PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1.4.1 Secara akademis : Semoga makalah ini juga dapat memberikan
masukan berharga atau referensi bagi mahasiswa,
terutama mahasiswa kesehatan dan akademik.
1.4.2 Secara sosial : Makalah ini dapat memberikan informasi dan
juga pengetahuan kepada masyarakat dalam
pelaksaan pencegahan NAPZA.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2. Faktor Kepribadian.
Remaja yang memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri
yang rendah biasanya terjebak pada penyalahgunaan napza
3. Faktor Kelompok Teman Sebaya (Per group)
Disadari atau tidak, sebuah kelompok teman sebaya dapat
menimbulkan tekanan pada seseorang yang berada dalam kelompoknya
agar berperilaku seperti kelompok itu. Karena tekanan dalam peer group
itu semua orang ingin disukai oleh kelompoknya dan tidak ada yang mau
dikucilkan. Demikian juga pada kelompok teman sebaya yang memiliki
perilaku dan norma yang mendukung penyalahgunaan napza, dapat
memunculkan penyalahgunaan baru.
Hidayat (2016) menyatakan Pengaruh teman atau kelompok juga
berperan penting terhadap penggunaan narkoba. Kelompok atau genk
mempunyai kebiasaan perilaku yang sama antar sesama anggota. Jadi
tidak aneh bila kebiasaan berkumpul ini juga mengarahkan perilaku
yang sama untuk mengkonsumsi narkoba (Hidayat, 2016).
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa dukungan teman
berpengaruh terhadap perilaku penggunaan NAPZA kepada
seseorang. Penelitian tersebut sejalan bahwa dukungan teman juga
berpengaruh terhadap perilaku pencegahan penggunaan NAPZA.
4. Faktor Kesempatan
Ketersediaan dan kemudahan memperoleh Napza juga dapat
dikatakan sebagai pemicu.Saat ini Indonesia merupakan sasaran empuk
bagi sindikat Narkoba internasional untuk mengedarkan barang tersebut,
yang pada gilirannya menjadikan zat ini dengan mudah diperoleh.
Penelitian lain yang dilakukan Nurmaya (2016) menyatakan ada
4 penyebab penggunaan NAPZA pada remaja yaitu faktor individu,
faktor lingkungan pergaulan, faktor keluarga dan faktor lingkungan
tempat tinggal. Salah satunya adalah faktor lingkungan pergaulan berasal
dari teman sebaya. Rahmawati (2015) menyatakan pergaulan teman
sebaya adalah kontak langsung yang terjadi antar individu maupun
individu dengan kelompok.
2.4 Dasar penyebab seseorang menyalahgunakan NAPZA :
Pertama,
sebab-sebab yang berasal dari faktor individu seperti pengetahuan, sikap,
kepribadian, jeins kelamin, usia, dorongan kenikmatan, perasaan ingin
tahu, dan untuk memecahkan persoalan yang sedang dihadapi.
Kedua
berasal dari lingkungannya seperti pekerjaan, ketidakharmonisan
keluarga, kelas sosial ekonomi, dan tekanan kelompok (Badri M, 2013).
1) Keinginan yang tidak tertahankan (an over powering desire) terhadap zat
yang dimaksud dan kalau perlu dengan jalan apapun untuk
memperolehnya.
2) Kecendrungan untuk menambahkan takaran atau dosis dengan toleransi
tubuh.
3) Ketergantungan psikologis, yaitu apabila pemakaian zat dihentikan akan
menimbulkan gejala-gejala kejiwaan, seperti kegelisahan, kecemasan,
depresi, dan sejenisnya.
4) Ketergantungan fisik yaitu apabila pemakaian zat dihentikan akan
menimbulkan gejala fisik yang dinamakan gejala putus obat (withdrawal
symptoms).
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mendapat dukungan
yang cukup secara emosional, penghargaan, instrumental, dan informatif akan merasa
lebih lega dan diperhatikan, sehingga seseorang tersebut juga akan mendapat saran atau
kesan yang yang menyenangkan pada dirinya. Selain itu juga dukungan keluarga
sebagai keberadaan, kejadian, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat
diandalkan, menghargai dan menyayangi. Hal serupa juga menyatakan bahwa secara
spesifik dapat diterima bahwa orang yang hidup dalam lingkungan yang bersifat
suportif, kondisinya jauh lebih baik dibandingkan mereka yang tidak memilikinya.
Dukungan mampu melemahkan dampak stress dan secara langsung memperkokoh
kesehatan mental individu.
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
BAB 4
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Tahap pengkajian terdiri atas kumpulan data yang meliputi data biologis,
psikologis, social, dan spiritual. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah
sebagai berikut :
a) Kaji situasi kondisi penggunaan zat
- Kapan zat digunakan
- Kapan zat menjadi lebih sering digunakan/mulai menjadi masalah
- Kapan zat dikurangi/dihentikan, sekalipun hanya sementara
b) Kaji risiko yang berkaitan dengan penggunaan zat
1) Berbagi peralatan suntik
2) Perilaku seks yang tidak nyaman
3) Menyetir sambil mabuk
4) Riwayat over dosis
5) Riwayat serangan (kejang) selama putus zat
c) Kaji pola penggunaan
1) Waktu penggunaan dalam sehari (pada waktu menyiapkan makan
malam)
2) Penggunaan selama seminggu
3) Tipe situasi (setelah berdebat atau bersantai di depan TV)
4) Lokasi (timbul keinginan untuk menggunakan NAPZA setelah
berjalan melalui rumah Bandar)
5) Kehadiran atau bertemu orang-orang tertentu (mantan pacar,
teman pakai)
6) Adanya pikiran-pikiran tertentu (“Ah, sekali nggak bakal
ngerusak” atau “Saya udah nggak tahan lagi nih, saya harus make”)
7) Adanya emosi-emosi tertentu (cemas atau bosan)
8) Adanya faktor-faktor pencetus (jika capek, labil, lapar, tidak dapat
tidur atau stress yang berkepanjangan)
d) Kaji hal baik/buruk tentang penggunaan zat maupun tentang kondisi
bila tidak menggunakan
2. Diagnosa yang mungkin timbul :
a) Resiko tinggi menciderai diri sendiri
b) Intoksikasi
c) Harga diri rendah
d) Koping mal adaptif
3. Intervensi
Strategi Pertemuan 1- klien :
a. Mendiskusikan dampak penggunaan NAPZA bagi kesehatan, cara
meningkatkan motivasi berhenti, dan cara mengontrol keinginan.
b. Melatih cara meningkatkan motivasi dan cara mengontrol keinginan
c. Membuat jadwal latihan
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat untuk membantu klien
mengatasi craving / nagih (keinginan untuk menggunakan kembali NAPZA)
adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi rasa nagih muncul
b. Ingat diri sendiri, rasa nagih normal muncul saat kita berhenti
c. Ingatlah rasa nagih seperti kucing lapar, semakin lapar, semakin diberi makan
semakin sering muncul
d. Cari seseorang yang dapat mengalihkan dari rasa nagih
e. Coba menyibukkan diri saat rasa nagih dating
f. Tundalah penggunaan sampai beberapa saat
g. Bicaralah pada seseorang yang dapat mendukung
h. Lakukan sesuatu yang dapat membuat rileks dan nyaman,
i. Kunjungi teman-teman yang tidak menggunakan narkoba
j. Tontonlah video, ke bioskop atau dengar musik yang dapat membuat rileks
k. Dukunglah usaha anda untuk berhenti sekalipun sering berakhir dengan
menggunakan lagi
l. Bicara pada teman-teman yang berhasil berhenti
m. Bicaralah pada teman-teman tentang bagaimana mereka menikmati hidup
atau rilekslah untuk dapat banyak ide.
Menurut Keliat dkk. (2006). Tujuan tindakan keperawatan untuk keluarga
adalah sebagai berikut:
a. Keluarga dapat mengenal masalah ketidakmampuan anggota keluarganya
berhenti menggunakan NAPZA.
b. Keluarga dapat meningkatkan motivasi klien untuk berhenti.
c. Keluarga dapat menjelaskan cara merawat klien NAPZA.
d. Keluarga dapat mengidentifikasi kondisi pasien yang perlu dirujuk
b. Keluarga
Sp1-K
1) Mendiskusikan masalah yang dialami
2) Mendiskusikan tentang NAPZA
3) Mendiskusikan tahapan penyembuhan
4) Mendiskusikan cara merawat
5) Mendiskusikan kondisi yang perlu dirujuk
6) latihan cara merawat
Sp2-K
1) Mendiskusikan cara meningkatkan motivasi
2) Mendiskusikian pengawasan dalam minum obat
(Sumber: Keliat dkk, 2006).
4. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari klien adalah sebagai berikut :
a. Klien mengetahui dampak NAPZA
b. Klien mampu melakukan cara meningkatkan motivasi untuk berhenti
menggunakan NAPZA
c. Klien mampu mengontrol kemampuan keinginan menggunakan NAPZA
kembali
d. Klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan koping yang adaptif
e. Klien dapat menerapkan cara hidup yang sehat
f. Klien mematuhi program pengobatan
Evaluasi yang diharapkan dari keluarga adalah sebagai berikut :
a. Keluarga mengetahui masalah yang dialami klien
b. Keluarga mengetahui tentang NAPZA
c. Keluarga mengetahui tahapan proses penyembuhan klien
d. Keluarga berpartisipasi dalam merawat klien
e. Keluarga memberikan motivasi pada kilien untuk sembuh
f. Keluarga mengawasi klien dalam minum obat
DAFAR PUSTAKA
Nasution, S. L., Puspitawati, H., Rizkillah, R., & Puspitasari, M. D. (2019). Pengaruh
Pengetahuan Remaja tentang NAPZA dan HIV serta Pengetahuan Orang Tua tentang
Program Pembangunan Keluarga terhadap Perilaku Penggunaan NAPZA pada
Remaja. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 12(2), 100-113.