Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen dan Organisasi


Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu atau
periode tertentu. Penentuan tujuan ini penting sebagai arah atau sasaran perusahaan
dalam mencapai tujuan tersebut. Alat untuk mencapai tujuan perusahaan kita kenal
dengan nama manajemen. Manajemen dan organisasi merupakan dua bagian yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lainnya. Artinya manajemen merupakan bagian dari
organisasi dan organisasi merupakan bagian dari manajemen. Dalam teori disebutkan
bahwa manajemen merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan organisasi
merupakan tempat untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi, kedua bidang ini saling
membutuhkan. Dapat diibaratkan kebutuhan manajemen dan organisasi seperti tubuh
manusia dengan darah manusia, jika satu tidak berfungsi maka yang lain akan mati.
Manajemen dapat diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui orang lain.
Manajemen juga diartikan sebagai proses dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian lain
dari manajemen adalah proses pengelolaan suatu kegiatan atau usaha dari awal hingga
perusahaan tersebut berjalan dan bangkrut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen
merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan dengan melalui suatu proses. Kemudian
proses ini dilakukan oleh berbagai pihak yang terlibat dalam manajemen tersebut. Proses
untuk mencapai tujuan ini kemudian dituangkan menjadi fungsi manajemen.
Seperti dijelaskan di atas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan
suatu tempat. Tempat ini penting untuk menentukan siapa saja yang terlibat, apa tugas,
wewenang, dan tanggung jawabnya. Tempat atau wadah ini kita kenal dengan nama
organisasi. Jadi, pengertian organisasi adalah tempat atau wadah untuk mencapai tujuan
perusahaan atau tempat untuk melakukan kegiatan perusahaan. Organisasi juga diartikan
sebagai tempat berkumpulnya dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama. Setiap organisasi harus memiliki struktur yang jelas. Struktur organisasi
menggambarkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian.
Pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang tergambar dalam struktur
organisasi akan mempermudah perusahaan melakukan pengendalian. Tujuan organisasi
akan menentukan struktur organisasinya, yaitu dengan menentukan seluruh tugas,
hubungan antartugas, batas wewenang dan tanggung jawab untuk menjalankan masing-
masing tugas tersebut. Dengan kegiatan-kegiatan itu selanjutnya dapat disusun pola tetap
hubungan di antara bidang-bidang keputusan, maupun para pelaksana yang mempunyai
kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab tertentu.

Fungsi Manajemen dan Organisasi


Adapun fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen guna mendukung
pelaksanaannya dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut.
1. Planning
Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini
ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dikerjakan atau dimulai,
bagaimana melakukannya, dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan, dan siapa yang
akan melakukan pekerjaan tersebut. Proses tersebut pada akhirnya akan
menghasilkan suatu rencana.
2. Organizing
Pengorganisasian adalah proses mengelompokkan berbagai kegiatan atau pekerjaan dalam
unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang, dan
tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya
masing-masing. Hasil dari pengorganisasian ini adalah terbentuknya struktur
organisasi sesuai dengan rencana yang telah disusun.
3. Actuating
Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan
dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pimpinan atau manajer harus
menggerakkan bawahannya (para karyawan) untuk mengerjakan pekerjaan yang
telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk, dan
memberi motivasi. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan berpedoman pada
rencana yang telah disusun.
4. Controlling
Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah
sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan, maka akan
segera dikendalikan sesuai dengan rencana yang disusun. Dengan adanya
pengendalian diharapkan tujuan dapat dicapai sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
Selain manajemen, organisasi juga memiliki fungsi penting yang menunjang
terbentuknya suatu organisasi adalah sebagai berikut.
1) Untuk memberikan arahan dan pemusatan suatu kegiatan organisasi, mengenai apa
yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan oleh sebuah organisasi.
2) Untuk meningkatkan kemampuan atau skill individu suatu anggota organisasi dalam
mendapatkan sebuah sumber daya dan dukungan dari suatu lingkungan sekitar atau
masyarakat.
3) Dapat memberikan sebuah pengetahuan dan pengalaman yang baru kepada
anggotanya, agar memiliki wawasan yang luas dalam terjun ke organisasi yang lebih
besar.

Ciri - Ciri Manajemen dan Organisasi


Manajemen adalah ilmu seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan terhadap usaha- usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Adapun ciri-
ciri manajemen adalah sebagai berikut.
a) Ada pembagian kerja secara jelas dan tegas.
b) Manajemen merupakan suatu hal yang dapat di pelajari.
c) Pencapaian tujuan di lakukan secara sistematis, terpadu, terkontrol dan konsisten.
d) Tujuan merupakan sasaran manajemen dan manajemen berusaha dalam mencapai
tujuan yang telah di terapkan.
e) Manajemen digunakan terhadap usaha-usaha kelompok, bukan usaha individu atau
perorangan.
f) Dalam mencapai tujuan, terhadap penyatuan pikiran, perasaan, kemauan, tenaga,
bahan, alat, waktu dan ruangan.
Organisasi pada dasarnya dibuat sebagai tempat ataupun wadah bagi orang-orang
untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis. Adapun ciri-ciri dari
organisasi adalah sebagai berikut.
a) Didalamnya mempunyai sasaran dalam mencapai tujuan.
b) Mempunyai suatu komponen yaitu atasan dan bawahan.
c) Adanya kerja sama yang terstruktur.
d) Mempunyai pendelegasian wewenang dan sebuah koordinasi tugas-tugas.
e) Mempunyai sebuah keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati.
Hubungan antara Manajemen dan Organisasi
Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar
manusia. Pernyataan tersebut mengandung pengertian adanya hubungan timbal balik
antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan di pihak lain. Untuk dapat
mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada umumnya
secara fungsional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam
suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam
rangka melaksanakan manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan
kekalnya (consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.
Untuk hubunganya sendiri manajemen organisasi serta metode memiliki hubungan
yang sangat erat, organisasi yang baik untuk mencapai tujuannya perlu manajemen yang
baik begitupun sebaliknya untuk mendapatakan manajemen yang terbaik diperlukan
sebuah organisasi yang memiliki orang-orang yang terampil, kreatif serta mampu
bekerja secara tim untuk mewujudkan cita-cita yang ingin dicapai oleh organisasi.
Walaupun sudah memiliki organisasi serta manajemen yang baik masih dibutuhkan satu
lagi sebagai pelengkap yakni metode, metode sendiri dimaksudkan sebagai alat yang
digunakan sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya, tanpa adanya metode yang tepat
maka manajamen yang telah dibuat tidak akan maksimal sehingga apa yang ingin
dicapai organisasi tidak terpenuhi.
Maka dapat disimpulkan apabila organisasi, manajemen dan metodenya dilakukan
dengan kerjasama yang baik, pemanfaatan sumber-sumber dan waktu yang ada dapat
dilakukan secara tepat dan lebih terkoordinir sesuai dengan proses kegiatan yang
ditetapkan untuk mencapai tujuan agar mendapat hasil yang lebih efsien dan efektif serta
lebih maksimal. Karena ketiganya jika dilakukan sesuai dengan tugasnya maka
hubungan timbal balik itu akan saling menguntungkan untuk ketiganya.

2.2 Jenis-jenis dan Bentuk Organisasi


Organisasi usaha yang ada terdiri dari beberapa jenis. Penentuan jenis dan bentuk
organisasi disesuaikan dengan bidang usaha yang dijalankan, kebutuhan organisasi itu
sendiri, dan tujuan perusahaan, efisiensi, dan efektivitasnya. Adapun jenis-jenis
organisasi yang umum dibedakan menjadi dua (Kasmir, 2011), yaitu:
1. Bentuk organisasi yang ditinjau dari jumlah pimpinan puncak dapat dibedakan:
a. Organisasi yang mempunyai pimpinan puncak satu orang, misalnya perusahaan
perseorangan;
b. Organisasi yang mempunyai pimpinan puncak lebih dari satu orang atau dewan,
misalnya perseroan terbatas atau firma.
2. Bentuk organisasi berdasarkan hubungan wewenangnya dibedakan menjadi:
a. Wewenang lini adalah wewenang yang menimbulkan tanggung jawab atas
tercapainya tujuan-tujuan perusahaan.
b. Wewenang staf adalah wewenang yang membantu agar orang yang mempunyai
wewenang lini bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan;
c. Wewenang fungsional adalah wewenang yang diberikan kepada seseorang atau
departemen untuk dapat mengambil keputusan mengenai hal-hal yang berada di
departemen yang lain.
Bentuk struktur organisasi adalah sebagai berikut:
1. Organisasi Garis/Lini
Organisasi garis/lini adalah organisasi yang semata-mata memiliki hubungan
wewenang lini dalam organisasinya. Organisasi garis/lini merupakan bentuk
organisasi yang berskala kecil dengan jumlah karyawan yang sedikit. Bentuk lini
juga belum atau sedikit memiliki spesialisasi. Berikut ini beberapa ciri yang terdapat
dalam organisasi yang berbentuk garis atau lini, yaitu:
a. Jumlah karyawan relatif sedikit.
b. Struktur organisasi masih sederhana dan kecil.
c. Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan.
d. Pucuk pimpinan dipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal, segala
keputusan/kebijaksanaan dan tanggung jawab berada pada satu tangan.
e. Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung melalui suatu
garis wewenang.
f. Pimpinan dengan karyawan biasanya saling mengenal dan dapat berhubungan
setiap hari kerja.
g. Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh
atas segala bidang pekerjaan yang ada dalam unitnya.
h. Tingkat spesialisasi belum terlalu tinggi, sehingga alat-alat yang diperlukan
tidak beraneka ragam.
Organisasi ini memiliki beberapa keuntungan. Secara umum keuntungan
organisasi garis/lini adalah sebagai berikut:
a. Kesatuan pimpinan terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada dalam satu
tangan.
b. Koordinasi relatif mudah dilaksanakan.
c. Proses pengambilan keputusan dan instruksi berjalan cepat, tidak bertele-tele.
d. Garis pimpinan tegas karena pimpinan langsung berhubungan dengan
karyawan.
e. Disiplin dan militansi kerja para karyawan pada umumnya tinggi.
f. Rasa solidaritas para karyawan pada umumnya tinggi, karena saling mengenal.
g. Pengendalian secara ketat terhadap kegiatan para bawahan dapat dilaksanakan.
Sementara itu, kelemahan organisasi garis/lini adalah sebagai berikut:
a. Tujuan pribadi pucuk pimpinan sering kali tidak dapat dibedakan dengan tujuan
organisasi.
b. Ada kecenderungan pimpinan untuk bertindak secara otoriter dan diktator.
c. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas karena wewenang untuk
merencanakan, mengarahkan, dan mengendalikan ada pada pimpinan.
d. Organisasi secara keseluruhan terlalu bergantung pada satu orang sehingga
kalau pimpinan tidak mampu/berhalangan, seluruh organisasi terancam
kehancuran.
Bagan organisasi lini dapat dilihat berikut ini:

2. Organisasi Lini dan Staf


Dalam organisasi lini dan staf terdapat kesatuan komando, terutama dalam
pelimpahan wewenang dari pimpinan tertinggi kepada unit di bawahnya dan
berlangsung secara vertikal. Terdapat dua kelompok wewenang dalam organisasi ini,
yaitu wewenang lini dan wewenang staf. Wewenang lini adalah wewenang yang
dapat merealisasikan tujuan organisasi secar langsung. Sementara itu, wewenang
staf adalah karyawan yang tidak dapat merealisasikan tujuan perusahaan secara
langsung, tetapi hanya memberikan bantuan pelayanan (auxiliary staf), saran-saran
(advisory staff) untuk mempermudah tugas wewenang lini.
Pucuk pimpinan dalam menjalankan tugas mendapat bantuan staf. Tugas para
staf adalah memberikan bantuan, saran-saran, dan pelayanan kepada pimpinan
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Garis wewenang tetap
berada pada pimpinan, sedangkan staf hanya memiliki wewenang staf. Antara
masing-masing bagian tidak ditentukan oleh aktivitasnya, tetapi oleh hubungannya
dengan bagian-bagian yang lain. Sebagai contoh, jika bagian pemasaran diminta
pendapatnya mengenai desain pembungkus oleh bagian produksi, dia berfungsi
sebagai staf. Dalam organisasi jenis ini wewenang staf dibagi menjadi dua kategori
sebagai berikut (Kasmir, 2011):
a. Staf ahli (specialist staff), terdiri dari empat jenis, yaitu:
1) Staf penasihat (advisorystaff)
Tugasnya adalah memberikan petunjuk, bukan mendapatkan petunjuk dari
atasannya mengenai suatu permasalahan. Seorang staf penasihat manajer
harus mempelajari masalah dan memberikan usul-usul serta mempersiapkan
fasilitas, informasi yang akan dipergunakan atasan sebagai pertimbangan
dalam mengambil keputusan.
2) Staf pelayan (service staff)
Tugas staf pelayan adalah melaksanakan aktivitas yang terpisah dari pekerjaan lini.
3) Staf pengendali (control staff)
Staf pengendali adalah unit-unit yang mempunyai wewenang staf yang
melaksanakan kontrol baik secara langsung maupun tidak langsung atas
unit-unit pada struktur organisasi. Manajer yang mempunyai wewenang staf
pengendali dapat melaksanakan veto terhadap tindakan manajer lini.
Kontrol staf manajer bukan saja menasihati, tetapi juga mengontrol.
4) Staf fungsional (functional staf)
Wewenang staf pengendali berhubungan dengan fungsi-fungsi tertentu saja.
Wewenang staf pengendali adalah wewenang yang terbatas dan biasanya
berfungsi sebagai petunjuk bagaimana caranya suatu aktivitas tertentu
dilaksanakan dan kapan pelaksanaannya.
b. Staf pribadi (personal staff) meliputi dua jenis, yaitu:
1) Pembantu (assisten)
Pembantu terdiri dari seorang atau beberapa orang. Mereka tidak mempunyai garis
wewenang yang formal, tetapi biasanya diserahi functional staff authority
atas sejumlah aktivitas. Tujuan utama pembantu adalah memperluas
kapasitas manajer lini untuk menyelesaikan pekerjaan yang banyak.
2) Staf umum (general staff)
Staf umum adalah golongan yang dikoordinasikan dan bertindak melalui
atasannya. Staf umum merupakan penasihat, pelayan, pengendali, atau staf
fungsional. Tindakan-tindakan yang diambil atau perintah yan diberikan
atas nama pimpinan atau kantornya.
Berikut ini beberapa ciri umum untuk mengenal organisasi lini dan staf (Kasmir,
2011), yaitu:
a. Jumlah karyawannya relatif banyak.
b. Organisasinya besar dan bersifat kompleks.
c. Hubungan antara atasan dan bawahan tidak bersifat langsung.
d. Pimpinan dan karyawan semuanya tidak begitu saling mengenal.
e. Spesialisasi dengan beraneka ragam diperlukan dan dipergunakan secara
maksimal.
f. Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan-
bawahan tertentu dan setiap bawahan hanya mempunyai seorang atasan
langsung.
Sama seperti organisasi garis, organisasi lini dan staf juga memiliki kelebihan
dan kelemahan. Kebaikan organisasi lini dan staf antara lain sebagai berikut
(Kasmir, 2011) :
a. Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan sebab pimpinan tetap berada pada
satu tangan.
b. Adanya pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staf, dan pelaksana.
c. Tipe organisasi lini dan staf fleksibel, karena dapat diterapkan pada organisasi
besar atau kecil, pemerintah atau swasta.
d. Asas the right man on the right place lebih mudah dilaksanakan.
e. Pengambilan keputusan relatif mudah karena mendapat bantuan pemikiran,
saran-saran, dan usul dari staf.
f. Koordinasi mudah dilakukan karena sudah ada pembidangan tugas yang jelas.
g. Disiplin dan moral karyawan tinggi karena tugasnya sesuai dengan
spesialisasinya.
h. Keuntungan dari spesialisasi dapat diperoleh.
i. Bakat karyawan yang berbeda-beda dapat dikembangkan karena bekerja sesuai
dengan keahlian dan keterampilan.
Sementara itu, kelemahan organisasi lini dan staf adalah sebagai berikut
(Kasmir, 2011):
a. Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah dan bantuan
nasihat.
b. Solidaritas para karyawan kurang sebab tidak saling mengenal.
c. Persaingan kurang sehat sering terjadi karena setiap unit menganggap
tugasnyalah yang terpenting.
Berikut ini bagan organisasi lini dan staf:

3. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional merupakan organisasi yang terdiri dari beberapa fungsi.
Penyusunan organisasi ini didasarkan pada sifat dan macam-macam fungsi yang
harus dilaksanakan.
Masalah pembagian kerja diatur sedemikian rupa. Pucuk pimpinan dalam hal ini
mendelegasikan wewenang kepada manajer di bawahnya dan meneruskannya
kepada pelaksana, hanya mengenai tugas tertentu (spesialisasinya). Dengan
demikian, para bawahan akan mendapat perintah dari beberapa atasan yang masing-
masing menguasai suatu keahlian tertentu dan bertanggung jawab sepenuhnya atas
bidangnya masing-masing. Ciri-ciri organisasi fungsional adalah sebagai berikut
(Kasmir, 2011):
a. Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
b. Spesialisasi para karyawan dapat dikembangkan dan digunakan secara optimal.
c. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.
d. Koordinasi menyeluruh pada umumnya cukup pada level manajemen atas.
e. Koordinasi antara karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya
mudah karena masing-masing sudah mempunyai pengertian mendalam
mengenai bidangnya.
Kelebihan atau keuntungan dari organisasi fungsional adalah sebagai berikut
(Kasmir, 2011):
a. Spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
b. Para karyawan akan terampil di bidangnya masing-masing.
c. Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan.
d. Koordinasi secara menyeluruh biasanya diperlukan pada level manajemen atas.
e. Solidaritas, moral dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama
biasanya tinggi.
Sementara itu, kelemahan organisasi fungsional adalah sebagai berikut (Kasmir,
2011) :
a. Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan.
b. Para karyawan sulit mengadakan tour of duty atau tour of area, sebagai akibat
spesialisasi, tanpa terlebih dahulu melalui pendidikan dan pelatihan.
c. Para karyawan terlalu mementingkan bidangnya saja, sehingga koordinasi
secara menyeluruh sulit dilakukan.
d. Memungkinkan timbulnya semangat kelompok yang berlebihan pada karyawan
yang melakukan fungsi yang sama sehingga dapat menimbulkan
pengelompokan ikatan karyawan yang sempit.
Berikut ini bagan organisasi fungsi:
2.3 Pertimbangan Penentuan Organisasi
Perkembangan ekonomi telah mendorong terbentuknya organisasi bisnis dalam
berbagai bentuk. Dari berbagai unit usaha yang ada di sekeliling kita, dapat diamati
bahwa masing-masing unit usaha mempunyai karakteristik yang berbeda-beda baik dari
segi usaha, kepemilikian, permodalan, pembagian laba, hingga tanggung jawab.
Berdasarkan karakteristik yang berbeda tersebut maka tiap unit usaha memerlukan
pengelolaan yang berbeda pula. Dalam menentukan jenis organisasi yang akan dipilih
harus dilakukan dengan berbagai pertimbangan.
Penentuan organisasi yang tidak dengan pertimbangan matang akan berakibat fatal
bagi perkembangan dan kemajuan perusahaan. Berikut ini beberapa pertimbangan yang
dapat dilakukan (Kasmir, 2019):
1. Tujuan dan bentuk badan usaha perusahaan
Pendidikan perusahaan biasanya memiliki tujuan tertentu dan bentuk badan usaha
tersendiri. Hal-hal ini akan memengaruhi bentuk organisasi.
2. Jumlah tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja yang kita miliki biasanya berkaitan erat dengan jumlah aktivitas
usaha.
3. Jumlah aktivitas
Jumlah aktivitas merupakan kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan.
Semakin banyak kegiatan, maka rentang kendali yang dibutuhkan banyak dan
jangkauan atau cabang yang dimiliki pun luas.
4. Fleksibilitas
Kemungkinan perusahaan untuk berkembang ke depan juga perlu dipikirkan secara
matang.
5. Efisiensi
Agar perusahaan dapat bekerja maksimal, perlu dipikirkan efisiensi biaya yang akan
dikeluarkan. Besarnya organisasi yang dibentuk akan berpengaruh terhadap biaya
yang akan di keluarkan.

Selain beberapa pertimbangan diatas, terdapat pula hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam memilih bentuk badan hukum perusahaan (Tustita, Firani, 2014):
1. Jenis usaha yang dijalankan
Hal pertama yang dipertimbangkan adalah jenis usaha apa yang akan dijalankan.
Badan usaha yang akan dijalankan bisa dalam bentuk perdagangan, industri maupun
yang lainnya. Orang yang ingin membuka usaha tentunya harus selektif dalam
memilih jenis usaha yang mengeluarkan modal tidak terlalu besar dengan resiko
kerugian kecil.
2. Batas wewenang dan tanggung jawab pemilik
Ketika menjalankan bisnis, ada dua hal yang sangat berkaitan, yaitu mengenai pengambilan
keputusan dan batas kewenangan dalam menjalankan bisnis. Karakter badan usaha
sangat menentukan kedua hal tersebut, karena tidak semua badan usaha memiliki
pemisahan tanggung jawab antara pemilik dengan badan usahanya. Ketika CV atau
Firma dijadikan pilihan badan usaha, maka ketika timbul suatu kerugian itu menjadi
tanggung jawab pemiliknya hingga ke harta pribadi. Berbeda dengan badan usaha
berbentuk PT (Perseroan Terbatas) yang mengenal batasan tanggung jawab sebesar
modal yang disetorkan.
3. Kapasitas Keuangan dan Kemudahan Pendirian
Umumnya mereka yang berbisnis dengan modal yang terbatas akan memilih pendirian
badan usaha yang prosesnya sederhana dan biaya yang diperlukan sesuai dengan
kemampuan keuangannya. Kalau biaya untuk mendirikan PT tidak ada, mereka
bisa mendirikan CV yang biayanya lebih murah dan proses pendiriannya lebih
sederhana. Sebagai gambaran biaya pendirian PT di Jakarta berkisar Rp8 juta - Rp
15 juta, tergantung dari skala usahanya. Sementara biaya pendirian CV di
Jakarta adalah antara Rp 5juta – Rp 6 juta. Umumnya para pebisnis berskala kecil,
ingin memilih pendirian badan usaha yang prosesnya sederhana dan biaya sesuai
dengan kapasitas keuangannya. Ketika budgetnya tidak mencukupi untuk
mendirikan PT, seringkali badan yang dipilih adalah CV. Namun yang harus
diperhatikan adalah karakter dari badan usaha yang dipilih berikut tanggung
jawabnya.
4. Kemudahan memperoleh modal
Dalam bisnis, pemisahan keuangan pribadi dengan bisnis adalah hal mutlak. Salah
satu keuntungan badan usaha adalah dapat membuat rekening atas nama perusahaan
tersebut. Dengan adanya rekening perusahaan, maka akan lebih mudah dalam hal
keperluan permodalan seperti mengajukan ke perbankan atau investor apabila arus
kas telah berdiri sendiri dan berjalan dengan baik dari bisnis tersebut.
5. Besarnya resiko kepemilikan
Para pengusaha harus memikirkan resiko-resiko yang akan terjadi dalam
perusahaannya. Misalnya pengusaha dalam bidang industri akan menggunakan alat-
alat produksi yang membutuhkan perawatan sesering mungkin agar terhindar dari
resiko kerusakan, cacat, dan lain-lain.
5. Perkembangan usaha
Pengusaha haruslah visioner, oleh karena itu optimisme dalam mengembangkan bisnis juga
merupakan pertimbangan dalam memilih badan usaha. Seiring dengan
perkembangan bisnis, maka tidak hanya omset yang semakin besar, namun
resikonya juga semakin besar. Oleh karena itu, perlu disesuaikan dan dipersiapkan
strategi memilih badan usaha yang tepat.
6. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha
Agar usaha dapat terkoordinir dengan baik, pengusaha hendaknya melibatkan pihak-pihak
lain yang dapat mendukung jalannya perusahaan. Pihak-pihak tersebut ditempatkan
pada bagian-bagian yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
7. Kewajiban dari peraturan pemerintah
Dalam bisnis tertentu, peraturan telah menggariskan adanya jenis badan usaha yang
harus dipilih untuk dapat menjalankan bisnis. Semisal dalam pendirian Bank dan
Rumah Sakit haruslah berbadan hukum PT. Dengan demikian, tidak ada pilihan bagi
pengusaha untuk memilih badan usaha lainnya. Selain itu, sebagai warga negara
yang baik, pengusaha juga harus memperhatikan peraturan-peraturan pemerintah
seperti ijin industri, NPWP, akta notaris, pajak dan ijin domisili.

2.4 Perkembangan Organisasi Bisnis


Perkembangan organisasi pada dasarnya merupakan usaha yang dilakukan untuk
memperbaiki pengelolaan suatu organisasi pada saat ini atau pada masa yang akan
datang. Adanya pengelolaan organisasi yang lebih baik tentu akan membuat perusahaan
dapat berkembang dengan baik pula. Agar segala hal yang menjadi tujuan dari
perusahaan bisa tercapai dengan lebih mudah karena adanya kinerja yang efektif dan
maksimal dari tiap elemen yang ada pada suatu perusahaan. Dikutip dari laman
kompas.com ada beberapa faktor yang mendorong perkembangan organisasi bisnis,
yaitu:
1. Persaingan yang semakin ketat
Di era yang penuh dengan persaingan ini, hanya akan menyisakan organisasi atau
perusahaan yang mampu bersaing dengan organisasi atau perusahaan lain dan yang
tidak mampu melewati persaingan akan tersingkir dan menghilang. Oleh sebab itu,
diperlukan perubahan dan juga pengembangan terhadap organisasi atau perusahaan
agar siap dalam menghadapi persaingan yang sangat luar biasa.
2. Sistem yang berjalan sebelumnya kurang dapat memenuhi target
Suatu kegiatan dalam perusahaan dijalankan berdasarkan pada target atau tujuan
tertentu. Di dalam pencapaian target tersebut terdapat suatu sistem yang digunakan
oleh perusahaan. Apabila sistem yang digunakan sebelumnya kurang dapat
menunjang dalam pemenuhan target, maka perusahaan tersebut harus melakukan
perombakan pada sistem yang digunakan dalam manajemen perusahaannya.
3. Tuntutan dari lingkungan
Lingkungan bisnis akan semakin kompetitif, dinamis dan cepat berubah. Perusahaan
harus mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis agar mampu bersaing
dengan lingkungannya. Pada prinsipnya, semakin rendah ketidakpastian pada suatu
lingkungan, maka semakin kecil pula pengaruhnya terhadap bisnis. Sebaliknya,
semakin tinggi ketidakpastian lingkungan, maka semakin besar pula pengaruhnya
bagi kegiatan bisnis. Tentunya dibutuhkan analisa dan interpretasi untuk menentukan
strategi yang tepat diterapkan misalkan dengan perombakan organisasi di dalamnya.
4. Kebijakan dari organisasi
Suatu organisasi memiliki kebijakan tersendiri dalam menjalankan organisasinya.
Misalkan jika bentuk usahanya berubah seperti contohnya perusahaan yang
mengalami merger dengan perusahaan lain. Maka bentuk organisasi di dalam
perusahaan tersebut akan mengalami perubahan.
Seorang Guru Besar Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia & Organisasi
Universitas Prasetiya Mulya Prof. Andreas Budihardjo dalam situs ikaprama.org
mengungkapkan bahwa organisasi pada masa depan diharapkan untuk mampu :
a. Organisasi masa depan senantiasa harus mampu menciptakan pengetahuan-
pengetahuan baru serta menyebarkan ke seluruh organisasi dan mewujudkannya
dalam bentuk produk, layanan, dan sistem.
b. Organisasi masa depan harus beranggotakan karyawan yang unggul dan memiliki
komitmen.
Perkembangan suatu organisasi memang menjadi sebuah keharusan pada saat ini,
namun tidak semua jenis organisasi atau perusahaan dalam perkembangannya terjamin
akan menuju ke arah yang lebih baik. Dalam prakteknya terdapat faktor-faktor yang
tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Sehingga para pelaku organisasi berlomba
mencari strategi baru agar dapat bertahan dalam persaingan. Namun pemimpin harus
bijak dalam mengambil suatu keputusan dan harus melakukan kajian terlebih dahulu,
apakah keputusan yang akan diambil dapat menguntungkan perusahaan atau merugikan
untuk kedepannya. Suatu perkembangan dalam organisasi dapat dikatakan efektif
apabila memenuhi hal-hal berikut ini:
a. Merupakan strategi terencana dan memiliki sasaran yang jelas.
b. Menekankan cara-cara baru yang diperlukan dalam proses peningkatan organisasi.
c. Merupakan kolaborasi dari berbagai pihak.

2.5 Studi Kasus


Sejarah Perusahaan “Rendell Company”

Rendell Company ini didirikan pada tahun 1968 dengan tujuan memberikan
representasi kualitas tinggi untuk pasar elektronik di Illinois dan Wisconsin.

Rendell Company memiliki tujuh divisi operasi : yang terkecil mempunyai angka
penjualan per tahun sebesar $ 50 juta, sementara angka penjualan per tahun yang terbesar
sebanyak $500 juta. Masing-masing divis bertanggung jawab kepada bagian pembuatan
dan pemasaran di sektor produksinya masing-masing. Sejumlah bagian dan komponen di
transfer di antara divisi, namun volume bisnis antar divisinya tidaklah besar.

Fred Bevin adalah seorang pengontrol pada Pengontrol Divisi dari Perusahaan
Rendell. Pengontrol Divisi bertanggung jawab pada financial accounting internal,
auditing, dan analysis of capital budgeting requests. Fred Bevins merasa tidak puas
karena selama ini Pengontrol Divisinya hanya melaporkan pekerjaan kepada atasaannya
yaitu General Manager Divisi. General Manager Divisi membicarakan budget divisinya
dengan manajemen puncak dan Pengontrol Divisi hanya diminta untuk membicaraka hal-
hal teknis dan dia diberlakukan sebagai staff. Dengan ketidakpuasaan akan tindakan
General Manager Divisi ini menginspirasi Bevins untuk membuat perubahan dengan
menerapkan cara baru yang pernah dipelajari di Martex Company yaitu
menerapkan penggambaran tugas dan tanggung jawab organisasi. Caranya adalah
pengawas organisasi dibebani dengan tanggung jawab dalam menetapkan standar biaya
dan keuntungan perusahaan serta mengambil tindakan yang tepat untuk melihat apakah
standar ini sudah tercapai atau belum. Fred bevins sebagai seorang pengendali
perusahaan Rendell Company sangant prihatin terhadap status organisasi dari para
pengendali divisi dalam perusahaan. Selama ini para pengendali divisi memberikan
laporan kepada manajer umum divisi mereka. Bevins menginginkan perubahan struktur
organisasi pengendali divisi, dengan mengamati penerapan pengendalian di perusahaan
lain yaitu perusahaan Martex. Organisasi pengendali perusahaan bertanggung jawab atas
pencatatan keuangan, auditing internal, dan analisis permintaan anggaran modal. Di
perusahaan saat ini telah terdapat system pengendalian anggaran, akan tetapi pelaporan
dilakukan langsung oleh divisi operasi kepada manajemen puncak tanpa melalui analisis
yang mendalam oleh pengendali perusahaan. Bevins menginginkan peran lebih aktif dan
lebih dalam dari organisasi control perusahaan dalam proses penentuan anggaran dan
analisa kinerja.

Permasalahan

1. Rendell ternyata mengalami kesulitan melaksanakan teknik pengendalian yang lebih


modern, dikarenakan adanya hubungan yang kurang baik atau tidak saling
mendukung antara pengendali korporat dan divisi, yang mengakibatkan terjadinya
tambahan biaya anggaran perusahaan untuk memperbaiki hal tersebut.
2. Randell memiliki permasalahan peran pengendali korporasi dan pengendali divisi
yang mana hubungan informasi antar keduanya kurang transparan.
3. Randell ingin mengubah peran organisasi pengendali perusahaan agar dapat
mengikuti seperti peran pengendali perusahaan di perusahaan lain, yakni : Martex
Company.

Bukti Kasus

William Harrigan adalah manager di kantor pusat Rendell Company dan dia mantan
pengontrol seniordi satu divisi perusahaan Rendell selama 25 tahun. Pengontrol
Perusahaan sering menanyakan kepada divisinya : Apakah divisi anda dapat berjalan
baik jika perusahaan memotong sekian $x diluar budget periklanan? Apakah divisi anda
yakin perkiraan penghematan biaya pada peralatan ini realistis? Walaupun pengontrol
tahu kondisi sebenarnya dan dia tidak setuju dengan perusahaan pengontrol,Harrigan
tidak boleh mengatakan demikian. Bila ada ketidakberesan dalam divisi (budget
berlebih) dan situasi yang buruk maka hal itu tidak akan di jadikan berita di laporan
operasional, sehingga hal ini membuat pekerjaan Harrigan menjadi sulit. Tapi Harrigan
tidak menjadikan hal ini sebagai masalah karena jika dia menerapkan metode klaim
(mengumumkan adanya ketidaksesuaian) dari Martex maka Pengontrol Divisi tidak akan
menjadi bagian dari kelompok menejemen itu lagi.

Kesimpulan
Karena sistem akuntansi sudah lama berada di perusahaan, perubahan mungkin tidak
mudah diterima oleh divisi yang bersangkutan. Perubahan tersebut dapat menyebabkan
kegagalan fungsi dalam struktur organisasi dimana divisi pengontrol yang melaporkan
langsung ke pengontrol perusahaan akan menyebabkan ketidakstabilan pada otoritas
struktur divisi. Dengan demikian, pengendalian harus diberikan dalam melestarikan
struktur kekuasaan di setiap divisi. Lebih baik jika perusahaan menghadapi masalah
kegemukan dalam anggaran biaya daripada menyerah pada perintah di setiap divisi dan
mengacaukan baris mapan dari otoritas. Penjagaan pengontrolan saat ini akan lebih baik
daripada mengubahnya ke dalam struktur Martex dalam mencapai tujuan dan sasaran
Perusahaan. 

Rekomendasi

Perusahaan Rendell dapat mempertahankan struktur organisasi saat ini dengan


menerapkan sistem kontrol tambahan untuk mengatasi permasalahan budget. Sistem
kontrol tersebut adalah :
1. Menerapkan sistem akuntansi terpusat.
Kita tidak bisa memaksa departemen atau divisi untuk merubah sistem akuntansi
mereka karena Ini akan memakan waktu banyak dan mungkin berbeda dengan
kebutuhan divisi serta hal ini akan menyebabkan konflik dan tidak efisien. Akan lebih
baik jika mengembangkan sistem akuntansi perusahaan dan membuat divisinya untuk
menyerahkan data dan informasi mereka. Akan ada kesalahan, tetapi perusahaan
tersebut akan hidup dengan itu.
2. Tetapkan target atau standar.
Membandingkan biaya saat ini dengan standar industri dan perusahaan untuk
mengurangi kegemukan budget. Selain pembandingan ini, variabel kritis atau kunci
dapat dicermati lebih sering untuk mencapai kontrol yang lebih baik dari sistem.
3. Menetapkan sistem insentif seperti yang dilakukan Martex.
Pengontrol Perusahaan seharusnya lebih terlibat secara aktif dalam
anggaran Sistem pengontrol anggaran diatas dapat ditingkatkan atau dibentuk lebih
baik lagi.

Analisis Masalah

A. Analisis SWOT

1. Strength (kekuatan)
- Peraturan saat ini memungkinkan informasi mengalir lebih efisien.
- Dengan pengendali divisi melapor langsung kepada manajer divisi, memungkinkan
isu-isu taktis untuk diselesaikan lebih cepat dan berdasarkan informasi terbaru.
- Laporan dan tujuan pada anggaran divisi dan kinerja dari pengendali divisi ke
kontroler perusahaan memberikan informasi lebih rinci tentang divisi.
- Penilaian yang lebih kritis terhadap kegiatan operasional membantu mengurangi
pembengkakan dalam anggaran biaya dan lebih mudah untuk melaksanakan
program control yang baru.

2. Weekness (kelemahan)
- Sulit untuk menerapkan perubahan dalam struktur organisasi dalam waktu singkat
- Terdapat kemungkinan bagi Manajer Divisi untuk menyembunyikan informasi
keuangan yang cacat.
- Tingkat kepercayaan atas informasi yang disediakan oleh Pengendali Divisi kepada
pengendali Korporat patu dipertanyakan.

3. Opportunity (peluang)
- Diterapkannya teknik-teknik modern di lingkungan perusahaan

4. Threats (ancaman)
- Terjadinya pembengkakan anggaran
- Dapat terjadi penyembunyian atas keuangan yang cacat yang dilakukan antara
pengendali divisi dengan manajer dan manajer dengan stafnya.

Prospek Perusahaan
a. Jika perusahaan ingin terus berkembang, maka pihak manajemen harus
mempercayai informasi yang diberikan oleh divisi pengendali.
b. Jika sistem pengendalian dan manajemen perusahaan sudah baik dan tidak lagi
terjadi pembengkakan dalam anggaran, maka barulah perusahaan memikirkan
untuk membuat elektronik yang lebih canggih dibandingkan kompetitor nya,
sehingga tidak hanya mendapatkan laba tetapi angka pertumbuhan perusahaan juga
meningkat.

  Kesimpulan

Karena sistem akuntansi sudah lama dipakai oleh perusahaan, perubahan mungkin
tidak mudah diterima oleh divisi yang bersangkutan. Perubahan tersebut dapat
menyebabkan kegagalan fungsi dalam struktur organisasi dimana divisi pengontrol yang
melaporkan langsung ke pengontrol perusahaan akan menyebabkan ketidakstabilan pada
otoritas struktur divisi. Dengan demikian, pengendalian harus diberikan dalam
melestarikan struktur kekuasaan di setiap divisi. Lebih baik jika perusahaan menghadapi
masalah pembengkakan dalam anggaran biaya daripada menyerah pada perintah di setiap
divisi dan mengacaukan baris depan dari otoritas. Penjagaan pengontrolan saat ini akan
lebih baik daripada mengubahnya ke dalam struktur Martex dalam mencapai tujuan dan
sasaran perusahaan.
Divisi pengendali Perusahaan Rendell tidak perlu mengadopsi filosofi “ Solid line”
seperti Perusahaan Martex. Hal ini dikarenakan baik struktur lama maupun baru
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Struktur dan kondisi Rendell juga
tidak memungkinkan untuk penerapan filosofi baru ini karena dapat menyebabkan
konflik dan pengucilan fungi pengendali divisi yang menguncang keharmonisan yang
sudah ada hal ini lebih mahal daripada pembengkakan anggaran biaya. Oleh karena itu,
Rendell sebaiknya tetap pada filosofi “ Dotted line” dan pengendali pusat harus bekerja
lebih aktif untuk mengawasi pengendali divisi dan divisi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2011. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


Bitar. 2018. Organisasi : Pengertian, Ciri, Unsur, Tujuan, Fungsi dan Manfaatnya Lengk ap.
https://seputarilmu.com/2018/12/organisasi.html (Diakses pada tanggal 23 Februari
2020).
Budirhardjo, Andreas. 2017. Sekilas Kajian Organisasi Masa Depan : Peluang & Tantangan.
http://ikaprama.org/headline/sekilas-kajian-organisasi-masa-depan-peluang-tantangan/
(Diakses pada tanggal 23 Februari 2020).
Fauzan, Raffi. Hubungan Manajemen dengan Organisasi. http://raffifauzan.blogspot.com
/2014/09/hubungan-manajemen-dengan-organisasi.html (Diakses pada tanggal 23
Februari 2020).
Mariana. 2018. Ciri Ciri Manajemen. https://gurusiaga.com/qa/sebutkan-ciri-ciri-manaje
men/ (Diakses pada tanggal 23 Februari 2020).
Permata, Dian. 2018. Perubahan dan Pengembangan organisasi untuk Masa Depan.
https://www.kompasiana.com/phephe/55644951799773ef0123f663/perubahan-dan-
pengembangan-organisasi-untuk-masa-depan (Diakses pada tanggal 23 Februari 2020).
Unknown. 2019. Pengertian Organisasi : Tujuan dan Fungsinya. https://jagad.id/penger tian-
organisasi-secara-umum-dan-menurut-para-ahli/ (Diakses pada tanggal 23 Februari
2020).
Tustita, Firani. 2014. Faktor-Faktor yang Menjadi Pertimbangan dalam Memilih Bentuk
Badan Usaha. https://firanitustita.wordpress.com/2014/11/07/faktor-faktor-yang-
menjadi-pertimbangan-dalam-memilih-bentuk-badan-usaha/ (Diakses pada tanggal 23
Februari 2020).

Anda mungkin juga menyukai