Tidak setiap anak yang dilahirkan di dunia ini selalu mengalami perkembangan normal.Banyak di
antara mereka yang dalam perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, kelambatan, atau
memiliki faktor-faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan
penanganan atau intervensi khusus. Kelompok inilah yang kemudian dikenal sebagai anak
berkebutuhan khusus atau anak luar biasa.
Dalam memahami anak berkebutuhan khusus atau anak luara biasa, sangat diperlukan adanya
pemahaman mengenai jenis-jenis kecacatan (anak berkebutuhan khusus) dan akibat-akibat yang
terjadi pada penderita. Anak berkebutuhan khusus disebut sebagai anak yang cacat dikarenakan
mereka termasuk anak yang pertumbuhan dan perkembangannya mengalami penyimpangan atau
kelainan, baik dari segi fisik, mental, emosi, serta sosialnya bila dibandingkan dengan nak yang
normal.
Karakteristik spesifik anak berkebutuhan khusus pada umumnya berkaitan dengan tingkat
perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik tersebut meliputi tingkat perkembangan sensorik
motor, kognitif, kemampuan berbahasa, keterampilan diri, konsep diri, kemampuan berinteraksi
social, serta kreatifitasnya.Adanya perbedaan karakteristik setiap peserta didik berkebutuhan
khusus, akan memerlukan kemampuan khusus guru. Guru dituntut memiliki kemampuan beraitan
dengan cara mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam beberapa aspek. Aspek-
aspek tersebut meliputi kemampuan berpikir, melihat, mendengar, berbicara, dan cara
besosialisasikan. Hal-hal tersebut diarahkan pada keberhasilan dari tujuan akhir pembelajaran, yaitu
perubahan perilaku kearah pendewasaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
C. Tujuan Penulisan
Dari beberapa rumusan masalah yang telah disebutkan, maka akan tercapai beberapa tujuan dalam
penulisan ini. Diantaranya yaitu:
BAB II
PEMBAHASAN
Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) di definisikan sebagai anak
yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan
mereka secara sempurna. Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus, dikarenakn dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan layanan pendidikan, layanan sosial,
layanan bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.[1]
Dalam percakapan sehari hari, anak berkebutuhan khusus dijuluki sebagai “orang luar biasa“,
dikarenakan mereka memiliki kelebihan yang luar biasa, misalnya orang yang terkenal memiliki
kemampuan intelektual yang luar biasa, memiliki kreatifitas yang tinggi dalam melahirkan suatu
temuan-temuan yang luar biasa dibidang iptek,religius, dan di bidang-bidang kehidupan lainnya.
Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan atau sebutan bagi mereka yang
memiliki kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak di alami oleh
orang normal pada umumnya. Kelainan atau kekurangan itu dapat berupa kelainan dalam segi fisik,
psikis, sosisal, dan moral.
Pengertian “luar biasa“ dalam dunia pendidikan mempunyai ruang lingkup pengertian yang lebih
luas daripada pengertian “berkelainan atau cacat“ dalam percakapan sehari hari. Dalam dunia
pendidikan istilah luar biasa mengandung arti ganda, yaitu mereka yang menyimpang ke atas karena
mereka memiliki kemampuan yang luar biasa dibanding dengan orang normal pada mereka yang
mnyimpangumumnya dan mereka yang mnyimpang ke bawah, yaitu mereka yang menderita
kelainan atau ketunaan dan kekurangan yang tidak di derita oleh orang normal pada umumnya.
Contoh orang yang menyimpang ke atas dari segi kemampuan intelektual ( otak ), misalnya
professor B.J Habibie, karena dia memiliki inteligensi di atas orang normal dan kemampuan
intelektual dibidang “aerodinamika“ yang berkelas dunia sehingga beliau di juluki sebagai orang yang
jenius di bidangnya, sedangkan contoh orang yang menyimpang ke bawah ialah orang yang lambat
dan sulit dalam belajar.
Dalam dunia pendidikan, anak berkebutuhan khusus di klasifikasikan atas beberapa kelompok sesuai
dengan jenis kelainan anak. Berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis-jenis anak berkebutuhan
khusus, sebagai berikut:
Adalah anak yang mempunyai kelainan pada pendengarannya. Mereka mengalami kesulitan dalam
berinteraksi dan bersosialisasi terhadap orang lain terhadap lingkungan termasuk pendidikan dan
pengajaran. Anak tuna rungu dibagi menjadi 2 yaitu, tuli (the deaf), dan kurang dengar (hard of
hearing).
Adalah anak yang mempunyai kelainan pada tubuhnya yakni kelumpuhan. Anak yang mengalami
kelumpuhan ini disebabkan karena polio dan gangguan pada syaraf motoriknya.[2]
Adalah anak yang mengalami kelainan pada proses berbicara atau berbahasa. Anak yang seperti ini
mengalami kesulitan dalam berbahasa atau berbicara sehingga tidak dapat dimengerti oleh orang
lain.
5. Kelainan Emosi
Adalah anak yang mengalami gangguan pada tingkat emosinya. Hal ini berhubungan dengan masalah
psikologisnya. Anak yang mengalami kelainan emosi ini dibagi menjadi 2 macam yaitu:
4) Suka menentang
6) Sering melamun.
3) Hiperaktivitas
4) Canggung
6. Keterbelakangan Mental
Adalah anak yang memiliki mental yang sangat rendah, selalu membutuhkan bantuan orang lain
karena tidak mampu mengurus dirinya sendiri, kecerdasannya terbatas, apatis, serta perhatiannya
labil. Berdasarkan intelegensinya, anak yang terbelakang mentalnya terbagi menjadi beberapa
bagian yaitu:
a. Idiot, yaitu anak yang paling rendah taraf intelegensinya (IQ > 20), perkembangan jiwanya tidak
akan bertambah melebihi usia 3 tahun, meskipun pada dasarnya usianya sudah remaja atau dewasa.
b. Imbesil, yaitu anak yang mempunyai (IQ 20-50), perkembangan jiwanya dapat mencapai usia 7
tahun, bisa diajari untuk memelihara diri sendirivdalam kebutuhan yang paling sederhana.
c. Debil atau moron, yaitu anak yang mempunyai (IQ 50-70), keterbelakangan Debil tidak separah
dua jenis diatas. Perkembangan jiwanya dapat mencapai hingga 10 ½ tahun. Orang Debil ini dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri.
7. Psikoneurosis
Anak yang mengalami psikoneurosis pada dasarnya adalah anak yang normal. Mereka hanya
mengalami ketegangan pribadi yang terus menerus, selain itu mereka tidak bisa mengatasi
masalahnya sendiri sehingga ketegangan tersebut tidak kunjung reda.[3]Psikoneurosis ini dibagi
menjadi 3 yaitu:
a. Psikoneurosis kekhawatiran, Adalah anak yang mempunyai rasa khawatir yang berlebihan dan
tidak beralasan.
b. Histeris, adalah anak yang secara tidak sadar melumpuhkan salah satu anggota tubuhnya,
sesunguhnya secara organis tidak mengalami kelainan.
8. Psikosis
Psikosis disebut juga dengan kelainan kepribadian yang besar karena seluruh kepribadian orang yang
bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat hidup dengan normal.[4]
9. Psikopathi
Adalah kelainan tingkah laku, maksudnya penderita psikopathi ini tidak dapat memperdulikan
norma-norma sosial. Mereka selalu berbuat semaunya sendiri tanpa mempertimbangkan
kepentingan orang lain, hingga sering sekali merugikan orang lain. Dan penderita psikopathi ini tidak
menyadari adanya kelainan pada dirinya.
Berbagai macam penyakit yang dapat menyebabkan kelainan pada janin saat ibu hamil diantaranya
adalah:
a. Keracunan darah (Toxaenia) pada ibu-ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan janin tidak
memperoleh oksigen secara maksimal, sehingga mempengaruhi syaraf-syaraf otak yang dapat
menyebabkan gangguan pada sistem syaraf dan ketunaan pada bayi.
b. Infeksi karena penyakit kotor (penyakit kelamin / spilis yang diderita ayah atau ibu),
toxoplasmosis (dari virus binatang seperti bulu kucing), trachma dan tumor. Tumor dapat terjadi
pada otak yang berhubungan pada indera penglihatan akibatnya kerusakan pada bola mata dan
pendengaran akibatnya kerusakan dalam selaput gendang telinga.
c. Kekurangan vitamin atau kelebihan zat besi sehingga ibu keracunan yang mengakibatkan
kelainan pada janin yang menyebabkan gangguan pada mata. Juga kerusakan pada otak sehingga
menyebabkan terganggu fungsi berfikirnya atau verbal komunikasi, kerusakan pada organ telinga
sehingga hilangnya fungsi pendengaran.
Pada saat terjadinya kelahiran yang mungkin hanya memakan waktu yang cukup singkat akan tetapi
jika penanganan yang tidak tepat akan mengancam perkembangan bayinya. Diantara nya adalah:
1) Lahir prematur
1) Terjadi insident
D. Cara MenanganiAnakBerkebutuhanKhusus
Tidak dapat dipungkiri, pengasuhan anak berkebutuhan khusus (ABK) memerlukan tambahan energi,
pemikiran, serta biaya yang lebih tinggi dibanding mengasuh anak-anak pada umumnya. Berikut ini
akan dijelaskan langkah-langkah dalam menangani anak berkebutuhan khusus di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Penguatankondisi mental orang tua
3. Peranaktifpemerintah
Peranaktifpemerintahdalammenyediakanpelayanankesehatandankonsultasi yang
dapatdijangkaumasyarakat.Hal inimerupakanfaktor yang sangat vital
bagimasyarakatumum,terutamabagimereka yang beradapadakelas social menengahkebawah.
Tidakdapatdipungkiri, pelayanankonsultasidankesehatanmasihmerupakansesuatuhal yang mahal.
Adapuncaramengajaranakberkebutuhankhususadalahsebagaiberikut:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) di definisikan sebagai
anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi
kemanusiaan mereka secara sempurna. Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus,
dikarenakan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan layanan
pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya
yang bersifat khusus.
Dalam penanganan anak berkebutuhan khusus, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya yaitu penguatan kondisi mental orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus,
dukungan sosial yang kuat dari tetangga dan lingkungan sekitar anak berkebutuhan khusus tersebut,
dan yang terakhir adalah peran aktif pemerintah dalam menjadikan pelayanan kesehatan dan
konsultasi bagi anak berkebutuhan khusus.
B. Saran
Setelah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal yang berhubungan dengan anak
berkebutuhan khusus, sangat diharapkan bagi masyarakat indonesia terutama bagi para pendidik
dalam menyikapi dan mendidik anak yang menyandang berkebutuhan khusus dengan baik dan
sesuai dengan yang diharapkan. Karena pada dasarnya anak seperti itu bukan malah dijauhi akan
tetapi didekati dan diperlakukan sama dengan manusia normal lainnya akan tetapi caranya yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA