Oleh:
SINTA YUNAWATI
0504.89
2. Reflek Letdown
Bersama dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise
anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang
dilanjutkan ke hipofise posterior ( neurohipofise ) yang
kemudian dikeluarkan oksitosin.
Melalui aliran darah, hormone ini diangkat menuju uterus
yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi
involusi dari organ tersebut. Kontraksi dari sel akan memeras air
susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke system
duktus dan selanjutnya menbalir melalui duktus lactiferus masuk
ke mulut bayi.
Faktor - faktor yang meningkatkan let down adalah :
- Melihat bayi
- Mendengarkan suara bayi
- Mencium bayi
- Memikirkan untuk menyusui bayi
Faktor - faktor yang menghambat reflek let down adalah stress,
seperti:
- Keadaan bingung / pikiran kacau
- Takut
- Cemas
c. Pemeliharaan Pengeluaran Air Susu
Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan
mengatur kadar prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormone -
hormone ini sangat perlu untuk pengeluaran permulaan dan
pemeliharaan penyediaan air susu selama menyusui. Bila susu tidak
dikeluarkan akan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah
kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui.
Berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi misalnya kekuatan
isapan yang kurang, frekuensi isapan yang kurang dan singkatnya
waktu menyusui ini berarti pelepasan prolaktin yang cukup untuk
mempertahankan pengeluaran air susu mulai sejak minggu pertama
kelahiran.
4. Mekanisme Menyusui.
a. Reflek mencari ( Rooting Reflex }
Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekeliling
mulut merupakan rangsangan yang menimbulkan reflek mencari pada
bayi. Ini menyebabkan kepala bayi berputar menuju putting susu
yang menempel tadi diikuti dengan membuka mulut dan kemudian
putting susu ditarik masuk ke dalam mulut.
B. Manajemen Laktasi
Semua keunggulan yang terkandung pada ASI perlu ditunjang oleh cara
pemberian yang benar.
1. Persiapan menyusui
Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan ha( yang
pentin-, sebab den-an persiapan yang lebih baik maka ibu lebih siap untuk
menyusui bayinya. Bimbingan persiapan menyusui ( BPM ), terdiri atas :
a. Penyuluhan ( audio visual ) tentang :
- Keunggulan AS[ dan kerugian susu botol.
- Mantaat rawat gabung.
- Perawatan bayi.
- Keluarga berencana,dll.
b. Dukungan psikologis pada ibu untuk manghadapi
persalinan dan keyakinan dalam keberhasilan menyusui.
c. Pelayanan meliputi pemeriksaan payudara, perawatan
putting susu.
2. Perawatan Psikologis
Langkah - langkah yang harus diambil dalam mempersiapkan ibu secara
kejiwaan untuk menyusui :
- Menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan
menyusui adalah proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil
menjalaninya.
- Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI dan
kerugian susu botol.
- Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang
mempunyai pengalaman menyusui sebelumnya.
- Setiap saat ibu diberi kesempatan untuk bertanya
dan petugas kesehatan harus dapat memperlihatkan kemauanya dalam
membantu ibu sehingga hilang ketakutan untuk bertanya tentang
masalah yang dihadapi.
3. Pemeriksaan Payudara
Tujuan pemeriksaan payudara adalah untuk mengetahui lebih dini
adanya kelainan, sehingga diharapkan dapat dikoreksi sebelum
persalinan, dimulai dari inspeksi dan palpasi, serta dimulai pada
kunjungan pertama.
a. Inspeksi Payudara
1. Payudara
- ukuran dan bentuk
Tidak berpengaruh pada produksi ASI. Perlu diperhatikan
bila ada kelainan, seperti pembesaran masa, gerakan yang
tidak simetris pada perubahan posisi.
- Kontur / Permukaan
Permukaan yang tidak rata, adanya depresi, elevasi, retraksi
atau luka pada kulit payudara harus dipikirkan kearah tumor.
Saluran limfe yang tersumbat dapat menyebabkan kulit
membengkak, dan seperti kulit jeruk.
- Warna Kulit
Pada umumnya warna kulit sama dengan warna kulit perut
atau punggung, yang perlu diperhatikan adalah adanya warna
kemerahan tanda radang, penyakit kulit atau bahkan
keganasan.
2. Kalang Payudara
- Ukuran dan Bentuk
Umumnya akan meluas pada saat pubertas dan selama
kehamilan serta bersifat simetris.
- Permukaan
Dapat licin atau berkerut, bila ada sisik putih perlu dipikirkan
tentang kebersihannya yang kurang.
- Warna
Pigmentasi yang meningkat pada saat kehamilan
menyebabkan warna lebih gelap.
b. Palpasi Payudara
- Konsistensi.
Konsistensi payudara dari waktu ke waktu berbeda karena
pengaruh hormonal.
- Masa
Tujuannya untuk mencari masa secara jelas letak dan ciri-ciri
masa yang teraba, dan harus dievaluasi dengan baik. Pemeriksaan
ini sebaiknya diperluas sampai ke arah ketiak.
- Putting Susu
Pemeriksaan putting susu merupakan hal yang terpenting dalam
mempersiapkan ibu untuk menyusui.
4. Pemeriksaan Putting susu datar
a) Pengertian
Putting susu datar merupakan salah satu kendala dalam proses
menyusui. Macam-macam kelainan anatomi pada putting susu ada
dua, yaitu putting susu datar (flat nipple) dan putting susu terbenam
(inverted nipple).
Gambar bentuk-bentuk putting susu:
b) Etiologi
o Penyebabnya sampai
saat ini belum diketahui secara pasti, hal ini dapat dikarenakan
terjadinya gangguan pembentukan atau kelainan bawaan seperti
pada true inverted nipple.
o Karena kelainan otot
putting payudara, penanganannya membutuhkan tindakan
pembedahan.
c) Diagnosis
Untuk diagnosis apakah putting susu ada kelainan atau tidak, yaitu
dengan cara menjepit kalang payudara antara ibu jari dan jari telunjuk
di belakang . putting susu. Kalau putting susu menonjol maka putting
tersebut adalah normal, tetapi kalau putting tidak menonjol maka
putting tersebut putting inversi atau datar.
d) Komplikasi .
o Terjadinya putting
susu lecet
o Terjadinya sumbatan
saluran ASl
o Terjadinya
pembengkakan payudara
o Terjadinya mastitis
o Terjadinya abses
payudara
e) Penatalaksanaan
Cara Perawatan putting susu datar
a. Dengan Tekhnik Hoffman
1) Cucilah tangan sebelum melakukan perawatan payudara.
2) Kompres putting susu sampai bagian areola mammae dengan kapas
yang telah dibasahi minyak kelapa selama 2-3 menit. Tahap ini
bertujuan untuk memperlunak kotoran/kerak yang menempel pada
putting susu sehingga mudah untuk dibersihkan.
3) Olesi ibu jari dan jari telunjuk dengan minyak kelapa.
4) Kedua putting susu diputar kearah dalam dan keluar (searah dan
berlawanan jarum jam) sebanyak 30 kali putaran. Tahap ini
bertujuan untuk meningkatkan elastisitas otot putting susu.
5) Letakkan kedua jari telunjuk di sebelah kiri dan kanan putting
susu, kemudian secara perlahan tarik kearah luar menjauhi putting
susu. Lakukan sebanyak 20 kali. Gerakan ini membantu
meregangkan kulit areola mammae dan jaringan dibawahnya.
6) Gerakan tersebut diulangi dengan letak kedua jari telunjuk
dipindahkan kearah atas dan bawah.
7) Pijat kedua areola mammae hingga keluar 1-2 tetes ASI.
8) Kedua putting susu dibersihkan dengan handuk kering dan bersih.
9) Pakailah BH yang bersifat menopang payudara.
Cara penggunaanya:
1) Tempelkan ujung pompa (spuit injeksi) pada payudara,
sehingga putting berada di dalam pompa.
2) Tarik perlahan sehingga terasa ada tahanan dan
dipertahankan selama 30 detik - 1 menit.
3) Bila terasa sakit kendorkan.
4) Prosedur ini diulangi terus hingga beberapa kali dalam
sehari.
I. Pengkajian Data
Tanggal : 20 Januari 2007
Jam : 10.00
Tempat : RB Widyagama Husada
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama ibu : Ny. Desti Wahyuni Nama ayah : Tn. Budiono
Umur : 25 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : D III
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : Rp. 800.000
Alamat : Jl. Sudimoro no. 6 Alamat : Jl. Sudimoro
No. Reg : 0504 8587
2. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Usia menikah : 20 tahun
Lama menikah : 5 tahun
3. Riwayat Haid
o Menarche umur : 13 tahun
o Siklus haid : 2 hari
o Lama haid : 7 hari
o Banyaknya : 2 softex/hari
o Konsistensi : cair
o Keluhan : Disminore (+)
4. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sulit menyusui bayinya karena putting susunya tidak
dapat menonjol.
5. Riwayat kehamilan, persalinan
dan nifas sekarang
o Kehamilan
Trimester I ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya ke bidan
1 x. Ibu mengeluh mual muntah dan pusing. Ibu mendapat obat
(vitamin, Fe dan asam folat).
Trimester II ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya ke
bidan 2 kali. Ibu tidak memiliki keluhan apa-apa dan mendapat
obat (vitamin, Fe dan asam folat)
Trimester III
Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya ke bidan sekali
seminggu. Ibu mengeluh kram pada tungkai kakai. Ibu mendapat
obat (vitamin, Fe dan asam folat).
o Persalinan
Ibu melahirkan bayi pada tanggal 19 Januari 2007 jam 08.00 di
Bidan. Berat badan 3000 gram, PB 50 cm. jenis kelamin
perempuan. As 7-8 plasenta lahir spontan lengkap.
o Nifas
Kondisi ibu baik, keadaan umum baik. BAB dan BAK sudah
lancar. Ibu masih berbaring di tempat tidur. Lochea keluar dengan
normal
6. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular, menurun dan
menahun seperti ,hipertensi, jantung, diabetes, asma.
7. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular, menurun, maupun menahun seperti hipertensi,
jantung, diabetes, asma dan juga di keluarganya tidak memiliki
keturunan kembar.
8. Riwayat KB
Ibu mengatakan selama menikah belum pernah mengikuti KB dan Ibu
dianjurkan mengikuti KB Mal
9. Riwayat Psikososial, budaya dan
spiritual
o Riwayat Psikologis
Ibu merasa cemas dengan kondisinya karena tidak bisa menyusui
bayi dengan baik.
o Riwayat Sosial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik.
o Budaya
Ibu mengatakan di dalam keluarganya selalu mengadakan
selamatan setiap ada anggota baru.
o Spiritual
Ibu taat beribadah dan menjalankan ibadah sesuai dengan
kepercayaannya.
2. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Kepala : Simetris , warna rambut hitam , tidak rontok ,
bersih, tidak ada benjolan.
Muka : Simetris , agak pucat , tidak oedema , tidak ada
Kloasma
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
icterus.
Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
bersih, tidak ada pengeluaran secret
Mulut dan Gigi : Bibir tidak pucat , tidak ada stomatitis , tidak ada
caries gigi , tidak ada pembesaran tonsil dan
getah bening
Telinga : Bersih, simetris , tidak ada pengeluran secret,
tidak ada gangguan pendengaran
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid , kelenjar
limfe, dan tidak ada bendungan vena jugularis.
Dada : Simetris , tidak ada retraksi dada , frekuensi
normal.
Payudara : Simetris , bersih , terjadi penbesaran payudara ,
terjadi Hiperpygmentasi dan hipervaskularisasi
pada areola mammae , putting susu datar
Perut : terdapat strie albican, tidak ada luka bekas
operasi, terdapat pembesaran perut sesuai usia
nifas.
Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varises, terdapat
pengeluaran lochea rubra.
b) Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
bendungan vena jugularis , dan pembesaran
limfe
Perut : TFU 2 jari bawah pusat, UC baik, tidak ada
benjolan abnormal, kandung kemih tidak tegang
dan tidak terasa sakit.
Payudara : Adanya pengeluaran kolostrom, tidak ada
benjolan yang abnormal.
Ekstremitas : Tidak ada oedema, turgor kulit baik.
c) Auskultasi
Dada : Tidak ada ronkhi dan wheezing
Abdomen : Bising usus (-)
d) Perkusi
Abdomen : Meteorismus (-)
Reflek patella : (+) / (+)
V. INTERVENSI
Tanggal : 20 Januari 2007 jam 11.00
Dx : Ny.”D” P1001 Ab000 postpartum hari ke-1 dengan putting susu
datar
Tujuan : - Putting susu yang datar dapat sedikit menonjol
- Ibu dan bayi dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani
- Ibu dapat mengerti dan memahami tentang perawatan
payudara
- Bayi segera mendapat nutrisi dengan baik.
Kriteria Hasil :
o Keadaan
Urnum Baik
o TTV normal
o Tidak ada
perdarahan
o Tidak terjadi
komplikasi
o Involusi
uterus sesuai hari postpartum
o Laktasi lancar
o Bayi dapat
menyusu sedikit demi sedikit.
.
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada ibu
dan keluarga
R / Ibu dan keluarga lebih kooperatif dalam tindakan dan menambah
pengetahuan ibu dan keluarga.
2. Lakukan pemeriksaan TTV
R / Deteksi dini adanya komplikasi
3. Lakukan obsevasi kontraksi
uterus dan TFU
R/ Kontraksi yang adekuat dapt mempercepat proses involusi uterus
4. Lakukan observasi
pengeluaran pervaginam
R / Deteksi dini adanya kelainan
5. Anjurkan ibu mengkonsumsi
makanan yang bergizi dan banyak minum air putih
R/ Mengkonsumsi makanan yang bergizi membantu meningkatkan
regenerasi jaringan.
6. Ajarkan ibu cara perawatan
payudara khususnya perawatan putting datar
R / Payudara menjadi bersih , lancar, dan putting dapat menonjol.
7. Ajarkan ibu cara menyusui
yang benar
R / Pemberian ASI akan maksimal pada bayi
8. Anjurkan pada ibu untuk
memberi ASI sesering mungkin
R / Bayi terpenuhi nutrisinya.
9. Jelaskan pada ibu akibat dari
menyusui yang tidak benar
R / Menambah pengetahuan ibu
10. Jelaskan pada ibu cara
perawatan putting payudara datar
R / Menambah pengetahuan ibu
11. Anjurkan pada ibu untuk
kompres dingin / hangat sebelum / sesudah menyusui
R/ untuk menouranoi benAak dan nyeri juoa untuk memperlancar
peredaran darah.
12. Jelaskan pada ibu tentang
manfaat ASI
R / Menambah penoetahuan ibu.
13. Anjurkan pada ibu untuk
memberikan ASI eksklusif
R/ Agar nutrisi terpenuhi
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 20 Januari 2007 jam 11.30
Dx : Ny.”D” P1001 Ab000 postpartum hari ke-1 dengan putting susu datar
1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dan menjelaskan hal-
hal yang belum dimengerti sehingga ibu dan keluarga lebih kooperatif
2. Mengukur TTV
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36ºC
TFU : 2 jari bawah pusat
3. Melakukan observasi lochea, banyak, dan warna
Lochea yang keluar adalah lochea rubra, warnanya merah dan banyaknya
2 softex/hari.
4. Melakukan observasi kontraksi uterus dan mengukur TFU.
Memeriksa kontraksi uterus dengan cara meraba uterus yaitu ibu disuruh
tidur terlentang, terlihat kontraksi uterusnya bagus.
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi untuk
mempercepat regenerasi jaringan sehingga luka jaringan maupun proses
involusi berjalan dengan nomal makanan bergizi dan banyak minum air
putih dapat mengembalikan tenaga ibu yang hilang sewaktu mengedan
pada proses persalinan. Contoh makanan yang bergizi yang mengandung
protein, carbohidrat, dan vitamin. Contoh : nasi, sagu, tahu, tempe, sayur-
sayuran, buah-buahan dan minuman segelas susu.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara
khususnya perawatan pada putting susu datar , caranya :
- Ibu mencuci tangan terlebih dahulu.
- Membersihkan putting susu dengan kapas yang telah dibasahi
dengan baby oil.
- Memijat-mijat putting dengan cara menggunakan 2 jari dengan cara
arah berlawanan atau dengan cara memencet putting kemudian
putting diputar-putar. Dilakukan secara bergantian antara putting kiri
dan kanan.
7. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar agar bayi dapat
meminum ASI dengan nyaman dan tidak mudah tersedak.
8. Menganjurkan ibu untuk menyusukan sesering mungkin yaitu 2
jam sekali.
9. Menjelaskan pada ibu akibat cara menyusui yang tidak benar :
1) Putting susu menjadi lecet dan luka
2) ASI tidak mencukupi , produksi ASI semakin berkurang akibat
reflek menghisap yang salah.
3) Bayi menolak menyusun
4) Bayi bingung putting
10. Menganjurkan pada ibu tentang perawatan putting datar ;
1) Bila hanya satu putting yang terkena , maka bayi pertama-tama
disusukan pada putting susu yang normal , karena menyusukan pada
putting yang normal maka sebagian kebutuhan bayi akan terpenuhi
dan juga mengurangi kemungkinan lecetnya putting.
2) Kompres dingin pada putting yang mendatar sebelum menyusui akan
menambah prolaktivitas dari putting.
3) Dengan teknik Hoffmen dan menggunakan Breastshild pada waktu
tidak menyusui akan menambah prolaktifitas.
4) Kalau dengan semua cara tersebut di atas tidak dapat dikoreksi , maka
ASI dikeluarkan dengan tangan / pompa kemudian diberikan dengan
sendok atau pipet.
5) Biarkan bayi menghisap dengan kuat dengan posisi menyusui yang
benar , karena dengan demikian akan memacu peregangan putting
VII. EVALUASI
Tanggal : 20 Januari 2007 jam 12.00
Dx : Ny. “D” P1001 Ab000 postpartum hari ke-1 dengan putting susu
datar
S : Ibu mengatakan baru melahirkan anak ke-1 pada tanggal 19
Januari 2007 jam 08.00 dengan jenis kelamin perempuan di BPS.
O : KU : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36ºC.
A : Sebagian masalah teratasi
P : Lanjutkan rencana tindakan :
- Anjurkan ibu untuk menggunakan putting susu palsu / kop
- Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan putting susu setiap
kali akan mandi
- Menyusukan bayi sesering mungkin pada payudara kanan dan
kiri - Anjurkan pada ibu untuk memeras ASI nya apabila ibu
bekerja di luar rumah.
DAFTAR PUSTAKA