Abstrak : Perencanaan teknik dan perenovasian rumah dua lantai pada Kelurahan Pelang Kenidai
Kecamatan Dempo Tengah Pagar Alam merupakan salah satu upaya meningkatkan fungsi dan peranan
rumah dua lantai, sehingga evaluasi kegunaan rumah dua lantai diperlukan sebagai langkah awal suatu
perencanaan teknik yang cermat hingga menghasilkan detail desain rumah dua lantai yang tepat dan
efisien untuk memenuhi standar yang ditetapkan. Pemilihan bahan struktur yang akan digunakan untuk
bangunan tertentu dipengaruhi oleh tinggi dan bentang struktur, ketersediaan bahan di pasaran, kondisi
pondasi, peraturan bangunan setempat dan pertimbangan-pertimbangan arsitektural. Sistem bangunan
rangka terdiri dari unsur-unsur horizontal (balok), vertikal (kolom) dan plat lantai. Rangka bangunan
tinggi dapat dipandang secara geometris sebagai penjumlahan dari rangka-rangka portal. Dalam
penelitian ini, hasil dari analisis didapatkan bahwa diameter balok lantai 30 x 15 = 8D14, diameter atap
30 x 15 = 4D12, diameter kolom 30 X 30 = 6D14, plat lantai Ø10 sengkang 100, plat atap Ø10 sengkang
100, tangga Ø100 sengkang 100. Analisis juga digantu dengan menggunakan aplikasi staadpro, dengan
menghasilkan dimensi 20 x 30 dengan bentang 4 m mampu menahan beban yang bekerja, jumlah
tulangan tumpuan atas 4 D 16, dan tulangan tumpuan bawah 2 D 12 serta tulangan geser 16 D 8 c/c 118
mm. Pada balok 20 x 40 dengan bentang 4 m mampu menahan beban yang bekerja, jumlah tulangan
tumpuan atas 4 D 16, dan tulangan tumpuan bawah 2 D 16 serta tulangan geser 11 D 8 c/c 167 mm.
kolom 30 x 30 dengan tinggi 4 m mampu menahan beban yang bekerja, jumlah tulangan pokok pada
kolom tersebut didapatkan tulangan 8 D 12.
Abstract : The technical planning and renovation of a two-story house in Pelang Kenidai Subdistrict,
Dempo Tengah Subdistrict, Pagar Alam is an effort to improve the function and role of a two-story house,
so evaluating the use of a two-story house is a first step in careful engineering planning to produce two-
storey house design details the right and efficient way to meet the standards set. The selection of
structural materials to be used for certain buildings is influenced by the height and span of the structure,
availability of materials in the market, foundation conditions, local building regulations and architectural
considerations. The frame building system consists of horizontal elements (beams), vertical (columns)
and floor plates. Tall building frames can be viewed geometrically as a sum of portal frames. In this
study, the results of the analysis showed that the diameter of the floor beam 30 x 15 = 8D14, roof
diameter 30 x 15 = 4D12, column diameter 30 X 30 = 6D14, floor plate Ø10 sengkang 100, roof plate
Ø10 stirrup 100, stair Ø100 stirrup 100 Analysis is also used by using the Staadpro application, by
producing dimensions of 20 x 30 with a span of 4 m able to withstand the working load, the number of
reinforcement over 4 D 16, and the bottom support of 2 D 12 and shear reinforcement 16 D 8 c / c 118
mm. On a 20 x 40 beam with a span of 4 m it is able to withstand the working load, the amount of support
over 4 D 16, and reinforcement under 2 D 16 and shear reinforcement 11 D 8 c / c 167 mm. a 30 x 30
column with a height of 4 m is able to withstand the working load, the number of staples in the column is
reinforced by 8 D 12.
Keywords: (Beam;colum;Structure;staadpro)
B. Data
1. Data Primer
Data perimer ini merupakan data yang
didapatkan langsung oleh penulis dengan
Gambar 1. menu main window
melakukan penelitian secara langsung ke
lokasi penelitian, data tersebut berupa:
B. Data Teknis
Mutu beton fc’ = 17,5 MPa.
Mutu baja fy = 240 MPa.
Selimut beton pada pelat = 20 mm.
Selimut beton pada balok dan kolom = 50 mm.
Berat jenis beton = 2400 kg/m3.
Ketinggian air tergenang pada pelat atap = 50 mm.
C. Perhitungan Dimensi
Suatu balok yang sederhana yang memikul
suatu beban terpusat mencapai keadaan batasnya
(yakni kondisi runtuh) bila beban terpusat itu cukup
besar, sehingga menyebabkan terjadinya suatu sendi
plastis dibawah beban sendi terpusat. Panjang aktual
sendi plastis tergantung pada bentuk penampang
lintangnya dan dapat bervariasi dari sekitar 1/10
sampai sebesar 1/3 bagian.
Gambar 3. Contoh Pembesian Balok 1. Perhitungan Dimensi Balok
Hasil STAAD Pro 2007 Untuk balok satu ujung menerus :
L 400
h= = 21,62 cm ≈ 40 cm
18,5 18,5
d = h – d’ = 40 – 5 = 35 cm A1 = 12 * 48 = 576 cm2
b = 0,5 d = 0,5 x 35 = 17,5 cm ≈ 20 cm A2 = 20 * 28 = 560 cm2
Ukuran dimensi balok 20/40 A = 576 + 560 = 1.136 cm2.
Dalam rencanaan balok Y = Y1 A1 Y2 A2 [(34) * (576)] [(14) * (560)
20/40 (aman) A 1.136
2. Lebar Efektif Balok T 19.584 7.840 = 24,14 cm.
Lebar efektif balok T adalah suatu keadaan lebar 1.136
atau panjang suatu pelat yang mampu ditahan a1 = Y1 – Y = 34 – 24,14= 9,86 cm
oleh balok. a2 = Y – Y2 = 24,14 – 14 = 10,14 cm
Asumsi tebal pelat = 12 cm. Inersia balok L:
ln = 400 – 20 = 380 cm = 3800 mm I1 = 121 bh3 A1a12 121 48 *12 3 [576 * 9,86 2 ]
be ≤ 16 hf + bw = (16 x 12) + 20 = 212 cm = 6.912 + 55.998,4896 = 62.910,4896 cm4.
be ≤ ln + bw = 380 + 20 = 400 cm I2 = 121 bh3 A2 a 2 2 121 20 * 28 3 [560 *10,14 2 ]
be ≤ ¼ L = ¼ x 400 = 100 cm = 36.586,67 + 57.578,976=94.165,646 cm4.
be balok T = 100 cm = 1000 mm. Itotal = I1 + I2 = 62.910,4896 + 64.868,976
3. Lebar Efektif Balok L =157.076,14 cm4
Lebar efektif balok L adalah suatu keadaan lebar
atau panjang suatu pelat yang mampu ditahan 6. Inersia Untuk Jalur Plat
oleh balok. Lx = 400= . 400 . (12)3 = 57.600
be ≤ 6 hf + bw = (6 x 12) +20 = 92 cm cm 4
be ≤ ½ ln + bw = 190 + 20 = 210 cm
Ly = 400= . 400 . (12)3 = 57.600
be ≤ 1/12 L + bw = 1/12 x 400 + 20= 53,33 cm 4
be balok L = 53,33 cm ≈ 53 cm = 530 mm. cm
4. Inersia Balok T Dan L Kekakuan plat ini dihitung berdasarkan plat
antara garis sumbu panel dari setiap sisi
Pada perhitungan yang direncanakan setelah
balok:
didapatkan dimensi balok yang sesuai, efisien
Untuk bentang balok 400 cm
dan aman selanjutkan mencari momen-momen
yang bekerja pada balok tersebut dengan cara α 1. = 291.264,11 = 5,06
57.600
menghitung inersia pada balok T dan L balok
sebagai berikut : α 2. = 157.076,14 = 2,72
57.600
Letak garis netral balok T : Jadi, αm = 5,06 2,72 = 3,8
Y1 = 40 – (0,5*12) = 34 cm 2
Y2 = 40 – 12 – (0,5*28) = 14 cm 7. Tebal Minimum Pelat
A1 = 12 * 100 = 1200 cm2. fy = 240 MPa
A2 = 40 * 28 = 1120 cm2 Lny = 4000 – 200 = 3.800 mm
A = 1200 + 1120 = 2320 cm2. β= = 400 = 1 ( ≤ 2,5 Plat 2 Arah )
Y = Y1 A1 Y2 A2 [(34) * (1200 )] [(14) * (1120 ) 400
A 2320 Tidak boleh kurang dari nilai yang
40.800 15680 didapat dari
24,34 cm
2320 fy
Lny(0,8 )
a1 = Y1 – Y = 34 – 24,34 = 9,66 cm h= 1500 =
a2 = Y – Y2 = 24,34 – 14 = 10,34 cm 1
36 5β (m 0,12(1 )
Inersia balok T : β
I1 = 121 bh 3 A1 a1 2 121 100 * 12 3 [1200 * 9,66 2 ]
= 14.400 + 111.978,72 = 126.378,72 cm4 240
3800 0,8
I2 = 121 bh3 A2 a 2 2 121 20 * 28 3 [1200 *10,34 2 ] 1500 = 67,81 mm
= 36.586,67 + 128.298,72 = 1
36 5 3.8 0,121
164.885,39 cm4 1
Itotal = I1 + I2 = 126.378,72 + 164.885,39 =
291.264,11 cm4 Tebal plat harus lebih besar dari
5. Letak Garis Netral Balok L 240
Letak garis netral pada balok L merupakan 3800 0,8
suatu keadaan keseimbangan balok atau pelat h=
Lny(0,8
fy
)
= 1500
=
1500
yang disanggah. 36 9β 36 9
Y1 = 40 – (0,5*12) = 34 cm 81,06 mm
Y2 = 40 – 12 – (0,5*28) = 14 cm
= b b 4 ac =
2
digunakan h = 12 cm = 0,12 m
Opt
2a h' h . cos
2
240 240 2 4 x 1941,94 x 0,59904 = 0,00255.
= 0,1981 m
2 x 1941,94
Maka ekivalen tebal anak tangga = 0,1981-
Pembatasan nilai ;
0,12
b = 0,85 fc'β 600 =
1
= 0,0781 m
fy 600 fy
0,85 x 17,5 x 0,85 600 = 0,0376
4. Pembebanan Pelat Tangga (h = 0,12 m)
240 600 240
maks = 0,75 b = 0,75 x 0,0376 = 0,0282 Dead Load (DL)
min = 1,4 = 1,4 = 0,00583 Beban anak Tangga = 0,0781 . 2400
fy 240 =187,44kg/m²
Karena < min, maka dipakai min = Spesi ( t = 2 cm ) = 2 . 21 = 42 kg/m²
0,00583. Keramik = 1 . 24 = 24 kg/m²
Luas tulangan As = b d = 0,00583 x 100 x Handrill = taksiran = 15 kg/m²
10 = 5,83 cm2 = 583 mm2. DL =268,44 kg/m²
Digunakan baja tulangan D10 – 100 (dengan = 2684,4N/ m²
luas As = 785,4 mm2).
Live Load(LL)
As = (3,14) x (5) 2 = 78,5 mm2 = 78,5
x 10 = 785,4 mm2 untuk lantai ruko LL = 300 kg/m²
= 3000 N/ m²
As 14 D 2 14 3,14 x10 2 = 78,5 mm2 = 78,5 5. Kuat Perlu
x 10 = 785,4 mm2 qu = 1,2 DL + 1,6 LL = (1,2 x 268,44) + (1,6
x 300) = 802,128 kg/m’
F. Perencanaan Tangga
6. Perhitungan Pembesian
1. Data- Data Perencanaan Tangga
Mtx = Mlx = Mty = Mly = Mu = 0,001 x 36
Tinggi antar lantai : 4,00 m
x 802,128 kg/m’ x 42 m2 = 462,025728 kgm.
Lebar Tangga : 1,40 m
Asumsi tulangan tunggal, dengan b = 100
Kemiringan (α) : 38,66°
cm, d = 12 cm – 2 cm = 10 cm.
Panjang Bordes : 2,80 m
M u 462,0257
Lebar bordes : 1,05 m
2. Mencari Tinggi Optrade Dan Panjang Mn = = 0,8
Antrade = 577,53 kg m = 57.753 kg cm.
Menurut Diktat Konstruksi Bangunan Sipil Koefisien Ketahanan Rn :
karangan Ir. Supriyono 57.753
2 . Opt + Ant = 61~ 65 Rn = Mn = 100 x 10 2
2 . ( Ant . tg α) + Ant = 61~ 65
2
bd
2 . ( Ant . tg 38,66 ) + Ant = 61~ 65 = 5,7753 kg/cm2 = 0,57753 MPa.
1,60 Ant + Ant = 61~ 65 Rn = fy (1 – 0,59 ρfy ) = 240 (1 – 0,59
2,60 Ant = 65 fc'
Ant = 25 cm 240ρ )
Nilai antrade 25 cm digunakan pada tiap 17,5
tingkatan tangga = 240 - 1941,94 2.
Dan nilai optrade menjadi : Dengan menyamakan kedua nilai Rn diatas,
Opt = Ant . tg α serta memperhatikan satuannya, diperoleh :
Opt = 25 . tg 38,66° = 20 cm 0,57753 = 240 - 1941,94 2.
Sehingga dengan metode pendekatan akan 1941,94 2 - 240 + 0,57753 = 0
didapatkan : 240 240 2 4 x 1941,94 x 0,64762
9. Kuat Perlu
qu = 1,2 DL + 1,6 LL = (1,2 x498) + (1,6 x
300) = 1.077,6 kg/m’
Bila nilai Vsk < 1 f c' b.d , maka spasi Rn = Mn = 495 .533,5 = 20,2177 kg/cm2
3 bd 2 20 x 35 2
maksimum adalah nilai terkecil dari ½ d dan = 2,02177 MPa.
600 mm.
Rn = fy (1 – 0,59 ρfy ) = 240 (1 – 0,59 240ρ
Bila nilai Vsk > 1
3 f c' b.d , maka spasi fc' 17,5
Beban P1 = 890,93 kg/m x 4 m = 3.563,72 kg. Di mana nilai koefisien ζ telah ditetapkan
Beban P2 = (890,93 + 2/3 x 2 x 587,2 ) kg/m x 4 m menurut Tabel 8. standar perencanaan ketahanan
= 6.695,45 kg. gempa untuk struktur bangunan gedung sni –
Beban P3 = (890,93 + 2/3 x 2 x 587,2 ) kg/m x 4 m
1726 – 2002, dan nilai n adalah tinggi bangunan
= 6.695,45 kg.
Beban P4 = 890,93 kg/m x 4 m = 3.563,72 kg. yaitu n = 8
Beban P5 = 1981,33 kg/m x 4 m + (3.324,97 + 4. Koefisien gempa dasar ( C )
3.563,72 ) = 14.814,01 kg. Dari ketetapan standar perencanaan ketahanan
Beban P6 = 6.695,45 kg/m x 4 m + (3.324,97 + gempa untuk struktur bangunan gedung sni –
3.563,72 ) = 33.670,49 kg 1726 – 2002 yang terdapat di grafik wilayah
Beban P7 = 6.695,45 kg/m x 4 m + (3.324,97 + gempa untuk pagaralam adalah di wilayah
3.563,72 ) = 33.670,49 kg
gempa-5.
Beban P8 = 1981,33 kg/m x 4 m + (3.324,97 +
3.563,72 ) = 14.814,01 kg.
Untuk Tx = Ty = 0.16 . 8= 1.28, dan untuk jenis
K. Perhitungan Beban Gempa tanah lunak rumusnya adalah sebagai berikut :
1. Berat bangunan total (Wt)
Beban pelat atap.
0.35 0.35
Beban Mati: C 0,273
T 1,28
pelat = 8 x 12 x 0,12 x 2400 = 27.648 kg.
balok atap = 17 x 4 x 0,15 x 0,30 x 2400 = Jadi nilai C diperoleh C = 0,273
9.504 kg. 5. Faktor keutamaan I dan faktor jenis struktur K
plafon = 8 x 12 x 50 = 6.000 kg. Di peroleh dari Pedoman Perencanaan Ketahanan
Wm = 43.152 kg. Gempa untuk Gedung I = 1 dan K = 1, untuk
Beban Hidup: bangunan kantor yang menggunakan struktur
qh atap = 100 kg/2. rangka beton bertulang dengan daktilitas penuh.
koefisien reduksi = 0,3
Wh = 0,3 ( 8 x 12 x 100 ) = 2.880 kg. 6. Gaya geser horizontal total akibat gempa
Beban total pelat atap (Wa) = 43.152 + 2.880 = Vx = Vy = C.I.K.Wt
46.032 kg. = 0,273 x 1 x 1 x 235.081,6
2. Beban pelat lantai. = 64.177,2768 kg
Beban Mati: 7. Distribusi gaya geser horizontal total akibat gepa
pelat =8 x 12 x 0,12 x 2400 = 27.648 kg. ke sepanjang tinggi gedunng
Wi hi
balok lantai = 17 x 4 x 0,20 x 0,40 x2400 Fi xV
= 13.056 kg. Wi hi
Kolom= 15 x 4 x 0,18 x 0,18 x 2400 46.032 x8
F1 x64.177,276
= 4.665,6 kg. 46.032 x8 189.049.6 x4
dinding = 34 x 4 x 4 x 250 = 21.017,8974 kg.
189.049.6 x4
= 136.000kg. F2 x64.177,276
plafon = 8 x 12 x 50 = 4.800 kg. 46.032 x8 189.049.6 x4
Wm= 186.169,6 kg. = 43.159,1507 kg.
Beban Hidup: Gaya gempa arah X untuk satu portal :
qh atap = 250 kg/2. F1 = 20.965,2298 /4 = 5.254,474 kg.
koefisien reduksi = 0,3 F2 = 42.242,3512/4 = 10.789,788 kg.
Wh = 0,3 ( 8 x 12 x 250 ) = 2.880 kg.
Beban total pelat lantai (WL) = 182.617,6 + 2.880 L. Analisa Struktur Dengan Program Staad Pro
= 189.049.6 kg. 2007
3. Beban total (Wt ) = 46.032 + 189.049.6 =
235.081,6 kg.
Waktu getar bangunan (T) Mencari waktu getar
bangunan dapat dicari Dengan menggunakan
rumus impiris:
Tx = Ty =ζ.n
= 0.16 . 8
= 1,28
Gambar 5. Rencana Struktur Rumah 2 Lantai
1. Dimensi Struktur
Perencanaan dimensi balok dan kolom yang sesuai
dengan perencanaan rumah 2 lantai di Kelurahan
Pelang Kenidai Kecamatan Dempo Tengah Pagar
Alam adalah seperti dibawah ini :
1. Balok atap : 20/30
2. Balok lantai : 20/40
3. Kolom : 30/30
b. Perhitungan Balok lantai 20/40 Gambar 8. Pembesian Kolom 30/30 STAAD Pro
Perhitungan balok lantai dengan ukuran 20 x 40 2007
menggunakan program STAAD PRO 2007, maka
didapatkan umtuk momen maksimum terletak pada IV. SIMPULAN
balok (beam) nomor 18 dengan bentang balok 4 Setelah melakukan analisa perhitungan secara
meter, untuk ukuran balok lantai (20 x 30) manual maupun dengan program STAAD PRO 2007
didapatkan jumlah tulangan, tulangan tumpuan Pada perencanaan pembangunan rumah 2 lantai di
kanan 2 D 16, tulangan tumpuan kiri 2 D 16, Kelurahan Pelang Kenidai Kecamatan Dempo
tulangan bawah 2 D 16, dan tulangan geser 11 D 8 Tengah Pagar Alam penulis dapat mengambil
c/c 167 mm. Bisa dilihat seperti gambar dibawah beberapa kesimpulan yaitu :
ini 1. Setelah melakukan pengumpulan data dan
dianalisis didapatkan beban-beban yang bekerja
seperti beban plat atap 587,2 kg/m’, beban plat Semarang”, Universitas Diponegoro,
lantai 832 kg/m’. Semarang.
2. Pada perhitungan dimensi balok secara manual Schueller, Wolfgang., 2001, “Struktur Bangunan
balok atap dengan bentang balok 4 m didapatkan Bertingkat Tinggi”, Penerbit Refika,
dimensi minimum balok 20 x 30 cm tulangan 4 D Bandung.
12, dan analisa menggunakan program STAAD Standar Nasional Indonesia, SNI 03 - 1729 – 2002,
PRO 2007 balok atap berubah menjadi dimensi “Tata Cara Perencanaan Struktur Baja
20 x 30 dengan bentang 4 m mampu menahan Untuk Bangunan Gedung”, Departemen
beban yang bekerja, jumlah tulangan tumpuan Pekerjaan Umum.
atas 4 D 16, dan tulangan tumpuan bawah 2 D Standar Nasional Indonesia, SK SNI 03 - xxxx -
12 serta tulangan geser 16 D 8 c/c 118 mm. 2002, “Tata Cara Perencanaan Struktur
3. Pada perhitungan dimensi balok secara manual Beton Untuk Bangunan Gedung”, Badan
balok atap dengan bentang balok 4 m didapatkan Standard Nasional.
dimensi minimum balok 20 x 40 cm tulangan 6 D Susanto, Joko., 2010, “Perencanaan Struktur Gedung
12, dan analisa menggunakan program STAAD Factory Outlet dan Café 2 Lantai”, Tugas
PRO 2007 balok 20 x 40 dengan bentang 4 m Akhir : Universitas Sebelas Maret, Solo.
mampu menahan beban yang bekerja, jumlah Sunaryo, 2010, “Perencanaan Struktur Gedung
tulangan tumpuan atas 4 D 16, dan tulangan Supermarket Dan Fashion Dua Lantai”,
tumpuan bawah 2 D 16 serta tulangan geser 11 D Tugas Akhir : Universitas Sebelas Maret,
8 c/c 167 mm. Solo.
4. perhitungan kolom secara manual didapat Supribadi, I Ketut, 1986, “Ilmu Bangunan Gedung”,
dimensi minimum 30 x 30 dengan tulangan 6 D Armico: Bandung.
12 dan analisa menggunakan program STAAD Wicakson, Panji Pandu., 2011, “Perencanaan
PRO 2007 kolom 30 x 30 dengan tinggi 4 m Struktur Gedung Sekolah 2 Lantai”, Tugas
mampu menahan beban yang bekerja, jumlah Akhir : Universitas Sebelas Maret, Solo.
tulangan pokok pada kolom tersebut didapatkan
tulangan 8 D 12.
5. Untuk pelat lantai secara manual syarat
minimum tebal plat lantai adalah 0,12 m
Digunakan baja tulangan D10 – 100 (dengan
luas As = 785,4 mm2).
6. Perhitungan tangga dilakukan secara manual
dengan lebar 1,4 m dengan tebal 0,12 m
Digunakan baja tulangan D10 – 100 (dengan
luas As = 785,4 mm2).
DAFTAR PUSTAKA