Anda di halaman 1dari 8

Daftar isi

BAB 1...................................................................................................................................................1
Pendahuluan..........................................................................................................................................1
Latar Belakang..................................................................................................................................1
Rumusan Masalah.............................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
Sejarah Hidup Vygotsky....................................................................................................................2
Teori Perkembangan menurut Vigotsky............................................................................................3
Teori Perkembangan Kognitif Menurut Vygotsky.............................................................................4
BAB III..................................................................................................................................................6
PENUTUP.............................................................................................................................................6
Kesimpulan........................................................................................................................................6
Daftar pustaka.......................................................................................................................................7
BAB 1

Pendahuluan
 

Latar Belakang
Perkembangan merupakan konsep yang memiliki perubahan yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif yang menyangkut aspek mental atau psokologis. Kemampuan anak dalam merespon
pembicaraan orang tua, tawa orang tua, merangkak, berjalan, memegang suatu benda, dan
sebagainya.

Pertumbuhan fisik individu sebelum dan setelah lahir akan merupakan ledakan besar dalam
perkembangan kognitif dan emosional sesorang. Telinga dan otak janin ketika masih ada
dalam kandungan telah cukup untuk memulai berkembang untuk mendengar suara dari luar
cenderung untuk menyimpan ingatan akan suara tersebut setelah lahir. (Papalia, 2008).

Manusia merupakan makhluk sosial. Maksudnya makhluk sosial adalah manusia


membutuhkan orang lain serta lingkungan sebagai sarana untuk bersosialisasi. Menurut
Vygotsky, anak akan mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan dengan bersosialisasi.
Ketika bermain, anak akan bersosialisasi dengan teman sebayanya atau orang dewasa, secara
tidak langsung anak akan belajar memahami keadaan dan menyelesaikan setiap masalah yang
dihadapinya. Melalui sosialisasi tersebut juga, anak akan mengembangkan bahasanya.

Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah hidup Vygotsky ?
b. Apa pendapat Vygotsky tentang perkembangan ?
c. Apa pendapat Vygotsky tentang perkembangan kognitif anak?
BAB II

PEMBAHASAN
 

Sejarah Hidup Vygotsky


Vygotsky mempunyai nama lengkap Semyonovich Lev Vygotsky. Beliau lahir pada
tanggal 17 November 1896. Ayahnya adalah seorang eksekutif bank, dan ibunya adalah
seorang guru. Keluarga Vygotsky mempunyai keunikan yang tidak dimiliki oleh keluarga
lain yakni senang terhadap percakapan yang menarik. Saat ia remaja, dia dikenal oleh teman-
temannya sebagai “profesor kecil” karena dia selalu mengarahkan percakapan mereka
kepada diskusi, dan perdebatan. Sepanjang di Universitas Moskow, Vygotsky
mengkhususkan diri mempelajari hukum. Vygotsky lulus kesarjanaanya di bidang hukum
dari Universitas Moskow dan kembali kerumahnya di Gomel.

Pada tahun 1924, Vygotsky mengajar sastra (di SMP) dan psikologi di Institut keguruan
lokal, disana ia mengajar anak-anak yang fisiknya cacat. Pada tanggal 6 Januari 1924,
Vygotsky diundang untuk memberikan kuliah terbuka tentang psikologi kesadaran di
almamaternya. Kemudian ia menjadi dosen di Institut Psikologi Moskow.

Vygotsky merupakan pekerja keras, ia suka membaca, memberi kuliah dan mengarahkan
riset-riset, serta membantu klinik-klinik yang menangani anak-anak dan orang dewasa
dengan gangguan neurologis. Dia juga menuliskan ide-idenya pada saat dini hari. Selama 3
minggu terakhir hidupnya, batuknya semakin parah sehingga beberapa hari dia terpaksa
berbaring ditempat tidur. Beliau meninggal pada tanggal 11 Juni tahun 1934 pada usia 37
tahun.

Teori Perkembangan menurut Vygotsky


Bagi Vygotsky, perkembangan anak pada masa awal menuju kesiapan bersekolah
dipicu oleh jenis-jenis interaksi yang dimiliki anak dengan lingkungan sosial berpusat pada
pencapaian tugas perkembangan penting.

Vygotsky percaya bahwa perkembangan anak mencakup perubahan kualitatif dan kuantitatif.
Saat perubahan kualitatif terjadi, seluruh sistem fungsi mental mengalami restrukturisasi
besar, yang berakibat pada munculnya bentuk kognitif dan sosial-emosional baru atau
pencapaian perkembangan. Demikian juga dengan adanya periode dimana tidak ada
pembentukan baru yang terjadi, tapi anak-anak masih mengembangkan kemampuan mereka
yang ada. Selama periode ini, pertumbuhan terjadi sebagai perubahan kuantitatif dalam
jumlah hal yang bisa diingat dan diproses oleh anak. Meskipun secara tegas bukan “stage
theory” (teori bahwa perkembangan berlangsung melalui beberapa tahap), pandangan
Vygotsky mencakup konsep “periode usia” masa bayi, usia prasekolah dan taman kanak-
kanak, usia sekolah dasar dan remaja, setiap masa berdasar pada masa sebelumnya dan setiap
masa ditentukan oleh rangkaian pencapaian perkembangannya yang unik (Karpov, 2005).

Kemajuan anak-anak dari satu periode ke periode berikutnya di satu sisi ditentukan oleh
interaksi anatara kemampuan anak yang ada dan yang muncul, dan disisi lain oleh situasi
sosial perkembangan. Situasi sosial perkembangan terdiri dari apa yang diharapkan oleh
masyarakat pada anak di usia tertentu, jenis kegiatan dan interaksi apa yang ada untuk
mereka dan jenis peranti mental apa yang dibantu penguasaannya oleh orang dewasa.

Bagi Vygotsky, situasi sosial perkembangan “mewakili momen awal semua perubahan
dinamis yang terjadi dalam perkembangan selama periode tertentu. Ini secara keseluruhan
dan sempurna menentukan bentuk dan jalan yang dilalui anak untuk menguasai karakteristik
kepribadian yang lebih baru, menarik mereka dari kenyataan sosial dari sumber dasar
perkembangan, jalan yang dilalui dimana makhluk sosial menjadi pribadi”.

Vygotsky memandang perubahan dalam situasi sosial perkembangan sebagai mekanisme


yang memajukan perkembangan dengan memberikan peranti mental yang baru dan lebih
maju yang terus membentuk kempuan anak yang berkembang.

Pencapaian perkembangan dan kegiatan utama menurut pandangan Vygotsky pada periode
usianya yang asli disempurnakan dan diperluas untuk membentuk teori perkembangan anak
yang berisi tahap-tahap yang ditentukan dengan jelas bersama dengan penjelasan mekanisme
yang mendasari perpindahan anak dari satu tahap ke tahap berikutnya. (Karpov, 2005).
Kegiatan utama diartikan sebagai jenis interaksi antara anak-anak dan lingkungan sosial yang
mengarah pada kemunculan pencapaian perkembangan dalam satu periode kehidupan yang
akan mempersiapkan mereka untuk periode berikutnya (Leont’ev, 1981). Pencapaian
Perkembangan, pada gilirannya, diartikan sebagai keterampilan dan kemampuan yang tidak
hanya baru bagi periode usia tertentu tapi juga kritis bagi kemampuan anak untuk terlibat
dalam kegiatan utama dalam periode berikutnya (Karpov). Misalnya, kemampuan berpikir
dalam gambar adalah pencapaian perkembangan bagi balita karena kemampuan ini sifatnya
kritis bagi perkembangan make-believe play (permainan berpura-pura), yang merupakan
kegiatan utama usia prasekolah.

Periode Usia Kegiatan utama Pencapaian perkembangan


Masa bayi (0-1 tahun) Interaksi emosional
dengan 1. Kasih sayang.
pengasuh. 2. Tindakan sensorimotor
berorientasi objek.
Masa batita (1-3 tahun) Kegiatan bereriontasi objek 1. Awal pemikiran simbolis.
bersama orang dewasa 2. Awal pengaturan diri.
3. Bahasa.
4. Konsep diri.
Prasekolah dan Taman. Kanak- Permainan berpura-pura. 1. Kemampuan bertindak
kanak/balita (3-5 tahun) dalam latar mental internal.
2. Pikiran simbolis.
3.    Pengaturan diri.
4. Khayalan.
5. Integrasi emosi dan kognisi.
Kelas Sekolah Dasar (5-12 Kegiatan Belajar. 1. Pertimbangan teoretis.
tahun) 2. Fungsi mental yang lebih
tinggi.
3. Motivasi belajar.
Tabel yang merangkum karakteristik periode perkembangan anak usia dini dalam tradisi Vygotsky.
Teori Perkembangan Kognitif Menurut Vygotsky
Vygotsky berpendapat bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan
kognitif seorang anak. Vygotsky menekankan pemusatan hubungan sosial yang
mempengaruhi perkembangan kognitif, karna pertama-tama anak menemukan pengetahuan
dalam dunia sosialnya. Bermain merupakan cara berpikir anak dan cara anak memecahkan
masalah.

Anak kecil tidak mampu berpikir abstrak karena bagi mereka meaning (makna) dan objek
berbaur menjadi satu.

Vygotsky membedakan 2 tahap perkembangan :

1. Aktual (Independent Performance).


2. Potensial (Assisted Performance).

Menurut Vygotsky, bermain adalah self help tool. Bermain dapat memajukan ZPD (Zone of
Proximal Development), potensi dalam ZPD adalah kondisi transisi dimana anak
membutuhkan bantuan khusus atau scaffolding berupa dukungan orang yang lebih ahli.
Dalam bermain, anak dapat menciptakan scaffolding secara mandiri baik dalam kontrol diri,
penggunaan bahasa, daya ingat dan kerja sama dengan teman lain (Bodrova & Leong dalam
Johnson,1999).

Dibanding dengan situasi lain, dalam bermain anak memiliki perhatian (atensi), daya ingat,
bahasa dan aspek sosial yang baik. Vygotsky memandang bermain identik dengan kaca
pembesaran yang dapat menelaah kemampuan baru dari anak yang bersifat potensial sebelum
diaktualisasikan dalam situasi lain. Pandangan vygotsky mengenai bermain bersifat
menyeluruh dalam pengertian selain untuk perkembangan kognisi, bermain juga mempunyai
peran penting dalam perkembangan sosial dan emosi anak.

Ada tiga klaim dalam hal ini menurut pandangan Vigotsky (Tappan, 1998):

1. Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterprestasikan secara
developmental.
2. Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa dan bentuk diskursus, yang
berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas
mental.
3. Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang
sosiokultural.

Menurut Vigotsky, menggunakan pendekatan developmental berarti memahami fungsi


kognitif anak dengan memeriksa asal usulnya dan transformasinya dari bentuk awal ke
bentuk selanjutnya. Jadi, tindakan mental tertentu seperti menggunakan “ucapan batin” (inner
speech) tidak bisa dilihat dengan tepat secara tersendiri tetapi harus dievaluasi sebagai satu
langkah dalam proses perkembangan bertahap.

Klaim kedua Vigotsky, yakni untuk memahami fungsi kognitif kita harus memriksa alat yang
diperantarai dan membentuknya.
Klaim ketiga Vygotsky menyatakan bahwa kemampuan kognitif berasal dari hubungan sosial
dan kultur. Vygotsky mengatakan bahwa perkembangan anak tidak bisa dipisahkan dari
kegiatan sosial dan kultural (Holland, dkk., 2001). Dia percaya bahwa perkembangan
memori, perhatian dan nalar melibatkan pembelajaran untuk menggunakan alat yang ada
dalam masyarakat, seperti bahasa, sistem matematika dan strategi memori. Dalam satu kultur,
ini mungkin berupa pembelajaran berhitung dengan menggunakan komputer. Di kultur lain,
ini mungkin berupa pembelajran berhitung menggunakan batu atau jari.

Teory Vygotsky menarik banyak perhatian karena teorinya mengandung pandangan bahwa
pengetahuan itu dipengaruhi situasi dan bersifat kolaboratif (Bearison dan Dorval, 2002,
Maynard, 2001). Artinya pengetahuan didistribusikan diantara orang dan lingkungan, yang
mencakup objek, artifak, alat, buku dan komunitas dimana orang berada. Ini menunjukkan
bahwa memperoleh pengetahuan dapat dicapai dengan baik melalui interaksi dengan orang
lain dalam kegiatan bersama.

Di dalam ketiga klaim dasar ini Vygotsky mengajukan gagasan yang unik dan kuat tentang
hubungan antara pembelajaran dan perkembangan. Ide ini secara khusus merefleksikan
pandangannya bahwa fungsi kognitif berasal dari situasi sosial. Salah satu ide unik Vygotsky
adalah konsepnya tentang zone of proximal development.

Zone of proximal development (ZPD) adalah istilah Vygotsky untuk serangkaian tugas yang
terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dari orang
dewasa atau anak yang lebih mampu. Jadi, batas bawah dari ZPD adalah tingkat problem
yang dapat dipecahkan oleh anak seorang diri. Batas atasnya adalah tingkat tanggung jawab
atau tugas tambahan yang dapat diterima anak dengan bantuan dari instruktur yang mampu.

Penekanan Vygotsky pada ZPD menegaskan keyakinannya akan arti penting dari pengaruh
sosial, terutama pengaruh instruksi atau pengajaran, terhadap perkembangan kognitif anak
(Hasse, 2001).

Vygostsky (1987) memberi contoh para menilai ZPD anak. Misalkan, berdasarkan tes
kecerdasan, usia mental dari dua orang anak adalah 8 tahun. Menurut Vygotsky, kita tidak
bisa berhenti sampai disini saja. Kita harus menentukan bagaimana masing-masing anak akan
berusaha menyelesaikan problem yang dimaksudkan untuk anak yang lebih tua. Kita
membantu masing-masing anak dengan menunjukkan, mengajukan pertanyaan dan
memperkenalkan elemen awal dari solusi. Dengan bantuan atau kerja sama dengan orang
dewasa ini, salah satu anak berhasil memecahkan persoalan yang sesungguhnya untuk level
anak usia 12 tahun, sedangkan anak yang satunya memecahkan problem untuk level anak 9
tahun. Perbedaan antara usia mental dan tingkat kinerja yang mereka capai dengan bekerja
sama dengan orang dewasa akan mendefinisikan ZPD. Jadi, ZPD melibatkan kemampuan
kognitif anak yang berada di dalam proses pendewasaan dan tingkat kinerja mereka dengan
bantuan orang yang lebih ahli (Panofsky, 1999). Salah satu aplikasi konsep zone of proximal
development Vygotsky adalah tutoring tatap muka yang diberikan guru di Selandia Baru
dalam program Reading Recovery. Tutoring ini dimulai dengan tugas membaca yang sudah
dikenal baik, kemudian pelan-pelan memperkenalkan strategi membaca yang belum dikenal
dan kemudian menyerahkan kontrol aktivitas kepada si anak sendiri (Clay dan Cazden,
1990).

 
 

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Menurut Vygotsky, perkembangan anak terjadi karena adanya interaksi sosial yang
mencakup perubahan kualitatif dan kuantitatif. Saat perubahan kualitatif terjadi, seluruh
sistem fungsi mental mengalami restrukturisasi besar, yang berakibat pada munculnya bentuk
kognitif dan sosial-emosional baru atau pencapaian perkembangan. Salah satunya adalah
bermain, yang mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognitif seorang anak.
Vygotsky menekankan pemusatan hubungan sosial yang mempengaruhi perkembangan
kognitif, karna pertama-tama anak menemukan pengetahuan dalam dunia sosialnya. Bermain
merupakan cara berpikir anak dan cara anak memecahkan masalah.

Demikian juga dengan adanya periode dimana tidak ada pembentukan baru yang terjadi, tapi
anak-anak masih mengembangkan kemampuan mereka yang ada. Selama periode ini,
pertumbuhan terjadi sebagai perubahan kuantitatif dalam jumlah hal yang bisa diingat dan
diproses oleh anak. Meskipun secara tegas bukan “stage theory” (teori bahwa perkembangan
berlangsung melalui beberapa tahap), pandangan Vygotsky mencakup konsep “periode usia”
masa bayi, usia prasekolah dan taman kanak-kanak, usia sekolah dasar dan remaja, setiap
masa berdasar pada masa sebelumnya dan setiap masa ditentukan oleh rangkaian pencapaian
perkembangannya yang unik.

Anak kecil tidak mampu berpikir abstrak karena bagi mereka meaning (makna) dan objek
berbaur menjadi satu.

Vygotsky membedakan 2 tahap perkembangan :

1. Aktual (Independent Performance)


2. Potensial (Assisted Performance)
Daftar pustaka:
https://en.wikipedia.org/wiki/Lev_Vygotsky, Selasa, 22 Maret 2016, pukul 22:00.

Suyadi, dkk, Konsep Dasar PAUD, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 110.

Suyadi, dkk, Konsep Dasar PAUD, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 111.

Suyadi, dkk, Konsep Dasar PAUD, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 112.

https://en.wikipedia.org/wiki/Lev_Vygotsky, Selasa, 22 Maret 2016, pukul 22:00.

Jaipaul L. Roopnarine dan James E. Johnson, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Berbagai
Pendekatan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), hlm 251-252.

Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini, (Jakarta : Prenada Media Group, 2010),
hlm. 103-105.

John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008), hml 62.

Anda mungkin juga menyukai