Oleh :
Dina Ashida Faradisa Mansyur (170810301012)
Rina Novianti (170810301036)
Annisa Dhamayanti (170810301143)
Umum :
101 Kepatuhan terhadap Bersifat “mandatory”, yang berlaku juga untuk
hukum dan peraturan mahasiswa
102 Tuduhan criminal / Bisa berakibat dituntut karena melanggar kode
serangan peraturan perilaku profesioanal.
102.2. Melaporkan Pemberitahuan secara tegas setiap ada
penghentian semestara penghentian sementara.
(suspensi) karena
pertimbangan disiplin
103 Tidak dikaitkan dengan Pada surat, laporan pernyataan atau represntasi
salah saji atau dikaitkan dengan kandidat sebagai mahasiswa
/anggota
104 Harus secara tertulis
dalam melakukan
koresponden dengan
Institut
Standard-standar yang
Mempengaruhi
Kepentingan Publik :
201 Memelihara reputasi Selamanya, baik anggota maupun mahasiswa
baik profesi dan Pelanggaran diluar yurisdiksi Kanada dapat
kemampuan melayani menyeret ICAO.
publik Dukungan terhadap persyaratan Jasa.
202 Integritas dan kehati-
hatian
203 Memelihara Harus bekerjasama dengan petugas yang ditunjuk
kompetensi professional Institut dalam melaksanakan penyelidikan
203.2. Kerja sama dalam /Investigasi perilaku professional
penyelidikan dan
investigasi
204 Independensi dan Mereka memberikan opini atas laporan keuangan
objektivitas /dalam penugasan tentang ancaman
ketidakmampuan harus bebas dari pengaruh,
kepentingan atau hubungan yang dapat mencederai
penilaian professional atau objektivitas/ ada kesan
seperti itu.
Harus ada pengungkapan tertulis atas segala
sesuatu yang dianggap dari sudut pengamat
berakal sehat mencederai independensi dan
objektivitas.
205 Pernyataan palsu atau Tidak dikaitkan meskipun bila berpendapat
menyesatkan disclaimer diberikan.
Meliputi surat-menyurat, laporan, respresentasi,
pernyataan, laporan keuangan, baiklisan maupun
tertulis.
Meliputi penghilangan, salah saji material, dan
ketidakpatuhan.
206 Kepatuhan dengan Dengan prinsip akuntansi berterima umum dan
Standar Profesional standard auditing berterima umum yang diterapkan
oleh buku pedoman CICA.
207 Tidak ada imbalan Dari klien atau atasan
yang tidak diotorisasi
208 Memelihara Tidak ada pengungkapan kecuali seizing dan
kerahasiaan informasi sepengetahuan klien, atau kalau diwajibkan oleh
tentang urusan klien otoritas penegak hukum, pengadilan, atau Komite
Kode Etik Profesional.
Tidak boleh menyalahgunakan untuk keuntungan
pribadi, keuntungan pihak ketiga atau merygikan
klien.
Tanggung jawab untuk agen subkontraktor.
209 Konflik kepentingan Bertanggung jawab untuk mencegah sebelum
menerima pengikatan tugas.
Tidak boleh ada tugas yang mengandung konflik
kepentingan pribadi
210 Kewajiban melaporkan Tentang aturan etika
pelanggaran anggota Tentang setiap informasi yang menimbulkan
mahasiswa, pelamar atau keraguan menyangkut kompetensi, reputasi, atau
firma integritas
Kecualai ada pengecualian atau akan melanggar
kewajiban status, dan sebagainya.
211 Menangani dana trust Sesuai dengan peraturan trust
dan kekayaan lain Pemisahan pencatatan
212 Tidak boleh ada Asosiasi orang-orang, nama atau jasa-jasa
kegiatan yang melanggar
hukum
213 Penawaran fee Hanya yang diminta oleh klien dan setelah
memperoleh informasi yang memadai tentang
penugasan
214 fee kontijen Tidak diizinkan, kecuali untuk perikatan insolvency,
atau dalam kondisi yang sangat spesifik.
215 Tidak ada fee rujukan Tidak diperbolehkan, kecuali dalam penjualan
atau kompensasi /pembelian spesifik praktik akuntansi.
216 Pembatasan Advertensi tidak boleh bohong atau menyesatkan,
advertensi mengandung selera rendah.
Tidak boleh memburu klien.
Dukungan dimungkinkan dalam kondisi ketat.
217 Penahanan dokumen Untuk periode waktu yang masuk akal
dan kertas kerja
Hubungan dengan anggota
atau firma sejawat dan
perikatan dengan non
anggota dalam akuntansi
publik
302 Penerimaan Tidak dibolehkan tanpa menanyakan auditor
penugasan bila ada auditor sebelumnya.
penanggung jawab Diperlukan respons dari auditor sebelumnya.
sebelumnya
303 Kerja sama dengan Diperlukan jika ada permintaan tertulis.
penganti
304 Penugasan bersama Melaksanakan kerja sama dan beberapa kewajiban.
Harus menasehati akuntan lain tentang
kegiatannya.
305 Komunikasi penugasan Harus berkomunikasi dengan auditor sebelumnya,
khusus dengan auditor kecuali klien telah membuat permintaan tertulis
sebelumnya sebelum perikatan dimulai.
306 Tanggung jawab dalam Tidak boleh ada tindakan yang mencemarkan posisi
penugasan khusus akuntan lainnya.
Tidak boleh ada jasa melebihi perjanjian rujukan
awal, kecuali ada kesepakatan.
Organisasi dan perilaku
seorang praktisi
professional
401 Nama kantor Selera yang baik, disetujui oleh institusi, tidak
menyesatkan/ memuji diri.
404 Tanggung jawab yang Akuntan publik harus menggunakan “Publik
membawa corak mode Accountans”
tertentu, operasi kantor Kantor harus dibawah anggungjawab seorang yang
berlisensi akuntan publik umumnya.
Kantor tidak boleh beroperasi paruh waktu
Tidak bisa mengunakan “Chartered Accountans”
jika seorang no-CA mempunyai suatu kepentingan
kekayaan.
405 Asosiasi dengan firma- Hanya jika paling sedikit satu pasrtener adalah
firma seorang Chartered Accountans
406 Tanggung jawab untuk Akuntan publik bertanggung jawab atas kegagalan
non-anggota non-anggota dalam mematuhi Kode-Etik
407 Bisnis dan praktik Kode etik diterapkan
terkait
408 Asosiasi dengan non- Hanya jika memlihara reputasi profesi yang baik
anggota dalam praktik dan mematuhi kode etik
umum
409 Kantor perwakilan Tidak dijalankan jika seorang anggota hanya
diwakili oleh seorang bukan anggota/firma dsb.
410 Praktik akuntan publik Dilarang, kecuali dalam kondisi khusus-merujuk
berbentuk Perseroan pada kode etik terkini.
Aturan yang berlaku bagi
firma
501 Pendirian, Harus memiliki yang dipandang perlu menurut
pemeliharaan Aturan Kode Etik
502 dan penegakan Dan segala sesuatu yang diperlukan untuk
kebijakan dan prosedur mematuhi kompetensi dank ode perilaku anggota
firma
503 Asosiasi dengan firma Hanya jika paling sedikit satu partner dari firma lain
adalah Chartered Accountant.
Penilaian
Kerangka dasar Kode Etik IFAC sebagaimana dilukiskan pada gambar di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Ciri yang membedakan profesi akuntan yaitu kesadaran bahwa kewajiban
akuntan adalah untuk melayani kepentingan publik.
2. Pengertian “publik” bagi akuntan terdiri atas klien, manajemen (atasan),
kreditur, investor, pemerintah, karyawan, masyarakat bisnis dan keuangan,
media massa, para pemerhati bisnis dan ekonomi, para aktivis, dan
sebagainya.
3. Tujuan (objective) dari profesi akuntan adalah memenuhi harapan
profesionalisme, kinerja, dan kepentingan publik.
4. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan empat kebutuhan dasar, yaitu
kredibilitas, profesionalisme, kualitas jasa tertinggi, dan kerahasiaan.
5. Keseluruhan hal tersebut hanya dapat dicapai bila profesi akuntan dilandasi
oleh prinsip-prinsip perilaku fundamental, yaitu: integritas, objektivitas,
kompetensi professional dan kehati-hatian, kerahasiaan, perilaku profesional,
dan standar teknis.
6. Namun, prinsip-prinsip fundamental pada butir lima hanya dapat diterapkan jika
akuntan mempunyai sikap independen, baik independen dalam pikiran maupun
dalam penampilan.
Prinsip-prinsip Fundamental Etika
a. Integritas (integrity). Seorang akuntan professional harus bertindak tegas dan
jujur dalam semua hubungan bisnis dan profesionalnya.
b. Objektivitas (objectivity). Seorang akuntan profesional seharusnya tidak boleh
membiarkan terjadinya bias, konflik kepentingan, atau di bawah pengaruh
orang lain sehingga mengesampingkan pertimbangan bisnis dan profesional.
c. Kompetensi profesional dan kehati-hatian. Seorang akuntan profesional
mempunyai kewajiban untuk memelihara pengetahuan dan keterampilan
profesional secara berkelanjutan pada tingkat yang diperlukan untuk menjamin
seorang klien atau atasan menerima jasa profesional yang kompeten yang
didasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik terkini.
d. Kerahasiaan (confidentiality). Seorang akuntan profesional harus menghormati
kerahasiaan informasi yang diperolehnya sebagai hasil dari hubungan
profesional dan bisnis serta tidak boleh mengungkapkan informasi apapun
kepada pihak ketiga tanpa izin yang benar dan spesifik, kecuali terdapat
kewajiban hukum atau terdapat hak profesional untuk mengungkapkannya.
e. Perilaku profesional. Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum
dan perundang-undangan yang relevan dan harus menghindari tindakan yang
dapat mendiskreditkan profesi.
Independensi
Independensi dalam pikiran, adalah suatu keadaan pikiran yang memungkinkan
pengungkapan suatu kesimpulan tanpa terkena pengaruh yang dapat
mengompromikan penilaian profesional, memungkinkan seorang individu
bertindak berdasarkan integritas, serta menerapkan objektivitas dan skeptisme
profesional.
Independensi dalam penampilan, adalah penghindaran fakta dan kondisi yang
sedemikian signifikan sehingga pihak ketiga yang paham dan berpikir rasional,
dengan memiliki pengetahuan akan semua informasi yang relevan, termasuk
pencegahan yang diterapkan, akan tetap dapat menarik kesimpulan bahwa
skeptisme profesional, objektivitas, dan integritas angota firma atau tim
penjaminan telah dikompromikan.
Ancaman Independensi Akuntan Publik
a. Kepentingan diri (self-interest)
Kepentingan diri adalah wujud sifat yang lebih mengutamakan kepentingan
pribadi atau keluarga dibandingkan dengan kepentingan publik yang lebih luas.
Contoh ancaman kepentingan diri untuk akuntan publik, antara lain:
Kepentingan keuangan dalam perusahaan klien, atau kepentingan
keuangan bersama pada suatu perusahaan klien.
Ketergantungan yang tidak wajar pada total fee dari suatu klien.
Memiliki hubungan bisnis yang erat dengan klien.
Kekhawatiran berlebihan bila kehilangan suatu klien.
Potensi akan dipekerjakan oleh suatu klien.
b. Review diri (self-review)
Ancaman ini timbul jika pertimbangan sebelumnya dievaluasi ulang oleh
akuntan profesional yang sama dan yang telah melakukan penilaian
sebelumnya tersebut. Contoh ancaman Review Diri untuk akuntan publik antara
lain:
Temuan kesalahan material saat dilakukan evaluasi ulang.
Pelaporan operasi sistem keuangan setelah terlibat dalam perancangan
dan implementasi sistem tersebut.
Terlibat dalam pemberian jasa pencatatan akuntansi sebelum perikatan
penjaminan.
Menjadi anggota tim penjaminan setelah baru saja menjadi karyawan
pejabat di perusahaan klien yang memiliki pengaruh langsung berkaitan
dengan perikatan penjaminan tersebut.
Memberikan jasa kepada klien yang berpengaruh langsung pada materi
perikatan penjaminan tersebut.
c. Advokasi (advocacy)
Ancaman advokasi dapat timbul bila akuntan profesional mendukung suatu
posisi atau pendapat sampai titi di mana objektivitas dapat dikompromikan.
Contoh ancaman advokasi untuk akuntan publik, yaitu:
Memmpromosikan saham perusahaan publik dari klien, di mana
perusahaan tersebut merupakan klien audit.
Bertindak sebagai pengacara (penasihat hokum) untuk klien penjaminan
dalam suatu litigasi atau perkara perselisihan dengan pihak ketiga.
d. Kekerabatan (familiarity)
Ancaman kekerabatan timbul dari kedekatan hubungan sehingga akuntan
profesional menjadi terlalu bersimpati terhadap kepentingan orang lain yang
mempunyai hubungan dekat dengan akuntan tersebut. contoh ancaman
kekerabatan untuk akuntan publik, yaitu:
Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang
direktur atau pejabat perusahaan klien.
Anggota tim mepunyai hubungan keluarga dekat dengan seoran
karyawan klien yang memiliki jabatan yang berpengaruh langsung dan
signifikan terhadap pokok dari penugasan.
Mantan rekan (partner) dari kantor akuntan yang menjadi direktur atau
pejabat klien atau karyawan pada posisi yang berpengaruh atas pokok
suatu penugasan.
Meneriman hadiah atau perlakuan istimewa dari klien, kecuali nilainya
tidak signifikan.
e. Intimidasi (intimidation)
Ancaman intimidasi dapat timbul kika akuntan professional dihalangi untuk
bertindak objektif, baik secara nyata maupun dipersepsikan. Contoh ancaman
intimidasi y=untuk akuntan publik, antara lain:
Diancam dipecat atau diganti hubungannya dengan penugasan pada
klien.
Diancam dengan tuntutan hokum.
Ditekan secara tidak wajar untuk mengurangi ruang lingkup pekerjaan
dengan maksud untuk mengurangi fee.
Pengamanan terhadap Ancaman
Ada dua kategori pokok pengamanan terhadap Ancaman Independensi, yaitu :
a. Pengamanan melalui profesi , legislasi atau regulasi.
b. Pengamanan lingkungan kerja
Berikut ini merupakan hal-hal yang termasuk dalam pengamanan melalui profesi,
legislasi, dan regulasi, namun tidak terbatas pada :
Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
Persyaratan pengembangan profesi berkelanjutan.
Peraturan tata kelola korporasi
Standar-standar profesional
Prosedur pemantauan dan pendisiplinan profesi atau peraturan
Review eksternal oleh pihak ketiga yang berwewenang atas laporan,
pemberitahuan, komunikasi, dan informasi yang dihasilkan oleh akuntan
profesional.
Pengamanan lingkungan di tempat kerja bisa sangat bervariasi dan sangat luas,
bergantung pada keadaan di tempat kerja tersebut. Beberapa contoh pengamanan
untuk akuntan publik, antara lain, namun tidak terbatas pada :
a. Pengamanan di kantor firma dalam arti luas :
Dukungan kepemimpinan (pemimpin yang taat pada prinsip dan selalu
mengedepankan kepentingan umum)
Sistem dan prosedur kendali mutu.
Dokumentasi kebijakan yang berhubungan dengan ancaman.
Dokumentasi kebijakan independensi
Dokumentasi kebijakan tentang prinsip-prinsip etika.
Penggunaan rekan dan tim terpisah untuk penugasan penjaminan dan
nonpenjaminan.
Memberitahu semua rekan dan staf tentang klien – klien penjaminan di
mana diperlukan independensi
Komunikasi tepat waktu kepada semua rekan dan staf tentang berbagai
kebijakan dan prosedur, termasuk perubahannya.
Kebijakan dan prosedur pemantauan, dan jika diperlukan mengelola
ketergantungan pendapatan dari satu klien tertentu.
Penunjukan anggota senior untuk mengawasi keefektifan berjalannya
sistem kendali mutu.
Mekanisme disiplin untuk mendukung kepatuhan terhadap kebijakan
dan prosedur.
Memublikasikan berbagai kebijakan dan prosedur untuk mendorong
komunikasi anatar staf dengan staf senior tentang isu-isu yang
berkaitan dengan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip etika.
b. Pengamanan perikatan khusus di lingkungan kerja :
Melibatkan tambahan seorang akuntan profesional untuk meninjau
pekerjaan yang dilakukan atau memberi nasihat yang diperlukan.
Konsultasi dengan pihak ketiga yang independen, seperti komite
direktur independen, badan pengatur atau akuntan profesional lain.
Diskusikan masalah etika dengan pejabat klien yang berwenang tentang
masalah tata kelola
Mengungkapkan kepada pejabat klien yang bertanggung jawab atas
tata kelola tentang sifat jasa dan fee yang dikenakan.
Melibatkan firma lain untuk melaksanakan atau melaksanakan kembali
bagian dari penugasan.
Rotasi staf senior dari tim penugasan penjaminan.
c. Pengamanan di dalam sistem dan prosedur klien :
Penunjukan firma diratifikasi oleh pihak selain manajemen.
Klien memiliki karyawan yang kompeten
Klien memiliki prosedur internal untuk menjamin objektivitas penugasan
nonpenjaminan
Klien memiliki tata kelola korporasi yang dapat memberikan
pengawasan dan komunikasi yang memadai terkait dengan jasa-jasa
firma.
BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelasan materi yang sudah dibahas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Seorang akuntan harus memegang teguh pada prinsip akuntan yang profesional
karena jika dilanggarnya prinsip tersebut, maka seorang akuntan tidak bisa disebut
tenaga ahli yang profesional, karena mempermainkan keadilan dan kejujuran. Sejalan
dengan perkembangan ekonomi global dan dalam rangka mengantisipasi keberadaan
profesi akuntan bertaraf internasional, maka dalam waktu yang tidak begitu lama,
organisasi IAI telah sepakat untuk mengadopsi standar audit, akuntansi, dan kode etik
internasional yang dikeluarkan oleh IFAC. Kerangka dasar kode etik IFAC, diantaranya
yaitu sebagai berikut: melayani kepentingan publik, memenuhi harapan
profesionalisme, kinerja, dan kepentingan publik. Selain itu juga diperlukan empat
kebutuhan dasar, yaitu: kredibilitas, profesionalisme, kualitas jasa tertinggi, dan
kerahasiaan.
Selain itu, seorang akuntan juga harus bertanggung jawab akan laporan yang
dibuat. Integritas yang tinggi harus dijunjung karena dengan adanya prinsip tersebut
seorang akuntan tidak mudah diajak bekerjasama untuk merugikan masyarakat dan
hanya mementingkan keperluan perusahaan karena hal tersebut menyangkut nama
baiknya. Prinsip objektivitas perlu diberlakukan oleh seorang akuntan dalam
menjunjung tinggi keadilan secara intelektual, jujur, dan tidak memihak serta harus
fokus dengan apa yang ia kerjakan sebagai kewajibannya yang harus dipertanggung
jawabkan.
REFERENSI
Agoes, Sukrisno dan Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Edisi Revisi.
Jakarta: Salemba Empat.