Anda di halaman 1dari 13

ASURANSI UNTUK TRANSFER RISIKO

Disusun Oleh :
Kelompok 9 : 1. Popi Sasmita (1720604010)

2. Dewi Qurniati (1730604021)

3. Johan Aripin (1730604032)

Dosen Pembimbing :

Yunita,

MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segalara rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hinggga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terima kasih atas bantua dari pihak yang telah berkontrubusi dengan memberikan
sumbangan baik mapupun pikirannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang asuransi
untuk transfer risiko. Walaupun dalam penulisan makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan karena kami merupakan manusia biasa, manusia yang tak pernah sempurna.
Supaya pengetahuan kita bisa terus berkembang yang mana akan berpengaruh terhadap
wacana kita, maka kami berharap supaya pembaca mempunyai saran dan kritik untuk
makalah ini yang sifatnya membangun dan mengevaluasi.

i
DAFTAR ISI

DAFTAR PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1


B. Tujuan......................................................................................................1
C.Rumusan Masalah ..................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN.......................................................................................................2

A. Pengertian asuransi ..................................................................................2


B. Usaha perasuransian.................................................................................2
C. Manfaat dan biaya asuransi......................................................................4
D. Prinsip dasar asuransi...............................................................................5
E. Premi asuransi..........................................................................................5
F. Transfer risiko..........................................................................................6
G. Risiko yang dapat diasuransikan..............................................................7
H. Contoh kasus asuransi..............................................................................8

BAB III

PENUTUP.................................................................................................................9

A. Kesimpulan..............................................................................................9
B. Saran........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terminologi asuransi dalam perkembangannya di Indonesia berasal dari bahasa
Belanda assurantie menjadi asuransi dalam bahasa Indonesia. Kata assurantie ini sendiri
di ambil dari bahasa latin, yaitu assecurare yang artinya meyakinkan seseorang.
Dalam dunia usaha saat ini, asuransi memegang peranan yang penting dalam
memberikan perlindungan terhadap pengusaha dan pihak-pihak yang membutuhkan dari
bahaya-bahaya yang datangnya di luar ekspektasi, seperti gempa bumi, kebakaran, dan
lain-lain. Dengan demikian, asuransi dapat menjadi alat transfer risiko. Asuransi yang
sehat dan amanah akan bersaing secara kompetitif dalam memberikan perlindungan
bagi pemegang polis, tertanggung atau peserta.1

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian asuransi ?
2. Bagaimana usaha perasuransian ?
3. Sebutkan dan Jelaskan manfaat dan biaya asuransi ?
4. Sebutkan prinsip dasar asuransi ?
5. Bagaimana premi asuransi ?
6. Jelaskan transfer risiko ?
7. risiko yang dapat diasuransikan ?
8. jelaskan contoh kasus asuransi ?

C. TUJUAN
1. Dapat memahami pengertian asuransi
2. Dapat mengetahui usaha perasuransian
3. Dapat mengetahui manfaat dan biaya asuransi
4. Mengerti prinsip dasar asuransi
5. Untuk memahami premi asuransi
6. Untuk memahami transfer risiko
7. Untuk mengetahui risiko yang dapat diasuransikan
8. Untuk memahami contoh kasus asuransi
BAB II
1
Rustam, Bambang Rianto. Manajemen Risiko. (Jakarta : Salemba Empat. 2019), hlm. 187.

1
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASURANSI
Menurut Undang-Undang Nomor 40 tahun 2011 tentang perasuransian, dikatakan
bahwa asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan
pemegang polis yang menjadi dasar penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai
imbalan untuk :
1. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian. Kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin di derita tertanggung atau
pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti.
2. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang di dasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang
besarmya telah ditetapkan dan/atau de dasarkan pada hasil pengelolaan dana.

Dalam kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246, dikatakan bahwa
asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian yang mana seseorang premu untuk
memberi pergantian kepadanya suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan
yang di harapkan yang mungkin akan di deritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu.
Definisi ini menunjukkan terdapat empat unsur penting dalam asuransi, yaitu : pihak
tertanggung (insured), penanggung (insurer), suatu peristiwa (accident), dan
kepentingan (interest).

Dalam hal ini, penanggung adalah perusahaan asuransi yang akan memberikan
penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan biaya
yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin di derita tertanggung atau memberikan pembayaran yang di dasarkan
pada hidup tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan. Tertanggung
adalah yang membayar uang premi ke pihak penanggung.

B. USAHA PERASURANSIAN
Menurut Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang perasuransian, di katakan
bahwa usaha perasuransian adalah segala usaha menyangkut jasa pertanggungan atau
pengelolaan risiko, pertanggungan ulang risiko, pemasaran dan distribusi produk

2
asuransi atau asuransi syariah, konsultasi dan keperantaan asuransi, asuransi syariah,
reasuransi reasuransi syariah, atau penilaian kerugian asuransi atau asuransi syariah.
Dalam kaitannya dengan manajemen risiko, terdapat dua jenis usaha perasuransian
yang sangat terkait, yaitu usaha asuransi umum dan usaha asuransi jiwa.
Usaha asuransi umum adalah usaha jasa pertanggungjawaban risiko yang
memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,
kerusakan, baiya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin di derita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinaya suatu peristiwa yang tidak pasti.
Perusahaan asuransi umum hanya dapat menyelenggarkan usaha asuransi umum,
termasuk lini usaha asuransi kesehatan dan lini usaha asuransi kecelakaan diri dan usaha
reasuransi untuk risiko perusahaan asuransi umum lain.
Usaha asuransi jiwa adalah usaha yang menyelenggarakan jasa penanggulangan
risiko yang memberikan pembayaran kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak
lain yang berhak dalam hal tertanggung meninggal dunia atau tetap hidup atau
pembayaran lain kepada pemegang polis, tertanggung atau pihak lain yang berhak pada
waktu tertentu yang diatur dalam perjanjian yang besarnya telah ditetapkan dan atau di
dasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Perusahaan asuransi jiwa hanya dapat meyelenggarakan usaha asuransi, jiwa
termasuk lini usaha anuitas, lini usaha asuransi kesehatan, dan lini usaha asuransi
kecelakaan diri.
Berdasarkan mekanismen pengelolaan risikonya, lini usaha asuransi kesehatan dan
lini usaha asuransi kecelakaan diri lebih cepat di golongkan sebagai usaha asuransi
umum. Namun, mengikat objek asuransi yang dipertanggungkan dalam kedua lini usaha
dimaksud menyangkut diri manusia, lini usaha asuransi kesehatan dan lini usaha
asuransi kecelakaan diri juga dapat di golongkan sebagai usaha asuransi jiwa. Dalam
pratiknya, kedua lini usaha asuransi tersebut telah di selenggarakan baik oleh
perusahaan asuransi jiwa maupun asuransi umum.
Lembaga perbankan biasanya mengguanakan asuransi kecelakaan (fire insurance),
asuransi angkutan laut (marine insurance), dan asuransi kendaraan bermotor (motor
vehicle insurance) terhadap barang-barang jaminan kredit.

3
C. MANFAAT DAN BIAYA ASURANSI
Sebagai lembaga keuangan yang telah diatur oleh regulasi dan perundang-
undangan, asuransi memiliki manfaat berikut :
1. Rasa aman dan perlindungan, tertanggung terhindar dari kerugian –kerugian yang
mungkin timbul.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat lebih adil. Semangkin besar kemungkinan
terjadinya suatu kerugian, semangkin besar kerugian yang mungkin akan timbul,
sehingga makin besar pula preminya.
3. Polis asuransi dapat dijadikan jaminan memperoleh kredit.
4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan.
5. Alat penyebaran risiko. Kerugian di sebarkan kepada penanggung.

Di samping memberikan manfaat, ternyata asuransi juga menimbulkan biaya-


biaya, yaitu :
a. Biaya operasional
Biaya operasional ini harus di keluarkan oleh perusahaan asuransi dalam
menciptakan laba perusahaannya, biaya tesebut di antaranya adalah biaya
penilaian, biaya gaji karyawan, pajak, ditambah profit dan cadangan yang
harus bisa di tutup oleh premi.
b. Moral hazard
Moral hazard adalah sebuah kondisi ketika seseorang atau perusahaan dengan
sengaja menyebabkan kerugian dengan maksud memperoleh uang asuransi,
misalnya membuat klaim fiktif. Sebagai contoh, misalkan Rania
mengasuransikan rumahnya. Suatu hari rumah nya terbakar. Sebenarnya
kebakaran dapat dicegah ketika api kecil, namun itu tidak dilakukan sehingga
tentu saja api membesar. Hal ini terjadi karena sikap mental Rania yang
memperbesar kemungkinan terjadi kerugian.
c. Morale Hazard
Kelalaian dan tindakan yang tidak bertanggung jawab seseorang yang akan
menyebabkan terjadinya suatu kerugian. Contohnya, Rasyeed membeli mobil
ayla dan ia telah mengasuransikan mobilnya sehingga sering kali sikapnya
kurang hati-hati, misalnya memakirkan dan mengendarai mobil lebih kurang
hati-hati ketimbang ketika mobil ayla tidak asuransikan.

4
D. PRINSIP DASAR ASURANSI
Dalam kaitan antara manajemen risiko dan asuransi,perlu diperhatikan prinsip dasar
asuransi. Terdapat lima prinsip asuransi yang harus di perhatikan.

Insurable Utmost Indemnit Sub Proximate


Interest Good Faith y rogation Cause

1. Insurable interest
Seseorang boleh mengasuransikan barang apabila yang bersangkutan mempunyai
kepentingan atas barang yang dipertanggungkan (pasal 250 KUHD)
2. Utmost good faith
Penutupan asurasnsi baru sah apabila penutupanya didasari itikad baik (pasal 251
KUHD)
3. Indemnity Dasar
penggantian dari penanggung kepada tertanggung dalam kerugian setinggi-tingginya
adalah sebesar kerugian yang sesungguhnya diderita tertanggung dalam arti tidak
dibenarkan mencari keuntungan dari ganti rugi asuransi.
4. Subrogation
Penggantian dari pihak lain harus di serahkan pada penanggung yang telah di berikan
ganti rugi (pasal 284 KUHD)
5. Proximate cause
Proximate cause adalah suatu sebab aktif efesien yang mengakibatkan terjadi suatu
peristiwa secara berantai atau berurutan intervensi suatu kekuatan lain diawali dan
bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen.

E. PREMI ASURANSI
Menurut undang-undang perasuransian, dikatakan premi adalah sejumlah uang
yang di tetapkan oleh perusahaan asuransi dan di setujui pemegang polis untuk di
bayarkan sesuai perjanjian asuransi atau sejumlah uang yang ditetapkan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang mendasari program asuransi wajib untuk
memperoleh manfaat. Di dalam transaksi asuransi, berlaku ungkapan no premium no
insurance. Apabila premi belum dibayar(lunas),maka penanggung (underwriter) belum
terkait dalam transaksi untuk membayar ganti rugi apabila timbul risiko. Premi biasanya
ditetapkan sekian persen dari jumlah yang di pertanggungkan.

5
Sebagai contoh, untuk asuransi kebakaran, maka faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya premi adalah :
1. Kontruksi bangunan.
2. Lokasi bangunan.
3. Terhadap apa saja barang itu dipertanggungkan.

F. TRANSFER RISIKO
Terdapat beberapa risiko yang umum dikenal dalam perasuransian, yaitu risiko
murni,risiko spekulatif,dan risiko individu.
Risiko murni adalah terdapat ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau,dengan
kata lain,hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan. Misalnya
sepeda motor yang dikendarai menabrak. Dengan ini, risiko murni disebut subjek dalam
asuransi.
Risiko spekulatif adalah terkait dengan kemungkinan peluang kerugian finansial.
Berbeda dengan risiko murni, risiko spekulatif memiliki kemungkinan rugi atau
untung . Misalnya, investasi saham di Bursa Efek.
Risiko individu dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat tiga macam
risiko, yaitu risiko pribadi,risiko harta dan risiko tanggung gugat. Risiko pribadi adalah
risiko yang mempengaruhi kapasitas atau kemampuan seseorang mendapat keuntungan.
Misalnya, risiko kecelakaan di pabrik sehingga menjadi cacat.
Risiko harta terjadi kerugian bila memiliki harta, sedangkan risiko tanggung gugat
adalah risiko yang di derita akibat kerugian pihak lain.

Secara umum, menurut Fahmi (2015),terdapat dua model tranfer risiko yang dapat
dilakukan, yaitu :

1. Mentransfer risiko keperusahaan asuransi. Dalam konteks ini, perusahaan


mendaftarkan dirinya ke perusahaan asuransi. Pendaftran dapat di lakukan dengan
bentuk:
a. Asuransi pada benda-benda yang dimiliki perusahaan, misalnya
mesin,kendaraan,dan bangunan.
b. Asuransi jiwa dan kesehatan yang mencakup asuransi yang dilakukan pada
setiap karyawan yang bekerja diperusahaan. Jadi, saat terjadi kecelakaan
kerja,maka karyawan mendapatkan tanggungan biaya.

6
2. Mentransfer risiko ke perusahaan non-asuransi. Perusahaan akan memindahkan
sejumlah risiko yang di alaminya ke perusahaan lain.

Misalnya:

a. Perusahaan mentransfer sejumlah pekerjaannya kepada pihak lain karena jika


dikerjakan sendiri tidak bisa maksimal atau tidak dapat terselesaikan tepat
waktu.
b. Perusahaan memindahkan sejumlah asetnya dari bentuk uang ke tanah atau
gedung dengan prediksi memiliki nilai profit lebih baik.
c. Menitipkan sejumlah barang berharga ke tempat lebih aman, yaitu safe deposit
box perusahaan.
d. Mendevisikan aset. Diversifikasi aset adalah meletakkan aset pada tempat yang
berbeda. Perusahaan dengan kepemilikan finansialnya tidak hanya fokus pada
pembelian satu aset saja.

Dari uraian diatas, menjadi jelas bahwa orang atau perusahaan


bersedia,membayar kerugian yang sedikit di masa sekarang agar bisa menghadapi
kerugian di masa depan.

G. RISIKO YANG DAPAT DI ASURANSIKAN


Menurut Darmawi (2016), risiko yang dapat di asuransikan harus memenuhi enam
syarat sebagai berikut:
1. Kerugian potensial cukup besar tetapi probabilitasnya tidak tinggi sehingga
membuat perusahaan asuransi dapat bekerja seekonomis mungkin (kelayakan
ekonomis)
2. Probabilitas kerugian dapat diperhitungkan
3. Terdapat sejumlah unit yang terbuka (expose) terhadap risiko yang sama (massal
dan homogeni)
4. Kerugian yang terjadi bersifat kebetulan
5. Kerugian tertentu
6. Bukan risiko bencana besar dan serentak.

7
H. STUDI KASUS ASURANSI
Andrian Rasyeed seorang pegawai BUMN, mengambil kredir mobil Daihatsu Sigra
di ALIA Finance dengan flaton kredit Rp.100.000.000 selama 4 tahun. Rasyeed
diwajibkan untuk membayar premi asuransi kendaraan bermotor sebesar 3 persen
pertahun. Adapun klausula menyebutkan bahwa klausul total loss only dengan nilai
penggantian klaim total loss adalah: 6 bulan I : 100 persen, 6 bulan II : 90 persen, tahun
II dan III:80 persen, serta tahun IV:70 persen. Risiko sendiri perkejadian adalah
Rp.300.000.

Diminta :

1. Hitunglah premi yang harus dibayarkan Andrian Rasyeed.


2. Bila mana pada tahun keempat mobil masuk jurang dan memenuhi syarat untuk
mendapatkan klaim total loss only, berapakah klaim yang akan di bayarkan oleh
ALIA Finance.

Pembahasan :

1. Premi yang harus di bayar = Premi pertahun x jumlah tahun x harga


pertanggunagan

= 3% X 4 X Rp.100.000.000
= Rp.12.000.000
2. Klaim dibayar ALIA Finance = Rate nilai pergantian klaim total x harga
pertanggungan
= 70% x Rp.100.000.000
= Rp. 70.000.000
2

BAB III
2
Ibid, hlm. 188-194.

8
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asuransi merupakan alternatif yang penting dan lazim di pakai sebagai media
transfer risiko.Asuransi perlu diperhitungkan perusahaan untuk melindungi asetnya agar
bisa menjadi lebih fokus dalam menjalankan usahanya.
Definisi ini menunjukkan terdapat empat unsur penting dalam asuransi, yaitu :
pihak tertanggung (insured), penanggung (insurer), suatu peristiwa (accident), dan
kepentingan (interest).

B. SARAN
Pemakalah menyarankan kepada para pembaca untuk membaca  materi lain yang
berkenaan atau menyangkut materi ini. Karena, pemakalah hanya menyajikan materi
yang sesuai dengan ilmu yang dimiliki oleh pemakalah.

DAFTAR PUSTAKA

9
Rustam, Bambang Rianto. Manajemen Risiko. Jakarta : Salemba Empat. 2019.

10

Anda mungkin juga menyukai