Design PDF
Design PDF
Buku Desain
versi 2.1
Proses Penilaian Tingkat Maturitas SPIP cukup kompleks dan bila digabung dengan
jumlah responden dan sampel unit yang cukup banyak maka proses penilaian tersebut
menjadi semakin kompleks. Untuk itulah diperlukan suatu usaha untuk mempercepat dan
mempermudah proses penilain tingkat maturitas SPIP. Oleh karena itulah Direktorat
Pengawasan Produksi dan Sumber Daya Alam mengembangkan sistem informasi
penilaian maturitas SPIP (SINIMA SPIP) pada lingkup Direktorat Pengawasan Produksi
dan Sumber Daya Alam.
Sistem Penilaian maturitas SPIP ini sudah dibangun dengan diskusi yang cukup
komprehensif dengan pengguna, dan sudah diterapkan pada beberapa kementerian, dan
juga sudah di buat pelatihan untuk beberapa kelas diklat.
Direktur
Salamat Simanullang
Dalam pengembangan aplikasi Penilaian Tingkat Maturitas SPIP hal yang perlu
dipertimbangkan ialah agar aplikasi tersebut dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi para pemakainya.
Oleh karena itu ketika mendesain aplikasi ini, kami menggunakan kerangka inovasi
proses daripada kerangka proses pengembangan software pada umumnya. Kerangka
inovasi ini kemudian dipadukan dengan framework TOGAF versi 9.1 dari Open Group
Standard untuk mendesain arsitekturnya terutama dalam Architecture Development
Method.
Aplikasi yang saat ini dikembangkan sudah selesai sampai dengan penentuan nilai akhir
tingkat maturitas SPIP sesuai Pedoman Penilaian Maturitas SPIP. Masih banyak peluang
penyempurnaan aplikasi terutama untuk proses setelah penentuan skor akhir.
Akhir kata, semoga aplikasi ini dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi para pemakainya.
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ………………………………………………………………...... i
Daftar Isi ………………………………………………………………………… ii
Bab I : Pendahuluan…………………………………... 1
A. Latar Belakang ……………………………………... 1
B. Tujuan Pengembangan............... 3
C. Lingkup Pengembangan............. 3
D. Metodologi Pengembangan............. 3
E. Strategi Pengembangan............. 5
F. Tahapan Pengembangan.................. 6
Bab II : Identifikasi Proses untuk Inovasi.............................................. 8
Bab III : Teknologi Enabler..... ..................................................... 11
Bab IV : Visi Proses..... ..................................................... 13
Bab V : Pemahaman Proses Yang Ada..... ..................................................... 14
A. Pemahaman Proses Survai Persepsi...................... 14
B. Pemahaman Proses Pengujian Bukti........................ 15
C. Persyaratan Khusus Penilaian Maturitas SPIP........ 17
bab i
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam penilaian tingkat maturitas SPIP pada Ditwas PSDA, Direktur menginginkan
bahwa semua pegawai terutama para PFA harus berkontribusi dalam penilaian tingkat
maturitas SPIP tersebut. Untuk melaksanakan perintah Direktur tersebut maka ada
beberapa kendala yang harus diatasi, yaitu jumlah pegawai direktorat yang berjumlah
60 orang tersebar dalam beberapa lokasi yang berlainan yaitu di lantai 6 Gedung
Kantor Pusat BPKP (dalam 2 ruang yang berbeda yang bersebelahan) dan di Lantai 4
Gedung Perwakilan BPKP. Kendala yang perlu diatasi lainnya yaitu dengan beban
pekerjaan yang banyak maka sebagian pegawai sedang tugas keluar kota sehingga
menyulitkan partisipasi dalam pengisian kuesioner penilaian tingkat maturitas SPIP.
Jumlah pegawai yang banyak juga menimbulkan biaya foto copy yang besar dalam
penyalinan kuesioner penilaian, juga membutuhkan waktu dan usaha yang banyak
dalam memproses hasil survei.
Kendala yang lain ialah yang melekat pada proses penilaian maturitas SPIP itu
sendiri. Penilaian maturitas SPIP meliputi 4 unsur yang terdiri dari 25 subunsur dan
tiap subunsur mempunyai 5 pertanyaan sehingga tiap kuesioner mempunyai 125
pertanyaan yang harus diinput dan dianalisa. Penginputan dan analisis semakin rumit
bila pegawai yang berpartisipasi dalam penilaian maturitas SPIP semakin banyak.
Kendala lain terkait proses penilaian maturitas SPIP ialah proses analisis untuk
mendapatkan nilai maturitas baik nilai maturitas awal maupun nilai maturitas akhir.
Pendekatan inovasi proses sesuai dengan pendekatan dalam buku Inovasi Proses:
Rekayasa Ulang Pekerjaan Melalui Teknologi Informasi dengan penulis Thomas H
Davenport, yaitu mengikuti tahap sebagai berikut:
*) Sumber: Inovasi Proses: Rekayasa Ulang Pekerjaan Melalui Teknologi Informasi- Thomas H Davenport
Architecture Development Method dari Framework TOGAF ver 9.1 adalah sebagai
berikut:
Pendekatan pengembangan –
praktisi/double loop learning
Dokumentasi Komunikasi
Metodologi
Penerapan
Proses Siklus Pengembangan Siklus
di lapangan
Penalaran Pembelajaran Aplikasi Pengembangan
Refleksi Feedback
Mindset pengembangan:
Think globally, act locally
PemKab
PemProv
Perwakilan
PemKot
BPKP
Ditwas
Produksi
dan SDA
Kementerian
Kedeputian Direktorat
Lembaga
Dalam tahap ini ditentukan teknologi enabler yang akan digunakan dalam
pengembangan sistem secara keseluruhan.
Dalam tahap ini ditentukan teknologi enabler yang akan digunakan dalam
pengembangan sistem secara keseluruhan.
Dalam tahap ini ditentukan visi yang akan dicapai dari pembangunan sistem.
Dalam Tahap ini dipahami proses yang ada dan ditentukan persyaratan untuk
desain proses
Dalam tahap desain pengembangan sistem dilakukan dua tahap desain yaitu
Sistem yang sudah jadi diuji coba secara online oleh tim penilai maturitas SPIP
Ditwas PSDA.
Sistem digunakan dalam penilaian maturitas SPIP Ditwas PSDA dan unit lain di
BPKP yang membutuhkan.
bab iI
IDENTIFIKASI PROSES UNTUK INOVASI
Dalam mengembangkan sistem informasi yang perlu pertama kali ditetapkan ialah
identifikasi proses yang akan dilakukan inovasi proses. Proses yang dilakukan inovasi
proses dengan enable teknologi informasi adalah proses penilaian maturitas SPIP dari
awal sampai dengan akhir.
Penilaian maturitas SPIP secara sederhana terdiri dari 3 tahap yaitu Tahap Persiapan,
Tahap Pelaksanaan, dan Tahap Pelaporan. Tahap persiapan terkait persiapan penilaian
maturitas SPIP, Tahap Pelaksanaan meliputi proses penilaian maturitas SPIP yang terdiri
dari dua unsur utama yaitu survai persepsi dan pengujian bukti. Tahap Pelaporan meliputi
proses penentuan Area of Improvement (AOI), action plan, sampai dengan pembuatan
laporan penilaian maturitas SPIP.
Tahap pelaksanaan dan Pelaporan secara lebih detail bisa digambarkan dalam
diagram berikut:
Pada tahap pelaksanaan terdapat dua proses utama yaitu survai persepsi dan
pengujian bukti. Survai persepsi digunakan untuk menentukan fokus penilaian unsur
yang akan dilakukan pada pengujian bukti. Pengujian bukti sendiri dibedakan
menjadi dua yaitu fokus penilaian umum dan fokus penilaian khusus.
Dalam proses survai persepsi dilakukan proses pengumpulan kuesioner dan validasi
kuesioner, dan berikutnya penentuan skor penilaian survai persepsi.
Dalam pengujian bukti ada beberapa macam bukti yang dikumpulkan yaitu bukti
dokumentasi, observasi, wawancara, dan kuesioner lanjutan. Wawancara dibagi
menjadi tiga yaitu wawancara kepada pimpinan, wawancara kepada pegawai, dan
wawancara kepada stakeholder.
Penilaian maturitas SPIP meliputi 4 unsur yang terdiri dari 25 subunsur dan tiap
subunsur mempunyai 5 pertanyaan sehingga tiap kuesioner mempunyai 125
pertanyaan yang harus diinput dan dianalisa. Penginputan dan analisis semakin rumit
bila pegawai yang berpartisipasi dalam penilaian maturitas SPIP semakin banyak.
Kompleksitas penilaian lebih lanjut terdapat pada pengujian bukti dimana ke 125
pertanyaan kuesioner tersebut lebih lanjut dibuktikan dengan bukti pengujian yang
bermacam-macam yaitu bukti dokumentasi, observasi, wawancara, dan kuesioner
lanjutan.
BAB III
TEKNOLOGI ENABLER
Dalam mengembangkan SINIMA SPIP perlu diketahui teknologi utama yang akan
digunakan sebagai pengungkit dalam membangun sistem. Dari spesifikasi sistem yang
telah diberikan dalam tahap sebelumnya dan berdasarkan perkembangan teknologi
terbaru maka teknologi enabler yang digunakan ialah Responsive Web Design
Spesifikasi sistem monitoring online mensyaratkan bahwa sistem ini dapat diakses baik
secara desktop, tablet, netbook maupun mobile/smartphone. Untuk menjawab spesifikasi
yang disyaratkan tersebut dan berdasarkan konsep teknologi terbaru saat ini maka
dijatuhkan pilihan untuk menggunakan konsep Responsive Web Design.
Secara sederhana tehnik responsive web design adalah membuat website dapat dibuka
melalu media apa saja baik desktop maupun mobile tanpa kehilangan content atau isi dari
website tersebut dan tetap mudah dalam hal navigasi dan membaca isi dari web tersebut.
Responsive web design merupakan pilihan desain terbaik untuk saat ini. Dengan desain
tersebut otomatis tampilan konten akan menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan berbagai
resolusi perangkat. Desain ini tidak dibuat hanya untuk resolusi tertentu melainkan desain
dapat menyesuaikan diri pada berbagai perangkat dan resolusi apa saja.
1. Sangat baik, dikarenakan dengan desain web tersedia untuk semua perangkat dan
resolusi
2. Pengelolaan web akan sangat mudah baik dalam hal desain dan juga maintenance
website
1. Membutuhkan perencanaan dan persiapan yang lebih matang pada tahap desain
BAB IV
VISI PROSES
Dalam mendesain proses baru maka yang perlu ditentukan ialah visi dari proses baru.
Terkait dengan visi proses baru penilaian maturitas SPIP maka diharapkan bahwa proses
baru dapat mencapai target dari pelaksanaan penilaian maturitas SPIP yaitu terkait
cakupan (scope), waktu (schedule), dan biaya (cost). Dengan demikian visi dari proses
baru ialah penilaian maturitas SPIP yang on time, on budget, on scope (OTOBOS).
Secara lebih detail maka sasaran visi ialah
Scope
Kerja Tepat
Kerja Cepat
Kerja Akurat
Quality
Schedule Cost
Kerja Hemat/Mudah
BAB V
PEMAHAMAN PROSES YANG ADA
Dalam menentukan desain proses baru yang lebih efisien dan efektif diperlukan
pemahaman kinerja proses yang sekarang. Dari pemahaman proses yang ada maka akan
dapat ditentukan persyaratan yang harus tentukan solusinya dalam desain proses yang
baru.
Dalam proses penilaian melibatkan banyak biaya baik biaya uang maupun tenaga.
Dalam proses survai persepsi secara manual maka diperlukan penyalinan dan
penyebaran kuesioner survai persepsi ke masing-masing responden, pengambilan
hasil jawaban kuesioner masing-masing responden, penginputan kuesioner, validasi
kueesioner, dan pembuatan skor survai persepsi.
Biaya fotokopi kuesioner menjadi semakin tidak layak untuk jumlah responden yang
semakin besar. Misal dalam konteks Kementerian besar dengan responden hanya
kantor pusat diambil sekitar 4000 orang, maka bila biaya fotokopi per kuesioner yang
terdiri dari dari 125 pertanyaan dalam 10 lembar dengan asumsi biaya fotokopi per
lembar ialah Rp 100,- maka bisa dihitung bahwa biaya fotokopi untuk survai persepsi
tersebut dibutuhkan biaya foto kopi sekitar Rp 4.000.000,-
Biaya berikutnya ialah biaya untuk mengumpulkan hasil jawaban kuesioner. Penilai
maturitas SPIP harus mengumpulkan dari semua responden yang tersebar tersebut,
hal ini menyangkut biaya transportasi dan juga tenaga penilai untuk mengingatkan
responden yang belum menjawab kuesioner.
Setelah kuesioner diinput maka perlu dilakukan validasi kuesioner, validasi ini
menyulitkan untuk responden yang besar, misal dengan kuesioner 4000 responden
maka pertanyaan yang perlu divalidasi ialah 125 pertanyaan X 4000 kuesioner,
sehingga mungkin mengakibatkan ketidakakurasian dalam validasi hasil kuesioner.
Dalam proses penghitungan skor, dengan jumlah responden yang semakin besar maka
ketidakakurasian penilaian semakin tinggi sehingga hasil penghitungan skor bisa
menjadi tidak akurat.
Dengan kondisi seperti diatas maka dalam survai persepsi kebutuhan yang
disyaratkan untuk pengembangan sistem ialah
1. Mengurangi atau menghilangkan biaya yang timbul dari proses survai persepsi
baik biaya fotokopi, biaya penyebaran, biaya pengambilan kuesioner, biaya
pentabulasian kuesioner, biaya validasi kuesioner, dan biaya penghitungan skor
survai persepsi.
2. Menjaga keakuratan dan kecepatan survai persepsi baik dalam pentabulasian,
validasi maupun penilaian skor persepsi.
3. Melakukan monitoring terhadap responden dalam tahapan survai persepsi terkait
penyebaran, jawaban, dan penerimaan kuesioner responden.
Dari hasil survai persepsi maka dilanjutkan dengan proses pengujian bukti, proses
pengujian bukti diawali dengan proses penentuan fokus pengujian.
Dalam penentuan fokus pengujian yang perlu diketahui ialah nilai survai persepsi per
sub unsur, inkonsistensi jawaban kuesioner per subunsur, dan ke-ekstrim-an hasil
jawaban kuesioner per subunsur. Pada proses penentuan fokus pengujian manual hal
yang paling sulit dihitung ialah inkonsistensi jawaban kuesioner per subunsur. Hal ini
karena terkait validasi jawaban kuesioner, yang dalam proses manual lebih mungkin
tidak akurat dengan semakin banyaknya responden. Aspek penting proses penentuan
fokus pengujian manual ialah logika dari keputusan apakah unsur tersebut perlu
divalidasi atau tidak, dan bila divalidasi sampai pertanyaan keberapakah masing-
masing subunsur akan divalidasi. Logika ini tidak secara penuh eksplisit ditentukan
dalam pedoman, misal bagaimana bila suatu subunsur mempunyai nilai ekstrim 0
(nol) maka berapakah tingkat pertanyaan subunsur yang akan divalidasi.
Dari hasil penentuan fokus pengujian maka perlu dilanjutkan dengan proses
pengujian bukti yang sebenarnya. Yang cukup sulit dilakukan dalam proses manual
ialah bagaimana menentukan bukti yang perlu dikumpulkan agar sesuai dengan fokus
pengujian yang telah ditentukan, hal ini karena dalam pedoman hanya dicantumkan
daftar bukti yang harus dikumpulkan belum mengkait langsung dengan subunsur
yang menjadi fokus pengujian.
Bila telah dibuat suatu daftar bukti yang perlu diuji sesuai fokus pengujian, maka
tantangan terberat berikutnya ialah pengumpulan bukti itu sendiri. Pengumpulan bukti
yang bermacam-macam dan tersebar dalam beberapa satuan kerja menyulitkan dalam
proses pengumpulan bukti. Hal yang paling sulit ialah menentukan siapa pihak yang
mengetahui keberadaan bukti tersebut dan siapa yang menyimpan bukti tersebut.
Setelah bukti dikumpulkan, maka bukti tersebut perlu diuji apakah bukti tersebut
dapat digunakan sebagai bukti yang memenuhi syarat dari tiap kebutuhan bukti
masing-masing subunsur dan tingkatan SPIP. Hasil penilaian ini kemudian
dikumpulkan, diringkas, dan disajikan dalam suatu tabulasi pengujian untuk
menghitung skor pengujian bukti. Proses penilaian dan peringkasan dalam suatu
tabulasi dalam suatu proses penilaian manual adalah cukup sulit, hal ini karena
banyaknya bukti yang dikumpulkan.
Dengan kondisi seperti diatas maka dalam pengujian bukti maka kebutuhan yang
disyaratkan untuk pengembangan sistem ialah
Sejalan dengan proses penilaian maka ada beberapa hal yang diyaratkan dalam
pengembangan sistem, yaitu sebagai berikut:
1. Dalam suatu tahun dimungkinkan lebih dari satu kali penilaian, dan penilaian
tersebut mungkin melibatkan tidak hanya pada level kementerian/lembaga/pemda
tetapi juga penilaian tingkat yang lebih kecil misalnya tingkat direktorat.
2. Inspektorat sebagai penilai maturitas SPIP terdiri dari beberapa unit yang tiap unit
memangku satuan kerja tersendiri, dengan demikian diharapkan tiap unit
inspektorat hanya bisa mengisi satker yang diampunya dan tidak bisa mengedit
satker yang tidak diampunya. Begitu juga dengan unit counter part hanya bisa
mengisi satker counter part yang bersangkutan.
3. Dalam pengisian responden sebaiknya anonymous artinya responden dalam
menjawab survai persepsi dirahasiakan identitasnya untuk menjaga privasi
jawaban.
4. Dalam pembuatan sistem, semua persyaratan dokumen yang tertera dalam
dokumen pedoman penilaian maturitas SPIP harus bisa juga dihasilkan oleh
sistem.
5. Sistem sebaiknya bisa diakses dalam berbagai alat (Handphone, web, tablet, dlsb).
Sehingga memudahkan dalam akses sistem.
6. Sistem harus memperkuat peran SPIP dalam organisasi yang bersangkutan.
7. Sedapat mungkin mengurangi proses penginputan yang besar, misal penginputan
data pegawai bisa dilakukan melalui excel.
8. Sistem membantu pengguna dalam melaksanakan semua persyaratan tahap
penilaian maturitas SPIP yang harus diikuti.
BAB Vi
DESAIN SISTEM UMUM
Berdasarkan spesifikasi sistem dan teknologi enabler maka dapat ditentukan desain
sistem. Desain sistem menentukan desain secara umum pengembangan sistem, yang akan
ditindak lanjuti dengan desain sistem secara lebih detail.
Berdasarkan spesifikasi sistem yang telah disyaratkan dalam pemahaman proses yang ada
dan teknologi enabler yang dipilih maka dapat digambarkan konsep solusi pengembangan
sistem penilaian maturitas SPIP (SINIMA SPIP) sebagai berikut:
No Persyaratan Desain
A. Persyaratan Proses Survai Persepsi
1 Mengurangi atau menghilangkan biaya yang Sistem online yang dapat diakses
berbagai gadget yang ada
timbul dari proses survai persepsi baik biaya
fotokopi, biaya penyebaran, biaya
pengambilan kuesioner, biaya pentabulasian
kuesioner, biaya validasi kuesioner, dan biaya
penghitungan skor survai persepsi.
2 Menjaga keakuratan dan kecepatan survai Sistem online yang dapat diakses
berbagai gadget yang ada
persepsi baik dalam pentabulasian, validasi
maupun penilaian skor persepsi.
3 Membantu dalam proses pengumpulan bukti Pengenalan peran counter part yang
bisa mengisi langsung ke sistem
pengujian.
C. Persyaran Khusus
1 Dalam suatu tahun dimungkinkan lebih dari Sistem didesain dalam bentuk
Project based
satu kali penilaian, dan penilaian tersebut
mungkin melibatkan tidak hanya pada level
kementerian/lembaga/pemda tetapi juga
penilaian tingkat yang lebih kecil misalnya
tingkat direktorat.
2 Inspektorat sebagai penilai maturitas SPIP Sistem didesain user tertentu hanya
bisa mengakses menu tertentu
terdiri dari beberapa unit yang tiap unit
memangku satuan kerja tersendiri, dengan
demikian diharapkan tiap unit inspektorat
hanya bisa mengisi satker yang diampunya
dan tidak bisa mengedit satker yang tidak
diampunya. Begitu juga dengan unit counter
part hanya bisa mengisi satker counter part
yang bersangkutan.
6 Sistem harus memperkuat peran SPIP dalam Sistem bisa menghasilkan nilai
penilaian masing-masing satker,
organisasi yang bersangkutan. dan melibatkan masing-masing
satker dalam proses penilaian
melalui counter part.
7 Sedapat mungkin mengurangi proses Bulk import dari excel ke sistem
penginputan yang besar, misal penginputan
data pegawai bisa dilakukan melalui excel.
BAB Vii
IMPLEMENTASI DESAIN SISTEM
Berdasarkan desain yang telah ditentukan maka dibuat rancangan konsep desain yang
akan diimplementasikan oleh sistem. Berikut rincian implemenetasi desain dari sistem
yang akan dibuat.
1. SIMPLIFIED PROCESS
Dalam tahap survai persepsi ialah proses yang diefisienkan ialah dalam penyebaran
dan pengisian kuesioner (online), monitoring pengisian kuesioner, tabulasi, validasi
dan penghitungan skor survai persepsi, sehingga menyisakan hanya satu proses non
otomasi yaitu pengisian kuesioner yang memang harus dilakukan oleh responden.
Dalam tahap pengujian bukti, proses otomasi dilakukan mulai dari penentuan fokus
pengujian bukti dalam bentuk saran fokus pengujian, penentuan template pengujian
bukti, tabulasi dan monitoring pengisian pengujian bukti, dan penghitungan skor
akhir, sehingga menyisakan satu proses non otomasi yaitu pengisian pengujian bukti
itu sendiri yang memang harus dilakukan oleh asesor dan counter part. Proses non
otomasi lainnya ialah proses yang melibatkan judgement asesor yaitu penentuan
fokus pengujian dan penentuan nilai maturitas per sub unsur SPIP, walaupun
demikian dalam dua proses tersebut proses sudah dibantu dengan diotomasi dengan
membuat saran fokus pengujian oleh sistem, dan tabulasi untuk melakukan penilaian
nilai maturitas.
Manual Process
Identifik Pengola
Penghit Identifik Penghit
asi 4 han
Persiapa Validasi ungan asi ungan
Survei Langkah Langkah hasil Identifik
n Survei Nilai Fokus Nilai
Persepsi Pengujia Pengujian Pengujia asi AOI
Logistik Persepsi Maturit Pengujia Maturit
n Lanjutan n
as Awal n as Akhir
Lanjutan Lanjutan
•Pengga •Tempat •Tabulasi •Tabulasi
ndaan
•Waktu = Proses klerikal Pelaksanaan Kegiatan •Waktu
•Akurasi •Akurasi
Simplifikasi
Computerized Process
4
Survei Langkah
Persepsi Pengujian
Lanjutan
Sistem dirancang agar dapat digunakan untuk berbagai macam gadget atau alat baik
itu komputer PC, notebook, netbook, tablet, ataupun smartphone. Dengan demikian
tidak ada alasan lagi terlambat mengisi kuesioner hanya karena tidak membawa
komputer atau sedang keluar kantor, karena pengisian kuesioner dapat dilakukan
melalui smartphone atau tablet komputer. Demikian juga bila dibutuhkan untuk
memonitor kegiatan penilaian maka dapat dilakukan juga melalui smartphone dan
tablet komputer, dimanapun asesor berada, tidak perlu harus membawa komputer atau
harus ke kantor.
Sistem dirancang agar penginputan data pegawai dapat dilakukan dengan melalui
impor dari excel.
Tren bahwa pegawai yang menjadi responden survai persepsi adalah populasi
pegawai membuat penginputan secara manual menjadi tidak efisien, lebih efisien bila
daftar pegawai dibuat melalui aplikasi Excel atau diimpor dari SIM Kepegawaian
K/L/P yang bersangkutan ke dalam file excel, baru kemudian file excel kepegawaian
tersebut diimpor ke sistem penilaian maturitas SPIP.
Sistem dirancang untuk 'memanusiakan manusia', yaitu proses yang lebih tepat
dikerjakan komputer seperti tabulasi, kompilasi, validasi maka akan dikerjakan
komputer, hanya proses yang perlu judgement dan penanganan manusia yang
dikerjakan oleh manusia.
Human Computer
Nalar/Judgement Komputasi
Sistem dirancang step by step mengikuti proses penilaian maturitas SPIP ideal.
dengan mengikuti setiap langkah atau menu dalam sistem, user akan secara otomatis
memenuhi persyaratan langkah dari proses penilaian SPIP Ideal.
Bagi pemakai yang masih awam maka tahapan pengerjaan penilaian maturitas SPIP
bisa diikuti dengan mudah yaitu hanya dengan mengikuti menu aplikasi yaitu
mengikuti menu dari kiri ke kanan, dan kemudian mengikuti menu dari atas ke
bawah.
Project-Based Design
4. PRECISION
Precision
Wawancara Wawancara Wawancara
Pimpinan Pegawai Stakeholder
5. SESUAI PEDOMAN
Sistem dirancang agar setiap dokumen yang disyaratkan dalam pedoman penilaian
maturitas SPIP dapat dihasilkan dalam sistem. Form tabulasi excel semacam Form 2
dan Form 8 dapat dihasilkan dengan mudah dengan aplikasi menggunakan rumus
excel sesuai template dari pedoman.
Sesuai Pedoman
6. PRIVACY
Dalam suatu organisasi biasanya ada beberapa tipe orang yaitu tipe orang rata-rata
yang kebanyakan pegawai (tipe normal), dan ada dua tipe orang yang ekstrim yaitu
tipikal orang skeptis yang bertindak negatif dalam organisasi dan tipikal orang
optimis (yes man) yang selalu memuji organisasi. Orang skeptis biasanya kalau
ditanya tentang persepsinya terkait kinerja organisasi maka lebih sering menjawab
tidak berkinerja, hal ini kebalikan dengan tipikal yes man yang selalu memuji kinerja
organisasi.
Privacy
Orang rata-rata (normal)
Orang skeptis
Yes Man
Sistem dirancang untuk dapat memfasilitasi penilaian baik secara populasi maupun
secara sampel.
8. RELEVANCE/PROPORTIONAL
Sistem dirancang hanya pihak tertentu dapat mengakses tampilan dan data tertentu.
Counter part yang berasal dari unit tertentu hanya bisa mengedit unit tertentu tersebut,
dan asesor yang menjadi pengampu unit tertentu hanya bisa mengedit data unit yang
diampunya.
Relevance
• Counter part hanya bisa mengisi dan mengedit bukti pengujian pada
satker yang menjadi bagiannya.
– Satker yang bukan bagiannya hanya bisa dilihat (read only)
• Inspektorat hanya bisa mengisi dan mengedit bukti pengujian pada satker
yang menjadi ampuannya.
– Satker yang bukan bagian pengampuannya hanya bisa dilihat (read only)
9. IDENTITY
Sistem dirancang bahwa ketika seseorang menggunakan sistem maka pemakai dapat
memastikan bahwa dirinya sedang menggunakan website penilaian maturitas SPIP
dari K/L/P terkait dan mengisi untuk pemakai yang bersangkutan.
Identitas
Pastikan bahwa nama aplikasi sesuai nama KL/Pemda, dan nama user adalah nama
user ybs.
10. COLLABORATION
Sistem dirancang untuk digunakan oleh banyak peran yang saling bekerja sama dalam
proses penilaian (berkolaborasi). Prinsip yang digunakan ialah prinsip the right man,
on the right place, on the right time.
Dalam proses monitoring responden survai persepsi dan pengisian bukti dokumentasi
akan lebih mudah bila dilakukan counter part, dengan demikian untuk kedua tahap
tersebut maka counter part sangat berperan penting.
Dalam proses asesmen maka pihak inspektorat berperan penting. Dengan kemudahan
penggunaan aplikasi maka peran BPKP lebih berperan sebagai quality assurance.
Collaboration
BPKP
Database
Admin QA QA
K/L/P Satker
K/L/P
Itjen
Responden
Power
Admin Asesor Asesor Asesor
Admin QA
Admin Asesor
Kegiatan
Level
QA
Power Asesor Responden
Counter Part
Asesor
11. EMPOWERMENT
4. Self-Asesmen oleh satker ybs, di koordinasi oleh Inspektorat, BPKP sebagai QA:
Inspektorat mengkoordinasi proses asesmen yang dilakukan secara mandiri (bukti
dokumen) oleh para satker (diperankan oleh counter part), BPKP kemudian
melakukan QA setelah proses asesmen selesai.
Assesment
Self Assesment
✓ Self Asesment dokumen oleh satker ybs,
inspektorat sebagai koordinator asesor, BPKP
sebagai QA
✓ Tiap satker punya skor maturitas sendiri
✓ Seluruh pegawai tanggung jawab implementasi
SPIP
Satker
BAB Viii
PENGEMBANGAN SISTEM
Berdasarkan desain yang telah ditentukan maka dibuat implementasi programnya. berikut
menu dan tampilan program dengan petunjuk sebagai berikut:
Dalam pemakaian sistem ini maka beberapa pihak saling berkolaborasi dalam bekerja
secara simultan.
Collaboration
BPKP
Database
Admin QA QA
K/L/P Satker
K/L/P
Itjen
Responden
Power
Admin Asesor Asesor Asesor
User yang terlibat ialah sesuai peran yang ditetapkan sebagai berikut:
Admin QA
Admin Asesor
Kegiatan
Level
QA
Power Asesor Responden
Counter Part
Asesor
1. Peran dalam level unit kerja (K/L/P): Peran dalam level unit kerja adalah admin unit
kerja yang bersangkutan. Admin dibedakan dua tergantung unit organisasinya yaitu:
a. Admin QA: Admin yang mengelola data unit kerja BPKP keseluruhan, dan
menentukan tim QA untuk kegiatan penilaian yang ditentukan.
b. Admin Asesor: Admin yang mengelola data umum unit kerja asesor, dan
mensetup awal data persiapan pelaksanaan kegiatan
2. Peran dalam level kegiatan: Peran dalam level kegiatan berperan dalam tahap
penilaian yaitu proses survai persepsi dan pengujian bukti. peran dibagi sebagai
berikut:
a. Asesor: tim yang bertugas dalam melaksanakan penilaian maturitas SPIP, tim
asesor biasanya berasal dari inspektorat.
b. Power Asesor: Tim asesor khusus (biasanya pejabat dalam tim inspektorat)
selain bertugas seperti asesor umumnya, juga bertugas melakukan keputusan
Adapun rincian operasi yang dapat dilakukan oleh masing-masing peran adalah sebagai
berikut:
Menu aplikasi didesain sesuai workflow penilaian maturitas SPIP, secara umum terdiri
dari:
1) Menu Seting: digunakan oleh admin untuk menseting data awal/data master. terdiri
dari dua seting yaitu:
a) Seting QA: pengaturan terkait QA. Pengaturan ini dilakukan hanya oleh admin
QA
b) Seting Penilaian: pengaturan terkait proses penilaian. pengaturan ini dilakukan
hanya oleh Admin QA dan Admin Asesor
2) Menu Asesmen: menu terkait proses penilaian, yang terdiri dari tiga proses yaitu:
a) Persiapan: pengaturan untuk persiapan penilaian. Pengaturan persiapan dilakukan
hanya oleh Admin Asesor kecuali untuk Penentuan Tim Quality Assurance yang
dilakukan oleh Admin QA
b) Survei Persepsi: menu terkait proses survei persepsi
c) Pengujian Bukti: menu terkait proses pengujian bukti.
Ket: RO: Read Only, RW: Read write, RWS: Read Write Selected
- Penyusunan Kuesioner RO RO RO RW RO RO
- Penentuan Responden RO RO RO RW RO RO
- Monitoring Pengisian Kuesioner RO RO RO RO RO RO
- Hasil Pengisian Kuesioner RO RO RO RO RO RO
- Validasi Hasil Pengisian Kuesioner RO RO RO RO RO RO
- Penutupan Proses Survai Persepsi RW
- Penghitungan Skor Survei Persepsi RO RO RO RO RO RO
B.3. Pengujian Bukti
- Penentuan Fokus Pengujian RO RO RO RW RW RO
- Penentuan Bukti Pengujian RO RO RO RO RO RO
- Pembuatan Template Bukti Pengujian
-> Template Bukti Dokumen RO RO RO RWS RO RO
-> Template Bukti Observasi RO RO RO RWS RO RO
-> Template Bukti Wawancara untuk Pimpinan RO RO RO RWS RO RO
-> Template Bukti Wawancara untuk Pegawai RO RO RO RWS RO RO
-> Template Bukti Wawancara untuk Stakeholder RO RO RO RWS RO RO
-> Template Bukti Kuesioner Lanjutan RO RO RO RWS RO RO
- Pengumpulan Bukti Pengujian
-> Bukti Dokumen RO RO RO RWS RWS RWS
-> Bukti Observasi RO RO RO RWS RWS RO
-> Bukti Wawancara untuk Pimpinan
-> Responden Wawancara untuk Pimpinan RO RO RO RWS RWS RO
-> Bukti Wawancara untuk Pimpinan RO RO RO RWS RWS RO
-> Bukti Wawancara untuk Pegawai
-> Responden Wawancara untuk Pimpinan RO RO RO RWS RWS RO
-> Bukti Wawancara untuk Pimpinan RO RO RO RWS RWS RO
-> Bukti Wawancara untuk Stakeholder
-> Responden Wawancara untuk Pimpinan RO RO RO RWS RWS RO
-> Bukti Wawancara untuk Pimpinan RO RO RO RWS RWS RO
-> Bukti Kuesioner Lanjutan
-> Responden Wawancara untuk Pimpinan RO RO RO RWS RWS RO
Untuk memberikan tampilan yang konsisten maka digunakan menu yang konsisten untuk
tiap tampilan menu. Tiap tampilan mempunyai menu standar ini kecuali bagi peran yang
tidak mempunyai hak dalam operasi dalam tampilan tersebut maka tampilan tersebut
akan dihilangkan dan operasi hanya bisa lihat (read only).
Untuk penjelasan singkat fungsi masing-masing menu, letakkan pointer mouse pada
menu terkait maka akan ditampilkan popup windows fungsi dari menu tersebut.
Tampilan Default
1. Menu Seleksi Pilihan: untuk melihat data satker tertentu maka pilihlah satker tersebut
dengan menggunakan menu seleksi pilihan tersebut. Begitu juga dengan menu seleksi
pilihan terkait template pengujian, pilih jenis template pengujian yang diinginkan.
Pemilihan satker
2. Menu Seleksi Halaman: pilih menu jumlah record yang akan ditampilkan dan pilih
halaman berapa yang akan ditampilkan dengan mengklik menu jumlah record dan
menu nomor halaman.
untuk memilih semua item dalam tampilan, dan gunakan menu non seleksi
4. Menu Tambah/Edit: Bila menu tambah atau edit di klik maka akan ditampilkan dialog
Tambah atau Edit Item sesuai konteks menu. Contoh berikut menu untuk tambah
Pegawai QA. Klik Confirm untuk menyetujui perubahan atau Cancel untuk
membatalkan perubahan.
5. Menu Hapus: Untuk menu hapus maka bila tombol hapus diklik akan ditampilkan
menu konfirmasi penghapusan. Klik tombol Delete untuk menghapus pilihan, atau
klik Cancel untuk membatalkan penghapusan.
6. Menu Import dari Excel: Untuk import data dari Excel maka akan diperlihatkan
wizard yang memandu step by step proses impor data.
a) Wizard1: dalam wizard 1 anda diminta memilih nama satker dan sumber file yang
akan dipuload.
b) Wizard2: dalam wizard 2 anda diminta memilih sheet yang akan menjadi sumber
data, juga untuk menentukan opsi import apakah hapus dulu semua data baru
impor, ataukah impor dengan menimpa data yang sama dan menambah data bila
data sebelumnya belum ada.
c) Wizard3: dalam wizard 3 akan ditampilkan validasi data yang akan diimpor. Data
yang kurang tepat/salah untuk diimpor akan diperlihatkan kepada anda.
Berikutnya da opsi untuk impor data yang tingkat salah kecil (misal email), tetapi
bila ada data kunci yang salah (misal terkait NIP atau nama) maka data tidak akan
diimpor.
7. Menu Export to Excel/Export All to Excel: Untuk Export data ke excel maka akan
ditampilkan tampilan apakah data mau dibuka saja atau disimpan. pada waktu
pembukaan data mungkin belum terupdate, klik tombol enable editing untuk
merefresh tampilan. Bila Tombol Enable Editing tidak tampil maka default operasi
pembukaan file adalah file dapat diedit.
Untuk pencarian dalam menu tambah maka pengetikan pada menu pencarian akan
langsung berefek kepada filter item yang dicari.
1. Login sistem
2. Bila pasword masih kosong maka akan ditampilkan menu pembuatan pasword. ingat-
ingat pasword anda.
3. Setelah menu pasword terisi maka Pilih Peran dalam sistem. Pilih K/L/P yang akan
dinilai, dan kemudian tentukan kegiatan yang akan diikuti, dan kemudian tentukan
peran yang akan digunakan dalam penilaian tersebut.
1. Isi kuesioner dengan menjawab Ya atau Tidak. Kosong berarti belum menjawab.
2. Simpan Jawaban anda walaupun belum semua pertanyaan dijawab, anda bisa
melanjutkan pengisian jawaban dilain waktu.
3. Bila semua pertanyaan belum dijawab maka setelah jawaban disimpan akan
ditampilkan menu edit data. Anda bisa melakukan pengisian data lagi atau logout
keluar aplikasi.
4. Bila pertanyaan sudah lengkap dijawab maka akan ditampilkan menu posting. Klik
tombol Posting untuk memfinalkan jawaban anda, dan data sudah tidak bisa diubah
lagi.
5. Selain menu fungsional diatas ada menu pribadi yang terkait password dan logout.
Klik pada tanda panah disamping nama anda untuk menampilkan menu pribadi.
• Admin QA dapat melihat proses penilaian untuk seluruh K/L/P (read only). Untuk
memilih organisasi yang dinilai atau yang akan dilihat nilainya maka tekan menu
tindakan dan pilih aktifkan, maka posisi data sekarang adalah K/L/P yang
diaktifkan.
• Organisasi yang diaktifkan akan tertulis aktif, dan identitas SPIP berubah sesuai
K/L/P yang dipilih.
• Tampilan Pegawai Unit Asesor. Admin dapat mengimpor data pegawai tersebut
dari file excel. Lihat cara impor dari excel di petunjuk pemakaian menu
sebelumnya.
G. PELAKSANAAN PENILAIAN
Kegiatan penilaian dibedakan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
dan tahap pelaporan (dibuat dalam menu terpisah).
Tahap persiapan diseting oleh Admin Asesor.
Dalam tahap pelaksanaan ada dua proses yaitu survai persepsi dan pengujian bukti. hak
Admin asesor dalam kedua tahap ini hanyalah read only, karena yang bekerja ialah asesor
dan power asesor.
• Tampilan Penetapan Kegiatan Maturitas. Bila ada beberapa penugasan maka bisa
dipilih penugasan yang akan dibuka dengan klik menu Tindakan pada baris
kegiatan tersebut dan pilih aktifkan.
• Tampilan Penentuan Asesor. Asesor dibuat dan kemudian di assign ke tim yang
terkait. Jangan lupa untuk menentukan asesor yang akan bertugas sebagai Power
Asesor. Power Asesor bertugas untuk menutup proses survai persepsi dan
pengujian bukti, dan mennetukan fokus pengujian, template bukti, dan melakukan
penilaian maturitas.
• Tampilan Penentuan QA. Tampilan ini hanya bisa diisi oleh admin QA.
• Tampilan Data Hasil Survai Persepsi Awal. nama R1 dan seterusnya pada kolom
responden menunjukkan nama responden (anonim). Kolom berikutnya
menunjukkan kode pertanyaan, misal P1-1 berarti pertanyaan subunsur 1
pertanyaan 1.
• Nilai 1 berarti kuesioner dijawab Ya, nilai 0 berarti kuesioner dijawab Tidak, nilai
kosong berarti kuesioner tidak dijawab.
• Tampilan Data Validasi Hasil Survai Persepsi Awal. Nilai 1 berarti jawaban
kuesioner Ya, nilai 0 berarti jawaban kuesioner Tidak, tanda merah pada jawaban
berarti data tersebut sebelumnya tidak konsisten sebelum divalidasi.
• Tampilan Penutupan Proses Survai Persepsi. Penutupan hanya bisa dilakukan oleh
Power Asesor.
• Tampilan Penghitungan Skor Survai Persepsi. Pilih satker yang akan dilihat skor
maturitasnya.
• Tampilan Rekapitulasi skor tiap satker. klik Tab Rekapitulasi untuk menampilkan
data rekapitulasi tingkat maturitas.
• Tampilan Pengumpulan Bukti Observasi. Hanya bisa diinput oleh asesor sesuai
satker yang diampunya.
• Tampilan Penentuan Responden Kuesioner Lanjutan. Menu ini hanya bisa diinput
oleh asesor sesuai satker yang diampunya.
BAB ix
IMPLEMENTASI SISTEM
Sistem Penilaian Maturitas SPIP sudah diterapkan di beberapa K/L/P, dan telah
didiklatkan dalam beberapa kelas.
Sistem penilaian maturitas SPIP pada Direktorat Pengawasan Produksi dan Sumber Daya
Alam sudah diterapkan kepada beberapa kementerian/pemda sebagai berikut
Sistem ini sudah di diklatkan pada beberapa inspektorat dan perwakilan BPKP dalam 3
batch kelas, sebagai berikut:
Sistem ini sudah dilakukan pelatihan mandiri (PPM) pada direktorat-direktorat pada dua
Deputi, sebagai berikut:
BAB x
pENGEMBANGAN LEBIH LANJUT
Sistem Penilaian Maturitas SPIP sudah diterapkan di beberapa K/L/P, dan telah
didiklatkan dalam beberapa kelas. Walaupun demikian Sistem ini akan selalu
diperbaharui dengan teknologi dan fitur baru untuk memenuhi persyaratan yang
dibutuhkan oleh pemakainya.
Dari masukan implementasi sistem maka ada rencana pengembangan kedepan yang dkan
diterapkan ke sistem agar lebih bermanfaat:
2. Sistem QA
Dengan kemudahan sistem penilaian maka penilaian maturitas SPIP dilakukan
secara self-asesment oleh unit organisasi yang bersangkutan, dengan demikian
BPKP menjadi lebih berperan sebagai QA. Pengembangan kedepan akan
dibuatkan aplikasi untuk fasilitasi BPKP sebagai QA ini.
Assesment
Self Assesment
✓ Self Asesment dokumen oleh satker ybs,
inspektorat sebagai koordinator asesor, BPKP
sebagai QA
✓ Tiap satker punya skor maturitas sendiri
✓ Seluruh pegawai tanggung jawab implementasi
SPIP
Satker
Data mining/reporting
Multi Mode
No Internet
Full Internet Connection
Excel
Web Application Exe Application
Import/Export
Continuous Improvement
Continuous Monitoring