive sampai dengan torus palatinus
Fungsi : 1. Menghundari rasa sakit pada region papilla incisive yang berisi saraf dan pembuluh darah
2, Membantu stabilitas gigi tiruan lengkap
Dibuat dengan tin foil/ akumunium foil pada region papilla incisive sampai torus palatinus
POST DAM/ POSTERIOR PALATAL SEAL
Letak : d2 mm di depan outline region palatal posterior, dari hamular notch kiri sampai kanan
Fungsi: 1. Menahan udara dan saliva masuk diantara GTL dan mukosa shg tidak mudah lepas/ jatuh
2. Membantu stabilitas gigi tiruan
16. CONTOURING
Jika sudah OK, masuk tahap CONTOURING
Tujuan countouring : untuk menunjang comfort, stabilitas, retensi
Disesuaikan dg pergerakan otot-otot bibir, pipi, lidah
RAHANG ATAS
- Tepi malam merah sesuai denture outline
- Region labial dibuat cukup tebal ± 2 mm (utk mengembalikan kotir fasial yg hilang
- Region bukal lebih tebal
- Regio palatal maximal 2.5 mm termasuk rugae & raphe
- Tepi malam merah membulat
- Bagian tengah sayap labial/ bukal berbentuk cekung
RAHANG BAWAH
- Region labial tidak terlalu menonjol untuk mengurangi tekanan bibir pada gigi tiruan RB
- Sayap bukal region Premolar ± 2 mm
- Regio molar lebih tebal mengikuti denture outline sampai dengan retromolar pad
- Region lingual mengikuti rest posisi lidah & agak cekung agar gigi tiruan satbil
- Bagian tengah sayap labial/ bukal berbentuk cekung
Pada daerah attached gingiva dibuat stipplingsikat berbulu kasar ditekan ke gingiva
Malam merah DIHALUSKAN dengan wet cotton (kapas basah)/ wet paper towel (kertas tissue basah)/ a piece
of silk (linen) digosokkan pada permukaan malam merah (agar mengkilap bisa menggunakan
shampoo/sabun

PENANAMAN MODEL KERJA PADA KUVET DAN BUANG MALAM MERAH


- model kerja dilepas dari artikulator
- BASIS PLESTER TIDAK BOLEH RUSAK
- jarak antara model kerja dan dinding kuvet harus cukup untuk tempat adonan plester
- jarak antara oklusal gigi dg permukaan tutup kuvet ± 1 mm
TAHAP PENANAMAN :
- Dasar model kerja diulasi bahan separasi/ vaselin
- Adonan plaster diletakkan pada kuvet bawah, model kerja diletakkan di tengah kuvet, tertanam setinggi
tepi basis/ vestibulum
- jarak antara oklusal gigi dg permukaan tutup kuvet ± 1 mm
- permukaan plaster dihaluskan, hindari undercut
- Pada model RA, posisi anterior lebih tinggi daripada posterior
- Pada model RB, posisi horizontal
- Setelah plaster setting, permukaan plaster diulasi bahan separasi tidak boleh mengenai gigi
- Permukaan gigi & malam merah yg sudah dikontur ditutup dengan adonan gypsum tipe III (biru) setebal ±
5 mm, permukaan oklusal dibersihkan sehingga terlihat ujung cusp-nya
- Setelah gypsum tipe III setting, kuvet atas dipasang dan diisi adonan plaster sampei penuh
- Tutup kuvet dipasang kemudian dipress
TAHAP BUANG MALAM
- air mendiidh disiapkan pada panci/dandang (kuvet harus terendam semua)
- kuvet & press dimasukkan ke dalam air mendidih sekitar ± 10 menit sampai diperkirakan malam merah
sudah meleleh, kemudian kuvet dibuka
- Malam merah yg lunak dibuang, sisanya disiram dg air mendidih sampai bersih (hati-hati gigi terlepas dari
gypsum)
- Bersihkan dengan sikat gigi
ACRYLIC PACKING (PENGISIAN ACRYLIC)
ACRYLIC PROCESSING (PROSES AKRILIK)
DEFLASKING
Adalah proses melepas model kerja dari kuvet
Kuvet dingin, kuvet dibuka pelan-pelan agar model kerja beserta gigi tiruan tidak pecah
TAHAP :
- Tutup kuvet atas dibuka
- Dinding kuvet atas.bawah diketuk-ketuk, tujuanagar kuvet terpisah dari plaster
- Didapatkan bentukan plaster utuh dg model kerja di dalamnya
- Model kerja + GTL dipisahkan dari plaster sehingga didapat model kerja + gigi GTL dalam keadaan UTUH,
tidak boleh ada cacat
- GTL dibiarkan melekat pada model kerja
17. GIGI TIRUAN KASAR PADA MODEL KERJA (biasanya ditunjukkin ke dosen dulu dalam keadaan kasar)
18. REMOUNTING 1
Memasang kembali gigi tiruan & model kerja pada articulator.
Merupakan tahap persiapan untuk selective grinding I
TAHAP :
 Setelah model kerja dibersihkan dari sisa plaster, model kerja dipasang kembali dengan bantuan 3
cekungan, difixir dg malam perekat
 Model kerja harus benar-benar rapat pada basisnya (BASIS MASIH UTUH)
 merupakan persiapan tahap selective grinding (untuk koreksi terhadap kesalahan proses akrilik)

KESALAHAN berupa peninggian gigit (lihat PIN VERTIKAL artikulator, TIDAK MENYENTUH INCISAL TABLE)
Peninggian gigit yang masih ditoleransi maksimum 2 mm
Perhatikan : PIN VERTIKAL HARUS MENYENTUH INCISAL TABLE
 Bila belum menyentuh, dilakukan selective grinding tahap I dengan articulating paper
 Dilakukan pendalaman sulcus, pengurangan incline plane/ sisi miring
 harus sampai pin vertical menyentuh incisal table
Kesalahan dapat terjadi karena :
1. press percobaan kurang sempurna shg kuvet atas dan bawah tidak rapat sehingga akrilik lebih tebal dari
malam merahnya
2. Saat penanaman model ke dalam kuvet, adonan plaste terlalu lunak/ lembek/ encer sehingga saat
pengisian akrilik mendapat tekanan, model kerja lebih terbenam dalam plaster & akrilik menjadi tebal

19. SELECTIVE GRINDING I


Tujuan : untuk menghilangkan peninggian gigit akibat proses packing acrylic
TAHAP
- Koreksi oklusi
- Koreksi artikulasi
- Koreksi protrusi mandibular
Alat artculating paper & macam bur (flame, round, fissure)
Articulating paper diletakkan pada bidang oklusal, articulator dikatupkan shg terdapat spot bekas articulating
paper
KOREKSI OKLUSI (centric occlusion)
Dilakukan dengan : 1. Memperdalam sulcus
2. mengurangi incline plane/ sisi miring
KOREKSI ARTIKULASI (lateral movement)
Dilakukan setelah tahap INTERMAXILLARY RECORD (IMR)
KOREKSI PROTRUSI MANDIBULA
20. REMOUNT JIG
- Melepas model kerja RB
- Mengaduk gips lunak tipe III, diletakkan di artikulator RB
- Artikulator RA dikatupkan hingga bid. Oklusal & bid. Incisal masuk sedalam 1-2 mm kedalam gips lunak
- Tunggu hingga mengeras, maka akan terbentuk cetakan bid. Oklusal & incisal RA

21. PEMULASAN GIGI TIRUAN AKRILIK


Setelah remount jig, GTL acrylic dilepas dari mode kerja
- Proses pelepasan mengikuti garis-garis yang dibuat pada dasar model kerja dg bantuan gergaji
- Setelah selesai, GTL dibersihkan dari sisa gypsum dan lepas tin-foil
ALAT & BAHAN : - laboratory dental engine
- Laboratory dental lathe/ polish motor
- Straight handpiece
- Mata bur berbagai bentuk
- Kertas gosok halus
- Felt cone
- Rotary brush/ sikat hitam & sikat putih
BAHAN ABRASIVE
 Bahan untuk menggosok/ menghaluskan permukaan akrilik
 Harus lebih keras dari benda uyang digosok
 Bentuk partikel lebih besar dari bahan pulas
 Macamnya : corborundum, sand, emery, pumice, tungsten, carbide, diamond
BAHAN PULAS : - pumice
- Whiting (CaCO3)
- Rouge (Fe2O3)
- Chromium oxide
PULAS PENDAHULUAN PULAS AKHIR
- Pumice dicampur air (menghindari panas) - Bahan whiting dicampur air
- Memakai sikat hitam - Memakai sikat putih tanpa
- Speed 1500 rpm tekanan hanya disentuhkan
- Arah putar menghadap operator - Speed 2800 rpm
- Jangan memulas pada satu tempat terus menerus
- Mulai dari sayap posterior diteruskan ke bagian lain
- Tiap bagian dipulas dg baik dulu, baru pindah ke bagian lain
- Bila memulas kontur gingiva, arah sikat sejajar dengan kontur gingiva
- Penting untuk memulas dengan baik bagian interdental papilla (supaya
tidak terjadi impaksi makanan pd daerah tsb)
- Arah sikat : occluso-gingiva
- Kontur gingiva dihaluskan dg felt-cone
- Hati-hati pada daerah incisal & oklusal

22. INTERMAXILARY RECORD PADA PASIEN


- GTL dipasan pada pasien
- Periksa  retensi, stabilisasi, oklusi, dan estetik
- Siapkan bahan POLYVINYL XILOXANE (PUTTY)
- Letakkan di oklusal gigi-gigi posterior
- Pasien dinstruksikan menutup mulut perlahan sesuai relasi horizontal yg didapatkan
- Relasi anterior dibuat terbuka, setinggi bahan record
- Setelah itu, model dikembalikan ke articulator dg menurunkan pin vertical setinggi bahan record (± 2 mm)
- Dengan patokan remount jig, RA diletakkan di bekas cetakan cusp RA pada jig, kemudian bagian yg dekat
mukosa diisi bahan plaster

23. SELECTIVE GRINDING II


Dilakukan KOREKSI ARTIKULASI & KOREKSI PROTRUSI MANDIBULA
KOREKSI ARTIKULASI
Ingat! Working side-balancing side
Jika mandibular digerakkan ke kananworking side kiri, balancing side kanan

Kiri Kanan (Kiri) (Kanan)


WORKING SIDE BALANCING SIDE
Centric occlusion Lateral occlusion
(gigitan fisura luar rahang atas) (saat digerakkan ke kanan)

WORKING SIDE
Hukum BULL
BUccal-Upper-Lingual-Lower
Bagian yg diasah ditandai
dengan warna tebal

BALANCING SIDE
Hukum ANTI-BULL
Buccal RB - Palatal RA
Bagian yg diasah ditandai
dengan warna tebal
SISI KERJA/ WORKING SIDE
 Pengasahan dilakukan menurut hukum BULL (BUCCAL UPPER-LINGUAL LOWER)
 Bila spot terjadi pada sisi bukal, yang diasah adalah CUSP BUCCAL RA
 Bila spot terjadi pada sisi lingual, yang diasah adalah CUSP LINGUAL RB
SISI KESEIMBANGAN/ BALANCING SIDE
 Pengasahan dilakukan menurut hokum ANTI-BULL
 Pengasahan dilakukan pada sisi BUCCAL RB dan LINGUAL RA

KOREKSI PROTEUSI MANDIBULA


Pengasahan dilakukan pada bagian PALATAL RA & INCISAL RB

Akibat Selective Grinding yang tidak baik :


1. GTL tidak stabil saat mengunyah makanan
2. Jika masih terdapat peninggian gigit maka akan terdengar clicking
SELECTIVE GRINDING DIKATAKAN SELESAI bila :
- Pada posisi centric occlusion, PIN VERTIKAL menyentuh INCISAL TABLE
- Pada posisi lateral occlusion (oklusi artikulasi), pin vertical menyentuh incisal table
- Pada posisi Protrusi mandibular, gigi anterior EDGE TO EDGE DAN GIGI POSTERIOR CUSP TO CUSP dengan
pin vertical menyentuh incisal table
- Warna spot articulating paper merata pada daerah-daerah yang kontak

24. INSERSI GIGI TIRUAN LENGKAP


 Jika sebelumnya, pasien menggunakan gigi tiruan, maka gigi tiruan harus dilepas minimal 24 jam sebelum
insersi
 Masukkan GTL ke mulut pasien
 Periksa kesesuaian estetik, profil pasien, retensi, dan stabilitas GTL
 Periksa fungsi bicara pasieninstruksi untuk mengucapakn S, M, V, dan R
 Instruksi kepada pasien :
1. Cara memakai
2. Cara membersihkan (disikat setiap hari, dengan sabun atau pasta gigi)
3. GTL dipakai selama 24 jam
4. Belum boleh digunakan untuk mengunyah
5. Kontrol 24 jam pertama, 3 hari, dan 1 minggu setelah insersi
25. KONTROL 1
 Tanyakan keluhan pasien
 Periksa keadaan intraoraljaringan lunak
 Jika ada luka/ daerah kemerahan, berikan medikamentosa (salep/ obat kumur)
 Lakukan perbaikan GTL pada daerah tersebut
 Instruksi  GTL sudah boleh dipakai makan
26. KONTROL 2
 Tanyakan keluhan pasien
 Periksa keadaan intraoraljaringan lunak
 Instruksi  GTL sudah boleh dipakai makan
 Jik malam GTL dilepas supaya jaringan istirahat
 Jangan lupa dibersihkan (sikat+sabun/odol) lalu direndam di dalam mangkuk berisi air
27. KONTROL 3
 Lakukan prosedur control 1 dan 2
 Lakukan perbaikan jika dipelukan
 Kontrol setiap 6 bulan sekali

Anda mungkin juga menyukai