Anda di halaman 1dari 5

PENGUKURAN DAN KALIBRASI

1. PENDAHULUAN
Akurasi suatu instrument tidak sendirinya timbul dari suatu rancangan yang baik, tetapi
dipengaruhi oleh unjuk kerja (performance), stabilitas keandalan dan biaya yang tersedia. Akurasi
hanya akan timbul dari kalibrasi yang benar, artinya hasil pengukurannya dapat ditelusur kembali ke
standard nasional atau internasional.

2. DEFINISI KALIBRASI
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk, hubungan antara nilai yang ditunjukkan
oleh instrument pengukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan
nilai- nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
(definisi: Metrologi)
Kalibrasi menurut definisi Per-Menkes. No. 363 Tahun 1998 adalah adalah kegiatan peneraan
untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan atau bahan ukur.
Dengan kata lain kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukurnya yang
mampu telusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional. ( definisi:
DSN)

Catatan :
1. Dari hasil kalibrasi dapat diketahui kesalahan penunjukan instrument ukur, system pengukuran
atau bahan ukur, atau pemberian nilai pada tanda skala tertentu.
2. Suatu kalibrasi dapat juga menentukan sifat-sifat metrologi lain.
3. Hasil kalibrasi dapat dicatat dalam suatu dokumen, disebut sebagai sertifikat kalibrasi atau
laporan kalibrasi.
4. Hasil kalibrasi dapat dinyatakan sebagai suatu faktor kalibrasi, atau sebagai suatu deret faktor
kalibrasi dalam bentuk kurva kalibrasi.

Suatu kegiatan bisa dikatakan merupakan kegiatan kalibrasi, jika kegiatan tersebut menghasilkan :
- Sertifikat Kalibrasi.
- Lembar hasil / laporan kalibrasi yang memuat / mencantumkan / berisi: angka koreksi,
deviasi/penyimpangan, ketidak pastian dan batasan-batasan atau standard penyimpangan yang
diperkenankan.
- Label/ penandaan.

Contoh Label Merah & Label Hijau


peringatan: kalibrasi hanya diperuntukkan alat yang sedang dioperasionalkan, bukan diperuntukkan
alat yang rusak. Alat rusak harus diperbaiki dahulu, baru kemudian dilakukan kalibrasi untuk
memastikan bahwa alat tersebut betul-betul baik.
Kalibrasi merupakan bagian dari “jaminan Mutu”

Alat kesehatan dinyatakan lulus pengujian atau kalibrasi bila :


1. Penyimpangan hasil pengukuran dibandingkan dengan nilai yang diabadikan pada alat kesehatan
tersebut tidak melebihi penyimpangan yang diijinkan.
2. Nilai hasil pengukuran keselamatan kerja, berada dalam nilai ambang batas yang diijinkan.

3. TUJUAN KALIBRASI
 Menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai penunjukkan suatu instrument ukur, atau
deviasi dimensi nasional yang seharusnya untuk suatu bahan ukur.
 Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standard nasional maupun internasional.

Setiap alat kesehatan wajib dilakukan Kalibrasi untuk menjamin kebenaran nilai keluaran dan
keselamatan pemakaian.

Pengujian atau kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat kesehatan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi
2. Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi telah habis
3. Diketahui penunjukannya atau keluarannya atau kinerjanya (performance) atau keamanannya
(safety) tidak sesuai lagi, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku
4. Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku
5. Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku.
Atau jika tanda laik pakai pada alat kesehatan tersebut hilang atau rusak, sehingga tidak dapat
memberikan informasi yang sebenarnya.

4. MANFAAT KALIBRASI
Menjaga kondisi instrument ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya.

5. PERIODE KALIBRASI
Periode kalibrasi suatu alat tergantung pada karakteristik dan tujuan pemakaiannya. Ditinjau dari
segi karakteristiknya, makin tinggi kualitas metrologies makin panjang selang kalibrasinya. Dan bila
ditinjau dari tujuan pemakaiannya, semakin kritis dampak hasil ukurnya semakin pendek selang
kalibrasinya.
Jadi secara umum selang kalibrasi dipengaruhi oleh : jenis alat ukur, frekuensi pemakaian dan
pemeliharaan. Selang kalibrasi biasanya dinyatakan dalam beberapa cara yaitu:

1. Dinyatakan dalam satu kalender, misalnya 6 (enam) bulan sekali, setahun sekali, dst
2. Dinyatakan dalam waktu pemakaian, misal : 1000 jam pakai, 5000 jam pakai, dst.
3. Kombinasi cara pertama dan kedua di atas, misalnya 6 bulan atau 1000 jam pakai, tergantung
mana yang terlebih dahulu dicapai.

Berikut ini contoh periode kalibrasi untuk beberapa instrument ukur :


Thermocouple : 12 Bulan
Thermo Controler : 12 Bulan
Hygrometer : 6 Bulan
Micrometer : 6 Bulan
Vernier Caliper : 12 Bulan
Gauge Block : 24 Bulan
Kalibrasi alat kesehatan dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu tahun.
6. STANDAR UNTUK SATUAN UKURAN
Standar untuk satuan ukur merupakan rujukan atau acuan yang digunakan untuk mengkalibrasi
standar untuk satuan ukuran lain yang tingkat akurasinya lebih rendah atau alat ukur yang digunakan
untuk mengukur/memeriksa karakteristik produk atau proses. Oleh sebab itu standar untuk satuan
ukuran diklasifikasikan sebagai berikut :

6.1 Standar Nasional untuk Satuan Ukuran Tingkat I


a. Standar Nasional untuk satuan ukuran atau standar untuk satuan ukuran tingkat I ditetapkan
oleh suatu peraturan pemerintah berdasarkan UU Metrologi legal Pasal 8, tahun 1981 dan/atau
oleh DSN.
b. Standar Nasional untuk satuan ukuran merupakan standar yang mempunyai tingkat akurasi
dan realibilitas tertinggi di Indonesia, dan dapat merupakan standar untuk satuan ukuran primer
atau sekunder Internasional.
c. Mampu telusur secara langsung ke standar nasional untuk satuan ukuran internasional yang
didukung oleh dokumen resmi.
d. Dikelola oleh laboratorium standar nasional untuk satuan ukuran.

6.2 Standar untuk Satuan Ukuran Tingkat II


a. Standar untuk ukuran tingkat II merupakan turunan langsung dari standar untuk ukuran tingkat I
dan mempunyai kemampuan telusur langsung ke standar satuan ukuran tingkat I secara
berkesinambungan.
b. Digunakan secara langsung hanya untuk pembanding terhadap standar untuk satuan ukuran
tingkat III.
c. Dikelola oleh Institusi Metrologi.

6.3 Standar untuk Satuan Ukuran Tingkat III


a. Standar untuk satuan ukuran tingkat III merupakan turunan langsung dari standar untuk satuan
ukuran tingkat II dan mempunyai kemampuan telusuran ke standar untuk satuan tingkat II
secara berkesinambungan.
b. Digunakan secara langsung hanya untuk pembanding terhadap standar untuk satuan ukuran
tingkat IV.
c. Dikelola oleh pusat Kalibrasi.

6.4 Standar untuk Satuan Ukuran Tingkat IV


a. Standar untuk satuan ukuran tingkat IV merupakan turunan langsung dari standar untuk satuan
ukuran tingkat III dan mempunyai kemampuan telusuran ke standar untuk satuan tingkat III
secara berkesinambungan.
b. Digunakan secara langsung hanya untuk pembanding terhadap standar kerja.
c. Dikelola oleh laboratorium.

6.5 Standar Kerja


a. Standar kerja merupakan turunan langsung dari standar untuk satuan ukuran tingkat IV dan
mempunyai kemampuan telusuran ke standar untuk satuan tingkat IV secara
berkesinambungan.
b. Standar kerja sehari-hari langsung digunakan untuk menguji dan/atau mengkalibrasi alat-alat
ukur milik masyarakat.

7. INSTITUSI KALIBRASI
7.1 Institusi Kalibrasi Eksternal
Kalibrasi eksternal harus dilakukan oleh Instansi Teknik pemerintah/swasta yang berakreditasi
untuk menjalankan kegiatan kalibrasi.
Untuk membuktikan kemampuan teknisnya, laboratorium kalibrasi harus mengikuti persyaratan
yang ada di ISO/IEC 17025-1999 (SNI 19-17025-2000).

7.2 Institusi Kalibrasi Internal


Kalibrasi yang dilakukan oleh Institusi Kalibrasi Internal minimum harus mempunyai :
1. Alat kalibrasi yang mampu telusur
2. Mempunyai teknisi kalibrasi yang berkualifikasi
3. Mempunyai metode / prosedur kalibrasi
4. Mempunyai kondisi akomodasi lingkungan yang memadai
Secara umum juga harus mempunyai ruangan yang kondisi lingkungannya terjaga.

8. ISTILAH-ISTILAH DALAM KALIBRASI

8.1 Metrologi (Metrology)


Teknologi dan kegiatan yang berkaitan dengan pengukuran
8.2 Kalibrasi (Calibration)
Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan
alat dan bahan ukur atau Kalibrasi adalah memastikan hubungan antara harga-harga yang
ditunjukkan oleh suatu alat ukur atau system pengukuran, atau harga-harga yang diabadikan
pada suatu bahan ukur dengan harga yang “sebenarnya” dari besaran yang diukur.
8.3 Instrumentasi (Instrumentation)
Bidang ilmu dan teknologi yang mencakup perancangan, pembuatan penggunaan instrument/alat
fisika atau system intrumen untuk keperluan deteksi, penelitian, pengukuran serta pengolahan
data.
8.4 Pengukuran (Measurement)
Seperangkat kegiatan untuk menentukan kuantitas obyek. Mengukur adalah proses mengkaitkan
angka secara empiric dan obyektif pada sifat-sifat atau kejadian nyata sedemikian sehingga
angka tadi dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai obyek atau kejadian tersebut.
8.5 Kecermatan (Accuracy)
Kecakapan (kemampuan) dari instrument ukur untuk memberikan indikasi pendekatan terhadap
harga sebenarnya dari obyek yang diukur.
8.6 Ketelitian (Precision)
Adalah kemampuan proses pengukuran untuk menunjukkan hasil yang sama dari pengukuran
yang dilakukan berulang-ulang dan identik.
8.7 Kepekaan (Sensitivity)
Perubahan pada reaksi alat ukur yang dibagi oleh hubungan perubahan aksinya.
8.8 Rentang Ukur (range)
Besar daerah ukur antara batas ukur bawah dan batas ukur atas.
8.9 Resolusi (Resolution)
Besar pernyataan dari kemampuan peralatan untuk membedakan arti dari dua tanda harga/skala
yang paling berdekatan dari besaran yang ditunjukkan.
8.10 Koreksi (Correction)
Suatu harga yang ditambahkan secara aljabar pada hasil dari alat ukur mengkompensasi
(mengimbangi) penambahan kesalahan sistematik.
8.11 Alat Ukur Standar (Reference)
Standar ketelitian yang paling tinggi pada urutan sistem kalibrasi yang menetapkan harga-harga
ketelitian dasar untuk sistem tersebut.
8.12 Alat Ukur Standar (Transfer)
Menunjukkan alat ukur yang digunakan pada sustu system kalibrasi sebagai medium perantara
untuk memindahkan harga dasar dari standar reference pada tingkatan yang lebih rendah atau
alat ukur peralatan uji.
8.13 Standar Internasional (International Standard)
Standar Internasional adalah suatu standar yang ditetapkan oleh suatu persetujuan
internasional sebagai dasar untuk menetapkan suatu harga atau besaran bagi semua standar
lain dari besaran yang ada.

8.14 Standar Nasional (National Standard)


Standar Nasional adalah suatu standar yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah sebagai
dasar untuk menetapkan harga atau besaran dalam suatu Negara untuk semua standar lain
dari besaran yang ada.
Catatan : Standar Nasional pada suatu Negara sering merupakan standar primer.

8.15 Mampu Telusur (Traceability)


Kemampuan untuk menghubungkan hasil alat-alat ukur tertentu dengan hasil pengukuran pada
standar nasional atau secara nasional diterima sebagai system pengukuran melalui suatu mata
rantai tertentu.

8.16 Sistem Satuan Internasional


Sistem yang bertalian secara logis (coherent) yang terdiri dari satuan-satuan yang dipakai dan
dianjurkan oleh General Conference on Weights and Measure (CGPM).

8.17 Ketidakpastian Pengukuran (Uncertainty)


Perkiraan mengenai rentang hasil pengukuran yang didalamnya terdapat harga yang benar.

Anda mungkin juga menyukai