FT-UNHAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Teori Dasar
1. Definisi Fluida
Fluida merupakan zat yang apabila mendapat tekanan sekecil apapun
akan bergeser. Zat yang dimaksudkan adalah zat cair dan gas. Fluida di
bagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Fluida statis (fluida yang diam)
Fluida statis adalah suatu cabang ilmu dari Ilmu Sains yang
membahas karakteristik fluida saat tidak bergerak (diam). Fluida statis
membahas suatu tekanan pada fluida atau yang diberikan oleh fluida
(cair atau gas) pada suatu objek yang bergerak. Yang termasuk
didalam fluida statis adalah :
1) Massa jenis
Massa jenis merupakan suatu ukuran kerapatan benda dan
didefinisikan sebagai berat suatu benda dibagi dengan volumenya.
Semakin besar massa jenisnya, maka benda tersebut memiliki
kerapatan yang besar.
m
ρ= ..................................................................................................(1)
V
Dimana :
ρ = massa jenis (kg/m3)
m = massa benda (kg)
V = volume benda (m3)
Semua benda/objek yang memiliki massa jenis lebih besar dari
massa jenis air akan selalu tenggelam. Contoh penerapannya
adalah pada kapal selam.
1
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
2) Tekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatis pada titik kedalaman berapapun tidak
dipengaruhi oleh berat air, luasan permukaan air, ataupun bentuk
bejana air, akan berdasarkan luasan objek yang menerimanya atau
kedalaman ukur. Tekanan hidrostatis menekan ke segala arah dan
didefinisikan sebagai gaya yang diberikan pada luasan yang diukur
atau dapat dihitung berdasarkan kedalaman objeknya dengan
persamaan :
Ph= ρ× g × h.......................................................................................(2)
Dimana :
ρ = massa jenis (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (g = 9,8 m/s2)
h = titik kedalaman yang diukur dari permukaan air (m)
Satuan tekanan adalan Newton per meter kuadrat (N/m 2) atau
Pascal (Pa). Contoh tekanan hidrostatik yakni pada aliran darah
atau biasa kita sebut tekanan darah.
3) Tekanan mutlak
Tekanan mutlak adalah tekanan total hasil penjumlahan pada
sebuah tekanan hidrostatik dan tekanan atmosfer (udara).
P=P h+ P atm.........................................................................................(3)
Dimana :
Ph = tekanan hidrostatis
Patm = tekanan atmosfer
Tekanan mutlak merupakan tekanan sebenarnya, sehingga jika
kita melakukan eksperimen dan mendapat data mengenai tekanan,
maka perlu ditambah dengan tekanan atmosfer.
4) Hukum pascal
Pascal merupakan satuan internasional untuk tekanan, dan atm
(atmosfer) merupakan satuan yang menunjukkan tekanan atmosfer
(tekanan atmosfer di atas permukaan laut sebesar 1 atm).
F
P= ..................................................................................................(4)
A
Dimana :
F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)
Dibawah ini merupakan satuan-satuan tekanan dan
konversinya. Pascal merupakan satuan internasional untuk tekanan
2
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
dan atm (atmosfer) merupakan satuan yang menunjukkan tekanan
atmosfer.
1 N/m2 1 Pascal
1N 1 ×105 dyne
1 atm 1 ×105 Pascal
1 atm 76 cmHg
Tabel I.1 Konversi Satuan Tekanan
Sumber : https://www.studiobelajar.com/fluida-statis/
Sehingga,
d1
F 1= ( )
F .........................................................................................(7)
d2 2
Dimana :
d 1 = diameter permukaan 1 (m)
d 2 = diameter permukaan 2 (m)
3
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
Sumber : https://www.studiobelajar.com/fluida-statis/
Perhatikan skema mekanisme hidrolik di atas. Karena cairan
tidak dapat ditambahkan ataupun keluar dari sistem tertutup, maka
volume cairan yang terdorong di sebelah kiri akan mendorong
piston (silinder pejal) di sebelah kanan ke arah atas. Piston di
sebelah kiri bergerak sejauh h1 dan piston sebelah kanan bergerak
ke atas sejauh h2. Sesuai dengan hukum Pascal, maka :
A2 h2= A 1 h1....................................................................................(8)
Sehingga,
d2 h2
= ............................................................................................(9)
d1 h1
b. Fluida dinamis (fluida yang bergerak)
Fluida dinamis adalah fluida yang bergerak, memiliki kecepatan
yang konstan terhadap waktu, tidak mengalami perubahan volume,
tidak kental, dan tidak turbulen. Ciri-ciri fluida dinamis adalah :
1) Tidak kompresibel
Jika diberi tekanan maka volumenya tidak berubah.
2) Tidak mengalami gesekan
Saat mengalir, gesekan fluida dengan dinding dapat diabaikan.
3) Alirannya stasioner
Tiap paket fluida mempunyai arah aliran tertentu dan tidak
terjadi turbulensi.
4) Alirannya tunak
Aliran fluida mempunyai kecepatan yang konstan terhadap
waktu.
2. Kincir Air
Kincir air adalah sebuah kincir yang memakai tenaga air yang
pemanfaatannya dalam wujud energi mekanik maupun energi listrik.
Contoh pemanfaatannya dalam wujud energi mekanik adalah pada
penggilingan gandum.
Prinsip kerja dari kincir air adalah energi yang terdapat pada aliran air
kemudian diubah menjadi energi mekanik, kemudian energi mekanik
tersebut diubah menjadi energi listrik.
Kincir air memiliki bebearapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
yang dimiliki kincir air adalah :
a. Desain sederhana
4
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
Kincir air biasanya memiliki desain yang sederhana, terbuat dari
bahan yang mudah didapatkan.
3. Turbin Air
Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi
energi mekanik dan diubah lagi menjadi energi listrik. Turbin
dikelompokan menjadi dua, yaitu :
a. Turbin impuls
Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah
seluruh energi air yang tersedia menjadi energi kinetik untuk memutar
turbin, sehingga menghasilkan energi kinetik. Energi potensial air
diubah menjadi energi kinetik pada nozzle. Air keluar nozzle yang
mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah
membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi
perubahan momentum. Akibatnya roda turbin berputar. Turbin impuls
adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nozzle
tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfer sekitarnya.
b. Turbin reaksi
Turbin reaksi dalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh
energi air yang tersedia menjadi energi kinetik. Turbin jenis ini adalah
turbin yang paling banyak digunakan. Sudu pada turbin reaksi
mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan
tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan
gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat
berputar.
4. Daya Turbin
5
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
Daya turbin merupakan daya yang dihasilkan oleh turbin dari proses
merubah energi potensial air menjadi energi gerak, kemudian merubah
energi gerak menjadi energi listrik. Daya yang dihasilkan turbin dapat di
cari dengan menggunakan rumus :
P=η× ρ× g ×h ×i..................................................................................(10)
Dimana :
P = daya (J/s atau watts)
η = efisiensi turbin
ρ = massa jenis air (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (9.81 m/s2)
h = head (m)
i = aliran rata-rata (m3/s)
5. Efisiensi Turbin
Efisiensi turbin merupakan parameter yang menyatakan derajat
keberhasilan komponen atau sistem turbin mendekati desain atau proses
ideal dengan satuan (%). Efisiensi turbin dapat dihitung dengan
persamaan:
860
ηturbine = × 100 %........................................................(11)
Heat Rate Turbine
Dimana :
Heat Rate Turnine = jumlah kalor yang dibutuhkan untuk memproduksi
listrik sebesar 1 kWh
6
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
Posisi kincir air diletakkan agak ke atas dan sedikit menyentuh air.
Aliran air yang menyentuh kincir menggerakkan kincir sehingga
berlamanan arah jarum jam.
7
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
Penggunaan kincir air dapat menjaga lingkungan dan mencegah
efek rumah kaca karena tidak menggunakan bahan bakar fosil seperti
minyak bumi, gas alam, dan batu bara yang berlebih.
PT =ηT ×T ×Q × H ×γ ..........................................................................(12)
Dimana :
γ = berat jenis air (N/m3)
Q = kapasitas air (m3/s)
H = tinggi air jatuh (m)
ηT = efisiensi turbin
PT = daya turbin (kW)
b. Persamaan perhitungan efisiensi turbin
Efisiensi konversi energi (η) adalah rasio antara output yang
berguna dari mesin konversi energi dan input, dalam hal energi.
Masukan, serta keluaran yang bermanfaat dapat berupa bahan kimia,
tenaga listrik, kerja mekanik, cahaya (radiasi), atau panas. Efisiensi
turbin dapat diartikan sebagai rasio perbandingan daya yang
dihasilkan oleh turbin dengan daya yang ada pada fluida.
PT
ηT = = ........................................................................................(13)
PA
Dimana :
ηT = efisiensi turbin
PT = daya turbin (kW)
PA = daya air (kW)
c. Persamaan-persamaan yang digunakan dalam perhitungan roda air
1) Debit (Q, m3/s)
Debit adalah banyaknya air yang mengalir dalam satu sekon
satuannya meter kubik per sekon (m3/s). Dari ilmu mekanika fluida
debit air yang mengalir dari suatu tempat penampungan ditentukan
8
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
oleh kecepatan aliran dan luas penampang aliran. Namun, dalam
mencari nilai debit air dapat menggunakan cara lain yaitu dengan
cara menghitung waktu air memenuhi suatu bejana yang telah
diketahui volumenya. Jika dituliskan dalam bentuk rumus, maka
persamaannya ialah sebagai berikut:
V
Q= ..........................................................................................(14)
t
Dimana :
Q = kapasitas air (m3/s)
V = volume penampungan ( m 3 )
t = waktu yang diperluakan air untuk memenuhi penampungan ( s )
2) Head kecepatan ( H v , mH2O)
Head kecepatan menggunakan satuan panjang sebagai ukuran
energi kinetik dari fluida yang mengalir. Head kecepatan adalah
konsep dasar rekayasa fluida yang mewakili gerakan massal, yaitu
energi kinetik, dari fluida. Rumus untuk mencari head kecepatan
adalah sebagai berikut:
v2
..................................................................................(15)
H v=
2g
Dimana : H v = head kecepatan (mH2O)
v = kecepatan air keluar pipa (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
d. Kecepatan aliran (v, m3/s)
Jumlah air yang melewati suatu titik pada saluran aliran selama
waktu tertentu adalah fungsi kecepatan dan luas penampang air yang
mengalir. Jika dibawa kedalam rumus dapat ditulis sebagai berikut:
Q
v= .................................................................................................(16)
A
Dimana :
v = kecepatan air keluar pipa (m/s)
Q = debit air rata-rata (m3/s)
A = luas penampang mulut pipa (m2)
e. Putaran poros roda air (np, rpm)
1) Daya fluida (Nfluida, Watt)
Daya yang tersedia dari air jatuh dapat dihitung dari laju aliran
dan kerapatan air, ketinggian jatuh, dan akselerasi lokal akibat
gravitasi. Dalam satuan SI, kekuatannya. Dari perhitungan head
9
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
dan debit air yang mengalir maka diperoleh persamaan daya input
roda air yang dapat dituliskan sebagai berikut:
N Fluida=ρ× g ×Q × H .................................................................(17)
Dimana :
N Fluida= daya fluida (Watt)
ρ = Massa jenis air (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Q = Debit (m3/s)
H = Head (mH2O)
N Output =ω ×T ..............................................................................(18)
Dimana :
N Output = daya output generator (Watt)
ω = kecepatan sudut (2 . π.n. r) 60 (m/s)
T = Torsi (r ×W ) (N.m)
n = Putaran poros roda air (rpm).
W = beban (m× g) (N)
r = jari-jari fuleey pembebanan (m)
3) Efisiensi total (η Tot)
Efisiensi dapat dihitung berdasarkan daya fluida dan daya
output generator. Rumus yang digunakan untuk menghitung
efisiensi adalah sebagai berikut:
N output
ηtot = .................................................................................(19)
N fluida
Dimana :
ηtot = efisiensi total
N output = daya output (Watt)
N fluida = daya fluida (Watt)
10
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
B. Tujuan Pengujian
1. Untuk mengetahui debit terhap pembukaan katup 75% dan 100%.
2. Utuk mengetahui efisiensi terhadap gaya yang diberikan dengan
pembukaan 75% dan 100%.
C. Gambar Alat
Roda air
sudu
Neraca Pegas
11
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
Reservoir
Pompa
Pipa
12
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
(A) yang di hasilkan.Kemudian beban di tambahkan dengan kelipatan 150
gram hingga putaran roda air melambat.
12. Setelah itu mengubah katup dengan bukaan 2 sampai 6, kemudian
mengulangi prosedur percobaan pada point 8-10.
13. Setelah pengambilan data selesai matikan pompa dengan memutuskan
dengan sumber listrik.
14. Mengembalikan alat yang digunakan dalam pengujian pada tempat yang
aman.
BAB II
PENGUJIAN
A. Tabel Pengamatan
13
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
18.
2 0,004 0,22 9.1 20 0,8
0
18.
4 0,004 0,22 7.9 20 0,8
0
18.
50% 5 0,004 0,22 7.6 20 0,8
0
18.
7 0,004 0,22 6.0 20 0,8
0
18.
8 0,004 0,22 5.9 20 0,8
0
7.0
3 0,004 0,22 15.8 20 0,8
5
7.0
5 0,004 0,22 14.2 20 0,8
5
100 7.0
7 0,004 0,22 12.5 20 0,8
% 5
7.0
9 0,004 0,22 11.9 20 0,8
5
7.0
10 0,004 0,22 11.5 20 0,8
5
Keterangan :
F = Gaya (Newton)
V = Voume wadah Pengukur air ( Liter).
t = Waktu yang dicatat dengan stop watch (detik)
D = Diameter (m)
n = putaran (rpm)
T = Suhu (oC)
Htot = Tinggi air total (m)
Pembukaa Putara
t v D Ht
n F n T 0C
(s) (m/s) (m) (mH2O)
Katub (%) ( rpm)
3 7.05 0.004 0.22 15.8 20 0.8
5 7.05 0.004 0.22 14.2 20 0.8
7 7.05 0.004 0.22 12.5 20 0.8
9 7.05 0.004 0.22 11.9 20 0.8
100%
10 7.05 0.004 0.22 11.5 20 20
14
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
Rumus mencari tabel data perhitungan
Untuk mencari kecepatan sudut pada pembukaan katup75%
2. π . n
w= m/ s
60
2× π × n
w 1= m/s
60
2× 3.14 ×9.1
¿
60
¿ 0.9 m/s
2× π × n
w 2= m/s
60
2× 3.14 ×7.9
¿
60
¿ 0.8 m/s
2× π × n
w 3= m/s
60
2× 3.14 ×7.6
¿
60
¿ 0.7 m/s
2 × π ×n
w 4= m/s
60
2× 3.14 ×6.0
¿
60
¿ 0.62 m/s
2× π × n
w 5= m/s
60
2× 3.14 ×5.9
¿
60
15
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
¿ 0.6 m/s
2× 3.14 ×15.9
¿
60
¿ 1.6 m/s
2× π × n
w 2= m/s
60
2× 3.14 ×14.2
¿
60
¿ 1.4 m/s
2× π × n
w 3= m/s
60
2× 3.14 ×12.5
¿
60
¿ 1.3 m/s
2 × π ×n
w 4= m/s
60
2× 3.14 ×11.9
¿
60
¿ 1.3 m/s
2× π × n
w 5= m/s
60
2× 3.14 ×11.5
¿
60
¿ 1.2 m/ s
16
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
17
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
N fluida =997× 9.8 ×0.0002 ×0.8
¿ 1.56 watt
Untuk mencari Daya fluida ( watt ) pada pembukaan katup 100%
N fluida = ρ air× g × Q × H
t
Untuk mencari Daya roda air ( watt ) pada pembukaan katup 75%
N roda air =W ∙ τ
N roda air 1=W ∙ τ
¿ 0.9 ∙ 0.22
¿ 0.19 watt
N roda air 2=W ∙ τ
¿ 0.8 ∙ 0.44
¿ 0.35 watt
N roda air 3=W ∙ τ
¿ 0.7 ∙ 0.55
¿ 0.38 watt
N roda air 4 =W ∙ τ
¿ 0.62 ∙0.77
¿ 0.47 watt
N roda air 5=W ∙ τ
¿ 0.6 ∙ 0.88
¿ 0.52 watt
Untuk mencari Daya roda air ( watt ) pada pembukaan katup 100%
N roda air =W ∙ τ
N roda air 1=W ∙ τ
¿ 1.6 ∙ 0.33
¿ 0.52 watt
N roda air 2=W ∙ τ
¿ 0.4 ∙ 0.55
¿ 0.77 watt
N roda air 3=W ∙ τ
¿ 1.3 ∙0.77
¿ 1.0 watt
N roda air 4 =W ∙ τ
¿ 1.24 ∙ 0.99
¿ 0.1 .2 watt
18
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
N roda air 5=W ∙ τ
¿ 1.2∙ 1.1
¿ 1.3 watt
W ηtot
Pembukaan Beban Putaran r Ht
Q ρair τ N roda air N fluida
Katub (%) (n) ( rpm) (m) (mH2O)
(m/s) ( 100%)
2 9.1 0.0002 0.11 997 0.8 0.9 0.22 0.19 1.56 12
W ηtot
Pembukaan Beban Putaran r Ht
Q ρair τ N roda air N fluida
Katub (%) (n) ( rpm) (m) (mH2O)
(m/s) ( 100%)
3 15.8 0.0005 0.11 997 0.8 1.6 0.33 0.52 3.90 13
Ket.
: Muh. Algifary Haska
: Gabriel Esmeraldo Pakondo
: Yusdiana
: Kevin John
: Richard Septiano Haurissa
19
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
N roda air
ηtot 1= ×100 %
N fluida
0.19
¿ ×100 %
1.56
¿ 12 %
N roda air
ηtot 2= ×100 %
N fluida
0.35
¿ ×100 %
1.56
¿ 22 %
N roda air
ηtot 3= ×100 %
N fluida
0.38
¿ ×100 %
1.56
¿ 24 %
N roda air
ηtot 4 = × 100 %
N fluida
0.46
¿ × 100 %
1.56
¿ 29 %
N roda air
ηtot 5= ×100 %
N fluida
0.52
¿ ×100 %
1.56
¿ 33 %
20
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
N roda air
ηtot 3= ×100 %
N fluida
1.0
¿ ×100 %
3.90
¿ 25 %
N roda air
ηtot 4 = × 100 %
N fluida
1.2
¿ ×100 %
3.90
¿ 30 %
N roda air
ηtot 5= ×100 %
N fluida
1.3
¿ ×100 %
3.90
¿ 33 %
21
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
BAB III
GRAFIK DAN PEMBAHASAN
A. Grafik Putaran (rpm) Vs Nroda Air Pada Pembukaan Katup 75% dan
100%
20 100
%
15
10
5
0
4 6 8 10 12 14 16 18
Putaran (rpm)
Pada grafik hubungan antara putaran dengan efisiensi roda air didapat
grafik yang turun dan didapati data-data pada pembukaan katup 75%, yaitu
pada saat nilai n=5,9 rpm dengan pemberian beban sebesar 8N maka efisiensi
yang diperoleh adalah 33%; pada saat nilai n=6 rpm dengan pemberian beban
sebesar 7N maka efisiensinya menurun menjadi 29%; pada saat nilai n=7,6
rpm dengan pemberian beban sebesar 5N maka efisiensi yang diperoleh
menjadi 24%; pada saat nilai n=7,9 rpm dengan pemberian beban sebesar 4N
maka nilai efisiensinya turun lagi menjadi 22%; dan nilainya terus menurun
sampai pada n=9,1 rpm dengan pemberian beban sebesar 2N maka didapatkan
22
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
efisiensi 12%. Dan pada pembukaan 100%, yaitu pada saat nilai n= 11,5 rpm
dengan pemberian beban sebesar 10N maka didapatkan efisiensi 33%; pada
saat nilai n=11,9 rpm dengan pemberian beban sebesar 9N maka efisiensinya
menurun menjadi 30%; pada saat nilai n=12,5 rpm dengan pemberian beban
sebesar 7N maka efisiensi yang diperoleh menjadi 25%; pada saat nilai n=14,2
rpm dengan pemberian beban sebesar 5N maka nilai efisiensinya turun lagi
menjadi 18%; dan nilainya terus menurun sampai pada n=15,8 rpm dengan
pemberian beban sebesar 3N maka didapatkan efisiensi 13%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa putaran kincir air berbanding terbalik dengan nilai
efesiensi yang dihasilkan kincir air. Hal ini disebabkan oleh nilai gaya, jika
kita lihat persamaan efisiensi total itu adalah daya out dibagi dengan daya
fluida, daya out itu sendiri adalah kecepatan sudut kincir dikali dengan torsi,
kecepatan sudut kincir dipengarungi oleh besarnya putaran kincir, sedangkan
pada torsi sangat dipengaruhi oleh gaya. Pada bukaan 75% pada putaran n=5,9
rpm dengan nilai efisiensi sama dengan 33% yang merupakan efisiensi
tertinggi pada bukaan 75% hal ini disebabkan oleh gaya yang bekerja
merupakan gaya yang tertinggi pada bukaan katup tersebut, sehingga faktor
pengalinya besar sehingga mencapai nilai efisiensi yang maksimal pada
bukaan 75%. Pada putaran n=6 rpm dengan nilai efisiensinya sama dengan
29% efisiensi ini mengalami penurunan, hal ini disebabkan gaya yang bekerja
yang menjadi faktor pengali lebih kecil dari 8 yakni 7N.begitu seterusnya
sampai pada efisiensi terendah yakni 12% hal ini karena gaya yang bekerja
yang merupakan faktor pengali yakni sebesar 2N.begitu juga dengan bukaan
100% pada saat nilai putaran n=11,5 rpm dengan nilai efisiensi 33% dan ini
merupakan nilai efisinsi tertinggi hal ini dipengaruhi oleh nilai gaya yang
bekerja yang merupakan faktor pengali dengan nilai gaya sama dengan 10N
dan merupakan beban terbesar,sehingga menghasilkan nilai efisiensi terbesar,
saat nilai n=12,5 dengan nilai efisiensi 25% jika kita lihat nilainya mengalami
penurunan hal ini disebabkan gaya yang bekerja yang merupakan faktor
pengali lebih kecil dari 10N yakni 7N sehingga efisiensi turun dari 33% ke
25%. Begitu seterusnya sampai pada nilai efisiensi terendah pada bukaan
100% yakni efisiensi 13% hal ini gaya yang bekerja yang merupakan faktor
pengali berada pada nilai terendah pada bukaan 100% yakni sebesar 3N. Dan
perlu diketahui bahwa putaran berbanding terbalik dengan gaya yang bekerja.
Dan gaya berbanding lurus dengan efisiensi.
Pada grafik di atas juga dapat dilihat bahwa pada pembukaan katup 75%
memiliki efisiensi yang lebih rendah dibandingkan dengan pembukaan katup
100%. Hal ini disebabkan pada pembukaan 75% debit lebih kecil
dibandingkan dengan bukaan 100%. Semakin besar debit semakin besar daya
fluida.
23
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
B. Grafik Putaran (Rpm) Vs 𝜼𝒕𝒐𝒕 (%) Pada Pembukaan Katup 75% dan
100%
1
0.8 75
%
0.6
0.4
0.2
0
4 6 8 10 12 14 16 18
Putaran (rpm)
24
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
diperoleh menjadi 1,0 watt; pada saat nilai putaran kincir n=14,2 rpm maka
nilai daya output turun lagi menjadi 0,77 watt; dan nilainya terus menurun
sampai pada putaran kincir n= 15,8 rpm maka didapatkan nilai daya ouput
0,52 watt.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi faktor pengali untuk
menghasilkan nilai daya outputnya, jika kita lihat persamaan daya output sama
dengan besarnya kecepatan sudut kincir dikali dengan torsi, besarnya
kecepatan sudut sendiri sangat dipengaruhi oleh besarnya nilai putaran kincir
dan torsi sendiri sangat dipengaruhi oleh besarnya nilai gaya yang bekerja.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar gaya yang bekerja maka
semakin besar nilai daya output yang dihasilkan, putaran kincir berbandig
terbalik dengan besarnya gaya dan besarnya daya output yang dihasilkan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Semakin kecil pembukaan katup maka debit air yang mengalir akan
semakin kecil pula dengan kata lain pembukaan katup berbanding lurus
dengan debit air yang mengalir, hal ini disebabkan karena jumlah air yang
mengalir semakin banyak.
2. Semakin besar pembukaan katup maka efisiensi kincir air akan semakin
besar juga, hal ini disebabkan karena adanya pertambahan jumlah air yang
mengalir maka kecepatan putaran kincir air semakin tinggi.
B. Saran
1. Laboratorium :
Mempertahankan kebersihan lab
Mempertahankan kerapian lab
Menambahkan pendingin ruangan
2. Asisten :
Adhyeta Marchelly Tahir :
Mempertahankan Keramahan
Memperbaiki Artikulasi
Mempertahankan Ketegasan
25
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
FT-UNHAS
26