Laprak Iut 7,8
Laprak Iut 7,8
Laprak Iut 7,8
Nilai : Paraf :
A. TUJUAN
Untuk mengukur sudut horizontal dengan metode pengulangan.
B. DASAR TEORI
Dalam praktikum pengukuran sudut ini, intrument utama yang digunakan
adalah theodolite. Theodolite merupakan instrumen dasar yang digunakan
dalam surveying. Theodolite digunakan untuk menukur sudut horizontal dan
sudut vertikal. Terdapat dua jenis theodolite, yaitu theodolite digital dan non-
digital. Theodolite digital terdiri dari teleskop dan layar pembacaan hasil
pengukuran sudut horizontal maupun sudut vertikal.
Sudut Horizontal, pada topografi, merupakan sudut yang dibuat oleh
pengukuran garis secara horizontal. Sudut Horizontal pada umunya
dinyatakan dalam bentuk derajat atau degree. Satu lingkaran penuh dibagi
menjadi 360 derajat. Setiap sudut akan dibagi menjadi unit yang lebih kecil
yaitu, 1 derajat sama dengan 60 menit (60’) dan 1 menit sama dengan 60
detik (60”). Unit yang lebih kecil ini hanya bisa diukur dengan intrument
yang memiliki tingkat instrument yang tinggi.
Pengukuran suatu sudut horizontal terdiri dari empat cara, yaitu :
1. Pengukuran Sudut Tunggal
Sudut tunggal merupakan suatu sudut yang terbentuk dari dua arah.
Pengukuran dilakukan dengan sekali pembacaan skala lingkaran terhadap
masing-masing arah.
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
2. Pengukuran Sudut Seri Rangkap
Pengukuran sudut horizontal pada metode seri rangkap dilakukan dua kali
terhadap sudut tunggal dalam keadaan teropong pada keadaan biasa (B) dan
luar biasa (LB).
3. Pengukuran Sudut Repetisi
Pengukuran sudut repetisi merupakan pengukuran sudut tunggal yang
dilakukan berulang kali dengan penguncial bacaan skala tertentu terhadap
arah pertama.
4. Pengukuran Sudut Reiterasi
Pengukuran sudut dengan penambahan suatu sudut pada skala pembacaan
horizontal.
C. PERALATAN
1. Theodolite + Tripod
2. Levelling staff
3. Pasak
D. PROSEDUR
O
E. Figure 1. Illustration of POQ positioning
1. Menyiapkan alat pada titik O dan memastikan sudah pada posisi yang tepat
2. Mengarahkan teleskop tepat ke titik P
3. Mangatur sudut horizontal menjadi 0o
4. Memutarkan dengan searah jarum jam ke Q. Mencatat sudut horizontal untuk
mendapatkan sudut POQ
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
F. PENGOLAHAN
DATA
<QOP = 32.6954°
<PRO = 58.3588°
3. <PRS = (28.4430° + 28.2875° + 28.4430°) : 3
<PRS = 28.39116°
<RPO = 33.10759°
G. ANALISIS
a. Analisis Percobaan
Percobaan yang berjudul Mengukur Sudut Horizontal denga Metode
Repetisi ini memiliki tujuan yaitu untuk mengukur sudut horizontal dengan
metode pengulangan. Dalam melakukan percobaan ini praktikan menggunakan
beberapa alat yang khusus digunakan untuk percobaann Ilmu Ukur Tanah. Alat
tersebut diantaranya yang pertama adalah theodolite, alat yang akan memberikan
hasil pengukuran sudut. Alat kedua yaitu pasak, digunakan sebagai patokan titik
yang membentuk poligon tertutup. Alat terakhir yaitu leveling stuff, berguna
untuk memudahkan praktikan yang melakukan pengukuran melihat titik yang
dicari.
<QOP = 32.6954°
<PRO = 58.3588°
<PRS = 28.39116°
<RPO = 33.10759°
c. Analisis Kesalahan
H. APLIKASI
Pengukuran sudut horizontal dalam aplikasinya dapat berupa:
I. KESIMPULAN
Pada praktikum mengukur sudut horizontal dengan metode repetisi ini dapat diperoleh
kesimpulan yaitu :
Praktikum ini memiliki tujuan untuk menghitung besarnya sudut horizontal dengan
metode repetisi
Didapatkan besarnya sudut rata-ratanya sebesar :
<QOP = 32.6954°
<PRO = 58.3588°
<PRS = 28.39116°
<RPO = 33.10759°
J. REFERENSI
https://www.scribd.com/doc/294812358/Materi-6-Aplikasi-Pengukuran-Dan-
Pemetaan
https://slideplayer.info/slide/11620637/
https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-CIV-104-PERTEMUAN-6-METODE-
PENGUKURAN-SUDUT.pdf
K. LAMPIRAN
Gamvar 3. Poisi berdiri praktikan yang kurang tepat saat pengukuran mempengaruhi kesalahan pada
hasil praktikum
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Kelompok : B2
Nilai : Paraf :
I. TUJUAN
Dalam mengukur jarak pada Ilmu Ukur Tanah tidak dapat menggambarkan lokasi
dari suatu objek. Kita perlu menentukan lokasi dalam 3 dimensi. Untuk
mencapainya kita memerlukan :
1. Panjang horizontal (jarak)
2. Perbedaan ketinggian (elevasi)
3. Petunjuk arah atau besar sudut
Sudut dapat didefinisikan sebagai perbedaan arah antara dua garis konvergen.
Sudut horizontal terbentuk dengan jarak antara dua objek pada bidang horizontal.
Sudut vertical terbentuk dengan jarak antara dua garis yang berpotongan pada
bidang vertical, di mana salah satu dari garis ini adalah garis horizontal. Zenith
angle adalah sudut pelengkap dari sudut vertical, sudut ini terbentuk dari
perpotongan antara dua garis pada bidang vertical, salah satu dari garis ini
mengarah pada zenith.
1. Interior angle
Sudut ini dapat diukur searah dengan jarum jam atau tidak searah
dengan jarum jam di antara dua garis yang berdekatan yang terdapat di
dalam gambar polygon tertutup.
2. Exterior angle
Sudut ini dapat diukur searah dengan jarum jam atau tidak searah
dengan jarum jam di antara dua garis yang berdekatan yang terdapat di
luar gambar polygon tertutup.
3. Angles to the right
Sudut yang berputar searah dengan jarum jam, atau searah tangan
kanan. Ini yang disebut standar ODOT.
4. Angles to the left
Sudut yang berputar berlawanan dengan arah jarum jam, atau
mengikuti arah tangan kiri.
Sudut pada umumnya dapat diukur dengan alat yang disebut Transit dan
Theodolite. Keduanya merupakan alat untuk mengukur sudut pada Ilmu Ukur Tanah.
Dalam pengukurannya Transit dibagi menjadi ukuran derajat sudut, menit, dan detik.
Alat ini digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan vertical. Theodolite banyak
memiliki kelebihan yang sama dengan transit, yaitu mampu mengukur sudut vertical
dan horizontal. Perbedaan dari kedua alat ini adalah Theodolite dapat melakukan
pembacaan sudut dengan lebih presisi dan akurat jika dibandingkn dengan Transit.
III. PERALATAN
IV. PROSEDUR
V. DATA PRAKTIKUM
Face : Right
Before Correction
Sudut AOB = 68°25’50’’ – 0 = 68°25’50’’
Sudut BOC = 117°11’15’’ - 68°25’50’’ = 48°45’25’’
Sudut COD = 253°02’40’’ - 117°11’15’’ = 135°51’25’’
Sudut DOA = 0°00’30’’ - 253°02’40’’ = 106°57’50’’
Total Sudut = 68°25’50’’ + 48°45’25’’ + 135°51’25’’ + 106°57’50’’
= 359°59’30’’
After Correction
Sudut AOB = 68°25’50’’ + 00°00’7,5’’ = 68°25’57,5’’
Sudut BOC = 48°45’25’’ + 00°00’7,5’’ = 48°45’32,5’’
Sudut COD = 135°51’25’’ + 00°00’7,5’’ = 135°51’32,5’’
Sudut DOA = 106°57’50’’ + 00°00’7,5’’ = 106°57’57,5’’
Face : Left
Before Correction
Sudut AOB = 359°58’55’’ – 291°35’10’’ = 68°23’45’’
Sudut BOC = 291°35’10’’ - 242°42’00’’ = 58°53’10’’
Sudut COD = 242°42’00’’ - 106°57’00’’ = 135°45’00’’
Sudut DOA = 106°57’00’’ - 0°0’0’’ = 106°57’50’’
Total Sudut = 68°23’45’’ + 58°53’10’’ + 135°45’00’’ + 106°57’50’’
= 369°58’55’’
Correction = 369°58’55’’ - 360°00’00’’ = 9°58’55’’
Corrected Angle = ( 9°58’55’’) (1/4) = 2°29’43,75’’
After Correction
Sudut AOB = 68°23’45’’ - 2°29’43,75’’ = 65°54’1,25’’
Sudut BOC = 58°53’10’’ - 2°29’43,75’’ = 56°23’26,25’’
Sudut COD = 135°45’00’’ - 2°29’43,75’’ = 133°15’16,25’’
Sudut DOA = 106°57’50’’ - 2°29’43,75’’= 104°27’16,25’’
1. Analisa Percobaan
Yang pertama adalah pastikan seluruh alat tersedia denga lengkap dan
suda berada pada kondisi siap pakai, pilih lokasi yang akan dijadikan tempat
pengukuran. Dalam kesempatan ini, lokasi yang kami pilih adalah lapangan hijau
di belakang Engineering Center atau lebih tepatnya lapangan hijau disamping
Kantin Teknik. Kami memilih lokasi ini karena lokasi ini memenuhi standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan percobaan ini, di lokasi ini terdapat timbulan
tanah yang tidak rata, dan luas lapangan ini cukup besar, sehingga cukup
mewakili fungsi alat yang digunakan, apabila kita mengukur sudut pada area yang
kecil maka tidak perlu sampai menggunakan Theodolite. Selain itu, Theodolite ini
dapat berdiri tegak apabila ditancapkankan ke dalam tanah, lapangan ini adalah
area yang beralaskan tanah sehingga dapat dikatakan sesuai antara pengaplikasian
alat dan pemilihan tempat, sehingga tidak mempersulit atau menghambat jalannya
percobaan. Selanjutnya, tancapkan pasak ke tanah pada empat titik berbeda yang
membentuk polygon tertutup. Lakukan pembagian tugas antara mengukur dengan
Theodolite dan berdiri memegang leveling stuff agar tiap praktikan mendapat
pembelajaran yang sama. Bagi orang yang memegang leveling stuff, maka dia
akan berdiri di belakang titik pasak yang telah ditancapkan. Pastikan waterpass
pada leveling stuff telah mencapai titik pusat atau ditengah lingkaran wadah,
tujuannya untuk memastikan leveling stuff sudah berdiri tegak lurus dengan tanah
agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat. Pertahankan posisi eveling stuff
dan tunggu hingga pengukuran sudut selesai dilakukan. Apabila pemegang
leveling stuff bergerak maka akan sulit untuk dilakukan pengukuran dengan
Theodolite. Bagi orang yang mengoperasikan Theodolite, hal pertama yang perlu
dilakukan adalah membuat nivo pada alat tersebut mencapai titik pusat atau
berada di tengah lingkaran wadah, caranya dengan memutar pengatur nivo hingga
memiliki ketinggian yang sejajar antar kedua sisi. Hal ini penting untuk dilakukan
agar hasil pengukuran yang terbaca di akhir merupakan data yang akurat. Apabila
letak penampang lensa sudah sejajar maka pengukuran denga lensa bias
dilakukan. Pertama mengukur dengan lensa kecil, arahkan alat pada leveling stuff
dan sesuaikan posisi segitiga di dalam lensa kecil agar tepat mengarah pada
leveling stuff. Kunci poisisi lensa kecil dengan memutar pengatur besar dan
kemudian pengatur kecilnya. Alihkan pandangan pada lensa besar dan sesuaikan
lagi arah alat agar dapat membaca angka yang terdapat pada leveling stuff.
Apabila penglihatan kurang focus bias diperjelas dengan mengatur pemutar
fokusnya. Pembacaan ini harus jelas agar sudut yang terbentuk juga akurat.
Apabila dirasa sudah focus maka tekan tombol hold dan catat pembacaan sudut
yang terbaca pada alat. Pengukuran sudut seperti ini dilanjutkan hingga titik B,
C, dan D hingga kembali lagi ke titik
A. Setiap kali akan mengukur sudut pada titik yang baru, selalu tekan tombol
reset untuk mengatur sudut kembali dari 0°
2. Analisa Hasil
Right :
Left :
VIII. KESIMPULAN
X. LAMPIRAN