Anda di halaman 1dari 4

STRENGT WEAKNES OPORTUNITY THREAT

MAN 1. hasil dari penyuluhan 1. Penyalahgunaan NAPZA di


didapatkan bahwa dunia terus mengalami
terjadi peningkatan kenaikan dimana hampir
pengetahuan responden. 12% (15,5 juta jiwa sampai
Rata-rata terjadi dengan 36,6 juta jiwa) dari
peningkatan pengetahuan pengguna adalah pecandu
pada responden sebesar berat.
30%. Peningkatan 2. Tingginya angka
pengetahuan yang terjadi penyalahgunaan
pada responden narkoba tersebut juga
meliputi pengertian dari disumbang oleh ulah
NAPZA, pada sindikat narkoba.
kandungankandungan 3. Salah satu faktor
yang terdapat dalam NAPZA yang berpengaruh terhadap
dan dampak yang terjadi jika penyalahgunaan
melakukan NAPZA adalah pengetahuan,
penyalahgunaan napza. dimana dalam
suatu kondisi jika seseorang
itu tahu bahwa
hal yang akan dilakukannya
akan berakibat
buruk terhadap dirinya maka
orang tersebut
kemungkinan tidak akan
melakukan hal
tersebut (Menthan, 2013).
METHOD 1. Penelitian ini merupakan 1. Selain itu sosialisasi 1. Namun,
penelitian tentang penyalahgunaan banyak rehabilitasi narkoba
observasional analitik narkoba yang masih kurang di Indonesia yang
dengan menggunakan kurang selama ini belum memperhatikan
pendekatan cross sectional juga disebabkan adanya lingkungan sebagai
karena data keterbatasan tenaga faktor penting dalam proses
yang diperoleh melalui penyuluh dan sumber- penyembuhan
pengamatan, tanpa sumber pendukung lainnya (Sinaga VM, 2011).
adanya perlakuan dalam berupa sarana dan prasarana
waktu sesaat dengan seperti
tujuan untuk ketersediaan buku-buku
membandingkan perbedaan tentang bahaya
pengetahuan sebelum dan narkoba maupun video-
sesudah penyuluhan video tentang
P4GN dilakukan. bahaya penyalahgunaan
narkoba serta media
elektronik lainnya, sehingga
berdampak dari
kurang optimalnya
pelaksanaan program
pencegahan penyalahgunaan
narkoba (Udana
M, 2013).
MATERIAL 1. Menurut
World Drug Report tahun
2012, produksi
NAPZA meningkat salah
satunya diperkiraan
produksi opium meningkat
dari 4.700 ton di
tahun 2010 menjadi 7.000
ton di tahun 2011
dan menurut penelitian yang
sama dari sisi
jenis narkotika, ganja
menduduki peringkat
pertama yang
disalahgunakan di tingkat
global
dengan angka pravalensi
2,3% dan 2,9% per
tahun (Andriyani, 2011).
MONEY 1. Selain itu
juga dikarenakan tidak
efektifnya program
pemantauan resep obat
serta kurangnya dana
program monitoring NASPER
(National All
Schedules Prescription
Electronic Reporting),
dan pendekatan reaktif oleh
lembaga.
MARKET Peredaran narkoba yang
dilakukan
dengan teknik canggih telah
merambah seluruh
Indonesia. Dapat dikatakan
terjadi perubahan
modus dari para sindikat,
dimana khusus
jenis psikotropika tidak lagi
diimpor namun
pengedarnya lebih memilih
membuat pabrik
untuk memproduksi sendiri.
Pengadaan bahan
baku, peracikan, hingga
perekrutan orang
terkait pembagian tugas
dalam memproduksi
narkoba benar-benar
direncanakan dengan
baik. Hal ini dapat dikatakan
ketika melihat
tren kasus pabrik-pabrik
narkoba yang terus
bermunculan (Ricardo,
2010).

Anda mungkin juga menyukai