Oleh:
MUHAMMAD IBNU NUR ROCHMAN
P17320118033
TINGKAT 2A
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG
2019/2020
A. Patofisiologi
Fenomena patologis menurut (Herdman , 2012), yang utama pada penderita DHF adalah
meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan atau
kebocoran plasma, peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume
plasma yang secara otomatis jumlah trombosit berkurang, terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah)
yang dikarenakan kekurangan haemoglobin, terjadinya hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit >
20%) dan renjatan (syok).
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita adalah penderita
mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau bitnik-
bintik merah pada kulit (petekie), sakit tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran limpa (splenomegali).
Hemokonsentrasi menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran atau perembesan
plasma ke ruang ekstra seluler sehingga nilai hematocrit menjadi penting untuk patokan pemberian
cairan intravena. Oleh karena itu, pada penderita DHF sangat dianjurkan untuk memantau hematocrit
darah berkala untuk mengetahuinya. Setelah pemberian cairan intravena peningkatan jumlah
trombosit menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena harus
dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung.
Sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan
yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan dan apabila tidak
segera ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan kematian.
B. Kebutuhan cairan
Kebutuhan total cairan per hari seorang anak dihitung dengan formula berikut:
Rumus Holiday-Segar
100 ml/kgBB untuk 10 kg pertama, lalu 50 ml/kgBB untuk 10 kg berikutnya, selanjutnya 25 ml/kgBB
untuk setiap tambahan kg BB-nya.
Berikan anak sakit cairan dalam jumlah yang lebih banyak daripada jumlah di atas jika terdapat
demam (tambahkan cairan sebanyak 10% setiap 1°C demam)
Sumber: http://www.ichrc.org/102-tatalaksana-pemberian-cairan
Contoh kasus:
An. A dengan berat badan 18 kg dengan suhu 38oC. Hitung kebutuhan cairannya
(10x100ml)+(8x50ml)=1400 ml
Karena terjadi peningkatan suhu sebanyak 1oC maka 1400+(1400x10%)=1400+140=1540 ml.
Rumus Behrman
Selain itu ada pendapat dari Behrman,dkk (1996) bahwa kebutuhan cairan pada manusia yaitu