Batasan Masalah
Batasan Masalah
DASARTEORI
tarik menarik antara dua partikel materi sebanding dengan massa kedua partikel
tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang memisahkan keduanya.
Interaksi gravitasional memiliki jangkauan yang sangat jauh (tak hingga). Interaksi
interaksi sebagai madiator antar kedua partikel yang berinteraksi. Partikel pembawa
HukumKepler
apakah fenomena jatuhnya benda ke bumi adalah fenomena yang sama dengan gerak
dilakukan Kepler dengan formulasi kinematika gerak benda langit dalam Hukum Kepler,
Newton menyatakan dalam bentuk yang lebih umum, bahwa interaksi benda jatuh ke
bumi dan interaksi planet mengelilingi bumi adalah jenis interaksi yang sama dengan
interaksigravitasi.
Johannes Kepler pada tahun 1609 memberikan tiga hukum yang terkenal
Hukum kedua menyatakan vektor posisi dari suatu planet relatif terhadap
matahari yang melingkupi luas yang sama dari ellipsnya pada selang
waktu yangsama.
T 2r 3
Hukum GravitasiUniversal
Dari Hukum III Kepler, Newton dapat menyimpulkan bahwa gaya yang bekerja
pada setiap planet untuk mempertahankan gerak dalam orbitnya harus berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak planet terhadap matahari sebagai pusat orbitnya (Holton,
1953). Dari analisis lintasan gerak secara matematis Newton menyimpulkan pula bahwa
gaya sesaat yang bekerja pada planet arahnya harus menuju matahari sebagai pusat
jarak bulan dengan bumi, F adalah gaya yang bekerja pada bulan maka
1
F
me
(2.1)
dengan arah gaya menuju bumi sebagi pusat orbit bulat.
benda yang jatuh ke bumi. Benda yang jatuh ke bumi jika dilepaskan menunjukkan
bahwa bumi memberikan gaya tarik pada benda tersebut, dan biasa disebut sebagai
gaya gravitasi bumi. Gaya tarik-menarik benda di permukaan bumi sangat besar
sehingga mampu membuat benda jatuh ke bumi. Sedangkan gaya yang bekerja pada
bulan yang berasal dari gaya tarik bumi tidak sebesar gaya yang berasal dari massa bumi
terhadap benda-benda di permukaan bumi. Hal ini disebabkan oleh jarak antara bumi
dan bulan sangat jauh. Atas dasar inilah Newton menerapkan kesebandingan yang
dikenal dengan hukum perbandingan terbalik kuadrat atau “Inverse Square Law” dengan
F adalah gaya tarik yang berasal dari bumi dan Rmeadalah jarak antara bulan dan bumi,
Namun pemikiran di atas perlu pengujian sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
Untuk itu Newton membandingkan gaya tarik bumi pada bulan untuk mempertahankan
orbitnya dengan gaya tarik bumi yang terjadi pada benda jatuh bebas. Jika gaya gravitasi
1
maka perbandingan percepatan gravitasi benda jatuh (g) dibanding
me
1
(untukbenda)
dibanding dengan
1
(untuk bulan).
me
a
me
(2.2)
R2
a g
me
(2.3)
Rθadalah jarak benda terhadap bumi, dan Rmeadalah jarak bulan terhadap bumi.
Benda jatuh bebas pada permukaan bumi mempunyai percepatan konstan yakni
perceparan gravitasi bumi g = 9,8 m/s2. Dengan mengetahui nilai Rθdan Rmemaka
percepatan gravitasi bulan dengan cara lain. Sebelum tahun 1673 Newton telah berhasil
melakukan tinjauan gerak melingkar dengan kecepatan konstan. Meskipun kecepatan (v)
benda tetap, namun karena arah kecepatan selalu berubah-ubah, maka benda
v2
a (2.4)
Jika bulan bergerak satu lingkaranpenuh 2 Rme dalam waktu edar (T)maka
2 R 2
me
a
me
42 R
me
T2
(2.5)
Newton berfikir bahwa benda jatuh ke bumi merupakan efek gaya tarik yang
FMMme
(2.6)
M M me
F
me
(2.7)
Jika kesebandingan ini diberi sebuah konstantaG, yang biasa desebut dengan
M M me
F G
me
(2.8)
Dengan demikian, jika dua buah benda bermassa M1dan M2berjarak R, maka
F G
M1 M 2
R2
(2.9)
gravitasi (G) sampai ia meninggal tahun 1727, tetapi ia telah membuka peluang untuk
universal Newton. Pada persamaan (2.8), jika bulan diandaikan berada di permukaan
F M me g
(2.10)
G M M me
me 2
me
gR2
me
G
M
(2.11)
Konstanta Gravitasi Universal(G)
mempunyai nilai yang sama untuk semua pasangan partikel. Karena bersifat konstanta
maka nilai G yang telah ditentukan dapat digunakan untuk menentukan gaya gravitasi
besaran-besaran penyusunnya
FR2
G (2.12)
Mm
Nilai R, M dan m pada persamaan (2.12) relatif mudah diukur, akan tetapi nilai F
cukup sulit diukur karena kecilnya gaya tersebut. Untuk menentukan nilai G, perlu
mengukur gaya tarik menarik diantara dua buah benda (Halliday dan Resnick, 1984).
Neraca Cavendish
Henry Cavendish. Alat yang dipakai Cavendish untuk mengukur konstanta gravitasi
merupakan alat yang dirancang oleh John Michell, tetapi ia meninggal sebelum sempat
gambar 2.1.
Keterangan: A :skala
M :BolaBesar T :teleskop
G : kotak pelindung
seluruh alat
Jika bola M didekatkan pada bola m maka akan terjadi gaya tarik-menarik antara
keduanya. Akibatnya kawat penyangga batang terpuntir ke arah bola M, dan batang
berputar menuju bola M yang membentuk sudut sebesar θ dari keadaan setimbang,
dan batang berosilasi sebesar (T). Jika momen inersia (I) dari bahan yang digunakan
42I
k (2.13)
T2
Dengan mengukur sudut penyimpangan neraca (θ) maka nilai konstanta gravitasi
M ml T 2
kd
2Mml
(2.14)
dimana d adalah jarak kedua bola, M adalah massa bola besar, m adalah massa bola
konstanta gravitasi universal (G) dengan metode yang sama. Hasil yang diperoleh
s/d s/d
1,5 6,6
Krigal-menzel
Chrznowsky
Neraca Puntir
Neraca ini terdiri dari sebuah batang kayu yang pada kedua ujungnya
kawattipistepatditengah-tengahnya,sedangkanujungkawatyanglaindibuat
tetap pada penyangga yang kokoh. Gambar 2.2a dan 2.2b merupakan sketsa neraca
P P
Gambar 2.2a Sketsa Neraca Puntir
Posisi setimbang neraca terjadi saat kawat dalam keadaan tidak terpuntir (titik
P). Jika bola M digeser mendekati m akan terjadi gaya tarik menarik antara M dan m.
Gaya tersebut mengakibatkan kawat terpuntir dan melakukan torka pada batang.
Batang berotasi secara horisontal kearah bola yang mendekatinya dan membentuk
sangat kecil. Untuk setiap puntiran torka pada batang sebanding dengan
k
(2.15)
Besarnya torka sama dengan gaya yang menarik dikalikan dengan jaraknya terhadap
sumbu rotasi (lengan momen). Jika gaya tarik-menarik disebut F dan lengan momen
F l
atau
F
(2.16)
k
F
l
(2.17)
Maka gaya gravitasi pada dua buah benda yang bermassa M dan m yang berjarak
d sebesar
Fgravitasi
GMmd2
(2.18)
Karena keseluruhan puntiran disebabkan oleh dua pasang massa yang sama, maka
gaya gravitasi yang diperoleh sebesar
F 2 Fgravitasi
2G M m d 2
(2,19)
k 2GMm
a d2
G2Mm
kd
(2.20)
dan
k d 2
G (2.21)
2 M ml
adalah lengan momen, M adalah massa bola besar, dan m adalah massa silinder.
Konstanta Puntiran Kawat(k)
Konstantapuntirankawat(k)merupakanhargakhasyangdimilikioleh
sebuahkawatdanhanyabahan,panjang,dandiameterkawatyangmenentukan
besarnya puntiran bila pada kawat bekerja gaya puntir. Dari posisi setimbang P batang
dirotasikan ke arah Q' yang membentuk sudut θ terhadap P. Akibat rotasi batang ini,
kawat terpuntir. Jika batang dilepaskan kembali maka puntiran kawat akan
Q'
Gambar 2.3. Posisi neraca puntir saat erjadi gerak rotasi dan osilasi.
Untuk puntiran yang kecil, torka pemulihnya sebanding dengan banyaknya puntiran
atau pergeseran sudut (Halliday dan Resnick, 1984)
k
(2.22)
Tanda negatif menunjukkan bahwa torka tersebut berlawanan arah dengan simpangan
sudut θ.
P – Q' dan seterusnya, sehingga terjadi gerak osilasi periodik. Jika momen inersia disebut
I
d
I
dt
d 2
dt2
(2.23)
k I
d 2
dt2
d 2k
dt2 I
atau
d 2k
dt2 I
(2.24)
antara
d 2
dt2
. Peneyelasian
umum dari persamaan tersebut adalah
mcos(t )
(2.25)
d
m
dt
d 2
dt 2
m(
cos(t ))
d 2
dt2
2
m cos(t
)
maka
2
k
cos(t)
0
2k
0
2k 0
Jika setiap
2
t
2k
I
2
gerak benda berulang kembali,
(2.26)
merupakan periodadari
2
T
2 4 2
T
2
4 2I k
Jadi konstanta puntiran kawat (k) dapat dinyatakan dengan
42 I
k (2.27)
T2
Untuk benda yang tersusun atas sebaran materi yang malar, momen inersia (I)
diberikan oleh
Ir2dM
(2.28)
ditengah
I N 2dM
(L2R 2) dM
⎛1 R
⎞
2R2⎜ L3 ⎟2P⎜ R4 ⎟
⎜3 ⎟
⎝ ⎠
2 R2P⎛P2⎞
⎜ ⎟
⎝ 0 ⎠
2 ⎛R 2⎞
⎜ ⎟2R
2 12
P⎜ ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
⎛P2 R2⎞
M⎜ ⎟
⎝12 2⎠
⎛ P2 R ⎞
2
I b M b ⎜bb⎟
(2.29)
⎝12 2⎠
dengan Ibadalah momen inersia batang, Mbialah massa batang, Pbadalah panjang batang,
Untuk mengukur jarak kedua benda secara langsung relatif sulit karena antara
kedua benda dibatasi oleh kotak pelindung neraca. Jarak tersebut dihitung
sejauh
θ, sehingga sudutapit
menjadi (α - θ). Jadi persamaan untuk mengtung besarnya jarak kedua benda setelah
tarik-menarik adalah
Pada eksperimen perbedaan antara d dan d' sangat kecil karena sudut penyimpangan
(2.30)
dimana d adalah jarak kedua benda, b adalah jarak bola ke pusat rotasi, c adalah jarak
Besarnya sudut yang terbentuk oleh neraca akibat gaya tarik-menarik disebut
melakukanpengukuransecaralangsungsangatsulit.Carayangdigunakandalam
1 = Cermin
2 = Neraca
3 = Bola
4 = Layar
Gambar 2.6. Posisi awal neraca, kedua bola dan jalannya sinar
Jika bola M digeser mendekati neraca maka neraca akan berotasi mendekati M
x1
Pada cermin berlaku Hukum Snellius (Alonso dan Finn, 1992) yaitu
θr = θi
Sinar datang, sinar pantul dan garis normal berada pada satu bidangdatar.
Jika neraca berotasi dengan sudut sebesar θ, garis normal cermin akan berubah
sejauh θ juga. Sinar datang terhadap garis normal yang baru membentuk sudut θ (pada
posisi awal sinar datang, garis normal dan sinar pantul berimpit) sehingga
22
sinar pantul membentuk sudut θ terhadap garis normal yang baru. Jadi sudut yang
Bila bola M digeser ke kiri sejauh α yang sama saat digeser ke kanan dari posisi
awal, neraca akan berotasi sejauh θ. Jalannya sinar seperti pada gambar 2.8
x2
Dari dua kali pergeseran ke arah yang berlawanan, besarnya pergeseran sinar
pantul (X) dapat dilihat pada gambar2.9.
X
tan 4
X
4
X
4Y
(2.31)
dimana X adalah jarak pergeseran sinar pantul (m), dan Y adalah jarak antara laser ke
cermin (m)
Untuk memperoleh data pada penelitian ini, alat-alat dan bahan yang digunakan
adalah:
Perangakat neraca puntir yang digunakan seperti tang terlihat pada gambar 3.1.
Bola yang digunakan dalam percobaan ini adalah bola pejal dengan massa M =
(55 ± 0,5x10-3)kg
Silinder ini adalah silinder pejal yang berbentuk speris yang mempunyai massa
Laser
Pada percobaan ini laser digunakan sebagai media untuk mengetahui jarak
penyimpangan neraca yang dapat dilihat pada layar hasil pantulan sinar laser
dari cermin.
23
Layar
Layar terbuat dari kertas grafik (milimeter) digunakan untuk menerima pantulan
sinar laser.
Peredamgetaran
Peredam getaran yang dibuat bertujuan untuk mengurangi efek getaran dari
luar. Peredam getaran terbuat dari pasir yang dimasukkan kedalam pot, kaki-
Prosedur Percobaan
Gambar 3.1 menunjukkan susunan alat yang digunakan untuk menentukan tetapan
Keterangan gambar
Tabung pelindungsilinder
Meja putar yang berfungsi untuk menyangga bola timbel dan sebagai
Langkah-langkah percobaan
Sebelum melakukan percobaan terlebih dahulu kita mengukur besaran- besaran
yang dapat diukur secara langsung, antara lain massa bola (M), massa silinder (m), massa
batang sebagai neraca (Mb), panjang batang (Pb), radius penampang batang neraca (Rb),
jarak bola ke pusat rotasi (b), jarak silinder ke pusat rotasi(c), dan lengan momen (l).
Letakkan laser sejajar dengan cermin (6), sehingga sinar laser terpantul
Setelah laser ditempatkan didepan cermin maka ukurlah jarak dari layar ke
Posisi neraca (7,8,10) dibuat tegak lurus dengan meja putar (11), kedua bola
o
Posisi ini diambil sebagai posisi awal. Penandaan posisi awal ini dilakukan pada
layar. Tanda yang dibuat merupakan titik tengah spot laser tersebut.
sebesarsudutαyangdikehendaki.Akibatpendekataninisilinderadanb.
bergerak kearah bola yang mendekatinya. Hal ini berarti neraca mengalami
penyimpangan sebesarθ.
Besarnya peyimpangan dapat diamati dan ditandai pada layar saat neraca dalam
keadaan berhenti
Dengan pelan dan hati-hati bola dikembalikan pada posisi awal. Dibiarkan
dan bola B menuju a dengan sudut putar sebesar α yang sama seperti
memungkinkan.
13. Mengulangi langkah 1 sampai 12 untuk m yang berbeda, tetapi jarak antara laser
Metode AnalisisData
Setelah memperoleh data yang diperlukan, langkah yang harus dilakukan
adalah
42 I
k
T2
Pengukuran periode osilasi batang (T) dilakukan sebanyak n kali, sehingga
berlaku
T
T
(3.1)
⎛ P2 R ⎞
2
I M
⎜bb⎟
b b
⎜12 2⎠
(2.31)
X
4Y
k d 2
G
2 M ml
penyimpangan neraca(θ).
29
Analisis Kesalahan(ralat)
k k
(3.4)
2
⎛I ⎞
2
⎛M ⎞
2
⎛2P⎞
2
⎛2R ⎞
⎜ ⎟ ⎜ b⎟
⎜b⎟
⎜b⎟
⎝I⎠ ⎝M b ⎠
⎝12Pb ⎠
⎝2Rb ⎠
I
I (3.5)
T
(3.6)
dengan persamaan
G
(3.7)