Air Lindi
Air Lindi
METODE KIMIA-FISIKA
Gina Lovasari
Prodi S-1 Teknik Lingkungan UNLAM
ABSTRAK
Dalam pengolahan air lindi dengan metode kimia fisika terdapat dua metode, yaitu
metode elektro-koagulasi meggunakan elektroda aluminium dan besi, yang kedua dengan
proses adsorpsi. Dalam metode yang pertama terdapat 2 proses yaitu EC (electro
coagulation) dan CC (chemical coagulation), dari dua proses ini yang lebih unggul
adalah EC. Untuk metode kedua terdapat 2 metode lagi. Pertama adalah pretreatment
menggunakan kapur, yang kedua adalah proses adsorpsi butiran karbon aktif. Walaupun
metode kedua ini keluarannya sesuai dengan standar Turki tetapi hanya dapat mereduksi
jumlah COD, sedangkan metode pertama tidak hanya dapat mereduksi COD tetapi juga
lumpur dan sulfat. Perbandingan biayanya pun sangat signifikan.
Kata kunci : Air lindi, metode kimia-fisika, elektro-koagulasi, adsorpsi butiran karbon
aktif
PENDAHULUAN
Dewasa ini, seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin tahun
semakin meningkat di berbagai kota besar di Indonesia, maka semakin meningkat
pula konsumsi masyarakat yang kemudian akan menghasilkan sampah dari
konsumsi tersebut. Akan tetapi, dapat kita lihat dengan jelas, sampah di negara ini
khususnya di daerah kita sendiri belum dapat dikelola dengan baik. Walaupun
sampah-sampah tersebut berada ditempat pembuangannya, sampah tersebut tetap
dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan kita akibat kurangnya
pengelolaan. Padahal, tanpa kita sadari sampah adalah bahan yang mengandung
zat-zat cukup berbahaya bagi kehidupan kita.
Sampah menghasilkan suatu cairan yang dinamakan dengan air lindi yang terjadi
akibat adanya interaksi antara sampah tersebut dengan air hujan secara bersamaan.
Air lindi merupakan sumber dari pencemaran tanah dan air tanah. Berdasarkan
dari data yang diperoleh, diketahui bahwa komposisi dari air lindi sangat banyak.
Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena berbagai faktor diantaranya berasal dari
sampah lain disekitarnya yang juga menghasilkan air lindi tersebut. Namun, secara
umum adanya COD, nitrogen Ammonia, pH, warna dan bau menjadi parameter
utama dalam proses terbentuknya air lindi yang dapat menyebabkan kerusakan
serius bagi air permukaan dan air tanah. Dalam air lindi terdapat zat pencemar yang
secara umum dapat menyebar secara luas sekali dalam kurun waktu 1 (satu) tahun,
kemudian mengalami penurunan secara bertahap dari tahun ke tahun. Gejala ini
terdapat di senyawa organik dan indikator utamanya adalah COD (Chemical
Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand) (E. Maranon et al.
2003).
Berbagai macam metode pengolahan air lindi baik dengan cara fisika, kimia,
maupun biologi yang mana akan digunakan untuk kombinasi. Proses
kombinasi yang sukses diterapkan adalah koagulasi-flokulasi + pengolahan
biologi, oksidasi fotokimia + diaktifkannya lumpur, Fe(III) koagulasi klorida +
foto-oksidasi, dan ozonisasi + penyerapan (Kargi and Pamukoglu, 2003 ; Koh
et al, 2004 ; Wang et al, 2002 ;Rivas, 2003; Melike et al. 2007)
Pembahasan ini difokuskan kepada penelitian terhadap efisiensi dan biaya
pengolahan air lindi dari sampah perkotaan.ada dua alternatif yang
dibandingkan untuk mengetahui efisiensi dan biaya pengolahan. Alternatif
pertama adalah pretreatment dengan kapur, pelepasan ammonia, netralisasi.
Alternatif kedua adalah koagulasi kimia, pelepasan ammonia, dan penyerapan
butiran karbon aktif.
Pada metode ini, air lindi yang digunakan sebanyak 50 liter. Padatan terendap
(SS), pH, alkalinitas, COD, dll. Sampel air lindi dan karakteristiknya ditentukan
oleh metode standar (APHA, 1998; Melike et al. 2007).
1. Pretreatment dengan kapur, pelepasan ammonia, dan netralisasi.
Meskipun koagulasi atauflokulasi adalah teknik yang relative sederhana,
pengolahan ini hanya dapat menghilangkan COD dan TOC. Dalam
literature ini, banyak laporan yang berkaitan dengan pengolahan lindi secara
kimia. Amokrane et al. (1997) dalam Melike et al. (2007) melaporkan
bahwa di landfill tua air lindi hilang antara 10% - 25%. Tatsi et al. (2003)
dalam Melike et al. (2007), penghapusan COD diperoleh sebesar 30% dan
45% hany dengan menggunakan kapur. Kemajuan penghapusan ini
mencapai 75% dengan penambahan FeCl dalam kapur.
2. Koagulasi kimia, pelepasan ammonia, dan penyerapan butiran karbon aktif
(GAC).
Hasil yang diperoleh disini menunjukkan bahwa limbah dari pengolahan
kimia tidak sesuai dengan aturan ambang batas limbah dan diperlukan
langkah untuk menurunkan kadarnya hingga limbah tersebut tidak
berbahaya lagi. Oleh karena itu, adsorpsi GAC perlu dipelajari untuk
mencapai standar keluaran limbah.
Dalam pembahasan ini padatan tersuspensi , COD, logam berat dalam air lindi
telang hilang masing-masing 82%, 19%, dan 60% dengan pengolahan
menggunakan kapur. Air lindi dapat juga bercampur dengan air limbah
perkotaan dengan persentase 2% - 5% (Christensen et al, 1992; Melike et al.
2007). Penggunaan campuran ini sangat berguna untuk dana pengolahan di
negara berkembang. Hanya proses koagulasi kimia yang tidak cukup rendah
mengurangi COD untuk mematuhi standar yang menentukan langkah polishing
mahal seperti adsorpsi GAC.
Table 1. perbandingan evaluasi biaya masing-masing alternatif untuk kapasitas 350
m3 perhari
Pengolah Modal Biaya Biaya Biaya Total biaya COD Pemenu
an (USD) pelaksana pelaksanaan pemeliharaan tahunan (mgL- han
alternatif an per- per-tahun (USD year-1) (USD) 1
) standar
unit (USD (USD year-1) Turki
m3)
Kapur 61,000 5 638,750 8000 646,750 19200 Tidak
ada
Adsorpsi 134,000 18 2,299,500 20000 2,319,500 160 Di
GAC terima
Diasumsikan bahwa GAC akan diganti seluruhnya setiap 2 tahun sekali dan
regenerasi uap harian di 120 °C untuk setipa kolom akan dilaksanakan.
KESIMPULAN
2 metode pengolahan air lindi dalam proses kimia fisika adalah pengolahan air
lindi dengan metode elektro-koagulasi menggunakan elektroda aluminium dan
besi, pengolahan air lindi dengan kombinasi metode kimia fisika dengan proses
penyerapan (adsorpsi).
Dalam pengolahan pertama ada dua proses yaitu EC dan CC. hasil analisis untuk
pengolahan air lindi telah menunjukkan bahwa proses EC yang lebih efisien dalam
penghapusan COD dan penurunan produksi lumpur serta sulfat. Juga terlihat bahwa
elektroda Al lebih baik daripada Fe dalam penghapusan COD dan penurunan
produksi lumpur. Walaupun ini membuktikan keunggulan keunggulan EC terhadap
CC. peningkatan pH secara dramatis akan menurunkan biaya tambahan untuk
pelepasan ammonia. Dapat disimpulkan bahwa pretreatment air lindi dapat dicapai
dengan biaya rendah dan dalam waktu yang singkat.
Untuk pengolahan kedua terdapat dua metode alternatif, yaitu pretreatment dengan
menggunakan kapur dan adsorpsi butiran karbon aktif. Pengolahan yang kedua,
proses adsorpsi yang diikuti oleh koagulasi kimia menghasilkan limbah yang sesuai
dengan modal dan biaya pelaksanaan yang mahal. Akan tetapi, walaupun alternatif
pertama tidak langsung sesuai dengan standar. Metode tersebut dapat diterapkan
dan merupakan pilihan yang murah daripada proses adsorpsi.
Dari kedua metode pengolahan ini, metode pertama lebih baik diterapkan.
Disamping biayanya murah, cepat, dan tidak hanya mereduksi COD saja tetapi juga
pembentukan lumpur dan sulfat. Metode kedua yang menggunakan kapur dalam
pengolahannya memang murah, tetapi hanya mampu mereduksi COD saja.
Sedangkan proses adsorpsi biaya operasionalnya tergolong mahal dan juga hanya
mereduksi COD saja, walaupun telah memenuhi standar Turki.
DAFTAR PUSTAKA
Christensen T.H, Cossu R, and Stegman R, 1992. Landfilling of Waste; leachate.
Elsevier Science Publishers Ltd. London. UK
E. Maranon, L. Castrillon, M. Ulmanu, I. Anger, 2003. Composition and treatment
leachates from sanitary landfill. Spain. University of Oviedo. http://
www.gen.teithe.gr/~bena/VOL4NO2_2003/Paper25.pdf. diakses tanggal 30
September 2009.
Fatih Ilhan, Ugur Kurt, Omer Apaydin, M. Talha Gonullu, 2007. Treatment of
leachate by electrocoagulation using aluminium and iron electrodes.
Turkey. Yildiz Technical University.
http://www.yildiz.ede.tr/~filhan/Leachate_Electrocoagulation.pdf. Diakses
pada tanggal 30 September 2009.
Kargi F, and Pamukoglu M.Y, 2003. Powered activated carbon added biological
treatment of pre-treated landfill leachate in a fed-batch reactor.
Biotechnology Letters 25(9): 695-699.
Koh I, Chen-Hamacher X, Hicke K, and Thiemann W, 2004. Leacheate treatment
by the combination of photochemical oxidation with biological process.
Journal of Photochemistry and Photobiology A: Chemistry 162:261-271.
Melike Yahh Kihe, Kadir Kestioglu dan Taner Yonar, 2007. Landfill leachate
treatment by the combination of physicochemical methods with adsorption
process. Turkey. Uludag University.
http://jbes.uludag.edu.tr/PDFDOSYALAR/mak-7.pdf. diakses pada tanggal
30 September 2009.
Rivas F.J, Beltra F, Gimeno O, Acedo B, and Carvalho F, 2003. Stabilized
leachates:ozone-activated carbon treatment and kinetics. Water Research
37: 2376-2386.
Wang Z, Zhang Z, Lin Y, Deng N, Tao T, Zhuo K, 2002. Landfill leanhate
treatment by a coalgulation-photooxidation process. Journal of Hazardous
Materials 95: 153-159