Power Generator
TPPI memiliki dua electrical power supply, diantaranya berasal dari 3 unit
Combustion Turbine Generator/CTG dan PLN. Disamping itu TPPI juga
mempunyai 3 unit Emergency Diesel Generator/EDG yang digunakan sebagai
fasilitas start up dan penunjang shutdown plant.Pada TPPI dari ke tiga CTG hanya
2 unit yang beroperasi, sedangkan 1 unit stand by. Masing-masing CTG
mempunyai dual fuel-type firing dari fuel gas dan fuel oil. Fuel gas disuplai
dengan high-pressure fuel gas system (superheated) dari FGBC, sedangkan fuel
oil disuplai dari platforming unit dengan produk kerosin. Individual stack dari
masing-masing CTG juga disediakan untuk membuang flue gas yang telah
dimanfaatkan oleh turbin. Energi panas dari flue gas yang keluar dari turbin bisa
dimanfaatkan untuk menghasilkan high pressure steam pada HRSG Unit. Berikut
ini adalah plant-plant yang terdapat pada Power Generator.
Prinsip Kerja CTG : Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk
udara (inlet). Kompresor ini berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan
udara tersebut, akibatnya temperature udara juga meningkat. Kemudian udara
yang telah dikompresi ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar
disemprotkan bahan bakar sehingga bercampur dengan udara tadi dan
menyebabkan proses pembakaran. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam
keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk
menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas
melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-
sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk
memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator
listrik.
B. Auxiliary Boiler. Boiler adalah suatu alat yg berfungsi untuk menghasilkan uap
dg tekanan dan temperatur tertentu.Auxiliary Boiler 822 B 001 di TPPI bertujuan
untuk menyediakan High Pressure Superheated Steam untuk keperluan pabrik.
Kapasitas 90 ton/jam. Steam pressure 43 kg/cm2, temperature 390 deg C.
Gambar 2.26 Overview Boiler pada Utility
C.HRSG (Heat Recovery Steam Generator), HRSG adalah suatu alat untuk
menghasilkan Super heated Steam dengan memanfaatkan gas panas dari CTG.
TPPI punya 3 unit HRSG 822-B-201/202/203 dengan HP steam flow @ 75 t/h for
CTG 100% load.
Steam drum
HRSG %
M
2
Kg/cm
%
0 Kg/h
C O2
M
2 To CBD
Kg/h Kg/cm 0 CO
C
To HP HDR
Dust
Chemical Injection
B To IBD
y Ma
Evaporator
p Duct Burner
in
as sta
s Blanking Plate
ck
Diverter
st 0 0
Damper C C
ac M
Economizer
0
k
C
From
CTG 2
Kg/cm
M M
%
0
0 0 C
Kg/cm
2 C % C 2
Kg/cm Kg/h
M M M M
Kg/h
Sealing Air Fan
Fuel Gas To IBD
BFWP
%
D. PA dan I A (Plant Air dan Instrumen Air), Secara umum Plant Air and
Instrument Air unit berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan yang
didistribusikan ke seluruh proses produksi di TPPI Plant. Plant Air adalah Udara
bertekanan yang masih mengandung sedikit kandungan air yang dihasilkan oleh
Air Compressor.
Plant Air Unit berfungsi menyediakan Udara bertekanan untuk pemakai
Plant Air di TPPI Plant. Pemakai Plant Air di TPPI Plant antara lain: Platforming
& Aromatic Plant, Offsite, Utility, Workshop, Laboratory Plant Air umumnya
dipakai untuk cleaning, purging, blowing, penggerak peralatan,feed untuk
Instrument Air Unit dan feed untuk Nitrogen Unit.Kapasitas masing2 kompresor
5000Nm 3/h press.9.5 kg/cm 2
Udara atmosfer masuk melewati Intake filter untuk menyaring udara dari
kotoran.Kemudian Udara masuk Compressor stage 1,press. naik + 1.7 Kg/cm 2
temp. + 750C,udara didinginkan di intercooler 1 temp. + 42 0C. Udara masuk
suction stage 2,press.naik + 4.5 Kg/cm 2 temp. + 850C,udara didinginkan lagi di
intercooler 2 temp. + 50 0C.Di intercooler 1 & 2 kondensat air di buang lewat drain
valve ke OWS.Udara masuk suction stage 3,press. naik + 9.5 Kg/cm 2 temp. +
700C,udara didinginkan di after cooler temp. + 38 0C.Outlet dari aftercooler udara
dipisahkan dari kondensat air di water separator.Udara bertekanan masuk ke Plant
Air Receiver kemudian udara bertekanan didistribusikan ke Plant Air
header,Instrument Air Unit,dan ke Nitrogen Plant.
Gambar 2.29 Overview Distribusi Plant Air
Gambar 2.30 Air Dryer pada IA Utility Gambar 2.31 Gambar Pre Filter
Dan After Filter A/Bpada IA
E.Nitrogen Unit.
2.1.8.2 Marine
A. SPM (Single Point Mooring), suatu bangunan yang berdiri di atas laut yang
berfungsi sebagai tempat untuk transfer kondensat dari tangker luar TPPI.
Kelebihan dari SPM ini adalah tanker dapat tambat pada haluannya dan
memungkinkan floating hose dapat berputar mengikuti posisi gerakan tanker yang
dipengaruhi oleh arus dan angin selamapelaksanaan bongkar atau muat.
Gambar 2.40 Loading Kondensat Via SPM (import)
Gambar 2.42 Breakwater dan Loading Produk dari Ta ngki ke Tanker (eksport)
RAFFINAT
U
FEED n
it
2
0
5
EKSTRAK
Neraca massa komponen pada unit kolom 205 digunakan untuk mendapatkan data
aktual aliran EKSTRAK (aliran bottom dari unit kolom 205 yang digunakan
sebagai produk akhir).
Masuk = Keluar
FEED = RAFFINAT + EKSTRAK
Tabel komposisi aliran Feed, Raffinat, dan Ekstrak
= × =
atau (1.1)
Sehingga, ≈ (1.2)
Karena volume yang berbanding lurus dengan massa, maka persen volume dapat
digunakan langsung/sama dengan proses massa. Jadi, neraca massa komponen
Feed dengan laju alir 120335,97 kg/jam, Raffinat dengan laju alir 51479,3057933
kg/jam, dan Ekstrak dengan laju alir 66918,19 kg/jam, sebagai berikut :
Basis : 1 jam operasi
Xylene :
, × 120335,97 kg = 996,9 kg
n-Heksane :
, ×120335,97 kg =51985,1
Benzene :
17,139 × 120335,97 kg = 20624,6
100
Toluene :
38,828 × 120335,97 kg = 46724,6 kg
100
Sulfolane :
0 × 120335,97 kg = 0
100
b. Neraca Massa Raffinat
Xylene :
0,28 × 51479,3057933 kg=142,2 kg
n-Heksane :
, ×51479,3057933 kg =50595,8
Benzene :
0,06 × 51479,3057933 kg = 32,1
100
Toluene :
1,38 × 51479,3057933 kg = 710,1 kg
100
Sulfolane :
0 × 51479,3057933 kg = 0
100
c. Neraca Massa Ekstrak
Xylene :
1,4 × 66918,19 kg = 910,1 kg
, ×66918,19 kg =45,6
n-Heksane :
30,6 × 66918,19 kg = 20460
Benzene :
100
68 × 66918,19 kg = 45502,1 kg
Toluene :
1000
Sulfolane :
100 × 66918,19 kg = 0
Perhitungan Panas yang diserap oleh kolom 205, didapatkan ΔH dari Aspen
HYSYS sebagai berikut :
Sulfolane Charge
Komponen
M Feed
(kg/h) ΔH(Kj/kg) Q (KJ)
n-hexane 51985,1 -2279,3 -118491012,0
Benzena 20624,6 657,7 13564383,1
Toluena 46724,6 156,1 7293237,6
Xylene 996,9 -207,3 -206635,4
Sulfolane 0,0 -3738,6 0,0
Total 120336,0 -5411,5 -97840026,6
T 40
P (kg/cm2) 10
Raffinate Product
Komponen
M Raffinat
(kg/h) ΔH(Kj/kg) Q (KJ)
n-hexane 50595,8 -2279,9 -115352011,1
Benzena 32,1 657,6 21120,4
Toluena 710,1 156,0 110790,3
Xylene 142,2 -207,4 -29483,1
Sulfolane 0,0 -3738,7 0,0
Total 51479,3 -5412,3 -115249583,4
T 40
P (kg/cm2) 3,67
Rumus yang digunakan untuk mendapatkan nilai Q (Kj) adalah sebagai berikut :
= ⁄ℎ× ∆⁄
Dari nilai total Q yang didapat maka nilai Q yang diserap oleh kolom 205 dan
nilai persen akumulasi panas yang diserap sebagai berikut :
% = +×100%
% = −115249583, 4 + 20250694,1×100%
−97840026,6
% = −94998889,
−97840026,6
3×100%
% = 0,9709×100%
% =97,09%
Perhitungan % Akumulasi massa kolom 205 sebagaai berikut :
2.4 Pembahasan
Unit Shell – Sulfolane merupakan salah satu unit yang ada di
PT.TPPI.Shell – Sulfolane yang mana berfungsi untuk mengekstrak reformat
menjadi produk antara lain raffinat yang berupa komponen non aromatik
(sebagian campuran light naphtha), dan ekstrak yang berupa campuran benzene
dan toluene. Unit ini memiliki feed yang berasal dari unit 211 dan 209 yang mana
feed berupa campuran benzene dan toluene. Peformance secara teoritis dari unit
205 ini dapat dilihat dengan menggunakan perhitungan neraca massa dan neraca
energi. Dalam hal ini, perhitungan menggunakan metode tabel.
Dari data yang didapat yang berupa tabel kandungan komponen yang
berada di Feed, Raffinat, dan Ekstrak. Serta data yang didapat antara lain massa
yang terkandung didalam feed ( 120336,0 kg/h), raffinat (51479,3 kg/h), dan ekstrak
(66918,2 kg/h), juga Tekanan dan temperatur yang terdapat didalam feed P = 10
kg/cm2; T = 40 oC, raffinat P = 3,67 kg/cm 2; T = 40 oC, dan ekstrak P = 1,63
kg/cm2; T = 40 oC. Data yang sudah dihitung didapat % akumulasi massa yang
didapat 98,4% sedangkan lossnya yang didapat adalah 1,6% dan % akumulasi Q
adalah 97,02% untuk lossnya adalah 2,98%. Dari TPPI data ini dianggap normal
proses yang mana batas % akumulasi massa yang loss adalah 2%, dan batas %
akumulasi Q yang loss adalah sebesar 3,5%, hal ini TPPI merupakan batas yang
lebih kecil dari standar yang dikeluarkan oleh UOP. Batas yang dikeluarkan UOP
adalah % Akumulasi Q yang loss 5% dan % Akumulasi massa yang loss 3%.
Faktor yang mempengaruhi besarnya loss antara lain flowrate Feed,
tekanan, suhu, kebocoran alat, terjadi kesalahan pembacaan pada transmitter dan
kandungan atau komposisi dari condensate yang mana jenis dan asal kondensate
sangat mempengaruhi proses pada unit shell – sulfolane dikarenakan setiap
hidrocarbon yang berasal dari berbagai tempat memiliki karakteristik yang
berbeda – beda.
Solusi yang dilakukan untuk meminimalisir loss pada Q dan massa antara
lain mengurangi flowrate feed pada unit 205 Shell – Sulfolane, lebih sering
mengecek tekanan dan temperatur, mengatur set point temperatur dan tekanan,
mendeteksi kebocoran pada alat dengan menggunakan ultraprop, melakukan
sampling pada feed masuk 205 dan keluaran unit 211 dan 209, dan melakukan
kalibrasi pada transmitter. Trasmitter yang tidak dikalibrasi dapat menyebabkan
kesalahan pada saat pengambilan data baik difeed, raffinat, dan ekstrak.
2.5 Aktivitas Selama Praktik Kerja Lapangan
Bab III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1. Kesimpulan Umum
Dari tinjauan pustaka ,permasalahan, dan Orientasi maka kesimpulan
yang dapat diambil dari pelaksanaan kerja praktek di PT. TRANS-PACIFIC
PETROCHEMIKAL INDOTAMA adalah :
1. PT. TRANS-PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA merupakan
industri yang bergerak dalam bidang penghasil petrolium yang mengolah
kondensat dari crude oil untuk menghasilkan pertamax beserta hasil
sampingnya.
2. Proses pengolahan kondensat di PT. TRANS-PACIFIC
PETROCHEMICAL INDOTAMA dilakukan dengan pengolahannya
dalam beberapa plant di antaranya Plant Platforming, Plant Aromatik,
dan Plant LPG.
3. Plant Aromatik merupakan plant yang berfungsi untuk mengolah
senyawa-senyawa yang telah diproses dalam Plant Platforming sehingga
dihasilkan produk yang siap untuk proses bleending yaitu Lingt Naphtha,
Reformat, Benzene dan HOMC (High Octane Mogas Component).
Produk utama PT. TPPI yang dijual adalah Pertamax.
4. Untuk mengotrol kualitas bahan baku dan produk jadi, PT TRANS-
PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA memiliki laboratorium
sendiri untuk menganalisa kuaalitas dari bahan baku dan produk.
5. Sea Water Intake System, Sea Water Indirect Cooling System, Water
Treatment Plant, Fire Water System, Instrument Air Plant, Nitrogen
Plant, Electrical Power Generator, Waste Water Treatment, Sour Water
Stripper, Flare, Tank Terminal merupakan fasilitas yang dimiliki PT.
TRANS-PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA untuk membantu
proses produksi
6. Health Safety Security and Environment memiliki tugas menanggulagi
bahaya – bahay kebakaran, kecelakaan kerja, keamanan, dan lain-lain
dilingkungan PT. TRANS-PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA.
3.1.2. Kesimpulan Tugas Khusus
3.2 Saran