Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PSIKOLOGI BELAJAR DAN HAKIKAT BELAJAR

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Belajar

Dosen pengampu :Heri Gunawan, M.Pd

Disusun :

Miftah Farid (02.1021)


Muh. Fardan (02.1012)
Muh. Shiddiq (02.1026)
Suranto (02.1066)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ISLAM MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA (IIM)

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh individu
secara sadar untuk mencapai perubahan pada dirinya, perubahan tersebut
berupa perubahan tingkah laku, penambahan pengetahuan, dan perubahan-
perubahan lainnya yang bersifat positif dan dapat dimanfaatkan oleh individu
pelaku belajar.
Belajar pada hakekatnya merupakan proses kegiatan secara
berkelanjutan dalam rangka perubahan perilaku peserta didik secara
konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, dan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara (Hanafiah & Suhana, 2010:20).
Namun didalam proses pendidikan banyak sekali faktor yang
mempengaruhi peserta didik baik dari dalam maupun dari luar , sehingga
pendidik dituntut untuk bisa memahami dan mengerti hal-hal yang
mempengaruhinya.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas maka ada beberapa pernasalahan yang muncul yaitu:
1. Apa yang dimaksud psikologi belajar dan hakikat belajar?
2. Bagaimana peran psikologi belajar dalam pembelajaran?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Belajar


1. Pengertian Psikologi Belajar
Psikologi belajar terdiri dari dua kalimat, yaitu psikologi dan
belajar.Kedua kata ini masing-masing memiliki pengertian yang berbeda.
Menurut bahasa Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata psyhe =
jiwa, logos = ilmu. Menurut Branca dalam bukunya psychology the
science of behavior, psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku.Jadi,
psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejela-gejala jiwa
yang timbul dari tingkah laku manusia tersebut.Jiwa merupakan sesuatu
yang bersifat abstrak (tidak terlihat). Untuk mempelajari tentang jiwa yang
bersifat abstrak yaitu dengan cara melihat gejala-gejala yang timbul dari
perbuatan atau tingkah laku. Oleh karena itu psikologi dapat dikatakan
sebagai disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri yaitu jiwa.
Jadi maksud dari psikologi belajar adalah sebuah disiplin ilmu yang
mempelajari tentang masalah-masalah dalam belajar serta teori-teori
psikologi mengenai belajar, terutama bagaimana cara belajar atau
melakukan pembelajaran.
2. Tujuan Psikologi Belajar
Adapun tujuan dari psikologi belajar adalah meneliti dan menelaah
tentang belajar dan permasalahannya.Hal ini digunakan untuk
memperbaiki permasalahan murid dalam bidang belajar.psikologi belajar
bertujuan memberikan wawasan kepada guru mengenai karakter muridnya
serta bagaimana cara muridnya belajar. hal ini penting karena untuk
kebaikan dan memberikan manfaat dalam pembelajaran.

Selanjutnya psikologi belajar juga bertujuan memberikan solusi atau


perbaikan atas masalah yang di hadapi murid dalam belajar, sehingga
murid tidak kesulitan dalam menerima transfer ilmu dari guru dan
melakukan pembelajaran dengan menyenangkan

B. Hakikat belajar
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan, dan sikap. Usaha untuk mencapai kepandaian atau
ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, mendapatkan
ilmu ataukepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan
belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan
memiliki tentang sesuatu. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah
kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok. Hal ini berarti
bahwa keberhasilan atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung
pada proses belajar yang dilakukan siswa sebagai anak didik.
Slameto (2003:13) menyatakan “belajar merupakan suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”. Untuk mendapatkan sesuatu seseorang harus
melakukan usaha agar apa yang di inginkan dapat tercapai. Usaha tersebut
dapat berupa kerja mandiri maupun kelompok dalam suatu interaksi.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar berhubungan dengan
perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
Pada hakekatnya belajar adalah merupakan proses kogitif yang mendapat
dukungan dan fungsi ranah psikomorik (mendengar, melihat, mengucapkan)
apapun jenis dan manifestasi belajar dapat dipastikan selalu melibatkan fungsi
ranah akal yang intensitas penggunaannya berbeda antara satu peristiwa
belajar dengan peristiwa belajar lainnya.

1. Ciri-Ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa
perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar menurut
Djamarah (2002:15-16) sebagai berikut :
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau
sekurangkurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri indiviu
berlangsung terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan selalu bertambah dan tertuju
memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.Makin banyak usah
belajar dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang
diperoleh.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan bersifat sementara yang terjadi hanya untuk beberapa saat
saja seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan sebagainya.
Perubahan terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau
permanen.
e. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku jika seseorang belajar
sesuatu sebagai hasil ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilam, pengetahuan
2. Prinsip-Prinsi Belajar
Ada beberapa prinsipdidalam proses belajar antara lain:
a. Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang
lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif.
b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
c. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan
langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa
akan membuat proses belajar lebih berarti.
e. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung
jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
3. Faktor yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu
dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal ini
meliputi:
 Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Faktor ini ada dua macam yaitu :
 Keadaan jasmani.
Keadaan ini sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang.
Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan dampak
positif terhadap kegiatan belajar.
 Keadaan fungsi fisiologis.
Selama proses belajar berlangsung peran fungsi fisiologis pada
tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar terutama
panca indra.
 Faktor psikologis
Keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses
belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi
proses belajar adalah sebagai berikut:
 Kecerdasan/intelegensi siswa merupakan faktor psikologis yang
paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu
menentukan belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi
seorang individu, semakin besar peluang individu meraih
sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai
kesuksesan belajar.
 Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi sebagai proses di
dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah,
dan menjaga perilaku setiap saat.
 Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
 Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relative tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya.
 Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu
komponen yang diperlukan dalam proses belajar. Apabila bakat
seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya,
maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga
kemungkinan besar akan berhasil.
b. Faktor Eksternal
1.. Lingkungan social
 Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
 Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa.
 Lingkungan sosial keluarga, hubungan antara anggota keluarga,
orang tua, anak, kakak yang harmonis akan membantu siwa
melakukan aktivitas belajar dengan baik.
2. Lingkungan non social
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah :
 Lingkungan alamiah, kondisi udara yang segar dan suasana
yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah merupakan faktor
yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Bila kondisi
lingkungan alam tidak mendukung proses belajar siswa akan
terhambat.
 Faktor instrumental, perangkat belajar yang dapat digolongkan
2 macam yaitu : Pertama, hardware seperti gedung sekolah,
alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga. Kedua,
software seperi kurikulum sekolah, peraturan-peraturan,buku
panduan,silabi dan sebagainya.
 Faktor materi pelajaran, faktor yang hendak disesuaikan dengan
usai perkembangan siswa dengan metode mengajar guru
disesuaikan dengan kondisi siswa.
3. Tahap -Tahap Perkembangan Nilai Moral
Upaya pengembangan pembelajaran yang berorientasi pada
pendidikan nilai (afektif) pada dasarnya perlu mempertimbangkan
tahap perkembangan nilai moral seseorang dapat di bedakan menjadi
empat, yaitu :
 Usia 0-3 tahun (pra-moral). Pada fase ini anak tidak
mempunyai bekal pengertian tentang baik dan buruk tingkah
lakunya.
 Usia 3-6 (tahap egosentris). Pada fase ini anak hanya
mempunyai pikiran yang samara-samar dan umum tentang
aturan-aturan ia sering mengubah aturan untuk memuaskan
kebutuhan pribadi.
 Usia 7-12 tahun (tahap heteronom). Pada fase ini ditandai
dengan suatu paksaan.
 Usia 12 tahun dan seterusnya (tahap otonom). Pada fase ini
seseorang mulai mengerti nilai-nilai dan muali memakainya
dengan cara sendiri. Moralitasnya ditandai dengan kooperatif,
bukan paksaan, interaksi dengan teman sebaya, diskusi, factor
utama dalam tahap ini adalah menghormati orang lain.

C. Peranan Psikogi Dalam Pembelajaran


Psikologi pembelajaran merupakan referensi porting yang dapat
membantu para guru (pendidik) untuk mengatasi masalah yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dapat dikatakan
bahwa inti permasalahan psikiologis terletak pada anak didiknya. Bukan
berarti mengabaikan persoalan psikologi seorang pendidik, namun
bukankah seorang pendidik telah melalui proses pendidikan dan
kematangan psikologis sebagai suatu kebutuhan dalam mengajar? Sehingga
masalah psikologi pembelajaran lebih ditekankan pada anak didiknya.
Seperti yang dikatakan Muhibbin Syah (2003) bahwa "Di antara
pengetahuan - pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah
pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar
mengajar peserta didik."Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan
merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni
kompetensi pedagogik.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta
didiknya, tentunya dituntut memahami berbagai aspek perilaku dirinya
ataupun perilaku orang-orang yang terkait orang-orang yang terakhir
dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya,
sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada
gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah.
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui
pertimbangan - pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat:
a. Memahami peserta didik sebagai pelajar, meliputi perkembangannya,
tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman,
kepribadian, dan lain-lain.
Dengan memahami psikologi pembelajaran diharapkan dapat
memudahkan guru dalam mengantarkan anak didik menjadi siswa yang
baik dan berkualitas, baik dari segi sikap, watak (tabiat) maupun yang
berhubungan dengan prestasi akademiknya.
b. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat
Dengan memahami psikologi pembelajaran yang matang diharapkan
seorang pendidik akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk
perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang
taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori
perkembangan individu.
c. Memberikan bimbingan dan konseling
Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga
diharapkan dapat membimbing para siswanya.Dengan memahami
psikologi pembelajaran, tentunya diharapkan guru dapat
memberikan.bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses
hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
Seandainya peserta didik memiliki suatu masalah, baik pribadi maupun
yang berhubungan dengan pelajaran, mereka bisa berbagi dengan
gurunya.Dan sebagai guru sudah menjadi kewajibannya untuk
memberikan jalan keluar terhadap permasalahan yang dialami anak
didiknya.
d. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai
Dengan memahami psikologi pembelajaran yang memadai diharapkan
guru menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan
sesuai bagi anak didiknya. Di samping itu guru juga harus-mampu
mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar
dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami
siswanya. Jangan sampai guru memberikan perlakuan yang sama pada
mereka padahal anak didiknya tidak sama. Oleh karena itulah menjadi
kewajiban guru untuk mendalami pskologi pembelajaran sehingga dapat
mengantarkan anak didiknya menjadi lebih baik.
e. Menciptakan situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif,
edukatif, dan efektif
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang
kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang mapan
memungkinkah untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang
kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman
dan menyenangkan. Tidak bisa dibayangkan bagaimana proses
pembelajaran akan berlangsung jika suasana dalam kelas tidak
mendukung untuk proses belajar mengajar. Menjadi tugas guru untuk
mampu menciptakan iklim belajar yang mendukung. Dan hal ini akan
dapat tercapai jika prinsip psikologi pembelajaran juga diterapkan dalam
pendidikan.
f. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik
Menjadi tugas guru untuk dapat menjembatani apa yang dimiliki peserta
didiknya. Seorang guru harus berusaha untuk mengembangkan segenap
potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat.Selain
itu juga guru harus dapat memotivasi, berupaya memberikan dorongan
kepada siswa untuk melakukan hal tertentu, khususnya perbuatan
belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai,
tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya
sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
g. Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Pemahaman guru tentang psikologi pembelajaran dapat mambantu guru
dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil,
baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian
maupun menentukan hasil-hasil penilaian. Guru tidak akan melakukan
kecurangan, baik pada soal yang diberikan maupun nilai yang dihasilkan.
Guru dapat berlaku lebih adil kepada anak didiknya. Jika mereka
mendapatkan nilai jelek dan tidak memenuhi standar kelulusan maka
guru akan memberikan data sesuai dengan keadaannya.
h. Berinteraksi baik dengan anak didiknya sehingga memudahkan
penerapan pengetahuan, pendekatan dan komunikasi kepada mereka
Pemahaman guru tentang psikologi pembelajaran memungkinkan untuk
terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan
menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya. Guru tahu
bagaimana harus bersikap di hadapan anak-anak, bagaimana harus
bertindak menghadapi peserta didiknya yang heterogen baik dari
sifatnya, Tatar belakang, maupun kecerdasannya.
i. Membantu peserta didik yang ng mengalami kesulitan belajar dan
memudahkan penerapan pengetahuan, pendekatan dan komunikasi
kepada anak didik.
Guru yang memaharni psikologi pembelajaran tentu juga akan
memerhatikan anak didiknya yang mengalami kesulitan dalam belajar. la
tidak hanya mengajari anak didik yang cepat tanggap dalam pelajaran.
Anak-anak yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran pun tak
pernah lupus dari perhatiannya.Mereka dibimbing untuk mampu keluar
dari kesulitan belajar yang dialaminya sehingga berhasil mendapatkan
ilmu pengetahuan sebagaimana anak-anak pada umumnya.
j. Memahami dan mengembangkan kepribadian dan profesi guru Psikologi
pendidikan dan pembelajaran sangat erat kaitannya dengan kepribadian
seseorang. Oleh karena itu, guru (pendidik) yang menguasai Ilinu
psikologi tentang pendidikan dan pengajaran akan mengembangkan
profesinya sebagai guru. Mereka akan meningkatkan kompetensinya
sehingga benar-benar menjadi guru yang profesional.
BAB III

KESIMPULAN

Pendidikan merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas


sumber daya manusia.Mengingat demikian pentingnya pendidikan, maka
pendidik dituntut untuk bisa memahami psikologi belajar dan hakikat
belajar.sehingga tujuan yang diharapkan dari diselenggarakannya pendidikan
dapat tercapai secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Sumarwiyah, - dan Ratnasari, Yuni (2013) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif


Tipe Bamboo Dancing Dan Pelayanan Konseling Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Sains (Penelitian Tindakan Kelas Di Sekolah Dasar Negeri Gugus Melati
Pati) http://eprints.umk.ac.id/1794/.html

http://pgsdberbagi.blogspot.co.id/2014/01/psikologi-pendidikan-hakekat-
belajar.html

https://alamjhie.wordpress.com/2011/11/19/makalah-hakekat-belajar-dan-
pembelajaran/.html

Anda mungkin juga menyukai