oppyayudila@gmail.com
ABSTRAK
Proses peleburan dan pembekuan logam untuk mengubah logam dari fasa padat menjadi fasa cair menggunakan
suatu tungku peleburan yang mana material bahan baku logam serta jenis tungku yang akan digunakan tentunya harus
disesuaikan dengan jenis serta jumlah material yang akan dilebur. Demikian pula pembuatan cetakan dan pola tidak
membutuhkan peralatan khusus yang mahal. Hal yang lebih utama dalam proses pengecoran adalah keterampilan dalam
membuat pola dan cetakan meskipun menggunakan peralatan yang sederhana. Namun, seiring berkembangnya industri
pengecoran, cetakan banyak dibuat dengan menggunakan mesin. Pembuatan cetakan menggunakan bahan utama pasir.
Cetakan pasir ini nantinya sebagai saluran bagi logam cair untuk mengisi tiap part pada gating system guna menghasilkan
produk. Penggunaan inti juga diperlukan, khusus untuk bagian yang berongga. penting untuk dilakukan pembuatan rangka
cetak penopang dan wadah, cetakan untuk mengisi rongga cetak dan inti untuk bagian berongga. Rangka cetak terbuat
dari kayu yang sebelumnya telah dihitung terlebih dahulu dimensinya sesuai dengan pola. Setiap jenis pasir cetak memiliki
karakteristik tersendiri. Karakteristik atau sifatnya ini dapat diketahui dari beberapa pengujian yang dilakukan. Dimulai
dari pengujian kadar air, kadar lempung, permeabilitas, kekuatan tekan dan geser serta distribusi besar butir pasir. Logam
aluminium sengaja dipilih karena temperatur lelehnya tidak terlalu tinggi, yaitu 660 0C. Tungku dipanaskan, yang
selanjutnya dilakukan peletakkan aluminium pada tungku. dilakukan penuangan logam cair ke dalam cetakan. dilanjutkan
dengan proses pembekuan logam dimana akan terbenuk inti-inti dendrit pada bagian yang mengalami pembekuan tersebut.
Semakin baik komposisi logam cair, maka semakin baik pula kualitas dari produk coran. Yang berdampak pada tidak
adanya cacat pada produk coran. Hal-hal yang mempengaruhi cacat perlu untuk diminimalisir dengan mempelajari
penyebabnya dan mendapatkan solusi untuk mengatasinya. Cacat pada produk coran diamati secara visual kemudian
dianalisa jenis cacat apa yang terdapat pada produk coran. Produk coran adalah intake manifold yang merupakan sebuah
saluran khusus yang ditujukan untuk mengalirkan udara dari karburator ke dalam mesin.
oppyayudila@gmail.com
ABSTRACT
Process of smelting and solidification metal is to convert metals from solid phase to liquid phase using a
melting furnace where the raw material of the metal and the type of furnace to be used must of course be
adjusted to the type and amount of material to be melted. Similarly, making molds and patterns does not require
expensive special equipment. Even more important in the casting process is the skill in making patterns and
prints even though using simple equipment. However, as the foundry industry developed, many molds were made
using machines. Making molds using the main ingredients of sand. This sand mold will be used as a conduit for
liquid metal to fill each part of the gating system to produce the product. The use of a core is also needed,
especially for hollow parts. it is important to make support molding frames and containers, molds to fill the print
cavity and the core for hollow sections. The printed frame is made of wood which has been previously
calculated in accordance with the dimensions. Each type of sand has its own characteristics. This characteristic
can be known from several tests conducted. Starting from testing the water content, clay content, permeability,
compressive and shear strength and the distribution of large grains of sand. Aluminum was deliberately chosen
because the melting temperature was not too high, which is 660 0C. The furnace is heated, Swhich is then placed
laying aluminum on the furnace. poured molten metal into the mold. followed by the metal freezing process
where dendrite cores will form in the freezing region. The better the composition of the liquid metal, the better
the quality of the castings. Which results in the absence of defects in castings. The things that affect defects need
to be minimized by studying the causes and getting solutions to overcome them. Defects in the cast product are
visually observed and then analyzed what type of defect is found in the cast product. Castings are intake
manifolds which are a special channel intended to flow air from the carburetor into the engine.
Tujuan – mampu menentukan kadar air dari pasir silika. Mampu memperhitungkan kadar lempung dari pasir
silika. Mampu menentukan ukuran kehalusan rata-rata dari pasir silika. Mampu menggunakan alat pengujian
dari tiap kadar dengan tepat. Mampu menentukan permeabilitas dari pasir cetak. Mampu menentukan kekuatan
tekan dan geser dari pasir cetak. Menentukan perbandingan terhadap pasir cetak yang mempunyai distribusi
ukuran sama. Mampu memperhitungkan hasil pengujian dengan baik. Mampu melakukan pengujian untuk
mengecek sifat dari pasir. Mampu membedakan jenis-jenis pasir. Mampu membuat pasir cetak dengan
komposisi yang tepat sehingga didapat kualitas pasir yang baik, dalam hal kadar air, kadar lempung, kekuatan
tekan dan geser, serta distribusi butir pasir.
dapat diatur dengan sempurna serta cocok digunakan warna dengan 3% NaOH, yaitu warna cairan
untuk membentuk benda-benda dengan ukuran yang di atas endapan agregat kasar tidak boleh
cukup besar. Proses penghitaman masih harus dilakukan lebih gelap daripada warna standar gradasi.
seperti penggunaan pasir-pasir yang lainnya. e. Modulus halus butir antara 5 - 8 dan variasi
4) Pasir kaca air butir sesuai standar gradasi.
Pasir kaca air merupakan komposisi dari pasir f. Khusus untuk beton dengan tingkat keawetan
kwarsa dengan kurang lebih 4% kaca air Pemadatannya tinggi, agregat harus tidak relatif terhadap
hampir tidak perlu ditumbuk dan sifatnya sangat baik alkali.
setelah dikeraskan melalui pemasukan gas CO dan 2. Agregat halus
dihitamkan Pasir kaca ini digunakan sebagai bahan Agregat halus adalah agregat yang lolos saringan
cetakan atau teras dengan ukuran sedang. no.4 atau ukuran 4,75 mm. Persyaratan agregat halus. SK
5) Pasir semen SNI S-04-1989-F:
Pasir semen merupakan campuran pasir kwarsa a. Butir-butirnya keras dan tidak berpori.
dengan kurang lebih 9% semen serta air kurang lebih 6 b. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh
%. Pemadatannya tidak perlu ditumbuk dan sifatnya cuaca (terik matahari dan hujan), jika di uji
sangat baik setellah mengeras walupun proses dengan larutan garam natrium sulfat bagian
pengerasannya lambat. Setelah kering juga dihitamkan. yang hancur maksimum 12%, jika di uji
Pasir ini digunakan sebagai bahan teras dan cetakan yang dengan garam magnesium sulfat maksimum
berat. 18%.
Agregat adalah butiran mineral alami yang c. Tidak mengandung lumpur (butiran halus
berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar yang lewat ayakan 0,06 mm) lebih dari 5%.
atau beton. Agregat yang digunakan dalam campuran d. Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif
beton dapat berupa agregat alam atau agregat buatan. terhadap alkali.
Kandungan agregat dalam campuran beton biasanya e. Butiran agregat yang pipih dan panjang tidak
sangat tinggi. Komposisi agregat berkisar antara 60% - boleh lebih dari 20%.
70% dari berat campuran beton. Menurut SK SNI S-04- f. Modulus halus butir antara 1,5 – 3,8 dan
1989-F, agregat yang memenuhi persyaratan sebagai dengan variasi butir sesuai standar gradasi.
berikut: g. Ukuran butir maksimum tidak boleh melebihi
1. Agregat kasar dari 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan samping cetakan, 1/3 tebal pelat beton, 3/4
saringan no.4 atau ukuran 4,75. Persyaratan agregat jarak bersih antar tulangan atau berkas
kasar, SK SNI S04-1989-F: tulangan.
a. Butir-butir tajam dan keras dengan indeks h. Agregat halus dari laut/pantai, boleh dipakai
kekerasan ≤ 2,2. asalkan dengan petunjuk dari lembaga
b. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh cuaca pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
(terik matahari dan hujan), jika diuji dengan Menurut Tjokrodimulyo, pasir alam dapat digolongkan
larutan garam natrium sulfat bagian yang menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:
hancur maksimum 12%, sedangkan dengan 1. Pasir galian
larutan garam magnesium sulfat maksimum Pasir golongan ini diperoleh langsung dari
18%. permukaan tanah atau dengan cara menggali terlebih
c. Tidak mengandung lumpur (butiran halus dahulu. Pasir ini biasanya tajam bersudut, berpori dan
yang lewat ayakan 0,06 mm) lebih dari 5%. bebas dari kandungan garam walaupun biasanya harus
d. Tidak mengandung zat organis terlalu dibersihkan dari kotoran tanah dengan jalan dicuci
banyak, yang dibuktikan dengan percobaan terlebih dahulu.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PELEBURAN DAN
PEMBEKUAN LOGAM
MODUL 2 PENGUJIAN PASIR
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi
Oppy Ayudila Putri_2613171006_Kelompok 3
Fakultas Teknologi Manufaktur Asisten : Febriyanto Wijaya Pangestu_2613161103
Minggu, 24 November 2019
2. Pasir sungai
Pasir ini diperoleh langsung dari dasar sungai,
yang pada umumnya berbutir halus dan bulat–bulat Gambar 3.1 Skema Pengujian Kadar Air
akibat proses gesekan. Daya lekatan antar butiran agak
kurang karena bentuk butiran yang bulat. Pada sungai
tertentu yang dekat dengan hutan kadang–kadang
2. Pengujian kadar lempung
banyaknya mengandung humus.
3. Pasir pantai Siapkan alat dan bahan
Pasir pantai adalah pasir yang diambil dari tepian
pantai, bentuk butirannya halus dan bulat akibat gesekan
dengan sesamanya. Pasir ini merupakan pasir yang jelek Pengenceran larutan
karena mengandung banyak garam. Garam ini menyerap
kandungan air dari udara dan mengakibatkan pasir selalu
Timbang pasir silika baru
agak basah serta menyebabkan pengembangan volume
bila dipakai pada bangunan. akan tetapi pasir pantai
dapat digunakan pada campuran beton dengan perlakuan Masukkan NaOH
khusus, yaitu dengan cara di cuci sehingga kandungan
garamnya berkurang atau hilang. Karakteristik kualitas
agregat halus yang digunakan sebagai komponen Aduk dan saring
struktural beton memegang peranan penting dalam
menentukan karakteristik kualitas struktur beton yang
Oven
dihasilkan, sebab agregat halus mengisi sebagian besar
volume beton. Pasir pantai sebagai salah satu jenis
material agregat halus memiliki ketersediaan dalam Timbang kembali
kuantitas yang besar [1].
3. Pengujian permeabilitas
Timbang pasir silika baru
Siapkan alat dan bahan
Oven
Timbang pasir cetak
Timbang kembali
Padatkan
Kesimpulan
Analisa dan pembahasan
Kesimpulan
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PELEBURAN DAN
PEMBEKUAN LOGAM
MODUL 2 PENGUJIAN PASIR
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi
Oppy Ayudila Putri_2613171006_Kelompok 3
Fakultas Teknologi Manufaktur Asisten : Febriyanto Wijaya Pangestu_2613161103
Minggu, 24 November 2019
1 1,36 6 8,16
Tabel 4.1 Data Pengujian Kadar Air Awal 2 6,66 9 59,94
Berat awal = 25 gr
3 9,38 15 140,4
Pengujian Berat pasir Waktu Temperatur
(0C 4 22,01 25 550,25
ke- (gr) (menit) )
1 25 10 150 5 32 35 1120
2 25 10 150 6 28,86 45 1298,7
7 16,26 60 975,6
Tabel 4.2 Data Pengujian Kadar Air Akhir 8 21,53 81 1743,93
Berat akhir = 24,935 gr
9 3,31 118 389,4
Pengujian Berat pasir Waktu Temperatur
(0C 10 4,75 275 1306,25
ke- (gr) (menit) )
1 24,93 10 150 Jumlah Jumlah
146,09
2 24,94 10 150 berat total ∑ W n x Sn 8998,16
Tabel 4.3 Data Pengujian Kadar Lempung Awal GFN 51,97
Berat awal = 150 gr
Pelarutan IV.2 Pengolahan Data
Berat pasir Waktu Temperatur
dengan 1. Pengujian Kadar Air
(gr) (menit) (0C)
NaOH 3% W 1 - W2
500 mL 150 10 150 % kadar air = x 100%
W1
Tabel 4.4 Data Pengujian Kadar Lempung Akhir 25 - 24,935
% kadar air = x 100%
Berat akhir = 50,12 gr 25
Pelarutan
Berat pasir Waktu Temperatur % kadar air = 0,26%
dengan 2. Pengujian Kadar Lempung
(gr) (menit) (0C)
NaOH 3% W 1 - W2
500 mL 50,12 10 150 % kadar lempung = x 100 %
W1
Tabel 4.5 Data Pengujian Permeabilitas 150 - 50,12
% kadar lempung = x 100 %
Permeabilitas 150
Jumlah Waktu Permeability % kadar lempung = 0,66%
pemadatan (detik) number 3. Pengenceran Larutan NaOH 3%
25 3,9 25
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 48% = 500 x 3%
Tabel 4.6 Data Pengujian Kekuatan
Kekuatan tekan Kekuatan geser
15
V1 =
Beban Beban 0,48
Jumlah patahnya Jumlah patahnya V1 = 31,25 mL
pemadatan spesimen pemadatan spesimen 4. Pengujian kekuatan tekan
(kgf) (kgf) W=AxP
25 3,9 25 3,5 W = ¼ x π x d2 x p
W = 0,25 x 3,14 x 25 cm2 x 0,78 kgf/cm2
Tabel 4.7 Data Pengujian Distribusi Besar Butir
W = 15,3075 kgf
Bilangan
Berat pada Berat gr/ 5. Pengujian kekuatan geser
pengali Wn x Sn
ayakan ke - Wn W=AxP
(Sn)
W = ¼ x π x d2 x p
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PELEBURAN DAN
PEMBEKUAN LOGAM
MODUL 2 PENGUJIAN PASIR
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi
Oppy Ayudila Putri_2613171006_Kelompok 3
Fakultas Teknologi Manufaktur Asisten : Febriyanto Wijaya Pangestu_2613161103
Minggu, 24 November 2019
W = 0,25 x 3,14 x 25 cm2 x 0,7 kgf/cm2 pembuatan cetakan pasir harus pasir yang memiliki
W = 113,7375 kgf kekuatan dan daya ikat yang baik sehingga apabila kadar
6. Pengujian Distribusi besar Butir air dalam pasir cukup banyak alhasil pasir cetak yang
∑ W n x Sn terbentuk pun tidak padat yang menyebabkan pasir akan
GFN = rontok saat proses pembuatan cetakan pasir.
∑ Wn Pengujian selanjutnya adalah pengujian kadar
8998,16 lempung yang bertujuan untuk mengetahui kadar
GFN =
146,05 lempung yang terkandung di dalam pasir. Sama halnya
GFN = 51,97 dengan pengujian kadar air, dimana dilakukan
7. Besar butir pasir penimbangan setelah perhitungan terlebih dulu agar
didapat 150 gr kemudian, ditambahkan NaOH yang
bertujuan sebagai pengikat. Jadi, larutan NaOH sebagai
pengikat dari si lempung untuk mengurangi kadar
lempung dalam pasir. Karena, banyaknya kadar lempung
menunjukkan buruknya permeabilitas dan membentuk
gumpalan – gumpalan pada butir pasir. Dilakukan
Gambar 4.1 Butir Pasir penyaringan pada pasir silika yang telah dilarutkan
dengan NaOH yang bertujuan untuk mendapatkan kadar
Bentuk heksagonal dengan beberapa yang kurang lempung, yang dilanjutkan dengan pemanasan di oven
beraturan, warna kuning merupakan olivine (Mg, Fe)2
juga dengan maksud untuk mengeringkan pasir silika.
SiO4, warna hitam merupakan ilmenit (FeTiO3).
Sehingga mengurangi kadar lempung yang terkandung.
IV.3 Pembahasan Kekuatan pasir juga diuji untuk mengetahui
Pada praktikum modul 2 yaitu pengujian pasir, kekuatan tekan maupun kekuatan geser dari pasir
melakukan beberapa pengujian untuk mengecek sifat tersebut. Kukuatan tekan berpengaruh terhadap
pasir, diantaranya pengujian kadar air, kadar lempung, penyusutan karena jika tidak kuat pasir mudah rontok
kekuatan tekan dan geser, permeabilitas dan distribusi dan terjadi penyusutan pada coran. Sedangkan untuk
besar butir. Pengujian kadar air bertujuan untuk kekuatan geser bertujuan agar tidak terjadi pergeseran
mengetahui kadar air yang terkandung dalam pasir. pada rangka cetak saat proses penuangan logam cair.
Sesuai praktikum, pasir yang digunakan adalah pasir Pengujian kekuatan dan permeabilitas menggunakan
silika. Pasir silika baru ditimbang dalam 2 sampel pasir cetak, yang berarti telah dicampur pasir silika lama
sebanyak 25 gr kemudian di oven yang bertujuan untuk dan baru, bentonite, air, dan gula tetes. Ditimbang
mengeringkan pasir sehingga dapat mengurangi kadar air sebanyak 200 gr dengan menggunakan alat pemadat pasir
di dalamnya. Maka dari itu, seteleh di oven selama 10 untuk memadatkan kemudian diuji disesuaikan dengan
menit dengan temperatur 1500C, dilakukan penimbangan punchnya, permukaan rata untuk uji kekuatan tekan dan
kembali dengan tujuan untuk sebagai pembanding antara permukaan bertingkat untuk uji kekuatan geser.
berat awal dan berat akhir. Sehingga dapat diketahui Pengujian permeabilitas bertujuan untuk mengetahui
kadar air dalam pasir silika tersebut. Diketahui kadar air bagaimana daya dari gas dalam cetakan untuk mencoba
yang terkandung dalam pasir sekitar 0,26%. Apabila melepaskan diri sewaktu penuangan logam cair. Sebab,
kandungan air cukup banyak di dalam pasir dapat seperti yang diketahui bahwa ada rongga antara butir
menghambat proses pencampuran sebab, pada pasir dalam cetakan yang bertujuan agar gas dapat
pembuatan cetakan sudah ada komposisi air sebanyak dengan mudah untuk keluar atau melepaskan diri
3% sehingga kadar air di dalam pasir juga harus sewaktu penuangan logam cair. Dari hasil praktikum,
dikurangi agar tidak menambah persentase dari didapat permeability number adalah 25.
komposisi air. Apalagi, pasir yang diperlukan untuk
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PELEBURAN DAN
PEMBEKUAN LOGAM
MODUL 2 PENGUJIAN PASIR
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi
Oppy Ayudila Putri_2613171006_Kelompok 3
Fakultas Teknologi Manufaktur Asisten : Febriyanto Wijaya Pangestu_2613161103
Minggu, 24 November 2019
Pengujian terakhir adalah pengujian distribusi peristiwa kimia dan fisika karena logam cair mempunyai
besar butir pasir. Dengan tujuan untuk mengetahui temperatur yang tinggi. Bahan-bahan tercampur yang
ukuran dari butir pasir. Ukuran ini dapat menunjukkan mungkin menghasilkan gas atau larut dalam logam yang
tingkat kehalusan dari butir. Sesuai dengan praktikum, tidak dikehendaki. Pasir cetak juga harus mampu untuk
pengujian dilakukan dengan menggunakan pasir silika dipakai kembali. Pasir cetak harus dapat dipakai
baru sebanyak 200 gr. Pasir tersebut dimasukkan pada berulang-ulang supaya ekonomis dan yang terakhir
sand shieve machine yang terdiri dari 10 ayakan. adalah pasir cetak harus murah.
Masing-masing ayakan menghasilkan besar butir pasir
yang berbeda. Ayakan 1 didapat nilai GFN yang kecil V. KESIMPULAN
dan terbesar di ayakan 10. Terjadi perbedaan karena 1. Pengujian pasir terdiri atas:
bilangan pengali. Semakin tinggi nilai GFN a. Pengujian kadar air.
menunjukkan semakin halus pasir yang didapatkan. Butir b. Pengujian kadar lempung.
pasir dilakukan pengamatan dengan menggunakan c. Pengujian permeabilitas
mikroskop AMCAM agar terlihat jelas bentuk butir yaitu d. Pengujian kekuatan tekan dan geser.
berbentuk heksagonal dengan warna kuning merupakan e. Pengujian distribusi besar butir.
olivine (Mg,Fe)2 SiO4, warna hitam merupakan ilmenit 2. Pengujian kadar air bertujuan untuk mengetaahui
(FeTiO3). kadar air sehingga dapat mengurangi kadar air
Pada praktikum modul 2 menggunakan 2 jenis dalam pasir apabila terlalu tinggi.
pasir, yaitu pasir silika dan pasir cetak. Untuk pasir cetak 3. Penentuan kadar air dilakukan dengan
sendiri, terdiri dari pasir silika lama dan baru, bentonite, penimbangan berat pasir kemudian di oven pada T
air dan gula tetes dengan kadar yang berbeda. Namun, = 1500C ±10 menit. Dilakukan penimbangan
pasir cetak memerlukan sifat – sifat tertentu, diantaranya untuk berat akhir utnuk mengetahui persentase
mempunyai sifat mampu bentuk. Ini bertujuan agar kadar air.
mudah dalam pembuatan cetakan. Sehingga cetakan yang 4. Kadar air yang terkandung dalam pasir silika baru
dihasilkan harus kuat dan tidak rusak karena dipindah- adalah 0,26% .
pindah dan tentunya, dapat menahan logam cair sewaktu 5. Pengujian kadar lempung bertujuan untuk
penuangan. Selain itu, sifat kedua yang perlu dimiliki mengetahui kadar lempung di dalam pasir.
adalah permeabilitas yang cocok. Maka dari itu, pada 6. Penentuan dari kadar lempung dilakukan dengan
pengujian permeabilitas menggunakan jenis pasir penimbangan berat pasir kemudian dilarutkan
tersebut. dengan NaOH dan disaring sehingga didapat
Dikhawatirkan bahwa hasil coran memiliki cacat lempung. Lalu di oven pada T = 150 0C ±10 menit.
seperti penyusutan, gelembung gas atau kekasaran Dilakukan penimbangan berat akhir untuk
permukaan, kecuali jika udara atau gas yang terjadi mengetahui persentase kadar lempung.
dalam cetakan waktu penuangan disalurkan melalui 7. Kadar lempung yang terkandung dalam pasir
rongga-rongga di antara butir-butir pasir keluar dari silika baru adalah 0,66% .
cetakan dengan kecepatan yang tepat. Selanjutnya, 8. Pengujian kekuatan bertujuan untuk mengetahui
distribusi besar butir yang cocok. Permukaan dari coran kekuatan tekan maupun kekuatan geser dari pasir.
diperhalus jika coran dibuat di dalam cetakan yang 9. Kekuatan tekan dari pasir cetak adalah 15,3075
berbutir halus. Tetapi, jika butir pasir terlalu halus, maka kgf.
gas dicegah keluar dan menimbulkan cacat, seperti 10. Kekuatan geser dari pasir cetak adalah 15,3075
gelembung udara. Syarat selanjutnya adalah tahan kgf.
terhadap temperatur logam yang dituang. 11. Pengujian permeabilitas bertujuan untuk
Komposisi yang cocok, dimana butir pasir mengetahui kemampuan gas dalam cetakan untuk
bersentuhan dengan logam yang dituang mengalami melepaskan diri sewaktu penuangan logam cair.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PELEBURAN DAN
PEMBEKUAN LOGAM
MODUL 2 PENGUJIAN PASIR
Laboratorium Teknik Produksi
Program Studi Teknik Metalurgi
Oppy Ayudila Putri_2613171006_Kelompok 3
Fakultas Teknologi Manufaktur Asisten : Febriyanto Wijaya Pangestu_2613161103
Minggu, 24 November 2019
12. Permeability number dari pasir cetak adalah 25. 3. Praktikan harus membersihkan laboratorium usai
13. Pengujian distribusi besar butir bertujuan untuk praktikum.
mengetahui ukuran dari butir pasir. 4. Praktikan perlu memahami alat di laboratoium
14. GFN yang didapat dari praktikum adalah 51,97. teknik produksi yang berhubungan dengan
15. Semakin besar nilai GFN, maka semakin halus kegiatan praktikum.
pasir yang didapat. 5. Praktikan perlu mengembalikan alat ke tempat
16. Mikroskop yang digunakan untuk pengujian besar sebelumnya bertujuan agar laboratorium tetap rapi
butir adalah AMCAP. seperti sebelum diakukannya kegiatan praktikum.
6. Menambahkan jumlah alat yang terbatas.
VI. SARAN
1. Diperlukan perhitungan yang tepat untuk berat VII. DAFTAR PUSTAKA
awal dari pasir silika agar didapat hasil pengujian [1]. Sudjana H 2008. Teknik Pengecoran Jilid 2.
yang komprehensif. Jakarta. Penerbit Direktorat Pembinaan Sekolah
2. Jumlah neraca analitik cukup terbatas, sebab Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
sebelum dilakukan pengujian dilakukan Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
perhitungan terlebih dulu. Departemen Pendidikan Nasional.