Investasi Saham
Penyajian dan Analisis Investasi Jangka Panjang Saham
Oleh:
Kelompok 4
Akuntansi Keuangan II B2
Tujuan investasi dalam saham yang dikelompokkan sebagai investasi jangka panjang,
yaitu:
1. Saham prioritas
Apabila investasinya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan yang tetap
setiap periode.
2. Saham Biasa
Apabila investasinya dilakukan dengan tujuan untuk mengawasi perusahaan lain.
Dari persentase pemilikan saham tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan yang
memiliki saham perusahaan lain lebih dari 50 % dari jumlah saham yang beredar disebut
induk perusahaan (parent company). Sedangkan, perusahaan yang sahamnya dimiliki
disebut anak perusahaan (subsidiary company. Selanjutnya akan dibuat laporan keuangan
kedua perusahaan yang dikonsolidasikan menjadi satu laporan.
Perlakuan akuntansi atas investasi dalam saham yang persentase pemilikannya kurang
dari 20 %, yaitu:
Berdasarkan PSAK No. 50, investasi yang masuk dalam kelompok tersedia untuk dijual
dapat disajikan sebagai aktiva lancer atau aktiva tidak lancer dalam neraca berdasarkan
keputusan manajemen. Sedangkan, apabila pembelian saham sangat tinggi (sangat sering
dilakukan) dan dimiliki dalam rangka mendapatkan laba dari perbedaan harga jangka
pendek maka investasi dikelompokkan dalam kelompok diperdagangkan (trading) di
neraca dan disajikan dalam aktiva lancar.
Kepemilikan yang persentasenya kurang dari 20 % akan menggunakan nilai wajar (fair
value method)yang dapat diartikan sebagai jumlah yang dapat diperoleh dari pertukaran
instrument keuangan dalam transaksi antar pihak-pihak yang bebas bukan karena paksaan
atau likuidasi. Jika terdapat harga pasar untuk instrument tersebut, nilai wajar dihitung
dengan cara mengalikan volume saham yang diperdagangkan dengan harga pasar per
unit.
1. Pembelian Saham
Saham dapat diperoleh dengan cara dibeli tunai atau ditukar dengan aktiva. Jika saham
diperoleh dengan dibeli secara tunai, maka harga pokoknya dalah jumlah semua uang
yang dibayarkan dalam pembelian tersebut yang terdiri dari harga kurs, biaya-biaya
komisi, materai dan lain-lain yang dicatat dengan mendebit rekening investasi dalam
saham. Sedangkan, jika saham diperoleh dengan cara ditukar dengan aktiva maka
harga pokok saham akan dicatat sebesar harga pasar aktiva yang digunakan sebagai
penukar.
Jurnal untuk mencatat investasi saham yang dibeli secara tunai, yaitu:
Kas xx Kas xx
Saham prioritas yang dibeli tidak pada tanggal pembayaran dividen, secara legal tidak
menimbulkan masalah dividen yang terutang (accrued dividend). Tetapi karena saham
prioritas itu jumlahnya sudah pasti maka biasanya salam transaksi jual beli saham
prioritas akan diperhitungkan dividen yang terhutang sampai tanggal
pembelian.Berdasarkan ilustrasi, pencatatan saham yang akan dibeli sebagai berikut :
Pada tanggal 1 april Nona Risa membeli 100 lembar saham prioritas PT Bermuda,6 %
nominal Rp 10.000,00 per lembar dengan kurs 105. Biaya pembelian saham (termasuk
materai dan komisi) sebesar Rp 50.000,00. Dividen saham PT Bermuda dibayarkan
setiap tanggal 31 Desember. Pencatatan jurnal transaksi tersebut yaitu :
1 April
Kas Rp 1.115.000,00
Perhitungan:
31 Desember
Kas Rp 60.000,00
Perhitungan :
Selain itu, dividen terutang dapat dicatat dengan mendebit rekening piutang dividen.
Hal tersebut mengakibatkan dividen yang diterima pada tanggal 31 Desember akan
mengkreditkan dua reking yaitu rekening piutang pendapatan dividend an rekening
pendapatan dividen.
31 Desember
Kas Rp 60.000,00
a. Jika harga pasar masing-masing saham yang dibeli diketahui, alokasi didasarkan
pada perbandingan jumlah relative masing-masing saham.
b. Jika yang diketahui harga pasarnya hanya satu jenis saham, maka harga pasar
saham yang diketahui diperlakukan sebagai harga pokok saham tersebut dan
sisanya merupakan harga pokok saham jenis yang lain
c. Jika harga pasar masing-masing saham yang dibeli itu tidak diketahui, maka alokasi
harga pokoknya ditangguhkan sampai salah satu saham dapat diketahui harga
pasarnya
Pak Budi membeli 50 blok saham dengan harga Rp. 25.000 per blok. Tiap blok
terdiri dari 1 lembar saham prioritas dan 3 lembar saham biasa. Alokasi harga
pokok saham untuk masing-masing jenis dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Misalnya harga saham pasar saham prioritas Rp. 12.500 per lembar dan harga
pasar saham biasa Rp. Rp. 4.500 per lembar saham.
Misalnya harga pasar saham prioritas = Rp. 12.500 per lembar sedang harga pasar
saham biasa tidak diketahui.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi pembelian saham di atas adalah
sebagai berikut :
Karena harga pasarnya tidak ada yang diketahui maka tidak ada dasar yang dapat
digunakan untuk mengalokasikan harga beli saham-saham tersebut.
Alokasi harga beli saham ditangguhkan sampai diperoleh dasar yang kuat.
Transaksi pembelian saham di atas jika harga pokoknya tidak dialokasikan akan
dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Setiap akhir periode, apabila nilai wajar saham yang dimiliki oleh investor berbeda
dengan harga perolehannya, maka perbedaannya akan dicatat dalam rekening “laba atau
rugi belum direalisasi”. Dalam hal nilai wajar lebih tinggi dari harga perolehannya, maka
selisihnya dicatat sebagai laba dengan jurnal berikut:
Atau,
Investasi saham diperdagangkan Rp. xxx
Sebaliknya bila nilai wajar lebih rendah dari harga perolehannya, maka selisihnya dicatat
sebagai kerugian dengan jurnal:
Atau,
Penjualan saham tentunya dapat membawa laba atau rugi. Penjualan saham dicatat oleh
investor dengan mendebit kas dan mengkredit investasi saham. Selisihnya dicatat sebagai
laba atau rugi penjualan saham. Berikut ini contoh pencatatan pembelian dan penjualan
saham.
Tuan Iwan pada tanggal 20 Februari 2005 membeli 500 lembar saham (1lot) PT XYX
yang nominalnya @Rp1.000,00 dengan harga Rp.2000,00. Biaya pembelian sebesar
0,5% sehingga jumlah harga perolehannya sebesar (500 x Rp.2000,00) + (0.5% x 500 x
Rp2.000,00) = Rp1.005.000,00
Kas Rp1.005.000
Pada tanggal 29 april 2005, saham tersebut dijual dengan harga Rp2.200,00 per lembar
dan dikenai biaya penjualan sebesar 0,5%. Jumlah uang yang diterima sebesar (500 x
Rp2.200,00) – (500 x Rp2.200,00 x 0,5%) = Rp1.094.500,00
Kas Rp1.094.500
Perhitungan:
Jika saham itu tetap dimiliki sampai tahun berikutnya dan baru dijual pada bulan Februari
tahun 2006, maka Tuan Iwan harus mengganti harga perolehannya menjadi nilai wajar
tanggal 31 Desember 2005. Misalnya nilai wajar saham PT XYZ tanggal 31 Desember
2005 sebesar Rp2.200,00 per lembar, maka jurnal penyesuaian yang harus dilihat untuk
mencatat nilai wajar pada tanggal 31 Desember 2005 sebagai berikut:
Penjualan saham PT XYZ pada bulan Februari 2006 dengan harga Rp2.200,00 per lembar
dan biaya penjualan 0.5% dicatat sebagai berikut:
Kas Rp1.094.500,00
Laba yang dilaporkan oleh perusahaan investee akan menambah saldo rekening investee
saham yang besarnya sebanding (proporsional) dengan presentase pemilikan saham.
Sebaliknya, jika investee menderita kerugian, maka investor akan mencatatnya dengan
mengkredit rekening investasi saham yang besarnya juga sebanding dengan persentase
pemilikan saham. Jurnal yang dibuat oleh investor adalah sebagai berikut:
Penerimaan Deviden
Investor yang memiliki saham 20% sampai dengan 50% akan mencatat dividen yang
diterimanya sebagai pengurang rekening investasi saham dengan jurnal sebagai berikut:
Apabila pada akhir tahun terdapat perbedaan antara nilai wajar dengan harga
perolehannya, dalam metode ekuitas tidak diperlukan jurnal penyesuaian.
Pemberian hak beli saham kepada pemegang saham dimaksudkan untuk memberi
kesempatan kepada pemegang saham agar dapat mempertahankan proporsi pemilikan
sahamnya. Proporsi pemilikan dari pemegang saham tidak berubah jika pemegang saham
tadi menggunakan haknya untuk membeli saham baru. Jumlah saham yang dapat dibeli
dengan menggunakan hak beli saham tidak selalu sama dengan jumlah hak beli saham,
tetapi tergantung pada ketentuan-ketentuan yang ada.
Harga beli saham baru dengan menggunakan hak beli saham biasanya lebih rendah
daripada harga saham di bursa, perbedaan ini menyebabkan adanya nilai untuk hak beli
saham. Karena hak beli saham itu mempunyai nilai, maka penerimaannya dicatat sebagai
suatu investasi hak beli saham. Hak beli saham ini diterima karena pemilikan saham,
oleh karena itu harga pokok investasi saham dialokasikan sebagian sebagai harga pokok
hak beli saham. Pembagian ini dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :
Hak beli saham yang dimiliki dapat digunakan untuk membeli saham baru atau dijual. Jik
a digunakan untuk membeli saham baru maka harga pokok hak beli saham yang
digunakan merupakan tambahan terhadap harga pokok saham yang dibeli. Tetapi apabila
hak beli saham tadi dijual, maka selisih harga jual dengan harga pokoknya merupakan
laba atau rugi. Kadang-kadang hak beli saham tidak digunakan untuk membeli saham
baru dan tidak bisa dijual sehingga lewat batas waktu (daluwarsa). Dalam keadaan ini
harga pokok hak beli saham yang daluwarsa dihapuskan dan dicatat sebagai kerugian.
Dalam keadaan dimana saham-saham dijual di pasar masih berhak atas hak beli
saham yang akan dikeluarkan maka nilai teoritis hak beli saham dihitung sebagai berikut :
Apabila saham dijual tanpa hak beli saham, perbedaan antara harga pasar saham
dengan harga beli saham di perusahaan dengan menggunakan hak beli saham merupakan
nilai hak beli saham yang digunakan untuk membeli saham baru tersebut. Rumus
perhitungan nilai teoritis hak beli saham dalam keadaan seperti ini adalah :
Apabila saham prioritas dilunasi dengan jumlah lebih besar daripada harga jualnya
maka kelebihan pembayaran ini dianggap sebagai pembagian laba pada saat
pelunasan saham. Misalnya, pada tanggal Januari 2005 PT Risa Fadila menjual
saham prioritas, nominal per lembar Rp10.000,00 dengan harga Rp11.000,00 per
lembar. Pada tanggal 15 Desember 2009, 100 lembar saham prioritas dilunasi dengan
harga Rp12.000,00 per lembar. Jurnal yang dibuat oleh PT Risa Fadila untuk
mencatat pelunasan kembali 100 lembar saham prioritas pada tanggal 15 Desember
2009 adalah sebagai berikut:
Kas Rp1.200.000,00
b. Jumlah uang yang dibayarkan untuk melunasi saham prioritas lebih kecil daripada
harga jual saham tersebut.
Pelunasan kembali dengan jumlah yang lebih kecil menimbulkan selisih yang oleh
perusahaan tetap dicatat sebagai modal disetor. Rekening modal saham dan agio atau
disagio saham ditutup dan selisihnya dicatat dalam rekening modal yang
menunjukkan asal modal tersebut. Misalnya PT Risa Fadila pada tanggal 5 Januari
2005 menjual saham prioritas, nominal perlembar Rp10.000,00 dengan harga
Rp12.500,00 per lembar. Pada harga Rp11.000,00 per lembar. Jurnal yang dibuat
oleh PT Risa Fadila untuk mencatat pembelian kembali saham prioritas tanggal 15
Desember 2009 sebagai berikut:
Modal saham prioritas Rp1.000.000,00
Agio saham prioritas Rp250.000,00
Kas Rp1.100.000,00
K. UANG MUKA
Uang muka diperlakukan sebagai investasi jangka panjang, jika tidak, akan segera diterima
kembali. Uang muka seperti ini dalam neraca dicantumkan sebagai tambahan pada
penanaman modal dalam saham. Uang muka investasi adalah suatu pembayaran uang
kepada pihak yang mempunyai saham sebagai tanda bukti kita telah menjadi investor di
perusahaannya sehingga dapat memperoleh keuntungan dari saham tersebut.
lni terjadi karena selama periode waktu menunggu itu terdapat kejadian yang menyimpang dari
yang diharapkan. lnilah, yang disebut risiko. Uang muka adalah advance down payment
yaitu pembayaran uang kepada pihak lain yang belum memberikan prestasi atau
memenuhi kewajiban, misalnya kepada kontraktor pada saat kontrak ditandatangani atau
kepada penjual yang belum menyerahkan barangnya.
Jika kepemilikan saham investor lebih dari 50% dari seluruh saham beredar, maka
perusahaan investor disebut sebagai induk perusahaan. Laporan keuangan induk
perusahaan (parent company) harus dikonsolidasikan dengan laporan investee (anak
perusahaan / subsidiary company).
M. DIVIDEN
Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham. Dividen yang dibagi
dapat berbentuk uang tunai, aktiva (selain kas dan saham sendiri), dan saham baru.
a. Dividen yang Berbentuk Uang
Para pemegang saham akan menerima dividen sebesar tarif per lembar dikalikan jumlah
lembar yang dimiliki. Keputusan pembagian dividen diambil dalam rapat umum
pemegang saham (RUPS).
Contoh:
PT Eka Karya mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp10.000.000,00 dengan
ketentuan 30% merupakan pembagian laba dari 70% pengembalian modal. Ibu Tara
adalah salah seorang pemegang saham dari 10 orang pemegang saham lainnya di PT
Eka Karya, maka Ia mencatat di pembukuannya sebagai berikut:
Kas Rp1.000.000,00
Penghasilan dividen Rp300.000,00
Investasi dalam Saham PT Eka Karya Rp700.000,00
Apabila dalam pembagian dividen disebutkan bahwa dividen yang dibagikan itu sebagian
merupakan pembagian laba dan sebagian lagi merupakan pembagian modal, dividen
seperti itu disebut dividen likuidasi. Perusahaan yang membagikan dividen likuidasi
biasanya merupakan perusahaan yang ingin menghentikan usahanya, misal dalam
bentuk joint ventures. Karena usahanya akan dihentikan, maka tidak perlu
memperbesar modal.
Bagi pemegang saham yang menerima dividen likuiditas akan mencatatnya sebagai
penghasilan dan sebagiannya lagi sebagai pengembalian modal.
Contoh :
Misalnya Tuan Iwan pada bulan Agustus 2005 membeli 100 lembar saham biasa dari PT
Bermuda dengan harga Rp900.000,00. Pada bulan Desember 2005 diterima dividen
saham biasa 50%. Pada bulan Januari 2006, dijual 20 lembar saham dengan harga
Rp170.000,00.
Transaksi-transaksi diatas dicatat dalam buku Tuan Iwan dengan jurnal sebagai berikut:
Agustus 2005 Investasi dalam saham biasa Rp900.000,00
Kas Rp900.000,00
Desember 2005
Memo: diterima 50 lembar saham biasa sebagai dividen, jumlah saham dan harga pokoknya
menjadi: 100 lembar + 50 lembar = 150 lembar
Harga pokok per lembar = Rp900.000,00 : 150 = Rp6.000,00
Apabila dividen saham yang diterima berupa saham yang berbeda dengan saham yang
dimiliki, maka harga pokok saham yang dimilik dibagikan kepada tiap macam saham
dengan dasar nilai relatifnya.
Misalnya Tuan Iwan memiliki 50 lembar saham biasa PT Bermuda, nominal Rp10.000,00
perlembar, dibeli dengan harga Rp750.000,00. Pada bulan Desember 2005 diterima
dividen saham prioritas sebanyak 25 lembar dengan nilai nominal Rp5.000,00
perlembar. Pada saat penerimaan dividen, harga pasar saham biasa Rp14.000,00
perlembar dan saham prioritas Rp4.000,00 per lembar.
Pembagian harga pokok saham dan pencatatan penerimaan dividen sebagai berikut :
Nilai saham biasa = Rp14.000,00 x 50 = Rp700.000,00
Nilai saham prioritas = Rp 4.000,00 x 25 = Rp100.000,00
Rp800.000,00
= Rp656.250,00
= Rp93.750,00
Maka Jurnalnya:
Daftar Pustaka
Sanata Dharma University (2019). Uang Muka Investasi Adalah Penempatan. Dikutip 30
September 2019 dari Laman Course Hero: Https://Www.Coursehero.Com/File/P1bjo31/C-Uang-
Muka-Investasi-INVESTASI-ADALAH-PENEMPATAN-UANG-TAU-DANA-DENGAN-
HARAPAN/