Laprak Iut 09-Jarak Dari Sudut

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

Laboratorium Survey dan Pemetaan

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

Anggota Kelompok : 1. R.M.Buchori.A.P – 1806187101


2. M.Alem Sinatrya – 1806187114
3. Abraham Mulia – 180187083
4. Syifa Carrisa – 1806187096
5. Rizky Nurafriandi – 1806187070
Kelompok : E3
Tanggal Praktikum : Selasa, 5 November 2019

Judul Praktikum : 09- Determining Distance Between Two Inaccessible Points by


Measuring Horizontal Angle
Nama Asisten : Glenaldi

Nilai : Paraf :

A. TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah menentukan jarak di antara dua titik yang tidak
dapat dilalui dengan mengukur sudut horizontal
B. DASAR TEORI
Aturan sinus merupakan persamaan yang menyatakan hubungan tiga sudut dan
tiga sisi yang terdapat pada segitiga sembarang. Tujuan dari penggunaan aturan
sinus adalah untuk mengetahui panjang sisi segitiga yang terdapat pada segitiga
sembarang. Atau dapat juga digunakan untuk mengetahui besar sudut segitiga
yang belum diketahui.

Keterangan:
a = panjang sisi a
A = besar sudut di hadapan sisi a
b = panjang sisi b
B = besar sudut di hadapan sisi b
c = panjang sisi c
C = besar sudut di hadapan sisi c
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

C. PERALATAN
1. Theodolite + Tripod
2. Levelling staff
3. Pasak
4. Meteran

D. PROSEDUR

1. Mengukur jarak CD menggunakan meteran


2. Mengatur theodolite di titik C lalu ukur sudut DCA dan ACB
3. Mengatur theodolite di titik D lalu ukur sudut ADB dan BDC
4. Lakukan pengolahan data untuk mencari jarak AB menggunakan sudut DCA, ACB,
ADB dan BDC
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
E. DATA PRAKTIKUM

<QOP = 32.6954°

<PRO = 58.3588°

<PQO = 28.39116°

<RPO = 33.10759°

Jarak OP = 8.34 m

F. PENGOLAHAN DATA

 Mencari jarak RO

RO OP
=
sin 33.10 sin 58.35

8.34 x 0.54
RO=
0.851

RO = 5.348 m

 Mencari jarak PQ

PQ OP
=
sin 32.6954 ° sin 28.39116 °

8.34 x 0.54
PQ =
0. 48

PQ = 8.64 m
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
H. ANALISIS
Analisis Percobaan

Pada praktikum modul 09 ini memiliki tujuan untuk menentukan jarak di


antara dua titik yang tidak dapat dilalui dengan mengukur sudut horizontal. Dalam
melakukan percobaan ini praktikan menggunakan beberapa alat yang khusus
digunakan untuk percobaann Ilmu Ukur Tanah. Alat tersebut diantaranya yang
pertama adalah theodolite, alat yang akan memberikan hasil pengukuran sudut.
Alat kedua yaitu pasak, digunakan sebagai patokan titik yang membentuk poligon
tertutup. Alat terakhir yaitu leveling stuff, berguna untuk memudahkan praktikan
yang melakukan pengukuran melihat titik yang dicari.

Praktikum ini menggunakan metode repetisi untuk mengetahui besar sudut.


Langkah yang pertama dilakukan adalah menempatkan theodolite di titik yang
sudutnya ingin dicari. Dalam kasus ini salah satu sudut yang ingin dicari adalah
<QOP, maka praktikan meletakkan theodolite persis di titik O. Pastikan gelembung
pada nivo telah mencapai titik pusat atau ditengah lingkaran, tujuannya untuk
memastikan theodolite sudah berdiri tegak lurus dengan tanah agar mendapatkan
hasil pengukuran yang akurat. Setelah posisi theodolite sudah setimbang, praktikan
dapat langsung melakukan pengukuran. Praktikan yang lain akan berdiri pada titik
Q dengan membawa levelling staff. Kemudian praktikan memperhatikan posisi
levelling staff terhadap titik tengah yang terlihat pada teleskop, bila posisi belum
ditengah, praktikan dapat memutar pengatur sudut horizontal sampai menemukan
titik tengah yang tepat berada di tengah levelling staff. Bila posisi sudah tepat,
praktikan mengatur sudut horizontal di 0°. Kemudian praktikan yang sebelumnya
berdiri di titk Q berpindah posisi ke titik P. Praktikan yang melakukan pengukuran
juga mengubah posisi theodolite menghadap titik P dan mencatat hasil pengukuran.
Setelah itu arahkan lagi theodolite ke ttik Q dan ulangi kembali pengukuran
sudutnya. Selanjutnya ulangi pengukuran sudut horizontal dengan cara yang sama
untuk mengukur sudut <PRO, <PRS, dan <RPO. Pembacaan berulang ini memiliki
tujuan agar praktikan dapat mendapatkan besar sudut rata-rata yang hampir akurat.
Setelah mengukur besar sudut di beberapa titik, kemudian praktikan mengukur
jarak OP menggunakan meteran. Sudut-sudut dan jarak OP ini akan digunakan
praktikan untuk mencari jarak OR dan PQ.
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Analisis Hasil
Besar sudut-sudut yang belum ditemukan dapat dihitung melalui besar
sudut yang telah didapatkan dari melakukan metode repetition. Dengan metode
repetition, praktikan mendapatkan tiga buah besar sudut yang kemudian dirata-
ratakan, sehingga bisa didapat nilai sudut:
<QOP = 32.6954°

<PRO = 58.3588°

<PQO = 28.39116°

<RPO = 33.10759°

Kemudian praktikan mengukur jarak OP menggunakan meteran sehingga didapat:

Jarak OP = 8.34 m
Praktikan melakukan perhitungan dengan dua cara, yaitu aturan sinus dan cosinus. Dari
kedua cara tersebut diperoleh besar jarak AB yang sama, yaitu 6,55 meter.

Dalam dunia teknik sipil, percobaan ini biasanya digunakan sebagai


alternatif dalam mengukur jarak antara dua titik yang tidak memungkinkan untuk
dilalui, contoh di lapangan ingin mengukur jarak antara gedung A dan gedung B,
namun di antara gedung tersebut terdapat sungai atau jurang, maka metode ini
dapat digunakan untuk mengukur jarak kedua gedung tersebut.

Analisis Kesalahan
Pada praktikum pengkuran sudut horizontal dengan metode pengulangan,
terdapat beberapa kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil dari pengukuran.
Kesalahan yang terjadi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
1. Ketidaktepatan meletakkan nivo pada pusat lingkaran, sehingga lensa berada
pada posisi yang tidak sejajar
2. Praktikan yang memegang levelling staff tidak tepat berdiri pada titik pasak
sehingga mempengaruhi pembacaan sudut
3. Ketidakfokusan dan ketidaktepatan pembacaan leveling stuff pada lensa
4. Ketidaktelitian melakukan penghitungan dalam pengolahan data, sehingga
hasil yang didapatkan kurang akurat
I. KESIMPULAN
 Jarak OR adalah 5.348 meter
 Jarak PQ adalah

 Pengukuran jarak dua titik yang tidak dapat dilalui bisa dilakukan dengan
menghitung sudut horizontal

 Sudut A diperoleh dengan cara menambahkan < CAB + < DAC =


105º48’47”

 Sudut B diperoleh dengan cara menambakan < CBD + < DBA = 123º26’15”

 Pengolahan data dilakukan menggunakan aturan cosinus dikarenakan


terdapat tiga buah sudut yang diketahui dalam segitiga, dan jarak antar DA
dan DB diketahui.

 Pengaplikasian percobaan dalam dunia teknik sipil adalah untuk mengukur


dua titik yang tidak dapat dijangkau atau dilalui
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

J. REFERENSI

 https://blog.ruangguru.com/apa-itu-aturan-sinus-dan-cosinus

 https://www.scribd.com/doc/294812358/Materi-6-Aplikasi-Pengukuran-Dan-
Pemetaan
 https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-CIV-104-PERTEMUAN-6-METODE-
PENGUKURAN-SUDUT.pdf

K. LAMPIRAN

Gambar 1. Praktikan mengatur sudut 0° pada theodolite di titik Q


Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
yu

Gambar 2. Praktikan mengukur sudut horizontal dari titik


Q ke titik P

Anda mungkin juga menyukai