Anda di halaman 1dari 14

PENYELESAIAN

METODE AVERAGE RETURN ON INVESTMENT


Data mesin N menunjukkan bahwa laba akuntansi setelah pajak per tahunnya berbeda sehingga
untuk menganalisis besarnya ROI digunakan rumus sbb :
ROI = Jumlah laba akuntansi setelah pajak selama umur proyek
Jumlah Investasi rata-rata per tahun selama umur proyek

Besarnya Laba akuntansi setelah pajak adalah sbb :


( dalam ribuan rupiah)
Laba akuntansi Pajak atas Laba akuntansi
Tahun
sebelum pajak Laba (20%) setelah pajak
1 Rp 1,125,000 Rp 225,000 Rp 900,000
2 Rp 875,000 Rp 175,000 Rp 700,000
3 Rp 375,000 Rp 75,000 Rp 300,000
4 Rp 125,000 Rp 25,000 Rp 100,000
Jumlah Rp 2,500,000 Rp 500,000 Rp 2,000,000

Besarnya investasi rata-rata selama umur proyek adalah sbb:


(dalam ribuan rupiah)
Investasi Awal Tahun Investasi Akhir Investasi rata rata
Tahun
Tahun
1 Rp 4,000,000 Rp 3,000,000 Rp 3,500,000
2 Rp 3,000,000 Rp 2,000,000 Rp 2,500,000
3 Rp 2,000,000 Rp 1,000,000 Rp 1,500,000
4 Rp 1,000,000 - Rp 500,000
Jumlah investasi rata-rata Rp 8,000,000

a. Besarnya ROI adalah :


ROI = Jumlah laba akuntansi setelah pajak selama umur proyek
Jumlah Investasi rata-rata per tahun selama umur proyek
ROI = Rp 2,000,000
x 100%
Rp 8,000,000
= 25%

b. Jika manajemen menggunakan kriteria penyaringan dengan ROI sebesar 20%, maka usulan
investasi mesin N diterima karena ROI nya lebih tinggi.

c. Jika manajemen menggunakan kriteria preferensi dengan membandingkan ROI mesin N


sebesar 25% dengan mesin K dengan ROI nya 28%, maka usulan investasi mesin N
ditolak dan usulan investasi mesin K diterima.

KASUS 2
1. Menghitung Average ROI
a. Menghitung rugi laba penjualan mesin lama, dalam rangka menentukan pengaruhnya pada pajak

Harga perolehan mesin X Rp 4,000,000,000


Ak.depresiasi 3 tahun
3 x (4M / 8 tahun) (1,500,000,000)
Nilai buku mesin X Rp 2,500,000,000
Harga jual mesin X Rp 1,500,000,000
Rugi penjualan mesin X (1,000,000,000)

Harga perolehan mesin Y Rp 10,000,000,000


Hasil jual mesin X Rp 1,500,000,000
Penghematan pajak karena
rugi penjualan mesin X
(1.000.000.000* 20%) Rp 200,000,000
Rp 1,700,000,000
Penanaman modal untuk penggantian Rp 8,300,000,000

Penghematan biaya tunai Rp 3,000,000,000


Pengaruh pajak :
Kenaikan pajak karena kenaikan laba dari penghematan:
(20% * 3.000.000.000) Rp 600,000,000
Penurunan pajak karena kenaikan biaya depresiasi
20%[(10 M / 5 thn) -
(4 M / 8 thn) Rp 300,000,000
Pengaruh pajak terhadap penghematan tunai Rp 300,000,000
Penghematan tunai bersih per tahun Rp 2,700,000,000
Depresiasi mesin pengganti per tahun Rp 2,000,000,000
Kas masuk bersih per tahun Rp 700,000,000

Perhitungan ROI
ROI = Kas masuk bersih per tahun
Investasi rata-rata
= 700.000.000
(8.300.000.000/2)
= 16,88%

2. Kriteria penyaringan
Jika manajemen menggunakan kriteria penyaringan dengan ROI sebesar 20%, maka usulan penggant
mesin X dengan mesin Y ditolak karena ROI nya hanya sebesar 16,88%

3. Kriteria preferensi
Jika manajemen menggunakan kriteria preferensi, dengan cara membandingkan mesin Y dan mesin Z y
ROI nya 22%, mesin yang sebaiknay dipilih untuk menggantikan mesin X adalah mesin Z.
eda sehingga

mur proyek
mur proyek

mur proyek
mur proyek

%, maka usulan

ROI mesin N
ruhnya pada pajak

maka usulan penggantian

mesin Y dan mesin Z yang


METODE PAY BACK PERIOD

1. Menghitung Pay Back, terlebih dahulu dihitung besarnya laba tunai setelah Pajak atas Laba.
Laba Akuntansi setelah Pajak telah dihitung dalam metode ROI, atas dasar Laba akuntansi
setelah Pajak dapat dihitung besarnya Laba Tunai dan pay back nya adalah sbb :

(dalam ribuan rupiah)


Laba Akuntansi Biaya bukan Laba Tunai
Tahun
setelah pajak Tunai (Depresiasi) Setelah pajak
1 Rp 900,000 Rp 1,000,000 Rp 1,900,000
2 Rp 700,000 Rp 1,000,000 Rp 1,700,000
3 Rp 300,000 Rp 1,000,000 Rp 1,300,000
4 Rp 100,000 Rp 1,000,000 Rp 1,100,000
Jumlah Rp 2,000,000 Rp 4,000,000 Rp 6,000,000

Jadi pay back period usulan investasi kurang lebih selama 2 tahun 108 hari

2. Kriteria penyaringan
Jika manajemen perusahaan tersebut menggunakan kriteria penyaringan dengan pay back nya
2 tahun maka usulan pembelian mesin N ditolak karena pay back nya 2 tahun 108 hari.

3. Kriteria preferensi
Jika manajemen menggunakan kriteria preferensi, dengan cara membandingkan pay back
mesin N selama 2 tahun 108 hari dan pay back mesin K selama 2 tahun 6 bulan, maka mesin N
diterima dan mesin K ditolak.

KASUS 2

1. Usulan proyek PT Utami untuk mengganti mesin X dengan mesin Y, dapat dihitung paybacknya sbb :

Payback = Modal investasi


Kas masuk bersih
= Rp 8,300,000,000
Rp 2,700,000,000
= 3.07 tahun

2. Jika manajemen menggunakan kriteria penyaringan dengan paybacknya 2,5 tahun, maka usulan
penggantian ini DITOLAK karena paybacknya lebih lama dibandingkan dengan kriteria penyaringan.

3. Jika manajemen menggunakan kriteria preferensi penggantian dengan mesin Z dengan payback nya 4
maka yang dipilih adalah mengganti mesin X dengan mesin Y karena payback nya lebih cepat.
setelah Pajak atas Laba.
dasar Laba akuntansi
adalah sbb :

Pay back
1 tahun
1 tahun
0.3 tahun

ringan dengan pay back nya


ya 2 tahun 108 hari.

mbandingkan pay back


tahun 6 bulan, maka mesin N

, dapat dihitung paybacknya sbb :

cknya 2,5 tahun, maka usulan


kan dengan kriteria penyaringan.

gan mesin Z dengan payback nya 4 tahun,


na payback nya lebih cepat.
1. Jika manajemen perusahaan menggunakan kriteria /tarif kembalian 12%, maka:

(dalam ribuan rupiah)


Keterangan Tahun Jumlah # Diskonto 12%
Investasi Mesin N 0 Rp 4,000,000 1.000

Kas masuk bersih 1 Rp 1,900,000 0.8929


2 Rp 1,700,000 0.7972
3 Rp 1,300,000 0.7118
4 Rp 1,100,000 0.6355
Jumlah nilai tunai kas masuk bersih

Nilai Tunai bersih ( NTKB - Investasi)

Keterangan :
Jumlah # adalah Jumlah arus kas masuk bersih dimana laba akuntansi setelah pajak + Depresiasi per tah
Usulan diterima /ditolak dengan kriteria :
Jika : NTKB > Investasi ==== DITERIMA
NTKB < Investasi ==== DITOLAK

Jadi jawabnya : Karena Nilai Tunai kas masuk bersih lebih besar dari Jumlah Investasi maka usulan

2. Jika manajemen menggunakan kriteria preferensi , dengan cara membandingkan Mesin N yang Nilai Tu
dan Mesin K yang Nilai Tunai Bersih Rp.500.000.000,- maka mesin yang sebaiknya dipilih adalah Mes

KASUS 2

1. Jika manajemen akan mengganti mesin X dengan mesin Y , dapat dihitung net present value nya denga

Ada dua cara :

a. Menggunakan Tabel 1
( dalam ribuan rupiah)
Tarif kembalian
Keterangan Tahun kas masuk bersih
15%
Investasi 0 Rp 8,300,000 1

Kas masuk bersih 1 Rp 2,700,000 0.8696


2 Rp 2,700,000 0.7561
3 Rp 2,700,000 0.6575
4 Rp 2,700,000 0.5718
5 Rp 2,700,000 0.4972
Jumlah nilai tunai kas masuk bersih

Nilai tunai bersih

b. Menggunakan Tabel 2

Investasi modal = Rp 8,300,000,000 1.000


Nilai Tunai kas masuk = Rp 2,700,000,000 3.3522
Nilai Tunai bersih

Karena nilai Tunai bersih memberikan nilai bersih positif, maka usulan penggantian mesin Y DITER

2. Jika manajemen menggunakan kriteria preferensi, dimana mesin Z dengan tarif kembalian 15% dapat m
Nilai tunai bersih sebesar Rp.1.200.000.000,- Maka yang dipilij adalah mengganti mesin X dengan Mes
Nilai Tunai Kas Masuk
Bersih per Tahun
Rp 4,000,000

Rp 1,696,510
Rp 1,355,240
Rp 925,340
Rp 699,050
Rp 4,676,140

Rp 676,140

ajak + Depresiasi per tahun

h Investasi maka usulan pembelian Mesin N "DITERIMA"

an Mesin N yang Nilai Tunai Bersih Rp.676.140.000


iknya dipilih adalah Mesin N.

present value nya dengan tingkat bunga 15% :

Nilai tunai kas masuk


Bersih tahunan
Rp 8,300,000

Rp 2,347,920
Rp 2,041,470
Rp 1,775,250
Rp 1,543,860
Rp 1,342,440
Rp 9,050,940

Rp 750,940

Rp 8,300,000,000
Rp 9,050,940,000
Rp 750,940,000

gantian mesin Y DITERIMA

kembalian 15% dapat menghasilkan


nti mesin X dengan Mesin Z.
Discountes Cash Flows Method atau disebut juga metode Internal Rate of Return (IRR)
adalah suatu metode yang menentukan tingkat bunga yang sebenarnya diharapkan atas suatu proyek inv

Kriteria diterima/ditolak investasi :


Jika : Tingkat bunga berdasar IRR > Tingkat Biaya Modal , maka Usulan proyek DITERIMA
Tingkat bunga berdasar IRR < Tingkat Biaya Modal , maka Usulan proyek DITOLAK
Tingkat biaya Modal adalah jumlah yang dibayarkan oleh suatu perusahaan atas dana yang digunakannya

Untuk menentukan tarif kembalian dapat dilakukan dengan metode coba-coba yaitu :
a. Mencari nilai tunai arus kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih sembarangdi atas atau di ba
tarif kembalian investasi yang diharapkan.
b. Menginterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya.

Tahun Kas Masuk Bersih


1 Rp 1,900,000
2 Rp 1,700,000
3 Rp 1,300,000
4 Rp 1,100,000

Pada tingkat tarif kembalian 20%, besarnya nilai tunai arus kas masuk bersih adalah :

Nilai Tunai Nilai tunai kas masuk Nilai Tunai


Tahun
pada tarif 20% bersih pada tarif 20% pada tarif 22%
1 0.8333 Rp 1,583,270 0.8197
2 0.6944 Rp 1,180,480 0.6719
3 0.5787 Rp 752,310 0.5507
4 0.4823 Rp 530,530 0.4514
JUMLAH Rp 4,046,590

Tingkat diskonto = 20% + [ 46.590 (22% - 20%)]


49.590 + 87.890
= 20% + 0.678%
= 20, 678%

b. Jika manajemen menggunakan kriteria pembelian dengan tarif kembalian 18%, maka usulan ini D

c. Jika manajemen menggunakan kriteria preferensi , IRR mesin N 20,678% dibandingkan dengan u
mesin K yang tarif kembalian 24%, maka usulan yang diterima adalah penanaman modal pada m

KASUS 3

1. Laba Tunai / Nilai Kas masuk bersih


Pendapatan Rp 1,500,000,000
Total Biaya Rp 1,084,912,000
Laba akuntansi sblm pajak Rp 415,088,000
PPh 15% Rp 62,263,200
Laba akuntansi setlh pajak Rp 352,824,800
Depresiasi (per tahun) Rp 647,175,000
Nilai kas masuk bersih Rp 1,000,000,000 (dibulatkan ke atas)

2. Tarif kembalian investasi (IRR) dapat dicapai jika Nilai Investasi awal sama dengan Nilai Tunai kas mas
Dengan kata lain, besarnya laba proyek pada Nilai investasi awal sebesar 0 (nol). Oleh karena itu, seca
dapat dinyatakan dalam persamaan :

Nilai Investasi Awal = Nilai Tunai kas masuk bersih


Rp.2.588.700.000 x 1,000 = Rp.1.000.000.000 x (1 + i)⁴
(1 + i )⁴ = Rp. 2.588.700.000
Rp. 1.000.000.000
=Rp. 2,5887

Karena Return (Nilai Tunai kas masuk bersih) setiap tahunnya sama, maka untuk mengetahui besarn
dengan nilai Tunai Rp.2,5887 digunakan Tabel 2 pada n = 4 dapat diketahui besarnya i = 20%
Jadi besarnya IRR = 20%

3. Keputusan usulan proyek dengan kriteria penyaringan.


Usulan investasi akan diterima jika IRR > Cost of capital. Oleh karena IRR = 20% dan cost of capital 1
Maka usulan investasi DITERIMA

4. Keputusan usulan proyek dengan kriteria preferensi :


Jika manajemen menggunakan kriteria preferensi dengan membandingkan usulan penanaman modal p
mesin Q yang IRR nya 20% dengan usulan penanaman modal pada mesin R yang IRR nya 24%, maka
penanaman modal yang dipilih adalah usulan pembelian mesin R.
te of Return (IRR)
harapkan atas suatu proyek investasi selama umur manfaatnya.

an proyek DITERIMA
an proyek DITOLAK
n atas dana yang digunakannya.

oba-coba yaitu :
ilih sembarangdi atas atau di bawah

tarif kembalian sesungguhnya.

rsih adalah :

Nilai tunai kas masuk


bersih pada tarif 22%
Rp 1,557,430
Rp 1,142,230
Rp 715,910
Rp 496,540
Rp 3,912,110

mbalian 18%, maka usulan ini DITERIMA

,678% dibandingkan dengan usulan


alah penanaman modal pada mesin K.
an ke atas)

ma dengan Nilai Tunai kas masuk bersih


sar 0 (nol). Oleh karena itu, secara matematis

maka untuk mengetahui besarnya i pada n = 4


ketahui besarnya i = 20%

IRR = 20% dan cost of capital 18%,

kan usulan penanaman modal pada


esin R yang IRR nya 24%, maka usulan

Anda mungkin juga menyukai