MAKALAH
”MASALAH KEMISKINAN”
Disusunoleh :
UNIVERSITAS RIAU
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL
2020
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kemiskinan dan Garis Kemiskinan................................................5
2.2 Jenis-jenis Kemiskinan……………………………….................................9
2.3 Hubungan pendapatan dengan kemiskinan............................................... 12
2.4 Penyebab Kemiskinan……………………………………….................... 14
2.5 hubungan pertumbuhan ekonomi dengan kemiskinan dan kesejahteraan…20
2.6 Kebijakan Mengurangi Kemiskinan………… .......................................... 22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 28
3.2 Saran............................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 29
2
KATA PENGANTAR
Mari kita belajar dari sekarang akan pentingnya pemerataan ekonomi,dan
kemakmuran yang menjadi hak bagi setiap warga negara. Semoga dengan
makalah ini yang menguak sedikit tentang “MASALAH KEMISKINAN” dapat
menjadi motivasi, inovasi dan juga daya kreasi kita untuk dapat memajukan
perekonomian keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Penulis
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
Kemiskinan merupakan permasalah utama dalam pembangunan ekonomi
di negara berkembang seperti Indonesia. Kemiskinan Indonesia telah membatasi
hak rakyat untuk memperoleh pekerjaan yang layak, perlindungan hukum, rasa
aman, kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, dan papan yang terjangkau,
pendidikan yang layak, layana kesehatan yang layak, keadilan, partisipasi dalam
menata dan mengelola pemerintahan dengan baik.
5
BAB 11
PEMBAHASAN
MASALAH KEMISKINAN
6
bawah standar kehidupan yang layak, atau kondisi di mana individu mengalami
deprivasi relatif dibandingkan dengan individu yang lainnya dalam masyarakat.
Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu pada garis
kemiskinan (poverty line) (Tambunan, 2001). Konsep yang mengacu pada garis
kemiskinan disebut kemiskinan absolute, sedangkan konsep yang pengukurannya
tidak didasarkan kepada garis kemiskinan di sebut kemiskinan relative.
7
Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat
minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar
hidup yang mencukupi di suatu negara. Dalam praktiknya, pemahaman resmi atau
umum masyarakat mengenai garis kemiskinan. Hampir setiap masyarakat
memiliki rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Garis kemiskinan berguna sebagai
perangkat ekonomi yang dapat digunakan untuk mengukur rakyat miskin dan
mempertimbangkan pembaharuan sosio-ekonomi, misalnya seperti program
peningkatan kesejahteraan dan asuransi pengangguran untuk menanggulangi
kemiskinan.
8
Untuk mengidentifikasi kemiskinan digunakan beberapa kriteria antara lain
kriteria Bank Dunia, Asian Development Bank, Badan Pusat Statistik serta
perhitungan indeks FGT yaitu Headcount Index, Poverty Gap Index, dan Poverty
Severity Index.
a. Kriteria Bank Dunia Garis kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia adalah
sebesar USD 2 per kapita/hari. Rumah tangga dengan pendapatan per kapita/ hari
kurang dari tetapan tersebut digolongkan miskin.
d. Headcount Index, Poverty Gap Index dan Poverty Severity Index (indeks
FGT) Untuk mengukur tingkat kemiskinan diantara rumah tangga digunakan
indeks FGT yang meliputi Headcount Index, Poverty Gap Index dan Poverty
Severity Index (Haughton and Khandker, 2009).
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara
detail indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator – indikator kemiskinan
sebagaimana dikutip dari Badan Pusat Statistik, antara lain sebagai berikut :
9
3. Tidak adanya jaminan masa depan ( karena tiadanya investasi untuk
pendidikan dan keluarga ).
7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang
berkesinambungan.
B. Jenis-jenis Kemiskinan
Kemiskinan Absolut
10
Kemiskinan Relatif
Kemiskinan Kultural
Kemiskinan Struktural
11
adalah daerah yang belum terjangkau oleh kebijakan pembangunan sehingga
menjadi daerah tertinggal.
12
3) Bekerja dalam lingkup kecil dan modal kecil atau disebut juga bekerja di
lingkungan sektor informal sehingga mereka ini terkadang disebut juga setengah
menganggur
13
dan bersifat struktural. Maksudnya kebijakan masa lalu yang begitu menyokong
sektor industri dengan mengorbankan sektor lainnya patut direvisi karena telah
mendorong munculnya ketimpangan sektoral yang berujung kepada kesenjangan
pendapatan.
14
Indikator - indikator Kesenjangan Pendapatan
3. Pertanian kalah jauh dalam menyuplai Produk Domestik Bruto ( PDB ) yang
hanya sekitar 9.3 % di tahun 2011, padahal Indonesia merupakan Negara agraris.
D. Penyebab Kemiskinan
1. Kemiskinan alamiah.
2. Kemiskinan buatan.
15
pertumbuhan ekonomi, maka hal ini akan mengakibatkan angka kemiskinan akan
semakin meningkat di suatu negara.
Bencana alam
16
Menurut Todaro (1997) menyatakan bahwa variasi kemiskinan dinegara
berkembang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
(3) perbedaan kekayaan sumber daya alam dan kualitas sumber daya
manusianya
17
1. Rendahnya kualitas sumber daya manusia, hal ini ditunjukkan dengan
rendahnya tingkat pendidikan, tingginya angka ketergantungan, rendahnya tingkat
kesehatan, kurangnya pekerjaan alternatif, rendahnya etos kerja, rendahnya
keterampilan dan besarnya jumlah anggota keluarga.
2. Rendahnya sumber daya fisik, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kualitas
dan aset produksi serta modal kerja.
d. Kondisi keterisolasian.
18
d. Saran dan prasarana termasuk kelembagaan yang belum baik.
Yang penting digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-
kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem.
Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan
naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka
pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa faktor yang
mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
Beban hutang
Perang
19
Terlihat jelas faktor ini sangat urgent dalam pengaruhnya terhadap
kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas
masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan
kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan
keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan
sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh
pajak negara.
Selain itu, ada juga penyebab utama lain dari timbulnya kemiskinan ini,
diantaranya :
20
Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan
keluarga.
Salah satu indikator yang penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian
dan juga untuk menganalisis tentang hasil dari pembangunan ekonomi yang
telah dilaksanakan suatu negara atau daerah ialah pertumbuhan ekonomi.
Apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya maka bisa
dikatakan bahwa ekonomi suatu Negara atau derah tersebut mengalami
pertumbuhan. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi memperlihatkan
sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan
pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Jika
suatu Negara atau suatu wilayah selalu mengalami peningkatan pada
pertumbuhan ekonominya maka itu menggambarkan bahwa perekonomian
Negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik (Alfista et al., 2019)
21
Menurut Sukirno (2011) pertumbuhan ekonomi merupakan kemajuan
dari kegiatan perekonomian yang menyebabkan bertambahnya barang dan
jasa yang diproduksi dalam masyarakat (Ii and Pustaka, 2011). Pertumbuhan
ekonomi merupakan peningkatan PNB rill atau PDB, sejak lama ahli-ahli
ekonomi telah menganalisis bahwa kekayaan sumber alam dan tanahnya,
barang-barang modal yang tersedia, jumlah dan mutu tenaga kerja,tingkat
teknologi yang digunakan dan system social dan sikap masyarakat adalah
faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang berlaku
diberbagai Negara.
Menurut Todaro (1997) ada tiga faktor atau komponen utama dalam
pertumbbuhan ekonomi dari setiap bangsa. Ketiganya adalah :
1. Akumulasi modal, meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang
ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia
2. Pertumbuhan penduduk
22
3. Kemajuan teknologi
23
Kebijaksanaan tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi yang
menjamin kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang
dimaksudkan antara lain adalah suasana sosial politik yang tentram, ekonomi yang
stabil dan budaya yang berkembang.
2. Kebijaksanaan langsung
Selain dari pihak pemerintah, dari pihak masyarakaat yang bersangkutan pun juga
mengatasi kemiskinan di negeri ini ,langkah-langkah tersebut adalah :
1. Usaha individu
2. Penyedekahan
3. Pembangunan Ekonomi
24
ekonomi merupakan cara yang paling berkesan untuk mengatasi masalah
kemiskinan.
4. Pembangunan Masyarakat
5. Pasaran Bebas
Jika ada pembangunan ekonomi ada pula pengurangan kemiskinan. Jika KDNK
tumbuh dengan 1% kemiskinan akan dikurangi dengan lebih kurang 1%.
Selain dengan cara –cara diatas , kemiskinan juga dapat diatasi dengan cara
sebagai berikut :
25
a). Jangka pendek yaitu membangun sektor pertanian,usaha kecil dan ekonomi
pedesaan.
* Desentralisasi
26
· Pengembangan pendidikan untuk dapat membaca.
27
dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan sebagai
acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan
pembangunan tahunan.
Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai
Tujuan pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan
(SPNK) telah disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh
stakeholders pembangunan di Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah
kabupaten/ kota telah membentuk Komite penanggulangan Kemiskinan Daerah
(KPKD) dan menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD)
sebagai dasar arus utama penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong
gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan.
Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai
berikut:
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
dapat disimpulkan bahwa masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari
sikap pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang
alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak.
Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah,
melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah
tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat.
3.2 Saran
29
2. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, mari kita dukung semua
program pemerintah dengan sungguh-sungguh demi masa depan bangsa dan
negara Indonesia terbebas dari kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
30
Todaro, Michael dan Smith, 2006, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi
Kedua, Terjemahan Haris Munandar, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Undang-Undang No. 24 Tahun 2004
http://yulliasurriaunnes.blogspot.com/2012/07/permasalahan-sosial-makalah-
kemiskinan.html
31