Anda di halaman 1dari 17

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN


PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT MENGENAI STATUS
ODP, PDP, OTG, SERTA CARA MENYIKAPINYA

Dosen: Alfian Nur, Ns.

Disusun Oleh:
Arifa Khairun Nida H 1910913320020
Azzahra Fitria Salsabilla 1910913220021
Cahya Mustika Putri 1910913220004
Dinda Amalia Sayyidi 1910913220010
Liza Trie Octiza Agyzty 1910913220015
Muhammad Fasya Aminullah 1910913210011
Nadilla Shinta 1610913320028
Novadiani Karisma Maharani 1910913120005
Nola Rosita 1910913120014
Nurul Izatil Hasanah 1910913320025
Zahtan Abi Rabdi Hamka 1910913110016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2020

Satuan Acara Penyuluhan


LEMBAR PENGESAHAN

Banjarbaru, 11 Mei 2020

Dosen,

Alfian Nur, Ns.

Satuan Acara Penyuluhan


Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Pendidikan Dan Promosi Kesehatan
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Mengenai Status ODP, PDP,
OTG, Serta Cara Menyikapinya

A. Judul : Pendidikan dan Promosi Kesehatan pada masyarakat


berkaitan dengan COVID-19
B. Topik : COVID-19
C. Sub Topik : Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Mengenai Status
ODP, PDP, OTG, Serta Cara Menyikapinya
D. Tujuan Penyuluhan :
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan peserta mampu memahami
perbedaan status pasien covid-19 dan memahami cara menyikapinya.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan dapat :
a. Mengetahui pengertian status Orang Dalam Pemantauan(ODP)
b. Mengetahui pengertian status Pasien Dalam Pengawasan(PDP)
c. Mengetahui pengertian status Orang Tanpa Gejala(OTG
d. Memahami cara menyikapi pasien ODP, PDP, maupun OTG

E. Perencanaan Penyuluhan
Waktu :
Hari/Tanggal : Senin, 11 Mei 2020
Tempat : Social Media (Daring)
Sasaran : Masyarakat Luas
Metode : Diskusi secara online
Media : Media Sosial dan Poster

Satuan Acara Penyuluhan


F. Setting Tempat

Keterangan :

Satuan Acara Penyuluhan


G. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Media Waktu
1. Pembukaan 1. Salam Pembuka 1. Menjawab Salam a.Diskusi Media -
2. Memperkenalkan Diri 2. Membaca Pesan secara Sosial
3. Meningkatkan rasa ingin 3. Membaca Pesan online dan
tahu peserta tentang 4. Membaca Pesan
Postrer
pengertian ODP,PDP,OTG,
dan cara menyikapinya
4. Menyampaikan TIU dan
TIK

2. Pelaksanaan 1. Menanyakan apa yang 1. Menjawab a.Diskusi Media -


diketahui peserta mengenai 2. Membaca Pesan secara Sosial
pengertian ODP,PDP,OTG, 3. Membaca Pesan online dan
dan cara menyikapinya 4. Membaca Pesan poster
2. Menjelaskan pengertian dari 5. Membaca Pesan
Pasien dalam pemantauan
(PDP)
3. Menjelaskan pengertian dari
Orang dalam pengawasan
(ODP)
4. Menjelaskan pengertian dari
Orang tanpa gejalas (OTG)
5. Menjelaskan bagaimana
cara menyikapinya
3. Penutup 1. Memberikan reinforcement 1. Membaca Pesan a.Diskusi Media -
positif 2. Menjawab Salam secara Sosial
2. Salam penutup online dan
Poster

Satuan Acara Penyuluhan


H. Materi Penyuluhan ( Terlampir )
I. Evaluasi
1. Evaluasi struktural
a. Peserta penyuluhan siap ditempat sebelum penyuluhan.
b. Tempat pelaksanaan siap sebelum penyuluhan.
c. Pemateri penyuluhan siap sebelum penyuluhan.
d. Media penyuluhan siap sebelum penyuluhan.

2. Evaluasi proses
a. Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab.
b. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami dan memerhatikan materi penyuluhan yang
diberikan.
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dan sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 4 orang dari 4 orang yang akan diberikan
penyuluhan.

3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan perencanaan proses yang
telah direncanakan.
b. Peningkatan pemahaman peserta penyuluhan tentang materi penyuluhan
yaitu peserta yang menjawab pertanyaan mampu menjelaskan dengan
minimal 3 jawaban benar.

c. Minimal terdapat 2 dari 4 peserta mengajukan pertanyaan mengenai


materi yang telah disampaikan pada pemberian materi yang dilakukan.

Satuan Acara Penyuluhan


DAFTAR PERTANYAAN YANG AKAN DIAJUKAN :

1. Apa yang dimaksud dengan PDP ?


2. Apa yang dimaksud dengan ODP ?
3. Apa yang dimaksud dengan OTG ?
4. Bagaimana cara masyarakat menyikapi pembagian klasifikasi pada kasus COVID-19 yang
sedang terjadi sekarang ini ?

JAWABAN

1. PDP merupakan seseorang yang mengalami demam (≥38oC) atau riwayat demam;
disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti: batuk, sesak nafas, sakit
tenggorokan, pilek.

2. ODP merupakan seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke negara yang memiliki
transmisi lokal COVID-19, tinggal di daerah dengan transmisi lokal di Indonesia dalam 14
hari terakhir sebelum timbul gejala, namun tidak memiliki riwayat kontak dengan orang positif
COVID-19.

3. OTG adalah adalah orang-orang yang tidak menunjukkan gejala tetapi mempunyai
risiko tertular dari orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

4. Diharapkan untuk masyarakat dapat memahami dan mengetahui perbedaan antara


PDP, ODP, dan OTG dan juga diharapkan mereka tidak serta merta meremehkan
bahwa orang yang terlihat sehat ternyata dapat terinfeksi walaupun tidak memiliki
tanda dan gejala tertentu.

Satuan Acara Penyuluhan


J. Referensi
1. Abdillah, L. (2020). Stigma Terhadap Orang Positif COVID-19 (Stigma on
Positive People COVID-19). Pandemik COVID-19: Antara Persoalan dan
Refleksi di Indonesia, Forthcoming.
2. https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-
19%20dokumen%20resmi/REV-04_Pedoman_P2_COVID-
19_%2027%20Maret2020_Tanpa%20TTD.pdf.pdf diakses pada tanggal 05 mei
2020.
3. Burhan, Erlina dkk. 2020. Protokol Tatalaksana Covid-19. Jakarta: Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular
Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia,
(PAPDI) Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia
(PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
4. Bruno, Del Medico. 2020. Coronavirus Covid-19. Membela diri. Cara
menghindari penularan. Bagaimana melindungi keluarga dan pekerjaan Anda.
Del Medico Bruno Editore.
5. Gugus tugas percepatan penanganan covid-19 2020. Pedoman penanganan cepat
medis dan kesehatan masyarakat Covid-19 di Indonesia.
6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman pencegahan dan
pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19)
7. Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Coronavirus disease (COVID-19) Revisi
ke-3. Kemenkes RI. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
Maret 2020.

Satuan Acara Penyuluhan


Lampiran (Materi)

PENGERTIAN

A. PDP
1. Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam
(≥38oC) atau riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit
pernapasan seperti: batuk, sesak nafas, sakit tenggorokan, pilek. Tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan dan pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala, memenuhi salah satu kriteria berikut:
a. Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang
melaporkan transmisi local.
b. Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di
Indonesia.
2. Seseorang dengan demam (≥38oC) atau riwayat demam atau ISPA dan
pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak
dengan kasus konfirmasi atau probabel COVID-19.
3. Seseorang dengan ISPA berat/ pneumonia berat di area transmisi lokal di
Indonesia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan (Kemenkes
RI,2020)
B. ODP
Orang Dalam Pemantauan (ODP) merupakan orang yang memenuhi sejumlah
kriteria: demam (suhu ≥ 38°C) atau riwayat demam, batuk atau pilek, memiliki
riwayat perjalanan ke negara yang memiliki transmisi lokal COVID-19, tinggal di
daerah dengan transmisi lokal di Indonesia dalam 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala, namun tidak memiliki riwayat kontak dengan orang positif COVID-19.
Seseorang dikatakan masuk dalam kategori ODP apabila ia sempat bepergian ke
negara lain yang merupakan pusat penyebaran virus corona. Seseorang juga akan
dikatakan sebagai ODP apabila pernah berkontak langsung dengan pasien yang

Satuan Acara Penyuluhan


positif corona. Orang yang masuk dalam kelompok ini adalah mereka yang belum
menunjukkan gejala sakit (Abdillah,2020)
C. OTG
Orang Tanpa Gejala (OTG) adalah orang-orang yang tidak menunjukkan
gejala tetapi mempunyai risiko tertular dari orang yang terkonfirmasi positif Covid-
19. Kategori OTG juga memiliki riwayat kontak berat, baik kontak fisik atau berada
dalam ruangan dengan radius satu meter dari pasien COVID-19 (Abdillah, 2020).
Infeksi virus juga dapat ditularkan oleh orang yang tidak menunjukkan
gejala penyakit. Ini adalah orang-orang yang tidak menderita batuk atau demam,
sehingga mereka terlihat sehat. Orang-orang ini disebut “tanpa gejala”. Namun orang-
orang ini dapat terkontaminasi virus. Virus mungkin ada pada fase inkubasi
(Bruno,2020).
“New England Journal of Medicine” telah menerbitkan sebuah penelitian
di Tiongkok. Menurut penelitian ini, jumlah coronavirus yang ada di hidung dan
tenggorokan orang yang tidak menunjukkan gejala dapat mencapai tingkat tinggi.
Akibatnya, penelitian ini mengkonfirmasi bahwa orang tanpa gejala dapat
menularkan infeksi (Bruno,2020).
Orang tanpa gejala memiliki viral load lebih rendah dibandingkan orang
yang sakit. Namun asimptomatik bertanggung jawab atas 79% infeksi di China. Ini
karena orang dengan gejala flu tinggal di rumah, sementara orang tanpa gejala
bepergian lebih sering (Bruno,2020).
Adapun Protokol tatalaksana pasien tanpa gejala (OTG) yaitu:

a. Isolasi dan Pemantauan


• Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari.
• Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP.
• Kontrol di FKTP setelah 14 hari karantina untuk pemantauan klinis.
b. Non-farmakologis

Satuan Acara Penyuluhan


Berikan edukasi terkait tindakan yang perlu dikerjakan (leaflet untuk dibawa
ke rumah) :
• Pasien :
- Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari.
- Selalu menggunakan masker jika keluar kamar dan saat
berinteraksi dengan anggota.
• Keluarga:
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer
sesering mungkin.
- Jaga jarak dengan keluarga (physical distancing).
- Upayakan kamar tidur sendiri / terpisah.
- Menerapkan etika batuk (Diajarkan oleh tenaga medis).
- Alat makan-minum segera dicuci dengan air/sabun.
- Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya.
- Pakaian yg telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam kantong
plastik / wadah tertutup yang terpisah dengan pakaian kotor
keluarga yang lainnya sebelum dicuci dan segera dimasukkan
mesin cuci.
- Ukur dan catat suhu tubuh tiap jam 7 pagi, jam 12 siang dan jam
19 malam.
- Segera berinformasi ke petugas pemantau/FKTP atau keluarga jika
terjadi peningkatan suhu tubuh > 38° C.
• Lingkungan/kamar:
- Perhatikan ventilasi, cahaya dan udara.
- Membuka jendela kamar secara berkala.
- Bila memungkinkan menggunakan APD saat membersihkan kamar
(setidaknya masker, dan bila memungkinkan sarung tangan dan
goggle.

Satuan Acara Penyuluhan


- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer
sesering mungkin.
- Bersihkan kamar setiap hari , bisa dengan air sabun atau bahan
desinfektan lainnya.
• Keluarga:
- Bagi anggota keluarga yang berkontak erat dengan pasien
sebaiknya memeriksakan diri ke FKTP/Rumah Sakit.
- Anggota keluarga senanitasa pakai masker.
- Jaga jarak minimal 1 meter dari pasien.
- Senantiasa mencuci tangan.
- Jangan sentuh daerah wajah kalau tidak yakin tangan bersih.
- Ingat senantiasa membuka jendela rumah agar sirkulasi udara
tertukar
- Bersihkan sesering mungkin daerah yg mungkin tersentuh
pasien misalnya gagang pintu dll.

a. Farmakologi
• Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid, dianjurkan untuk tetap
melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi. Apabila pasien rutin
meminum terapi obat antihipertensi dengan golongan obat ACE-
inhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker perlu berkonsultasi ke
Dokter Spesialis Penyakit Dalam ATAU Dokter Spesialis Jantung.
• Vitamin C (untuk 14 hari), dengan pilihan ;
- Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14
hari).
- Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari).
- Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam
(selama 30 hari),

Satuan Acara Penyuluhan


- Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E,
Zink.

D. Cara menyikapi
a. ODP ( orang dalam pemantauan )
Jika tidak tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR, dilakukan pemeriksaan Rapid Test.
Apabila hasil pemeriksaan Rapid Test pertama menunjukkan hasil:
a. Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri di rumah; pemeriksaan ulang
pada 10 hari berikutnya.
b.Positif, tatalaksana selanjutnya adalah isolasi diri di rumah;
Apabila ODP yang terkonfirmasi menunjukkan gejala perburukan maka:
a. Jika gejala sedang, dilakukan isolasi di RS darurat
b. Jika gejala berat, dilakukan isolasi di RS rujukan

Kegiatan surveilans terhadap ODP dilakukan berkala untuk mengevaluasi adanya


perburukan gejala selama 14 hari. Petugas kesehatan dapat melakukan pemantauan
melalui telepon atau melalui kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat pada
formulir pemantauan harian . Pemantauan dilakukan dalam bentuk pemeriksaan suhu
tubuh dan skrining gejala harian. Pemantauan dilakukan oleh petugas kesehatan
layanan primer dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat. Orang dalam
pemantauan yang sudah dinyatakan sehat yang tidak memiliki gejala terkait COVID-
19, ditetapkan melalui surat pernyataan yang diberikan oleh
Dinas Kesehatan.

b. PDP ( pasien dalam pengawasan )

Jika tidak tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR, dilakukan pemeriksaan Rapid Test.
Apabila hasil pemeriksaan Rapid Test pertama menunjukkan hasil:

Satuan Acara Penyuluhan


a. Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah sesuai kondisi: ringan (isolasi diri di
rumah), sedang (rujuk ke RS Darurat), berat (rujuk ke RS Rujukan); pemeriksaan
ulang pada 10 hari berikutnya.
b. Positif, tatalaksana selanjutnya adalah adalah sesuai kondisi: ringan (isolasi
diri di rumah), sedang (rujuk ke RS Darurat), berat (rujuk ke RS Rujukan)
Tatalaksana sesuai kondisi pasien:
- Gejala ringan: Isolasi diri di rumah
- Gejala sedang: Rujuk ke RS Darurat
- Gejala berat: Rujuk ke RS Rujukan

C. OTG ( orang tanpa gejala )


Dilakukan pemeriksaan Rapid Test apabila tidak tersedia fasilitas pemeriksaan RT
PCR, apabila hasil pemeriksaan pertama menunjukkan hasil:
a. Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah karantina mandiri dengan menerapkan
PHBS dan physical distancing; pemeriksaan ulang pada 10 hari berikutnya.
b. Positif, tatalaksana selanjutnya adalah karantina mandiri dengan menerapkan
PHBS dan physical distancing;
Apabila OTG yang terkonfirmasi positif menunjukkan gejala demam (≥38⁰C) atau
batuk/pilek/nyeri tenggorokan selama masa karantina maka:
a. Jika gejala ringan, dapat dilakukan isolasi diri di rumah
b. Jika gejala sedang, dilakukan isolasi di RS darurat
c. Jika gejala berat, dilakukan isolasi di RS rujukan
(Kemenkes RI,2020)

Cara menyikapi bagi masyarakat umum

1 . Secara individu

- Upaya Kebersihan Personal dan Rumah

Satuan Acara Penyuluhan


a. Mencuci tangan lebih sering dengan sabun dan air setidaknya 20 detik atau
menggunakan hand sanitizer, serta mandi atau mencuci muka jika memungkinkan,
sesampainya rumah atau di tempat bekerja, setelah membersihkan kotoran hidung,
batuk atau bersin dan ketika makan atau mengantarkan makanan.

b. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci

c. Jangan berjabat tangan

d. Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit

e. Tutupi mulut saat batuk dan bersin dengan lengan atas dan ketiak atau dengan tisu
lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci tangan

f. Segera mengganti baju/mandi sesampainya di rumah setelah berpergian

g. Bersihkan dan berikan desinfektan secara berkala pada benda- benda yang sering
disentuh dan pada permukaan rumah dan perabot (meja, kursi, dan lain-lain), gagang
pintu, dan lain-lain.

- Peningkatan Imunitas Diri dan Mengendalikan Komorbid


a. Konsumsi gizi seimbang

b. Aktifitas fisik/senam ringan

c. Istirahat cukup

d. Suplemen vitamin

e. Tidak merokok

f. Mengendalikan komorbid (misal diabetes mellitus, hipertensi, kanker).

2. Dalam lingkungan masyarakat

- Pembatasan Interaksi Fisik (Physical contact/physical distancing)

Satuan Acara Penyuluhan


1. Tidak berdekatan atau berkumpul di keramaian atau tempat-tempat umum,jika
terpaksa berada di tempat umum gunakanlah masker.

2. Tidak menyelenggarakan kegiatan/pertemuan yang melibatkan banyak peserta


(mass gathering).

3. Hindari melakukan perjalanan baik ke luar kota atau luar negeri.

4. Hindari berpergian ke tempat-tempat wisata.

5. Mengurangi berkunjung ke rumah kerabat/teman/saudara dan mengurangi


menerima kunjungan/tamu.

6. Mengurangi frekuensi belanja dan pergi berbelanja. Saat benar-benar butuh,


usahakan bukan pada jam ramai.

7. Menerapkan Work From Home (WFH)

8. Jaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter (saat mengantri, duduk di
bus/kereta).

9. Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain sendiri di rumah.

10. Untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah di rumah.

- Menerapkan Etika Batuk dan Bersin


1. Jika terpaksa harus bepergian, saat batuk dan bersin gunakan tisu lalu langsung

buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci tangan

2. Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersin tutupi dengan lengan atas dan ketiak.

- Karantina Kesehatan
- Jaga Jarak Fisik dan Pembatasan Sosial (Physical and Social Distancing)
Pembatasan sosial adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu
wilayah. Pembatasan sosial berskala besar paling sedikit meliputi: meliburkan

Satuan Acara Penyuluhan


sekolah dan tempat kerja; pembatasan kegiatan keagamaan; dan/atau pembatasan
kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Selain itu, pembatasan social juga dilakukan
dengan meminta masyarakat untuk mengurangi interaksi dengan tetap tinggal di
rumah.

3. Secara publik

Usaha Perlindungan Diri di Sarana Publik

- Transportasi publik:
a. Menjaga kebersihan dan melakukan desinfeksi,

b. Duduk berjarak minimal 1 meter,

- Institusi pendidikan:
a. Menjaga kebersihan dan melakukan desinfeksi,

b. Tidak berkegiatan fisik saat belajar mengajar – berganti menjadi daring

- Pusat kegiatan keagamaan:


a. Menjaga kebersihan dan melakukan desinfeksi,

b. Tidak berkegiatan keagamaan secara fisk – berganti menjadi daring

- Pusat perbelanjaan:
a. Skrining pengunjung,

b. Hindari berkegiatan secara fisik selama melakukan perbelanjaan.

c. Menyediakan tempat cuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer.

d. Menjaga kebersihan dan melakukan disinfeksi pada tempat-tempat yang mudah


dijangkau tangan

Satuan Acara Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai