“PEMERIKSAAN MATA”
Oleh :
RATIH AYU RADITYAWATI AZ ZAHRA
201910330311003
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH MALANG
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
cahaya masuk ke retina agar dapat diproses oleh otak untuk membentuk sebuah
gambar. Struktur mata yang berkontribusi dalam proses refraksi ini adalah kornea,
lensa, aqueous dan vitreous humor. Cahaya yang masuk akan direfraksikan ke retina,
yang akan dilanjutkan ke otak berupa impuls melalui saraf optik agar dapat diproses
oleh otak. Kelainan refraksi ini terjadi apabila fungsi refraksi pada mata tidak dapat
berjalan dengan sempurna. Kelainan refraksi merupakan suatu kelainan pada mata
yang paling umum terjadi. Keadaan ini terjadi ketika cahaya tidak dibiaskan tepat
pada retina sehingga menyebabkan penglihatan kabur. Kelainan refraksi secara umum
dapat dibagi menjadi 4 bentuk yaitu miopia, hiperopia, astigmatisma, dan presbiopia.
Miopia terjadi apabila cahaya dibiaskan di depan retina; hiperopia terjadi apabila
cahaya dibiaskan di belakang retina; astigmatisma terjadi apabila sinar yang dibiaskan
tidak terletak pada satu titik fokus; sedangkan presbiopia adalah hilangnya daya
refraksi dapat diakibatkan karena kelainan kurvatur atau kelengkungan kornea dan
lensa, indeks bias ataurefraktif, dan kelainan aksial atau sumbu mata. Kelainan
refraksi dapat terjadi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain umur, jenis
kelamin, ras, lingkungan dan genetik. Kelainan refraksi ini merupakan salah satu
kelainan mata yang jarang mendapat perhatian oleh masyarakat. Kelainan refraksi
Mahasiswa mampu:
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
pemeriksaan tajam penglihatan, pemeriksaan segmen depan bola mata yang meliputi
pemeriksaan palpebra, silia, kornea, konjungtiva, bilik mata depan, iris, pupil, lensa
dan vitreus anterior. Pemeriksaan segmen depan bola mata meliputi pemeriksaan
vitreus posterior, retina, dan papil saraf optik. Pemeriksaan tekanan bola mata
pemeriksaan pergerakan bola mata dilakukan untuk menilai fungsi ke enam otot
penggerak bola mata yaitu otot rektus superior, medial, inferior, lateral, otot oblikus
superior dan oblikus inferior. Pemeriksaan lapang pandangan dilakukan dengan cara
konfrontasi.
2.2 PEMERIKSAAN
kanan. Menutup bisa memakai telapak tangan kiri atau occluder yang diletakkan
- Huruf / angka / gambar / huruf E yang berbeda-beda arah dengan berbagai ukuran,
makin ke bawah makin kecil, di pinggir dari tiap baris terdapat angka yang
menunjuk jarak yang diperlukan bagi orang normal untuk dapat melihat dengan
jelas. (contoh:Bila pemeriksaan pada jarak 6m, penderita (dengan satu mata)
hanya dapat membaca huruf yang bertanda 10 m, maka visus mata tersebut adalah
- Bila huruf baris paling atas pun tidak terbaca, maka diperiksa dengan hitungan jari
- Bila tidak bisa menghitung jari, digunakan goyangan tangan dengan jarak 1 meter,
- Bila tidak bisa melihat goyangan tangan, digunakan berkas cahaya dengan jarak 1
- Bila dengan tes pinhole visus maju/ membaik (bisa 6/6), berarti terdapat kelainan
- Bila dengan tes pinhole visus tidak maju/ tidak membaik kemungkinan terdapat
kelainan organik.
- Apabila pinhole maju/ membaik maka dicoba untuk dikoreksi dengan lensa
- Bila setelah koreksi maksimal visus belum mencapai 6/6, dilakukan pemeriksaan
astigmat dial
- Bila pada astigmat dial melihat ada garis yang paling tegas, diperiksa dengan
lensa cylindris negatif atau positif (dengan metode trial and error) dimana axisnya
tegak lurus pada garis yang paling tegas tersebut, sampai dapat mencapai 6/6.
Ishihara.
- Periksa mata dari bagian luar kedalam, dimulai dari mata kanan kemudian kiri;
menggunakan loupe dan senter yang terang dan dapat difokuskan dengan baik.
- Periksa lebar rima palpebra, kanan kiri sama lebar atau tidak, gerakan membuka
bagian superior).
- Perhatikan kornea (menggunakan lampu senter dari arah 450 temporal kornea
menggunakan kapas bersih yang dipilin, dengan cara kapas disentuhkan dari arah
- Periksa kedalaman bilik mata depan dengan sinar yang diarahkan dari temporal
- Periksa reflex pupil terhadap cahaya langsung (direct), cahaya tidak langsung
(indirect). Perhatikan pula bentuk pupil, bulat atau tidak, sentral atau tidak.
- Penderita duduk.
gunakan mata yang kanan juga, jari telunjuk berada pada panel pengatur ukuran
- Pandangan penderita diminta memfiksasi suatu titik jauh tak terhingga atau ± 6m.
sedangkan jari telunjuk berada pada panel pengatur ukuran lensa, siap untuk
menyesuaikan ukuran lensa sehingga dapat diperoleh bayangan yang paling tajam.
Pada latihan ini akan dilatih cara pengukuran tekanan bola mata dengan cara
subyektif, yaitu dengan palpasi, dan dengan cara obyektif, mempergunakan alat yang
disebut Tonometer Schiotz. Tonometer Schiotz adalah alat pengukur tekanan bola
mata dengan cara indentasi kornea. Dengan menggunakan beban dengan berat
tertentu (mulai 5gr, 7.5gr, dan 10gr) yang mempunyai bentuk permukaan sesuai
dengan permukaan kornea dan diletakkan pada kornea. Tinggi rendahnya tekanan
bola mata menentukan besar kecilnya indentasi yang ditimbulkan oleh alat tersebut.
- Jari telunjuk kanan dan kiri pemeriksa bergantian menekan bola mata (dimata
yang sedang diperiksa) pada kelopak atas kearah belakang bawah (450) dengan
halus dan penuh perasaan. Tiga jari yang lain bersandar pada kening dan tulang
Persiapan alat :
Persiapan penderita :
- Penderita diberi penjelasan tentang apa yang akan dilakukan, cara pemeriksaan
ditetesi Panthocaine 0,5% atau 2%, 1 – 2 tetes, 5 menit kemudian ditetesi lagi satu
tetes.
memfiksasi kepada ibu jarinya yang diacungkan di atasnya, sehingga sumbu optik
- Kelopak atas dan bawah dibuka lebar dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu
jari tangan kiri, tidak boleh menekan bola mata, kemudian tonometer diletakkan
dengan hati- hati pada permukaan kornea, tepat di tengah, tanpa menggeser, posisi
benar-benar vertikal.
- Cara baca dan menuliskan hasil : Misalnya dengan beban 5,5 gram simpangan
jarum tonometer menunjukkan angka 5 pada tabel terlihat hasilnya 17,3 mmHg.
medial).
- Diperhatikan gerakan kedua mata, keduanya bebas ke segala arah ataukah ada
yang tertinggal.
- Khusus untuk melihat gerakan bola mata ke bawah, angkatlah kedua kelopak atas
- Untuk tes konvergensi, ujung jari/ senter/ ballpen/ pensil dari jarak ± 45 cm di
Perhatikan:
1. Apakah selama dalam gerakan tersebut, kedua mata selalu dalam keadaan sejajar,
Mintalah penderita untuk menutup satu mata tanpa menekannya, duduklah tetap di
depan penderita, dan sama tinggi dengan penderita. Tutuplah mata anda yang tepat
berada di depan mata penderita yang ditutup (bila penderita menutup mata kanannya,
anda menutup mata kiri anda). Dengan perlahan gerakkanlah pensil atau obyek yang
kecil lainnya dari perifer ke arah tengah dari ke delapan arah dan mintalah penderita
memberi tanda tepat ketika dia melihat obyek tersebut. Selama pemeriksaan ini,
jagalah agar obyek selalu berjarak sama dari mata anda dan mata penderita, agar anda
BAB 3
KESIMPULAN
Mata diperiksa dengan berbagai cara tergantung dari letak/fungsi yang akan
Maret : Surakarta