DISUSUN OLEH :
Kelas/BP : 1C/1920086
Kelompok :2
3. Shinta Wulandari
Melysa Putri,M.Si
2020
TITRASI ASAM BASA
1. TUJUAN
1.1. Melatih kemampuan memipet, menitrasi, dan menggunakan
indikator phenolftaein.
1.2. Menstandarisasi larutan natrium hidroksida dengan asam oksalat.
1.3. Menentukan konsentrasi molar dan persen massa asam asetat
dalam larutan cuka.
1.4. Belajar menggunakan hukum stoikiometri pada titrasi asam basa,
2. TEORI DASAR
Titrasi adalah salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan
dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang di ketahui
konsentrasinya dengan tepat. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan
pada reaksi netraisasi asam basa. Pada titrasi asam kuat dan basa kuat
dalam air akan terurai dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan
ion hidroksida selama titrasi berlangsung dihitung dari jumlah asam atau
basa yang ditambahkan. Pada titik ekuivalen dari titrasi ini, pH larutan
pada temperatur kamar sama dengan pH air, yaitu sama dengan 7. Pada
titik akhir titrasi, satu tetes indikator sudah cukup untuk menyebabkan
perubahan warna. Percobaan ini dimulai dengan mengencerkan larutan
NaOH 6M menjadi 0,3 M. Larutan NaOH 0.3 M perlu distandarisasi
dengan menggunakan larutan asam oksalat (H2C2O4). Reaksi yang terjadi
pada saat titrasi standarisasi adalah sebagai berikut :
H2C2O4 + 2 NaOH (COONa)2 + 2 H2O
NaOH = bening
Asam oksalat = bening
Asam oksalat + indakor PP = bening
Asam asetat + indikator PP + NaOH = pink seulas
a. Standarisasi NaOH dengan oksalat.
5.2. Perhitungan
gram 1000
Noksalat = x
BE V
1.0004 gram 1000
= x
63 gr /molek 100 ml
= 0.1588 N
VNaOH x NNaOH = Voksalat x Noksalat
16.00 ml x NNaOH = 10 ml x 0.1588 N
10 ml x 0.1588 N
NNaOH = 16.00 ml
NNaOH = 0.0992 N
2916.48
= x 100 %
10000
= 29.1 %
5.3. Reaksi
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
2NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2H2O
H2O + CH3COOH H3O + CH3COO-
6. PEMBAHASAN
Dari praktikum yang kami lakukan kami mendapatkan hasil
pengamatan titrasi asam basa. Pada percobaan pertama larutan yang kami
gunakan ada NaOH dan Phenolftalein sebagai indikatornya. Volume rata-
rata standarisasi NaOH dengan oksalat yang dihasilkan pada percobaan
pertama adalah 16.00 ml sedangkan pada percobaan ke dua , penentuan
konsentrasi asam asetat dalam cuka didapatkan volume rata-rata
terpakainya 49.1 ml. Cara menentukan titrasi asam basa yaitu sampai
membentuk atau berubahnya warna larutan sampai pink seulas.
7. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
- Praktikan sudah bisa memipet, menitrasi, dan menggunakan
indikator phenolftalein.
- Praktikan sudah bisa menstandarisasi larutan natrium hidroksida
dengan asam osalat.
- Praktikan sudah bisa menentukan konsentrasi molar dan persen
masa asam asetat dalam cuka dengan rumus :
mol zat terlarut
M= dan
volume larutan( L)
% asam asetat = VNaOH x NNaOH x BEAsetat x FP x 100 %
Vsampel x 1000
- Praktikan sudah belajar hukum stoikiometri pada titrasi asam basa
7.2. Saran
- Sebaiknya dalam melakukan percobaan tentang titrasi asam basa
harus dengan ketelitian yang penuh pada saat melihat perubahan
warna yang terjadi saat titik akhir titrasi.
- Menggunkan APD yang lengkap saat praktikum untuk
menghindari kecelakaan kerja yang terjadi.
- Dalam praktikum di harapkan praktikan lebih berhati-hati agar
mengurangi resiko kecelakaan kerja yang terjadi.
8. DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Hazil., Putri, Melysa. 2020. Modul praktikum kimia dasar ll.
Padang: Politeknik ATI Padang.
Yazid, EA., Munir,MM. (2018). Jurnal sains. Potensi atosianin dari
ekstrak bunga rosella sebagai alternatif indikator asam basa. 8(15): 2087-
0725.
Pratama,Yosi. 2013. Pemanfaatan ekstrak daun jati sebagai indikator titrasi
asam bas[skripsi]. Semarang (ID): Universitas Negeri Semarang.