(PKFA2 - 2019) - 1.1 - Titrasi Alkalimetri - Ashfar Kurnia PDF
(PKFA2 - 2019) - 1.1 - Titrasi Alkalimetri - Ashfar Kurnia PDF
TITRASI ALKALIMETRI
1.1 TUJUAN
a. Mengetahui normalitas NaOH dengan baku primer KHP.
b. Menetapkan kadar zat dalam sampel.
1.2 TEORI
1.2.1 Konsep Asam-Basa
Prinsip reaksi asam basa adalah terjadinya reaksi penetralan antara asam dengan basa
atau sebaliknya, dimana ion H+ dari asam akan bereaksi dengan OH- dari basanya
membentuk molekul air yang netral (memiliki pH=7). Dalam konteks titrasi asam
basa dapat dikatakan bahwa reaksi penetralan zat pentiter (titran) dan zat yang dititrasi
(titrat).
1.2.2 Reaksi Netralisasi
Dengan mengetahui pH akhir titrasi, dapat ditentukan indikator yang tepat antara lain:
a. Netralisasi asam kuat dengan basa kuat
Keasaman pada titik ekivalen ini dimana ekiven asam sama dengan ekivalen basa
yaitu 7. Dikarenakan tidak ada indikator yang tepat 7 maka ada 2 alternatif
indikator yang digunakan yaitu, jika titran yang digunakan adalah basa maka
menggunakan indikator fenolftalein (PP) karena satu tetes kelebihan akan terjadi
loncatan pH ke arah basa, namun jika titran yang digunakan adalah asam maka
digunakan indikator metil merah karena satu tetes keleihnanya akan loncat ke pH
asam.
b. Netralisasi asam kuat dengan basa lemah
Titik ekivalen berada didaerah asam maka indikator yang dapat digunakan adalah
metil merah, brom fenol biru, berok kresol hijau.
c. Netralisasi asam lemah dengan basa kuat
Titik ekivalen berada didaerah basa maka indikator yang dapat digunakan adalah
fenolftalein, timol biru, timol ftalein.
d. Netralisasi asam lemah dengan basa lemah
Dalam titrasi ini tridak terjadi lonjakan pH yang besar sehingga indikator-
indikator sederhana tidak dapat digunakan karena tidak dapat
menunjukkanperubahan warna yang tajam pada titik ekivalen, karena itu
sebaiknya dipakai indikator campuran, misalnya campuran netral merah dengan
metilen biru.
1.2.3 Indikator
Untuk menentukan titik akhir dari sebuah titrasi diperlukan suatu senyawa yang dapat
menunjukkan perubahan yang terjadi yang dikenal sebagai senyawa indikator.
indikator merupakan senyawa asam atau basa organik lemah yang akan mengalami
perubahan warna pada lilngkungan pH tertentu. Perubahan warna terjadi karena
adanya perubahan komposisi senyawa indikator dalam bentuk molekul dan terion,
yang mana bentuk molekul dan bentuk ionnya memiliki warna yang berbeda. Berikut
ini beberapa contoh indikator yang biasa digunakan dalam titrasi asam basa
No Indikator Rentang pH Perubahan Warna
1. Metil Kuning 2,9 – 4,0 Merah – kuning
2. Metil Jingga 3.0 – 4.5 Merah – jingga
3. Brom Kresol Hijau 3.8 – 5.4 Kuning – hijau
4. Metil Merah 4.2 – 6.3 Kuning – merah
5. Brom Tymol Blue 6.0 – 7.6 Kuning –biru
6. Fenol Merah 6.8 – 8.0 Kuning – merah
7. Timol Biru 9.0 – 9.6 Kuning – biru ungu
8. Fenolftalein 8.2 – 10.0 Tidak berwarna – merah
9. Alizarin Kuning 10.1 – 12.0 Kuning – merah
1.6.9 Barbital
Timbang seksama 400 mg, larutkan dalam campuran 25 ml air dan 40 ml etanol
(95%) P. titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan indicator 7 tetes larutan timol
ftalein P. lakukan penetapan blanko.
Tiap ml NaOH 0,1 N setara dengan 18,419 mg C8H12N2O3.
1.6.10 Formaldehid
Timbang seksama 3 g larutan formaldehid, tambahkan pada campuran 25 ml
hydrogen peroksida encer dan 50 ml NaOH 1 N. Hangatkan di atas penangas air
hingga pembuihan berhenti. Titrasi dengan asam klorida 1 N menggunakan indicator
PP.