Anda di halaman 1dari 2

Lo 3 : indikasi dan kontraindikasi obat kolinergik dan adrenergic

1. Indikasi dan kontradiksi kolinergik


a. Obat kolinergik / agonis
o Indikasi
 ester kolin digunakan saat meteorismus, retensio urin, glaucoma, dan
paralitic ileus
 antikolinesterase umumnya digunakan pengobatan atonia otot polos,
miotika, Alzheimer, dan myastenia gravis
 alkaloid tumbuhan (pilocarpin ) digunakan untuk midriasis
 obat kolinergik lain untuk memperlancar jalannya kontras radiologic,
mencegah dan mengurangi muntah (metoklopramid ) serta untuk
menambah kekuatan otot dan miotikum
 karbakol, pilocarpin, dan fisostigmin digunakan untuk menurunkan
tekanan intraokuler miosis
 Digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot pada penderita
myasthenia gravis

o Kontradiksi
 Ester kolin tidak digunakan dalam pengobatan berefek luas dan singkat
 Tidak boleh digunakan dosis yang berlebihan
b. Obat antikolinergik / antagonis kolinergik
o Indikasi
 Pada umumnya digunakan untuk pengobatan angina pectoris, aritmia,
hipertensi, infark moikard, kadiomiopati obstruktif hipertrofik,
feokromositoma, tirotoksokosis, glaucoma, tremor esensial dan
ansietas
 Digunakan untuk menghambat enzim tirosin hidroksilase
 Untuk menurunkan motilitas gastrointestinal, mengurangi salvias,
dilatasi pupil mata dan meningkatkan denyut nadi.
 Dapat digunakan untuk mengurangi tremor dan menurunkan kontraksi
kandung kemih
 Bekerja sebagai antidote terhadap toksisitas
 Obat antikolinergik juga bisa digunakan untuk mengobati tukak peptic
o Kontradiksi
 Hati-hati pada pengguna beta-blocker dengan pembesaran dan gagal
jantung
 Hati-hati pada penderita asma, syok kardiogenik penyakit hati dan
penyakit ginjal
 Tidak boleh digunakan pada penderita penyakit vascular perifer
penyakit paru obstruktif menahun
 Tidak boleh digunakan pada penderita depresi
 Tidak boleh digunakan bersamaan dengan alcohol
 Gunakan secara hati-hati pada pasien alergi

Daftar Pustaka

Lestari, Sri. 2013. Modul Farmakologi Penggolongan Obat-Obatan. Kementrian Kesehatan


Republic Indonesia. Australian Indonesia Partnership For Health System Strengthening
(AIPHSS) : 15-27.

Woro Indijah, Sujati., dan Purnama Fajri. Farmakologi. Modul Bahan Cetak Farmasi.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia : 143-175.

Anda mungkin juga menyukai