ACTIVE LEARNING
A. Latar Belakang
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk
mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar
sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai
dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya
memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah
yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang
berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing
yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu
pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-
perbedaan individual anak tersebut, sehingga
pembelajaran benar-benar dapat merobah kondisi anak
dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham
menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik
menjadi baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini
kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini
terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang
cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan,
tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga
perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala
yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang
menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama
setiap kali pertemuan di kelas berlangsung.
Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan
individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan
sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah
pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah
yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran
konvensional. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran
seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata
antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas
dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini
mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam
belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini
membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk
mencari dan merumuskan strategi yang dapat merangkul
semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Strategi
pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi belajar aktif
(active learning strategy).
B. Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning
Strategy)
1. Pengertian
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk
mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki
oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat
mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan
karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu
pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan
untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap
tertuju pada proses pembelajaran.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak
didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu.
Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam
ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40%
dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara
penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam
sepuluh menit pertama perthatian siswa dapat mencapai
70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 20
menit terakhir.
Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang
sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan
seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita,
terutama disebabkan anak didik di ruang kelas lebih
banyak menggunakan indera pendengarannya
dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas
tersebut cenderung untuk dilupakan. Sebagaimana yang
diungkapkan Konfucius:
-Apa yang saya dengar, saya lupa
-Apa yang saya lihat, saya ingat
-Apa yang saya lakukan, saya paham
Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya
belajar aktif agar apa yang dipelajari di bangku sekolah
tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di atas
sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi
dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya
penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran.
Mel Silberman (2001) memodifikasi dan memperluas
pernyataan Confucius di atas menjadi apa yang
disebutnya dengan belajar aktif (active learning), yaitu:
-Apa yang saya dengar, saya lupa
-Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit
-Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau
diskusikan dengan beberapa teman lain, saya mulai
paham
-Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan,
saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan
-Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai
Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai
penyebab mengapa kebanyakan orang cenderung
melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawaban
yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara
kecepatan bicara guru dengan tingkat kemampuan siswa
mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan
guru berbicara sekitar 100-200 kata per menit, sementara
anak didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per
menitnya (setengah dari apa yang dikemukakan guru),
karena siswa mendengarkan pembicaraan guru sambil
berpikir. Kerja otak manusia tidak sama dengan tape
recorder yang mampu merekam suara sebanyak apa yang
diucapkan dengan waktu yang sama dengan waktu
pengucapan. Otak manusia selalu mempertanyakan
setiap informasi yang masuk ke dalamnya, dan otak juga
memproses setiap informasi yang ia terima, sehingga
perhatian tidak dapat tertuju pada stimulus secara
menyeluruh. Hal ini menyebabkan tidak semua yang
dipelajari dapat diingat dengan baik.
Penambahan visual pada proses pembelajaran dapat
menaikkan ingatan sampai 171% dari ingatan semula.
Dengan penambahan visual di samping auditori dalam
pembelajaran kesan yang masuk dalam diri anak didik
semakin kuat sehingga dapat bertahan lebih lama
dibandingkan dengan hanya menggunakan audio
(pendengaran) saja. Hal ini disebabkan karena fungsi
sensasi perhatian yang dimiliki siswa saling menguatkan,
apa yang didengar dikuatkan oleh penglihatan (visual),
dan apa yang dilihat dikuatkan oleh audio (pendengaran).
Dalam arti kata pada pembelajaran seperti ini sudah diikuti
oleh reinforcement yang sangat membantu bagi
pemahaman anak didik terhadap materi pembelajaran.
Penelitian mutakhir tentang otak menyebutkan bahwa
belahan kanan korteks otak manusia bekerja 10.000 kali
lebih cepat dari belahan kiri otak sadar. Pemakaian
bahasa membuat orang berpikir dengan kecepatan kata.
Otak limbik (bagian otak yang lebih dalam) bekerja 10.000
kali lebih cepat dari korteks otak kanan, serta mengatur
dan mengarahkan seluruh proses otak kanan. Oleh
karena itu sebagian proses mental jauh lebih cepat
dibanding pengalaman atau pemikiran sadar seseorang
(Win Wenger, 2003:12-13). Strategi pembelajaran
konvensional pada umumnya lebih banyak menggunakan
belahan otak kiri (otak sadar) saja, sementara belahan
otak kanan kurang diperhatikan. Pada pembelajaran
dengan Active learning (belajar aktif) pemberdayaan otak
kiri dan kanan sangat dipentingkan.
Thorndike (Bimo Wagito, 1997) mengemukakan 3 hukum
belajar, yaitu:
1. law of readiness, yaitu kesiapan seseorang untuk
berbuat dapat memperlancar hubungan antara stimulus
dan respons.
2. law of exercise, yaitu dengan adanya ulangan-ulangan
yang selalu dikerjakan maka hubungan antara stimulus
dan respons akan menjadi lancar
3. law of effect, yaitu hubungan antara stimulus dan
respons akan menjadi lebih baik jika dapat menimbulkan
hal-hal yang menyenangkan, dan hal ini cenderung akan
selalu diulang.
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan
pemberian stimulus-stimulus kepada anak didik, agar
terjadinya respons yang positif pada diri anak didik.
Kesediaan dan kesiapan mereka dalam mengikuti proses
demi proses dalam pembelajaran akan mampu
menimbulkan respons yang baik terhadap stimulus yang
mereka terima dalam proses pembelajaran. Respons akan
menjadi kuat jika stimulusnya juga kuat. Ulangan-ulangan
terhadap stimulus dapat memperlancar hubungan antara
stimulus dan respons, sehingga respons yang ditimbulkan
akan menjadi kuat. Hal ini akan memberi kesan yang kuat
pula pada diri anak didik, sehingga mereka akan mampu
mempertahankan respons tersebut dalam memory
(ingatan) nya. Hubungan antara stimulus dan respons
akan menjadi lebih baik kalau dapat menghasilkan hal-hal
yang menyenangkan. Efek menyenangkan yang
ditimbulkan stimulus akan mampu memberi kesan yang
mendalam pada diri anak didik, sehingga mereka
cenderung akan mengulang aktivitas tersebut. Akibat dari
hal ini adalah anak didik mampu mempertahan stimulus
dalam memory mereka dalam waktu yang lama (longterm
memory), sehingga mereka mampu merecall apa yang
mereka peroleh dalam pembelajaran tanpa mengalami
hambatan apapun.
Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha
untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan
respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak
menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan
memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada
anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka,
sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan
pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan
pada pembelajaran konvensional.
Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi
pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai
pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya.
Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan
pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar
secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat
guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai
motivasi yang tinggi untuk belajar. (Mulyasa, 2004:241)
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa perbedaan
antara pendekatan pembelajaran Active learning (belajar
aktif) dan pendekatan pembelajaran konvensional, yaitu :
DAFTAR BACAAN
Konversi Sederhana
Cara ini sangat sederhana dan mengabaikan tingkat
ketelitian dan keakuratan data, tidak mustahil akan terjadi
kesalahan interpretasi. Karena cara ini mengabaikan
tingkat variansi kemampuan mahasiswa. Misalnya kriteria
yang digunakan dalam bentuk persentase.
Penutup
Demikianlah uraian ringkas tentang pengolahan nilai hasil
belajar. Apa yang sudah dipaparkan adalah menurut
konsep dan teori evaluasi pendidikan sepanjang yang
penulis ketahui. Masih ada hal-hal lain yang seharusnya
dimasukkan dalam tulisan ini antara lain bagaimana
mengolah nilai yang menggunakan non tes, uji kurva
normal, Z skor dan T skor, mengubah data ordinal menjadi
data interval dll. Namun karena keterbatasan waktu hanya
ini yang bisa disajikan. Kalau ada kelemahan dan
kesalahan mohon kritik dan saran yang membangun.
Mudah-mudahan tulisan kecil ini bermanfaat bagi peserta
workshop evaluasi pembelajaran.
ELEARNING
(Pembelajaran Elektronik)
A. LANDASAN ELEARNING
1. UndangUndang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 No. 15 Pendidikan jarak jauh
adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik
dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar
melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.
3. Pasal 35 Ayat 1 Standar sarana dan prasarana pendidikan
mencakup ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, dan sumber belajar lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
B. KONDISI MAHASISWA
Mahasiswa sekarang ini bersosialisasi dengan cara yang
sangatsangat berbeda dibanding orang tuanya. Pertahun
statistiknya mengagetkan:
1. lebih dari 10,000 jam bermain videogames,
2. lebih dari 200,000 pesan berupa (SMS, instant messages dan
email) dikirim dan diterima,
3. lebih 10,000 jam bicara di HP,
4. lebih dari 20,000 jam menonton TV,
5. Lebih kurang 5,000 jam membaca buku.
C. SOFTWARE (APLIKASI) ELEARNING
Software atau aplikasi yang bisa digunakan untuk ELearning
antara lain adalah:
1. Adept http://sourceforge.net/projects/ adept
2. Blackboard http://www.blackboard.com/
3. Bolinos http://www.media.ch/media/bolinos/
4. BSCW http://bscw.gmd.de/
5. Claroline http://www.claroline.net/
assAct & ClassCampus http://www.ljgroup.com
7. ClassWeb http://classweb.ucla.edu/
8. Colloquia http://www.colloquia.net/
9. CoMentor http://comentor.hud.ac.uk
10. COSE http://www.staffs.ac.uk/COSE
11. eCollege http://www.ecollege.com
12. Eledge http://eledge.sourceforge.net/
13. Fle3 http://fle3.uiah.fi/
14. FirstClass http://www.softarc.com/
eestyle Learning Home 3.0 http://pcwi122.unimuenster.de/fsl/index.php
16. ILIAS http://www.ilias.unikoeln.de/ios/index.html
D. PENGERTIAN MOODLE
1. pendaftaran sebagai pengguna baru,
2. mengubah profil pribadi,
3. mengubah setting
4. course,
5. memasukkan materi pembelajaran,
6. membuat tugas,
7. membuat quiz,
8. membuat forum.
9. chat.
10.dan lainlain.
Untuk lebih jelasnya proses penggunaan ELearning dapat di baca
buku Panduan Pembelajaran Elektronik (ELearning) disusun
Dr. Hartono, M.Pd yang diterbitkan oleh Pusat Komputer
(Puskom) UIN Suska Riau.
Reaksi:
PROFIL PENERBIT & TOKO BUKU ZANAFA
PROFIL ZANAFA
Motto : “Bersama Mencerdaskan Anak Bangsa”
A. LATARBELAKANG BERDIRINYA
Owner zanafa memulai usaha sejak tahun 1998 di Yogyakarta.
Setelah menyelesaikan pendidikan di STTKOM (Sekolah Tinggi
Teknik Komputer) Yogyakarta langsung membuka usaha service
komputer, rental komputer, Jual beli komputer baru maupun second
dan Assesoris komputer serta desain grafis dengan nama BETA
KOMPUTER. Usaha di bidang komputer ini rencananya akan
diteruskan dan dikembangkan di Pekanbaru, namun setelah
membaca pasar dan survei di lapangan peluangnya agak kecil untuk
bersaing dengan kompetitor yang ada. Peluang usaha perbukuan
nampaknya lebih menjanjikan di bandingkan komputer. Akhirnya
memutuskan masuk ke usaha perbukuan dengan membuat
penerbitan dan toko buku. Awal 2008 planning disusun dengan
menjalin kerjasama dengan berbagai penerbit, distributor dan
suplayer seluruh Indonesia, begitu juga penentuan tempat usaha
penerbit dan toko buku memilih lokasi yang strategis walaupun biaya
operasionalnya agak mahal.
Tahun 2008 di Pekanbaru belum ada toko buku dengan konsep toko
buku diskon seperti Sosial Agency Baru (SAB) Yogyakarta, Toga Mas,
dan toko buku diskon di Palasari Bandung dll. Zanafa mencoba
membuat konsep toko buku diskon semua buku dengan harga
penerbit. Selama ini konsep diskon yang berkembang di masyarakat
adalah barang dinaikkan dulu baru didiskon. Zanafa ingin
mematahkan pandangan seperti itu, bahwa diskon toko buku zanafa
adalah diskon yang sesungguhnya dengan tidak menaikkan harga
buku. Katalog penerbit sengaja diletakkan di kasir untuk membuktikan
bahwa diskon zanafa adalah diskon yang benar tidak ada rekayasa
harga.
Usaha penerbitan dan toko buku juga di dorong oleh semangat untuk
membantu pemerintah mencerdaskan anak bangsa. Hal ini
menjadi motto zanafa yaitu: BERSAMA MENCERDASKAN ANAK
BANGSA. Namun untuk mencapai maksud tersebut tentu banyak
menghadapi berbagai persoalan antara lain, krisis ekonomi,
rendahnya daya beli masyarakat, rendahnya semangat baca
masyarakat dan harga buku yang semakin mahal. Oleh karena itu
sebagai warga negara perlu melakukan usaha-usaha antara lain
adalah:
1. Membuat toko buku diskon guna membantu masyarakat
mendapatkan buku murah dan mudah mendapatkan dengan
pelayanan prima.
2. Menciptakan rasa bangga dan bergengsi berkunjung ke toko
buku.
3. Menciptakan budaya cinta buku dan gemar membaca.
4. Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menulis buku
dan diterbitkan secara nasional, sehingga dikenal di seluruh
Indonesia.
B. NAMA
Nama ZANAFA yang terkesan kearab-araban sesungguhnya tidak
punya arti khusus, karena nama itu diambil dari nama putra-putri
pemilik usaha (Owner) yaitu ZAKI (Ahmad Zaki), NADA (Nada Fitria)
dan FAHMA (Fahma Zakiyah).
C. V I S I
Menjadi penerbit yang handal dan toko buku yang unggul dalam
memberikan pelayanan ke konsumen.
D. MISI
1. Memberi kemudahan bagi konsumen untuk mendapatkan buku-
buku berkualitas dengan harga bersaing.
2. Menciptakan imej sebagai toko buku yang nyaman dan
bergengsi, sehingga masyarakat merasa senang dan bangga
berkunjung ke toko buku.
3. Memberikan pelayanan prima kepada pengunjung dengan selalu
memperbaharui koleksi buku yang dijual di toko buku .
4. Memberi kesempatan kepada penulis-penulis di Riau untuk
dapat bersaing dengan penulis lainnya di Indonesia.
E. TEMPAT USAHA
Tempat usaha ZANAFA berada di kompleks Metropolitan City (MTC)
seluas 70.000m2. Sedangkan ZANAFA menempati gedung 3 lantai,
lebar 15 m dan panjang 17m, sehingga luas seluruhnya 255 m 2 x
3lantai = 765 m2. Toko buku ZANAFA membagi display penjualan
terdiri dari Lantai 1 untuk buku umum, Perguruan Tinggi, sekolah dan
assesoris komputer. Lantai 2 untuk buku agama, buku anak-anak, atk,
MP3, kalkulator dll., sedangkan lantai 3 untuk kantor Toko buku
Zanafa dan penerbit ZANAFA PUBLISHING.
F. FAKTOR PENDUKUNG
Ada beberapa hal yang mendukung keberhasilan toko buku ZANAFA,
yaitu:
1. Lokasi tempat usaha
Tempat merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam
mendukung kesuksesan penjualan produk yang dipasarkan toko
buku, mengingat toko buku ZANAFA berada di Pusat bisnis strategis
dan terpadat di Pekanbaru, yang terdiri dari mall giant dan ratusan
usaha pendukung dalam bentuk kounter-kounter, dimana kebutuhan
masyarakat dapat dipenuhi dari kompleks ini, maka toko buku
ZANAFA menjadi salah satu pilihan masyarakat memenuhi kebutuhan
Sekolah, Pondok Pesantren, Perguruan Tinggi dan Masyarakat umum
mencari Alat Tulis Kantor dan literatur-literatur yang dibutuhkan.
2. Lembaga-Lembaga Pendidikan
Ada 2 perguruan tinggi besar yang sangat dekat dengan kompleks ini,
yaitu UNRI (Universitas Riau) lk. 300m, UIN SUSKA (Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau) lk. 1,5 Km, Pondok Pesantren
Darel Hikmah lk. 300m, disamping itu ada Akademi Perbankkan dan
STIE lk 500m, Akademi Farmasi lk. 700m, dan ada SD, MI, MTs, SMP,
SMA, SMKK yang tidak terlalu jauh dari lokasi. Sehingga keberadaan
toko buku Zanafa akan menunjang kebutuhan siswa, mahasiswa guru
dan lembaga pendidikan di sekitarnya.
3. Persaingan
Di daerah Panam Pekanbaru belum ada toko buku yang lengkap dan
besar, sehingga toko buku ZANAFA diharapkan dan diupayakan
menjadi satu-satunya toko buku yang memiliki koleksi buku yang
lengkap dan besar sehingga menjadi pilihan utama masyarakat.
4. Toko Buku Diskon
Toko buku ZANAFA adalah satu-satunya toko buku dengan konsep
toko buku diskon, sesuai dengan misinya membantu dan merangsang
siswa, mahasiswa dan masyarakat membeli buku-buku yang
diperlukan. Diskon diberikan sepanjang masa dari 5% s/d 75%.
5. Tampilan dan Pelayanan
Toko buku ZANAFA berpenampilan elegan dan moderen, kesan
tampilan luar yang mewah dan interior ruangan yang didesain oleh
ahlinya membuat siapapun nyaman berada di dalamnya, pengunjung
akan dimanjakan dengan mudahnya mencari katalog buku lewat
komputer dan suasana nyaman full AC menambah betah berlama-
lama di dalamnya untuk mencari buku-buku yang diperlukan.
G. KERJASAMA
Managemen ZANAFA bekerjasama dengan suplayer, distributor, dan
penerbit bahkan dengan siapapun yang punya kepedulian membantu
masyarakat menyediakan buku murah, dengan mempertimbangkan
aspek saling menguntungkan ke dua belah pihak. Selama ini ada tiga
model kerjasama yang sudah dilakukan, yakni pembelian cash, kredit
dan konsinyasi.
I. SISTEM MANAGEMENT
Managemen toko buku Zanafa menggunakan sistem komputerisasi,
pembukuan barang-barang yang masuk dan laporan penjualan
dilakukan dengan sistem komputerisasi dengan membuat software
khusus yang dirancang dan dibuat oleh ahlinya. Sumber daya
manusia juga dipilih melalui seleksi dan dibina secara empirik, dengan
latar belakang pendidikan dari SMA/MA sampai sarjana (S-1)
management dan akutansi yang berkompeten.
J. ALAMAT
Alamat toko buku ZANAFA adalah:
Jl. HR. Subrantas Kompleks Metropolitan City(MTC)/Giant Blok A 39-
41 Tampan Pekanbaru Riau. Telp. 0761-589935, 0761-589936 Fax.
O761-589990 HP. 082387916640, Website: zanafa.com
Email: marketing@zanafa.com