Disusun oleh :
Kelas : 1F
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat, hidayah dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata
Kuliah IDK-II yang berjudul “Konsep Patofisiologi Penyakit Meningitis” dalam
bentuk makalah.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
PEMBAHASAN
3
4
Meningitis adalah suatu reaksi keradangan yang mengenai satu ataus emua
lapisan selaput yang menghubungkan jaringan otak dan sumsum tulangbelakang,
yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa, disebabkan olehbakteri
spesifik/non spesifik atau virus; cenderung bersifat jinak dan swasirna.Meningitis
dapat disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang
menyebar masuk ke dalam darah dan berpindah ke dalam cairan otak [ CITATION
Pri02 \l 1033 ].
Meningitis adalah inflamasi dari meninges (membrane yang mengelilingi
otak dan medulla spinalis) dan disebabkan oleh organisme bakteri atau jamur.
Tipe meningitis termasuk aseptik, septik, dan tuberculosis. Meningitis aseptic
mengacu pada meningitis virus atau iritasi meningeal, ensefalitis. Meningitis
septik mengacu pada meningitis yang disebabkan oleh bakteri misalkan basilus
influenza. Meningitis tuberculosis disebabkan oleh basilus tuberkel. Infeksi
meningeal umunya berawal dari satu atau dua cara: baik melalui aliran darah
akibat infeki lain (selulitis) atau oleh ekstensi langusng (setelah cedera traumatik
pada tulang wajah). Dalam kasus yang jumlahnya kecil penyebab meningitis ialah
iatrogenic sekunder akibat prosedur invasive (pungsi lumbar) atau alat bantu (alat
pemantau TIK) [ CITATION Bru96 \l 1033 ].
Meningitis virus biasanya disebut meningitis aseptik. Sering terjadi akibat
lanjutan dari bermacam-macam penyakit akibat virus, meliputi; measles, mumps,
herpes simplek, dan herpes zoster. Meningitis virus ini termasuk penyakit ringan.
Gejalanya mirip dengan sakit flu biasa, dan umumnya dapat sembuh sendiri.
Frekuensi meningitis virus ini biasanya meningkat di musim panas.
Meningitis jamur adalah infeksi jamur dan parasit pada susunan saraf pusat
merupakan penyakit oportunistik yang pada beberapa keadaan tidak terdiagnosa
sehingga penanganannya juga sulit. Manifestasi infeksi jamur dan parasit pada
susunan saraf pusat dapat berupa meningitis (paling sering) dan proses desak
ruang (abses atau kista).
Meningitis purulenta adalah radang bernanah pada arakhnoid dan piamater
yang meliputi otak dan medulla spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus
pneumonia (pneumokok), Neisseria meningitides (meningokok), Streptococcus
haemolyticus group A, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
5
minum susu atau makan. Ruam pada tubuh (bercak keunguan) akan
muncul terakhir, dan demam kadang tidak ada. Meningitis yang mengenai
bayi di bawah 3 bulan disebut neonatal meningitis, karena gejala pada
bayi kadang tidak khas, yang terpenting adalah melihat perubahan
perilaku bayi.
b) Anak yang lebih besar
Demam, sakit kepala hebat, leher kaku tegang, sensitive terhadap cahaya,
kejang, ruam kulit, gelisah, mengantuk, dan muntah.
c) Dewasa
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa nyeri dapat menjalar ke
tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku (kaku kuduk) yang
disebabkan oleh otot-otot ekstensor tengkuk yang mengenjang. Bila
hebat, terjadi opistotonus yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala
tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Selain itu kesadaran
dapat menurun. Tanda kernig dan brudzinsky positif. [ CITATION Har05 \l
1033 ].
Demam tinggi, muntah, kejang, mudah terstimulasi, foto pobia, delirium,
halusinasi, maniak, stupor koma, petechial (menunjukkan infeksi
meningococcal [ CITATION Nur13 \l 1033 ].
d) Ciri khas : penderita yang tampak sakit berat, demam akut yang tinggi,
kesadaran yang menurun (lethargi atau gaduh gelisah), nyeri kepala,
muntah, kaku kuduk.
2.5 Karakteristik Bakteri dan Virus
a) Bakteri
Bakteri memiliki ciri:
1. Organisme multiseluler.
2. Prokariot (tidak memiliki membrane inti sel).
3. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0.12 s/d ratusan micron
umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
4. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam.
5. Hidup bebas atau parasite.
6. Hidup di lingkungan ekstrim.
7
b) Virus
Ciri virus:
1. Berukuran 28-200 mm.
2. Berbentuk T, batang, bola, jarum, dan lain-lain.
3. Merupakan organisme non seluler.
4. Bersifat parasite obligat (hidupnya sangat tergantung pada inang).
5. Hanya memiliki bahan inti berupa DNA/RNA.
6. Tubuhnya dilindungi oleh kapsid.
7. Kapsid tersusun dari unit protein yang disebut kapsomer.
8. Dapat dikristalkan.
9. Dapat berproliferasi pada sel atau jaringan tertentu.
10. Dapat melewati filter bakteri.
2.6 Patofisiologis Meningitis
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,
mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf
baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui
nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan
dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong
perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di
dalam meningen dan di bawah korteks yang dapat menyebabkan trombus dan
penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan
metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat
purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga
8
memberikan tindakan awal pada pasien yang mengalami kejang. Tindakan itu
antara lain:
1) Saat timbul serangan kejang segera pindahkan anak ke tempat yang
aman di lantai yang diberi alas yang lunak tapi tipis, jauh dari benda
berbahaya seperti gelas, pisau.
2) Posisi pasien hiperekstensi, pakaian dilonggarkan, jika khawatir lidah
tergigit maka berikan tong sendok yang dibungkus kasa atau kain.
3) Ventilasi ruangan harus cukup. Jendela dan pintu dibuka agar terjadi
pertukaran oksigen.
4) Jika pasien mulutnya masih dapat dibuka sebagai pertolongan awal
dapat diberikan antipiretik seperti aspirin dengan dosis 60
mg/tahun/kali (maksimal sehari 3x).
5) Jika memungkinkan sebaiknya keluarga menyediakan diazepam
(melalui dokter keluarga) per anus sehingga serangan kejang anak
dapat segera diberikan.
6) Jika tidak membaik maka segea bawa pasien ke rumah sakit.
2.9 Pemeriksaan Penunjang Meningitis
Pemeriksaan penunjang meningitis terdiri dari [ CITATION Nur13 \l 1033 ]:
a. Pungsi lumbal dan darah dan kultur CSS: Jumlah leukosit (CBC)
meningkat, kadar, glukosa darah menurun, protein meningkat, tekanan
darah meningkat, asam laktat meningkat, glukosa serum meningkat,
identifikasi organisme penyebab
b. Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab.
c. Kultur urin, untuk menetapkan organisme penyebab.
d. Kultur nasofaring, untuk menetapkan organisme penyebab.
e. Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi; Na+ naik dan K+ turun.
f. Osmoralitas urin, meningkat dengan sekresi ADH.
g. MRI, CT scan/angiografi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Meninges merupakan selaput otak yang terdiri dari, durameter, arachnoid,
dan piameter. Meningitis adalah radang pada meningen/ membrane (selaput) yang
mengelilingi otak dan medulla spinalis [ CITATION Mut081 \l 1033 ] . Penyebab dari
meningitis adalah virus, bakteri, dan jamur. Ciri khas dari meningitis adalah
penderita yang tampak sakit berat, demam akut yang tinggi, kesadaran yang
menurun (lethargi atau gaduh gelisah), nyeri kepala, muntah, kaku duduk
Bakteri penyebab meningitis memiliki sifat yang dapat meningkatkan
virulensi kuman itu sendiri. Bakteri H. influenzae, N. meningitidis dan S.
pneumonia menghasilkan immunoglobulin A protease. Bakteri-bakteri ini
menginaktifkan immunoglobulin A host dengan menghancurkan antibodi
sehingga memungkinkan terjadinya perlekatan bakteri pada mukosa nasofaring
dan terjadinya kolonisasi.
Komplikasi meningitis adalah efusi subdural, ventrikulitis, hidrosepalus,
abses otak, epilepsi, retardasi mental, meningitis berulang. Pengobatan dari
meningitis adalah obat anti inflamasi, simtomatis, dan supportif. Pemeriksaan
penunjang dari meningitis adalah pungsi lumbal dan kultur CSS, kultur darahm
kultur urin, kultur nasofaring, elektrolit serium, osmolaritas urin, MRI, CT-
Scan/angiografi.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan agar dapat mempermudah
pembaca untuk memahami tentang Konsep Patologi Meningitis.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arif, M., & dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke-3 FKUI. Jakarta:
Medica Aesculpalus.
Riyadi, S., & Sukarmin. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 1.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
15