Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REVIEW

PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS CBR

Disusun untuk Memenuhi salah satu Tugas dalam

Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Dionisius Sihombing, M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Ade Novianti (4173341001)

Prodi/kelas : Biologi / F

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

UPT MKWU PENDIDIKAN PANCASILA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
RahmatNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila ini
yang berjudul “Critical Book Review”. Penulis berterima kasih kepada Bapak dosen yang
bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.

Saya juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu saya
meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi penulis maupun pembaca.

Medan, 08 November 2018

Ade Novianti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENGANTAR....................................................................................1
Identitas Buku 1...............................................................................................1
Identitas buku 2................................................................................................1
BAB I RINGKASAN BUKU.........................................................................1
Buku 1..............................................................................................................1
Buku 2.............................................................................................................13
BAB III KEUNGGULAN BUKU................................................................19
BUKU 1..........................................................................................................19
BUKU 2..........................................................................................................19
BAB IV KELEMAHAN BUKU..................................................................20
BUKU 1..........................................................................................................20
BUKU 2..........................................................................................................20
BAB V HASIL ANALISIS...........................................................................21
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN......................................................21
Kesimpulan.....................................................................................................21
Saran...............................................................................................................22

ii
BAB I Identitas Buku 1
PENGANTAR Judul : Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi

Penulis : Paristiyanti Nurwardani, dkk.

Penerbit : Direktorat Jendral Pembelajaran dan


Kemahasiswaan

Tahun terbit : 2016

ISBN : 978-602-6470-01-0

Jumlah hal :245 halaman

Edisi : Pertama

Identitas Buku 2
Judul : Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat
Madani

Penulis : A. Ubaedillah & Abdul Rozak

Penerbit : Kencana Prenadamedia Group

Tahun terbit : 2015

ISBN : 979-3465-03-4

Jumlah hal :248 halaman

Edisi : Revisi

BAB II Ringkasan Buku 1


RINGKASAN BAB I Pengantar Pendidikan Pancasila
BUKU Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sesungguhnya
nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup

bangsa sudah terwujud dalam kehidupan bermasyarakat


sejak sebelum Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan dalam
satu sistem nilai. Sejak zaman dahulu, wilayah-wilayah di

1
nusantara ini mempunyai beberapa nilai yang dipegang teguh
oleh masyarakatnya, sebagai contoh:

1. Percaya kepada Tuhan dan toleran,


2. Gotong royong,
3. Musyawarah,
4. Solidaritas atau kesetiakawanan sosial, dan sebagainya.
Dengan memperhatikan masalah yang ada maka
pendidikan Pancasila sangat penting untuk diajarkan pada
berbagai jenjang pendidikan, khususnya diperguruan tinggi.
Urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, yaitu agar
mahasiswa tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri dan agar
mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah penuntun dalam
berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan
berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Selain itu, urgensi pendidikan
Pancasila, yaitu dapat memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa
sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang
penunjuk jalan. Urgensi pendidikan Pancasila bagi mahasiswa
sebagai calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa
untuk berbagai bidang dan tingkatan, yaitu agar tidak terpengaruh
oleh paham-paham asing yang negatif. Dengan demikian, urgensi
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi dengan meminjam
istilah Branson (1998), yaitu sebagai pembentuk civic disposition
yang dapat menjadi landasan untuk pengembangan civic
knowledge dan civic skills mahasiswa. Oleh karena itu,
pendidikan Pancasila diselenggarakan agar masyarakat tidak
tercerabut dari akar budaya yang menjadi identitas suatu bangsa
dan sekaligus menjadi pembeda antara satu bangsa dan bangsa
lainnya.
Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia
mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki
dan melekat pada bangsa itu sendiri.
Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila

2
adalah berasal dari fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia.
Tujuannya agar Anda mampu mendiagnosa dan mampu
memformulasikan saran-saran tentang upaya atau usaha
mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila. Bukankah Pancasila dalam tataran tertentu
merupakan ideology politik, yaitu mengandung nilai-nilai yang
menjadi kaidah penuntun dalam mewujudkan tata tertib sosial
politik yang ideal.
Penguatan keberadaan mata kuliah Pancasila di perguruan
tinggi ditegaskan dalam Pasal 35 jo. Pasal 2 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012, tentang Pendidikan
Tinggi, yang menetapkan ketentuan bahwa mata kuliah
pendidikan Pancasila wajib dimuat dalam kurikulum perguruan
tinggi, yaitu sebagai berikut:
1) Pasal 2, menyebutkan bahwa pendidikan tinggi
berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Tantangannya ialah menentukan bentuk dan format agar
mata kuliah pendidikan Pancasila dapat diselenggarakan
di berbagai program studi dengan menarik dan efektif.
Tantangan ini dapat berasal dari internal perguruan tinggi,
misalnya faktor ketersediaan sumber daya, dan spesialisasi
program studi yang makin tajam (yang menyebabkan
kekurangtertarikan sebagian mahasiswa terhadap
pendidikan Pancasila). Adapun tantangan yang bersifat
eksternal, antara lain adalah krisis keteladanan dari para
elite politik dan maraknya gaya hidup hedonistik di dalam
masyarakat. Keberadaan pendidikan Pancasila merupakan
suatu yang esensial bagi program studi di perguruan
tinggi. Oleh karena itu, menjadi suatu kewajaran bahkan
keharusan Pancasila disebarluaskan secara masif, antara
lain melalui mata kuliah pendidikan Pancasila di
perguruan tinggi.
3
BAB 2 Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia
Pengertian Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia
(The Founding fathers).
2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama,
kebudayaan, dan adat istiadat.
3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar
filsafat kenegaraan.
Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia
menunjukkan hal-hal berikut:
1. Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi
Pancasila tetap bertahan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai
ideologi bangsa, tetapi terbukti Pancasila merupakan pilihan yang
terbaik bagi bangsa Indonesia.
3. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia
karena bersumber dan digali dari nilai-nilai agama, kebudayaan,
dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di bumi Indonesia.
4. Kemukakan argumen Anda tentang Pancasila sebagai pilihan
terbaik bangsa Indonesia.
Piagam Jakarta Merupakan naskah awal pernyataan
kemerdekaan Indonesia. Pada alinea keempat Piagam Jakarta
itulah terdapat rumusan Pancasila. Peristiwa penting lainnya
terjadi pada 12 Agustus 1945, ketika itu Soekarno, Hatta, dan
Rajiman Wedyodiningrat dipanggil oleh penguasa militer Jepang
di Asia Selatan ke Saigon untuk membahas tentang hari
kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang pernah dijanjikan.
Namun, di luar dugaan ternyata pada 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah kepada Sekutu tanpa syarat. Pemaparan tentang
Pancasila sebagai identitas bangsa atau juga disebut sebagai jati
diri bangsa Indonesia dapat ditemukan dalam berbagai literatur,
baik dalam bentuk bahasan sejarah bangsa Indonesia maupun
4
dalam bentuk bahasan tentang pemerintahan di Indonesia. As’ad
Ali dalam buku Negara Pancasila Jalan Kemashlahatan
Berbangsa mengatakan bahwa Pancasila sebagai identitas kultural
dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam
masyarakat Indonesia. Pancasila disebut juga sebagai kepribadian
bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap
mental dan tingkah laku serta amal perbuatan. Pancasila sebagai
pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam
kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan
bertindak. Ketika Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia, maka seluruh nilai Pancasila dimanifestasike
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sebagaimana dikatakan von Savigny bahwa setiap bangsa
mempunyai jiwanya masing-masing, yang dinamakan volkgeist
(jiwa rakyat atau jiwabangsa).
BAB 3 Pancasila Menjadi Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi
ketatanegaraan pada negara Republik Indonesia harus
berlandaskan dan/atau harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Hal tersebut bermakna, antara lain bahwa, Pancasila harus
senantiasa menjadi ruh atau spirit yang menjiwai kegiatan
membentuk negara seperti kegiatan mengamandemen UUD dan
menjiwai segala urusan penyelenggaraan negara.
Pancasila sebagai dasar negara yang autentik termaktub
dalam Pembukaan UUD 1945.Inti esensi nilai-nilai Pancasila
tersebut, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan,
dan Keadilan sosial. Bangsa Indonesia semestinya telah dapat
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat sebagaimana
yang dicita-citakan, tetapi dalam kenyataannya belum sesuai
dengan harapan. Hal tersebut merupakan tantangan bagi generasi
muda, khususnya Anda sebagai kaum intelektual, untuk
berpartisipasi, berjuang mewujudkan tujuan negara berdasarka
nPancasila. Agar partisipasi Anda di masa yang akan datang
5
efektif, maka perlu perluasan dan pendalaman wawasan akademik
mengenai dasar Negara melalui mata kuliah pendidikan
Pancasila. Secara terminologis atau secara istilah, dasar negara
dapat diartikan sebagai landasan dan sumber dalam membentuk
dan menyelenggarakan negara. Dasar negara juga dapat diartikan
sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Secara yuridis
ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik
Indonesia sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang
kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan Indonesia.
Melalui Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 sebagai payung hukum.Pancasila menjadi landasan etik
dalam kehidupan politik bangsa Indonesia. Selain itu, bagi warga
negara yang berkiprah dalam suprastruktur politik (sektor
pemerintah), yaitu lembaga-lembaga negara dan lembaga-
lembaga pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah.
Dengan bersumberkan budaya, adat istiadat, dan agama
sebagai tonggaknya, nilai-nilai Pancasila diyakini kebenarannya
dan senantiasa melekat dalam kehidupan bangsa dan negara
Indonesia. Tantangan yang muncul, antara lain berasal dari
derasnya arus paham-paham yang bersandar pada otoritas materi,
seperti liberalisme, kapitalisme,komunisme, sekularisme,
pragmatisme, dan hedonisme, yang menggerus kepribadian
bangsa yang berkarakter nilai-nilai Pancasila.
Urgensi Pancasila sebagai dasar negara, yaitu: 1) agar para
pejabat publik dalam menyelenggarakan negara tidak kehilangan
arah, dan 2) agar partisipasi aktif seluruh warga negara dalam
proses pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan bangsa
dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, pada
gilirannya nanti cita-cita dan tujuan negara dapat diwujudkan
sehingga secara bertahap dapat diwujudkan masyarakat yang
makmur dalam keadilan dan masyarakat yang adil dalam
kemakmuran.
BAB IV Pancasila Menjadi Ideologi Negara
6
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi
didefinisikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan
asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk
kelangsungan hidup. Ideologi juga diartikan sebagai cara berpikir
seseorang atau suatu golongan. Ideologi dapat diartikan paham,
teori, dan tujuan yang merupakan satu program sosial politik.
Salah satu tantangan yang paling dominan adalah globalisasi.
Globalisasi merupakan era saling keterhubungan antara
masyarakat suatu bangsa dan masyarakat bangsa yang lain
sehingga masyarakat dunia menjadi lebih terbuka. Dengan
demikian, kebudayaan global terbentuk dari pertemuan beragam
kepentingan yang mendekatkan masyarakat dunia.Pada masa
pemerintahan Presiden Soekarno, Pancasila ditegaskan sebagai
pemersatu bangsa. Penegasan ini dikumandangkan oleh Soekarno
dalam berbagai pidato politiknya dalam kurun waktu 1945--1960.
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Pancasila dijadikan
sebagai asas tunggal bagi Organisasi Politik dan Organisasi
Kemasyarakatan. Presiden Habibie menggantikan Presiden
Soeharto yang mundur pada 21 Mei1998, atas desakan berbagai
pihak Habibie menghapus penataran P-4. Pancasila sebagai
ideologi negara dalam masa pemerintahan PresidenSoekarno;
sebagaimana diketahui bahwa Soekarno termasuk salah seorang
perumus Pancasila, bahkan penggali dan memberi nama untuk
dasar negara.
Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara bagi
mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran ideologi sebagai
penuntun moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sehingga ancaman berupa penyalahgunaan narkoba,
terorisme, dan korupsi dapat dicegah. Di samping itu, Pancasila
sebagai ideologi negara pada hakikatnya mengandung
dimensirealitas, idealitas, dan fleksibilitas yang memuat nilai-
nilai dasar, cita-cita, dan keterbukaan sehingga mahasiswa
mampu menerima kedudukan Pancasila secara akademis.
BAB V Pancasila Merupakan Sistem Filsafat
7
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan
terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak
kritis Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap
kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi. Filsafat
adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. Filsafat
adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata
dan konsep. Filsafat adalah sekumpulan problematik yang
langsung mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya
oleh ahli-ahli filsafat.Noor Bakry menjelaskan bahwa Pancasila
sebagai sistem filsafat merupakan hasil perenungan yang
mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia. Hasil
perenungan itu semula dimaksudkan untuk merumuskan dasar
negara yangakan merdeka. Selain itu, hasil perenungan tersebut
merupakan suatu system filsafat karena telah memenuhi ciri-ciri
berpikir kefilsafatan.
Urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat atau yang
dinamakan filsafat Pancasila, artinya refleksi filosofis mengenai
Pancasila sebagai dasar negara. Sastra pratedja menjelaskan
makna filsafat Pancasila sebagai berikut. Pengolahan filsofis
Pancasila sebagai dasar negara ditujukan pada beberapa aspek.
Adapun Soerjanto mengatakan bahwa fungsi Pancasila untuk
memberikan orientasi ke depan mengharuskan bangsa Indonesia
selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dihadapinya.
Pancasila sebagai sistem filsafat kurang terdengar resonansinya.
Namun, Pancasila sebagai sistem filsafat bergema dalam wacana
akademik, termasuk kritik dan renungan yang dilontarkan oleh
Habibie dalam pidato 1 Juni 2011. Pancasila sebagai sistem
filsafat sudah dikenal sejak para pendiri Negara membicarakan
masalah dasar filosofis negara dan pandangan hidup
bangsa .Filsafat Pancasila merupakan istilah yang mengemukan
dalam dunia akademis. Ada dua pendekatan yang berkembang
dalam pengertian filsafat Pancasila, yaitu Pancasila sebagai
genetivus objectivus dan Pancasila sebagai genetivus subjectivus.
Kedua pendekatan tersebut saling melengkapi karena yang
8
pertama meletakkan Pancasila sebagai aliran atau objek yang
dikaji oleh aliran-aliran filsafat lainnya, sedangkan yang kedua
meletakkan Pancasila sebagai subjek yang mengkaji aliran-aliran
filsafat lainnya.
Pentingnya Pancasila sebagai sistem filsafat ialah agar
dapat diberikan pertanggung jawaban rasional dan mendasar
mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip politik;
agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional
dalam penyelenggaraan negara; agar dapat membuka dialog
dengan berbagai perspektif baru dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara; dan agar dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap
segala kegiatan yang bersangkut paut dengan kehidupan
bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat.
BAB VI Pancasila Menjadi Sistem Etika
Etika berarti moral, sedangkan etiket lebih mengacu pada
pengertian sopan santun, adat istiadat. Jika dilihat dari asal usul
katanya, etika berasal dari kata “ethos”, sedangkan etiket berasal
dari kata “etiquette”. Keduanya memang mengatur perilaku
manusia secara normatif.tetapi Etika lebih mengacu ke filsafat
moral yang merupakan kajian kritis tentang baik dan buruk,
sedangkan etiket mengacu kepada cara yang tepat, yang
diharapkan, serta ditentukan dalam suatu komunitas tertentu.
Ada beberapa aliran etika yang dikenal dalam bidang
filsafat, meliputi etika keutamaan, teleologis, deontologis. Etika
keutamaan atau etika kebajikan adalah teori yang mempelajari
keutamaan (virtue), artinya mempelajari tentang perbuatan
manusia itu baik atau buruk. Etika kebajikan ini mengarahkan
perhatiannya kepada keberadaan manusia, Etika teleologis adalah
teori yang menyatakan bahwa hasil dari tindakan moral
menentukan nilai tindakan atau kebenaran tindakan dan
dilawankan dengan kewajiban, Etika deontologis adalah teori etis
yang bersangkutan dengan kewajiban moral sebagai hal yang
benar dan bukannya membicarakan tujuan atau akibat.
Etika Pancasila diperlukan dalam kehidupan
9
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebab berisikan
tuntunan nilai-nilai moral yang hidup.Namun, diperlukan kajian
kritis-rasional terhadap nilai-nilai moral yang hidup tersebut agar
tidak terjebak ke dalam pandangan yang bersifat mitos.
Pada era reformasi, Pancasila sebagai sistem etika
tenggelam dalam hirukpikuk perebutan kekuasaan yang menjurus
kepada pelanggaraan etika politik.Salah satu bentuk pelanggaran
etika politik adalah abuse of power, baik oleh penyelenggara
negara di legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.

Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem etika dapat


ditemukan dalam kehidupan masyarakat berbagai etnik di
Indonesia.Misalnya, orang Minangkabau dalam hal
bermusyawarah memakai prinsip “bulat air oleh pembuluh, bulat
kata oleh mufakat”.Masih banyak lagi mutiara kearifan lokal yang
bertebaran di bumi Indonesia ini sehingga memerlukan penelitian
yang mendalam.
Sumber politis Pancasila sebagai sistem etika terdapat
dalam norma-norma dasar (Grundnorm) sebagai sumber
penyusunan berbagai peraturan perundangan-undangan di
Indonesia. Hans Kelsen mengatakan bahwa teori hukum itu suatu
norma yang berbentuk piramida. Norma yang lebih rendah
memperoleh kekuatannya dari suatu norma yang lebih tinggi.
Semakin tinggi suatu norma, akan semakin abstrak sifatnya, dan
sebaliknya, semakin rendah kedudukannya, akan semakin konkrit
norma tersebut (Kaelan, 2011: 487).
Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang
dijabarkan dari silasila Pancasila untuk mengatur perilaku
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia.Oleh karena itu, di dalam etika Pancasila terkandung
nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan.
Pentingnya pancasia sebagai sistem etika bagi bangsa
Indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur perilaku

10
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia.Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan
bernegara, seperti korupsi (penyalahgunaan kekuasaan) dapat
diminimalkan.
BAB VII Pancasila Menjadi Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pentingnya Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dapat
ditelusuri ke dalam hal-hal sebagai berikut:
 Pertama, pluralitas nilai yang berkembang dalam
kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini seiring dengan
kemajuan iptek menimbulkan perubahan dalam cara
pandang manusia tentang kehidupan.
 Kedua, dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek
terhadap lingkungan hidup berada dalam titik nadir yang
membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang
akan dating
 Ketiga, perkembangan iptek yang didominasi negara-
negara Barat dengan politik global ikut mengancam
nilainilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti
spiritualitas, gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan
cita rasa keadilan.
Beberapa alasan Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai
pengembangan iptek dalam kehidupan bangsa Indonesia meliputi
hal-hal sebagai berikut:
 Pertama, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh
iptek, baik dengan dalih percepatan pembangunan daerah
tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat perlu mendapat perhatian yang serius
 Kedua, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan iptek dapat menjadi sarana untuk
mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang
berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat
yang cenderung pragmatis
Sumber sosiologis Pancasila sebagai dasar nilai

11
pengembangan iptek dapat ditemukan pada sikap masyarakat
yang sangat memperhatikan dimensi ketuhanan dan kemanusiaan
sehingga manakala iptek tidak sejalan dengan nilai ketuhanan dan
kemanusiaan, biasanya terjadi penolakan.Contohnya, penolakan
masyarakat atas rencana pembangunan pusat pembangkit listrik
tenaga nuklir di semenanjung Muria beberapa tahun yang lalu.
Sumber politis Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu di Indonesia dapat dirunut ke dalam berbagai
kebijakan yang dilakukan oleh para penyelenggara negara.
Dokumen pada masa Orde Lama yang meletakkan Pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan atau orientasi ilmu, antara lain
dapat dilihat dari pidato Soekarno ketika menerima gelar Doctor
Honoris Causa di UGM pada 19 September 1951.
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya
kelima sila Pancasila merupakan pegangan dan pedoman dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa
terminologi yang dikemukakan para pakar untuk menggambarkan
peran Pancasila sebagai rujukan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, antara lain Pancasila sebagai
intellectual bastion (Sofian Effendi); Pancasila sebagai common
denominator values (Muladi); Pancasila sebagai paradigma ilmu.
Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan
ilmu bagi mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran
Pancasila sebagai rambu-rambu normatif bagi pengembangan
ilmu pengetahuan di Indonesia.Selain itu, pengembangan ilmu
dan teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya bangsa
Indonesia itu sendiri dan melibatkan partisipasi masyarakat luas.

Ringkasan Buku 2
BAB I Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan gelombang demokrasi
ketiga, gerakan reformasi Indonesia menyuarakan tuntutan
demokratisasi politik dan penghormatan terhadap HAM pasca
jatuhnya pemerintah Orde Baru. Pendidikan Kewarganegaraan

12
yang pernah dilakukan oleh Pemerintah Orde Baru, yang biasa
dikenal dengan Pendidikan Kewiraan dan Penataran P4 (Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Dalam konteks
Pendidikan Nasional, Pendidikan Kewraganegaraan dijadikan
sebagai wadah dan instrument untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu “ berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia ynag beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, serta bertanggung
jawab”. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya
adalah menjadikan warga Negara Indonesia yang cerdas,
bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membangun
karakter bangsa Indonesia yang antara lain :
a. Membentuk kecakapan partisipasif warga Negara yang
bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
b. Menjadikan warga Negara Indonesia yang cerdas,aktif,
kritis, dan demokratis namun tetap memiliki komitmen
menjaga persatuan dan integritas bangsa
c. Mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban

BAB II Pancasila Dan Keharusan Reaktualisasi


Aktualisasi atau penyegaran kembali nilai-nilai pancasila
adalah keharusan dan tuntutan sejarah. Salah satu upaya
mengaktualkan pancasila adalah melalui upaya menghangatkan
kembali nilai-nilai ancasila sebagai acuan bersama bangsa
Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan
merealisasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam tatanan pemerintah, aktualisasi pancasila dapat dilakukan
melalui pembuatan perundang-undangan atau kebijakan negara
yang harus senapas dengan nilai-nilaiancasila dan menjadikannya
sebagai wacana akademik.
Negara harus memberikan tempat bagi munculnya
beragam pemikiran reflektif dan kritis atas Pancasila. Proses

13
pembelajaran Pancasila melalui metode pembelajaran aktif,
kolaboratif dan dinamis adalah salah satu upaya internalisasi
Pancasila di kalangan pendidikan, peserta didik, dan masyarakat.
Secara kultural, pancasila bukanlah sesuatu yang asing bagi
bangsa Indonesia. Pancasila lahir dari endapan kebudayaan yang
pernah berkembang dan hidup di wilayah Nusantara. Emapat
konensus kebangsaan yang harus terus-menerus disegarkan dan
dijaga sebagai eksistensi Indonesia yaitu: Pancasila, NKRI, UUD
45, dan Bhinneka Tunggal Ika.
BAB III Identitas Nasional Dan Globalisasi
Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa
yang bersifat khas dan membedakannya dengan bangsa lain.
Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak dikaitkan
dengan sebutan “Identitas Nasional”. Sifat Identitas Nasional
yang relative dan kontekstual mengharuskan setiap bangsa untuk
selalu kritis terhadap identitas nasionalnya serta selalu
menyegarkan pemahaman dan pemaknaan terhadap jati dirinya.
Salah satu identitas yang melekat pada bangsa Indonesia adalah
sebutan sebai sebuag bangsa yang majemuk. Kemajemukan
bangsa Indonesia ini tercermin pada ungkapan Bhneka Tunggal
Ika yang terdapat pada simbol nasional burung Garuda.
Identitas nasional yang berbasis pada masyarakat multikultur
sangat relevan bagi penegasan kembali identitas nasional bangsa
Indonesia yang inklusif dan toleran dengan tetap mengakar pada
identitasnya yang majemuk sebagaimana terfleksi dalam konsep
dasar Negara Pancasila. Konsep masyarakat multicultural dapat
menjadi wadah pengembangan demokrasi dan Masyarakat
Madani serta bisa menjadi modal social (social capital) bagi
pengembangan model masyarakat multicultural Indonesia dalam
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Salah satu isu penting yang mengiringi gelombang
demokratisasi adalah munculnya wacana multikulturalisme.
Multikulturalisme pada intinya adalah kesediaan menerima
kelompok lain secara sama sebagai kesauan tanpa memperdulikan
14
perbedaan budaya, etnik gender, ataupun agama.
BAB IV Demokrasi: Teori Dan Praktik
Demokrasi adalah sebuah system social-politik yang
paling baik dari sekian banyak system yang ada dewasa ini.
Pengertian umum demokrasi adalah suatu model pemerintahan
atau system social yang bertumpu dari kepentingan rakyat,
oleh,dan/rakyat.

Prinsip-prinsip inilah merupakan tiga factor yang menjadi tolak


ukur umum dari suatu pemerintahan yang demokratis, yaitu :
1. Pemerintahan dari rakyat (government of the people)
2. Pemerintahan oleh rakyat (goverenment by the people)
3. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)
Untuk mendukung terlaksananya demokrasi, perlu
didukung oleh 6 norma atau unsure pokok yang dibutuhkan oleh
tatanan masyarakat pluralism, yaitu : pertama, kesadaran akan
adanya pluralism. Kedua, musyawarah. Ketiga, sejalan dengan
tujuan, keempat, ada norma kejujuran dan mufakat. Kelima,
kebebasan nurani, persamaan hak, dan kewajiban., dan keenam,
adanya triyal dan error (percobaan dan salah. Adapun unsure-
unsur penting penopang tegaknya demokrasi antara lain :
1. Negara Hukum
2. Mayarakat Madani
3. Aliansi Kelompok strategis.
Wacana Tentang Islam Demokrasi dapat dikelompokkan menjadi
tiga pemikiran. Pertama, Islam dan demokrasi adalah dua system
politik berbeda. Kedua, Islam berbeda dengan demokrasi apabila
demokrasi didefinisikan secara procedural seperti dipahami dan
dipraktikkan di Negara-negara Barat. Ketiga, Islam adalah system
nilai yang membenarkan dan mendukung system politik
demokrasi yang dipraktikkan di Negara-negara maju.
BAB V Konstitusi Dan Tata Perundang
Konstitusi merupakan kumpulan prinsip-prinsip yang
mengatur kekuasaan pemerintahan, pihak yang diperintah (rakyat)

15
dan hubungan di antara keduanya tujuan konstitusi adalah
membatasi tindakan sewenang-wenang pemerintah, menjamin
hak-hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat. Adapun fungsi konstitusi adalah
sebagai dokumen Nasional dan alat untuk membentuk system
politik dan system hukum Negaranya. Konstitusi demokratis
meliputi :
1. Anatomi Kekuasaan (kekuasaan Politik) tunduk pada
hukum
2. Jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia
3. Peradilan yang bebas dan mandiri
4. Pertanggung jawaban kepada rakyat (akuntbilitas public)
sebagai sendi utama sebagai asas kedaulatan rakyat.

Konstitusi merupakan media bagi terciptanya kehidupan


yang demokratis bagi seluruh warga Negara. Dengan kata
lain, Negara yang memilih demokrasi sebagai pilihannya,
maka konstitusi demokratis merupakan aturan yang dapat
menjamin terwujudnya demokrasi di Negara tersebut
sehingga melahirkan kekuasaan atau pemerintahan yang
demokratis pula. Kekuasaan yang demokratis dalam
menjalankan prinsip-prinsip demokrasi perlu dikawal oleh
masyarakat sebagai pemegang kedaulatan. Agar nilai-nilai
demokrasi yang diperjuangkan tidak diselewengkan, maka
partisipasi warga Negara dalam menyuarakan aspirasi perlu
ditetapkan di dalam konstitusi untuk ikut berpartisipasi dan
mengawal proses demokratisasi pada sebuah Negara.
Dalam sistem ketata negaraan Indonesia, sebelum
perubahan UUD 1945 alat-alat kelengkapan Negara dalam
UUD 1945 adalah lembaga keprisidenan,
MPR,DPA,DPR,BPK, dan kekuasaan kehakiman. Setelah
amandemen keseluruhan terhadap UUD 1945 alat
kelengkapan Negara yang disebut dengan lembaga tinggi
Negara menjadi 8 lembaga, yakni : MPR

16
DPR.DPD,Presiden,MA,MK,KY, dan BPK. Posisi masing-
masing lembaga setara, yaitu sebgai lembaga tinggi Negara
yang memiliki korelasi satu sama lain dalam menjalankan
fungsi Check and balance antarlembaga tinggi tersebut.
Dengan dibentuknya tata urutan perundang-undangan, maka
segala peraturan yang bertentangan dengan peraturan di
atasnya batal demi hukum dan tidak bisa dilaksanakan.
BAB VI Negara, Agama dan Warga Negara
Negara dapat di artikan sebagai organisasi kelompok
masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup dalam
satu kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.
Hubungan agama dan negara di Indonesia lebih menganut pada
asas keseimbangan yang dinamis, jalan tengah antara sekularisme
dan teokrasi. Keseimbangan dinamis itu sendiri yakni tidak ada
pemisahan agama dan politik, namun masing-masing dapat saling
mengisi dengan segala peranannya. Pola hubungan agama dan
negara di Indonesia membantu apa yang sering disebut oleh
banyak orang sebagai hubungan simbiotik-mutualita. Kewajiban
umat beragama sendiri yaitu menjaga dan melestarikan
kesepakatan para pendiri bangsa.
BAB VII Hak Asasi Manusia (HAM)
HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib di hormati, di junjung
tinggi dan dilindungi oleh negara, pemerintah, hukum dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia. Tuntutan Hakn dan pelaksanaan Kewajiban harus lah
dilakukan secara seimbang, hal ini dilakukan agar tidak terjadi
kericuhan dalam kehidpan berbangsa dan bernegara.
Perkembangan HAM dalam sejarahnya tergantung dinamika
model dan sistem pemerintahan yang ada. Ketidakadilan gender
menyebabkan perlakuan sosial seperti marginalisasi perempuan,
penempatan perempuan pada posisi tersubordinasi, citra negatif
perempuan, kekerasan tehadap perempuan dan pemberian beban
17
kerja yang tidak proposional terhadap perempuan.
BAB VIII Otonomi Daerah Dalam Kerangka NKRI
Otonomi daerah sebagai kerangka penyelenggaraan
pemerintah mempunyai visi yang dapat di rumuskan dalam tiga
ruang lingkup utama yang saling berhubungan dengan yang
lainnya: politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Otonomi yang di
terapkan di Indonesia bersifat luas, nyata, dan bertanggung jawab.
Otonomi daerah merupakan cara yang efektif yang diharapkan
akan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan daerah,
pembangunan daerah tak akan datang dengan begitu
saja.Otonomi daerah juga merupakan wadah pendidikan politik
yang tercermin dalam pemilhan kepala daerah secara langsung.
Hal ini sangat bermanfaat untuk kelanjutan karier olitik di tingkat
nasional. Sekalipun pilkada langsung memiliki kelemahan tetapi
pilkada langsug juga memiliki banyak unsur-unsur positif
bagimasa depan demokrasi.
BAB IX Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Dan Bersih
Good governance adalah pelaksanaan politik, ekonomi
dan administrasi dalam mengelola masalah-masalah bangsa.
Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa
sesuaindengan cita good governance , seluruh mekanisme
pengelolaan negara harus ilakukan secara terbuka. Kontrol
masyarakat akan berdamak pada tata pemerintahan yang baik dan
efektif dan bersih, bebas dari KKN. Untuk mewujudkan
pemerintahan yang baik dan bersih berdasarkan prinsip-prinsip
pokok good and clean governance.
BAB X Masyarakat Madani
Masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur
berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara
kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Perwujudan
masyarakat Madani di tandai dengan karakteristik masyarakat
madani, i antaranya wilayah publik yang bebas, demokrasi,
toleransi, kemajemukan dan keadilan sosial. Masyarakat sipil
menejawantah dalam berbagai wadah sosial-politik di masyarakat
18
yang tidak lain adalah organisasi keagamaan, profesi, komunitas,
media dan lembaga pendidikan.

BAB III Buku 1


KEUNGGULAN Kohensi dan Koherensi
BUKU Kohesi dan koherensi antar bab yang ada pada buku ini yaitu
sangat berkatian dan materinya menjadi memiliki penjelasan yang
lebih mendalam
Kemuktahiran Isi Buku
Kemuktahiran isi buku pada buku yang telah dikritisi ini yaitu
memuat pemaparan materi atau penjelasan definisi lebih akurat
dengan memunculkan pendapat-pendapat para ahli.
Keterkaitan Antara Isi Buku Dengan Bidang Ilmu
Keterkaitan isi buku ini dengan ilmu pancasila sendiri yaitu
menjelaskan secara detail tentang semua hal yang terkait dengan
pancasila serta aturan-aturan negara juga implementasi nya dalam
kehidupan sehari-hari.
Buku 2
Kohensi dan Koherensi
Pada buku ini keterkaitan antar materi hampir berkaitan sehingga
apabila dipisahkan akan menghasilkan materi yang tidak
keterkaitan serta materi yang disajikan mudah buat kita mengerti.
Kemuktahiran Isi Buku
Penjelasan materi yang digunakan lebih efisien dan bahasa-
bahasa yang digunakan didaalam buku tersebut mudah
dimengerti.
Keterkaitan Antara Isi Buku Dengan Bidang Ilmu
Dari beberapa penjelasan dalam buku tersebut sangatlah jelas dan
bagus dalam memberikan pengetahuan yang lebih lagi mengenai
pendidikan pancasila dengan begitu system perkembangan
ilmunya yang disampaikan dalam buku tersebut sangat bagus.
BAB IV Buku 1
KELEMAHAN Kohensi dan Koherensi
BUKU Pada buku 3 hampir menuju kesempurnaan karena materi yang
dijabarkan sangatlah jelas dan terperinci.

19
Kemuktahiran Isi Buku
Kemuktahiran isi pada buku ini sedikit memiliki kekurangan
seperti materi yang dibahas pada beberapa bab cenderung bersifat
umum dan mendasar juga tidak terdapat rangkuman pada setiap
akhir bab atau materi sehingga kurang dapat menemukan intisari
dari materi.
Keterkaitan Antara Isi Buku Dengan Bidang Ilmu
Isi buku belum memunculkan kreatifitas mahasiswa yang terbaru
atau inovasi baru yang dapat mengembangkan pengetahuan ilmu.
Buku 2
Kohensi dan Koherensi
Pada buku ini penjelasan materi umumnya dijabarkan terlalu
dalam sehingga tidak terlalu mudah untuk dimengerti pada
sebagian orang yang membaca.
Kemuktahiran Isi Buku
Isi buku terlalu banyak memuat tulisan, tidak adanya gambar atau
tabel sehingga terkesan agak membosankan untuk membacanya
Keterkaitan Antara Isi Buku Dengan Bidang Ilmu
Isi buku suda hampir memunculkan kreatifitas mahasiswa yang
terbaru atau inovasi baru yang dapat mengembangkan
pengetahuan ilmu.

BAB V Pada buku yang saya analisis adalah buku pendidikan


HASIL pancasila yang berisikan kita harus menjadi warga yang baik yang
ANALISIS telah memiliki hak dan cipta buku teks pelajaran dari dapartemen
pendidikan pancasila buku pendidikan ini telah dinilai oleh badan
standar nasional pendidikan dan telah ditetapkan untuk digunakan
sebagai buku acuan untuk pendidikan. Buku yang kami analisis
pada buku pertama diterbitkan oleh Direktorat Jendral
Pembelajaran dan Kemahasiswaan, pada buku kedua Kencana
Prenadamedia Group.
Tiap tiap bab disajikan manfaat yang diperoleh setelah
membaca tiap bab dalam buku tersebut. Tiap – tiap bab terdapat
kata – kata penting berisi kata-kata yang penting yang diketahui

20
maknanya oleh mahasiswa/mahasiswi. Pada buku pertama
terdapat gambar penjelasan gambar tokoh situasi dan
menjelaaskan materi yang sedang dipelajari.

BAB VI Kesimpulan
KESIMPULAN Mata kuliah pendidikan pancasila ini tentunya sangat
DAN SARAN penting untuk memberikan panduan umum tentang bagaimana
mengajarkan pancasila kepada mahasiswa. Rancangan ini sudah
memilahkan antara pendidikan pancasila dengan
kewarganegaraan yang semula jadi satu, sehingga memperjelas
pokok bahasan apa saja yang perlu disampaikan pada mahasiswa
terkait dengan pendidikan pancasila. Pancasila merupakan dasar
negara, namun semangat untuk menumbuh kembangkan lagi
pancasila perlu disambut dengan baik.
Pendidikan pancasila membahas, konsep pendukung
capaian dalam penyelenggaraan pendidikan pancasila di
perguruan tinggi, metode pembelajaran dan matriks kegiatan mata
kuliah pancasila, mata kuliah pancasila yang dapat mencapai
capain pembelajaran, pancasila dalam kajian sejarah bangsa
Indonesia,pancasila sebagai dasar negara, pancasila sebagai
ideology negara, pancasila sebagai filsafat, pancasila sebagai
etika,pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu.
Saran
Sebagai mahasiswa kita harus memiliki wawasan yang
komperhensif mengenai pancasila sebagai dasar negara dapat
mengantarkan diri, masyarakat, bangsa, dan negara kearah
kemajuan yang lebih baik dan mampu menegakkan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan pancasila.

21

Anda mungkin juga menyukai