TENTANG
MEMBUAT PATHWAY TERKAIT MENINGITIS PADA ANAK (MENINGITIS VIRUS DAN BAKTERI)
DISUSUN OLEH:
Patofisiologi Meningitis
Infeksi mikroorganisme terutama bakteri dari golongan kokus seperti streptokokus, stapilokokus, meningokokus, pnemokokus dan dari
golongan lain seperti tersebut di atas menginfeksi, bronkus saluran cerna . Mikrooganisme tersebut mencapai otak mengikuti aliran darah .
Di otak mikrooganisme berkembang biak membentuk koloni. Koloni mikroorganisme menghasilkan toksin dan merusak meningen .
Kumpulan toksin mikrooranisme, jaringan yang rusak, cairan sel berkumpul menjadi satu membentuk cairan kental yang di sebut pustula.
Karena sifat cairannya tersebut penyakit ini popular disebut meningitis purulenta.
Toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme melalui hematogen sampai ke hipotalamus . Hipotalamus kemudian menaikan suhu
sebagai tanda adanya bahaya . Kenaikan suhu hipotalamnus akan diikuti dengan peningkatan mediator kimiawi akibar peradangan seperti
prostagnaldin, epinerfin, norepinefin. Kenaikan mediator tersebut dapat merangsang peningkatan metabolisme sehingga dapat terjadi
kenaikan suhu di seluruh tubuh, rasa sakit kepala, peningkatan respon gastrointestinal yang memunculkan rasa mual dan muntah .
Volume pustula yang semakin menigkat dapat mengakibatkan peningkatan desakan didalam intrakranial. Desakan tersebut dapat
menigkatkan rangsangan di korteks serebri yang terdapat pusat pengaturan sistem gastroinetal sehingga merangsang munculnya muntah
dengan cepat, juga dapat terjadi gangguan pusat pernafasan . Peningkatan tekanan intrakranial tesebut juga dapat mengganggu fungsi
sensorik maupun motorik serta fungsi memori yang terdapat pada serebrum sehingga penderita mengalami penurunan respon kesadaran
terhadap lingkungan ( penurunan kesadaran ) . Penurunan kesadaran ini dapat menurunkan pengeluaran sekresi trakeobronkial yang
berakibat pada penumpukan sekret di trakea dan bonkial. Kondsi ini berdampak pada penumpukan sekret di trakea dan bronkus sehingga
bronkus dan trakea menjadi sempit
Penigkatan tekanan intrakranial juga dapat berdampak pada munculnya fase eksitasi yang terlalu cepat pada neuron
sehinggamemunculkan kejang . Respon saraf perifer juga tidak bisa berlangsung secara kondusif, ini secaraklinis dapat memunculkan tanda
kernig dan brudinsky. Kejang yang terjadi pada anak mengakibatkan penyempitan jalan nafas
REFERENSI PATHWAY
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma.2016.ASUHAN KEPERAWATAN PRAKTIS Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC
dalam Berbagai Kasus.Jogjakarta:Mediaction Publishing Jogja.
Bakteri,virus,jamur,protozoa Masuk kenasofaring Menyerang pembuluh darah
(mikroorganisme)
Kolaps pembuluh darah Kerusakan pada adrenal Meningitis Reaksi luka pada meningen
]
hiperperfusi
Reaksi inflamasi Akumulasi sekret Metabolisme bakteri
Sel darah merah ke intestinal Color atau panas Resiko ketidakefektifan Kebocoran cairan dari
perfusi jaringan otak intravaskuler
Rubor atau kemerahan Bakteri masuk kemeningen
Peningkatan muatan
listrik pada sel-sel saraf Penekanan pada hipotalamus
Bakteri masuk kealiran balik Peningkatan vikositas
vena kejantung motorik
darah
mesenpalon
Penurunan intake makanan
Aliran darah ke otot menurun Menekan saraf
diservikal Sel neuron pada RAS tidak
dapat melepaskan
Ketidakseimbangan nutrisi ketekolamin
kurang dari kebutuhan tubuh Peningkatan tekanan darah Ransangan otot
sistemik disekitar servikal