Dosen :
Jakarta
DAFTAR ISI
Abstrak............................................................................................................................ 3
A. Pendahuluan ....................................................................................................... 4
B. Perumusan Masalah ........................................................................................... 5
C. Metodologi ......................................................................................................... 6
D. Pembahasan
1. Pengertian Strategi .......................................................................................6
2. Pengertian Ekonomi Islam ........................................................................... 7
E. Pandangan Ekonom Muslim mengenai Strategi Ekonomi Umat :
1. Abu Yusuf ..................................................................................................... 8
2. Al-Ghazali .................................................................................................... 10
3. Ibnu Taimiyah .............................................................................................. 11
4. M. Umer Chapra............................................................................................ 12
5. Pandangan Pemerintah Republik Indonesia.................................................. 12
5.1. Rencana dan Strategi ............................................................................ 12
5.2.
F. Definisi Kemakmuran Umat .............................................................................. 16
G. Analisis Kritis Perekonomian saat ini................................................................. 17
H. Kesimpulan ......................................................................................................... 18
I. Referensi ............................................................................................................. 18
J. Plagiarism scan report ........................................................................................ 19
2
Abstrak:
Penduduk Indonesia berjumlah sekitar 261 juta jiwa lebih dan mayoritas beragama
Islam. Sedangkan tingkat kemiskinan sebesar 10.64%. Hal ini secara tidak langsung
menunjukkan bahwa kondisi perekonomian umat masih berada dalam posisi di bawah garis
kemiskinan.
Tema Strategi Ekonomi untuk kemakmuran Umat ini mengkaji permasalahan
ekonomi ummat saat ini, khususnya permasalahan tingkat kemiskinan. Banyak pengamat
mengemukakan bahwa pengembangan ekonomi umat terkendala oleh struktural. Dipandang
perlu perubahan konsep struktural agar memudahkan mereka dalam mengembangkan usaha.
Bilamana pengembangan pemberdayaan ekonomi terwujud, akan ada daya saing tinggi
sehingga dapat meningkatkan perekonomian.
Pandangan para ekonom klasik dan kontemporer menyatakan pendapat dan
mengembangkan pemikiran ekonomi untuk menjadi maslahat bagi umat.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil survei pada Maret 2017, Jumlah penduduk
miskin di Indonesia sebanyak 27.77 juta jiwa atau 10.64 persen dari total jumlah penduduk
Indonesia. Hasil survei ini menunjukkan penduduk miskin bertambah 6,90 ribu jiwa bila
dibandingkan dengan hasil survei September 2016. Bila dicermati dari data yang dirilis,
penduduk miskin didominasi penduduk pedesaan yaitu 17.10 juta jiwa atau 13.93 persen dari
total penduduk di desa. Adapun penduduk miskin di daerah perkotaan sebesar10.67 jiwa
atau 7.73 persen dari total penduduk kota1.
1
Badan Pusat Statistik “Laporan Bulanan Ekonomi September 2017” www.bps.go.id
3
Sumber : Data BPS maret 2017 www.bps.go.id
4
ada acuan dan banyaknya oknum calo dilingkungan pemerintah dengan dalih membantu
proses tetapi hanya sekedar mencari celah supaya mendapat tambahan penghasilan.
Terakhir, pungutan liar meskipun sudah mulai berkurang tapi belum hilang sama sekali.
Masih banyak produsen dan konsumen yang mengeluhkan ada saja pungutan liar. Pungutan
liar ini tentu berdampak negatif bagi perekonomian. Beban akan bertambah bila pungutan
liar ini masih ada.
B. Perumusan Masalah
2
Meleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif . Edisi Revisi. Bandung : PT Rosda Karya hal 6
3
Sumadi Suryabrata, 2002, Metodologi penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada, hal 18
5
Indonesia dan strategi ekonomi Islam untuk kemakmuran umat di Indonesia selanjutnya
mendeskripsikan fenomena tersebut dalam bentuk kata-kata atau bahasa secara holistik.
D. PEMBAHASAN
1. Pengertian Strategi
"strategi" adalah Kata turunan dari kata dalam bahasa Yunani, stratēgos. Adapun
stratēgos dapat diterjemahkan sebagai 'komandan militer' pada zaman demokrasi Athena.
Strategi dapat diartikan sebagai pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan ide maupun gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun
waktu tertentu. 4
Pamor serta kekuasaan Institusi gereja (kristen) menurun secara drastis setelah
adanya revolusi ilmu pengetahuan yang terjadi di Eropa sejak abad ke-16 Masehi. Penyebab
utamanya adalah karena dogma yang dipegang teguh dan diajarkan oleh tokoh-tokoh gereja
bertentangan dengan temuan fakta-fakta yang dihasilkan ilmu pengetahuan.5 Diantara titik
balik itu adalah ketika Copernicus menggugat dogma gereja yang mengatakan bumi adalah
pusat alam semesta, dan matahari berputar mengelilingi bumi. Hasil penelitian astronomi
ketika itu malah menemukan fakta sebaliknya dari dogma.
Proses sekulerisasi di dunia Eropa-Barat dalam segala bidang tidak terkecuali ilmu
pengetahuan. Hasilnya lahirlah pengetahuan yang bersifat positivistik. Artinya tugas ilmu
pengetahuan hanya menjelaskan fakta apa adanya (hubungan antarvariabel) dan meramalkan
kejadian di masa yang akan datang dengan teori yang mereka miliki. Saat itu belum ada
pertanyaan normatif “apa yang terbaik” atau apa yang seharusnya dilakukan. Inilah yang
dikenal dengan semangat renaissance-humanisme (kebangkitan manusia) di Eropa Barat.
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Strategi
5
Adiwarman Karim,2008. Ekonomi Mikro Islami. Raja Grafindo, hal 27
6
Bila kita telaah paradigma yang menjadi dasar ekonomi konvensional dengan
paradigma yang mendasari ekonomi Islam, terlihat keduanya tidak akan pernah
dikompromikan, karena masing-masing berbeda pandangan dunia (world view). Ekonomi
konvensional bersifat sekuler atau hanya melihat serta berorientasi hanya pada kehidupan
duniawi), sama sekali tidak memasukkan keyakinan kepada tuhan serta tanggung jawab
manusia kepada tuhan di akhirat nanti. Disinilah pada kesimpulan bahwa ekonomi
konvensional bebas nilai (Posivistik).
Salah satu aspek utama kehidupan yang tidak akan lepas dari manusia adalah aspek
ekonomi. Proses yang terjadi dalam hal tukar-menukar dengan kesepakatan tertentu
menciptakan sistem yang kemudian kita sebut dengan transaksi perekonomian. Transaksi
tersebut tidak lain adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pola pikir dan
pandangan alam (worldview) individu tersebut yang akan menentukan Tindakan individu
dalam perekonomian secara khusus, maupun tindakan dalam bidang lainnya secara umum.
Islam sebagai agama yang Universal telah mengatur dan memberikan pola tindakan
yang benar dalam menjalankan kehidupan, baik secara sosial, budaya, dan ekonomi. Akan
tetapi, era saat sekarang ini masyarakat global telah teracuni oleh pandangan (worldview)
Barat yang bersifat kapitalis, dan imperialis. Tidak banyak yang memahami konsep
kehidupan Islami dan tidak banyak pula yang memiliki worldview yang Islami pada sisi
inilah kenapa pandangan barat lebih dominan pada dunia Islam.
Ekonomi Islam atau bisa juga disebut Ekonomi Islami adalah pandangan ekonomi
yang di dalamnya dan tujuannya mengikuti cara Islam mengatur kehidupan perekonomian
dengan apa yang dimiliki dan ditujukan (maqa>sid Syariah), yaitu tentang ketelitian cara
berpikir yang terdiri atas nilai-nilai moral Islam dan nilai-nilai ilmu ekonomi atau nilai-nilai
sejarah yang berhubungan dengan permasalahan perekonomian maupun yang berhubungan
dengan uraian sosial masyarakat. Ada juga pendapat bahwa ekonomi Islam merupakan
sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari al-Qur’an dan al-Sunnah dan
merupakan bangunan perekonomian yang didirikan atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai
dengan lingkungan dan masanya. Atau sebagai ilmu yang mengarahkan kegiatan ekonomi
dan mengaturnya sesuai dengan dasar-dasar dan siasat ekonomi Islam. 6
6
Dian Iskandar Jaelani, Pemberdayaan Ekonomi Umat, Sebuah Upaya dan Strategi Jurnal Eksyar, Volume 01,
Nomor 01, Maret 2014: 018-034 hal 26
7
E. Pandangan Ekonom Muslim tentang Strategi Ekonomi Islam :
1. Pandangan Ekonomi Abu Yusuf (113-182H/731-798M)
Abu Yusuf atau yang bernama lengkap Ya’qub bi Ibrahim bin Habib bin Khunais bi
Sa’ad Al-Anshari Al-Jalbi Al-Kufi Al-Baghdadi, dilahirkan di Kufah pada tahun 113 H (731
M) dan wafat di Baghdad tahun 182 H (798 M). Abu Yusuf adalah murid Abu Hanifah
selama tujuh belas tahun. Dalam aktivitas belajar dan mengajarnya beliau menghasilkan
banyak karya. Beberapa karyanya : Al-Jawami’ ar-Radd’ala Siyar al-Auza’i, al-Atsar,
Ikhtilaf Abi Hanifah wa Ibn Abi Laila, Adab al-Qadhi, dal al-Kharaj.
Abu Yusuf juga mengatakan bahwa negara harus memberikan ujrah (upah) dan
jaminan hari tua untuk dipergunakan di masa pensiun mereka dan keluarganya yang telah
mengabdi dan berjasa dalam menjaga wilayah negara atau mendatangkan sesuatu yang baik
dan bermanfaat bagi kaum muslim dan masyarakat keseluruhan.
Kekuatan utama pemikiran Abu Yusuf ada pada masalah keuangan publik. Beliau
memiliki daya observasi dan analisis yang tinggi. Menguraikan permasalahan keuangan dan
menunjukkan beberapa kebijakan yang harus diadopsi bagi kesejahteraan rakyat seperti
Prinsip canons of taxtion telah ditelurkan oleh buah pikiran Abu Yusuf. Prinsip tersebut
antara lain : kesanggupan membayar pajak, pemberian waktu yang longgar, bagi pembayar
7
https://www.kompasiana.com/aurits/relevansi-pemikiran-ekonomi-islam-abu-yusuf_55842b0ce122bda20e8b4569
8
pajak, dan sentralisasi pembuatan keputusan dalam administrasi pajak. Sebelum dunia barat
mempelajari keuangan publik secara sistematis sebagaimana yang kita lihat perkembangan
pengetahuan sekarang di dominasi oleh mereka, Abu Yusuf telah banyak menganalisis
tentang kemampuan untuk membayar pajak dan kenyamanan dalam hal membayar pajak.
Tentang penetapan pajak, Abu Yusuf cenderung menyetujui pemerintah atau negara
mengambil sebahagian dari hasil pertanian dari para penggarap daripada menarik sewa dari
lahan pertanian. Cara ini dianggap lebih adil dan sepertinya akan memberikan kontribusi
hasil produksi yang lebih besar tentunya dengan memberikan kemudahan dalam
memperluas tanah garapan pertanian atau dengan kata lain, ia lebih merekomendasikan
penggunaan sistem Muqasamah (Proporsional Tax) daripada sistem Misahah (fixed Tax)
yang telah lama berlaku sejak masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab hingga
periode awal pemerintahan Dinasti Abbasiyah.
Al-Ghazali atau Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Tusi Al-Ghazali yang
lahir di sebuah desa di Tus di daerah Khurasan Iran. Sumbangan besar yang telah dia berikan
adalah pengembangan dan pemikiran dalam dunia Islam. Dia mempunyai pemikiran tentang
fungsi kesejahteraan sosial Islam. 8
Konsep Maslahat atau kesejahteraan sosial atau utilitas adalah sebuah konsep yang
beliau bangun untuk yang berkaitan dengan urusan manusia, tidak saja urusan ekonomi dan
sosial tetapi mencakup segala yang berkaitan dengan individu dan masyarakat.
9
bahwa kebaikan dunia ini dan akhirat merupakan tujuan utama. Dia menyimpulkan kerangka
segala aspek ekonomi dari fungsi kesejahteraan sosial dalam sebuah hirarki utilitas individu
yang tripatrit meliputi kebutuhan : pertama : Kebutuhan (daruriyat), kedua : Kesenangan
dan kenyamanan (hajiyat), ketiga: Kemewahaan (tahsiniyat).
Ibnu Taimiyah bernama lengkap Taqiyuddin Ahmad bin Abdul Halim lahir di kota
Harran pada 22 Januari 1263 M (10 Rabiul Awwal 661 H). Beliau terlahir dari keluarga
ulama besar mazhab Hanbali.
Pemikiran ekonomi ibnu Taimiyah banyak diambil dari karya-karyanya antara lain :
Majmu’ fatawa syaikh al-Islam, as-Siyasah asy-Syari’iyyah fi Islah ar-Ra’i wa ar-Ra’iyyah
dan al-Hisbah fi al-Islam.
Pada kitab Majmu’ Fatawa Syaikh al- Islam, Ibnu Taimiyah menaruh perhatian
khusus terhadap permasalahan harga yang adil. Istilah yang sering dipakai oleh Ibnu
Taimiyah terkait harga yang adil adalah kompensasi yang setara (‘iwadh al-mitsl)
sedangankan harga yang setara (tsaman al-mitsl). Pernyataan beliau ;
“kompensasi yang setara akan diukur dan ditaksir oleh hal-hal yang setara, dan inilah
esensi keadilan (nafs al-‘adl) 10
Pada kitab al-Hisbah fi al-Islam, Ibnu Taimiyah menbedakan antara dua jenis harga,
yakni harga yang tidak adil dan dilarang serta harga yang adil dan disukai. Menurutnya
harga yang setaralah harga yang adil, sehingga kedua istilah ini sering beliau pergunakan
secara bergantian.
Kompensasi yang setara tidak sama dengan harga yang adil. Persoalan tentang
kompensasi yang adil atau setara muncul ketika mengupas persoalan kewajiban moral dan
hukum.
10
Adiwarman Karim, 2008, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, RajaGrafindo, Jakarta, hal 358
10
Konsep Upah yang Adil
Menurut Ibnu Taimiyah konsep Upah yang Adil mengacu pada tingkat harga yang
berlaku di pasar tenaga kerja (ta’sir fil a’mal) dan menggunakan istilah upah yang setara
(ujrah al-mitsl)11
Upah yang setara diatur dengan menggunakan aturan yang sama dengan harga yang
setara. Tingkat upah ditentukan oleh tawar menawar antara pekerja dengan pemberi kerja.
Dengan kata lain pekerja diberlakukan sebagai barang dagangan yang harus tunduk pada
hukum ekonomi tentang permintaan dan penawaran. Dalam kasus pasar yang tidak
sempurna, upah yang setara ditentukan ditentukan dengan menggunakan cara yang sama
sebagai harga yang setara. Pada posisi ini pemerintah mengambil peran menetapkan harga
yang setara.
Pada kitabnya Tentang upah yang setara ditentukan, Ibnu Taimiyah menjelaskan,
“Upah yang setara akan ditentukan oleh upah yang diketahui (musamma) jika ada,
yang dapat menjadi acuan bagi kedua belah pihak. Seperti halnya dalam kasus jual
atau sewa, harga yang telah diketahui (tsaman musamma) akan diperlakukan sebagai
harga yang setara”
M. Umer Chapra adalah seorang ekonom kelahiran Pakistan, pada 1 Februari 1933.
Dia meneruskan pendidikan strata satu dan magister di Karachi, Pakistan. Kemudian meraih
gelar Ph.D pada bidang ekonomi pada tahun 1961 dengan predikat cum laude di Universitas
Minnesota, Minneapolis,Amerika Serikat.12
Karya pemikiran ekonomi Chapra dituliskan dalam buku yang berjudul The
Economic System of Islam: A Discussion of Its Goals and Nature, buku ini ditulis saat aktif
melakukan penelitian kajian yang sistematis terhadap gagasan- gagasan dan prinsip-prinsip
tradisi islam untuk mewujudkan sistem ekonomi yang sehat pada lembaga Central Institute
of Islamic Research. Kemudian pada bukunya Islam and The Islamic Challenge yang
kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul “Islam dan Tantangan
Ekonomi“ M. Umer Chapra menjelaskan bahwa setiap individu pelaku ekonomi sudah pasti
11
Ibid
12
Anindya Aryu Inayati , Pemikiran M. Umer Chapra, Jurnal Ekonomi Islam Vol. 2, No. 1, Desember 2013
11
didominasi dengan worldview (pandangan) maupun asumsinya mengenai alam, dan hakikat
kehidupan manusia di dunia. Chapra menawarkan tiga strategi solusi bagi permasalahan-
permasalahan ekonomi yang dialami negara-negara muslim. Antara lain: 1) mekanisme filter
terhadap kepentingan penggunaan sumber daya langka, sehingga tercipta efisiensi. 2) sistem
motivasi penggunaan agar sesuai dengan mekanisme filter. 3) rekonstruksi sosioekonomi
yang akan menegakkan kedua elemen sebelumnya dan mengaktualisasikan hayatan
thayyibatan.
Demi mencapai kemajuan ekonomi yang tangguh dan kemakmuran umat yang
berkesinambungan sebuah keniscayaan terhadap perkembangan (development) seluruh aspek
baik secara kuantitatif maupun kualitatif, disamping itu perlu regulasi yang jelas dan
terukur, kelembagaan, dan yang tidak kalah penting dari semua itu adalah Sumber Daya
Insani yang tangguh baik dalam ilmu pengetahuan (iptek) dan iman dan takwa (imtak).
Untuk mencapai tujuan kemakmuran umat diperlukan strategi yang tepat. Strategi
menjadi koridor bagi berbagai langkah sistematis yang konsisten untuk mencapai tujuan
ataupun visi dan misi membangun perekonomian. Didalamnya tersusun prioritas-prioritas
yang harus dilaksanakan sebagai kunci keberhasilan dengan mempertimbangkan segala
sumberdaya internal dan eksternal yang ada. Strategi pembangunan nasional sejak era orde
baru dikenal dengan Trilogy Pembangunan, yang terdiri dari Pertumbuhan, Pemerataan, dan
Stabilitas. Penekanan ditetapkan secara dinamis sesuai dengan situasi dan kondisi aktual
yang dihadapi. Perujudan jaminan keadilan ekonomi ditempuh melalui 8 (delapan) jalur
pemerataan.13
13
Syahrituah Siregar, “Strategi Pembangunan Daerah dengan pendekatan Total Faktor Productivity”
12
Pemerintahan Jokowi saat ini menetapkan strategi pembangunan Indonesia 2014-
2019 dengan program prioritas14 :
14
Presiden RI, “Strategi Pembangunan Nasional 2014-2015”
13
Anggaran Pendapatan Belanja Negara – Perubahan (APBN-P) tahun 2015
mengalokasikan sebesar Rp. 290 Trilyun anggaran infrastruktur, lebih dua kali lipat
dari anggaran subsidi energi
4. Peningkatan anggaran Pembangunan Manusia
Sebelumnya Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2015
mengalokasikan untuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(KEMENDIKBUD) sebesar Rp. 46,8 Trilyun, sedangkan pada APBN-P
sebesar Rp. 53,3 Trilyun.
Sebelumnya Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2015
mengalokasikan untuk Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi
(KEMENRISTEK DIKTI) sebesar Rp. 42,3 Trilyun, sedangkan pada APBN-
P sebesar Rp. 43,6 Trilyun.
Sebelumnya Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2015
mengalokasikan untuk Kementerian Agama (KEMENAG) sebesar Rp. 56,4
Trilyun, sedangkan pada APBN-P sebesar Rp. 60,3 Trilyun.
Sebelumnya Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2015
mengalokasikan untuk Kementerian Kesehatan (KEMENKES) sebesar Rp.
47,6 Trilyun, sedangkan pada APBN-P sebesar Rp. 51,3 Trilyun.
Mencermati laporan IMD World Competitiveness Centre 2017 dengan strategi yang
telah dibuat dan disusun oleh presiden diatas dan setelah dua tahun lebih pemerintahan
kabinet kerja ini bekerja, terlihat ada kemajuan yang sedikit menggembirakan dengan
bergesernya rangking Indonesia dari posisi 48 pada tahun lalu tergerek naik ke posisi 42
14
meskipun sebenarnya ini posisi yang sama pada tahun 2015 yang lalu. Semoga saja ini tren
untuk dapat kembali pada posisi di masa pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu tahun 2014
yang pada saat itu bisa menempati posisi ke 37 dari 63 negara yang disurvey15.
15
http://www.imd.org/wcc/world-competitiveness-center-rankings/world-competitiveness-yearbook-ranking/
16
https://www.kbbi.web.id/makmur
15
G. Analisis Kritis Perekonomian Umat Islam Saat ini
Dinamika diatas pada akhirnya yang terjadi adalah dikotomi, yaitu sebagian
manusia yang berkuasa dan sebagian lagi yang dikuasai. Untuk membebaskan kondisi dan
situasi tersebut maka harus dengan proses pemberdayaan bagi mereka yang dikuasai atau
disebut empowerment of the powerless.
Penulis berpandangan bahwa Tantangan yang akan dihadapi cukup berat untuk
memperkuat struktur perekonomian baik di regional maupun nasional. Prioritas pembinaan
pengusaha mikro dan kecil harus lebih diarahkan agar dapat meningkatkan taraf usaha
menjadi menengah. Walaupun kita mengerti bahwa pengembangan usaha mikro dan kecil
(UMK) menghadapi beberapa masalah serta kendala seperti tingkat kemampuan dasar (basic
skill), ketrampilan, keahlian, kewirausahaan, manajemen sumber daya manusia, pemasaran
dan keuangan. Pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik karna
Lemahnya kemampuan manajerial dan Sumber Daya Insani. Secara lebih menjurus, masalah
pokok yang dihadapi masyarakat adalah: Pertama, kelemahan dalam memperoleh
kesempatan atau peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar. Kedua, kelemahan dalam
17
Mardi Yatmo Hutomo. “Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi: Tinjauan Teoritik dan Implementasi’’
Makalah Seminar Sehari Pemberdayaan Masyarakat yang diselenggarakan Bappenas, tanggal 6 Maret
2000 di Jakarta-red hal 1
16
capital atau struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-
sumber permodalan karena banyak hal. Ketiga, kelemahan di bidang organisasi dan
manajemen Sumber Daya Insani. Keempat, keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar
pengusaha kecil yang diback up teknologi (sistem informasi pemasaran). Kelima, kurang
kondusifnya iklim usaha, disebabkan persaingan yang saling mematikan. Keenam,
pembinaan yang telah dilaksanakan dirasakan masih kurang holistik dan kurangnya
kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha mikro dan kecil.
2. Kesimpulan
17
3. Mengembangkan dan memberdayakan ekonomi umat juga mengandung arti
melindungi rakyat dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak sehat dan tidak
seimbang serta mencegah eksploitasi golongan ekonomi yang mapan atas yang
lemah. Upaya melindungi ekonomi rakyat tersebut tetap dalam rangka proses
pemberdayaan dan pengembangan sebagai prakarsanya.
Daftar Pustaka
18
LEMBAR HASIL CEK PLAGIARISME PADA :
https://smallseotools.com/plagiarism-checker/
19
20
21
Plagiarism Scan Report
Discription Unique Plagiarism Amount
Bab I 95 5 100
Bab II 100 0 100
Bab III 83 17 100
Bab IV 100 0 100
total of Result 378 22 400
Percent 94,5% 5,5%
22