KONSEP KELUARGA
A. Tinjauan Teori
1. Konsep Dasar Teori Keluarga
a. Pengertian Keluarga
1) Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua / lebih individu yang
dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja memiliki /tidak memiliki
hubungan darah / hukum yang mencirikan orang tersebut kedalam satu
keluarga (Whall, 1986).
2) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat
di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI,
1998).
3) Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam
perkawinan, ada hubungan darah /adopsi dan tinggal dalam satu rumah
(Friedman, 1998).
b. Bentuk-bentuk Keluarga
1) Menurut Susman (1974) & Maclin (1988)
a) Keluarga Tradisional
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama
Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari penceraian, pisah
atau ditinggalkan
Pasangan inti,hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka
Bujang dewasa yang tinggal sendirian
Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah dan istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja
Jaringan keluarga besar,terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau
anggota keluarga yang tidak menikah, hidup berdekatan dalam
daerah geografis
b) Keluarga Non tradisional
keluarga dengan orang tua yg memiliki anak tanpa menikah
Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang berjenis kelamin
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber, dan memiliki pengalaman yang
sama
d. Tugas keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.Lima tugas
keluarga yang dimaksud :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G. Bail.on dan Aracelis Maglaya 1978.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan
atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai
tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur.
A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik atau
90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih dan
tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan
darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140
mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih. (Barbara Hearrison 1997)
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah yang abnormal dengan tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau
telkanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnosa dipastikan dengan mengukur rata-
rata dua atau lebih pengukuran tekanan darah pada dua waktu yang terpisah. Patologi utama
pada hipertensi adalah peningkatan tahanan vaskuler perifer pada tingkat arteriol.
B. Etiologi
Hipertensi adalah asimtomatik. Gejala-gejala menandakan kerusakan pada organ targeet
seperti otak, ginjal, mata, dan jantung. Bila tak teratasi, hipertensi dapat menimbulkan stroke,
gagal ginjal, dan kebutaan, dan gagal jantung kongestif. Berdasarkan penyebabnya hipertensi
dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
(Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518)
1. Esensial (primer/idiopatik) etiologi tak diketahui, dapat dipercepat atau maligna, namun
banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan
saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stress Sekunder atau hipertensi renal disebabkan oleh proses penyakit dasar. Dapat
diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.
2. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll. Pada umunya hipertensi
tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan
cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
c. Stress Lingkungan
d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran
pembuluh darah.
Faktor-faktor yang mempertinggi resiko terjadinya hipertensi antara lain:
a. Keturunan
b. Usia
c. Berat badan
d. Perokok Pola makan
e. dan gaya hidup Aktivitaas olah raga
C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganlia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinephrin mengakibatkan
kontriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.
Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinephrine, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor
pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan rtensi
Natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vascular. Semua
factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan fungsional pada sistem pembuluh
perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (Volume
sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Brunner & Suddarth, 2002).
D. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National Committee on
Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999 hal 519, dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg
a. Normal 130 – 139 85 – 89
b. Perbatasan 140 – 159 90 – 99
c. Hipertensi tingkat I 160 – 179 100 – 109
d. Hipertensi tingkat 2 > 180 < 85
e. Hipertensi tingkat 3 < 130 > 110
D. Manifestasi Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila demikian,
gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain
yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdenging, mata
berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk, 1999).
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun secara tidak
sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah
tinggi (padahal sesungguhnya tidak).Pada tingkat awal sesungguhnya, Hipertensi
asimtomatis, mempunyai gejala :
1. Sakit kepala : pada occipital,, seringkali timbul pada pagi hari.
2. Vertigo dan muka merah.
3. Epistaksis sppontan.
4. Kelelahan
5. Mual dan muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Penglihatan kabur atau scotomas dengan perubahan retina.
9. Kekerapan nocturnal akibat peningkatan tekanan dan bukan oleh gangguan ginjal.
F. Penatalaksanaan
Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah
mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan diastolic
di bawah 90 mmHg dan mengntrol factor risiko. Hal ini dapat di capai melalui modifikasi
gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi.
1. Terapi tanpa Obat Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a. Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari
b. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
a. Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda, berenang, dan lain-lain.
b. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.
c. Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau 72-80% dari
denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
d. Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5 kali/minggu.
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
c. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan proteinuria diberikan inhibitor
ACE.
d. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretic.
f. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor ACE (dengan
disfungsi sistolik).
BAB III
ASKEP TEORITIS
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
I. Data umum
Genogram
Tn. E Ny.
(39) V
(30)
An.
L (1)
III. Lingkungan
Situasi lingkungan ; Rumah semi permanen terdapat satu buah jendela di sebelah pintu
masuk, terdiri dari dua kamar tidur yang hanya memiliki satu pintu saja, dinding samping
berhimpitan dengan tetangga dan udara dalam rumah lembab. Pembuangan sampah :
Tak ada data, hanya sampah mainan yang berserakan di dalam rumah . Sumber air
minum, tempat pembuangan tinja dan tempat pembuanga limbah : Tak ada data
Kehidupan antar anggota keluarga setiap keputusan ada di tangan kepala keluarga dan
tanpa memerlukan persetujuan dari anggota keluarga yang lain
Denah Rumah
Tetangga
Tempat
Tidur
IV. Struktur keluarga
Setiap keputusan ada di tangan kepala keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan dari
anggota keluarga yang lain.
V. Fungsi Keluarga
Imunisasi : Anak tidak diimunisasi, karena ayah takut anaknya panas dan ibunya tidak
memakai KB, keluarga tidak pernah berobat kepuskesmas dan jika ada salah satu anggota
kelurga yang sakit hanya menggubnakan obat-obatan alami atau membeli diwarung. Istri
Tn.E (Ny.V) sedang hamil trimester kedua, dari sebelum menikah Ny. V menderita
hipertensi, Ny, V mengatakan tidak pernah kontrol ke puskesmas, Ny. V juga pernah
mengalami keguguran saat mengandung anak pertama, dan kelahiran anak kedua dibantu
oleh dukun.
Setiap keputusan ada ditangan keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan dari anggota
yang lain
Setiap keputusan ada ditangan keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan dari anggota
yang lain
Dari hasil pengkajian didapatkan adanya cara-cara keluarga mengatasi masalah secara
maladaptive.
1. Nutrisi
Tidak Ada Data
2. Eliminasi
3. Istirahat Tidur
4. Aktivitas Sehari-hari
5. Merokok
Data subjektif
No Data Dx Keperawatan
1 Data subyektif Resiko terjadinya gangguan
Ayah mengatakan anaknya tidak diimunisasi, karena penyakit yang bisa dicegah
takut anaknya panas dengan imunisasi pada An L
(1 th) di keluarga Tn E b/d
Data obyektif : - ketidaktahuan keluarga Tn E
mengenal masalah kesehatan
keluarga
2 Data subyektif Kurang pengetahuan Keluarga
Keluarga mengatakan tidak pernah berobat ke Tn E b/d ketidakmampuan
Puskesmas dan jika salah satu anggota keluarga yang keluarga Tn E menggunakan
sakit hanya menggunakan obat – obatan alami atau fasilitas pelayanan kesehatan
membeli di warung. di sekitarnya.
Istri Tn.E ( Ny.V ) sedang hamil trimester kedua, dari
sebelum menikah Ny.V menderita hipertensi, Ny.V
mengatakan tidak pernah control ke Puskesmas Ny.V
juga pernah mengalami keguguran saat mengandung
anak I, dan kelahiran anak ke II di bantu oleh dukun
Data Obyektif:-
3 Data subyektif Koping keluarga Tn E tidak
Keluarga mengatakan setiap keputusan ada di tangan efektif b/d ketidakmampuan
kepala keluarga dan tanpa memerlukan persetujuan Tn E memutuskan tindakan
dari anggota keluarga yang lain kesehatan yang tepat bagi
Dan Tn E jarang berinteraksi dengan tetangganya. keluarga
Data Obyektif: -
4 Data subyektif :- Kerusakan penatalaksanaan
pemeliharaan rumah b/d
Data obyektif ketidakmampuan keluarga Tn
Rumah semi permanen terdapat satu buah jendela di E memodifikasi lingkungan
sebelah pintu masuk, terdiri dari dua kamar tidur yang untuk menjamin kesehatan
hanya memiliki satu pintu saja, dinding samping keluarga.
berhimpitan dengan tetangga dan udara dalam rumah
lembab, hanya sampah mainan yang berserakan di
dalam rumah
5 Data subyektif Resiko terjadinya preeklamsia
Istri Tn.E ( Ny.V ) sedang hamil trimester kedua, dari pada Ny V b/d
sebelum menikah Ny.V menderita hipertensi, Ny.V ketidakmampuan keluarga Tn
mengatakan tidak pernah control ke Puskesmas E merawat keluarga yang
mengalami gangguan
Data obyektif:- kesehatan.
1. Resiko terjadinya gangguan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi pada An L (1 th) di
keluarga Tn E b/d ketidaktahuan keluarga Tn E mengenal masalah kesehatan keluarga
Total 4 1/3
2. Kurang pengetahuan Keluarga Tn E b/d ketidakmampuan keluarga Tn E menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan di sekitarnya.
Total 3 5/6
3. Koping keluarga Tn E tidak efektif b/d ketidakmampuan Tn E memutuskan tindakan kesehatan
yang tepat bagi keluarga
Total 2 1/2
1 Sifat masalah: 3/3 x1 Rumah semi permanen terdapat satu buah jendela di
sebelah pintu masuk, terdiri dari dua kamar tidur
aktual yang hanya memiliki satu pintu saja, dinding
samping berhimpitan dengan tetangga dan udara
dalam rumah lembab, hanya sampah mainan yang
berserakan di dalam rumah
2 Kemungkinan 2/2 x 2 Masalah mudah diubah, jika semua anggota keluarga
masalah dapat di ikut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan
ubah: lingkungan rumah.
mudah
3 Potensial masalah 2/3 x 1 Masalah masih dapat dicegah agar tidak berlanjut
untuk dicegah: dengan menjaga kebersihan lingkungan, tapi
pengubahan struktur bangunan masih berkendala
Cukup dengan factor ekonomi mengingat Tn. E tidak
mempunyai pekerjaan yang tetap.
Total 4 2/3
1 Sifat masalah: 2/3 x1 Masalah ini belum terjadi, namun terdapat data
bahwa Istri Tn.E ( Ny.V ) sedang hamil trimester
resiko kedua, dari sebelum menikah Ny.V menderita
hipertensi, Ny.V mengatakan tidak pernah control ke
Puskesmas.
3 Potensial masalah 2/3 x 1 Masalah belum terjadi, tetapi ibu punya riwayat
untuk dicegah: hipertensi pada kehamilan yang pertama dan
menyebabkan abortus.
Cukup
Total 3 5/6
INTERVENSI
1. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b/d ketidakmampuan keluarga Tn E
memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga.
1. kerusakan Setelah 2. selama 1x60 menit Respon Rumah yang 1.1.1 diskusikan bersama
penatalaksanaan diberikan askep kunjungan keluarga verbal sehat adalah keluarga tentang
pemeliharaan keluarga mampu memelihara kondisi pengertian rumah sehat
rumah b/d keadaan rumah rumah dengan baik fisik, 1.1.2 tanyakan kembali
ketidakmampuan menjadi baik Dengan cara : kimia, , kepada keluarga tentang
keluarga Tn. E biologi pengertian rumah sehat
memodifikasi 1.1 Menyebutkan didalam 1.1.3berikan pujian atas
pengertian rumah
lingkungan untuk rumah dan jawaban yang tepat
yang sehat
menjamin perumahan
kesehatan sehingga
keluarga memungkin
kan
penghuni
atau
masyarakat
memperoleh
derajat
kesehatan
yang
optimal
2. Resiko terjadinya gangguan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi pada An L (1
th) di keluarga Tn E b/d ketidaktahuan keluarga Tn E mengenal masalah kesehatan
keluarga
Respon -Motivasi
afektif keluarga untuk
mengatasi
hipertensi
-Jelaskan
Respon pentingnya
verbal mengetahui
dan mencegah
terjadinya
hipertensi pada
keluarga Tn.E
O:
-Keluarga kooperatif dan aktif saat
diberikan penjelasan
-Keluarga mendengarkaan
penjelasan yang diberikan
A:
Keluarga mampu menyebutkan
pengertian dan ciri-ciri rumah sehat,
Keluarga menyebutkan akibat yang
ditimbulkan dari rumah yang tidak
sehat, keluarga mengatakan mau
menjaga kebersihan rumah
keluarganya dan akan memperbaiki
kondisi rumahnya. Keluarga juga
menyetujui untuk memelihara
rumahnya untuk seterusnya
P : Ingatkan kembali keluarga untuk
tetap menjaga dan mempertahankan
lingkungan rumahnya
2. Resiko terjadinya gangguan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi pada An L
(1 th) di keluarga Tn E b/d ketidaktahuan keluarga Tn E mengenal masalah kesehatan
keluarga
TUK 2: S:
-Memberi penjelasan pada -Keluarga mampu menyebutkan
keluarga Tn.E tentang macam-macam imunisasi adalah
macam-macam imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis
dll
-Mendiskusikan degan - Keluarga mengatakan Efek
keluarga Tn E efek pemberian imunisasi:
pemberian imunisasi bagi An 1.BCG: bisul kecil yang kemudian
L menjadi luka dan berbekas, jika ada
bekas imunisasi ini berhasil
2.DPT: anak menderita panas pada
sore hari setelah di imunisasi
3.campak: panas dan kemerahan
-Memberi kesempatan 4.Hepatitis: umumnya tidak ada
keluarga untuk
mendiskusikan tentang
imunisasi
-Memotivasi keluarga untuk -Keluarga sudah mau menjadi
menjadi akseptor imunisasi- akseptor imunisasi
Menjelaskan baik buruknya
dari bermacam-macam
imunisasi yang dikenal oleh
keluarga O:
- Keluarga kooperatif dan aktif saat
diberikan penjelasan
-Keluarga mendengarkaan penjelasan
yang diberikan
A:
- Keluarga mampu menyebutkan
macam-macam imunisasi, Efek
pemberian imunisasi dan
Keluarga sudah mau menjadi
akseptor imunisasi
P:
Ingatkan kembali keluarga agar mau
mengimunisasi anaknya
TUK 3: S:
-Menjelaskan beberapa Keluarga mengatakan Tempat
tempat pelayanan kesehatan mendapatkan imunisasi:
yang melayani imunisasi 1.Di Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu)
2.Di Puskesmas, Rumah Sakit
Bersalin, BKIA, Rumah Sakit
Pemerintah.
3.Di Praktek Bidan/Dokter
-Melibatkan ayah dan ibu
untuk mengambil keputusan - Keluarga mengatakan akan
imunisasi yang terbaik untuk berdiskusi bersama untuk
anaknya mengambil keputusan imunisasi
-Melibatkan ayah dan ibu yang terbaik untuk anaknya
untuk mendiskusikan tentang O:
imunisasi Keluarga kooperatif dan aktif saat
diberikan penjelasan
-Keluarga mendengarkaan penjelasan
yang diberikan
A:
- Keluarga mengatakan Tempat
mendapatkan imunisasi dan
Keluarga mengatakan akan
berdiskusi bersama untuk
mengambil keputusan imunisasi
yang terbaik untuk anaknya
P:
Ingatkan kembali keluarga agar mau
mengimunisasi anaknya
O:
- Keluarga kooperatif dan aktif
saat dijelaskan
- Keluarga mendengarkan
penjelasan yang diberikan
A:
TUK 2: S:
-Memberi penjelasan pada
- Keluarga mengatakan Diet; yang
keluarga Tn.E tentang
dianjurkan untuk penderita
pencegahan hipertensi
hipertensi adalah :
-Memberi penjelasan pada
Penurunan konsumsi garam dari
keluarga Tn.E tentang
10 gr/hari menjadi 5 gr/hari
makanan yang dianjurkan dan
Diet rendah kolesterol dan
dihindari untuk mencegah
rendah asam lemak jenuh
hipertensi
Penurunan berat badan
- Memotivasi keluarga untuk
mengatasi hipertensi
- Keluarga mau berusaha
menyembuhkan penyakit
hipertensi yang diderita anggota
keluarganya
O:
-Keluarga sudah mengerti
pencegahan dan diet penyakit
hipertensi
A:
TUK 3: S:
-Menjelaskan beberapa tempat keluarga mengatakan akan mencoba
pelayanan kesehatan yang menggunakan pelayanan kesehatan
yang melayani pengobatan hipertensi
melayani pengobatan
O:
hipertensi
- Keluarga kooperatif dan aktif
-Melibatkan keluarga dalam
saat dijelaskan
pengobatan hipertensi
- Keluarga mendengarkan
penjelasan yang diberikan
A:
Keluarga mau menggunakan
pelayanan kesehatan
P:
Ingatkan kembali keluarga untuk
menjaga kesehatan anggota keluarga
yang menderita hipertensi
TUK 1:
- Mendiskusikan bersama
- Keluarga mau berdiskusi dengan
keluarga tentang tindakan
anggota keluarga yang lain untuk
kesehatan yang tepat bagi
memutuskan tindakan kesehatan
anggota keluarganya
yang tepat bagi anggota
- Memberikan keluarga
kesempatan untuk keluarganya
bersosialisasi dengan - Keluarga mampu berinteraksi
tetangga dan lingkungan dengan tetangga dan lingkungan
sekitar
sekitar
- Memotivasi keluarga untuk
mau menggunakan sarana
pelayanan kesehatan
- Keluarga mengatakan mau
- Melibatkan suami dan istri menggunakan sarana pelayanan
untuk mengambil kesehatan
keputusan menggunakan
pelayanan kesehatan yang
- Keluarga mengatakan akan
terbaik bagi keluarga
melibatkan keluarga dalam
mengambil keputusan
menggunakan pelayanan
kesehatan yang terbaik bagi
keluarga
O:
- Keluarga kooperatif dan aktif
saat dijelaskan
- Keluarga mendengarkan
penjelasan yang diberikan
A:
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC
http://www.infopenyakit.com/2008/01/penyakit-darah-tinggi-hipertensi.html
http://medicastore.com/penyakit/4/Tekanan_Darah_Tinggi_Hypertension.html