Anda di halaman 1dari 62

STUDI PROFESI 1

SIMULASI PROPOSAL PROYEK


KANTOR PEMERINTAHAN

PT. KERJATERUS
Disusun oleh:

Hendrik Heriyanto 315170010


Ralph Louis Salis 315170044
Garreth Malcolm Rolland 315170056
Dennis 315170060

Dosen: Ir. Bambang Irawan, M.T.


Asdos: Ir. Suryadi

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya
lah kami dapat dengan tepat waktu menyelesaikan tugas mata kuliah Studi Profesi
1 yang berjudul “Simulasi Penyelenggaraan Proyek”.
Selain menyelesaikan tugas mata kuliah Studi Profesi 1, tugas laporan penelitian
ini juga bertujuan agar mahasiswa arsitektur dapat memahami dengan baik proses
penyelenggaraan sebuah proyek.
Kami sebagai penyusun laporan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-
orang yang telah berkontribusi dalam penyusunan tugas laporan ini:
1. Bapak Bambang Irawan sebagai dosen pengajar mata kuliah Studi Profesi
Arsitektur I
2. Bapak Suryadi sebagai dosen pembimbing mata kuliah Studi Profesi
Arsitektur I
3. Anggota kelompok yang telah berkontribusi dan membantu dalam
penyusunan
tugas ini.
Kami berharap agar laporan ini dapat menjadi laporan yang berguna bagi para
pembaca. Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat ini masih memiliki
banyak kekurangan dan kesalahan, serta masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kami berharap adanya saran dan masukan yang kondusif dari pembaca, sehingga
kami bisa menyusun laporan yang lebih baik lagi di masa mendatang. Kami juga
memohon maaf apabila ada kesalahan dan hal yang kurang berkenan bagi para
pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pembaca.

Jakarta, 18 Mei 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I: Pendahuluan ……………………………………………………………..1


1.1 Latar Belakang…………………………………………………….1
1.2 Tujuan dan Manfaat………………………………………………..1
1.3 Ruang Lingkup Penulisan………………………………………….1
1.4 Metode Penulisan………………………………………………….2
1.5 Sistematika Penulisan……………………………………………...2

BAB II: Kajian Pustaka………………………………………………………….3


2.1 Bidang Arsitek……………………………………………………..3
2.2 Praktik Arsitek……………………………………………………..3
2.3 Arsitek Sebagai Manajemen Konstruksi…………………………...4

2.4 Kode Etik…………………………………………………………..8

2.4.1 Kaidah Dasar Satu Kewajiban Umum……………………….8

2.4.2 Kaidah Dasar Dua Kewajiban Terhadap Masyarakat……….11

2.4.3 Kaidah Dasar Tiga Kewajiban kepada Pengguna Jasa……..13

2.4.6 “Good Governance” Bagi profesi Arsitek Ikatan Arsitek


Indonesia…………………………………………………………18

BAB III: Profil Perusahaan…………………………………………………….22


3.1 Profil Perusahaan…………………………………………………22
3.1.1 Data Perusahaan ……………………………………………22
3.1.2 Data Umum Perusahaan....…………..……………………...22
3.1.3 Dewan Direksi…………..………………….………………24
3.1.4 Stuktur Organisasi……..…………………………………...24

ii
3.1.5 Tanda Daftar Perusahaan…………………………………...26

BAB IV: Portfolio……………………………………………………………….43

Daftar pustaka………………………………………………………………….44
Lampiran…………………………………………………………………….….45

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Profesi arsitek sudah dikenal dari jaman dahulu sebagai profesi yang sangat
kompleks. Dimulai dari proses desain yang rumit sampai proses pengerjaan di
dalam lapangan yang Panjang dan banyak timbul hal yang tidak terduga
merupakan bumbu sehari – hari dalam profesi arsitek. Kantor Pemerintahan
merupakan salah satu tipe bangunan rancangan yang memerlukan perhatian
khusus dalam merancang karena banyak hal detail yang perlu diperhatikan.
Dimulai dari tingkat jabatan orang-orang yang memakai bangunan, kegiatan
dan aktivitas yang terjadi dalam bangunan tersebut, sampai
bentuk/facadebangunan yang didesainnya juga harus sesuai dengan
tema/konsep bangunan tersebut. Dalam bahasan kali ini, kita sebagai arsitek
diminta untuk merancang sebuah kantor pemerintahan yang berisikan ruangan-
ruangan yang bisa menunjang kegiatan utama maupun kegiatan pendukung
yang terjadi didalam kantor pemerintahan.

1.2 Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk memaparkan proses arsitek mendirikan bangunan


bukan dari segi desain tetapi lebih kedalam teknis dan persyaratan
mendirikannya. Bahasan akan bergerak disekitar perijinan dan pengerjaan
teknis di lapangan seperti faktor kegagalan dan keberhasilan. Diharapkan
makalah ini dapat memberikan garis besar seperti apa proses arsitektur
mendirikan bangunan diluar dari desain.

1.3 Ruang Lingkup Penulisan

- Melakukan riset tentang perijinan mendirikan bangunan


- Mencari contoh proposal dan surat ijin lain untuk distudi lebih lanjut

1
- Memaparkan data yang berasal dari perusahaan kita kedalam proposal –
proposal pendirian bangunan

- Melampirkan tahapan kerja dalam satu proyek (kantor pemerintahan)


- Mengambil kesimpulan dari data dan proposal yang dibuat

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan yaitu:


Analisis – setelah diperoleh data – data yang berasalkan dari literatur, dapat
dianalisis secara langsung dan diolah kembali sesuai dengan proyek kita

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan laporan ini disusun sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan penulisan, ruang


lingkup penulisan, metode penulisan, sistematikan penulisan untuk
menjelaskan pokok - pokok pembahasan.

BAB II: Kajian Pustaka

Bab ini membahas tentang teori di bidang arsitektur serta kode etik
di bidang arsitektur

BAB III: Profil Perusahaan

Membahas sturuktur organisasi yang ada di perusahaan, serta tujuan


dan pembagian tugas dalam perusahaan

BAB IV: Pembahasan

Membahas rencana kerja dan faktor - faktor yang dapat


menggagalkan proyek

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Arsitek

Arsitek adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau
ahli lingkungan binaan. Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai
seorang perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan,
merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk
memandu keputusan yang memengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi
astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena
lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior
ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan
lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek
sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau
lingkungan binaan.

Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana.
"Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton
(master pembangun), arkhi (ketua) + tekton (pembangun, tukang kayu).

Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari
pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan
di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat.
Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak
untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi
penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan
perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang
disepakati

2.2 Praktik Arsitek

Di dunia keprofesian arsitektur, pengetahuan teknis, manajemen, dan ilmu


bisnis adalah aspek yang sangat penting disamping pengetahuan terhadap ilmu

3
merancang itu sendiri. Seorang arsitek disewa oleh klien untuk melakukan studi
kelayakan, audit bangunan, mendesain bangunan. Arsitek dapat berperan di
dalam mendukung Perencanaan Kota (Urban Planning), dapat berperan di
dalam mendukung Perancangan Kota (Urban Design), dapat berperan di dalam
Perencanaan dan Perancangan Lingkungan/Kawasan, dapat berperan di dalam
Perencanaan dan Perancangan Bangunan, Perancangan Interior (Ruang Dalam)
Bangunan, Perancangan Taman, Perancangan Meubel, dapat berperan di dalam
Perusahaan Perabot (Meubel), dapat berperan sebagai Surveyor dan/atau
Quantity Surveyor untuk memprakirakan anggaran dan biaya pembangunan,
dapat berperan sebagai Tenaga Pendidik, dapat berperan sebagai Peneliti,
arsitek dapat berperan di dalam Industri Bahan Bangunan, dan dapat berperan
di dalam bidang jasa konstruksi lain. Sesuai dengan fungsinya sebagai
pengontrol dan/atau pengawas, maka arsitek adalah tidak dibenarkan untuk
berperan sebagai Pelaksana Pembangunan (kontraktor), atau secara gamblang
dapat disampaikan bahwa Arsitek tidak boleh berpraktik sebagai Kontraktor.

2.3 Arsitek Sebagai Manajemen Konstruksi

Dalam menilai standar pemenuhan kualifikasi profesional arsitek, IAI


menetapkan 13 butir kompetensi. Dari 13 butir tersebut, empat butir di
antaranya terkait erat dengan peran arsitek pada proyek pelaksanaan konstruksi,
yaitu:

- Pengetahuan fisik dan fisika bangunan

- Penerapan batasan anggaran dan peraturan bangunan

- Pengetahuan industri konstruksi dalam perencanaan

- Pengetahuan manajeman proyek

Peran engineer arsitek pada proyek konstruksi terkait erat dengan:

1. Pemahaman tentang teknologi dan karakter material bangunan

4
Pemahaman tentang teknologi bangunan diperlukan dalam merencanakan
strategi pelaksanaan proyek dan metoda pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Engineer arsitek harus mampu mengidentifikasi permasalahan, terutama
pada pekerjaan finishing, sehingga dapat merumuskan metoda pelaksanakan
yang tepat, sehingga dicapai mutu pekerjaan yang optimal dengan tahapan
pelaksanaan yang efektif dan efisien.

Terkait dengan hal ini, diperlukan pula pemahaman terhadap karakter


material bangunan, sehingga dapat menentukan spesifikasi material finishing
yang digunakan. Pemahaman spesifikasi material ini tidak hanya mencakup
taste (misalnya warna dan corak), melainkan juga spesifikasi secara teknis
dan fungsi. Contoh sederhana, misalnya tentang penggunaan cat tembok
yang cocok untuk interior dan eksterior, maupun cat yang cocok untuk
bangunan rumah sakit. Contoh lain adalah pemilihan kaca untuk jendela
ruang dalam dan jendela dinding luar atau curtain wall. Lebih lanjut tentang
pemilihan kaca untuk skylight dan kanopi.

Pemahaman ini sangat diperlukan karena kadang penentuan jenis dan


spesifikasi material finishing tidak diatur secara detail dalam RKS atau
terdapat kesalahan dalam penentuan spesifikasi material secara sistem. Di
sinilah peran engineer untuk memberikan usulan pemilihan material, dengan
tetap melalui prosedur SOP yang telah ditentukan.

2. Kemampuan untuk menterjemahkan gambar desain dari perencana menjadi


shop drawing

Engineer arsitek dengan dibantu oleh drafter, harus mampu menyajikan shop
drawing, sebagai penterjemahan gambar desain, sehingga mudah dipahami
oleh pihak lapangan. Kriteria shop drawing yang baik adalah:

Aplikatif, yaitu dapat dilaksanakan tanpa kesulitan yang tidak perlu.

Penggunaan skala yang tepat untuk setiap shop drawing, sehingga terbaca
dengan mudah.

5
Menampilkan ukuran dimensi yang lengkap dan detail, sesuai dengan bahan
dan material yang digunakan, sehingga tidak terjadi kesalahan ukuran.

Menampilkan jenis dan spesifikasi material yang digunakan secara lengkap


dan detail, sehingga kesalahan dalam pengadaan material.

Metoda pelaksanaan pekerjaan dapat terbaca dalam gambar shop drawing.

Secara prinsip, shop drawing harus dibuat sedemikian jelas, sehingga


meminimalkan pertanyaan-pertanyaan akibat ketidakjelasan gambar.
Dengan kata lain, dalam setiap lembar gambar harus menampilkan sebanyak
mungkin informasi yang diperlukan.

3. Kemampuan untuk memaksimalkan pemanfaatan value engineering

Value engineering (VE) adalah suatu teknik manajemen yang menggunakan


pendekatan sistematis untuk mencapai keseimbangan fungsional terbaik
antara biaya, keandalan dan penampilan dari suatu produk atau proyek.
Dengan pengertian secara umum di atas value engineering diharapkan sangat
membantu dalam menyelesaikan permasalahan dengan efektif dan efisien
tanpa meninggalkan kaidah struktur suatu bangunan. Dalam konteks ini,
maka engineer arsitek harus mampu membuat design engineering yang
mencapai efisiensi dari segi waktu, biaya dan tenaga, dengan kualitas mutu
terkendali.

Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau


mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil
optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan pencapaian
tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang
digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu
diusahakan pelaksanaan pengwasan mutu ( Quality Control ) , pengawasan
biaya ( cost Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( time control ).

6
Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap
perencanaan, namun dapat juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan
dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap
- tahap proyek sebagai berikut

1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek.


Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan

teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan - masukan dan atau


keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi,
yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan,
perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.

2. Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan


proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari
tahap disain.

3. Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam


penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen
konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain

4. MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan


melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen
konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan
pemisahan kontrak - kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.

Dilakukannya VE bukan semata untuk kepentingan kontraktor, tapi justru


bermuara untuk kepentingan owner. Latar belakang dilakukannya VE
dimungkinkan karena sebab-sebab berikut:

- Meningkatnya biaya konstruksi

- Kekurangan dana pembangunan

- Suku bunga cukup tinggi

- Inflasi meningkat tiap tahun

7
- Kemajuan teknologi yang sangat pesat

- Perencanaan yang terlalu mewah

- Adanya pertumbuhan ekonomi

Dalam upaya memaksimalkan pemanfaatan value engineering ini, engineer


arsitek dituntut untuk mengeksploasi kemampuan arsiteknya untuk dapat
melakukan VE. Contoh-contoh dilakukannya VE biasanya terkait dengan
metode pekerjaan. Untuk pekerjaan struktur, contohnya adalah pengecoran
bangku tribun pada stadion dengan sistem in situ, yang diubah menjadi precast.
VE pekerjaan struktur ini terutama terkait upaya efisiensi waktu. Selain itu juga
dicapai kualitas pekerjaan yang lebih baik, terutama dari segi kerapian
pekerjaan, sehingga tidak memerlukan pekerjaan repair permukaan bangku
tribun.

Untuk pekerjaan arsitek, contoh VE misalnya tentang perubahan pelaksanaan


pekerjaan kusen kayu dari wet system menjadi dry system. Wet system adalah
sistem pemasangan kusen kayu bersamaan dengan pemasangan bata dinding.
Sedangkan dry system adalah sistem pemasangan kusen kayu setelah setelah
selesai pekerjaan finishing dinding, yaitu finishing opening dinding. Lebih
tepatnya ini merupakan penerapan sistem pemasangan kusen aluminium yang
diterapkan pada sistem pemasangan kusen kayu. Hasil yang dituju pada VE
pemasangan kusen kayu ini adalah tercapainya kualitas pemasangan yang labih
rapi dan waktu pelaksanaan yang lebih cepat.
2.4 Kode Etik

2.4.1 Kaidah Dasar Satu Kewajiban Umum

Para arsitek menguasai pengetahuan dan teori mengenai seni-budaya,


ilmu, cakupan kegiatan, dan keterampilan arsitektur, yang diperoleh dan
dikembangkan baik melalui pendidikan formal, informal, maupun
nonformal. Proses pendidikan, pengalaman, dan peningkatan ketrampilan
yang membentuk kecakapan dan kepakaran ltu dlnilai melalui pengujian
keprofesian di bidang arsitektur. Hal itu dapat memberikan penegasan
kepada masyarakat, bahwa seseorang bersertifikat keprofesian arsitek
dianggap telah memenuhi standar kemampuan memberikan pelayanan

8
penugasan profesionalnya di bidang arsitektur dengan sebaik-baiknya.
Secara umum, para arsitek memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk
selalu menjunjung tinggi dan meningkatkan nilai-nilai budaya dan
arsitektur, serta menghargai dan ikut berperan serta dalam
mempertimbangkan segala aspek sosial dan lingkungan untuk setiap
kegiatan profesionalnya, dan menolak hal-hal yang tidak profesional.

Standar Etika 1.1 PENGABDIAN DIRI


Arsitek melakukan tugas profesinya sebagai bagian dari pengabdiannya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan mengutamakan kepentingan
negara dan bangsa.

Standar Etika 1.2 PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN


Arsitek senantiasa berupaya meningkatkan pengetahuan dan keahlian
serta sikap profesionalnya sesuai dengan nilai-nilai moral maupun
spiritual. Kaidah Tata Laku 1.201 Dalam berkarya, arsitek wajib
menampilkan kepakaran dan kecakapannya secara taat asas. Uraian:
Tuntutan akan ketaat-asasan terhadap pencapaian taraf standar
kompetensi ini diharapkan dapat meningkatkan disiplin seorang anggota
untuk senantiasa mampu mencapai taraf profesional yang tertinggi.

Standar Etika 1.3 STANDAR KEUNGGULAN


Arsitek selalu berupaya secara terus menerus untuk meningkatkan mutu
karyanya, antara lain melalui pendidikan, penelitian, pengembangan, dan
penerapan arsitektur.

Standar Etika 1.4 WARISAN ALAM, BUDAYA, DAN


LINGKUNGAN
Arsitek sebagai budayawan selalu berupaya mengangkat nilai-nilai
budaya melalui karya, serta wajib menghargai dan membantu pelestarian,
juga berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidupnya yang tidak

9
semata-mata menggunakan pendekatan teknis-ekonomis tetapi juga
menyertakan asas pembangunan berkelanjutan.

Kaidah Tata Laku 1.401


Arsitek berkewajiban berperan aktif bersejarah yang bemilai tinggi.

Kaidah Tata Laku 1.402


Arsitek berkewajiban meneliti secara cermat sebelum melakukan rencana
peremajaan, pembongkaran bangunan/kawasan yang dinilai memiliki
potensi untuk dilestarikan sesuai dengan peraturan yang berlaku, baik
sebagian maupun seluruhnya.

Uraian: Yang dimaksud memiliki potensi berdasarkan peraturan yang


berlaku dan atau penilaian para pakar.

Kaidah Tata Laku 1.403


Arsitek berkewajiban memberitahukan dan memberikan saran- saran
kepada Pengurus IAI Daerah/Cabang untuk diteruskan kepada yang
berwenang, apabila mengetahui ada rencana perombakan, peremajaan,
pembongkaran bangunan dan atau kawasan yang perlu dilestarikan di
daerahnya.

Kaidah Tata Laku 1.404


Arsitek mengusahakan penggunaan sumber daya secara efisien,
meningkatkan mutu sumber daya manusia, mempertahankan dan
memperkaya keanekaan hayati, serta kelestarian lingkungan, khususnya
pembangunan berkelanjutan.

Standar Etika 1.5 NILAI HAK ASASI MANUSIA


Arsitek wajib menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dalam setiap
upaya menegakkan profesinya. Kaidah Tata Laku 1.501 Dalam

10
menjalankan kegiatan profesionalnya, arsitek bersikap tidak membeda-
bedakan seseorang/golongan atas dasar penilaian ras/suku,agama,
kebangsaan, cacat,atau orientasi gender.

Standar Etika 1.6 ARSITEKTUR, SENI, DAN INDUSTRI


KONSTRUKSI
Arsitek bersikap terbuka dan sadar untuk memadukan arsitektur dengan
seni-seni terkait dan selalu berusaha menumbuh-kembangkan ilmu dan
pengetahuan dalam memajukan proses dan produk industri konstruksi

2.4.2 Kaidah Dasar Dua Kewajiban Terhadap Masyarakat


Para arsitek memilikl kewajiban kemasyarakatan untuk mendalami
semangat dan inti hukurn hukum serta peraturan terkait, dan bersikap
mendahulukan kepentingan masyarakat umum.

Standar Etika 2.1 TATA LAKU


Arsitek wajib menjunjung tinggi tatanan hukum dan peraturan terkait
dalam menjalankan kegiatan profesinya.

Kaidah Tata Laku 2.101


Dalam menjalankan kegiatan profesinya, arsitek mematuhi hukum serta
tunduk pada kode etik dan kaidah tata laku profesi, yang berlaku d i
Indonesia dan di negara tempat mereka bekerja. Arsitek tidak dibenarkan
bertindak ceroboh dan mencemarkan integritas dan kepentingan profesi.

Kaidah Tata Laku 2.102


Arsitek tidak akan menyampaikan maupun mempromosikan dirinya atau
jasa profesionalnya secara menyesatkan, tidak benar, atau menipu. Arsitek
tidak dibenarkan untuk memasang iklan atau sarana promosi yang
menyanjung atau mengambil bagian dari memuji diri sendiri, apalagi yang
bersifat menyesatkan dan kegiatan publikasi dengan imbal jasa, yang

11
mempromosikan/merekomendasikan bahan-bahan bangunan atau
pertengkapan/peralatan bangunan.

Kaidah Tata Laku 2.103


Arsitek tidak dibenarkan terlibat dalam pekerjaan yang bersifat penipuan
atau yang merugikan kepentingan pihak lain.

Uraian: Yang dimaksud dengan penipuan adalah pelanggaran hukum oleh


arsitek, baik di tingkat daerah, nasional, maupun intemasional, yang
dilakukan baik yang terkait saat melaksanakan kegiatan profesinya,
maupun segala jenis pelanggaran yang tidak terkait dengan profesinya,
menja di dasar bagi IA/ untuk menegakkan peraturan dan mengambil
langkah sanksi keorganisasian. Tennasuk pelanggaran hak cipta, yang
melarang untuk meniru/menggandakan hasil karya arsitektur tanpa ijin
perancang pemegang hak cipta. Tuduhan atas pelanggaran tersebut hams
berdasarkan hasil temuan pelanggaran hukum yang sah.

Kaidah Tata Laku 2.104


Arsitek tidak dibenarkan menawarkan/menjanjikan dan atau memberikan
uang atau pemberian lain kepada seseorang atau pihak-pihak tertentu yang
bertujuan memperoleh proyek yang diminati.

Kaidah Tata Laku 2.105


Apabila dalam proses pengerjaan proyeknya, arsitek mengetahui bahwa
keputusan yang diambil oleh pengguna jasa melanggar atau bertentangan
dengan hukum serta kaidah yang berlaku, dan mengancam keselamatan
masyarakat umum, maka arsitek wajib:

o Mengingatkan dan menyarankan pengguna jasa agar


mempertimbangkan kembali keputusannya.
o Menolak pelaksanaan keputusan tersebut

12
o Melaporkan perkara ini kepada pihak berwewenang yang berfungsi
sebagai pengawas bangunan atau petugas lain yang terkait untuk meninjau
kembali, terkecuali arsitek penerima tugas dapat memberikan jalan keluar
pemecahan lain.

Uraian: Kaidah ini diberlakukan hanya ji ka pelanggaran terhadap aturan


hukum bangunan tersebut dianggap dapat mengancam keselamatan
masyarakat umum. Ketaatan hukum dalam hal ini dimaksudkan untuk
memastikan penyelesaian proyek, yang juga merupakan bagian dari
kewajiban Arsitek.

Standar Etika 2.2 PELAYANAN UNTUK KEPENTINGAN


MASYARAKAT UMUM
Arsitek selayaknya melibatkan diri dalam berbagai kegiatan masyarakat,
sebagai bentuk pengabdian profesinya, terutama dalam membangun
pemahaman masyarakat akanarsitektur, fungsi, dan tanggungjawab
arsitek.

2.4.3 Kaidah Dasar Tiga Kewajiban kepada Pengguna Jasa


Arsitek selalu menunaikan penugasan dari pengguna jasa dengan seluruh
kecakapan dan kepakaran yang dimilikinya dan secara profesional
menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap

Standar Etlka 3.1 KOMPETENSI


Tugas arsitek harus dilaksanakan secara profesionaldengan penuh
tanggungjawab, kecakapan, dan kepakaran.

KaktahTata Laku 3.101


Arsitek harus melengkapi diri dengan sertifikat profesi arsitek sesuai
dengan undang-undang yang ber1aku, dan selalu memerhatikan peraturan
dan perundangan-undangan pada setiap tahap pelaksanaan tugas
perencanaan dan perancangan.

13
Uraian: Kepatuhan arsitek terhadap hukum adalah merupakan syarat
utama untuk melindungi pengguna jasa, masyarakat, dan arsitek sendiri.
Bila perlu dalam melaksanakan tugasnya arsitek dapat mencari
pendamping yang secara tepat memahami pengertian akan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.

Kaidah Tata Laku 3.102


Arsitek hanya akan menerima penunjukan akan suatu pekerjaan, jika ia
mempunyai kualifikasi dan meyakini memiliki cukup kecakapan serta
kepakaran, sumber pendanaan dan sumber daya ketrampilan teknis yang
mendukung pelaksanaan setiap bagian kewajiban dari penugasan.

Uraian: Karena arsitek bertanggung jawab secara moril kepada pengguna


jasa dan dirinya sendiri, dan dasar hubungan arsitek dengan pengguna jasa
adalah kepercayaan, yang harus selalu dipelihara dengan baik, maka
maksud kaidah tata laku ini adalah untuk memastikan, bahwa seorang
arsitek tidak akan mengambil atau akan ikut serta dalam pekerjaan yang
melampaui kapasitasnya. Arsitek yang ingin menangani bidang yang
bukan merupakan keahliannya, harus menempuh pendidikan dan
pelatihan tambahan, atau dapat melibatkan konsultan lain yang memiliki
keahlian yang dibutuhkan.

Kaidah Tata Laku 3.103


Arsitek harus selalu meningkatkan kecakapan dan kepakarannya dengan
pengembangan profesi lanjutan yang diselenggarakan atau telah disetujui
IAI.

Kaidah Tata Laku 3.104


Dengan tetap menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap,
arsitek mempunyai kewajiban membaktikan seluruh kecakapan dan
kepakarannya dengan penuh ketekunan dan kehati-hatian, mengikuti
"Baku Minimum Penyajian" (Minimum Standard of Performance) yang
direkomendasikan/dipujikan IAI, dan berdasarkan ikatan hubungan kerja
yang jelas meliputi antara lain:

1. Lingkup Penugasan
2. Pembagian wewenang dan tanggung jawab, hak dan kewajiban
3. Batas-batas wewenang dan tanggung jawab, hak dan kewajiban
4. Perhitungan lmbalan Jasa

14
5. Tata cara penyelesaian penugasan.

Kaidah Tata Laku 3.105


Arsitek tidak dibenarkan untuk mengubah atau mengganti lingkup
ataupun target program kerja suatu penugasan tanpa persetujuan
pengguna jasa.

Kaidah Tata Laku 3.106


Arsitek akan menerima imbalan jasa maupun bentuk imbalan lainnya
hanya yang sesuai dengan kesepakatan yang tertera dalam perjanjian
hubungan kerja atau penugasan, dan tidak dibenarkan menerima ataupun
meminta kepada pihak lain dalam bentuk apapun.

Standar Etika 3.2 KERAHASIAAN


Arsitek wajib mengemban kepercayaan yang telah diberikan oleh
pengguna jasa kepada dirinya.

Kaidah Tata Laku 3.201


Arsitek akan menjaga kerahasiaan, kepentingan pengguna jasa, dan atau
yang tidak dibenarkan memberitahukan informasi rahasia, kecuali seijin
pengguna jasa telah memperoleh kewenangan hukum, misalnya
didasarkan atas keputusan pengadilan.

Uraian: Dalam mendukung penyebaran informasi yang berguna untuk


kepentingan pengembangan dan kerja sama profesi, arsitek hams mampu
mengenali dan menjaga komunikasinya dengan pengguna jasa yang
mungkin bersifat sensitif dan rahasia. Jika sifat kerahasiaan
Apabila dalam proses pengerjaan proyeknya, arsitek mengetahui bahwa
keputusan yang diambil oleh pengguna jasa melanggar atau bertentangan
dengan hukum serta kaidah yang berlaku, dan mengancam keselamatan
masyarakat umum, maka arsitek wajib:

o Mengingatkan dan menyarankan pengguna jasa agar


mempertimbangkan kembali keputusannya.
o Menolak pelaksanaan keputusan tersebut
o Melaporkan perkara ini kepada pihak berwewenang yang berfungsi
sebagai pengawas bangunan atau petugas lain yang terkait untuk meninjau

15
kembali, terkecuali arsitek penerima tugas dapat memberikan jalan keluar
pemecahan lain.

Uraian: Kaidah ini diberlakukan hanya ji ka pelanggaran terhadap aturan


hukum bangunan tersebut dianggap dapat mengancam keselamatan
masyarakat umum. Ketaatan hukum dalam hal ini dimaksudkan untuk
memastikan penyelesaian proyek, yang juga merupakan bagian dari
kewajiban Arsitek.

Standar Etika 2.2 PELAYANAN UNTUK KEPENTINGAN


MASYARAKAT UMUM
Arsitek selayaknya melibatkan diri dalam berbagai kegiatan masyarakat,
sebagai bentuk pengabdian profesinya, terutama dalam membangun
pemahaman masyarakat akanarsitektur, fungsi, dan tanggungjawab
arsitek.

Arsitek selalu menunaikan penugasan dari pengguna jasa dengan seluruh


kecakapan dan kepakaran yang dimilikinya dan secara profesional
menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap

Standar Etlka 3.1 KOMPETENSI


Tugas arsitek harus dilaksanakan secara profesionaldengan penuh
tanggungjawab, kecakapan, dan kepakaran.

KaktahTata Laku 3.101


Arsitek harus melengkapi diri dengan sertifikat profesi arsitek sesuai
dengan undang-undang yang ber1aku, dan selalu memerhatikan peraturan
dan perundangan-undangan pada setiap tahap pelaksanaan tugas
perencanaan dan perancangan.

Uraian: Kepatuhan arsitek terhadap hukum adalah merupakan syarat


utama untuk melindungi pengguna jasa, masyarakat, dan arsitek sendiri.
Bila perlu dalam melaksanakan tugasnya arsitek dapat mencari

16
pendamping yang secara tepat memahami pengertian akan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.

Kaidah Tata Laku 3.102


Arsitek hanya akan menerima penunjukan akan suatu pekerjaan, jika ia
mempunyai kualifikasi dan meyakini memiliki cukup kecakapan serta
kepakaran, sumber pendanaan dan sumber daya ketrampilan teknis yang
mendukung pelaksanaan setiap bagian kewajiban dari penugasan.

Uraian: Karena arsitek bertanggung jawab secara moril kepada pengguna


jasa dan dirinya sendiri, dan dasar hubungan arsitek dengan pengguna jasa
adalah kepercayaan, yang harus selalu dipelihara dengan baik, maka
maksud kaidah tata laku ini adalah untuk memastikan, bahwa seorang
arsitek tidak akan mengambil atau akan ikut serta dalam pekerjaan yang
melampaui kapasitasnya. Arsitek yang ingin menangani bidang yang
bukan merupakan keahliannya, harus menempuh pendidikan dan
pelatihan tambahan, atau dapat melibatkan konsultan lain yang memiliki
keahlian yang dibutuhkan.

Kaidah Tata Laku 3.103


Arsitek harus selalu meningkatkan kecakapan dan kepakarannya dengan
pengembangan profesi lanjutan yang diselenggarakan atau telah disetujui
IAI.

Kaidah Tata Laku 3.104


Dengan tetap menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap,
arsitek mempunyai kewajiban membaktikan seluruh kecakapan dan
kepakarannya dengan penuh ketekunan dan kehati-hatian, mengikuti
"Baku Minimum Penyajian" (Minimum Standard of Performance) yang
direkomendasikan/dipujikan IAI, dan berdasarkan ikatan hubungan kerja
yang jelas meliputi antara lain:

1. Lingkup Penugasan
2. Pembagian wewenang dan tanggung jawab, hak dan kewajiban
3. Batas-batas wewenang dan tanggung jawab, hak dan kewajiban
4. Perhitungan lmbalan Jasa
5. Tata cara penyelesaian penugasan.

Kaidah Tata Laku 3.105

17
Arsitek tidak dibenarkan untuk mengubah atau mengganti lingkup
ataupun target program kerja suatu penugasan tanpa persetujuan
pengguna jasa.

Kaidah Tata Laku 3.106


Arsitek akan menerima imbalan jasa maupun bentuk imbalan lainnya
hanya yang sesuai dengan kesepakatan yang tertera dalam perjanjian
hubungan kerja atau penugasan, dan tidak dibenarkan menerima ataupun
meminta kepada pihak lain dalam bentuk apapun.

Standar Etika 3.2 KERAHASIAAN


Arsitek wajib mengemban kepercayaan yang telah diberikan oleh
pengguna jasa kepada dirinya.

Kaidah Tata Laku 3.201


Arsitek akan menjaga kerahasiaan, kepentingan pengguna jasa, dan atau
yang tidak dibenarkan memberitahukan informasi rahasia, kecuali seijin
pengguna jasa telah memperoleh kewenangan hukum, misalnya
didasarkan atas keputusan pengadilan.

Uraian: Dalam mendukung penyebaran informasi yang berguna untuk


kepentingan pengembangan dan kerja sama profesi, arsitek hams mampu
mengenali dan menjaga komunikasinya dengan pengguna jasa yang
mungkin bersifat sensitif dan rahasia. Jika sifat kerahasiaan

2.4.6 “Good Governance” Bagi profesi Arsitek Ikatan Arsitek Indonesia

Seorang profesional sejati adalah seorang yang siap untuk menerima dan
menjalankan profesi beserta seluruh prinsip-prinsip etika dalam kegiatan
sehari-hari.

Penerimaan prinsip-prinsip ini menuntut seorang profesionaluntuk


memelihara tata laku standar yang lebih tinggidaripada yang
ditetapkanoleh hukum.
Koda Etik Arsitek & Kaidah Tata Laku ProfesiArsitek (IAI) dan Good
Governance Arsitek anggota JAi merupakan hal yang sating menunjang
dan menjadi pedoman dalam menjalankan profesi arsitek anggota IAI di
Indonesia.

Prinsip-Prinsip Umum Tata Laku Profesi

18
Seorang profesional di samping harus memiliki komitmen beretika, atau
berupaya secara pribadi untuk bertindak sesuai etika, juga harus memiliki
kepedulian dan kompetensi beretika. Kepedulian beretika ini adalah
kemampuan seseorang untuk membedakan tindakan yang salah dari yang
benar, sedangkan kompetensi beretika adalah kemampuan seorang
profesional untuk menegakkan nilai-nilai moral dan mempertimbangkan
secara lebih seksama dampak berbagai tindakannya.

PRINSIP-PRINSIP KAIDAH SPESIFIK KAIDAH PROFESI


Melayani sesama - seorang profesional adalah orang yang sudah
berketetapan hati untuk melayani orang lain sepanjang hidupnya melalui
pengamalan segenap wawasan, kepakaran, dan kecakapan profesionalnya.
Mereka turut menjaga kelangsungan hidup, hak milik, maupun
kesejahteraan masyarakat umum. Dalam melayani masyarakat itu,
seorang profesional harus bersedia berkorban dan
mengutamakan tanggung jawab profesionalitasnya diatas kepentingan
atau keuntungan pribadi.

(1) lntegritas dan Objektifltas


Untuk menjaga dan mempertuas kepercayaan masyarakat umum,
arsitek berkewajiban memperlihatkan tanggung jawabnya dengan
menghasilkan karya-karya yang memperlihatkan integritas, semangat
ke-Indonesiaan, dan nilai-nilai spiritual. Dalam menampilkan setiap
karyanya, arsitek juga berkewajiban untuk setiap saat menjaga
objektifitas, menahan diri untuk tidak terlibat dalam hal-hal yang
mungkin akan menyebabkan kepedulian dan kompetensi beretikanya
diragukan. Seorang arsitek juga harus menghindari perbuatan yang
mungkin menyebabkan pihak lain salah paham atau merasa
dipecundangi.

(2) Kemampuan Profesional


Menyajikan suatu hasil karya, memerlukan tingkatan kompetensi
tertentu, seperti: pengetahuan, keahlian teknis, sikap, dan juga
pengalaman. Karena itu seorang profesional sepatutnya hanya
menangani pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan profesionalnya.
Sejalan dengan hal ini, seorang profesional wajib mengikuti
perkembangan pengetahuan dan teknik-teknik baru di bidangnya,
meningkatkan serta mengasah keterampilan dan tingkat
kompetensinya, dan berperan serta dalam suatu program pendidikan
yang berkesinambungan sepanjang hayatnya.

19
(3) Solidaritas dan Kemampuan Bekerja Sama
Setiap tenaga profesional berkewajiban untuk mendukung
organisasi/asosiasi profesionalnya. Setiap anggota berkewajiban
untuk mengutamakan kepentingan bersama dari profesi, di atas
kepentingan atau ambisi perorangan. Melalui solidaritas, kerja sama,
dan organisasi/asosiasi profesi yang padu, setiap anggota juga
berkewajiban mencermati praktik-praktik etika dan senantiasa
mengupayakan pengembangan profesi serta memperbesar/mendalami
tanggung jawab sosial kepada masyarakat umum.

(4) TanggungJawab Sebagai Bagian dari Masyarakat dan Warga Negara


Seorang profesional harus selalu menunaikan tugas profesinya bagi
kepentingan bersama masyarakat luas. Karena itu seorang profesional
berkewajiban, melayani klien/pemberi tugas dan masyarakat umum
dengan pertimbangan profesi dan rasa tanggung jawabnya. Sebagai
warga negara, seorang profesional yang bertanggung jawab, dia
berkewajiban memberikan sumbangsihnya kepada bangsa dan negara.

(5) Daya Saing Global


Setiap tenaga profesional harus senantiasa siap menghadapi tantangan
yang semakin dinamis akibat globalisasi. Dia seyogyanya berupaya
untuk mencapai standar kelas dunia dan mempertahankan tingkat
kualitas praktik profesinya setara dengan tingkat kualitas praktik kelas
dunia yang terbaik.

(6) Kesamaan Hak Setiap Profesi


Seorang profesional berkewajiban memperlakukan koleganya dengan
hormat dan selalu berupaya melakukan kesepakatan kerja sama yang
adit. Keanekaragaman latar belakang sosial budaya Indonesia
merupakan kekayaan yang harus dihormati dan dijaga, namun
keanekaragaman tingkat kapasitas dan kepentingan profesi
arsitek yang masih ada hendaknya dihadapi dengan semangat silih
asah, asih, dan asuh yang merupakan kekuatan moral dan budaya yang
dapat mengurangi atau menghilangkan berbagai kesenjangan
profesional itu.

(6) Kesamaan Hak Setiap Profesi


Seorang profesional berkewajiban memperlakukan koleganya dengan
hormat dan selalu berupaya melakukan kesepakatan kerja sama yang
adit. Keanekaragaman latar belakang sosial budaya Indonesia

20
merupakan kekayaan yang harus dihormati dan dijaga, namun
keanekaragaman tingkat kapasitas dan kepentingan profesi arsitek
yang masih ada hendaknya dihadapi dengan semangat silih asah, asih,
dan asuh yang merupakan kekuatan moral dan budaya yang dapat
mengurangi atau menghilangkan berbagai kesenjangan profesional
itu.

Tidak ada satu pun kelompok profesi yang lebih penting, superior,
atau di atas lainnya. Dalam melayani masyarakat, seluruh profesi
harus mampu tampil bersama dengan kekhasannya masing-masing.
Dalam pandangan keprofesian, semua profesi sama dan karena itu
setiap orang harus memperlakukan profesi lainnya dengan hormat dan
adil.

21
BAB III
Profil Perusahaan

3.1.1 Data Perusahaan


PT. Kerjaterus adalah sebuah perusahaan/biro konsultan
arsitektur yang telah berdiri sejak 17 april 2020, dimulai
dengan proyek-proyek apartemen rusunami (rumah susun
sederhana milik) yang berusaha memberikan pelayanan
terbaik untuk para klien dalam memenuhi setiap kebutuhan
mereka, terutama secara kualitas tempat huni yang bersifat
arsitektural. Kini, kami menerima proyek-proyek berskala
sedang sampai besar yang bersifat swasta dan
pemerintahan, seperti bangunan-bangunan perkantoran.
Kami memiliki keinginan besar untuk memuaskan para
klien, dalam proyek apa pun, melalui pelayanan kami yang
terbaik, tidak hanya dari segi services, tetapi juga melalui
kualitas perancangan proyeknya.

Visi

Menjadi perusahaan konsultan arsitektur yang berkompeten dan


profesional dalam setiap perancangan proyek pada skala apa
pun, dengan tujuan memenuhi setiap kebutuhan pemberi
tugas/klien, baik individu, swasta, maupun pemerintah; serta
mampu bersaing secara internasional.

Misi

Melatih kepekaan dan mempertajam analisis terhadap setiap


masalah dalam proyek, sehingga masalah-masalah ini dapat
dipecahkan dengan solusi-solusi yang arsitektural.
Memenuhi secara maksimal akan kebutuhan pemberi tugas,
melalui pelayanan berkala pada saat dimulainya perancangan
proyek hingga proyek sudah selesai dibangun dan dipakai.

3.1.2 Data Umum Perusahaan


Lokasi perusahaan : Jln. Pondok Kopi 1A Blok A6 No. 12,
RT007/RW00, Jakarta Timur, Jakarta
12330
Kontak : Telepon (021) 654423; Fax. (021)
7335189;

22
Website (www.kejaterusarch.co.id)

1.3 Legalitas Perusahaan

1. Akte Pendirian Perusahaan


Notaris : Hotman Paris Silatupeha, S.H., M.H.
Nomor : 11
Tanggal : 13 Januari 2019
2. Pendaftaran
Pendaftaran di Pengadilan Negeri : Nomor 5986
Tanggal : 26 November 2019
Registration at the District Court : Nomor 77
Tanggal : 8 Agustus 2019
3. Pengesahan
Pengesahan Departemen Kehakiman : Nomor K.B.2/387/9
Tanggal : 3 Januari 2020
Legalization by the Justice Ministry : Nomor
K.B.2/257/10
Tanggal : 21 Januari 2020
4.Pajak
NPWP : 02.614.666.8-210.000
Tanggal : 20 Febuari 2020
5. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Nomor : PEM-02157/WPJ.10/KP.2108/2020
Tanggal : 22 Febuari 2020
6. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Nomor : 64016150819
Tanggal : 2 Febuari 2020
7. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Nomor : 01143/547.6/PB/IX/2020
Tanggal : 3 Maret 2020
8. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)
Nomor : 1.6455.2.00031.151818
Tanggal : 9 September 2019

1.4 Banker

● 079 71600 32114400 – BCA cabang Muara Karang 2 –


Jakarta Utara
● 342 61293 52592016 – BNI cabang Daan Mogot Baru –
Jakarta Barat

23
1.5 Keanggotaan

IAI, dengan nomor keanggotaan: 13560/P/2019.DKI


3.1.3 Dewan Direksi
Komisaris : Dennis, S. Ars, M. T.
Direktur Utama : Ir. Garreth Malcolm R., M. Arch.
Direktur Teknik : Ralph Louis Salis, S. Ars., M.
Ars.
Direktur Operasional I : Hendrik Heriyanto S. Ars., M.
Ars.
Direktur Operasional II : Arjun Indru Moorjani, S.T., M.T.
Direktur Operasional III : Daniel, S. Ars., M. Ars.
Direktur Sekretariat : Fadillah Akbar S., S. Ak., M. M.
Direktur Marketing : Devin, S. I. Kom.
Direktur Keuangan : Delvin, S. E.

3.1.4 Struktur Organisasi

24
Komisaris

Direktur Utama

Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Legal


Teknik Operasional Marketing Keuangan Sekretariat Konsultan

25
Manajer Arsitek Biro Manajer Manajer Kabag
Estimaor Logistik Proyek Pemasaran Keuangan

Quantity Drafter Staff


Surveyor
3.1.5 Tanda Daftar Perusahaan
AKTA PENDIRIAN
PERSEROAN TERBATAS PT. KERJA TERUS
NOMOR: 05 Tgl. 21/01/2019
Pada hari ini,
Hadir di hadapan saya, Hotman Paris, S. H., M. H., Notaris di Jakarta, dengan
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya dan notaris kenal dan akan disebut pada bagian
akhir akta ini.
1. Nama Lengkap : Hendrik Heriyanto
Tempat, Tanggal Lahir : Bandar lampung, 30 July 1999
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan : Arsitek
Tempat Tinggal : Jl. Ruko Cemp. Mas No.32, RW.8, Sumur
Batu, Kec. Kemayoran, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10640
Nomor Kartu Penduduk : 6202063007990002

2. Nama Lengkap : Garreth Malcolm Rolland


Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Agustus 1999
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan : Arsitek
Tempat Tinggal : Jl. Kepu Selatan no. 1, Kemayoran, Jakarta
Pusat, 10620
Nomor Kartu Penduduk : 3171032808990003

3. Nama Lengkap : Dennis


Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Oktober 1998
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan : Arsitek
Tempat Tinggal : Jl. Jelambar Aladin No. 51, Penjaringan,
Jakarta Utara, 14450
Nomor Kartu Penduduk : 3172013010981001

4. Nama Lengkap : Ralph Louis Salis


Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 July 1999
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan : Arsitek
Tempat Tinggal : Jl. Anyar Raya Timur No.7, Jelambar,
Jakarta Barat 11460
Nomor Kartu Penduduk : 3173011407990008

26
Nama Perusahaan : PT. Kerjaterus
Alamat Lengkap : Jl. Pondok Kopi 1A Blok A6 No. 12, RT007/RW008,
Jakarta Timur, Jakarta 12330
Nomor dan tanggal pengesahan badan hukum: Nomor K.B.2/387/9 tanggal 20
Agustus 2019 dan dalam kedudukannya sebagaimana tersebut di atas dengan ini
menerangkan, bahwa dengan tidak mengurangi izin dari pihak yang berwenang
telah sepakat dan setuju untuk bersama-sama mendirikan suatu perseroan terbatas
dengan anggaran dasar sebagaimana yang termuat dalam akta ini.

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN


Pasal 1
1. Perseroan Terbatas ini bernama “PT. KERJATERUS” (selanjutnya cukup
disingkat dengan “Perseroan”), berkedudukan di Jakarta Timur.
2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan atau satuan usaha di
tempat lain, baik di dalam maupun diluar wilayah Republik Indonesia
sebagaimana yang ditetapkan oleh Direksi, dengan persetujuan dari
Dewan Komisaris, dengan mengindahkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN


Pasal 2
Perseroan ini didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas lamanya dan dimulai
sejak tanggal 28-11- 2010 (Dua Puluh Delapan November Dua Ribu Sepuluh).

MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA


Pasal 3
1. Maksud dan tujuan Perseroan adalah bergerak dalam bidang jasa dan
perdagangan:
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat
melaksanakan kegiatan usaha:
a. Perencanaan dan perancangan rekayasa infrastruktur
b. Perencanaan dan perancangan rekayasa konstruksi
c. Perencanaan dan perancangan rekayasa manufaktur
d. Membuat rencana anggaran biaya

27
PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN, PEMISAHAN DAN
PEMBUBARAN
Pasal 13
1. a. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan
atau pembubaran hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS
yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga
perempat) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan
keputusan disetujui lebih dari 3/4 (tiga perempat) bagian dari seluruh
saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a di
atas tidak tercapai, dapat diselenggarakan RUPS kedua. RUPS kedua
sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat jika dihadiri oleh
pemegang saham atau kuasanya yang sah yang memiliki/mewakili
paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui lebih dari 3/4 (tiga
per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir
dalam RUPS.
c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b di
atas tidak tercapai, RUPS ketiga dapat diadakan dengan ketentuan
RUPS ketiga sah dan berhak mengambil keputusan jika dihadiri oleh
pemegang saham dari saham dengan hak suara yang sah dalam -
kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditetapkan oleh Otoritas
Jasa Keuangan atas permohonan Perseroan 2. Direksi wajib
mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian yang terbit atau
berperedaran di tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha
Perseroan mengenai rancangan penggabungan, peleburan,
pengambilalihan pemisahan atau pembubaran Perseroan selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum pemanggilan RUPS.

DIREKSI
Pasal 14
1. Direksi terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih anggota Direksi. Apabila
diangkat lebih dari seorang anggota Direksi, maka seorang diantaranya
dapat diangkat sebagai Direktur Utama.
2. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS, masing-masing untuk jangka waktu
terhitung sejak pengangkatannya sampai penutupan RUPS Tahunan
tahun kelima berikutnya, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk
memberhentikannya sewaktu-waktu.

28
3. Yang boleh diangkat sebagai anggota Direksi adalah Warga Negara
Indonesia dan/atau Warga Negara Asing yang telah memenuhi syarat
untuk diangkat sebagai Direksi Perseroan berdasarkan ketentuan
undang-undang Negara Republik Indonesia yang berlaku.
4. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat
kembali.
5. Seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang
berhenti atau dihentikan dari jabatannya atau untuk mengisi lowongan
harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa jabatan anggota
Direksi lain yang menjabat.
6. Jika oleh suatu sebab apapun jabatan seorang atau lebih atau semua
anggota Direksi lowong yang mengakibatkan jumlah anggota Direksi
kurang dari 2 (dua) orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini,
maka dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadi lowongan
harus diselenggarakan RUPS, untuk mengisi lowongan itu dengan
memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan Anggaran Dasar.
7. Jika oleh sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, untuk
sementara Perseroan diurus oleh anggota Dewan Komisaris yang
ditunjuk oleh rapat Dewan Komisaris.
8. Anggota direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan -
memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan paling kurang 60
(enam puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
9. a. Sebelum pengunduran diri diputuskan oleh RUPS, anggota Direksi
yang bersangkutan tetap berkewajiban menyelesaikan tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan
perundang -undangan yang berlaku.
b. Terhadap anggota Direksi yang mengundurkan diri sebagaimana
tersebut diatas tetap dapat dimintakan pertanggung jawabannya
sebagai anggota Direksi sejak pengangkatan yang bersangkutan hingga
tanggal disetujuinya pengunduran dirinya dalam RUPS.
c. Anggota Direksi yang mengundurkan diri baru bebas dari tanggung
jawab setelah RUPS menerima pengunduran dirinya serta -
membebaskannya dari tanggung jawab.
10 Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan
permohonan pengunduran diri anggota Direksi dalam jangka waktu paling

29
lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran
diri.
11 Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan
jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka
pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan
telah diangkat anggota Direksi yang baru sehingga memenuhi
persyaratan minimal jumlah anggota Direksi.
12 Dalam hal terdapat anggota Direksi yang diberhentikan sementara oleh
Dewan Komisaris, maka perseroan wajib menyelenggarakan RUPS
dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah
tanggal -pemberhentian sementara.
13 Dalam hal RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat (12) di atas tidak -
dapat mengambil keputusan atau setelah lewatnya jangka waktu
dimaksud RUPS tidak diselenggarakan, maka pemberhentian sementara
anggota Direksi menjadi batal.
14 Gaji, uang jasa dan tunjangan lainnya (jika ada) dari para anggota -Direksi
dari waktu ke waktu harus ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut
oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
15 Jabatan anggota Direksi berakhir, jika:
a. Dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan
suatu putusan pengadilan; atau
b. Mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat (8) pasal ini;
c. Tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan;
d. Meninggal dunia;
e. Diberhentikan berdasarkan keputusan rups.

TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI


Pasal 15
1. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan
tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan
dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan
segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun
kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk:
a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak
termasuk pengambilan uang Perseroan di bank-bank) yang

30
jumlahnya melebihi jumlah yang dari waktu ke waktu ditentukan
oleh Dewan Komisaris;
b. mendirikan suatu usaha atau turut serta pada perusahaan lain baik
didalam maupun di luar negeri;
c. menjual atau dengan cara lain melepaskan hak-haknya atas harta
tetap atau menjaminkan harta tetap Perseroan:
d. mengikat Perseroan sebagai Penjamin;
e. Harus dengan persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Komisaris.
2. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan
-jaminan utang yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen)
jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam satu tahun buku, baik dalam
satu -transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun
yang berkaitan satu sama lain harus mendapat persetujuan RUPS yang
dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki paling sedikit
3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
yang sah dan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari
seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS dengan
mengingat peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar
Modal.
3. a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama
Direksi serta mewakili Perseroan.
b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab
apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka
seorang anggota Direksi lainnya berhak dan berwenang bertindak untuk
dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.
4. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh
RUPS. Dalam hal RUPS tidak menetapkan, pembagian tugas dan
wewenang anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.
5. Tanpa mengurangi tanggung jawab Direksi, Direksi dapat memberi kuasa
tertulis kepada seorang atau lebih kuasa untuk dan atas nama Perseroan
melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang diuraikan dalam
surat kuasa.

31
RAPAT DIREKSI
Pasal 16
1. Rapat Direksi wajib diselenggarakan secara berkala paling kurang 1
(satu) kali dalam setiap bulan:
a. Oleh seorang atau lebih anggota Direksi;
b. Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan
Komisaris; atau
c. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang
saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau
lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
2. Direksi wajib mengadakan Rapat Direksi bersama Dewan Komisaris
secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan.
3. Panggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak
bertindak untuk dan atas nama Direksi menurut ketentuan Pasal 15
Anggaran Dasar ini.
4. Panggilan Rapat Direksi disampaikan dengan surat tercatat atau dengan
-surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan
-mendapat tanda terima paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat
diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal
rapat.
5. Panggilan rapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu dan tempat
rapat.
6. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat
kegiatan usaha Perseroan. Apabila semua anggota Direksi hadir atau
diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat
Direksi dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mangambil
keputusan yang sah dan mengikat.
7. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dalam hal Direktur Utama
tidak dapat hadir atau berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada
pihak - ketiga, Rapat Direksi dipimpin oleh seorang anggota Direksi yang
dipilih oleh dan dari antara anggota Direksi yang hadir.
8. Seorang Anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh
anggota Direksi lainnya berdasarkan surat kuasa.

32
9. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mangambil keputusan yang
mengikat apabila lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah anggota
Direksi hadir atau diwakili dalam rapat.
10. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat. Apabila tidak tercapai maka keputusan diambil dengan
pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling sedikit lebih dari 1/2
(satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.
11. Apabila suara yang setuju dan tidak setuju berimbang, ketua rapat Direksi
yang akan menentukan.
12. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara
dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Direksi lain yang
diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara
tertutup tanpa tandatangan sedangkan pemungutan suara mengenai
hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali ketua rapat menentukan lain
tanpa ada keberatan dari yang hadir.
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan
secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam
menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
13. a. Selain penyelenggaraan Rapat Direksi sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan ayat (6) Pasal ini, Rapat Direksi dapat juga dilakukan melalui
media telekonferensi, video konferensi atau melalui sarana media
elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta Rapat Direksi
saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam
Rapat Direksi.
b. Risalah rapat hasil penyelenggaraan Rapat Direksi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (13) huruf a di atas harus dibuat secara tertulis
oleh seorang yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk oleh Ketua Rapat,
serta kemudian ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi yang hadir
dalam Rapat tersebut
14. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan
Rapat Direksi, dengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu
secara tertulis dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan -
mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani
persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian
mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan
sah dalam Rapat Direksi.

33
DEWAN KOMISARIS
Pasal 17
1. Dewan Komisaris terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih anggota Dewan
Komisaris termasuk Komisaris Independen yang jumlahnya disesuaikan
dengan persyaratan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku
di bidang Pasar Modal. Seorang anggota Dewan Komisaris Perseroan
dapat diangkat sebagai Komisaris Utama.
2. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu
terhitung sejak pengangkatannya sampai penutupan RUPS tahun kelima
berikutnya dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan
sewaktu-waktu.
3. Jika oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka
dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari setelah terjadinya jabatan
lowong yang mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris kurang
dari 2 (dua) orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, harus
diselenggarakan RUPS untuk mengisi jabatan lowong itu dengan
memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan Anggaran Dasar.
Seseorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Komisaris yang
berhenti atau diberhentikan dari jabatannya atau untuk mengisi jabatan
lowong harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa jabatan
anggota Komisaris lain yang menjabat.
4. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari -
jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud
tersebut kepada Perseroan sekurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum
tanggal pengunduran dirinya.
5. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan
permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dalam jangka
waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah diterimanya surat
pengunduran diri.
6. a. Sebelum pengunduran diri diputuskan oleh RUPS, anggota Dewan
Komisaris yang bersangkutan tetap berkewajiban menyelesaikan tugas
dan tanggung jawabnya sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

34
b. Terhadap anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri
sebagaimana tersebut di atas tetap dapat dimintakan -pertanggung
jawabannya sebagai anggota Direksi sejak pengangkatan yang
bersangkutan hingga tanggal disetujuinya pengunduran dirinya dalam
RUPS.
c. Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri baru bebas dari
tanggung jawab setelah RUPS menerima pengunduran dirinya serta
membebaskannya dari tanggung jawab.
7. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga -
mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris masing-masing
menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah
apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat Dewan Komisaris
yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota
Dewan Komisaris.
8. Gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya (jika ada) dari para anggota
Dewan Komisaris dari waktu ke waktu harus ditentukan oleh RUPS.
9. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:
a. Dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan suatu
putusan pengadilan; atau
b. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat (3) pasal ini;
c. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku;
d. Meninggal dunia;
e. Diberhentikan berdasarkan keputusan rups.

TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS


Pasal 18
1. Dewan Komisaris melakukan pengawasan dan bertanggung jawab atas
pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada
umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, serta
memberikan nasihat kepada Direksi.
2. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Perseroan-berhak
memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan
atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak-memeriksa semua
pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, - memeriksa dan mencocokkan

35
keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala
tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.
3. Dalam menjalankan tugas pengawasannya, Dewan Komisaris dapat
membentuk komite.
4. Dewan Komisaris berhak memperoleh penjelasan dari Direksi atau setiap
Anggota Direksi tentang segala hal yang diperlukan oleh Dewan
Komisaris
5. Rapat Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk
sementara seorang atau lebih anggota Direksi, apabila anggota Direksi
tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan/atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau merugikan maksud
dan tujuan Perseroan atau melalaikan kewajibannya.
6. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang -
bersangkutan disertai alasannya.
7. Dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari sesudah pemberhentian
sementara itu, Dewan Komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan
RUPS Luar Biasa yang akan memutuskan apakah anggota Direksi -yang
bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada
kedudukannya semula, sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan
sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri.
8. Rapat tersebut dalam ayat (7) Pasal ini dipimpin oleh Komisaris Utama
dan apabila Komisaris Utama tidak hadir, yang tidak perlu dibuktikan
kepada pihak lain, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota
Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh RUPS tersebut dan
pemanggilan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang termaktub
dalam Pasal 10 Anggaran Dasar ini.
9. Apabila RUPS tersebut tidak diadakan dalam jangka waktu 90 (sembilan
puluh) hari setelah pemberhentian sementara itu, maka -pemberhentian
sementara itu menjadi batal demi hukum, dan yang bersangkutan berhak
menjabat kembali jabatannya semula.
10. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara dan Perseroan
tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi maka untuk sementara
Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus Perseroan, dalam hal
demikian Rapat Dewan Komisaris berhak untuk - memberikan kekuasaan

36
sementara kepada seorang atau lebih - diantara mereka atas tanggungan
mereka bersama, satu dan lain dengan memperhatikan ketentuan Pasal
18 ayat (7).

RAPAT DEWAN KOMISARIS


Pasal 19
1. Rapat Dewan Komisaris wajib diselenggarakan secara berkala paling
kurang 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan:
a. Oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris;
b. Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Direksi;
atau
c. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang
saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau
lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
2. Dewan Komisaris wajib mengadakan Rapat Dewan Komisaris bersama
Direksi secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan.
3. Panggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama,
apabila Komisaris Utama berhalangan maka anggota Dewan Komisaris
yang lain berhak melakukan panggilan berdasarkan surat kuasa dari
Komisaris Utama.
4. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan dengan surat tercatat
atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota
Dewan Komisaris dengan mendapat tanda terima paling lambat 3 (tiga)
hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal
panggilan dan tanggal rapat.
5. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan
tempat rapat.
6. Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau
tempat kegiatan usaha Perseroan. Apabila semua anggota Dewan
Komisaris hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak
disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga
dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
7. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal -
Komisaris Utama tidak dapat hadir atau berhalangan yang tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh

37
seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari antara
Dewan Komisaris yang hadir.
8. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan
Komisaris hanya oleh anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan
surat kuasa.
9. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mangambil keputusan
yang mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah
anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam rapat.
10. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan
musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai makan keputusan
diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling
sedikit lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang
dikeluarkan dalam rapat.
11. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua rapat
Dewan Komisaris yang akan menentukan.
12. a. Setiap anggora Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1
(satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota -Dewan
Komisaris lain yang diwakilinya;
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat -
suara tertutup tanpa tandatangan sedangkan pemungutan suara
mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali ketua rapat
menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir;
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan
secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam
menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
13. a. Selain penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan ayat (6) Pasal ini, Rapat Dewan Komisaris
dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi atau
melalui sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua
peserta Rapat Dewan Komisaris saling -melihat dan mendengar secara
langsung serta berpartisipasi dalam Rapat Dewan Komisaris.
b. Risalah Rapat hasil penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris -
sebagaimana dimaksud dalam ayat (13) huruf a di atas harus dibuat
secara tertulis oleh seorang yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk oleh
Ketua Rapat, serta kemudian ditandatangani oleh seluruh anggota
Dewan Komisaris yang hadir dalam Rapat tersebut.

38
14. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa
mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan semua -
anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis dan semua
anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang
diajukan secara tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut.
Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan
yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat
Dewan Komisaris.

RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN


Pasal 20
1. Direksi menyampaikan rencana kerja yang memuat juga anggaran
tahunan Perseroan kepada Dewan Komisaris untuk mendapat
persetujuan, sebelum tahun buku dimulai.
2. Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku yang
akan datang.
3. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai
dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember. Pada akhir bulan
Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup.
4. Dalam waktu selambatnya 5 (lima) bulan setelah buku Perseroan ditutup,
Direksi menyusun laporan tahunan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku yang ditandatangani oleh semua anggota Direksi
dan Dewan Komisaris untuk diajukan dalam RUPS -tahunan dan
menyediakannya di kantor Perseroan untuk dapat -diperiksa oleh para
pemegang saham terhitung sejak tanggal pemanggilan RUPS tahunan.
5. Persetujuan laporan tahunan, termasuk pengesahan laporan keuangan
tahunan serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris, dan
keputusan penggunaan laba ditetapkan oleh RUPS.
6. Perseroan wajib mengumumkan Neraca dan Laporan Laba/Rugi dalam
surat kabar berbahasa Indonesia dan berperedaran nasional sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar
Modal.

39
PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN
Pasal 21
1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum -dalam
neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan oleh - RUPS
tahunan dan merupakan saldo laba yang positif, dibagi menurut cara
penggunaannya yang ditentukan oleh RUPS tersebut.
2. Dalam hal RUPS tahunan tidak menentukan penggunaan lain, maka laba
bersih setelah dikurangi dengan cadangan yang diwajibkan oleh Undang-
Undang dan Anggaran Dasar, dibagi sebagai dividen.
3. Jika perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan - kerugian
yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, maka -kerugian itu akan
tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi dan dalam
tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama
kerugian yang tercatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu
belum sama sekali tertutup seluruhnya.
4. Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5
(lima) tahun setelah disediakan untuk dibayarkan, dimasukkan ke dalam
dana cadangan yang khusus diperuntukkan untuk itu. Dividen dalam dana
cadangan khusus tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham yang
berhak sebelum lewatnya jangka waktu 5 (lima) tahun, dengan
menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima
oleh Direksi Perseroan. Dividen yang tidak diambil setelah lewat waktu 10
(sepuluh) tahun akan menjadi hak Perseroan.
5. Perseroan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku
Perseroan berakhir sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
6. Dalam hal terdapat keputusan RUPS terkait dengan pembagian dividen,
Perseroan wajib melaksanakan pembayaran dividen kepada pemegang
saham yang berhak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

40
PENGGUNAAN CADANGAN
Pasal 22
1. Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan sampai mencapai 20%
(dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor, dan hanya
boleh dipergunakan untuk menutup kerugian yang tidak dipenuhi oleh
cadangan lain.
2. Jika jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen),
RUPS dapat memutuskan agar jumlah kelebihannya digunakan untuk
keperluan Perseroan.
3. Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini yang belum
dipergunakan untuk menutup kerugian dan kelebihan cadangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini yang penggunaannya
belum ditentukan oleh RUPS harus dikelola oleh Direksi dengan cara
yang tepat menurut pertimbangan Direksi, setelah memperoleh
persetujuan Dewan Komisaris dan memperhatikan peraturan perundang-
undangan agar memperoleh laba.

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar,
maka RUPS yang akan memutuskannya.

DEMIKIANLAH AKTA INI


Dibuat dan diresmikan di Jakarta pada Senin, 13 Januari 2019
sebagaimana disebutkan pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh
keduanya pegawai Kantor Notaris dan bertempat tinggal berturut-turut di
Jakarta sebagai saksi-saksi.
Segera setelah saya, Notaris bacakan akta ini kepada Para penghadap dan
saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi
dan saya, Notaris.

41
PERNYATAAN SUSUNAN KEPEMILIKAN SAHAM
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Garreth Malcolm Rolland
Jabatan : Direktur Utama PT. KERJATERUS
Alamat : Jl. Kepu Selatan no. 1, Kemayoran, Jakarta Pusat,
10620
Telp/Fax : (021) 9348862 / (021) 9348872
Email : garrethmalcolm28@gmail.com

Diketahui oleh :
Nama : Dennis
Jabatan : Komisaris Utama PT. KERJATERUS
Alamat : Jl. Jelambar Aladin No. 51, Penjaringan, Jakarta Utara,
14450
Telp/Fax : (021) 6679444 / (021) 6679890
Email : kucingsuper123@gmail.com

Bertindak untuk dan atas nama Perusahaan Perseroan PT. KERJATERUS,


sesuai persyaratan pengajuan permohonan izin prinsip penyelenggaraan jasa
teleponi dasar, menyatakan bahwa kepemilikan modal dalam negeri pada PT.
KERJATERUS adalah sebesar 70% dan kepemilikan modal asing sebesar 30%
dengan susunan kepemilikan saham perusahaan sesuai dengan akta
perusahaan terakhir, sebagai berikut:

42
BAB IV

            PORTFOLIO PROYEK 

Rusunami Dengan Konsep Hemat Energi


Sebuah proyek arsitektur dari Rusunami dengan konsep hemat energi
yang baru di Jakarta menawarkan berbagai ekspresi, yang menyatu menjadi
satu kesatuan yang terpadu dan terpadu, untuk mewakili keragaman budaya
Indonesia.
Rancangan orientasi, bukaan, material façade, dan atap-hijau, menjadi
prioritas rancangan untuk mencapai tujuan hemat energy. Energi terbesar
dipakai untuk memenuhi daya listrik bagi sistim penghawaan dan penerangan
buatan. Selain itu, dalam konsep ini juga diintegrasikan dengan konsep
konversi energy matahari menjadi listrik, yakni melalui penggunaan sel-surya
yang diterapkan di bagian atap bangunan.

Lokasi Proyek : Blok M, Jakarta Selatan


Klien : Department of Foreign Affairs and Trade (Rusunami)
Tahun Proyek : 2016
Luas Lokasi : 46400 m²
Luas Bangunan : 40500 m²
Periode Proyek : 1 (satu) tahun

43
Daftar Pustaka

iai.or.id/tentang-iai/kode-etik

44
Lampiran

45
46
47
48
49
50
51
SURAT IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN 

52
53
TANDA DAFTAR REKANAN

54
 

55
56
 

57
NPWP 

58

Anda mungkin juga menyukai