Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI) DI RUANG GELATIK


RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA SESI I - IV

Disusun Oleh :

1. Rivana Ristanova, S.Kep (1120018019)


2. Nurul Fatmalia, S.Kep (1120018026)
3. Alifatul Lailiatus S., S.Kep (1120018028)
4. Shobibatur Rohma, S.Kep (1120018029)
5. Dewi Kumala Sari, S.Kep (1120018070)
6. Efita Nirmalasari, S.Kep (1120018098)
7. Rica Fatmawati, S.Kep (1120018122)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Manusia sebagai makhluk social yang hidup berkelompok dimana satu
dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Kebutuhan social yang dimaksud antara lain rasa menjadi milik orang lain atau
keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan
kebutuhan pernyataan diri.
Secara individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu
berada dalam satu keluarga. Dengan demikian ada dasarnya individu memerlukan
hubungan timbal balik, hal ini bisa melalaui kelompok.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan
dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan
kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas
merupakan bagian dan memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku
pasien/klien, dan meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku
maladaptive.
Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan
keperawatan dengan gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek psikologis,
fisik dan sosial tetapi juga kognitif. Ada beberapa terapi modalitas yang dapat
diterapkan salah satunya adalah Terapi Aktivitas Kelompok.
Beberapa keuntungan yang diperoleh individu atau klien melalui terapi
aktivitas kelompok melalui dukungan (support), pendidikan meningkatkan
pemecahan masalah, meningkatkan hubungan internasional terapi aktifitas
kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. Perilaku kekerasan
1. Definisi
Menurut Varacoris, halusinasi dapat didefinisikan sebagai terganggunya
persepsi sensori seseorang dimana tidak terdapat stimulus. Halusinasi adalah
ketidakmampuan klien untuk menilai dan berespon terhadap realita. Klien tidak
dapat membedakan rangsangan internal dan eksternal dan tidak dapat
membedakan antara lamunan dan kenyataan. Tidak mampu berespon secara
akurat sehingga tampak perilau yang sukar dimengerti dan mungkin
menakutkan.
Dapat diambil kesimpulam bahwa halusinasi merupakan respon
seseorang terdapat rangsangan yang tidak nyata (stuart dan sundeen, 1998).
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya
rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health
Nursing, 1987).

2. Faktor Predisposisi
a. Teori Biologis
1) Teori ini mengidentifikasi faktor genetik yang mungkin terlihat dalam
perkembangan suatu kelainan psikologis (riwayat keluarga dengan
kelainan yang sama).
2) Kelainan skizofrenia yang merupakan kecacatan sejak lahir, terjadi
pada hipotalamus otak atau terdapat kekacauan sel piramidal dalam
otak.
3) Teori biokimia, terjadi peningkatan dopamine neutransmitter yang
diperkirakan menghasilkan gejala-gejala peningkatan aktifitas yang
berlebihan dan pemecahan asosiasi yang umunya ditemukan pada
psikis.
b. Teori Psikososial
1) Teori sistem keluarga: terjadi disfungsi perkembangan keluarga
dimana terjadi konflik anatar orang tua yang mempengaruhi anak
2) Teori interpersonal : Hubungan orang tua dengan anak yang pernah
dengan ansietas. Bila diperhatikan maka konsep diri akan mengalami
ambivalens.
3) Teori psikodinamik : Mekanisme pertahanan ego pada waktu terjadi
ansietas berat yang maladaptif

3. Faktor Presipitasi
a. Teori Biologi
1) Penelitian tentang penciptaan otak menunjukan keterlihatan otak yang
luas dalam perkembangan skizofernia lesi pada area frontal, temporal
dan limbus paling berhubungan dengan perilaku psikotik.
2) Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia, penelitian
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a. Dopamine neuro transmitter yang berlebihan
b. Ketidak seimbangan antara dopamine dan neurotransmitter lain.
c. Masalah pada sistem dopamin.
b. Teori Psikologis
1) Sosial budaya
Situasi yang berkembang dimasyarakat dapat berpengaruh terhadap
tingkah laku seseorang disingkirkan dari lingkungan selanjutnya akan
berakibat kesepian dan stres ada akhirnya tidak teratasi, stress yang
menumpuk dapat menunjukkan terjadinya skizofernia dan gangguan
psikotik lainnya.
2) Kehilangan
Kehilangan orang yang dicintai, kehilangan cinta, fungsi fisik,
kedudukan, harga diri dapat mencentuskan terjadinya gangguan
persepsi individu menganggap sesuatu yang telah hilang itu masih
ada. Sehingga mengakibatkan seseorang lari dari kenyataan dunia
nyata.
3) Kekacauan pola komunikasi dalam keluarga
Tidak ada hubungan saling percaya terbuka sesama anggota keluarga
serta tidak adanya rasa saling menghargai dapat dipengaruhi persepsi
seseorang. Gangguan pada persepsi ini lama kelamaan akan
mencentuskan terjadinya halusinasi.

4. Tanda dan Gejala


Amin Huda (2015) mengemukakan bahwa tanda dan gejala halusinasi
adalah sebagai berikut :
1. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai
2. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara
3. Gerakan mata abnormal
4. Respon verbal yang lambat
5. Diam
6. Bertindak seolah-olah dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan
7. Peningkatan sistem saraf otonom yang menunjukkan ansietas, misalnya
peningkatan nadi, pernapasan dan tekanan darah
8. Penyempitan kemampuan konsentrasi
9. Dipenuhi dengan pengalaman sensori
10. Mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan antara halusinasi
dengan realitas
11. Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasi dari
pada menolaknya
12. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain
13. Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik
14. Berkeringat banyak
15. Tremor
16. Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk
17. Perilaku menyerang teror seperti panik
18. Sangat potensil melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain
19. Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti amuk dan agitasi
20. Menarik diri atau katatonik
21. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang kompleks
22. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang

5. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

No. Respon Adaptif Rentang Respon Maladaptif


1. Pikiran Logis Pikiran Kadang Kelainan pikiran delusi
Menyimpang
2. Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
3. Emosi Konsisten Reaksi emosional berlebih Ketidakmampuan
untuk mengalami
4. Pikiran sesuai Perilaku ganjil atau tidak Emosi
lazim
5. Hubungan sosial Menarik diri Ketidakakuratan isolasi
sosial
(Stuart dan Laraia, 2013)

6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi adalah:
Register : Menjadi malas beraktifitas sehari-hari
Proyeksi : Mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan
tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda.
Menarik diri :Sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal
Keluarga :Mengingkari masalah yang dialami klien
B. TAK Mengontrol dan Mengenal Halusinasi
1. Tujuan TAK Mengontrol dan Mengenal Halusinasi
Penggunaan kelompok dalam praktek kesehatan jiwa memberikan dampak
posItif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi pemulihann kesehatan
seseorang. Keuntungan yang dapat diperoleh klien melalui terapi aktivitas
kelompok meliputi dukungan, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah,
serta meningkatkan hubungan interpersonal
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang
lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif. Kekuatan kelompok
ada pada kontribusi dan setiap anggota dan pemimpin dalam mencapai tujuannya.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu
satu sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok
merupakan laboratorium tempat mencoba dan menemukan hubungan interpersonal
yang baik, serta mengembangkan perilaku yang adaptif. Anggota kelompok merasa
dimiliki, diakui, dan dihargai eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain.

a. TujuanUmum
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) klien dapat mengontrol dan
mengenali dari halusinasi secara kosntruktif dan memberikan stimulasi
pada klien agar mampu mengekspresikan perasaannya melalui gerakan
badan (olah raga, membersihkan ruangan, merapikan pakaian dan lain –
lain).
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) mengontrol dan
mengenali dari halusinasi dengan topik senam , diharapkan pasien dapat
menjalin kerjasama dengan pasien lain dan mampu mengontrol emosi dan
halusinasinya.
b. Tujuan Khusus
1) Klien mampu melatih gerak tubuh
2) Klien mampu fokus mencontoh gerakan senam yang diajarkan
perawat dan fasilitator
3) Klien mampu menyelaraskan dan menyeimbangkan dengan
melakukan kegiatan positif.
2. Kriteria Pasien
a. Klien yang sehat secara fisik
b. Klien halusinasi yang telah dapat mengekspresikan halusinasinya
secara konstruktif
c. Klien halusinasi yang telah dapat berhubungan dengan orang lain secara
bertahap
d. Klien sehat secara fisik
e. Klien yang telah diberi tahu oleh terapis sebelumnya
f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik

3. Pengorganisasian
a. Peran Leader
1) Memimpin jalannya kegiatan
2) Menyampaikan tujuan dan waktu kegiatan
3) Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
4) Membuka acara TAK
5) Memotivasi anggota/klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
6) Mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam kelompok.
7) Menjelaskan permainan
b. Peran Co–Leader
1) Membantu tugas leader
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
3) Mengingatkan leader bila terdapat permainan yang menyimpang
4) Mengingatkan leader tentang lama waktu pelaksanaan kegiatan
5) Bersama leader menjadi contoh kegiatan
c. Peran Observer
1) Mengobservasi jalannya kegiatan
2) Mencatat jumlah klien yang hadir
3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
4) Mengamati lamanya proses kegiatan sebagai acuan untuk mengevaluasi.
5) Mengamati jalannya kegiatan, kekurangan dan kelebihan sesuai dengan
tujuan.
6) Membuat laporan hasil kegiatan
d. Peran Fasilitator
1) Mamfasilitasi jalannya kegiatan
2) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
3) Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
4) Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam/luar
kelompok
e. Peran Operator
1) Mengatur alur permainan ( menghidupkan dan mematikan musik )
2) Timer ( Mengatur Waktu )
f. Peran Pasien
1) Mengikuti alur permainan

5. Setting Tempat

O O

F P P P F

F P P P F

F P P P F

F F

CL O

L
Op
Keterangan :
L : Leader
CL : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
Op : Operator
BAB 3
RENCANA KEGIATAN

TAK Mengontrol dan Mengenali : HALUSINASI


Sesi 1 : Mengenal Halusinasi
A. Pengorgnisasian
1. Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Rabu, 7 November 2018
b. Waktu : 10.00 WIB
c. Topik : Mengenal Halusinasi
d. Alokasi waktu : 1. Perkenalan dan pengarahan (10 menit)
2. Terapi kelompok (25 menit)
3. Penutup (10 menit)
e. Tempat : Ruang Gelatik Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
f. Jumlah klien : 8 orang

2. Tim Terapi
a. Leader:
Uraian tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
b. Co-leader :
Uraian tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas
c. Observer:
Uraian tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat
dan jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
denga evaluasi kelompok
d. Fasilitator :
Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

3. Metode dan Media


a. Metode
1) Diskusi
2) tanya jawab
b. Media
1) Speaker / musik
2) Bola kecil
3) Spidol
4) Papan

4. Setting tempat
Keterangan :

:pasien

: fasilitator

: co leader

: leader

: observer

: operator
5. Langkah – langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahansensori
persepsi; halusinasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam
2) Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan peserta hari ini
3) Kontrak :
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
b) Terapis menjelaskan aturan main:
c) masing masing klien memperkenalkan diri nama, namapanggilan
d) jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin pada
terapis
e) lama kegiatan 45 menit
f) setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Kerja
1) Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan). Terapis meminta
klien memperkenalkan nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai
dari klien yang berada di sebelah kiri terapis,searah jarum jam.
2) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing
klien membagi pengalaman tentang halusinasi yang mereka alami dengan
menceritakan :Isi halusinasi, Waktu terjadinya, Frekuensi halusinasi,
Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi. Meminta klien
menceritakan halusinasi yang dialami secara berurutan dimulai dari klien
yang ada di sebelah kiri terapis,seterusnya bergiliran searah jarum jam.
3) Saat seorang klien menceritakan pengalaman hausinasi, setelah cerita selesai
terapis mempersilakan klien lain untuk bertanyasebanyak-banyaknya 3
pertanyaan.
4) Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat giliran.
5) Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasinya, terapis memberikan
pujian.
d. Terminasi
1. Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompok
2. Rencana tindak lanjut
a) Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi segera
menghubungi perawat atau teman lain

F. Evaluasi dan dokumentasi


Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1 Menyebutkan isi
halusinasi
2 Menyebutkan
waktu halusinasi
3 Menyebutkan
frekuensi
halusinasi
4 Menyebutkan
perasaan bila
halusinasi timbul

KET :
√ : dilakukan
X : tidak dilakukan
Lampiran 1
Lampiran 2
Sesi 2 : Mengontrol Halusinasi Dengan Cara Mengontrol dan Menghardik

A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
B. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi I
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapeutik
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Orientasi
1) Leader menanyakan perasaan klien saat ini
2) Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu,
situasi dan perasaan
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik
2) Menjelaskan aturan main
a. Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada leader
b. Lama kegiatan 45 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2. Tahap keja
a. Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya . Ulangi sampai semua pasien
mendapat giliran
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi
pada saat halusinasi muncul
d. Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: ”Pergi,pergi
jangan ganggu saya, kamu suara palsu...”
e. Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara
menghardikhalusinasi
f. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan setiap
klien memperagakan menghardik halusinasi
3. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
1) Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
jika halusinasi muncul
2) Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
1) Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya yaitu
cara mengontrol halusinasi dengan melakukan bercakap-cakap dengan
orang lain
2) Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya
C. Evaluasi dan Dokumentasi

EVALUASI
TAK STIMULASI SENSORI (HALUSINASI) SESI II
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA MENGONTROL DAN MENGHARDIK

NAMA PASIEN TOTAL


NO ASPEK YANG DINILAI
SKOR
1. Menyebutkan cara yang
selamainidigunakanuntukmengatasihalusinasi
2. Menyebutkanefektivitas cara yang digunakan
3. Menyebutkan cara
mengatasihalusinasidenganmenghardik
4. Memperagakan cara menghardikhalusinasi

Petunjuk :dilakukan = 1 tidakdilakukan = 0


2. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi sensori. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi,
anjurkan klien mengguanakannnya jika halusinasi muncul.

D. Setting Tempat
Gambar Setting Tempat

O
P P F P P F
C
P P
L
L
P P F P P F

Keterangan Gambar:
: Leader
L O
: Observer
F : Fasilitator

P : Pasien
: Co.Leader
C
L : PosisiTempat duduk yang di meja
Lampiran 3
Lampiran 4
Sesi 3 : Menyusun Kesenian Anyaman
A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2. Klien dapat memahami cara menyusun anyaman sampai selesai
3. Klien dapat memperagakan cara menyusun anyaman yang benar

B. Setting

1
2 F
3
4
O 5
L
6 F
7
8
9 F
10

KETERANGAN:
1 sampai 10 : Klien
F : Fasilitator
O : Observer
L : Leader

A. Langkah – Langkah
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai indikasi, yaitu yang sudah dapat berinteraksi dengan
orang lain
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Memberikan salam terapeutik
1) Salam terapeutik
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Menyakan perasaan klien saat ini dan pengalaman halusinasi yang terjadi
(isi, waktu, situasi dan perasaan)
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan: Menyusun kesenian anyaman
2) Menjelaskan aturan main sebagai berikut:
a. Jika ada klien yang akan meninggalkan tempat harus meminta ijin
pada terapis
b. Lama kegiatan 30 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan selesai

3. Tahap Kerja
Menjelaskan cara bermain sesuai jenis permainan
a. Leader menjelaskan langkah-langkah kegiatan
b. Leader membagikan potongan kertas masing-masing klien mendapatkan 20
potongan kertas
c. Leader menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur dalam mencegah
terjadinya halusinasi
d. Leader memberi contoh cara mebuat anyaman
e. Leader meminta masing-masing klien embuat anyaman semenarik mungkin
f. Leader membimbing masing-masing klien sampai berhasil

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Memberi pujian atas keberhasilan peserta
b. Rencana tindak lanjut
1) Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
jika halusinasi muncul
2) Memasukkan kegiatan menyusun kesenian anyaman ke dalam jadwal
kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan berikutnya
2) Menyepakati waktu dan tempat
Lampiran 5
Lampiran 6
Sesi 4 : STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
MENYUSUN JADWAL KEGIATAN

A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktifitas untuk mencegah
munculnya halusinasi
2. Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam

B. Setting
1. Klien duduk melingkar mengelilingi meja
2. Lingkungan tenangdan nyaman

C. Alat
1. Kertas HVSsejumlah peserta
2. Pensil
3. Bulpoint

D. Metode
1. Diskusi
2. Latihan

E. Langkah-langkah kegiatan
1.Persiapan
a. Terapi mempersiapkan alat dengan tempat TAK
b.Terapi membuat kontrak dengan klien

2.Orientasi
a.Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi/validasi
1)Terapi menanyakan keadaan klien hari ini
2)Terapi menyakan pengalaman klien menerapkan cara meghardik halusinasi

c. Kontrak
1)Terapi menjelaskan tujuan kegiatan
2)Terapi menjelaskan aturan permainan
a)Klien mengikuti kegiatandari awal sampai akhir
b) Bila klien ingin meninggalkan tempat harus izin terlebih dahulu kepada therapist
c) Waktu TAK adalah 90 menit

3.Kerja
a. Terapi menjelaskan langkah-langkah kegiatan
b.Terapi membagikan kertas satu lembar dan masing-masing sebuah pensil untuk
masing-masing klien
c. Terapi menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur dalam mencegah terjadinya
halusinasi
d.Terapi memberi contoh cara menyusun jadwal dengan menggambarkannya di
papan tulis
e. Terapi meminta masing-masing klien menyusun jadwal aktivitas dari bangun pagi
sampai dengan tidur malam
f. Terapi membimbing masing-masing klien sampai berhasil menyusun jadwal
g.Terapi memberikan pujian kepada masing-masing klien setelah berhasil menyusun
jadwal

4.Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapi menanyakan perasaan klien setelah bias menyusun jadwal
2) Terapi memberikan pujian atas leberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut:terapi menganjurkan klien melaksanakan jadwal aktivitas tersebut
c. Kontrak yang akan datang
1)Terapi membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya
2)Terapi membuat kesepakatan tampat dan waktu TAK

F. Evaluasi dan dokumentasi


No Aspekyangdinilai Nama pesertaTAK
1. Menyebutkanpentingnyaaktivitas dalammencegah

2. Halusinasijadwal kegiatan harian


Membuat

Petunjuk: dilakukan =1 tidak dilakukan =0


Lampiran 7
Lampiran 8
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2014. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta :
EGC
Magdalena Ria. (2015). Proposal Terapi Kelompok Penyaluran
Energi.PoliteknikKesehtan Kemenkes Malang (p. 6). Malang.
Prabowo, 2014. Konsepdan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogjakarta:
NuhaMedika
Yosep, Iyus. (2007). Keperawatan jiwa.Bandung : Refika Aditama.
Yosep, Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa.Bandung : PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai