PENDAHULUAN
Blok Sistem Pertahanan Tubuh dan Infeksi adalah blok ke-7 dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang. Didalam blok ini diajarkan
mengenai prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar, khususnya di bidang sistem
pertahanan tubuh sebagai dasar keilmuan yang diperlukan dalam
pemahaman ilmu kedokteran serta konsep penyakit yang diakibatkan oleh
adanya infeksi virus, bakteri, jamur, maupun parasit. Studi kasus skenario
tutorial D di Blok VII ini memaparkan kasus An. Bedu, laki-laki usia 7
tahun dibawa ibunya ke praktek dokter karena demam tinggi sejak 3 hari.
Demam mendadak terus menerus. Keluhan juga disertai bitnik merah
dikulit. An. Bedu juga mengeluh sakit perut, sakit kepala, nyeri disekitar
bola mata dan nyeri sendi. BAB hitam tidak ada. BAK normal.
Pemeriksaan fisik :
1
4) Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
5) Pulmo : suara nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
6) Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien
tidak teraba, bising usus (+) normal
7) Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 3 detik
8) Kulit : petichae (+), hematom (-), purpura (-)
Pemeriksaan laboratorium : Hb 14,6 g/dl, HT : 44 g/dl, leukosit : 3.500,
trombosit : 60.000, eritrosit 4,6 x 1012 , diff count 0/0/45/0/50/5.
1.3 Manfaat
1. Agar dapat berlatih menganalisis suatu masalah
2. Agar dapat mengetahui proses dalam tutorial
3. Agar bisa mengaplikasikan metode program based learning dalam
suatu kasus.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Skenario Kasus
Pemeriksaan fisik :
4
I. Klarifikasi istilah
5
. pembinasaan bakteri yang memasuki
tubuh) sel darah putih.
13 Sakit perut Rasa sakit atau nyeri yang hanya terjadi
. di bagian perut.
14 Sakit kepala Berasa tidak enak di bagian tubuh
. antara leher ke atas yang terdapat otak,
pusat jaringan saraf, dan beberapa pusat
indera.
15 Nyeri disekitar bola mata Berasa sakit (seperti ditusuk-tusuk
. jarum) pada bagian bola mata.
16 Nyeri sendi Berasa sakit pada bagian tubuh yang
. menghubungkan tulang dengan tulang.
17 Riwayat imunisasi Uraian tentang pemberian antigen untuk
. mendapatkan kekebalan adaptif pada
tubuh.
18 Riwayat makan Informasi yang memberi gambaran
. mengenai macam dan jumlah bahan
makanan yang dimakan.
19 Riwayat pertumbuhan Uraian tentang segala sesuatu mengenai
. dan perkembangan pertumbuhan dan perkembangan.
20 Cor Jantung
.
21 Murmur Bunyi secara auskultasi terutama bunyi
.
22 Gallop Kelainan irama jantung, lihat juga pada
. ritme.
23 Wheezing Suara seperti bersuit dalam bernafas.
.
24 Diff count Perhitungan jumlah dari jenis-jenis
. leukosit dari dalam darah.
25 BAK Kecing; berkemih
.
26 Akral hangat Mengenai ekstremitas yang teraba
. hangat.
27 Hemoglobin (Hb) Pigmen pembawa oksigen pada
. eritrosit, dibentuk oleh eritrosit yang
sedang berkembang didalam sum-sum
6
tulang.
28 Hematokrit (Ht) Persentase volume eritrosit dalam darah
. keseluruhan.
29 Bising usus Bunyi gemerincing pada usus yang
. dapat didengar melalui stetoskop.
30 Compos mentis Sadar sepenuhnya.
.
7
5. Pemeriksaan laboratorium : Hb 14,6 g/dl, HT : 44 g/dl, leukosit :
3.500, trombosit : 60.000, eritrosit 4,6 x 1012 , diff count
0/0/45/0/50/5
Prioritas Masalah:
Nomor : 5
Pemeriksaan laboratorium : Hb 14,6 g/dl, HT : 44 g/dl, leukosit : 3.500,
trombosit : 60.000, eritrosit 4,6 x 1012 , diff count 0/0/45/0/50/5.
Alasan :
Karena, trombositnya turun dimana fungsi trombosit untuk pembekuan
darah, sehingga dapat membahayakan An.Bedu jika terjadi pendarahan.
1. An. Bedu, laki-laki usia 7 tahun dibawa ibunya ke praktek dokter karena
demam tinggi sejak 3 hari. Demam mendadak terus-menerus.
Jawab :
8
1) Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri,
virus, jamur, ataupun parasit. Infeksi bakteri yang pada
umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain
pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis,
tuberculosis, bakteremia, sepsis, bakterial gastroenteritis,
meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis media, infeksi saluran
kemih, dan lain-lain . Infeksi virus yang pada umumnya
menimbulkan demam antara lain viral pneumonia, influenza,
demam berdarah dengue, demam chikungunya, dan virus-
virus umum seperti H1N1. Infeksi jamur yang pada
umumnya menimbulkan demam antara lain coccidioides
imitis, criptococcosis, dan lain-lain. Infeksi parasit yang pada
umumnya menimbulkan demam antara lain malaria,
toksoplasmosis, dan helmintiasis.
2) Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh
beberapa hal antara lain faktor lingkungan (suhu lingkungan
yang eksternal yang terlalu tinggi,keadaan tumbuh gigi, dll),
penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus,
vaskulitis, dll), keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma non-
hodgkin, leukemia, dll), dan pemakaian obat-obatan
(antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin). Selain itu
anak-anak juga dapat mengalami demam sebagai akibat efek
samping dari pemberian imunisasi selama ±1-10 hari.al lain
yang juga berperan sebagai faktor non infeksi penyebab
demam adalah gangguan sistem saraf pusat seperti
perdarahan otak, status epileptikus, koma, cedera
hipotalamus, atau gangguan lainnya. (Sudoyo, 2009).
Jawab :
9
mengeluarkan zat kimia (pirogen endogen, IL-1, IL-6, TNF-α,
dan IFN) pirogen eksogen & pirogen endogen merangsang
endothelium hipothalamus mengeluarkan prostaglandin
meningkatkan patokan thermostat di pusat termoregulasi
hipothalamus hipothalamus akan menganggap suhu sekarang
lebih rendah dari suhu patokan yang baru memicu mekanisme
untuk peningkatan panas peningkatan produksi panas suhu
naik.
Jawab :
Jawab :
10
5. Demam kontinyu : demam yang suhunya bervariasi sepanjang
hari tidak berbeda lebih dari 1 derajat.
6. Demam siklik : demam yang kenaikan suhu badan selama
beberapa hari yang diikuti periode bebas demam untuk beberapa
hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu tubuh seperti
semula.
(Nelwan, 2009)
Jawab :
1) Menular
a. Virus : Enterovirus, Parvovirus B19, Dengue
b. Bakteri : Meningokokal, demam scarlet, endocarditis infektif
c. Rickettsial : Rocky Mountain Spotted Fever
d. Bawaan : TORCH
2) Trauma
a. Cedera karena kecelakaan
b. Cedera tidak disengaja
c. Tekanan meningkat setelah serangan batuk, muntah atau
mengejan
3) Hematologis dan Ganas
a. Leukimia
b. Purpura Trombositopenik Idiopatik (ITP)
c. Trombositopenia dengan sindrom absent radius (TAR)
d. Trombositopenia Alloimun Neonatal (NAIT)
4) Kondisi Vaskulitis dan Inflamasi
a. Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)
b. Henoch Schonlein Purpura (HSP)
5) Gangguan Jaringan Ikat
11
a. Ehlers Danlos
6) Bawaan
a. Wiscott Aldrich
7) Lain – Lain
a. Reaksi Obat
b. Alergi
c. Kekurangan Vitamin K
(McGrath A, Barrett MJ, 2019)
b. Apa makna keluhan juga disertai bintik merah di kulit ?
Jawab :
Jawab :
3. An. Bedu juga mengeluh sakit perut, sakit kepala, nyeri disekitar bola
mata dan nyeri sendi. BAB hitam tidak ada. BAK normal.
a. Apa makna Bedu juga mengeluh sakit perut, sakit kepala, nyeri
disekitar bola mata dan nyeri sendi ?
12
Jawab :
Jawab :
c. Apa hubungan keluhan sakit perut, sakit kepala, nyeri disekitar bola
mata dan nyeri sendi dengan keluhan utama ?
Jawab :
13
d. Apa makna BAK normal ?
Jawab :
Jawab :
14
di makrofag aktivasi T helper dan T sitotoksik sehingga di
produksi limfokin & interferon mengaktifasi monosit sehingga
disekresi berbagai mediator inflamasi seperti TNF-α, IL-1, PAF
(Platelet Activating Factor), IL-6, dan histamin disfungsi sel
endotel sakkit perut & sakit kepala.
Nyeri sendi :
4. Pemeriksaan fisik :
Keadaan khusus :
15
1) Kepala : conjungtiva pucat (-), sclera ikterik (-), region nasal :
epistaktis (-)
2) Leher : dalam batas normal
3) Thoraks : retraksi tidak ada
4) Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
5) Pulmo : suara nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
6) Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien
tidak teraba, bising usus (+) normal
7) Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 3 detik
8) Kulit : petichae (+), hematom (-), purpura (-)
Jawab :
Pemeriksaan fisik :
16
Pulmo Wheezing Normal
Datar Normal
Lemas Normal
BU (+) normal Normal
Nyeri Tekan Abnormal
Abdomen Epigastrium (+)
Hepar & Lien tidak Normal
teraba
Ekstremitas Akral teraba hangat Normal
CRT < 3 detik Normal
Petichae (+) Abnormal
Hematom (-) Normal
Kulit
Purpura (-) Normal
Jawab :
Demam :
Petichae :
17
sel pembuluh darah permeabilitas kapiler meningkat
melebarnya pori-pori pembuluh darah kapiler plasma leakage
agregasi trombosit trombositopenia tampak perdarahan bawah
kulit (petechiae).
(Widoyono, 2005)
Jawab :
Dengan cara melakukan uji rumple leed atau uji tourniquet. Rumple
leed test adalah salah satu cara yang paling mudah dan cepat untuk
menentukan apakah terkena demam berdarah atau tidak. Rumple
leed adalah pemeriksaan bidang hematologi dengan melakukan
pembendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji
diagnostik kerapuhan vaskuler dan fungsi trombosit.
Jawab :
18
Buat lingkaran dengan diameter 5 cm pada lengan bawah pasien
kurang lebih 2,4 cm dari 1 lipat siku.
Setelah 15 menit buka katup pada balon dan biarkan air turun. Lalu
lepaskan manset.
Amati petichae
Lakukan interprestasi
- Negatif = <20 petichae
- Positif = >20 petichae
Rumple leed test adalah salah satu cara yang paling mudah dan
cepat untuk menentukan apakah terkena demam berdarah atau
tidak. Rumple leed adalah pemeriksaan bidang hematologi
dengan melakukan pembendungan pada bagian lengan atas
selama 10 menit untuk uji diagnostik kerapuhan vaskuler dan
fungsi trombosit.
Prosedur pemeriksaan Rumple leed tes yaitu:
1) Pasang ikatan sfigmomanometer pada lengan atas dan
pump sampai tekanan 100 mmHg (jika tekanan sistolik
pesakit < 100 mmHg, pump sampai tekanan ditengah-
tengah nilai sistolik dan diastolik).
2) Biarkan tekanan itu selama 10 minit (jika test ini
dilakukan sebagai lanjutan dari test IVY, 5 menit sudah
mencukupi).
3) Lepas ikatan dan tunggu sampai tanda-tanda statis darah
hilang kembali. Statis darah telah berhenti jika warna
kulit pada lengan yang telah diberi tekanan tadi kembali
lagi seperti warna kulit sebelum diikat atau menyerupai
warna kulit pada lengan yang satu lagi (yang tidak
diikat).
4) Cari dan hitung jumlah petechiae yang timbul dalam
lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari
fossa cubiti.
5) Turunkan tekanan dan lepaskan manset.
19
(Kemenkes RI, 2011)
Jawab :
Jawab :
Hemokonsentrasi
20
Nilai normal hematokrit pada anak-anak adalah 37-43%.
Meningginya nilai hematokrit akibat kebocoran plasma ke daerah
ekstra vaskuler melalui kapiler yang rusak.
Trombositopenia
Kebocoran plasma ringan volume plasma menurun
Perembesan trombosit akibat kebocoran plasma jumlah trombosit
menurun trombositopenia.
Trombositopenia juga terjadi dikarenakan akibat dari respon
inflamasi
Respon imun respon inflamasi aktivasi sistem koagulasi
(platelet activating sistem) terus-menerus) penurunan faktor
koagulasi penurunan fungsi agregasi trombosit penurunan
jumlah trombosit trombositopenia.
Leukopenia
Leukosipenia merupakan penurunan persentase sel darah putih
(leukosit). Leukosit terbentuk di sumsum tulang (myelogenous),
disimpan dalam jaringan limfatikus (limfa, timus, dan tonsil) dan
diangkut oleh darah ke organ dan jaringan Pada saat terjadi infeksi
didalam tubuh maka sel darah putih inilah yang berfungsi untuk
melawan mikroorganisme asing yang masuk kedalam tubuh. Apabila
leukosit didalam darah menurun menandakan adanya gangguan atau
penyakit tertentu dalam tubuh. Leukosipenia dapat disebabkan oleh
infeksi virus.
Neutrofilia
21
daripada peningkatan sel darah merah total mengindikasikan infeksi
yang berat.
Eosipenia
Limfositosis
22
infeksi dengue, dan pada kasus NS1 bernilai positif, yang artinya An.
Bedu positif terkena infeksi virus dengue yaitu demam berdarah
dengue.
b. Apa makna peningkatan Hb dan HT pada kasus An. Bedu ?
Jawab :
Nilai Hematokrit biasanya mulai meningkat pada hari ketiga dari
perjalanan penyakit dan makin meningkat sesuai dengan proses
perjalanan penyakit DBD. Peningkatan nilai Hematokrit merupakan
manifestasi hemokonsentrasi yang terjadi akibat kebocoran plasma
ke ruang ekstravaskuler disertai efusi cairan serosa, melalui kapiler
yang rusak.
Kadar hemoglobin pada hari-hari pertama biasanya normal atau
sedikit menurun. Tetapi kemudian kadarnya akan naik mengikuti
peningkatan hemokonsetrasi dan merupakan kelainan hematologi
paling awal yang ditemukan di DBD.
23
Trombositopenia, hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit
cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DBD.
Derajat penyakit DBD dapat diklasifikasikan dalam 4 derajat (WHO,
1999) :
Derajat I : demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya
manifestasi pendarahan ialah pendarahan yang
dipancing dengan uji tourniquet.
Derajat II : seperti derajat I, dan disertai pendarahan spontan di
kulit atau pendarahan lainnya.
Derajat III : derajat II + didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu
nadi cepat dan lemah, hipotensi, sianosis disekitar
mulut, kaki dingin dan lembab, dan tampak gelisah.
Derajat IV : derajat III + syok berat, nadi tidak dapat diraba dan
tekanan darah tidak terukur.
Jawab :
DBD, Malaria, Demam Tifoid, Campak.
24
antibody spesifik terhadap dengue berupa antibodi total, IgM maupun
IgG. Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :
a) Leukosit: dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat
ditemui limfositosis relative (>45% dari total leukosit) disertai
adanya limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit
yang pada fase syok akan meningkat.
b) Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.
c) Hematokrit: Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya
peningkatan hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya
dimulai pada hari ke-3 demam.
d) Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-
Dimer, atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan
atau kelainan pembekuan darah.
e) Protein/albumin: Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran
plasma.
f) SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase): dapat meningkat.
g) Ureum, Kreatinin: bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.
h) Elektrolit: sebagai parameter pemantauan pemberian cairan.
i) Golongan darah: dan cross macth (uji cocok serasi): bila akan
diberikan transfusi darah atau komponen darah.
j) Imuno serologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap
dengue.
IgM : terdeksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3,
menghilang setelah 60-90 hari.
IgG : pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14,
pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke-2.
2. NS-1
Antigen NS-1 dapat dideteksi pada awal demam hari pertama sampai
hari ke delapan. Sensitivitas antigen NS-1 berkisar 63%-93,4% dengan
spesifisitas 100% sama tingginya dengan spesifisitas gold standard
kultur virus.
(Pohan, Herdiman T, Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen, 2014)
25
10. Apa diagnosis kerja pada kasus?
Jawab :
Demam Berdarah Dengue derajat II.
26
permukaan air dalam keadaan menempel pada dinding perindukannya.
Nyamuk betina setiap kali bertelur dapat mengeluarkan telurnya
sebanyak 100 butir. Fase aquatik berlangsung selama 8-12 hari yaitu
stadium jentik berlangsung 6-8 hari, dan stadium kepompong (pupa)
berlangsung 2-4 hari. Pertumbuhan mulai dari telur sampai menjadi
nyamuk dewasa berlangsung selama 10- 14 hari. Umur nyamuk dapat
mencapai 2-3 bulan (Sungkar, S, 2002).
27
Untuk menurunkan suhu menjadi <39 celcius, dianjurkan
pemberian parasetamol.
Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per-oral, seperti jus
buah, sirop, susu, disamping air putih.
Monitor suhu, jumlah trombosit, dan hematokrit
Dosis parasetamol menurut kelompok umur
<1 tahun : 60 mg (1/8 dari 1 tab parasetamol (500 mg)
1-3 tahun : 60-125 (1/8-1/4 dari 1 tab)
4-6 tahun : 125-250 (1/4-1/2 dari 1 tab)
7-12 tahun : 250-500 mg (1/2-1 dari 1 tab)
Penggantian volume plasma bila,
Anak terus menerus munrah, tidak mau minum, demam tinggi
sehingga tidak mungkin diberi minum per-oral, terjadinya
dehidrasi, kebocoran plasma.
Apabila ada hemokonsentrasi 20% maka komposisi jenis cairan
yang diberikan harus sama dengan plasma.
Cairan awal RL/RA/NaCl 0,9% 6-7 ml/kgBB/jam
Naikan tetesan menjadi 10-15 ml/KgBB/ jam apabila pasien tidak
mengalami perbaikan, Ht naik, hipotensi, frekuensi nadi naik.
Evaluasi 12-24 jam.
28
Dubia ad bonam.
IV. Kesimpulan
An. Bedu. Laki-laki usia 7 tahun mengalami demam tinggi terus-menerus
selama 3 hari disertai pendarahan spontan karena menderita DBD derajat II.
29
V. Kerangka Konsep
Viremia
Plasma leakage
Agregasi trombosit
Trombositopenia
Petichae
Hematokrit naik
DBD Derajat II
30