Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Sistem Pertahanan Tubuh dan Infeksi adalah blok ke-7 dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang. Didalam blok ini diajarkan
mengenai prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar, khususnya di bidang sistem
pertahanan tubuh sebagai dasar keilmuan yang diperlukan dalam
pemahaman ilmu kedokteran serta konsep penyakit yang diakibatkan oleh
adanya infeksi virus, bakteri, jamur, maupun parasit. Studi kasus skenario
tutorial D di Blok VII ini memaparkan kasus An. Bedu, laki-laki usia 7
tahun dibawa ibunya ke praktek dokter karena demam tinggi sejak 3 hari.
Demam mendadak terus menerus. Keluhan juga disertai bitnik merah
dikulit. An. Bedu juga mengeluh sakit perut, sakit kepala, nyeri disekitar
bola mata dan nyeri sendi. BAB hitam tidak ada. BAK normal.

Riwayat persalinan : normal

Riwayat imunisasi : lengkap

Riwayat makan : normal

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan : normal

Pemeriksaan fisik :

1) Keadaam umum : sakit sedang, BB : 23 kg, TB : 122 cm


2) Tanda Vital : TD 90/60 mmHg, HR 80x/menit, RR 24x/menit, T :
39,2 oC
Keadaan khusus :
1) Kepala : conjunctiva pucat (-), sklera ikterik (-), regio nasal :
epistaksis (-)
2) Leher : dalam batas normal
3) Thoraks : retraksi tidak ada

1
4) Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
5) Pulmo : suara nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
6) Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien
tidak teraba, bising usus (+) normal
7) Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 3 detik
8) Kulit : petichae (+), hematom (-), purpura (-)
Pemeriksaan laboratorium : Hb 14,6 g/dl, HT : 44 g/dl, leukosit : 3.500,
trombosit : 60.000, eritrosit 4,6 x 1012 , diff count 0/0/45/0/50/5.

1.2 Maksud dan Tujuan:


Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian
dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan
metode analisis pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

1.3 Manfaat
1. Agar dapat berlatih menganalisis suatu masalah
2. Agar dapat mengetahui proses dalam tutorial
3. Agar bisa mengaplikasikan metode program based learning dalam
suatu kasus.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial


Tutor : dr. Iskandar Z A, DTM&H, M.Kes, Sp.ParK
Moderator : Dewi Fortuna Agustia
Sekretaris Meja : Dhea Sinci OpiaNingrum
Sekretaris Papan : Irene Regina Agustin
Anggota : Mufassir Oktadi Ekowantoni
Fransiska Delvia
Putri Saudah Wulandari
Tessa Maretha
Dimas Farizul Huda
Aninda Afrilia Aryani
Zira Riska Armidia
Nadia Rachmafitria Nanda Saputri
Waktu : Senin, 24 Juni 2019, Pukul : 13.00-15.00
Rabu, 26 Juni 2019, Pukul : 13.00-15.00
Peraturan tutorial :
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen.
3. Izin saat akan keluar ruangan.
4. Dilarang meletakkan barang-barang yang mengganggu diatas meja
selain kamus Dorland dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

3
2.2 Skenario Kasus

“ Bedu yang Malang “

An. Bedu, laki-laki usia 7 tahun dibawa ibunya ke praktek dokter


karena demam tinggi sejak 3 hari. Demam mendadak terus menerus.
Keluhan juga disertai bitnik merah dikulit. An. Bedu juga mengeluh sakit
perut, sakit kepala, nyeri disekitar bola mata dan nyeri sendi. BAB hitam
tidak ada. BAK normal.

Riwayat persalinan : normal

Riwayat imunisasi : lengkap

Riwayat makan : normal

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan : normal

Pemeriksaan fisik :

3) Keadaam umum : sakit sedang, BB : 23 kg, TB : 122 cm


4) Tanda Vital : TD 90/60 mmHg, HR 80x/menit, RR 24x/menit, T :
39,2 oC
Keadaan khusus :
9) Kepala : conjunctiva pucat (-), sklera ikterik (-), regio nasal :
epistaksis (-)
10) Leher : dalam batas normal
11) Thoraks : retraksi tidak ada
12) Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
13) Pulmo : suara nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
14) Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien
tidak teraba, bising usus (+) normal
15) Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 3 detik
16) Kulit : petichae (+), hematom (-), purpura (-)
Pemeriksaan laboratorium : Hb 14,6 g/dl, HT : 44 g/dl, leukosit : 3.500,
trombosit : 60.000, eritrosit 4,6 x 1012 , diff count 0/0/45/0/50/5

4
I. Klarifikasi istilah

1. Riwayat persalinan Sejarah tentang perihal (berhubungan


dengan) bersalin
2. Demam tinggi Peningkatan temperature tubuh diatas
o
normal (36,5-37,5 C), bicara terus
menerus, dan tidak mengalami
penurunan sampai ke suhu normal.
3. Epistaktis Pendarahan dari hidung, biasanya akibat
pecahnya pembuluh darah kecil yang
terletak dibagian anterior septum nasal
kartilaginosa.
4. Ronki Suara pernafasan yang kasar dan kering
serta terus-menerus di tenggorokan atau
saluran bronkus, karena obstruksi
parsial.
5. Petichae Sebuah bintik kecil merah keunguan
yang bulat, tidak menonjol disebabkan
oleh pendarahan didalam kulit atau sub
mukosa.
6. Hematoma Penggumpalan darah umumnya dalam
organ, rongga, atau jaringan akibat
pecahnya dinding pembuluh darah.
7. Tes yang dilakukan pada tubuh untuk
memonitor dehidrasi
8. BAB hitam Keluarnya feses hitam yang diwarnai
oleh darah yang berubah.
9. Trombosit Keping-keping darah atau yang
mempunyai bentuk tidak teratur dan
tidak mempunyai inti.
10 Purpura Pendarahan kecil di dalam kulit,
. membran mukosa, atau permukaan
serosa.
11 Eritrosit Sel darah merah; korpuskel; salah satu
. unsur yang dibentuk pada darah tepi.
12 Leukosit Sel darah tanpa warna (berfungsi untuk

5
. pembinasaan bakteri yang memasuki
tubuh) sel darah putih.
13 Sakit perut Rasa sakit atau nyeri yang hanya terjadi
. di bagian perut.
14 Sakit kepala Berasa tidak enak di bagian tubuh
. antara leher ke atas yang terdapat otak,
pusat jaringan saraf, dan beberapa pusat
indera.
15 Nyeri disekitar bola mata Berasa sakit (seperti ditusuk-tusuk
. jarum) pada bagian bola mata.
16 Nyeri sendi Berasa sakit pada bagian tubuh yang
. menghubungkan tulang dengan tulang.
17 Riwayat imunisasi Uraian tentang pemberian antigen untuk
. mendapatkan kekebalan adaptif pada
tubuh.
18 Riwayat makan Informasi yang memberi gambaran
. mengenai macam dan jumlah bahan
makanan yang dimakan.
19 Riwayat pertumbuhan Uraian tentang segala sesuatu mengenai
. dan perkembangan pertumbuhan dan perkembangan.
20 Cor Jantung
.
21 Murmur Bunyi secara auskultasi terutama bunyi
.
22 Gallop Kelainan irama jantung, lihat juga pada
. ritme.
23 Wheezing Suara seperti bersuit dalam bernafas.
.
24 Diff count Perhitungan jumlah dari jenis-jenis
. leukosit dari dalam darah.
25 BAK Kecing; berkemih
.
26 Akral hangat Mengenai ekstremitas yang teraba
. hangat.
27 Hemoglobin (Hb) Pigmen pembawa oksigen pada
. eritrosit, dibentuk oleh eritrosit yang
sedang berkembang didalam sum-sum

6
tulang.
28 Hematokrit (Ht) Persentase volume eritrosit dalam darah
. keseluruhan.
29 Bising usus Bunyi gemerincing pada usus yang
. dapat didengar melalui stetoskop.
30 Compos mentis Sadar sepenuhnya.
.

II. Identifikasi masalah

1. An. Bedu, laki-laki usia 7 tahun dibawa ibunya ke praktek dokter


karena demam tinggi sejak 3 hari. Demam mendadak terus-menerus.
2. Keluhan juga disertai bintik merah dikulit.
3. An. Bedu juga mengeluh sakit perut, sakit kepala, nyeri disekitar
bola mata dan nyeri sendi. BAB hitam tidak ada. BAK normal.
4. Pemeriksaan fisik :
1) Keadaan umur : sakit sedang, BB : 23kg, TB : 122 cm.
2) Tanda vital : TD 90/60 mmHg, HR 80x/menit, RR 24x/menit, T
39,2 oC.
Keadaan khusus :
1) Kepala : conjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-), regio nasal :
epistaktis (-)
2) Leher : dalam batas normal
3) Thoraks : retraksi tidak ada
4) Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
5) Pulmo : suara nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
6) Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan
lien tidak teraba, bising usus (+) normal
7) Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 3 detik
8) Kulit : petichae (+), hematom (-), purpura (-)

7
5. Pemeriksaan laboratorium : Hb 14,6 g/dl, HT : 44 g/dl, leukosit :
3.500, trombosit : 60.000, eritrosit 4,6 x 1012 , diff count
0/0/45/0/50/5

Prioritas Masalah:
Nomor : 5
Pemeriksaan laboratorium : Hb 14,6 g/dl, HT : 44 g/dl, leukosit : 3.500,
trombosit : 60.000, eritrosit 4,6 x 1012 , diff count 0/0/45/0/50/5.
Alasan :
Karena, trombositnya turun dimana fungsi trombosit untuk pembekuan
darah, sehingga dapat membahayakan An.Bedu jika terjadi pendarahan.

III. Analisis Masalah

1. An. Bedu, laki-laki usia 7 tahun dibawa ibunya ke praktek dokter karena
demam tinggi sejak 3 hari. Demam mendadak terus-menerus.

a. Apa saja kemungkinan penyebab demam ?

Jawab :

Demam merupakan akibat kenaikan set point (oleh sebab infeksi)


atau oleh adanya ketidakseimbangan antara produksi panas dan
pengeluarannya. Demam pada infeksi terjadi akibat mikroorganisme
merangsang makrofag atau PMN membentuk PE (faktor pirogen
endogenik) seperti IL-1, IL-6, TNF (tumuor necrosis factor), dan
IFN (interferon). Zat ini bekerja pada hipotalamus dengan bantuan
enzim cyclooxygenase pembentuk prostaglandin. Prostaglandin-lah
yang meningkatkan set point hipotalamus. Pada keadaan lain,
misalnya pada tumor, penyakit darah dan keganasaan, penyakit
kolagen, penyakit metabolik, sumber pelepasan PE bukan dari PMN
tapi dari tempat lain. (Ismoedijanto, 2000)

Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non


infeksi.

8
1) Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri,
virus, jamur, ataupun parasit. Infeksi bakteri yang pada
umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain
pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis,
tuberculosis, bakteremia, sepsis, bakterial gastroenteritis,
meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis media, infeksi saluran
kemih, dan lain-lain . Infeksi virus yang pada umumnya
menimbulkan demam antara lain viral pneumonia, influenza,
demam berdarah dengue, demam chikungunya, dan virus-
virus umum seperti H1N1. Infeksi jamur yang pada
umumnya menimbulkan demam antara lain coccidioides
imitis, criptococcosis, dan lain-lain. Infeksi parasit yang pada
umumnya menimbulkan demam antara lain malaria,
toksoplasmosis, dan helmintiasis.
2) Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh
beberapa hal antara lain faktor lingkungan (suhu lingkungan
yang eksternal yang terlalu tinggi,keadaan tumbuh gigi, dll),
penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus,
vaskulitis, dll), keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma non-
hodgkin, leukemia, dll), dan pemakaian obat-obatan
(antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin). Selain itu
anak-anak juga dapat mengalami demam sebagai akibat efek
samping dari pemberian imunisasi selama ±1-10 hari.al lain
yang juga berperan sebagai faktor non infeksi penyebab
demam adalah gangguan sistem saraf pusat seperti
perdarahan otak, status epileptikus, koma, cedera
hipotalamus, atau gangguan lainnya. (Sudoyo, 2009).

b. Bagaimana patofisiologi demam ?

Jawab :

Stimulasi sel-sel darah putih (monosit, limfosit, dan neutrofil) 


oleh pirogen eksogen (toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun)

9
 mengeluarkan zat kimia (pirogen endogen, IL-1, IL-6, TNF-α,
dan IFN)  pirogen eksogen & pirogen endogen merangsang
endothelium hipothalamus  mengeluarkan prostaglandin 
meningkatkan patokan thermostat di pusat termoregulasi
hipothalamus  hipothalamus akan menganggap suhu sekarang
lebih rendah dari suhu patokan yang baru  memicu mekanisme
untuk peningkatan panas  peningkatan produksi panas  suhu
naik.

(Guyton & Hall, 2017)

c. Apa makna demam mendadak terus – menerus ?

Jawab :

Maknanya, demam mendadak terus menerus termasuk gejala klinis


dari DBD dimana demam tersebut biasa disebut dengan demam
pelana kuda, sebab suhu tubuh penderita naik turun (3 hari panas
hari ke 4 turun dan hari ke 5 naik lagi).

d. Apa saja jenis-jenis demam ?

Jawab :

Ada 6 macam tipe demam, yaitu :


1. Demam Septik : demam yang suhunya tidak pernah mencapai
normal, tinggi pada malam hari dan turun ke tingkat diatas normal
pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.
2. Demam hektik : demam yang suhunya mencapai normal.
3. Demam remitten : demam yang suhu badan dapat turun setiap
hari tetapi tidak pernah mencapai suhu normal, perbedaan suhu 2
derajat celcius.
4. Demam intermitten : demam yang suhu badan turun ketingkat
yang normal selama beberapa jam dalam sehari.

10
5. Demam kontinyu : demam yang suhunya bervariasi sepanjang
hari tidak berbeda lebih dari 1 derajat.
6. Demam siklik : demam yang kenaikan suhu badan selama
beberapa hari yang diikuti periode bebas demam untuk beberapa
hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu tubuh seperti
semula.
(Nelwan, 2009)

2. Keluhan juga disertai bintik merah dikulit.

a. Apa kemungkinan penyebab bintik merah di kulit ?

Jawab :

1) Menular
a. Virus : Enterovirus, Parvovirus B19, Dengue
b. Bakteri : Meningokokal, demam scarlet, endocarditis infektif
c. Rickettsial : Rocky Mountain Spotted Fever
d. Bawaan : TORCH
2) Trauma
a. Cedera karena kecelakaan
b. Cedera tidak disengaja
c. Tekanan meningkat setelah serangan batuk, muntah atau
mengejan
3) Hematologis dan Ganas
a. Leukimia
b. Purpura Trombositopenik Idiopatik (ITP)
c. Trombositopenia dengan sindrom absent radius (TAR)
d. Trombositopenia Alloimun Neonatal (NAIT)
4) Kondisi Vaskulitis dan Inflamasi
a. Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)
b. Henoch Schonlein Purpura (HSP)
5) Gangguan Jaringan Ikat

11
a. Ehlers Danlos
6) Bawaan
a. Wiscott Aldrich
7) Lain – Lain
a. Reaksi Obat
b. Alergi
c. Kekurangan Vitamin K
(McGrath A, Barrett MJ, 2019)
b. Apa makna keluhan juga disertai bintik merah di kulit ?

Jawab :

Makna keluhan disertai bintik merah di kulit yaitu menandakan


adanya petichae yang artinya terjadi pendarahan dibawah kulit yang
disebabkan oleh kebocoran plasma (plasma leakage), dan termasuk
gejala DBD derajat II).

c. Bagaimana patofisiologi bintik merah di kulit ?

Jawab :

Infeksi virus dengue memasuki aliran darah  virus bereplikasi 


tubuh melakukan perlawanan  membentuk antibodi  terbentuk
kompleks antigen-antibodi  melepaskan zat-zat yang merusak sel-
sel pembuluh darah  permeabilitas kapiler meningkat 
melebarnya pori-pori pembuluh darah kapiler  plasma leakage 
agregasi trombosit  trombositopenia  tampak perdarahan bawah
kulit (petechiae).
(Widoyono, 2005)

3. An. Bedu juga mengeluh sakit perut, sakit kepala, nyeri disekitar bola
mata dan nyeri sendi. BAB hitam tidak ada. BAK normal.

a. Apa makna Bedu juga mengeluh sakit perut, sakit kepala, nyeri
disekitar bola mata dan nyeri sendi ?

12
Jawab :

Maknanya anak Bedu mengalami viremia. Viremia adalah masa


dimana virus berada di dalam aliran darah sehingga dapat ditularkan
kepada orang lain melalui gigitan nyamuk. Masa inkubasi dari
infeksi virus dengue berkisar 7 sampai 10 hari. Fase viremia terjadi
ketika pasien mulai demam dan terinfeksi. Viremia dimulai pada hari
sebelum terserang penyakit dan berakhir pada hari terakhir dimana
virus tersebut terdeteksi. Adanya virus didalam tubuh menimbulkan
reaksi hebat sel-sel tubuh. Walaupun virus pada akhirnya lenyap,
namun reaksi tubuh akan menimbulkan tanda-tanda dan gejala
penyakit DBD (Malavige, dkk, 2004).

b. Apa makna BAB hitam tidak ada ?

Jawab :

Maknanya, normal, virus tersebut tidak menginfeksi pada sistem


pencernaan sehingga tidak terjadi pendarahan di usus.

c. Apa hubungan keluhan sakit perut, sakit kepala, nyeri disekitar bola
mata dan nyeri sendi dengan keluhan utama ?

Jawab :

Hubungannya adalah keduanya merupakan dampak dari satu factor


yang sama yakni akibat dari tubuh yang mengalami viremia. Pada
saat viremia, virus menyerang pembuluh darah, sakit perut
disebabkan karena virus dengue menyerang pembuluh darah yang
ada di bagian perut (sphlangnicus), sakit kepala karena mengganggu
perfusi ke otak dan nyeri disekitar bola mata karena gangguan pada
pembuluh darah akibat trombosit yang rendah, terlebih pembuluh
darah di mata kecil- kecil jadi timbul nyeri disekitar mata (Malavige,
dkk, 2004).

13
d. Apa makna BAK normal ?

Jawab :

Maknanya, Pasien tidak mengalami dehidrasi, dan juga


menyingkirkan diagnosis DSS (dengue shock Syndrome), dehidrasi
merupakan salah satu manifestasi dari DSS.

e. Bagaimana patofisiologi sakit perut, sakit kepala, nyeri disekitar bola


mata dan nyeri sendi ?

Jawab :

Sakit perut & sakit kepala :

Virus dengue masuk ke dalam tubuh  menyebabkan aktivasi


makrofag yang memfagositosis kompleks virus antibodi non
netralisasi sehingga virus bereplikasi di makrofag  terjadi infeksi

14
di makrofag  aktivasi T helper dan T sitotoksik sehingga di
produksi limfokin & interferon  mengaktifasi monosit sehingga
disekresi berbagai mediator inflamasi seperti TNF-α, IL-1, PAF
(Platelet Activating Factor), IL-6, dan histamin  disfungsi sel
endotel  sakkit perut & sakit kepala.

(Pohan, Herdiman T, Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen,


2014)

Nyeri sendi :

Antigen (virus) masuk ke dalam tubuh  masuk kealiran darah 


terjadi reaksi imunologi kompleks  terangsangnya nosiseptor
akibat pelepasan asam arakidonat pada hipotalamus  nyeri.

(Guyton & Hall, 2017)

Nyeri pada bola mata :

Ketika terjadi kerusakan jaringan pada mata, maka respon tubuh


adalah dengan mengeluarkan sel-sel radang, sel-sel radang seperti
prostaglandin menambah kepekaan nosireseptor , sinyal nyeri yang
didapat dari nosireseptor tersebut kemudian disalurkan ke saraf
afferen melalui serabut saraf alfa dan c, dengan perantara substantia
P yang dikeluarkan oleh serat-serat nyeri afferen rangsangan dikirim
ke thalamus dan kemudian memicu respon tubuh terhadap nyeri
yang dirasakan pada mata.

4. Pemeriksaan fisik :

1) Keadaan umum : sakit sedang, BB : 23kg, TB : 122 cm.


2) Tanda vital : TD 90/60 mmHg, HR 80x/menit, RR 24x/menit, T
39,2oC.

Keadaan khusus :

15
1) Kepala : conjungtiva pucat (-), sclera ikterik (-), region nasal :
epistaktis (-)
2) Leher : dalam batas normal
3) Thoraks : retraksi tidak ada
4) Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
5) Pulmo : suara nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
6) Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien
tidak teraba, bising usus (+) normal
7) Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 3 detik
8) Kulit : petichae (+), hematom (-), purpura (-)

a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik ?

Jawab :

Pemeriksaan fisik :

Hasil Pemeriksaan Interpretasi


Keadaan Umum Sakit sedang Abnormal (demam)
IMT Normal
Tanda Vital TD : 90/60 mmHg Normal
HR : 80x/menit Normal
RR : 24x/menit Normal
Temp : 39,2oC Febris (normal :
36,5-37,5 oC)
Keadaan khusus :

Hasil Pemeriksaan Interpretasi


Conjongtiva Pucat (-) Normal
Sklera Ikterik (-) Normal
Kepala
Regio nasal : Normal
Epistaksis (-)
Leher - Normal
Thoraks Retraksi Tidak Ada Normal
Jantung Bunyi Jantung I dan II Normal
Murmur (-) Normal
Gallop (-) Normal
Suara Nafas Vesikuler Normal
Ronki (-) Normal

16
Pulmo Wheezing Normal
Datar Normal
Lemas Normal
BU (+) normal Normal
Nyeri Tekan Abnormal
Abdomen Epigastrium (+)
Hepar & Lien tidak Normal
teraba
Ekstremitas Akral teraba hangat Normal
CRT < 3 detik Normal
Petichae (+) Abnormal
Hematom (-) Normal
Kulit
Purpura (-) Normal

b. Bagimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik ?

Jawab :

Demam :

Stimulasi sel-sel darah putih (monosit, limfosit, dan neutrofil) 


oleh pirogen eksogen (toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun)
 mengeluarkan zat kimia (pirogen endogen, IL-1, IL-6, TNF-α,
dan IFN)  pirogen eksogen & pirogen endogen merangsang
endothelium hipothalamus  mengeluarkan prostaglandin 
meningkatkan patokan thermostat di pusat termoregulasi
hipothalamus  hipothalamus akan menganggap suhu sekarang
lebih rendah dari suhu patokan yang baru  memicu mekanisme
untuk peningkatan panas  peningkatan produksi panas  suhu
naik.

(Guyton & Hall, 2017)

Petichae :

Infeksi virus dengue memasuki aliran darah  virus bereplikasi 


tubuh melakukan perlawanan  membentuk antibodi  terbentuk
kompleks antigen-antibodi  melepaskan zat-zat yang merusak sel-

17
sel pembuluh darah  permeabilitas kapiler meningkat 
melebarnya pori-pori pembuluh darah kapiler  plasma leakage 
agregasi trombosit  trombositopenia  tampak perdarahan bawah
kulit (petechiae).
(Widoyono, 2005)

Nyeri tekan epigastrium :


Viremia sampai ke pembuluh darah splanknikus di area abdomen 
terjadi gangguan permeabilitas endotel  timbul nyeri di sekitar
perut.

c. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan petichae ?

Jawab :

Dengan cara melakukan uji rumple leed atau uji tourniquet. Rumple
leed test adalah salah satu cara yang paling mudah dan cepat untuk
menentukan apakah terkena demam berdarah atau tidak. Rumple
leed adalah pemeriksaan bidang hematologi dengan melakukan
pembendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji
diagnostik kerapuhan vaskuler dan fungsi trombosit.

(Kemenkes RI, 2011)

d. Bagaimana cara pemeriksaan Rumple Leed ?

Jawab :

 Pasang manset sfigmomanometer pada lengan kanan dan ukur


tekanan darah pasien.
 Setelah tekanan darah diketahui, pompa lagi dan pertahankan posisi
air raksa pada angka yang merupakan hasil dari (tekanan sistolik +
tekanan diastolik). Angka maksimal 100 mmHg.
 Biarkan posisi selama 15 menit.

18
 Buat lingkaran dengan diameter 5 cm pada lengan bawah pasien
kurang lebih 2,4 cm dari 1 lipat siku.
 Setelah 15 menit buka katup pada balon dan biarkan air turun. Lalu
lepaskan manset.
 Amati petichae
 Lakukan interprestasi
- Negatif = <20 petichae
- Positif = >20 petichae
Rumple leed test adalah salah satu cara yang paling mudah dan
cepat untuk menentukan apakah terkena demam berdarah atau
tidak. Rumple leed adalah pemeriksaan bidang hematologi 
dengan  melakukan pembendungan pada bagian lengan atas
selama 10 menit untuk uji diagnostik kerapuhan vaskuler dan
fungsi trombosit.
Prosedur pemeriksaan Rumple leed tes yaitu:
1) Pasang ikatan sfigmomanometer pada lengan atas dan
pump sampai tekanan 100 mmHg (jika tekanan sistolik
pesakit < 100 mmHg, pump sampai tekanan ditengah-
tengah nilai sistolik dan diastolik).
2) Biarkan tekanan itu selama 10 minit (jika test ini
dilakukan sebagai lanjutan dari test IVY, 5 menit sudah
mencukupi).
3) Lepas ikatan dan tunggu sampai tanda-tanda statis darah
hilang kembali. Statis darah telah berhenti jika warna
kulit pada lengan yang telah diberi tekanan tadi kembali
lagi seperti warna kulit sebelum diikat atau menyerupai
warna kulit pada lengan yang satu lagi (yang tidak
diikat).
4) Cari dan hitung jumlah petechiae yang timbul dalam
lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari
fossa cubiti.
5) Turunkan tekanan dan lepaskan manset.

19
(Kemenkes RI, 2011)

5. Pemeriksaan laboratorium : Hb 14,6 g/dl, HT : 44 g/dl, leukosit : 3.500,


trombosit : 60.000, eritrosit 4,6 x 1012 , diff count 0/0/45/0/50/5

a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan laboratorium ?

Jawab :

Data Hasil pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi


Hemoglobin 14,6gr/dL 11,4 -16,5 gr/dL Normal
Hematokrit 44% 37- 43% Hemo
Konsentrasi
Trombosit 60.000/mm3 150.000-450.000/ Trombositopen
mm3 ia
3
Leukosit 3.500/mm 5.000-10.000/mm3 Leukopenia
Eritrosit 4,6 x 1012 sel/L 4,4 - 5,6 x 1012 Normal
sel/L
Diff Count
0 - 1%
Basofil 0% Normal
1-3 %
Eosinofil 0% 2-6 % Eosipenia
50-70 %
Neutrofil batang 45 % Neutrofilia
Neutrofil 0% Neutropenia
20-40 %
segmen 2-8 % (Shift to the
left)
Limfosit 50 % Limfositosis
Monosit 5% Normal

b. Bagaimana mekanisme abnormal pemeriksaan laboratorium ?

Jawab :

 Hemokonsentrasi

20
Nilai normal hematokrit pada anak-anak adalah 37-43%.
Meningginya nilai hematokrit akibat kebocoran plasma ke daerah
ekstra vaskuler melalui kapiler yang rusak.
 Trombositopenia
Kebocoran plasma ringan  volume plasma menurun 
Perembesan trombosit akibat kebocoran plasma  jumlah trombosit
menurun  trombositopenia.
Trombositopenia juga terjadi dikarenakan akibat dari respon
inflamasi
Respon imun  respon inflamasi  aktivasi sistem koagulasi
(platelet activating sistem) terus-menerus)  penurunan faktor
koagulasi  penurunan fungsi agregasi trombosit  penurunan
jumlah trombosit  trombositopenia.
 Leukopenia
Leukosipenia merupakan penurunan persentase sel darah putih
(leukosit). Leukosit terbentuk di sumsum tulang (myelogenous),
disimpan dalam jaringan limfatikus (limfa, timus, dan tonsil) dan
diangkut oleh darah ke organ dan jaringan Pada saat terjadi infeksi
didalam tubuh maka sel darah putih inilah yang berfungsi untuk
melawan mikroorganisme asing yang masuk kedalam tubuh. Apabila
leukosit didalam darah menurun menandakan adanya gangguan atau
penyakit tertentu dalam tubuh. Leukosipenia dapat disebabkan oleh
infeksi virus.

 Neutrofilia

Neutrofilia merupakan peningkatan persentase neutrofil didalam


darah. Pada saat terjadi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri
atau parasit yang menyerang tubuh maka neutrofil yang merupakan
sel yang berfungsi melawan mikroorganisme asing akan
meningkatkan produksinya agar dapat melawan mikroorganisme
tersebut. Peningkatan jumlah neutrofi berkaitan dengan tingkat
keganasan infeksi, serta jika terjadi peningkatan neutrofi lebih besar

21
daripada peningkatan sel darah merah total mengindikasikan infeksi
yang berat.

 Eosipenia

Eosipenia adalah penurunan jumlah eosinofi dalam sirkulasi.


Eosipenia memiliki kemampuan memfagosit, eosinofil aktif terutama
pada tahap akhir inflamasi ketika terbentuk kompleks antigen-
antibodi. Eosipenia dapat terjadi pada saat tubuh merespon stres
(peningkatan produksi glukokortikosteroid).

 Limfositosis

Limfositosis merupakan keadaan dimana terjadinya peningkatan


persentase limfosit dalam sirkulasi. Pada saat terjadi infeksi yang
disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit yang menyerang tubuh
maka limfosit yang merupakan sel yang berperan dalam pertahanan
tubuh terhadap mikroorganisme asing. Limfosit akan memperbanyak
dirinya untuk menyerang mikroorganisme asing tersebut agar tidak
membahayakan tubuh (Kemenkes, 2011).

6. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kedua


Pemeriksaan Hb, Ht, Trombo Serial :
Hb : 15,6 g/dl
HT : 47 g/dl
Trombosit : 45.000
Pemeriksaan NS1 (+)
a. Apa makna pemeriksaan NS1 bernilai positif ?
Jawab :
NS1 dengue disekresikan ke dalam sistem darah pada individu-
individu yang terinfeksi dengan virus dengue. NS1 bersikulasi pada
konsentrasi yang tinggi di dalam serum pasien dengan infeksi primer
maupun sekunder selama fase klinik sakit dan hari-hari pertamas
fase pemulihan. Deteksi NS1 dapat memberikan diagnosis spesifik

22
infeksi dengue, dan pada kasus NS1 bernilai positif, yang artinya An.
Bedu positif terkena infeksi virus dengue yaitu demam berdarah
dengue.
b. Apa makna peningkatan Hb dan HT pada kasus An. Bedu ?
Jawab :
Nilai Hematokrit biasanya mulai meningkat pada hari ketiga dari
perjalanan penyakit dan makin meningkat sesuai dengan proses
perjalanan penyakit DBD. Peningkatan nilai Hematokrit merupakan
manifestasi hemokonsentrasi yang terjadi akibat kebocoran plasma
ke ruang ekstravaskuler disertai efusi cairan serosa, melalui kapiler
yang rusak.
Kadar hemoglobin pada hari-hari pertama biasanya normal atau
sedikit menurun. Tetapi kemudian kadarnya akan naik mengikuti
peningkatan hemokonsetrasi dan merupakan kelainan hematologi
paling awal yang ditemukan di DBD.

7. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus? (menurut WHO)


Jawab :
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria menurut WHO tahun
1999 yang terdiri dari kriteria klinis dan laboratories. Penggunaan kriteria
ini dimaksudkan untuk mengurangi diagnosis yang berlebihan (over
diagnosis).
1. Kriteria Klinis
Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus
menerus selama 2-7 hari. Terdapat manifestasi pendarahan yang
ditandai dengan : uji tourniquet positif, petichae, ekimosis, purpura,
pendarahan mukosa, epistaksis, pendarahan gusi, hematemesis,
pembesaran hati (hepatomegaly), syok, ditandai nadi cepat dan
lemah, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien
tampak gelisah (Depkes RI, 2004).
2. Laboratories

23
Trombositopenia, hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit
cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DBD.
Derajat penyakit DBD dapat diklasifikasikan dalam 4 derajat (WHO,
1999) :
Derajat I : demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya
manifestasi pendarahan ialah pendarahan yang
dipancing dengan uji tourniquet.
Derajat II : seperti derajat I, dan disertai pendarahan spontan di
kulit atau pendarahan lainnya.
Derajat III : derajat II + didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu
nadi cepat dan lemah, hipotensi, sianosis disekitar
mulut, kaki dingin dan lembab, dan tampak gelisah.
Derajat IV : derajat III + syok berat, nadi tidak dapat diraba dan
tekanan darah tidak terukur.

8. Apa diagnosis banding pada kasus?

Jawab :
DBD, Malaria, Demam Tifoid, Campak.

9. Apa pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada kasus ?


Jawab :
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka
demam dengue adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin,
hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat
adanya limfositosis relative disertai gambaran limfosit plasma biru.
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture)
ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR
(Reserve Transcriptase Polymerase Chain Reaction), namun karena
teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi adanya

24
antibody spesifik terhadap dengue berupa antibodi total, IgM maupun
IgG. Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :
a) Leukosit: dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat
ditemui limfositosis relative (>45% dari total leukosit) disertai
adanya limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit
yang pada fase syok akan meningkat.
b) Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.
c) Hematokrit: Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya
peningkatan hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya
dimulai pada hari ke-3 demam.
d) Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-
Dimer, atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan
atau kelainan pembekuan darah.
e) Protein/albumin: Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran
plasma.
f) SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase): dapat meningkat.
g) Ureum, Kreatinin: bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.
h) Elektrolit: sebagai parameter pemantauan pemberian cairan.
i) Golongan darah: dan cross macth (uji cocok serasi): bila akan
diberikan transfusi darah atau komponen darah.
j) Imuno serologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap
dengue.
IgM : terdeksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3,
menghilang setelah 60-90 hari.
IgG : pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14,
pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke-2.
2. NS-1
Antigen NS-1 dapat dideteksi pada awal demam hari pertama sampai
hari ke delapan. Sensitivitas antigen NS-1 berkisar 63%-93,4% dengan
spesifisitas 100% sama tingginya dengan spesifisitas gold standard
kultur virus.
(Pohan, Herdiman T, Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen, 2014)

25
10. Apa diagnosis kerja pada kasus?
Jawab :
Demam Berdarah Dengue derajat II.

11. Apa Etiologi dari kasus?


Jawab :
DBD disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus
Flavivirus, keluarga Flaviviridae, dan mempunyai empat jenis serotipe
yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Vektor utama penyakit DBD
adalah nyamuk Aedes Aegypti. Sifat nyamuk senang tinggal pada air
yang jenih dan tergenang. Telurnya dapat bertahan berbulan-bulan pada
suhu 20-42oC. Bila kelembaban terlalu rendah, telur akan menetas
dalam kurun waktu 4 hari. Kemudian, untuk menjadi nyamuk dewasa
ini memerlukan waktu 9 hari. Nyamuk dewasa yang sudah menghisap
darah 3 hari dapat bertelur 100 butir (Widoyono, 2005).

12. Bagaimana siklus hidup nyamuk Aedes aegypti ?


Jawab :

Nyamuk Aedes Aegypti mengalami metamorfosa sempurna, yaitu dari


bentuk telur, jentik, kepompong dan nyamuk dewasa. Stadium telur,
jentik, dan kepompong hidup di dalam air (aquatik), sedangkan nyamuk
hidup secara teresterial (di udara bebas). Pada umumnya telur akan
menetas menjadi larva dalam waktu kira-kira 2 hari setelah telur
terendam air. Nyamuk betina meletakkan telur di dinding wadah di atas

26
permukaan air dalam keadaan menempel pada dinding perindukannya.
Nyamuk betina setiap kali bertelur dapat mengeluarkan telurnya
sebanyak 100 butir. Fase aquatik berlangsung selama 8-12 hari yaitu
stadium jentik berlangsung 6-8 hari, dan stadium kepompong (pupa)
berlangsung 2-4 hari. Pertumbuhan mulai dari telur sampai menjadi
nyamuk dewasa berlangsung selama 10- 14 hari. Umur nyamuk dapat
mencapai 2-3 bulan (Sungkar, S, 2002).

13. Bagaimana perjalanan penyakit (fase demam) pada kasus ?


Jawab :
Pada umumnya penderita DBD akan mengalami fase demam selama 2-
7 hari.
Fase pertama (demam) : pada hari ke 1-3, penderita akan mengalami
demam tinggi (40oC).
Fase kedua (kritis) : pada hari ke 4-5, penderita mengalami
turunnya demam hingga 37oC dan penderita
merasa dapat melakukan aktivitas kembali.
Pada fase ini jika tidak mendapat pengobatan
yang adekuat dapat terjadi keadaan fatal,
akan terjadi penurunan trombosit secara
drastis.
Fase ketiga (pemulihan) : pada hari ke 6-7, penderita akan merasa
demam kembali, fase ini dinamakan fase
pemulihan. Di fase inilah trombosit akan
perlahan naik menjadi normal kembali.
(Kemenkes, 2017)

14.Bagaimana tatalaksana pada kasus?


Jawab :
Tatalaksana DBD bersifat simtomatik dan suportif.
Pasien dianjurkan :
 Tirah baring, selama masih demam

27
 Untuk menurunkan suhu menjadi <39 celcius, dianjurkan
pemberian parasetamol.
 Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per-oral, seperti jus
buah, sirop, susu, disamping air putih.
 Monitor suhu, jumlah trombosit, dan hematokrit
Dosis parasetamol menurut kelompok umur
 <1 tahun : 60 mg (1/8 dari 1 tab parasetamol (500 mg)
 1-3 tahun : 60-125 (1/8-1/4 dari 1 tab)
 4-6 tahun : 125-250 (1/4-1/2 dari 1 tab)
 7-12 tahun : 250-500 mg (1/2-1 dari 1 tab)
Penggantian volume plasma bila,
 Anak terus menerus munrah, tidak mau minum, demam tinggi
sehingga tidak mungkin diberi minum per-oral, terjadinya
dehidrasi, kebocoran plasma.
 Apabila ada hemokonsentrasi 20% maka komposisi jenis cairan
yang diberikan harus sama dengan plasma.
 Cairan awal RL/RA/NaCl 0,9% 6-7 ml/kgBB/jam
 Naikan tetesan menjadi 10-15 ml/KgBB/ jam apabila pasien tidak
mengalami perbaikan, Ht naik, hipotensi, frekuensi nadi naik.
 Evaluasi 12-24 jam.

15. Bagaimana komplikasi pada kasus?


Jawab :
1. Ensefalopati dengue: edema otak dan alkalosis. Dapat terjadi baik
pada syok maupun tanpa syok.
2. Kelainan ginjal: akibat syok berkepanjangan.
3. Edema paru: akibat pemberian cairan berlebihan.
(Sumarno SPS, Herry G, Sri RSH, 2012)

16. Bagaimana prognosis pada kasus?


Jawab :

28
Dubia ad bonam.

17. Apa SKDU pada kasus?


Jawab :
4A : lulusan dokter mampu mendiagnosis, melakukan penatalaksana
secara mandiri dan tuntas.
(Konsil Kedokteran Indonesia, 2012)

18. Bagaimana Pandangan Islam pada kasus?


Jawab :
HR. Muslim 4/1993, No. 2575 :
Dari Jabir radiyallahu ‘anhu :

Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjenguk Ummu


as-Saib (atau Ummu al-Musayyib), kemudian beliau bertanya, ‘Apa
yang terjadi denganmu wahai Ummu al-Sa’ib (atau wahai Ummu al-
Musayyib), kenapa kamu bergetar?’ Dia menjawab, ‘Sakit demam yang
tidak ada keberkahan Allah padanya.’ Maka beliau
bersabda, ‘Janganlah kamu mencela demam, karena ia menghilangkan
dosa anak Adam, sebagaimana alat pemanas besi mampu
menghilangkan karat’. 

HR. Al-Bukhari No. 5661 dan Muslim No. 6511 :

″Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya,


melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana
pohon menggugurkan daun-daunnya.″

IV. Kesimpulan
An. Bedu. Laki-laki usia 7 tahun mengalami demam tinggi terus-menerus
selama 3 hari disertai pendarahan spontan karena menderita DBD derajat II.

29
V. Kerangka Konsep

Gigitan nyamuk Aedes Aegypti


yang mengandung virus dengue

Viremia

(demam, sakit perut, sakit kepala,


nyeri sendi, dan nyeri disekitar
bola mata)

Reaksi inflamasi di vaskular

Plasma leakage

Agregasi trombosit

Trombositopenia

Petichae

Hematokrit naik

DBD Derajat II

30

Anda mungkin juga menyukai