THE INDONESIAN ENERGY & MINING MAGAZINE

DARI REDAKSI

SIUPP:
No. 149/SK/Menpen/SIUPP/1999
Pemimpin Umum:
Herman Afif Kusumo
Wakil Pemimpin Umum:
Juangga Mangasi
Dewan Redaksi:
Dr. Ir. S. Witoro Soelarno
Suyartono
Yusuf
A. Nugraha Juanda
Tino Ardhyanto
Hendra Sinadia
Andre Alis
Sidik Pramono
Pemimpin Perusahaan: cabm
Atep Abdurofiq
Direktur Bisnis & Pengembangan:
Rakhmadi A. Kusumo ATURAN BANDEROL
Direktur Pemberitaan/Penanggung Jawab:
Iwan Qodar Himawan HARGA NIKEL

P
Redaksi:
Egenius Soda emerintah resmi menerbitkan aturan harga jual bijih nikel
Ragil K Wibowo untuk pasar domestik. Harga Patokan Mineral yang
Muflihun Hidayatullah sebelumnya hanya dipakai menghitung royalti, kini wajib
Rahma Sari digunakan sebagai acuan transaksi di lapangan. Dari HPM
Produksi: yang dirilis tiap bulan, pengusaha smelter boleh menawar
Ragil K Wibowo maksimal turun tiga persen.
Iklan & Promosi: Aturan tersebut digulirkan untuk membendung tekanan harga.
Indah Wahyu Wati Sejak pemerintah mempercepat larangan ekspor pada Januari lalu,
Ika Yeyet pasar di dalam negeri mengalami banjir pasokan. Di saat bersamaan,
Wulan Destiningsih kondisi pasar nikel hanya dikuasai oleh segelintir pemain, ada tiga
Sirkulasi & Distribusi: raksasa smelter yang mendominasi. Hal demikian memicu harga nikel
Amiludin, Soleh menjadi terjun bebas, dan penambang tidak memiliki daya tawar di
Keuangan: hadapan pengusaha smelter.
Anna Diana
Senator bidang pertambangan di Senayan, mengendus ada
aroma permainan kartel di balik tekanan harga dan percepatan
Penerbit: larangan ekspor tersebut. Kecurigaan berangkat dari regulasi soal
PT Media Bakti Tambang relaksasi yang tidak konsisten.
Rekening: Ulasan tentang kondisi pasar nikel ini, diuraikan dalam rubrik
a.n PT. Media Bakti Tambang Laporan Utama. Alur cerita dimulai dari gagalnya sederet proyek
Bank Mandiri KCP JKT Mampang Prapatan
smelter yang dibangun oleh para penambang lokal akibat penyetopan
A.C. 070-00-05573055
Alamat Redaksi: keran ekspor.
Graha TAMBANG Selain bicara pasar nikel, edisi kali ini juga mengulas tentang
Jl. Kapten Tendean No. 15 dampak virus Corona terhadap sektor pertambangan.
Jakarta Selatan 12790 Secara teknis operasional, kegiatan menambang memang tidak
Telp.: 021 - 7998823
signifikan terdampak. Operasional tetap bisa berjalan meskipun
Fax.: 021 - 7992616
E-mail: redaksi@tambang.co.id dengan menerapkan berbagai protokol waspada Corona. Laju
iklan@tambang.co.id produksi batu bara di kuartal pertama tahun ini tercatat masih lancar
sirkulasi@tambang.co.id jaya. Tapi, dampak yang paling terasa adalah pada aspek pemasaran,
Website: www.tambang.co.id khususnya pengapalan ke negara-negara yang menerapkan lockdown.
tambang.majalah Semoga musibah pandemi ini segera berlalu, dan kita senantiasa
MajalahTambang diberi kesehatan, serta dijauhkan dari segala macam penyakit.
Selanjutnya, selamat membaca...!

Redaksi menerima artikel dan foto kegiatan

seputar dunia pertambangan dan hal
yang berkaitan, maksimal 5.000 karakter

4 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV


SOLIDARITAS MENGHADAPI
PANDEMI
P
ADA 17 April lalu Majalah TAMBANG me-
nyaksikan penyerahan bantuan dari Asosiasi
Perusahaan Jasa Pertambangan Indonesia
(ASPINDO) kepada Gugus Tugas Percepatan
Penganan Pendemi Covid-19. Dalam kesem-
patan itu Ketua Gugus Tugas yang juga Kepala BNPB,
Letnan Jenderal Doni Monardo mengatakan, nilai
sosial menjadi salah satu kekuatan bangsa ini berjuang
mengatasi pandemi Covid-19. ”Solidaritas seluruh ma-
syarakat Indonesia menjadi sangat penting. Ini modal
sangat penting yang dimiliki bangsa ini dalam meng-
hadapi pandemi Covid-19,” ujar Doni.
Solidaritas bisa dimaknai beragam. Mulai dari
mematuhi anjuran dan perintah pemerintah untuk
tinggal di rumah serta bekerja dari rumah. Menjaga
jarak dan melakukan social distancing serta personal
distancing. Menjalankan pola hidup sehat, seperti men-
cuci tangan dengan sabun, menggunakan masker, dan
jika batuk atau bersin mulut ditutup.
Solidaritas juga diartikan sebagai bersama-sama
pemerintah membantu menangani dan mengobati
pandemi. Apalagi saat ini fasilitas kesehatan banyak
yang kekurangan peralatan dan tenaga untuk merawat.
Maka semua pihak bisa saling membantu.
Untuk hal ini, berbagai cerita keberpihakan ter-
dengar. Tidak terkecuali perusahaan tambang. Bebe-
rapa perusahaan tambang bahkan telah menyumbang
VISI
sejumlah dana, yang angkanya cukup besar. Beberapa
perusahaan juga bahu-membahu bersama pemerin-
tah daerah melakukan berbagai hal. Mulai dari sosiali-
sasi penanganan Covid 19, bantuan alat pelindung diri,
dan berbagai kegiatan lainnya.
Sampai sekarang pun setelah sebulan lebih sejak
diumumkan kasus pertama, belum ada tanda-tanda
akan berakhir. Oleh karenanya butuh ”energi” yang
lebih besar lagi untuk menangani dan mengobati virus
yang mematikan ini. Tidak bisa lagi melihat upaya pe-
nanganan pandemi ini sebagai pekerjaan dan tugas
pemerintah.
Solidaritas juga bisa berarti membantu sesama di
sekitar yang terkena imbas dari pandemi ini. Mereka
terpaksa dirumahkan. Para pedagangan asongan yang
kehilangan pendapatan karena adanya kebijakan
pembatasan sosial berskala besar, serta kantor-kantor
yang memerintahkan pegawainya bekerja dari rumah.
Singkatnya, solidaritas adalah merasa sepenanggung-
an dan sependeritaan.
Tanpa solidaritas, musibah pandemi Corona tak
akan segera tuntas, di negeri ini. Solidaritas, semangat
tolong-menolong adalah juga nilai-nilai penting dalam
ibadah puasa Ramadhan. Penerapan nilai-nilai penting
dalam puasa Ramadhan ini akan mempercepat pe-
nanganan musibah Corona.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 5
 INDEKS

Volume 15 No. 154/20 April-20 Mei 2020

LAPORAN UTAMA
Alarm Bahaya dari
Pandemi Corona
Kegiatan tambang harus tetap berjalan di
tengah pandemi Corona. Beberapa
perusahaan tidak bisa mengekspor batu
bara karena kebijakan penutupan
wilayah. Pemerintah menimbang
beberapa insentif.
12
Pahit Dicepit Badai Corona 16

NASIONAL
Judul Cover :
Tambang Rakyat: Tanpa Merkuri Nihil Status 22
Trio Penguasa
Pasar Nikel
Omnibus Tebar Bonus 26
Design : Rancangan undang-undang sapu jagat memuat
Tim Artistik Majalah TAMBANG dukungan investasi hilir tambang. Supaya lancar,
Sumber Foto: pengusaha diberi gratis royalti, boleh
Nickel Mines Limited menambang sepanjang umur cadangan, dan
bebas DMO. Kewenangan daerah ditarik ke
pusat, demi memangkas jalur birokrasi.
Dari Redaksi 4
Visi 5
Revisi untuk Menata Pertambangan 30
Bingkai 8 WAWANCARA 36
Arsip 10 Sugeng Suprawoto, Ketua Komisi VII DPR RI
Mining Services 78-79 Tancap Gas Komisi Tambang

Info Produk 80-83

Korporaksi 84-86
LAPORAN KHUSUS 42
Percepatan larangan ekspor memukul para
penambang lokal yang berjibaku membangun
smelter. Pemodal hengkang karena jaminan pasokan
60 tidak lagi ada. Hingga kuartal pertama tahun ini 12
CEO smelter dinyatakan undur diri. Kebijakan tersebut
digugat Uni Eropa. Indonesia diduga menyokong
upaya monopoli bahan baku baja.

Menjerit Dijepit Kartel 46

Trio Penentu Banderol 51
KOMODITI
Tutup Pintu Bikin Turun 68
KOLOM
Syah Reza Menjemput Optimisme Pertambangan Nasional 70
Presiden Direktur
PT ExxonMobilTM Lubricants
Indonesia
ENERGI
Harga Gas untuk Listrik dan Industri Diturunkan 72
Siap Mendukung Upaya
Efisiensi di Sektor OIL & GAS
Pertambangan Fenomena Unik Minus Harga Minyak 76

6 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV

 ARSIP
LAHIRNYA RAKSASA SEMEN NASIONAL
V
an Es, seorang ahli geologi asal Belanda menja-
di orang pertama yang menyadari kekayaan
alam di bumi Gresik, Jawa Timur. Pada tahun
1935, Van Es yang saat itu masih bekerja di Ja-
watan Geologi Bandung menulis laporan hasil
risetnya mengenai potensi batuan kapur berkualitas tinggi
dalam buku berjudul Hoofdgelohisch Technische Onder-
zoekingen. Delapan tahun kemudian pemerintah kolonial
Belanda ingin menindaklanjuti laporan itu dengan beren-
cana membuat pabrik semen.
Sayang rencana itu urung terlaksana lantaran perang
dunia ke II keburu pecah. Ketika Indonesia sudah merde-
ka, ide itu kembali dimunculkan oleh Wakil Presiden Mo-
hammad Hatta. Berbekal hasil laporan Van Es, Hatta me-
minta bantuan dua ahli tambang asal Jerman, Dr. F Laufer
dan A Kraeff untuk melakukan eksplorasi agar mendapat-
kan data geologi yang lebih detil dan akurat.
Keduanya berhasil merangkum hasil eksplorasi itu
pada Januari 1951 dan menuliskannya dalam laporan ber-
judul Result of Investigation by Core Drilling of Pliocence
Limestone Near Gresik. Laufer dan Kraeff dalam laporan-
nya menyatakan, deposit kandungan batu kapur yang te-
lah mereka survei memungkinkan untuk memasok bahan
baku produksi pabrik semen berkapasitas 250 ribu ton per
tahun selama jangka waktu 60 tahun.
Tak lama berselang, pemerintah pun menunjuk
Bank Industri Negara (BIN) untuk segera menyiapkan
sumber pendanaan bagi pembangunan pabrik. BIN meng-
gunakan kredit dari Bank Exim Amerika Serikat untuk me-
menuhi kebutuhan valuta asing. Pada 25 Maret 1953, se-
buah badan hukum bernama NV Pabrik Semen Gresik
resmi dicatatkan di kantor notaris Raden Meester Soewan-
di di Jakarta. Pemerintah menunjuk Ir. Ibrahim bin Pange-
ran Mohammad Zahier sebagai direktur. Ibrahim merupa-
kan salah satu pegawai tinggi di Kementerian Perindustri-
an masa itu.
10 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Ibrahim meminta bantuan tim perancang White
Engineering, Amerika Serikat untuk membantu persiapan
pembangunan. Namun tugas itu dilanjutkan tim lain yang
juga berasal dari AS, Mac Donald Engineering. Tim itu me-
nentukan lokasi dan pola pabrik, sementara soal desain
pabrik, perusahaan mempercayakannya pada A Ander-
son yang dibantu oleh HK Ferguson Company. Bagian
Geoteknik Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga
pun ikut membantu dengan melakukan pengeboran seca-
ra intensif.
April 1955 pembangunan pabrik resmi dimulai de-
ngan memanfaatkan lahan seluas 412 hektare. Pada tahap
pertama, pabrik dibangun dengan kapasitas produksi 250
ribu ton per tahun dengan dua tanur pembakar. Pemerin-
tah menghabiskan dana hingga US$ 14,5 juta dan Rp 512
juta (kurs saat itu). Untuk mendukung kinerja operasi, 25
teknisi dan tenaga administrasi dari NV Pabrik Semen Gre-
sik dikirim ke luar negeri untuk mendapatkan pelatihan.
Dari jumlah itu 22 orang dikirim ke AS dengan beasiswa
dari ICA dan sisanya dikirim ke Kanada atas beasiswa Co-
lombo Plan.
Maret 1957, Semen Gresik mulai memasuki masa uji
coba. Negara melakukan restrukturisasi manajemen pada
1 April 1957 dengan menunjuk mantan Gubernur Nusa
Tenggara, Sarimin Reksodiharjo sebagai presiden direk-
tur. Sedangkan presiden komisaris adalah Ir. Darmawan
Mangunkusumo yang membawahi lima orang anggota,
Mr. Soemanang, Sardju Ismunandar, Mr. Ismail Thayeb,
Soedarno, dan Soenggono.
Semen Gresik diresmikan langsung oleh Presiden
Soekarno pada 7 Agustus 1957. Momen itu menjadi awal
bagi Soekarno untuk melancarkan proyek-proyek mercu-
suarnya, seperti Monumen Nasional, Jembatan Semanggi,
Gedung Conefo, Hotel Indonesia, dan Masjid Istiqlal.
 Selamat
Purna Tugas
Terima kasih
atas pengabdian dan dedikasi

Bapak Ir. Bambang Gatot Ariyono

Direktur Jenderal Mineral & Batubara
Kementerian ESDM
(2015-2020).
 BINGKAI

ASPAL

P
Dari Sumeria
ADA awalnya aspal, biasa juga disebut
sebagai bitumen, dipakai sebagai bahan
pelapis air atau perekat dua benda padat.
Pemakaiannya diduga sudah berlangsung
sejak abad ke-5 sebelum Masehi. Masyarakat
Sungai Indus, Mehrgarh, kini terletak di perbatasan India
dan Pakistan, menggunakan aspal sebagai pelapis
ember, untuk menampung air dan mengangkut hasil
panen.
Bangsa Sumeria, kawasan Mesopotamia selatan,
yang kini menjadi bagian Irak, menggunakan aspal alam
sebagai perekat batu bata. Sejarawan Yunani,
Herodotus, mengatakan bahwa aspal panas dipakai
sebagai perekat dinding di Babilonia.
Sejarawan Yunani,
Herodotus (kiri). Terowongan sepanjang satu kilometer yang
mengalirkan air Sungai Eufrat, di Babilonia, dilaporkan
menggunakan batu bata yang dibakar dan dilapis aspal
demi menghindari kebocoran. Peristiwa itu terjadi tahun
Bangunan
peninggalan bangsa 800 sebelum Masehi, di masa kekuasaan Ratu
Sumeria. Bata pada Semiramis.
dinding direkat
dengan aspal.
common.wikimedia.org www.antigua.es

Place de la Concorde
SEABAD setelah jatuhnya Constantinopel, Pierre Blon,
seorang penjelajah, diplomat, dan pemikir dari Perancis
mengarang buku ”Observations” pada 1553. Ia
menjelaskan bahwa pissasphalto, sebuah zat padat
dengan bahan utama bitumen, digunakan sebgai alat
penambal kapal di Dubrovnik.
Di Perancis, aspal baru dipakai besar-besaran
seusai revolusi pada 1830, untuk trotoar, atap, dan
halaman. Aspal dipakai di Place de la Concorde, Paris,
untuk memperkeras permukaan tanah 24.000 yard
persegi.

common.wikimedia.org
Place de la Concorde.

www.xlasphaltmelbourne.com
Paten Aspal Trotoar
PADA 25 November 1837, Richard Tappin Claridge
mematenkan pemakaian aspal Seyssel untuk
pengerasan trotoar. Seyssel adalah nama sebuah tempat
di bagian timur Perancis. Richard Tappin, setelah melihat
pemakaian aspal untuk pengerasan jalan dan trotoar di
Belgia dan Perancis, lalu mematenkannya untuk
pemakaian serupa di Inggris. Nomor patennya #7849.
Ketika itu ada pula ide lain: pengerasan trotoar
dengan resin pepohonan, yang diperkenalkan pesaing
dagang Claridge. Ide ini gagal.

Pengaspalan jalan di masa lalu.

8 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV

 BINGKAI

Dari Jalan Hingga Anti-Bocor

didiaspalhotmix.blogspot.com

www.archiexpo.com

Sebanyak 70% aspal dipakai untuk pembangunan

jalan. Aspal merekatkan kerikil, pasir, dan bebatuan kecil
lainnya, membuat jalanan menjadi keras dan halus.
Pemakaian lainnya adalah untuk pelapis anti-bocor,
termasuk untuk pelapis atap atau lantai.

Di Bawah Laut

Tambang aspal di Danau Pitch,

Trinidad (kiri).
Menambang aspal dari danau
(kanan).

en.wikisource.org en.wikisource.org

Sebagian besar aspal untuk keperluan komersial Inilah sejumlah perairan yang memiliki aspal di
didapatkan dari pengolahan minyak bumi. Banyak pula dasarnya:
aspal dalam jumlah besar yang tersedia di alam, - Danau Pitch (Trinidad)
terbentuk dari sisa-sisa ganggang dan makhluk hidup - Danau Bermudez (Venezuela)
lain pada era purbakala. Aspal ini terkungkung di dasar - La Brea Tar Pits (Los Angeles)
laut atau dasar danau, tempat organisme ini hidup. - Laut Mati (perbatasan Jordania, Palestina, dan Israel)

butonpos.com
Aspal Buton
Aspal batu buton, biasa disebut asbuton, ditemukan
tahun 1924 di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Asbuton
digunakan dalam pengaspalan jalan sejak 1926. Pulau
Buton diperkirakan memiliki deposit aspal sekitar 677
juta ton, setara dengan 170 juta ton aspal minyak.

Penambangan aspal di Buton.

Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, punya
angka lebih besar. Seusai bertemu Presiden Jokowi,
April lalu, ia menyebut, terdapat 3,8 miliar ton aspal di
Pulau Buton, senilai Rp 2.301 triliun.

Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 9

 LAPORAN KHUSUS
ALARM BAHAYA
DARI PANDEMI CORONA
4 EGENIUS SODA
egen@tambang.co.id
Kegiatan tambang harus tetap berjalan
di tengah pandemi Corona. Beberapa
perusahaan tidak bisa mengekspor
batu bara karena kebijakan penutupan
wilayah. Pemerintah menimbang
beberapa insentif.
M
USIBAH Covid-19 yang melanda dunia
belum ada tanda-tanda akan berakhir
cepat. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
bahkan mengundurkan masa akhir Pem-
batasan Sosial Berskala Besar hingga
akhir Mei. China, negara yang sempat mengumumkan
bebas dari Covid-19, malah memanen kasus baru. Ke-
tidakpastian ini menimbulkan dampak yang luar biasa.
Pandemi Covid-19 tidak semata-mata soal kesehatan
tetapi telah masuk ke hampir semua sisi kehidupan
manusia.
Dok. EY.com
12 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Lembaga International Monetary Fund (IMF/ Da-
na Moneter Internasional) memperkirakan perekono-
mian global tahun ini akan tumbuh negatif. Lembaga
ini semula memperkirakan ekonomi dunia tumbuh di
atas 3%, kalau tidak ada musibah Corona.
Tidak terkecuali dengan Indonesia. Menurut
Menteri Keuangan Sri Mulyani, kemungkinan terburuk,
perekonomian Indonesia akan mengalami resesi. Ku-
artal II tahun ini akan menjadi titik terberat. Pertum-
buhan ekonomi di tiga bulanan kedua ini bahkan di-
perkirakan mendekati nol.
”Pertumbuhan ekonomi bisa turun 0,3%, hampir
mendekati nol atau bahkan tumbuh negatif di minus
2,6%. Untuk kuartal III akan ada perbaikan di 1,5% dan
2,8%,” katanya.
Tahun ini Kementerian Keuangan memperkira-
kan pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di level
2,3%. Namun jika Covid-19 berlangsung lama, maka
akan lebih rendah, hingga 0,4%.
Berbagai sektor akan terdampak. Ancaman bagi
rumah tangga, di antaranya berupa meningkatnya ang-
ka pengangguran. Rumah tangga akan kehilangan
pendapatan, daya beli turun, dan konsumsi mengem-

Operasional tambang sejauh ini belum kena dampak signifikan akibat wabah Corona. Kegiatan tambang masih tetap berjalan.
pis. Sampai 11 April lebih dari 1,5 juta karyawan men-
jadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dan di-
rumahkan. Sebanyak 1,2 juta berasal dari sektor for-
mal, 265.000 dari sektor informal.
Kemampuan usaha menengah, kecil, dan mikro
(UMKM) untuk membayar kredit, juga turun. Kredit
macet (NPL) meningkat. Menurunnya aktivitas bisnis
menurunkan kinerja perusahaan. Imbasnya pada pe-
mutusan hubungan kerja, besarnya pajak yang dibayar
ke negara, serta daya serap perusahaan terhadap tena-
ga kerja baru. Perbankan dan perusahaan pembiayaan
juga berpeluang mengalami masalah likuiditas.
Semua hal ini menjadi tantangan bersama ke de-
pan. Pemerintah telah mengeluarkan beberapa paket
kebijakan. Paket kebijakan ini menjadi stimulus bagi
perekonomian nasional. Namun semua itu kembali
lagi pada bagaimana penanganan pandemic Covid-19.
****
Operasional tambang sejauh ini belum kena
dampak signifikan akibat wabah Corona. Kegiatan
tambang masih tetap berjalan. Memang beberapa hal
butuh penyesuaian aturan untuk mencegah penyeba-
ran Covid-19. Termasuk di antaranya soal giliran kerja
karyawan.
Beberapa perusahaan sudah menerapkan aturan
terhadap karyawan yang baru kembali dari liburan.
Mereka harus dikarantina dahulu, diinapkan di salah
satu hotel selama 14 hari sebelum masuk bekerja.
Jika di operasional masih berjalan normal, sisi
penjualan sudah mulai tersenggol. Permintaan komo-
LAPORAN KHUSUS
diti tambang berkurang, sementara pasokan masih
cukup tinggi. Harga pun turun.
General Manager Operasi PT Mifa Bersaudara Adi
Risfandi menjelaskan saat ini dampak terbesar yang
dirasakan adalah menurunnya penjualan. ”Lebih dari
50% pasar tujuan adalah India, yang terganggu akibat
kebijakan lockdown di sejumlah pelabuhan, diikuti de-
ngan menurunnya harga batu bara,” terang Adi.
PT Mifa Bersaudara merupakan anak usaha PT
Reswara Minergi Hartama yang beroperasi di Meula-
boh, Aceh. Batu baranya berkadar rendah. Sebagian
besar pasarnya ke India. Sementara di pasar domestik
untuk PLTU Nagan Raya dan PT Semen Indonesia,
Lhok Nga, Aceh Besar.
Dengan kondisi pasar yang demikian, PT Mifa
Bersaudara akan melakukan penyesuaian di kuartal II
tahun ini. ”Sampai saat ini produksi di kuartal 1 masih
sesuai rencana. Namun rencana kuartal II berubah
karena pasar ekspor di India terkena imbas kebijakan
lock down,” lanjut Adi.
Mifa memiliki saudara, PT Bara Energi Lestari,
yang lokasinya berdekatan. Adi menegaskan komit-
men PT Mifa dan PT Bara menjamin pasokan batu bara
di dalam negeri, khususnya untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya 1 dan 2 dan industri
,yakni Semen Indonesia Lhok Nga, Aceh.
”Pasar ekspor yang terganggu akibat penutupan
kamu sesuaikan ke target pasar yang masih ada, se-
perti ke Thailand dan Vietnam,” kata Adi.
Perusahaan akan terus memantau pergerakan
Edisi 20 Apri - 20 Mei 2020/Th. XV 13
 LAPORAN KHUSUS
Adi Risfandi, General Manager Operasi PT Mifa Bersaudara
harga batu bara di pasar, yang cenderung melemah.
”Indeks ICI untuk batu bara kualitas PT MIFA GAR3400
menunjukkan tren terus menurun. Mulai dari harga
USD 21,92/ton di awal Maret 2020 dan di awal bulan
April 2020 index ICI GAR 3400 turun kembali menjadi $
20,78 per ton,” ungkap Adi.
Adi kemudian menegaskan perusahaan akan te-
rus berusaha mempertahankan operasi walaupun ter-
jadi penurun produksi dengan menerapkan strategi
optimalisasi, efisiensi, menunda, dan membatasi be-
berapa pengeluaran. ”Kami juga mengajukan relaksasi
atas beberapa beban biaya atau pembayaran kepada
pemerintah di tingkat provinsi dan nasional,” tutupnya.
Apa yang disampaikan Adi senada dengan yang
disampaikan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara,
Bambang Gatot Ariyono dalam dialog jarak jauh de-
Operasional tambang belum banyak terdampak, data produksi batu bara di kuartal I tahun ini masih sesuai rencana. Sampai 31 Maret 2020 produksi batu bara
mencapai 141 juta ton.
14 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
ngan beberapa asosiasi. Bambang Gatot menyampai-
kan data perkembangan sektor pertambangan di te-
ngah pandemi ini.
Menurutnya, operasional tambang belum banyak
terdampak. Data produksi batu bara di kuartal I tahun
ini masih sesuai rencana. Sampai 31 Maret 2020 pro-
duksi batu bara mencapai 141 juta ton. ”Produksi Janu-
ari dan Februari biasanya lebih rendah karena kendala
cuaca. Tetapi tahun ini bagus. Kita lihat di kuartal II
seperti apa. Kita berharap Covid 19 ini tidak terlalu
lama,” kata Bambang Gatot Ariyono.
Dirjen juga menyebutkan, bahwa harga batu bara
acuan (HBA) periode Januari – April 2020 berkisar USD
65–67 per ton. ”Namun apabila pandemi Covid-19 ber-
langsung lama di negara pengimpor batu bara, situasi
ini akan dapat menurunkan permintaan listrik, se-
hingga akan terjadi kelebihan pasokan batu bara seca-
ra global, membuat harga turun,” kata Bambang.
Dalam presentasinya, Bambang menyampaikan,
indeks IHS Market memproyeksikan harga batu bara
mid-late 2020 di kisaran low-mid USD70/ton CFR China.
Dengan asumsi freight sebesar USD 5 – 6 per ton, maka
perkiraan harga batu bara FOB sekitar USD 64 – 66 per
ton, untuk batu bara setara GAR 6322.
Ekspor batu bara periode Januari–Maret 2020 se-
besar 115 juta ton, volume dan nilainya relatif sama de-
ngan periode yang sama tahun 2019. Salah satu peno-
pangnya adalah permintaan batu bara dari China yang
relatif tinggi pada awal tahun ini.
Di tiga bulan pertama tahun ini, produksi batu
bara China sudah kembali lebih dari 90%. Turunnya
permintaan tenaga listrik berdampak pada berkurang-
nya kebutuhan batu bara. Ini juga terjadi di Jepang dan
Korea Selatan, dua negara pasar batu bara Indonesia.
Penutupan kegiatan di India mengurangi kapasitas
listrik PLTU, sehingga impor batu bara India turun.
IEA

”Kami perkirakan permintaan batu bara di per-
tengahan tahun 2020 akan turun, dan dapat mempe-
ngaruhi ekspor batu bara Indonesia. Sementara itu
China sudah mengumumkan akan mengurangi impor
tahun 2020 sebanyak 30 juta ton menjadi 271 juta ton,”
terang Bambang.
Kegiatan di tambang mineral juga tidak banyak
terpengaruh. Namun pasar mineral yang tergoyang.
Harga beberapa komoditi mineral melemah seiring de-
ngan perlambatan ekonomi. Permintaan bahan baku
logam bukan besi, seperti tembaga, nikel, dan timah,
turun karena beberapa smelter di China yang berhenti.
Aktivitas produksi di China sudah mulai, setelah
mandek beberapa bulan akibat lock down. Mulai ber-
putarnya mesin industri membuat harga beberapa
komoditi membaik.
Pembangunan smelter di dalam negeri juga ter-
imbas. Pengiriman peralatan terhenti. Penyerapan te-
naga kerja berkurang. Kementerian ESDM memperki-
rakan, jika pandemik ini berakhir pada pertengahan
tahun, maka penyelesaian smelter akan tertunda sam-
pai akhir tahun 2022.
Namun apabila sampai akhir tahun, pembangu-
nan smelter akan selesai pada 2023. Dampak lainnya
adalah investasi atau proyek-proyek baru dalam upaya
peningkatan efisiensi operasi terhenti akibat pemba-
tasan sosial berskala besar. Mobilitas kontraktor ter-
henti.
****
Pandemik Covid 19 yang berlangsung lama diper-
kirakan bakal mengganggu kinerja operasional pe-
rusahaan tambang. Namun pemerintah menghimbau
perusahaan tambang tidak melakukan pemutusan hu-
bungan kerja. Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral
dan Batubara Sri Raharjo menjelaskan, ada beberapa
kebijakan mikro dari Dirjen Minerba kepada perusa-
haan pertambangan.
Salah satunya meminta perusahaan tambang
agar seoptimal mungkin untuk tidak melakukan pemu-
tusan hubungan kerja (PHK), dengan alasan apapun.
”Meski terjadi penurunan tingkat produksi,” ujar Sri
Raharjo dalam diskusi yang diselenggarakan PERHAPI.
Pemerintah juga sedang membahas beberapa
kebijakan dan mengusulkan beberapa insentif. Mulai
dari kemungkinan untuk merevisi RKAB 2020 dan
menjamin pasokan kebutuhan operasional perusaha-
an tambang.
Terkait dengan keseimbangan arus kas, Ditjen Mi-
nerba telah mengajukan ke Menteri Keuangan agar
sektor pertambangan masuk dalam kelompok industri
yang menerima insentif dalam PMK Nomor 23 Tahun
2020. Ada empat insentif mulai dari pajak penghasilan
(PPh) pasal 21, pajak penghasilan pasal 22 impor, pajak
perhasilan pasal 25, dan pajak pertambahan nilai
(PPN).
Kementerian ESDM mengusulkan pengurangan
PPh badan sesuai dengan Pasal 5 dan 6 Perpu No.
1/2020 sebesar 3% dan 5%. Dengan demikian untuk IUP,
IUPK, PKP2B (generasi I, II, dan sebagian generasi III),
LAPORAN KHUSUS
Tony Wenas
kontrak karya, usaha jasa 1) menjadi 22% untuk 2020
sampai dengan 2021. Kemudian 20% mulai 2022
Kemudian untuk PKP2B Generasi I sebesar 42%
untuk 2020 sampai dengan 2021, dan 40% mulai 2022.
Sementara sebagian PKP2B Generasi III sebesar 27%
mulai 2020 sampai dengan 2021, dan 25% mulai 2022.
”Ini baru usulan kami dan nanti akan diputuskan dalam
rapat koordinasi atau rapat terbatas,” tegas Bambang.
Ada juga masukan agar ada penundaan pemba-
yaran PNBP dari perusahaan tambang. ”Dalam situasi
sulit seperti ini, apakah dimungkinkan untuk menunda
pembayaran kewajiban pada pemerintah seperti
PNBP. Sehingga produksi tetap berjalan dan arus kas
perusahaan tetap terjaga,” ungkap Tony Wenas yang
mewakili IMA dalam diskusi terkait Penanganan Covid-
19 di perusahaan tambang.
Masukan lain juga disampaikan oleh praktisi per-
tambangan, Singgih Widagdo. Ia mendasarkan usulan
pada perkirakan adanya pelemahan industri pertam-
bangan di kuartal II. Ditambah lagi dengan melemah-
nya mata uang dollar Australia yang bisa berimbas pada
harga batu bara Australia yang juga bakal turun.
”Meski ini masih perlu dievaluasi lagi kondisinya
di kuartal II. Saya malah justru mengajurkan apakah
perlu dikaji insentif penurunan royalti. Dalam konteks
penurunan harga batu bara Australia,” tandasnya.
Terkait usulah tersebut, Bambang Gatot Ariyono
mengatakan akan terus memantau perkembangan. Te-
tapi untuk saat ini belum perlu karena secara opera-
sional masih berjalan baik.
”Dalam hal kalkulasi soal besaran royalti, kita
memang harus berhati-hati karena dasarnya peraturan
pemerintah. Seandainya ada kalkulasi soal royalti ma-
ka harus ada dasar hukumnya. Perlu dilihat juga dam-
paknya sejauh mana. Apalah lebih parah dari tahun
2014 dan 2015. Saya kira pemerintah akan secara berta-
hap mempertimbangkan kebijakannya,” tutup Bam-
bang Gatot Ariyono.
Satu hal yang pasti, semua berharap pandemi
Covid 19 ini segera berlalu. Sehingga dampaknya ke in-
dustri pertambangan, dan sektor lainnya, tidak sema-
kin besar.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 15
 LAPORAN KHUSUS
PAHIT DICEPIT
BADAI CORONA
4 EGENIUS SODA
egen@tambang.co.id
Operasional pertambangan berjalan
dengan beberapa penyesuaian.
Pencegahan dilakukan sesuai anjuran
pemerintah dan WHO. Lesunya
perekonomian global mempengaruhi
kinerja sektor tambang.
L
OKASI terpencil, terpisah dari tempat tinggal
masyarakat, menjadi nilai lebih dunia tam-
bang dalam menghadapi serbuan Covid 19.
Jarang masyarakat yang datang ke lokasi, se-
hingga mengurangi peluang si virus menye-
bar. Namun tidak serta merta dunia pertambangan
bebas dari ancaman pandemi yang bermula dari kota
Wuhan, China, tersebut.
16 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Dunia tambang melakukan berbagai langkah an-
tisipasi. Direktorat Jenderal Mineral, Energi, dan Batu-
bara pada pertengahan Maret lalu mengeluarkan atu-
ran penanganan pandemi.
Dua kebijakan diterbitkan. Pertama dalam bentuk
Surat Direktur Teknik dan Lingkungan/Kepala Inspek-
tur Tambang Nomor 797/37.04/DBT/2020 tanggal 12 Ma-
ret 2020 perihal Upaya Pencegahan Penularan Covid-19
di Tempat Kerja. Kemudian Surat Edaran Nomor:
02.E/04/DJB/2020 tanggal 24 Maret 2020 tentang Pence-
gahan dan Penanganan Corona Virus Disease 2019
(Covid-19).
Kedua beleid ini berisi panduan praktis bagi pe-
rusahaan tambang dalam menghadapi Covid-19. ”Ada
aturan umum, dan ada dua surat edaran itu, sebagai
upaya pencegahan penularan Covid-19 di operasional
tambang,” kata Direktur Teknik Dan Lingkungan/Kepa-
la Inspektur Tambang, Ditjen Minerba Sri Rahardjo da-
lam sebuah diskusi tentang dampak pandemi Covid 19
terhadap operasi pertambangan.
****
 LAPORAN KHUSUS

Lokasi terpencil, terpisah dari tempat tinggal masyarakat, menjadi nilai lebih dunia tambang dalam menghadapi serbuan Covid 19.

Direktur Utama PT J Resources Asia Pasifik Edi ODP atau orang dalam pemantauan, adalah isti-
Permadi mengatakan, pandemi Covid 19 merupakan lah bagi mereka yang tidak memiliki gejala sakit, na-
hal yang baru. Hampir semua perusahaan tambang mun punya riwayat kontak dengan seseorang yang
belum punya pengalaman menghadapinya. ”Virus ini positif Covid-19. PDP, atau pasien dalam pengawasan
sangat esktrim dan agresif penyebarannya,” ujar Edi. adalah orang yang menunjukkan panas badan, gang-
Oleh karenanya, karakter virus ini dan cara pe- guan pernapasan, dan pernah berkontak dengan orang
nyebarannya harus dikenali. Informasi mengenai Co- yang positif corona.
vid-19 gampang dijumpai di media, terutama yang ber- Sebagai upaya pencegahan, lanjut Edi, perusaha-
basis internet. Di tengah arus informasi yang sangat an perlu membangun budaya hidup sehat, bagi karya-
terbuka ini, Edi mengingatkan agar pembaca selektif wan dan keluarganya. Lalu memperhatikan social dis-
menyaringnya. tancing, atau sekarang mengarah ke physical distan-
Dari media bisa dipantau perkembangan pene- cing. Hal ini bahkan sudah harus diterapkan mulai dari
muan terbaru untuk mengatasi penyebaran dan cara saat antrian masuk bis, dalam bis, turun dari bis, di
penanganan Covid-19. check point dan saat absen. Semua harus menjaga ja-
”Misalnya, kita dapat informasi bahwa penyeba- rak karena sifat pandemik ini tidak boleh berdekatan.
ran virus ini juga bisa lewat aerosol dalam ruangan ber-
AC. Sehingga kemudian ada kewajiban kita semua se-
lalu menggunakan masker,” terang Edi.
Di lokasi tambang, selain sudah ada standar ope-
rasional, perlu ada beberapa tambahan kaidah sebagai
bagian dari pencegahan Covid-19. Sebagian di antara-
nya sudah ada dalam surat edarat Direktorat Jenderal
Minerba.
Sebagai upaya pencegahan, menurut Edi, pe-
rusahaan perlu memetakan profil pekerja, mulai dari
riwayat kesehatannya, tempat asal, kondisi keluarga,
dan lingkup tempat ia berinteraksi. Manajemen diha-
rapkan memiliki data kesehatan pekerja dan keluar-
ganya. Bahkan harus mengetahui situasi daerah asal-
nya, apakah sudah ada yang dalam status ODP, PDP,
atau yang sudah positif Covid-19. Edi Permadi, Direktur Utama PT J Resources Asia Pasifik.

Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 17

 LAPORAN KHUSUS
Ada pengecekan suhu tubuh setiap karyawan,
mencari informasi ada tidaknya karyawan yang flu atau
demam. Jika ada maka segera ditangani oleh dokter
atau tenaga medis perusahaan. Lalu penggunaan APD
yang sesuai standar.
Selain memperhatikan urusan internal perusaha-
an, komunikasi dengan stakeholder pertambangan ju-
ga perlu dilakukan. Seperti komunikasi dengan Peme-
rintah Daerah. Ini terkait dengan arus keluar masuk
barang dan juga orang. ”Tidak semua karyawan yang
bekerja di perusahaan tambang adalah orang lokal.
Ada juga yang berasal dari luar daerah apalagi dari Ja-
karta yang jadi episentrum dari Covid-19. Ini perlu diko-
munikasikan dengan Pemerintah Daerah sehingga ti-
dak mengalami kendala,” lanjut Edi.
Selain itu perusahaan dan juga karyawan diajak
untuk punya kepedulian bersama membantu menga-
tasi pandemik ini melalui program-program pem-
berdayaan masyarakat. ”Kegiatan Corporate Social
Responsibility atau Pengembangan dan Pemberdayaan
Masyarakat (PPM) yang selama ini konteksnya lebih ke
sisi sosial dan ekomoni, diarahkan untuk membangun
kesehatan masyarakat untuk keluar dari pandemik ini.
Ini menjadi kerja kita bersama,” ungkapnya.
****
Beberapa perusahaan kemudian membagikan
pengalaman terkait apa yang mereka lakukan di lokasi
tambang. Beberapa hal umum seperti social distan-
cing, sering mencuci tangan dengan sabun, menggu-
nakan pengukur suhu tubuh sudah diterapkan di ma-
sing-masih site tambang.
Sinarmas Mining menerapkan serangkaian protokol khusus untuk mencegah penyebaran wabah virus Corona (COVID-19) di lingkungan perusahaan.
18 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Manager Komunikasi Berau Coal, Arif Hadianto
mengatakan dengan berpedoman pada Ditjen Minerba
terkait pencegahan COVID 19, PT Berau Coal (BC)
menjalankan protokol sebagai langkah preventif. Pe-
rusahaan mengeluarkan kesiapsiagaan penanggula-
ngan Covid 19 di lingkungan operasional PT Berau Coal
sejak 16 Maret 2020.
”Tahap awal, upaya pencegahan dilakukan de-
ngan membangun kesadaran setiap orang di operasio-
nal tambang untuk sadar bahaya COVID 19. Penyeba-
ran informasi dan sosialisasi secara masif telah dila-
kukan baik melalui email, pemasangan material ko-
munikasi, dan melalui media sosial,” terang Arif.
Karyawan didorong untuk membangun pola hi-
dup sehat, mendorong kebiasaan cuci tangan pakai
sabun atau memakai sanitizer untuk steriliasi dan me-
ngurangi memegang mata, hidung, mulut dan telinga
yang menjadi pintu masuk virus ke tubuh. Juga kesa-
daran mengkonsumsi makanan sehat dan olah raga
teratur terus. Tujuannya tidak agar setiap orang memi-
liki imunitas / kekebalan tubuh yang baik.
Perusahaan juga menyediakan thermo gun untuk
pemeriksaan suhu dan hand sanitizer ditempatkan di
tempat-tempat strategis. ”Bagi yang suhu lebih dari
37,5 derajat, tidak diperkenankan masuk dan diharus-
kan memeriksakan diri ke klinik perusahaan,” terang
Arif.
Juga menjalankan program social distancing se-
tiap orang yang ada di wilayah operasional tambang.
”BC juga membangun sistem pelaporan dan respon
terkait Covid-19 juga terbuka 24 jam, jika ada pekerja
Dok. Sinarmas Mining

Upaya pencegahan dilakukan dengan membangun kesadaran setiap orang di operasio-nal tambang untuk sadar bahaya COVID 19.
yang sakit dapat segera melapor ke CCR melalui tele-
pon/whatsapp/sms nantinya tim Emergency Response
Group (ERG) akan berkoordinasi dengan dokter/ para-
medis untuk melakukan pemeriksaan,” terang Feri
Indrayana, Kepala Teknik Tambang.
Selain penanggulangan internal, BC proaktif
mendukung program Pemda Berau dalam penanga-
nan COVID -19 ini. Melalui Program Pengembangan
Masyarakat (PPM) pada tahap awal fokus mendukung
alat pelindung diri untuk petugas medis berupa mas-
ker, sarung tangan, baju medis, kaca mata, sepatu
boot, disinfektan, keranda medis khusus COVID 19 dan
rapid test untuk ODP dan PDP di RS Abdul Rivai.
****
Hal yang sama juga dilakukan perusahaan tam-
bang emas, PT Agincourt Resources (PTAR). Senior
Manager Corporate Communications PTAR, Katarina
Siburian Hardono menjelaskan sejak jumlah kasus Co-
vid-19 meningkat, PTAR telah memberlakukan berba-
gai kebijakan untuk mencegah penularan Covid-19.
”Berbagai tindakan telah diambil termasuk me-
monitor kesehatan para karyawan FIFO, yakni melalui
kuesioner skrining dan tes suhu tubuh harian di ger-
bang masuk site,” terang Katarina.
Bahkan perusahaan juuga sudah memberlaku-
kan kebijakan menghentikan masuknya karyawan
LAPORAN KHUSUS
FIFO (Fly In Fly Out) ke site Tambang Emas Martabe
sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Ia memastikan juga bahwa sejauh ini belum ada
dampak signifikan bagi operasional pertambangan.
Manajemen memahami bahwa operasional Tambang
Emas Martabe sangat berpengaruh pada mata penca-
harian lebih dari 3,300 karyawan, perekonomian ma-
syarakat seputar tambang di Batangtoru, dan partum-
buhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Selatan dan
Provinsi Sumatera Utara.
”Oeh karena itu PT AR juga tengah menyusun
langkah-langkah contingensi jika sikon ini berkepan-
jangan atau bahkan semakin buruk,” lanjut Katarina.
Sejauh ini PTAR selalu mengikuti anjuran dan atu-
ran yang ditetapkan oleh pemerintah terkait penanga-
nan Covid-19. Sejumlah ”Standard Operation Proce-
dure” telah dijalankan secara disiplin demi menjaga
lingkungan kerja yang steril, karyawan yang sehat dan
keberlangsungan bisnis Tambang Emas Martabe. ”Ter-
masuk peniadaan kunjungan ke site untuk sementara
waktu. PTAR juga berkoordinasi dengan pemerintah
kabupaten dalam penanganan penyebaran virus, tidak
hanya di lokasi tambang tapi juga di wilayah sekitar-
nya,” terangnya lagi.
”Tentunya kami berharap kondisi ini tidak ber-
langsung lama, kami ingin bisa kembali berperan da-
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 19
 LAPORAN KHUSUS
PTAR
PT Agincourt Resources (PTAR) sejak jumlah kasus Co-vid-19 meningkat,
memberlakukan berbagai kebijakan untuk mencegah penularan Covid-19.
lam mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia
khususnya di Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi
Sumatera Utara,” tutup Katarina.
Sementara PT Freeport Indonesia juga mengam-
bil beberapa langkah preventif. Perusahaan mulai
membatasi semua perjalanan yang masuk ke Timika,
dan area proyek PTFI. Juga membatasi pergerakan pa-
ra personil dari Dataran Rendah ke Dataran Tinggi. Ke-
mudian sejak 26 Maret perusahaan telah menghenti-
kan sementara pelayanan penerbangan penumpang
Airfast ke Timika. Hanya penerbangan cargo, pengang-
kutan tenaga medis, pengiriman sampel darah dan
aspek medis lainnya yang tetap dilakukan.
Pemeriksaan suhu tubu dengan thermometer infrared terhadap seluruh pekerja sebelum memasuki area kerja PT Freeport Indonesia.
20 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Izin penerbangan keluar Timika hanya bisa dibe-
rikan oleh pemerintah daerah, tapi hanya untuk tujuan
evakuasi dengan alasan medis yang direkomendasi-
kan oleh dokter.
PTFI juga menghentikan pembelian atau peme-
sanan tiket pesawat ke Timika bagi para karyawan,
kontraktor, dan anggota keluarga yang datang ke area
proyek PTFI dengan maskapai komersial.
VP Corporate Communication PT Freeport In-
donesia Riza Pratama dalam keterangannya mengata-
kan Covid-19 merupakan sebuah pandemi yang mem-
butuhkan kolaborasi semua pihak dalam pengenda-
liannya. ”Kami sangat mendukung kebijakan yang di-
keluarkan pemerintah dan siap berpartisipasi di dalam-
nya. Kami terus memantau perkembangan situasi dan
mengevaluasi kemungkinan memperpanjang tanggal
penghentian penerbangan penumpang, dengan terus
berkoordinasi bersama pemerintah,” tandas Riza.
PT Freeport Indonesia juga melipatgandakan pro-
sedur keamanan dan kebersihan pesawat. Di antara-
nya menyemprotkan disinfektan pada cargo yang diba-
wa, mengukur suhu tubuh pada seluruh pihak yang
terlibat di dalam proses penerbangan, dan membekali
para awak penerbangan dengan alat perlindungan diri
yang lengkap.
PT Antam,Tbk (ANTAM) juga melakukan berba-
gai hal termasuk beberapa ketentuan baik dari peme-
rintah maupun WHO. ”ANTAM tetap mengedepankan
kewaspadaan dan kehati-hatian dalam melaksanakan
operasional perusahaan dengan menjalankan proto-
kol kesehatan dan kesiagaan induk BUMN industri
pertambangan, MIND ID,” terang Kunto Hendrapawo-
Seputar Papua.com

PT Freeport Indonesia juga mengambil beberapa langkah preventif, dengan mulai membatasi semua perjalanan yang masuk ke Timika, dan area proyek PTFI.
Juga membatasi pergerakan para personil dari Dataran Rendah ke Dataran Tinggi.
ko, SVP Corporate Secretary ANTAM.
Kunto mengatakan, sejauh ini belum ada dam-
pak langsung wabah Corona terhadap operasional
tamban. Namun ANTAM menurutnya tetap secara se-
rius melakukan mitigasi atas pandemi ini. Di Unit Bisnis
Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia sudah mulai
diterapkan kerja dari rumah, pada bagian tertentu.
”Selain itu, perusahaan tetap berkomitmen untuk
terus mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualan
di tahun 2020 dengan menyesuaikan dengan kondisi di
tahun ini,” lanjut Kunto.
***
Pengakuan Agustinus Tan, Direktur PT Manam-
bang Muara Enim, tambang batu bara di Muara Enim,
Sumatera Selatan, perlu menjadi perhatian. Agustinus
mengatakan, wabah Corona saat ini sudah ada penga-
ruhnya terhadap operasional tambang, dalam bebera-
pa hal. Misalnya, suhu tubuh operator dan staf setiap
awal giliran bekerja, harus dicek. Itu cukup menyita
waktu.
LAPORAN KHUSUS
”Pengadaan suku cadang juga telat karena faktor
pengiriman dan pengurusan administrasi dari supplier.
Belum lagi dengan pembatasan jam kerja, perusahaan
sering mengalami keterbatasan dalam pengurusan do-
kumen pengapalan dan ekspor,” terang Agustinus.
Belum lagi ada kebijakan karantina 14 hari bagi
kapal yang meninggalkan China. Dengan demikian alur
ekspor batu bara harus mempertimbangkan hal ini.
Ada jeda waktu selama masa karantina.
Agustinus juga mengingatkan pasar ekspor dan
domestik yang mulai melemah. Produksi memang tu-
run. Penerimaan barang di pelabuhan juga dibatasi.
Beberapa negara menerapkan tutup total (lock down).
”Satu kapal kami dibatalkan pengirimannya, padahal
batu baranya sudah siap. Tiba-tiba di negara tujuan me-
nerbitkan larangan pembongkaran setelah ada kebija-
kan lockdown,” kisah Agustinus.
Selama badai Corona belum berlalu, kerepotan
dan kepahitan seperti yang dialami Agustinus Tan itu
bisa menimpa siapa saja, dan kapan saja.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 21
 NASIONAL
TAMBANG RAKYAT
TANPA MERKURI
NIHIL STATUS
4 EGENIUS SODA
egen@tambang.co.id
Di Kabupaten Sukabumi terdapat
beberapa lokasi tambang yang
dikerjakan oleh masyarakat secara
sederhana, untuk mendapat emas.
Mereka berharap segera mendapat
izin.
S
UASANA di Desa Kertajaya, Kecamatan Sim-
penan, Kabupaten Sukabumi pagi itu ber-
beda dari biasanya. Orang dalam jumlah be-
sar berkumpul di pinggir jalan. Tidak jauh
dari situ, tepatnya di halaman Kepolisian
Sektor Simpenan, berjejer motor trail dan beberapa
mobil.
Sebagian besar dari mereka adalah penambang.
Mereka sedang menyambut kedatangan Tim Penyusun
Kebijakan Pertambangan Rakyat. Setelah beberapa ka-
li berdiskusi tentang kebijakan pertambangan rakyat,
tim ini berkunjung ke lapangan.
22 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Tim lintas kementerian ini ingin melihat langsung
situasi dan kondisi lapangan. Salah satu lokasi yang
dipilih adalah tambang rakyat di Desa Kertajaya itu, se-
kitar 1,5 jam bermobil dari kawasan wisata Pelabuhan
Ratu, di bagian selatan Sukabumi.
Untuk mencapai Blok Tanki, salah satu lokasi
tambang rakyat di Kabupaten Sukabumi, harus me-
lewati jalan bebatuan. Karena malam harinya hujan,
jalanan menjadi berlumpur dan licin. Jalanan ini mem-
belah perkebunan teh yang kurang terawat.
Sesampai di lokasi ini, sudah banyak penambang
yang berkumpul. Belasan tenda dibangun. Ada tenda
yang di dalamnya ada lubang tambang. Ada juga tenda
tempat penambang tidur. Juga ada beberapa warung
makan dan tempat jualan.
Blok ini baru beroperasi mulai Juli tahun lalu.
Sejak itu lokasi ini ramai, siang dan malam. Mereka
menambang nyaris tanpa henti, dengan pola tambang
bawah tanah dengan cara yang masih sangat tradi-
sional.
Biasanya satu lubang tambang digali vertikal da-
lam jarak tertentu, kemudian dihubungkan dengan ga-
lian horizontal. Ada seorang koordinator yang menga-
tur tempat lubang, serta kedalamannya.
 NASIONAL

Perlengkapan dengan peralatan yang sederhana serta masih tradisional di lokasi tambang dan pengolahan.

Salah satu lubang tambang kedalamannya dalam Awalnya mereka menambang di kawasan Ciga-
jarak lurus mencapai 75 meter. Karena menggunakan ru, tidak jauh dari lokasi saat ini. Karena ada gesekan
sistem undakan, menurut Kang Asep, yang jadi koor- dengan perusahaan tambang, para penambang ini
dinator, panjangnya bisa mencapai 150-an meter. Bia- pindah ke Blok Tanki. Ada juga dua blok lainnya, yakni
sanya di kedalaman 20 meter sudah ditemukan emas. Pasar dan Urug.
Satu lubang tambang aktif melibatkan 260-an Bijih yang mengandung emas, yang dikemas da-
pekerja. Mereka dibagi dalam dua grup. Satu grup be- lam karung, kemudian dibawa ke tempat pengolahan.
kerja selama 24 jam dimulai pagi hari. Biasanya di- Lokasinya masih di dekat perkampungan. Terlihat ma-
hasilkan kurang lebih 160 karung, masing-masing beru- sih sederhana dan belum secara penuh memperhati-
kuran 25 kg. Dari tiap karung biasanya dihasilkan 2 kan aspek lingkungan dan keselamatan. Meski demi-
gram emas. ”Tetapi ada juga di bawah itu,” terang Tim mengunjungi lokasi tambang dan pengolahan.
Dadan, salah satu penambang.
Setiap lubang tambang ada satu pemodal. Ia yang
akan menyediakan dana investasi. Investasi awal un-
tuk satu lubang, setidaknya menggali sampai mene-
mukan bijih emas kurang lebih Rp 70 juta. Setelah
berhasil menemukan bijih emas, investasi tambahan
diperoleh dari hasil penjualan emas.
Ketika sudah meghasilkan emas, sistem pemba-
giannya akan berbeda. Total pendapatan akan dikura-
ngi dengan biaya operasional. Sisa dari pengurangan
tersebut baru dibagi antara pemilik modal dengan grup
pekerja, pembagiannya 40/60 atau 50/50.
Kegiatan penambangan di lokasi ini dikoordinir
oleh Kelompok Penambang Rakyat Sukabumi (KPS).
Kelompok ini dibentuk pada tahun 2010, dan saat ini
semua penambang menjadi anggota.

Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 23

 NASIONAL
Para penambang di lokasi penambangan.
kian, cara mengolahnya sudah tidak lagi dengan mer-
kuri. Mereka menggunakan sianida dengan tambahan
beberapa bahan lain seperti kapur.
Mulanya bijih digerus untuk mencapai ukuran ter-
tentu, kemudian dimasukkan ke dalam tong. Di lokasi
ini ada dua tong pengolahan. Satu tong bisa menam-
pung 100 karung bijih, dan satu tong lagi bisa menam-
pung 150 karung bijih. Pengolahannya memakan wak-
tu tiga hari. Per 100 karung rata-rata menghasilkan 1 ons
emas.
Berharap Segera Mendapat Izin
Setelah mengunjungi lokasi tambang dan pengo-
lahan, tim kemudian bertemu dan berdiskusi dengan
warga penambang. Dalam kesempatan itu, Kasubdit
Tim Verifikasi Penyusunan Kebijakan Pertambangan Rakyat terdiri dari perwakilan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba), utusan dari Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan; Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Polisi;
Kementerian Dalam Negeri; Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat; Direktorat Intel dan Keamanan Polda Jawa Barat, akademisi dari perguruan tinggi; serta perwakilan
dari Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
24 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Penyiapan Program Minerba, Kementerian ESDM, Heri
Permana, menjelaskan bahwa tim verifikasi hadir un-
tuk melihat langsung aktivitas pertambangan rakyat
dan memberi arahan tentang pertambangan rakyat
yang baik dan benar. Direncanakan wilayah pertam-
bangan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat bakal
dijadikan percontohan pertambangan rakyat di tingkat
nasional.
Heri Permana juga menjelaskan perkembangan
pembuatan regulasi pertambangan rakyat. Saat ini tim
yang terdiri dari lintas kementerian dan lembaga se-
dang menyusun kebijakan pertambangan rakyat. Di
saat bersamaan, pemerintah juga tengah merevisi UU
Minerba. Diharapkan revisi UU Minerba yang akan
datang sudah menampung kebutuhan kegiatan usaha
pertambangan rakyat. Salah satunya soal luas wilayah
dan syarat kedalaman tambang rakyat.
Namun Heri berpesan agar, para penambang ti-
dak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hu-
kum. ”Perlu hati-hati sebelum aturan ini diterbitkan,
semua perlu menjaga diri agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan. Sesuai dengan arahan Presiden Joko
Widodo terhadap pertambangan rakyat hanya ada dua
hal, yaitu ditertibkan dan diterbitkannya secara resmi
status Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR),” tandas
Heri.
Wilayah pertambangan akan ditertibkan jika mi-
salnya dilakukan di wilayah yang sudah ada izinnya,
area hutan lindung, atau hutan konservasi. Tetapi kalau
di luar wilayah tersebut maka bisa diterbitkan. ”Apalagi
kalau sudah dikelola oleh masyarakat seperti di Suka-
bumi ini,” terangnya.

Asosiasi Pertambangan Rakyat Indonesia (APRI) Kabupaten Sukabumi, mengapresiasi langkah pemerintah pusat memverifikasi aktivitas pertambangan rakyat
di Sukabumi. APRI berharap proses penerbitan status wilayah pertambangan akan semakin cepat,mengingat potensi penambang di daerah Sukabumi sangat
besar, ada kurang lebih 20 ribu warga penambang.
Kepala Bidang Infrastruktur Mineral dan Batu-
bara, Kemenko Maritim, John H.P. Tambunan pada ke-
sempatan itu menyampaikan amanat rapat terbatas
pada 9 Maret 2017 mengenai pertambangan rakyat.
”Sesuai rapat tersebut, penggunaan merkuri untuk per-
tambangan emas skala kecil dihapuskan. Merkuri tidak
boleh lagi digunakan,” terang John.
Ia kemudian mencontohkan kegiatan pertamba-
ngan rakyat skala kecil di Kulonprogo yang ramah ling-
kungan.
Ditemui di sela-sela acara pertemuan dengan
masyarakat penambang, Ketua DPC Asosiasi Pertam-
bangan Rakyat Indonesia (APRI) Kabupaten Sukabu-
mi, Cecep Taryana mengapresiasi langkah pemerintah
pusat memverifikasi aktivitas pertambangan rakyat di
Sukabumi. ”Kami berharap proses penerbitan status
wilayah pertambangan akan semakin cepat,” terang
Cecep.
Ia juga menjelaskan potensi penambang di dae-
rah Sukabumi sangat besar. Ada kurang lebih 20 ribu
warga penambang. Ada yang menambang di Suka-
bumi, ada juga yang menambang di daerah lain seperti
di Kalimantan. ”Jika status wilayah pertambangan rak-
yat sudah terbit, mereka akan lebih nyaman bekerja di
daerahnya sendiri,” tandas Cecep.
Ketua Komunitas Penambang Sukabumi (KPS)
NASIONAL
Dede Kusdinar mengaku terharu dengan kehadiran tim
verifikasi. ”Sejak 2007 kami memperjuangkan hak
kemakmuran rakyat berdasarkan undang-undang pa-
sal 33 ayat 3 bahwa bumi, air serta kekayaan alam di-
dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-
nya demi kemakmuran rakyat. Kami juga ingin agar
aktivitas kami tidak dianggap sebagai penambang tan-
pa izin. Hari ini harapan itu mulai menemukan titik
terang lewat kehadiran bapak-bapak dari pemerintah
pusat, ” ujar Dede.
Ia pun berjanji untuk mematuhi setiap regulasi
yang ada termasuk kegiatan pertambangan bebas
merkuri. ”Kami ingin menjadi bagian dari gerakan na-
sional di tahun 2021 bebas merkuri. Kami siap,” tandas
Dede.
Tim Verifikasi Penyusunan Kebijakan Pertamba-
ngan Rakyat terdiri dari perwakilan Direktorat Jenderal
Mineral dan Batubara (Minerba), utusan dari Kemen-
terian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan
Keamanan; Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar
Polisi; Kementerian Dalam Negeri; Dinas ESDM Pro-
vinsi Jawa Barat; Direktorat Intel dan Keamanan Polda
Jawa Barat, akademisi dari perguruan tinggi; serta
perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 25
 NASIONAL
OMNIBUS TEBAR BONUS
4 MUFLIHUN HIDAYAT
muflihhidayat@tambang.co.id
Rancangan undang-undang sapu
jagat memuat dukungan investasi hilir
tambang. Supaya lancar, pengusaha
diberi gratis royalti, boleh menambang
sepanjang umur cadangan, dan bebas
DMO. Kewenangan daerah ditarik ke
pusat, demi memangkas jalur birokrasi.
J
adwal kerja Irwandy Arif makin padat. Guru
Besar Pertambangan Institut Teknologi Ban-
dung yang kini menjabat sebagai Staf Khusus
Menteri ESDM ini, sibuk hilir mudik dari forum
ke forum. Selain ikut mengusulkan muatan
Rancangan Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja sek-
tor pertambangan, ia juga vokal menyuarakan bahwa
paket Omnibus Law itu penting untuk segera disahkan.
Di berbagai kesempatan, ia tangkas menangkis hujatan
soal isi Omnibus yang dituding mengangkut kepenti-
ngan pengusaha.
26 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Saat dijumpai di kantor Kementerian ESDM, di
bilangan Jakarta Selatan, pada pertengahan Maret lalu,
Irwandy menjelaskan asal-usul penyusunan aturan sa-
pu jagat itu. Menurutnya, tingkat investasi tambang di
Indonesia masih lemah, padahal secara geologi sum-
ber dayanya tergolong potensial. Melalui Omnibus, pe-
merintah ingin menata investasi di sektor sumber daya
alam.
”Semua yang menjadi kekayaan negara salah
satunya pertambangan adalah modal kita. Begitu men-
jadi modal ada investasi. Investasi ini yang akan kita
perbaiki,” ujarnya.
Pemerintah menjanjikan berbagai bonus bagi pe-
ngusaha yang berani investasi di bidang hilirisasi mine-
ral mentah. Disebutkan dalam Omnibus, barang siapa
yang melakukan peningkatan nilai tambah, memba-
ngun pabrik yang terintegrasi dengan tambang, maka
akan dibebaskan dari beban royalti, dan diberi durasi
izin operasi hingga cadangan habis.
Maksud terintegrasi di sini, seperti smelter milik
PT Vale Indonesia di Sorowako, dan milik PT Antam di
Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Di mana pabrik pemurni-
an dan tambangnya tergabung di satu lokasi. Insentif
bebas royalti dan izin seumur tambang berlaku bagi
investasi pemurnian, bukan yang sebatas pengolahan
mineral saja.

Omnibus membedakan antara arti pengolahan
dengan pemurnian. Di mana keduanya dalam Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2009 (UU Minerba), masih
memiliki definisi yang sama.
Pengolahan adalah aktivitas mengolah bahan
mentah tambang atau raw material tanpa mengubah
sifat kimia. Sedangkan pemurnian, mengolah bijih
hingga sifat kimianya berubah.
Pabrik yang mengolah bijih tembaga menjadi
konsentrat seperti yang dilakukan PT Freeport Indo-
nesia dan PT Amman Mineral, digolongkan sebagai
kegiatan pengolahan saja. Berbeda dengan Vale yang
memurnikan bijih nikel menjadi nickel matte, dan
Antam yang memurnikan nikel menjadi feronikel.
Untuk menyebut peningkatan nilai tambah batu
bara, Omnibus menggunakan istilah pemanfaatan, bu-
kan pengolahan dan pemurnian. Ini juga berbeda de-
ngan UU Minerba.
Omnibus mendorong hilirisasi batu bara ke arah
gasifikasi. Mengubah emas hitam menjadi gas sintetis,
dimetil eter, metanol, dan produk turunan petrokimia
lainnya. Pengusaha yang terjun ke bisnis gasifikasi akan
diberi bonus royalti nol persen, dan diberi durasi izin
operasi selama 30 tahun, yang dapat diperpanjang
setiap sepuluh tahun hingga usia cadangannya habis.
Pemanfaatan batu bara ini, kata Irwandy, menye-
dot perhatian khusus pemerintah. Di satu sisi, ada am-
bisi yang membara, gasifikasi ditargetkan untuk me-
ngentas ketergantungan negara terhadap impor elpiji.
Tapi di sisi lain, diakui bahwa secara teknologi, gasifi-
NASIONAL
kasi belum terbukti mampu melantai di level komer-
sial. Hentakan gasifikasi sejauh ini masih menunggu
proyek percobaan yang dilakukan oleh PT Bukit Asam.
”Sampai sekarang belum ada yang berhasil ka-
rena sulit. Pemerintah memberikan kemudahan supa-
ya internal rate of return-nya masuk ke keekonomian,”
beber pria yang sebelumnya lalu lalang di dunia per-
tambangan sebagai pengamat sekaligus Ketua Umum
Indonesian Mining Institute itu.
Bonus lainnya yang bakal diterima penambang
batu bara dari hilirisasi, adalah penghapusan kewa-
jiban pasok domestik atau domestic market obligation.
Ide ini tertuang dalam pasal 102 pada draf Omnibus.
Bonus DMO dihitung dari volume batu bara yang dipa-
sok sebagai bahan baku produk hilir.
Selain bicara bonus, Omnibus juga disusun untuk
menuntaskan perkara tumpang tindih regulasi, yang
dinilai menjadi faktor utama penghambat investasi.
Aturan di lintas kementerian kerap saling bertentangan
satu sama lain, aturan di tingkat daerah juga terkadang
melawan rambu-rambu dari pusat. Dampaknya pe-
ngusaha jadi kebingungan.
Kasus tumpang tindih regulasi misalnya seperti
yang dialami oleh PT Timah di Bangka Belitung. Opera-
sionalnya terancam terganggu lantaran dihadang Pera-
turan Daerah tentang zonasi. Aturan zonasi merupakan
turunan dari kebijakan Kementerian Kelautan dan Pe-
rikanan mengenai larangan menambang di laut pada
zona nol sampai dua mil. Masalahnya, sebagian besar
sumber daya milik perusahaan pelat merah ini berada
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 27
 NASIONAL

di area laut. Dari total konsesi seluas 184 ribu hektare,

sebanyak 139 ribu hektare terletak di perairan Bangka
Belitung. Aturan zonasi menjegal izin dari Kementerian
ESDM yang dikantongi Timah.
Dalam Omnibus Law, sengkarut semacam ini
nantinya akan dituntaskan secara internal dan terin-
tegrasi di lingkup pemerintahan. Bunyi ketentuan ter-
sebut tertuang dalam pasal 134 dan 138 tentang hak
atas tanah. Opsi penyelesaian tumpang tindih akan di-
atasi melalui Peraturan Presiden atau Peraturan Peme-
rintah.
Omnibus mendepak isi UU Minerba yang meng-
instruksikan pelaku usaha untuk mengurus sendiri
sengketa tumpang tindih. Aturan main sebelumnya,
kalau pengusaha merasa dirugikan, silahkan melawan
sendiri lewat pengadilan.
Ada satu hal yang diatur secara rangkap dalam
Omnibus dan revisi UU Minerba, yaitu mengenai ke- Irwandy Arif, Staf Khusus Menteri ESDM
pastian kontrak bagi raksasa batu bara. Keduanya sa-
ma-sama memberikan perpanjangan izin bagi peme- Dalam draf rancangan aturan sapu jagat itu, dise-
gang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan butkan bahwa kewenangan Dinas ESDM di daerah soal
Batubara (PKP2B). Hanya saja bedanya, revisi UU Mi- perizinan tambang bakal dihapus. Padahal, dalam re-
nerba memberikan perpanjangan kontrak dengan isti- visi UU Minerba, Gubernur masih diberi kewenangan
lah Izin Usaha Pertambangan Khusus, sementara Om- menerbitkan izin.
nibus mengadopsi istilah Perizinan Berusaha. Soal Jika melihat isi Daftar Inventarisasi Masalah (DIM)
ketentuan luas wilayah, keduanya sama-sama tidak yang diserahkan Ppemerintah ke Dewan Perwakilan
mewajibkan penciutan wilayah menjadi maksimal 15 Rakyat Republik Indonesia, misalnya soal Izin Pertam-
ribu hektare. bangan Rakyat, Gubernur dan Dinas ESDM Provinsi ma-
Khusus perkara ini, senator dan pemerintah terli- sih memiliki kuasa. Sedangkan dalam draf Omnibus,
hat kompak satu suara, kontrak diperpanjang dan luas izin tersebut diganti menjadi Perizinan Berusaha yang
wilayah batal disunat. berada di bawah kendali Pemerintah Pusat.
Deri mengutarakan nada penolakan mewakili
Ribuan Izin Pindah Ke Kota Asosiasi Dinas Pengelola ESDM se-Indonesia, yang ja-
Meskipun alur bicaranya pelan, sangat hati-hati batan ketuanya dipegang oleh Kepala Dinas ESDM Pro-
dalam memilih diksi, tapi maksud yang disampaikan vinsi Banten, Eko Palmadi, pimpinan Deri. Munculnya
Deri Deriawan jelas dan tegas. Pada akhir Februari lalu, keberatan tersebut lantaran Pemerintah Pusat dinilai
saat diundang menyoal Omnibus Law sektor pertam- belum memiliki instrumen yang memadai untuk me-
bangan, Kepala Bidang Geologi Dinas ESDM Provinsi ngawasi seluruh kegiatan tambang secara nasional.
Banten ini, menyatakan kekecewaannya atas rencana ”Kalau ini ditarik ke pusat, apakah sumber daya
Pemerintah Pusat yang hendak mengambil alih kewe- manusianya sudah siap? (Bagaimana) soal kelemba-
nangan Pemerintah Daerah. gaan, sarana prasarana ?” kata Deri.

Revisi UU Minerba memberikan perpanjangan kontrak dengan istilah Izin Usaha Pertambangan Khusus, sementara Omnibus mengadopsi istilah Perizinan
Berusaha. Soal ketentuan luas wilayah, keduanya sama-sama tidak mewajibkan penciutan wilayah menjadi maksimal 15 ribu hektare.

28 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV


Berdasaran data Kementerian ESDM hingga Ma-ret lalu, ada 3.372 Izin Usaha Pertambangan yang tercatat dikelola oleh Pemerintah Provinsi. Ribuan izin ini bakal
ditarik pindah ke pusat apabila klausul peralihan wewenang dalam Omnibus resmi diketok.
Ia mengulas tentang pengalamannya saat terjadi
peralihan kewenangan dari Pemerintah Kota atau Ka-
bupaten ke Pemerintah Provinsi pada tahun 2014 silam,
yang diatur melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemda. Menurutnya, peralihan tersebut
berdampak pada fungsi pengawasan di level akar rum-
put yang dinilai semakin melemah.
Dampak ini dikhawatirkan bakal semakin mele-
bar apabila Pemerintah Pusat mencaplok seluruh ke-
wenangan dinas di daerah.
”Ketika pelaksanaan UU 23/2014 ada satu masa-
lah pokok, di mana kelemahannya aspek pengawasan
dan pengendalian. Terlihat dari adanya indikasi kebo-
coran penerimaan negara, kerusakan lingkungan, ba-
nyaknya konflik sosial, dan penambangan tanpa izin,”
tegas Deri.
Peralihan kewenangan tersebut dimuat dalam
Omnibus di pasal 35, yang menyatakan bahwa usaha
pertambangan dilaksanakan berdasarkan Perizinan
Berusaha dari Pemerintah Pusat. Pengertian Perizinan
Berusaha ini mencakup berbagai jenis izin pertam-
bangan yang sebelumnya diatur oleh UU Minerba,
mulai dari jenis izin IUP, IUPK, hingga IPR, yang meliputi
berbagai macam komoditas, baik yang statusnya tahap
ekplorasi atau eksploitasi. Omnibus memboyong ham-
pir semua ketentuan yang semula hendak diatur dalam
revisi UU Minerba.
NASIONAL
Alasan utama peralihan kewenangan ke tingkat
pusat karena birokrasi di level daerah dianggap kerap
menyebabkan investasi macet. Kepala Badan Koor-
dinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia mengata-
kan, sejauh ini investasi senilai Rp 700 triliun masih
tertahan masuk ke Indonesia karena mayoritas terken-
dala birokrasi di daerah. Masalah yang sering terjadi
adalah tumpang tindih peraturan, yang membuat pe-
ngusaha memilih hengkang.
”Salah satunya karena urusan lahan di daerah
kemudian urusan perizinan,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Staf Khusus Menteri
ESDM Irwandy Arif bilang, pemusatan wewenang ini
dilakukan untuk memangkas jalur birokrasi. Tujuannya
supaya investasi tidak berbelit-belit. Namun demikian,
pihaknya belum mengetahui skema pasti yang akan
diadopsi dalam perpindahan ini.
”Kita tunggu saja dulu bagaimana proses Omni-
bus Law. Memang dikatakan di situ (dipindahkan) ke
Pemerintah Pusat, tapi ada kemungkinan pendelegasi-
an dari pusat ke daerah,” ujar Irwandy.
Berdasaran data Kementerian ESDM hingga Ma-
ret lalu, ada 3.372 Izin Usaha Pertambangan yang terca-
tat dikelola oleh Pemerintah Provinsi. Ribuan izin ini
bakal ditarik pindah ke pusat apabila klausul peralihan
wewenang dalam Omnibus resmi diketok.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 29
 NASIONAL
REVISI UNTUK MENATA
PERTAMBANGAN
4 EGENIUS SODA
egen@tambang.co.id
Pembahasan RUU Minerba terus
berjalan di tengah Pandemi Covid-19.
Ada 13 isu strategis yang jadi perhatian
pada revisi payung hukum
pertambangan ini. Semuanya berlabuh
pada komitmen penegakan hukum.
P
EMBAHASAN tentang Rancangan Undang-
Undang Nomor 4 tahun 2009 atau RUU Mi-
nerba tetap berjalan. Sudah dimulai sejak
2018, pembahasannya kini sudah mendeka-
ti akhir. Beberapa waktu lalu ada rapat ma-
raton antara Panitia Kerja bentukan Komisi VII DPR RI
dengan pemerintah.
Pemerintah juga giat melakukan sosialisasi de-
ngan beberapa stakeholder pertambangan. Termasuk
dengan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat. Ter-
anyar, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara me-
nyelenggarakan diskusi publik yang dilaksanakan
secara virtual pada akhir April lalu.
30 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Dalam paparannya, Dirjen Minerba Kementerian
ESDM Bambang Gatot menyampaikan 13 isu utama di
dalam revisi UU Minerba. Isu-isu tersebut berasal dari
usulan pemerintah maupun DPR.
”Revisi ini merupakan upaya untuk memperbaiki
tata kelola pertambangan Indonesia,” kata Bambang
Gatot mengawali pemaparannya.
Ada beberapa alasan revisi ini menjadi penting.
Mulai dari terbitnya UU Nomor 23 tahun 2003 tentang
Pemerintahan Daerah. Kemudian kedua, karena ada
beberapa amanat UU Minerba tidak bisa terlaksana.
”Sebagai contoh proses pengolahan dan pemur-
nian yang harusnya bisa diselesaikan pada 2014 belum
bisa diselesaikan bahkan sampai sekarang prosesnya
masih terus berlansung,” kata Bambang.
Selain itu, Kementerian ESDM dalam hal ini Ditjen
Minerba juga melihat masalah yang dijumpai seperti
masalah lintas sektor, tumpang tindih perizinan de-
ngan kementerian lain.
”Kemudian perlunya diatur pengusahaan batuan
skala kecil untuk keperluan tertentu. Karena ini spesifik
sekali maka kami perlu mengatur secara terpisah,”
tandasnya lagi.
Kemudian soal keberlanjutan operasi khusus pe-
ralihan dari rezim kontrak menjadi rezim izin. Karena
UU Minerba sudah tidak lagi mengenal perjanjian dan

Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono menyampaikan 13 isu utama di dalam revisi UU Minerba. Isu-isu tersebut berasal dari usulan
pemerintah maupun DPR. Revisi ini merupakan upaya untuk memperbaiki tata kelola pertambangan Indonesia.
kontrak tetapi perizinan. ”Masih ada kurang lebih 100
kontrak yang perlu kita perhatikan juga,” terang Bam-
bang.
Alasan lainnya adalah beberapa kebijakan seperti
pengaturan kewenangan Pemerintah Daerah. Soal
penghapusan luas wilayah minimum untuk eksplorasi
dan penetapan WIUP oleh Menteri setelah diusulkan
oleh Gubernur.
”Ada beberapa isu yang akan jadi konten revisi UU
Minerba atau konten penunjang seperti mendorong
kegiatan eksplorasi, penguatan peran BUMN dalam
pengelolaan pertambangan dan penyempurnaan tata
kelola pertambangan. Adanya sanksi pidana bagi peru-
sahaan yang tidak melaksanakan reklamasi dan pasca-
tambang,” terang Bambang.
13 Isu Utama RUU Minerba
Setelah melewati proses yang cukup panjang, pe-
merintah dan DPR akhirnya merumuskan 13 isu utama
dalam revisi UU Minerba. ”Ini merupakan selain usul-
an-usulan pemerintah dan DPR, juga masukan dari se-
mua stakeholder,” ujar Dirjen Bambang Gatot yang
memasuki fase pensiun pada April lalu.
Isu pertama, yakni penyelesaian permasalahan
antar sektor di mana jaminan kepastian pemanfaatan
ruang dan lahan yang sudah ditetapkan dan serta bata-
san kegiatan pengolahan dan pemurnian.
NASIONAL
Seperti untuk IUP OP Khusus untuk pengolahan
dan pemurnian. Sekarang sudah ada demarkasi jelas,
kalau kegiatannya terintegrasi dengan tambang maka
akan tetap berada di bawah pengasawan Kementerian
ESDM. Sementara itu IUP OP Khusus yang berdiri sen-
diri akan berada di bawah kewenangan Kementerian
Perindustrian.
Isu kedua, penguatan konsep wilayah pertamba-
ngan. Kegiatan penyelidikan dan penelitian dapat dila-
kukan di seluruh wilayah hukum pertambangan.
”Ini juga penting karena selama ini selalu terken-
dala tata ruang. Kami mengusulkan wilayah hukum
usaha pertambangan ini dalam rangka inventarisasi
sumber daya alam di seluruh wilayah Indonesia,” jelas-
nya.
Isu ketiga, memperkuat kebijakan peningkatan
nilai tambah. Hal ini dilakukan dengan insentif bagi
perusahaan yang membangun smelter sampai dengan
2022 serta penghiliran batu bara. ”Kita tahu ini merupa-
kan cita-cita bangsa ini untuk memproses dan memur-
nikan semua hasil tambang dalam negeri,” terang
Bambang.
Lalu isu keempat, mendorong kegiatan eksplo-
rasi untuk penemuan deposit batu bara. Sebagaimana
diketahui eksplorasi adalah nadi pertambangan. Cada-
ngan yang sekarang di eksploitasi saat ini merupakan
produk tahun 1970an sampai 1980an.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 31
 NASIONAL
Adanya penugasan BUMN, BUMD, swasta pada
kegiatan penyelidikan dan penertiban di daerah pada
area green field, mendorong eksplorasi melalui anak
usaha, membayar dana ketahanan minerba.
Isu kelima, pengaturan khusus tentang izin pe-
ngusahaan bantuan di mana kewenangan penerbitan
surat izin penambangan batuan oleh Gubernur. Beri-
kutnya reklamasi dan pascatambang. Hal ini akan di-
buat lebih tegas apabila terjadi pelanggaran lingku-
ngan.
Kemudian isu ketujuh, jangka waktu IUP atau
IUPK merupakan insentif bagi pemegang izin yang
membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian. Hal
ini sangat penting sekali karena sangat menentukan
profil investasi dari pertambangan baik dari sisi inves-
tasi besar maupun kecil dan kewajiban. ”Waktu ini
menjadi bagian penting bagaimana mengatur investasi
tambang agar menarik,” terangnya lagi.
Isu Kedelapan, mengakomodir putusan MK dan
UU Nomor 23 Tahun 2014, Wilayah Pertambangan di-
tetapkan oleh Menteri setelah ditentukan oleh Peme-
rintah Provinsi.
Isu Kesembilan, adanya penguatan peran peme-
rintah dalam pembinaan dan pengawasan kepada
Pemda. Dengan diberikan sanksi terhadap Pemda apa-
bila tidak patuh melaporkan kegiatan tambang di dae-
rah, serta pengelolaan Inspektur Tambang oleh Peme-
rintah Pusat.
Selain isu-isu utama, pemerintah juga memasukan isu-isu pendukung, mulai dari definisi, penyelenggaran penguasaan wilayah batu bara yang berhubungan
dengan perpindahan kewenangan.
32 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
”Selama ini banyak sekali IUP yang terbit di dae-
rah, pada waktu 2011 dan 2012 ada 11.000 IUP yang se-
karang coba kami selesaikan secara administrasi dan
teknis kurang lebih tinggal 3.500 IUP. Masih banyak,”
tutur Bambang.
Kesepuluh, penguatan peran BUMN dengan
memprioritaskan pengelolaan wilayah eks KK dan
PKP2B kepada BUMN, dan penugasan BUMN untuk
kegiatan eksplorasi. Hal ini merupakan privelege kepa-
da BUMN untuk diberikan lebih dulu apabila ada yang
telah selesai suatu kegiatan tambang.
Kesebelas, kelanjutan operasi KK atau PKP2B
menjadi IUPK dilakukan untuk mempertimbangkan
penerimaan negara dan kepastian berusaha bagi pe-
megang IUPK. Kelanjutan operasi ini masih ada karena
saat ini masih ada 100 perusahaan KK maupun PKP2B
sehingga butuh kepastian hukum.
”Kita masih punya 100 perusahaan untuk mem-
beri kepastian hukum. Isu kedua belas, izin usaha per-
tambangan rakyat (IPR) terkait luas WPR (Wilayah Per-
tambangan Rakyat) yang selama ini selalu dalam uku-
ran kecil. Maka kita berikan dari yang semula 25 hekta-
re menjadi 100 hektare dan pendapatan daerah dari
IPR,” jelas Bambang Gatot.
Dan isu ketiga belas, tersedianya rencana penge-
lolaan minerba nasional. Pengelolaan pertambangan mi-
neral dan batu bara dilakukan secara sistematis, terpadu
dan terarah, menyeluruh, transparan, dan akuntabel.

Penyelesaian hak atas tanah, ini memang harus seimbang dengan hak atas tanah oleh publik. Bisa juga memberikan kepastian pengusaha maupun pertambangan.
Selain isu-isu utama, pemerintah juga memasu-
kan isu-isu pendukung yang sebetulnya untuk meleng-
kapi penyusunan RUU Minerba itu sendiri. Mulai dari
definisi, penyelenggaran penguasaan wilayah batu ba-
ra yang berhubungan dengan perpindahan kewenang-
an. Kemudian pengutamaan penguasaan mineral dan
batu bara untuk kepentingan dalam negeri. Lalu status
mineral batu bara dalam keadaan tertentu yang mung-
kin tidak diatur dalam UU.
Kemudian penyelesaian hak atas tanah ”Lalu
juga ada penyelesaian hak atas tanah, ini memang ha-
rus seimbang dengan hak atas tanah oleh publik. Bisa
juga memberikan kepastian pengusaha maupun per-
tambangan,” terangnya.
Selanjutnya tentang divestasi saham dan sanksi
administratif pidana juga telah dilakukan review agar
lebih tegas. ”Lalu ada isu tentang usaha jasa pertam-
bangan karena sebagian besar kegiatan pertambangan
dikerjakan oleh usaha jasa, dan ketentuan peralihan,”
tandas Bambang.
Harus Mengubah Pola Pikir
Menanggapi paparan Dirjen Minerba, Pakar Hu-
kum dan juga Guru Besar Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Hikmahanto Juwana mengapresiasi kema-
juan dari pembahasan RUU Minerba.
”Ini kerja keras dan butuh waktu yang cukup la-
ma, sejak tahun 2018. Kami dari Fakultas Hukum UI
juga telah menyampaikan usulan beberapa waktu lalu
ke Komisi VII,” terang Hikmahanto.
NASIONAL
Selanjutnya, ia mengingatkan bahwa yang pen-
ting dari perubahan UU Minerba yag penting adalah
antara apa yang tertulis dengan yang terjadi di lapang-
an. ”Saya melihat di UU No. 4 tahun 2009, masalanya
banyak ketentuan yang tidak bisa dijalankan,” tandas-
nya.
Menurutnya permasalahannya ada dua, Pertama;
Kita tidak bisa memetakan dengan baik dan kemudian
melihat apa yang dan mentransformasikan dengan
baik dalam regulasi. Kedua, menurutnya memang ada
isu-isu tertentu yang harus bottom up.
”Kalau kita mau lakukan bottom up ini maka
penegakan atas UU itu harus kuat. Kalau tidak RUU
Minerba ini akan sama,” tandasnya.
Ia sepakat bahwa harus berubah mindset dan pe-
merintah sebagai regulator yang lebih dahulu mengu-
bah pola pikirnya.
”Karena saya lihat mindset yang sering terbawa
adalah mindset masa lalu. Tahun 1967 ketika UU No.11
dibuat tentu sudah berbeda dengan sekarang. Tahun
1967 mungkin kita belum punya teknologi, sulit menda-
patkan biaya, tidak punya ahli. Sehingga posisi tawar
Indonesia di mata investor masuk sangat lemah. Tetapi
sekarang menurut saya swasta nasional dan BUMN
sudah tidak seperti tahun 1967,” tuturnya.
Ia menyoroti gelagat pemerintah yang hendak
memberi perpanjangan bagi PKP2B. Ia meminta agar
pemerintah menghentikan kontrak PKP2B, dan kon-
trak hanya boleh diberi perpanjangan apabila BUMN
tidak berminat mengelola lahan eks PKP2B itu.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 33
 NASIONAL
Hikmahanto Juwana, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia
”Tiga puluh tahun beroperasi kalau sudah selesai,
ya selesai, tidak perlu diperpanjang,” tegas Hikma-
hanto.
Bambang Gatot Ariyono mengaku sepakat bahwa
mindset dalam RUU Minerba ini harus ke depan. Oleh
karenanya dalam penyusunan ini perlu melihat feno-
mena dan permasalahan sekarang dan antisipasi ke
depan.
Soal perpanjangan PKP2B, Bambang menyebut
bahwa yang juga harus jadi pertimbangan pemerintah
adalah konsistensi atas kebijakan yang sudah ditulis
atau ditetapkan. ”Kalau memang umur investasi yang
menarik hanya 30 tahun maka UU yang baru nanti
harus menetapkan 30 tahun tanpa ada tambahan. Hal
yang perlu dikaji adalah berapa lama waktu yang dibe-
34 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
rikan sehingga bisa menarik untuk investasi,” tandas
Bambang.
Di UU Nomor 11 tahun 1967, di UU Nomor 4 tahun
2009 dan di Kontrak atau Perjanjian juga dituliskan hal
yang sama. ”Saya tidak tahu bagaimana dilihat dari
aspek legalnya. Apakah sebuah komitmen bersyarat
atau hanya iming-iming saja. Tetapi kalau ke depan
saya sepakat kalau dirasa cukup 30 tahun maka ditulis
demikian,” tandas Bambang.
Sementara itu, Sukmandaru Prihatmoko sebagai
Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) ba-
nyak memberi masukan terkait kegiatan eksplorasi.
Namun ia mengapresiasi langkah maju dari pemba-
hasan RUU Minerba ini. ”Apresiasi tinggi pada peme-
rintah dan DPR yang sudah bekerja keras sehingga
sekarang sudah sampai di Panitia Kerja,” tandasnya.
Kemudian Rizal Kasli, Ketua Umum Perhimpu-
nan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) mene-
gaskan pengelolaan sumber daya alam pertambangan
harus untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Ia
menegaskan, penguasaan sumber daya alam pertam-
bangan oleh negara yang kemudian dikelola dan di-
usahakan adalah untuk kesejahteraan masyarakat.
”Kami terus mendorong adanya peningkatan ni-
lai tambah untuk semua produk pertambangan. Se-
hingga tumbuh industri-industri berbasis pertambang-
an di Indonesia,” tandas Rizal.
Pemerintah masih membuka kesempatan bagi
asosiasi dan masyarakat untuk memberi masukan ter-
kait Revisi UU Minerba ini.
 NASIONAL

TAMBANG RAKYAT
JANGAN SALAH SASARAN
S
alah satu isu yang dibahas dalam Rancangan Terkait hal ini, Pakar Hukum Internasional Univer-
Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 atau sitas Indonesia, Hikmahanto Juwana menegaskan dua
RUU Minerba, adalah Izin Pertambangan hal. Pertama, Pemerintah perlu memasukan aspek
Rakyat. Direktur Jenderal Mineral dan Batu- pemberdayaan. ”Kalau bisa ada ketentuan member-
bara, Bambang Gatot Ariyono membenarkan dayakan rakyat. Bagaimana buat mereka punya kete-
tentang hal itu. rampilan dan wawasan,” tandasnya.
”Ini juga menjadi perhatian kami, bagaimana Kedua, kebijakan ini harus benar-benar menya-
memposisikan rakyat semakin kuat. Kami memberi- sar rakyat.
kan kriteria-kriteria agar rakyat lebih leluasa melaku- ”Jangan sampai kedoknya adalah rakyat dan di-
kan kegiatan pertambangan,” tandasnya dalam Diskusi belakangnya itu pengusaha besar apalagi kalau ada
Publik Revisi UU Minerba, Jakarta, Rabu (29/4). bintang bintang besar,” tandas Hikmahanto yang juga
Perubahan dalam revisi itu mencakup soal luas menjadi panelis dalam diskusi online terkait revisi UU
wilayah yang awalnya hanya 25 hektare, kemudian da- Minerba itu.
lam RUU Minerba diberi kemungkinan sampai 100 Sementara Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi In-
hektare dan kedalaman 100 meter. donesa (IAGI), Sukmandaru Prihatmoko mengingat-
Dari sisi iuran, juga ada perubahan, mulai dari kan kembali filosofi awal dari adanya Izin Pertamba-
pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lain ngan Rakyat.
yang diatur. Dalam RUU Minerba, ada tambahan beru- ”Dikembalikan lagi ke filosofi awal dimana IPR
pa iuran pertambangan rakyat. sebagai wujud keberpihakan negara pada masyarakat
”Iuran pertambangan rakyat menjadi bagian dari setempat. Labelnya saja IPR,” katanya.
struktur pendapatan daerah berupa pajak dan atau re- Meski demikian Ia tetap mendorong kegiatan pe-
tribusi daerah yang penggunaannya untuk pengelolaan nambangannya harus menggunakan kaidah pertam-
tambang rakyat sesuai dengan ketentuan peraturan bangan yang baik dan benar.
perundang-undangan,” kata Dirjen Bambang Gatot. ”Meski tambang rakyat harus pakai kaidah per-
Ia menjelaskan, Wilayah Pertambangan Rakyat tambangan yang baik dan benar termasuk dari sisi sa-
(WPR) akan ditetapkan oleh Menteri ESDM atas usulan fety. Pelaporan yang transparan sehingga menjadi ba-
Pemerintah Provinsi. han inventori,” ungkap Sukmandaru.
”Kita harus membedakan rakyat yang mana, ka-
lau rakyatnya mampu tidak tidak bisa masuk ke WPR.
Ia akan berusaha lewat IUP yang sudah ditetapkan.
Kalau sudah pakai alat berat yang banyak, modalnya
besar, jangan pakai pertambangan rakyat lagi. Rakyat
itu ada keterbatasan modal dan teknologi,” tegas Bam-
bang.
Dalam penetapan WPR, lanjut Bambang, persi-
apannya dilakukan Pemerintah Daerah mulai dari pe-
nyiapan lahan, eksplorasi sampai studi Analisis Dam-
pak Lingkungan.
”Karenanya kami tambahkan iuran pertamba-
ngan rakyat untuk kompensasi kegiatan Pemda dalam
mengelola dan membina WPR,” tandasnya.
Dari WPR tersebut nanti akan diterbitkan bebera-
pa IPR. Masing-masing IPR tetap diwajibkan untuk
menyertakan dokumen lingkungan. Ini juga termasuk
pertambangan sungai untuk mencari batu mulia atau
emas. Jika penambangannya hanya menggunakan du-
lang mungkin pengaruhnya kecil. Tetapi kalau sampai
gunakan alat berat dan sampai merusak alur sungai
tentu tidak boleh.
”Pemberi izin harus teliti dan hati-hati,” tandas
Bambang.

Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 35

 WAWANCARA

KETUA KOMISI VII DPR RI,

SUGENG SUPARWOTO

TANCAP GAS
KOMISI TAMBANG

36 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV

 WAWANCARA

D
i tengah situasi pandemi virus Corona,
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indo-
nesia tetap berusaha mempercepat pem-
bahasan Rancangan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 atau RUU Minerba.
Tadinya, DPR sempat mengumumkan bakal menge-
sahkan revisi payung hukum pertambangan itu pada
tahun sidang ketiga, akhir April lalu.
Hal tersebut diketahui dari dua surat yang beredar
dengan kop Sekertaris Jenderal dan Badan Keahlian
DPR. Surat pertama ditujukan kepada para pimpinan
fraksi anggota DPR RI, dan surat kedua ditujukan ke-
pada pimpinan serta anggota Komisi VII DPR RI.
Isi surat menyebutkan bahwa sesuai kesepakatan
sidang periode Maret, ditentukan akan adanya rapat
kerja yang digelar pada bulan April di ruang rapat Ko-
misi VII DPR. Komisi yang membidangi pertambangan
ini bakal melangsungkan rapat secara virtual mengikuti
protokol waspada Corona.
Menteri yang diundang meliputi Menteri ESDM,
Mendagri, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Perindus-
trian, dan Menteri Keuangan. Materi rapat adalah
pembicaraan tingkat satu yang menjaring pandangan
mini fraksi terhadap hasil Panitia Kerja Minerba, yang
selanjutnya menjadi bahan pertimbangan bagi pe-
ngambilan keputusan RUU Minerba.
Tapi, beberapa hari menjelang jadwal rapat, DPR
mencabut rencana tersebut, rapat ditunda sampai ba-
tas waktu yang belum ditentukan. Penundaan diputus-
kan atas permintaan pemerintah, yang menghendaki
agar dilakukan penyelarasan terlebih dahulu antara
pasal-pasal dalam UU Minerba dan Omnibus Law.
”Sekarang ini, Panitia Kerja sedang mengidentifi-
kasi pasal-pasal yang secara bersamaan dibahas, baik
di RUU Minerba maupun dalam naskah Omnibus
Law,” ujar Sugeng Suparwoto, Ketua Komisi VII DPR RI.
Bertempat di kantornya, lantai 22 kompleks DPR
RI, Majalah TAMBANG berkesempatan melakukan wa-
wancara khusus dengan Sugeng. Sekitar satu jam
lebih, politisi dari Fraksi Nasional Demokrat asal daerah
pilih Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah itu bercerita
tentang dinamika RUU Minerba.
Menurutnya, RUU Minerba yang merupakan revisi
dari UU Nomor 4 Tahun 2009 ini, sudah sekian lama di-
inisiasi untuk disusun, mengingat ada beberapa pasal
yang sudah tidak implementatif, dan juga sudah diba-
talkan oleh keputusan Mahkamah Konstitusi.
Percepatan revisi UU Minerba dinilai penting kare- Apa faktor utama yang membuat pembahasan RUU
na banyak aspek yang mendesak untuk segera dibe- Minerba dikebut?
nahi. Salah satu sorotan utama dalam revisi tersebut Ini perintah Mahkamah Konstitusi untuk segera
mengenai kepastian investasi, termasuk soal nasib merevisi UU Minerba. Waktu itu banyak pasal-pasal
kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan yang digugat di Mahkah Konstitusi dan pemerintah ka-
Batubara (PKP2B). lah, sehingga ada beberapa pasal yang harus diubah.
Mantan Direktur PT Surya Energi Raya, perusaha- Selain itu, terjadi juga kesulitan-kesulitan dalam
an pengelola migas di Blok Cepu ini menyebutkan, pe- mengimplementasikan UU Minerba. Contohnya ten-
ngesahan RUU Minerba akan dituntaskan oleh jajaran tang pertambangan rakyat atau pertambangan kecil
dewan teranyar dengan hanya melalui dua kali masa yang perizinan dan prosesnya dibuat sama dengan per-
sidang. Adapun petikan lengkap wawancara dengan tambangan besar. Ada aspek ketidakadilan dalam tata
Sugeng sebagaimana berikut: kelola pertambangan.

Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 37

 WAWANCARA

Dengan munculnya keputusan MK, termasuk be-

rubahnya kewenangan daerah, di lapangan terjadi ba-
nyak ketidakpastian. Ini sangat tidak sehat dan berba-
haya, mengingat dunia pertambangan menyangkut as-
pek-aspek yang begitu kompleks. Ada masalah sosial,
ekonomi, lingkungan dan juga kepastian hukum.
Lantas ada yang mengaitkan bahkan dengan ba-
hasa yang sinis, bahwa penyusunan UU ini dipercepat
semata-mata untuk memenuhi kepentingan kelompok
tertentu, yakni pengusaha tambang batu bara generasi
pertama yang akan habis masa kontraknya.
Saya katakan dengan tegas bahwa kita bekerja
tidak untuk kepentingan itu. Kita-kita tidak sepicik
itulah. Memang, dalam waktu dekat ini, dimulai bulan
November tahun ini, beberapa usaha pertambangan
batu bara berskala besar, PKP2B akan habis masa kon-
traknya, sehingga memungkinkan terjadinya tarik-me-
narik kepentingan. Dan itu wajar, di manapun begitu,
karena undang-undang pada hakekatnya merupakan
produk hukum dari proses agregasi kepentingan.
Bagi saya, sebuah undang-undang harus meme-
nuhi prinsip-prinsip dasar, yakni kepastian hukum, ter-
masuk di dalamnya kepatian usaha, keadilan, keman-
faatan bagi kesejahteraan umum, dan prinsip keber-
lanjutan.

Ada kesan bahwa pembahasan RUU Minerba ter-

tutup, tidak melibatkan peran serta masyarakat.
Bagaimana tanggapan Anda?
Ya, ada tuduhan semacam itu, dan itu jauh dari
fakta yang terjadi. Saya sendiri sebagai Ketua Komisi VII
tak kurang dari enam kali menghadiri forum seminar,
sebagai narasumber, termasuk seminar yang diseleng-
garakan Majalah TAMBANG ini, beberapa waktu lalu.
Demikian juga pimpinan komisi yang lain, dan juga
anggota Komisi VII, banyak sekali forum yang mereka
hadiri, yang secara khusus membahas UU Minerba ini.
Komisi VII juga telah menerima masukan dari
berbagai pihak, ada yang datang dengan delegasi se-
perti Ikatan Mahasiswa Pertambangan. Komisi VII juga
menggelar dialog khusus dengan tim riset Fakultas
Hukum Universitas Indonesia yang dipimpin Guru Be-
sar Hikmahanto Yuwono. Fakultas Hukum UI secara
khusus melakukan penelitian soal penyusunan UU
Minerba ini. Dan beberapa rekomendasi telah disam-
paikan, yang menjadi referensi kami sebagai Panitia
Kerja. Itu yang kita lakukan di periode sekarang.

Bagaimana dinamika di kalangan anggota dewan

soal perpanjangan kontrak dan penciutan wilayah
PKP2B?
Ya, dalam rapat-rapat Panitia Kerja terjadi pemba-
hasan disertai perdebatan yang tajam, baik antar fraksi,
antar anggota dalam satu fraksi, maupun dengan pe-
merintah.
Ada sebuah fakta yang menjadi bahan perdeba-
tan, bahwa PKP2B generasi pertama yang sudah me-
nambang selama 30 tahun itu, menguasai wilayah se-
luas puluhan bahkan ratusan ribu hektare, sementara

38 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV

 WAWANCARA

yang ditambang kurang lebih hanya delapan ribu hek-

tare saja.
Hal ini tentunya mengusik rasa keadilan, di mana
indeks gini rasio penguasaan tanah kita yang demikian
timpang. Jutaan rakyat kita tidak memiliki tanah, bah-
kan rata-rata petani kita hanya menguasai dan me-
ngolah 0,2 hektare per kapita. Sementara itu, ada sege-
lintir orang yang menguasai puluhan bahkan ratusan
ribu hektare, dan hanya sebagian kecil saja yang di-
kelola. Sebagian besar sisanya hanya menjadi nilai bu-
ku, portofolio, yang nilai ekonominya hanya dinikmati
oleh pemegang kuasa saja.
Konon, karakter usaha pertambangan besar me-
merlukan gimmick semacam ini untuk mempertahan-
kan laverage dalam persaingan pasar maupun modal
kapital. Di sinilah fungsi undang-undang, hadir untuk
mengatur menuju titik ekuilibirium, keseimbangan,
yang dilandasi nilai-nilai etis dan kesadaran akan hu-
kum sebab-akibat.
Perdebatan juga sangat tajam menyangkut apa-
kah PKP2B yang habis masa kontraknya akan menda-
pat perpanjangan otomatis, sebagaimana diatur dalam
UU Minerba, dan menjadi rezim Izin Usaha Pertam-
bangan Khusus (IUPK), dengan diberi durasi operasi
dua kali sepuluh tahun, alias 20 tahun. Kalau setuju
dengan ini, maka ada konsekuensinya luas wilayah
dibatasi, maksimal 15 ribu hektare.
Ada yang usul, bahwa luas PKP2B perpanjangan
yang layak adalah delapan ribu hektare plus 15 ribu
hektare, atau 23 ribu hektare, untuk membedakan de-
ngan IUPK baru. Lantas sisanya bagaimana? Tentunya
dikembalikan kepada negara. Siapa negara itu, ada
yang menyebut pemerintah; pemerintah mana, pusat
atau daerah, ada BUMN, BUMD bahkan ada yang
menyebut BUMDes.
Yang saya lihat, anggota dewan yang mewakili
daerah tambang seperti Kalimantan Timur, itu keras
sekali. Aktivitas tambang yang meninggalkan dampak
lingkungan, meninggalkan luka fisik lingkungan dan
sosial, membuat mereka keras meminta kontrak
PKP2B jangan diperpanjang. Kalau sudah berakhir ya
sudah kembalikan ke negara, atau dilelang kembali,
sehingga semua mendapat kesempatan usaha.

Soal BUMN, bagaimana RUU Minerba memberikan

porsi prioritas?
Menyangkut peran BUMN juga menjadi perde-
batan yang panjang. BUMN adalah representasi negara
yang memiliki tugas sebagai public service obligation
atau pelayan masyarakat. Tapi di sisi lain, perusahaan
pelat merah dituntut untuk menghasilkan untung dan
tidak boleh rugi. Ini terkadang menjadi dilema bagi
BUMN.
Undang-Undang Dasar pasal 33 ayat 3 menyebut-
kan bahwa bumi, air dan kekayaan yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara, dan dipergunakan un-
tuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Tafsir dari
pasal ini begitu beragam; ada yang menekankan pada
’dikuasai negara’, oleh karena itu menjadi penting me-

Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 39

 WAWANCARA
ngutamakan peran BUMN sebagai representasi negara
untuk ’menguasai’ bumi air dan kekayaan yang ter-
kandung di dalamnya.
Di sisi lain, ada pendapat yang penekanannya pa-
da ’sebesar-besarnya kemakmuran rakyat’. Mazhab ini
tidak memedulikan siapa yang ’menguasai’, yang pen-
ting dapat membawa ’sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat’. Sehingga BUMN, koperasi atau swasta me-
miliki kedudukan yang sama, yang penting dapat mem-
bawa kemakmuran rakyat. Saya rasa mazhab terakhir
ini adalah yang paling cocok untuk konteks Indonesia,
bahwa standing laverage bagi badan usaha semuanya
sama, sejauh mana memberi kemakmuran rakyat.
Ini bukan nasionalisme chauvanistic, tapi lebih
mengedepankan nasionalisme yang realistis, demi ke-
makmuran rakyat. Jangan sampai sumber-sumber
yang potensial gara-gara kita chauvanistic, semua ha-
rus BUMN, jadi malah tidak jalan.
Yang harus dihindari adalah kecenderungan
mentally greedy atau mental rakus, yakni kecende-
rungan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya
dengan mengabaikan tanggung jawab dan dampak-
dampak negatif dari usaha yang dijalankan.
Sugeng Suparwoto, saat menjadi pembicara dalam seminar Indonesia Mining Outlook 2020, yang diselenggarakan oleh Majalah TAMBANG.
40 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Daftar Investarisasi Masalah pada RUU Minerba dan
draf Omnibus Law sektor pertambangan isinya
idientik, bahkan ada beberapa ketentuan yang di-
atur secara rangkap. Bagaimana memastian agar ini
tidak saling tumpang tindih?
Maka dari itu kita akan melakukan sinkronisasi.
Omnibus Law secara resmi kini sudah di tangan DPR
untuk dibahas. Dalam rapat Badan Musyawarah, yang
dihadiri seluruh fraksi, komisi, dan pimpinan DPR,
telah disepakati bahwa pembahasan Omnibus Law
dilakukan di Badan Legislasi.
Ketika Panitia Kerja UU Minerba membahas DIM
pada beberapa waktu lalu, naskah Omnibus Law be-
lum secara resmi dibahas di DPR, meskipun sudah
diserahkan oleh pemerintah kepada pimpinan DPR
sejak Januari lalu. Setelah disepakati dalam rapat
Bamus dan pimpinan DPR itu, dan diumumkan dalam
Sidang Paripurna, maka secara resmi telah dimulai
pembahasan naskah Omnibus Law. Itulah yang tengah
berlangsung.
Di periode sebelumnya, nasib RUU Minerba terka-
tung-katung hingga akhirnya gagal dirampungkan.

Apa upaya khusus yang dilakukan oleh Komisi VII
periode sekarang untuk memastikan RUU Minerba
bisa tuntas?
Apa yang saya dengar, bahwa periode lalu me-
merlukan waktu yang cukup lama untuk terjadinya
kesepahaman dan kesepakatan antar kementerian da-
ri pemerintah sendiri. Sebagaimana kita ketahui bah-
wa undang-undang disusun antara DPR dan peme-
rintah, jadi kalau pemerintahnya tak kunjung kompak
dan satu sikap, maka dipastikan penyususnan undang-
undang tersebut akan terhambat.
Saya dengar, periode lalu, Kementerian ESDM
dan Kementerian Perindustrian misalnya, sulit sepakat
soal hilirisasi mineral. Ada tarik-ulur soal tata kelola
smelter, mau di bawah naungan siapa. Itu salah satu
sebab yang membuat tidak tuntas. Di periode seka-
rang, masalah tersebut sudah tidak ada, sudah kompak
satu sama lain.
WAWANCARA
Upaya yang dilakukan Komisi VII yaitu kerja keras
dan kerja cermat dalam menjalankan fungsinya, mulai
dari fungsi legislasi, budgeting hingga pengawasan. Di
Komisi VII kita semua kompak menyusun agenda ker-
jasama, terlebih khususnya dalam menuntaskan UU
Minerba ini, semua berjalan sesuai dengan jadwal yang
kita susun. Setelah ditetapkan sebagai RUU prioritas
dan carry over, maka segera dibentuk Panja RUU Mi-
nerba. Dengan agenda yang ketat, Panitia Kerja Mi-
nerba berjalan secara maraton dan simultan dalam
waktu tiga bulan, termasuk ketika masa reses.
Selain itu, kenapa pembahasan RUU Minerba
bisa cepat selesai, karena kami tidak menyusun lagi
Daftar Inventarisasi Masalah dari awal, ditambah juga
sudah terbit Surat Presiden yang menunjuk kemente-
rian untuk terlibat dalam penyusunan RUU ini. Jadi, kita
tinggal bahas DIM tersebut bersama kementerian yang
diperintahkan.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 41
 LAPORAN UTAMA
TUMBANG
SETELAH EKSPOR DISETOP
4 MUFLIHUN HIDAYAT
muflihhidayat@tambang.co.id
Percepatan larangan ekspor memukul
para penambang lokal yang berjibaku
membangun smelter. Pemodal
hengkang karena jaminan pasokan
tidak lagi ada. Hingga kuartal pertama
tahun ini 12 smelter dinyatakan undur
diri. Kebijakan tersebut digugat Uni
Eropa. Indonesia diduga menyokong
upaya monopoli bahan baku baja.
42 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
D
ata di meja Bambang Gatot Ariyono ada
yang berubah. Pada pertengahan Maret la-
lu, bertempat di kantornya, Direktur Jen-
deral Minerba Kementerian ESDM ini, me-
nyampaikan laporan anak buahnya yang
ke lapangan menghitung perkembangan konstruksi
smelter. Laporan itu menyimpulkan, jumlah pabrik
pengolah nikel meleset dari target.
Tahun lalu, Indonesia ditarget bakal memiliki 41
smelter nikel. Tapi setelah evaluasi teranyar, jumlahnya
menurun jadi 29 smelter. Sebanyak 12 perusahaan gu-
gur, balik kanan batal membangun pabrik.
”Dari 29 smelter itu, rata-rata pembangunannya
antara 30 sampai 40 persen. Diharapkan selesai di ta-
hun 2022 atau 2023,” ungkap Bambang, yang purna
tugas per April tahun ini.
Di kesempatan yang sama, anak buah Bambang,
Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral, Yunus Sae-
fulhak menjelaskan penyebab selusin smelter tersebut
tutup. Menurutnya, ini dampak dari percepatan larang-

Tahun lalu, Indonesia ditarget bakal memiliki 41 smelter nikel, tapi setelah evaluasi teranyar, jumlahnya menurun jadi 29 smelter. Sebanyak 12 perusahaan gugur,
balik kanan batal membangun pabrik.
an ekspor. Imbasnya akan terus berlanjut. Ia juga ragu,
dari 29 smelter itu apakah semuanya akan terealisasi
sesuai target.
”Orang mau investasi karena ada ekspor. Seka-
rang, financial close ada yang dikaji ulang,” tegas bekas
Direktur Panas Bumi itu.
Kalau ditarik mundur, saat pemerintah mengu-
mumkan secara resmi percepatan larangan ekspor
pada September tahun lalu, Bambang Gatot mem-
bantah bahwa kebijakan tersebut akan mengempas
pembangunan smelter. Pasalnya, relakasasi sejak per-
tama kali digulirkan bukan ditujukan untuk mendanai
pabrik, tapi hanya untuk tambahan pemasukan bagi
penambang.
Lulusan Teknik Pertambangan Universitas Pem-
bangunan Nasional Yogyakarta ini, memiliki hitungan
tersendiri. Menurutnya, laba perusahaan dari jualan
bijih tidak akan sanggup untuk menutup biaya kons-
truksi smelter. Keliru kalau pengusaha bikin pabrik de-
ngan mengandalkan ekspor.
”Membangun smelter dengan hasil ekspor tidak
akan cukup. Ya namanya insentif kan ekstra bonus, bu-
kan pokok utama,” tandasnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Senior Advisor PT
Wanatiara Persada, Arif S Tiammar. Wanatiara tidak
memakai hasil dagang ke luar negeri untuk mendirikan
smelter. Saat ekspor dilarang, Wanatiara sama sekali
tidak terdampak. ”Karena investasinya sudah disiap-
kan dari awal,” tutur Arif.
Tahun lalu, perusahaan yang membangun pabrik
feronikel di Maluku Utara ini, mengantongi Surat Per-
LAPORAN UTAMA
Asia Today
setujuan Ekspor untuk menjual bijih kadar rendah ke
luar negeri. Keuntungan dari ekspor dipakai hanya un-
tuk mengurangi ongkos produksi penambangan. Bu-
kan untuk modal pabrik. Kata Arif, membangun smel-
ter dengan hanya mengandalkan ekspor bisa dibilang
terlalu nekat dan berisiko.
Pabrik Wanatiara dibangun satu set dengan pem-
bangkit tenaga uap berkapasitas 112 megawatt. Se-
muanya rampung sesuai target. Konstruksi tuntas pada
Desember tahun lalu. Nilai investasinya USD 600 juta.
Modal tersebut disuntik oleh perusahaan asal Tiong-
kok.
Sebagian penambang memang ada yang sang-
gup menyiapkan dana sejak awal layaknya Wanatiara.
Tapi tak bisa dipungkiri, banyak penambang yang
menggunakan surat ekspor sebagai jaminan utang un-
tuk membeli tungku. Jualan nikel kadar rendah ke
negeri orang menjadi tumpuan untuk memastikan
smelter bisa dibangun.
Salah seorang anggota Asosiasi Penambang Nikel
Indonesia yang sedang mambangun smelter di Halma-
hera Tengah mengatakan, ia sepakat bahwa laba eks-
por tidak bisa jadi tumpuan. Tapi surat ekspor bisa diga-
daikan ke investor di luar negeri agar bersedia menda-
nai smelter.
Ia menjalin kerja sama dengan pelanggannya di
Tiongkok, yang biasa membeli bijih nikel dari tambang-
nya. Mekanisme kontrak pembangunan smelter diatur
lewat skema kongsi.
Dalam jangka waktu tertentu, ia diwajibkan me-
masok bahan baku bagi pabrik yang sudah ada di
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 43
 LAPORAN UTAMA

Tiongkok dengan jaminan surat ekspor. Saat smelter

baru yang dibangun di Indonesia sudah beroperasi, ia
juga bertugas mencukupi bahan baku bijih, dengan
jaminan jumlah cadangan di tambang yang ia miliki.
Secara kepemilikan, investor tersebut akan men-
jadi pemegang saham mayoritas di smelter baru, yang
berlaku hingga durasi tertentu, dan bisa diambil alih
dengan syarat-syarat khusus.
Kata sumber tersebut, surat ekspor berperan se-
bagai ekuiti bagi penambang sekaligus jaminan kepa-
da investor. Apabila ekspor tiba-tiba ditutup lebih cepat
dari rencana awal, maka penambang tidak bisa
memenuhi kontraknya, gagal memasok pabrik existing
milik investor. Surat ekspor yang menjadi jaminan pe-
nambang hangus tidak berlaku.
Meski demikian, smelter milik sumber yang ber-
kantor di daerah Jakarta Barat ini, masih bertahan.
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, nama peru-
sahaan miliknya masih diproyeksikan sebagai pabrik
yang lanjut dibangun, bukan termasuk yang tumbang.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, memimpin delegasi Indonesia
Menanggapi kondisi ini, Dirjen Bambang Gatot ke Jenewa.
mengatakan, pihaknya akan membantu mencari pe-
modal baru. Pemerintah akan memfasilitasi lewat per- menghadiri pertemuan konsultasi tahap advance qu-
temuan khusus dengan investor dan bank devisa. estionnaire di Jenewa, Swiss. Forum yang digelar sebe-
Penambang diminta untuk membuat profil lengkap lum memasuki sidang panel itu, meminta keterangan
mengenai potensi cadangan yang dimiliki dan hitung- dari pihak Indonesia atas kebijakan penutupan ekspor.
hitungan kongsi smelter, untuk disodorkan di forum Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga,
tersebut. ”Kami bantu all out,” tandasnya. memimpin delegasi Indonesia ke Jenewa. Jerry me-
ngatakan, delegasi Indonesia menjawab semua per-
Miring Ke China Digugat Eropa tanyaan yang dilayangkan oleh Uni Eropa. Selama
Selisih dua bulan setelah pemerintah meng- puluhan tahun, katanya, Indonesia hanya bergantung
umumkan larangan ekspor, Indonesia langsung diadu- pada ekspor barang mentah. Kini, Indonesia bisa me-
kan ke Organisasi Perdagangan Internasional (WTO). ngolah sendiri untuk mendapatkan nilai tambah. Se-
Penutupan keran relaksasi yang diputuskan menjadi hingga wajar kalau muncul kebijakan pembatasan
dua tahun lebih cepat itu, digugat oleh Uni Eropa. In- ekspor tersebut.
donesia dituding curang membatasi akses produsen Selain itu, larangan ekspor juga digulirkan untuk
baja antikarat Eropa terhadap bahan baku bijih. menjamin investasi smelter yang sudah masuk ke In-
Pada akhir Januari lalu, Indonesia yang diwakili donesia. Jika nikel terus-menerus dijual ke luar negeri,
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perindustrian, dengan mempertimbangkan neraca cadangan ter-
Kementerian Perdagangan, dan Kementerian ESDM, akhir, pasokan bahan baku akan habis dalam kurun

Daftar Perusahaan Smelter yang Batal Dibangun

Perusahaan Smelter Pemegang Eskpor Progres Smelter Lokasi
PT Fajar Bakti Lintas Nusantara (ekspansi) PT Fajar Bakti Lintas Nusantara (ekspansi) 3,80% Halmahera Tengah
PT Sambas Mineral Mining PT Sambas Mineral Mining 7,09% Konawe Selatan
PT Asia Mining Minerals PT Toshida Indonesia 30,30% Kolaka
PT Surya Saga Utama PT Surya Saga Utama 39,44% Bombana
PT Integra Mining Nusantara PT Integra Mining Nusantara 20,54% Konawe Selatan
PT Genba Multi Mineral PT Genba Multi Mineral 0% Morowali Utara
PT SBC Prime Metal PT Tiran Indonesia 9,84% Konawe Utara
PT Adhikara Cipta Mulia PT Adhikara Cipta Mulia 11,55% Konawe Utara
PT Angkasa Jaya Mulia PT Indoberkah Jaya Mandiri 17,8% Tanah Bumbu
PT Sinar Deli Bantaeng PT Tonia Mitra Sejahtera 24,7% Bantaeng
First Pasific Mining - 10% Halmahera Tengah
Kinlin Nickel Industri - 80% Konawe Selatan

44 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV


Tsingshan dan Jiangsu produsen baja antikarat terbesar di dunia, keduanya berlomba-lomba ekspansi mendirikan pabrik di lumbung-lum-bung sentra nikel,
termasuk Indonesia.
waktu tak lebih dari 10 tahun.
Jika melihat data dari Kementerian ESDM, pro-
duksi bijih nikel nasional mencapai 60 juta ton per ta-
hun. Sedangkan serapan domestik hanya setengahnya.
Kemampuan pabrik belum seimbang dengan jumlah
produksi nikel. Kemudian soal investasi smelter, dike-
tahui ada dua perusahaan raksasa asal China yang me-
miliki tungku super besar di Indonesia, yaitu Tsingshan
Group dan anak usaha Jiangsu Delong, Virtue Dragon.
Keduanya merupakan produsen baja antikarat
terbesar di dunia. Tsingshan dan Jiangsu berlomba-
lomba ekspansi mendirikan pabrik di lumbung-lum-
bung sentra nikel, termasuk Indonesia. Berlokasi di Su-
lawesi, tepatnya di Morowali dan Konawe, keduanya
memiliki pabrik jumbo penghasil stainless steel, yang
menjadi penyerap terbesar bijih nikel di pasar domes-
tik.
Saking besarnya, Tsingshan menjadi bagian yang
berani mendikte harga dari penambang lokal sampai
ke titik tawar paling rendah, yang membuat Asosiasi
Penambang Nikel Indonesia protes, mendesak peme-
rintah agar menerapkan harga batas bawah.
Lantaran mampu menekan harga bahan baku,
Thingsan bisa memproduksi baja antikarat di Indo-
nesia dengan ongkos sangat murah. Sehingga daga-
ngannya ke seluruh belahan dunia nyaris tiada tanding.
Membuat produsen lain kalah kompetitif. Tsingshan
melahap pasar sampai ke Uni Eropa. Dampaknya, in-
LAPORAN UTAMA
Dok. Tsingshan - Nickel Mines Limited
dustri di Uni Eropa mengalami penurunan profit yang
serius. Dalam konteks ini, Uni Eropa melayangkan per-
lawanan.
Pada pertengahan April lalu, Uni Eropa menerap-
kan bea masuk antidamping sementara kepada Tsing-
shan. Produk baja antikarat dalam bentuk gulungan
dan lembaran dari dua anak usaha Tsingshan di Indo-
nesia dibebani tarif tambahan 17 persen. Kebijakan
tersebut digulirkan karena produsen Eropa kalang ka-
but. Ekspansi Thingsan yang gila-gilaan dan biaya pro-
duksi murah di Indonesia membuat produsen Uni
Eropa kedodoran di rumah sendiri.
Uni Eropa mencatat adanya lonjakan impor baja
antikarat ke pasar Eropa, salah satu pemain besarnya
adalah Tsingshan. Kondisi produsen Uni Eropa se-
makin terpuruk karena sulit melakukan ekspor. Pasar
lama Uni Eropa di Amerika tertutup setelah pemerin-
tahan Amerika memberlakukan tarif impor baja hingga
25 persen.
Bagi Uni Eropa, penerapan bea masuk pada
Tsingshan diharapkan dapat membendung gelombang
baja impor, mengakhiri depresi harga, sehingga indus-
tri Uni Eropa mampu kembali pulih.
Di saat bersamaan, Indonesia digugat oleh Uni
Eropa ke Organisasi Perdagangan soal larangan ekspor
nikel. Indonesia dinilai terlalu miring ke raksasa baja
antikarat China. Larangan ekspor dianggap sebagai
upaya menyokong monopoli bahan baku.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 45
 LAPORAN UTAMA
MENJERIT DIJEPIT KARTEL
4 MUFLIHUN HIDAYAT
muflihhidayat@tambang.co.id
Keran ekspor nikel ditutup tanpa
dibarengi aturan tata niaga yang rapih.
Kondisi pabrik domestik dikuasai
segelintir raksasa, menyulut permainan
kartel. Tekanan harga yang kebangetan
dan regulasi yang tak konsisten,
memunculkan rasa curiga adanya
praktik kongkalikong.
T
ATKALA bertemu Ketua Komisi VII DPR, Su-
geng Suparwoto, Meidy Katrin Lengkey
mengungkapkan unek-uneknya. Meidy ada-
lah sekretaris jenderal Asosiasi Penambang
Nikel Indonesia. Ia melaporkan kelakuan sau-
dagar smelter yang menekan para pengusaha nikel,
seenaknya.
46 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Pertemuan Sugeng dan Meidy itu berlangsung
melalui forum yang diinisiasi oleh Himpunan Pe-
ngusaha Muda Indonesia Jakarta, akhir Februari lalu.
Dalam forum itu, di hadapan para pengusaha, Sugeng
mengatakan bakal membentuk panitia khusus (pan-
sus) untuk mengusut dugaan adanya peran mafia di
balik ketimpangan harga jual bijih nikel domestik.
Sejak pemerintah mempercepat larangan ekspor
nikel pada Januari lalu, pasar dalam negeri mengalami
banjir pasokan, membuat para pemilik smelter domes-
tik berada di atas angin. Mereka memanfaatkan kondi-
si, menekan harga hingga ke level paling rendah. Bah-
kan cenderung tidak wajar.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sum-
ber Daya Mineral, produksi bijih nikel nasional hingga
penghujung tahun 2019 mencapai 60 juta ton, sedang-
kan industri dalam negeri tercatat hanya mampu me-
nyerap setengahnya. Banjir pasokan jelas tampak di
depan mata.
Kata Meidy, selain memiliki kapasitas terbatas,
desain teknologi smelter lokal rata-rata menyasar nikel
kadar tinggi. Sedangkan jenis nikel yang diproduksi
oleh penambang dominan berkadar rendah. Penutu-
pan mendadak keran relaksasi menyebabkan penum-
 LAPORAN UTAMA

cerindocorp.com
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, produksi bijih nikel nasional hingga penghujung tahun 2019 mencapai 60 juta ton, sedangkan
industri dalam negeri tercatat hanya mampu menyerap setengahnya.

pukan stok yang tadinya hendak dikirim ke luar negeri. lapangan. Kalau mengacu pada HPM pada Januari lalu,
”Di tujuh provinsi yang mendapat kuota ekspor, penambang menanggung royalti hingga USD 30 per
ada sekitar 3,8 juta bijih nikel kadar 1,7 (persen) yang ton. Kewajiban tersebut mesti ditunaikan di muka. Tan-
numpuk, enggak tahu mau diapain,” ungkap Meidy. pa bukti pembayaran, kapal pengangkut bakal dijegal
Sebelum larangan ekspor resmi berlaku, kondisi tidak boleh berlayar.
tata niaga nikel domestik dinilai sudah kacau. Bijih ni- Penambang juga digencet dengan penentuan
kel kadar tinggi yang hanya boleh dijual di pasar dalam surveyor atau peninjau secara sepihak. Pemilik smelter
negeri, harganya dibanderol lebih murah dibanding- enggan memakai patokan uji kadar nikel dari lembaga
kan kadar rendah di pasar ekspor. Kondisi ini terus ber- survei yang ditunjuk pemerintah. Mereka memakai
lanjut hingga kini, malah justru makin runyam karena jasa peninjau sendiri.
ekspor disetop.
Menurut catatan Asosiasi Penambang, pada awal
kuartal pertama tahun ini, smelter lokal membeli nikel
kadar tinggi dengan kontrak antar sampai tongkang
atau free on board seharga USD 18 per ton. Padahal ni-
kel dengan kadar yang sama, di pasar ekspor laku sam-
pai USD 60 per ton.
Untuk nikel kualitas rendah, dalam penjualan
ekspor terakhir harganya berkisar di angka USD 46 per
ton, sementara di pasar domestik hanya dihargai USD
10 dolar per ton. ”Itu pun kalau diterima, masalahnya
smelter enggak mau terima,” seloroh perempuan yang
menjabat sebagai CEO di dua perusahaan tambang
nikel di Konawe, Sulawesi Tenggara, PT Alotama Karya
dan PT Konawe Bakti Pratama itu.
Penambang semakin terhimpit karena dibebani
kewajiban royalti berdasarkan Harga Patokan Mineral
(HPM), yang nilainya jauh di atas angka transaksi riil di Meidy Katrin Lengkey

Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 47

 LAPORAN UTAMA
Ada lima lembaga survei yang direkomendasikan
oleh pemerintah, yaitu PT Sucofindo, PT Surveyor Indo-
nesia, PT Anindya Wiraputra Konsult, PT Carsurin, dan
PT Geoservices. Sedangkan pihak smelter, mengguna-
kan jasa PT Intertek Utama Service.
Saat barang dimuat ke atas kapal, petugas survei
dari pemerintah melakukan penghitungan kadar nikel,
yang hasilnya juga dijadikan acuan penentuan tarif ro-
yalti. Sampai di sini tidak ada masalah. Tapi ketika kapal
meluncur dan tiba di pabrik, pemilik smelter menguji
ulang kadar nikel dengan menggunakan jasa peninjau
sendiri. Barang yang datang di pelabuhan bongkar di-
klaim kadarnya anjlok. Sehingga pihak smelter leluasa
menego harga serendah-rendahnya.
”Malah bisa-bisa kami yang kena penalti karena
kadar dinyatakan tidak sesuai pesanan. Pembeli me-
nentukan wajib gunakan Intertek di pelabuhan bong-
kar,” tutur Meidy.
Intertek, pada Agustus tahun lalu, disomasi seca-
ra terbuka oleh sejumlah penambang nikel. Intertek di-
sebut melakukan wanprestasi, dianggap memanipu-
lasi kadar nikel milik sejumlah penambang di Sulawesi
Tenggara. Somasi tersebut digulirkan oleh Direktur PT
Citra Mandiri Tripilar, perusahaan tambang nikel, Igna-
tius Hery Prasetyo.
Menurut Meidy, penambang tidak bisa menghin-
dar dari jebakan peninjau suruhan bos smelter, karena
pelayanan yang diminta rata-rata kontrak antar sampai
pabrik atau cost insurance freight. Inspeksi yang rilis
Menurut catatan Asosiasi Penambang, pada awal kuartal pertama tahun ini, smelter lokal membeli nikel kadar tinggi dengan kontrak antar sampai tongkang atau
free on board seharga USD 18 per ton.
48 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
sebelum kapal berlayar, akan dibantah oleh hasil uji
kualitas di pelabuhan bongkar. Kadar nikel diklaim
merosot selama perjalanan.
Mendengar keluhan panjang kali lebar dari Meidy,
pimpinan komisi energi Sugeng Suparwoto berkomen-
tar pedas. ”Kok ada smelter sekuat itu,” tandasnya. ”Ini
layak dibentuk pansus. Siapa di balik itu akan saya
cek.” tukas anggota dewan asal Fraksi Nasional Demo-
krat ini. Di dunia usaha, Sugeng pernah menjabat seba-
gai direktur PT Surya Energi Raya, perusahaan penge-
loa Blok Cepu milik Surya Paloh itu.
Mengendus Aroma Kartel
Sekitar pertengahan Agustus 2019, deru percepa-
tan larangan ekspor mulai menggema. Datangnya dari
kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman,
yang kini kewenangannya bertambah membawahi
urusan investasi. Menteri Luhut Binsar Pandjaitan bi-
lang, peningkatan nilai tambah nikel nasional perlu se-
gera dikebut. Untuk itu, keran relaksasi akan ditutup
lebih cepat.
Instansi teknis yang membidangi urusan tam-
bang, Kementerian ESDM sempat membantah renca-
na tersebut. Mineral mentah masih akan lanjut dijual ke
luar negeri, ekspor tetap dibuka sampai batas waktu
yang sudah disepakati sebelumnya, Januari 2022, me-
ngacu pada Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor
25 Tahun 2018.
Namun tak berselang lama, Kementerian ESDM

Alasan percepatan, kata Bambang, cadangan nikel nasional sudah menipis. Kalau ekspor terus-terusan dibuka, stok bijih nikel akan habis dalam kurun waktu
7-8 tahun.
tiba-tiba menarik bantahannya. Lewat konferensi ter-
buka, pada awal September 2019, Dirjen Minerba,
Bambang Gatot Ariyono resmi mengumumkan Per-
men tersebut digantikan oleh regulasi baru, Permen
ESDM Nomor 11 Tahun 2019 yang isinya mempercepat
larangan ekspor jadi Januari 2021.
Alasan percepatan, kata Bambang, cadangan ni-
kel nasional sudah menipis. Kalau ekspor terus-teru-
san dibuka, stok bijih nikel akan habis dalam kurun
waktu 7-8 tahun. Menutup keran penjualan dinilai se-
bagai langkah tepat dalam rangka konservasi.
Melihat drama tarik-ulur kebijakan ini, Ketua Ko-
misi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto mengendus ada hal
yang janggal. Mengapa Menteri Luhut lebih dominan
memutuskan dibanding instansi teknis yang semesti-
nya lebih berwenang bicara soal urusan tambang ni-
kel.
”Paling kencang memang Pak Luhut yang men-
jawab, saya sampai heran mana (Kementerian)
ESDM,” ungkap Sugeng. ”Pemerintah inkonsisten, yang
mestinya ekspor itu sampai Januari 2022, tiba-tiba di-
torpedo dipotong. Kalau dilihat dari alurnya, jangan-
jangan terjadi abuse of power,” tandasnya.
Kecurigaan tersebut semakin kentara lantaran
akselerasi larangan ekspor diputuskan di tengah kon-
disi pasar yang hanya dikuasai segelintir raksasa. Men-
ciptakan arena bebas bagi permainan kartel, memben-
tuk hukum rimba, seperti memaksa cicak melawan
buaya.
Dari total konsumsi nikel domestik, sekitar 60
persennya dipegang oleh tiga perusahaan smelter,
LAPORAN UTAMA
Dok. Head Topics
Grup Harita, Grup Tsingshan, dan Grup Virtue Dragon.
Dua perusahaan terakhir merupakan raksasa pengha-
sil stainlees steel dunia asal Tiongkok.
Tsingshan memiliki kapasitas produksi super
jumbo di kompleks industri Morowali, Sulawesi Te-
ngah. Dari lumbung Morowali, produksi baja antikarat
mencapai 3 juta ton per tahun, yang disumbang dari
tungku PT Tsingshan Steel Indonesia, PT Indonesia
Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry, dan PT
Sulawesi Mining Invesment.
Lalu Virtue Dragon, anak usaha Jiangsu Delong
Nickel Industri Co.Ltd ini menguasai smelter di kawa-
san Konawe, Sulawesi Tenggara. Melalui perusahaan
afilisiasinya, PT Obsidian Stainless Steel, Virtue diketa-
hui melakukan pengembangan pabrik, yang lokasinya
juga masih di sekitar Konawe. Obsidian ditarget meng-
hasilkan nickel pig iron sekitar 1,2 juta ton per tahun.
Proyek tersebut terintegrasi dengan pabrik baja an-
tikarat atau stainless steel berkapasitas 3 juta ton
setahun.
Sedangkan Harita, kepemilikannya dipegang
konglomerat Indonesia, yang memperoleh pendanaan
dari Tiongkok untuk urusan pabrik pemurnian. Di seg-
men smelter nikel, Harita berkuasa lewat anak usa-
hanya PT Megah Surya Pertiwi, yang saat ini sedang
mengembangkan pabrik baru. Di awal operasi, saham
mayoritas Megah Surya dipegang investor Tiongkok,
namun belakangan sudah diambil alih sepenuhnya
oleh Harita.
Secara keseluruhan, jumlah smelter yang berope-
rasi di Indonesia ada 11 perusahaan. Tahun ini, jumlah-
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 49
 LAPORAN UTAMA
nya akan naik menjadi 16 perusahaan. Lantaran men-
dominasi, ketiga raksasa tersebut menjadi acuan pe-
nentu harga bijih nikel di pasar domestik. Banderol
yang dipasang oleh Harita, Thingsan, dan Virtue Dragon
menjadi kiblat bagi smelter lain.
Penambang Tidak Solid
Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Ke-
menterian ESDM, Yunus Saefulhak mengatakan, pihak-
nya sudah mendengar keluhan yang disampaikan para
penambang. Bahkan, ia beberapa kali membukakan
ruang diskusi, mempertemukan penambang dan pe-
milik pabrik.
Dalam sebuah pertemuan, kata Yunus, Kemente-
rian ESDM mengulurkan patokan harga yang dinilai
sepadan, yang layak bagi penambang dan juga cocok
bagi pemilik smelter. Proses diskusi dihadiri oleh pe-
nambang yang diwakili Asosiasi Penambang Nikel In-
donesia, dan pemilik smelter yang diwakili Asosiasi Pe-
rusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indone-
sia.
Harga usulan pemerintah berada di tengah-te-
ngah. Mengambil angka di atas harga pokok penamba-
ngan plus margin, dan di bawah harga pokok produksi
pabrik. Kalau dihitung berdasarkan harga patokan mi-
neral yang dirilis pemerintah tiap bulan sebagai ukuran
tarif royalti, diskonnya sekitar tiga persen.
”Ada bumper, tiga persen ke bawah. Tidak boleh
lebih dari tiga persen,” beber pria lulusan Universitas
Pembangunan Nasional Yogyakarta itu.
Yunus menyayangkan sikap sesama anggota Aso-
siasi Penambang yang tidak solid. Pasalnya, di tengah
upaya pemerintah menjembatani penjual dan pembeli
supaya memperoleh harga yang pas, ternyata banyak
penambang yang bertindak semaunya sendiri, me-
ngobral bijih ke smelter dengan harga super murah.
Sehingga, pagar yang dibangun oleh pemerintah untuk
Obral bijih menjadi pilihan bagi sebagian penambang, beban kewajiban yang ditangggung mulai dari pajak, rehabilitasi lingkungan, sedekah sosial, ditambah
dengan kondisi harga jual yang tertekan, membuat sebagian penambang tidak bisa berbuat apa-apa.
50 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Yunus Saefulhak, Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral KESDM.
menolong penambang, justru dicederai oleh penam-
bang itu sendiri.
”Ya asosiasi pun juga kompak. Kalau salah satu-
nya jual sekian, satunya lagi berani jual serendah-ren-
dahnya sampai di bawah harga pokok produksi, ya
sudah akhirnya smelter belinya segitu. Kan keterlaluan
juga itu,” jelasnya.
Sekertaris Jenderal Asosiasi Penambang, Meidy
Katrin Lengkey tidak menangkis hal tersebut. Ia me-
ngakui, dalam situasi tertentu, obral bijih menjadi pili-
han bagi sebagian penambang. Beban kewajiban yang
ditangggung mulai dari pajak, rehabilitasi lingkungan,
sedekah sosial, ditambah dengan kondisi harga jual
yang tertekan, membuat sebagian penambang tidak
bisa berbuat apa-apa. Prinsipnya asal barang laku.
Bahkan ada yang lebih ironis lagi. Kata Meidy,
beberapa penambang yang lapaknya hanya mengha-
silkan nikel kadar rendah, terpaksa harus menerabas
ke hutan lindung untuk mencari kadar tinggi. Penye-
babnya, pembeli dari pihak smelter kerap menolak
nikel kualitas bawah, maunya hanya kadar 1,8 persen
ke atas. Penambang mulai kehabisan cara untuk ber-
tahan hidup, hingga gelap mata berburu ke tempat
yang sejatinya dilarang.

TRIO PENENTU BANDEROL
4
MUFLIHUN HIDAYAT
muflihhidayat@tambang.co.id
Pasar nikel domestik dikuasi oleh
tiga pemain smelter, Tsingshan
Group, Virtue Dragon, dan Harita
Group. Mereka meminta harga jual
bijih nikel dilepas ke pasar.
Pemerintah didesak jangan ikut
campur urusan transaksi di
lapangan.
LAPORAN UTAMA
D
engan langkah yang pelah dan perlahan,
Prihadi Santoso memasuki salah satu ru-
angan di Gedung Sahid Sudirman Center,
Jakarta Selatan. Ketua Umum Asosiasi
Perusahaan Industri Pengolahan dan Pe-
murnian Indonesia itu, mendatangi kantor Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia Jaya, pada pertengahan
Maret lalu. Di sana, Prihadi menjelaskan soal sikapnya
mengenai kondisi tata niaga nikel domestik.
Prihadi merupakan bos sekaligus penggagas PT
Smelting Gresik, perusahaan pionir smelter tembaga di
tanah air. Setelah pensiun dari perusahaan yang sa-
hamnya dipegang Mitsubishi Materials Corporation
dan PT Freeport Indonesia itu, Prihadi lebih sering
muncul mengurus organisasi industri hilir tambang.
Prihadi menyebut, dirinya tidak satu tim lagi de-
ngan tiga raksasa smelter nikel, Tsingshan Group, Vir-
tue Dragon, dan Harita Group. Kata Prihadi, setelah
berseberangan soal rumusan harga nikel domestic.
Tiga raksasa itu memilih hengkang dari asosiasi pim-
pinan Prihadi.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 51
 LAPORAN UTAMA
”Mereka tadinya anggota kami, tapi karena kami
sepakat untuk tidak sejalan, ya sudah,” ujarnya.
Perselisihan tersebut muncul ketika pemerintah
hendak menentukan rambu harga jual bijih nikel da-
lam negeri. Patokan harga dibentuk lantaran Asosiasi
Penambang Nikel Indonesia mengeluh. Pasalnya, rak-
sasa smelter membeli bijih dari penambang dengan
harga tak wajar. Trio ini menguasai 60 persen konsumsi
nikel domestik, sehingga mereka adidaya dalam me-
nentukan harga. Banderol yang keluar dari mereka
menjadi rujukan bagi smelter kecil-kecil lainnya.
Tekanan dari smelter terhadap penambang se-
makin menguat setelah pemerintah mempercepat
larangan ekspor nikel pada Januari lalu, yang menye-
babkan pasar dalam negeri mengalami banjir pasokan.
Jika kondisi demikian dibiarkan, penambang lo-
kal khawatir bakal gulung tikar. Mereka ramai-ramai
berteriak minta tolong ke pemerintah, meminta supaya
turun tangan memberlakukan harga batas bawah.
Pemerintah berupaya mendamaikan keduanya,
penambang dan pengusaha smelter. Mereka diperte-
mukan untuk menyepakati titik harga yang tepat. Kata
Prihadi, pada salah satu pertemuan, Kementerian
ESDM sempat menawarkan formulasi harga, tapi
angkanya masih jauh di bawah keinginan pengusaha
smelter. Di sini, Prihadi berusaha mendorong agar rak-
PT Virtue Dragon Nickel Industry, anak usaha Jiangsu Delong Nickel Industri Co.Ltd ini, mengembangkan Kawasan Mega Industri Morosi, Konawe.
52 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
sasa smelter tidak ngotot. ”Kami sempat berdebat,” tu-
turnya.
Perdebatan itu tidak menghasilkan titik temu,
hingga akhirnya raksasa smelter tersebut memilih ke-
luar dari Asosiasi Perusahaan Industri.
Di kesempatan terpisah, Chief Executive Officer
Indonesia Morowali Industrial Park, konsorsium pe-
rusahaan smelter yang dibentuk Tsingshan Group di
Indonesia, Alexander Barus mengatakan, pihaknya ke-
beratan jika pemerintah ikut campur urusan harga. Ia
ingin supaya banderol bijih nikel diserahkan mengikuti
pasar.
Apabila pemerintah turun tangan mengontrol
harga, menurut Alex, iklim bisnis akan terganggu. Ia
meruntut tentang sengkarut sikap pemerintah sebe-
lumnya, yang membuka keran ekspor pada tahun 2017
silam. Padahal di tahun 2014, ekspor mineral mentah
seharusnya sudah ditutup total.
Kala itu, Alex memboyong gerbong investor Ti-
ongkok untuk membangun pabrik pengolah nikel di
Indonesia karena Indonesia tidak lagi melayani ekspor.
Tapi setelah smelter rampung dibangun, pemerintah
justru kembali menjual nikel ke luar negeri. Pihaknya
merasa dirugikan akibat maju mundur kebijakan re-
laksasi.
Kini, saat pemerintah sudah menerapkan lara-
Info Sultra. ID

Alexander Barus, Chief Executive Officer Indonesia Morowali Industrial Park.
ngan ekspor, mengapa transaksi harga di lapangan
hendak didikte, begitu kata Alex. Meski demikian, di
ujung komentar, ia menyebut tetap akan mengikuti
keputusan final dari pemerintah.
”Ini kan bussines to bussines, jadi saya tidak me-
ngatakan iya atau tidak, biar pemerintah melihat dari
dua sisi, kalau besok harga tiba-tiba turun? Jadi ya
sudah, kami percaya pemerintah. Kami tetap mema-
tuhi yang digariskan pemerintah,” ungkap pria yang
juga menjadi bos merek mobil pendatang baru asal
Tiongkok DFSK ini.
Tsingshan Group memulai langkahnya di tanah air lewat mega proyek di Morowali, Sulawesi Tengah. Sebagai pemodal utama sekaligus penggerak terbentuknya
kawasan industri terintegrasi di sana, tambang dan pabriknya tergabung di satu lokasi.
LAPORAN UTAMA
Tsingshan bersama Virtue Dragon, dan Harita
Group bisa dibilang trio penentu banderol harga nikel
di pasar domestik. Untuk mengenal lebih jauh tentang
gurita bisnis hilir nikel mereka di Indonesia, berikut ini
profil ketiganya yang dirangkum Majalah TAMBANG.
Tsingshan Raja Kawasan Industri
Tsingshan Group memulai langkahnya di tanah
air lewat mega proyek di Morowali, Sulawesi Tengah.
Tsingshan menjadi pemodal utama sekaligus peng-
gerak terbentuknya kawasan industri terintegrasi di
sana, tambang dan pabriknya tergabung di satu lokasi.
Dengan menggandeng perusahaan lokal PT Bintang
Delapan, Tsingshan membentuk PT Indonesia Moro-
wali Industrial Park sebagai pengelola kawasan
industri tersebut.
Duet Tsingshan dan Bintang Delapan melahirkan
PT Sulawesi Mining Investment, yang memproduksi
nickel pig iron sekaligus baja antikarat lembaran atau
stainless steel slab, serta PT Tsingshan Steel Indonesia
yang memproduksi baja karbon.
Dengan tambahan mitra lain, Ruipu Technology
Group, mereka mendirikan PT Indonesia Tsingshan
Stainless Steel. Di luar itu, Tsingsan juga membawahi
PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel
Industry, dan PT Decent Stainless Steel. Tsingshan me-
ngolah nikel menjadi beragam produk baja dengan
volume hingga jutaan ton setiap tahun, di Morowali.
Bukan hanya baja, Tsingshan juga melakukan pe-
mancangan tiang pabrik bahan baku baterai litium, di
Morowali. Bersama GEM Co. Ltd, Brunp Recycling
Indonesia.go.id
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 53
 LAPORAN UTAMA
Sukses membangun kerajaan nikel di Morowali, Tsingshan Holding Group melebarkan sayapnya hingga Maluku Utara. Tsingshan mambangun kawasan industri
Weda Bay yang menyerupai Morowali.
Technology Co. Ltd, dan Hanwa, Tsingshan mem-
bentuk PT QMB New Energy Materials. Bijih nikel akan
diekstrak menjadi campuran endapan hiroksida atau
mixed hydroxide precipitate, isinya kobalt sulfat dan
nikel sulfat.
New Energy adalah perusahaan pionir yang
menggunakan teknologi peleburan bertekanan tinggi
dengan larutan asam, alias high pressure acid leaching,
biasa disingkat HPAL. Teknologi ini tergolong dalam
tipe hidrometalurgi, berbeda dengan pirometalurgi
yang banyak dipakai perusahaan smelter di Indonesia.
Hidrometalurgi digunakan untuk memproses ni-
kel menjadi bahan dasar yang digiring ke arah industri
baterai litium. Sedangkan pirometalurgi digunakan un-
tuk melahirkan bahan baku industri baja antikarat, sa-
lah satu contoh teknologinya adalah tanur listrik kalsi-
nasi putar atau rotary kiln electric furnace.
Pirometalurgi biasanya cocok untuk mengolah
bijih nikel pada lapisan zona bawah, saprolite, bijih
yang mengandung nikel dengan kadar tinggi. Produk
yang dihasilkan di antaranya feronikel, nickel pig iron,
dan nikel matte. Sementara hidrometalurgi, berguna
untuk memproses bijih nikel zona tengah, limonite,
bijih yang memiliki unsur nikel rendah tapi justru me-
ngandung kobalt tinggi.
Tsingshan memiliki kedua tipe teknologi tersebut.
Dengan demikian, hampir seluruh jenis olahan nikel
ada dalam genggaman Tsingshan.
Sukses membangun kerajaan nikel di Morowali,
Tsingshan Holding Group melebarkan sayapnya hingga
54 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Nickel Mines Limited
Maluku Utara. Tsingshan mambangun kawasan indus-
tri Weda Bay yang menyerupai Morowali. Tsingshan ju-
ga berencana mendirikan kawasan industri di Kali-
mantan Utara, tepatnya di Tanah Kuning. Lahan yang
disiapkan mencapai 11 ribu hektare, dan akan dikem-
bangkan hingga 25 ribu hektare.
Virtue Dragon Naga Dari Konawe
Kalau di bagian tengah ada Tsingshan, maka di
bagian tenggara Sulawesi ada kerajaan smelter milik
PT Virtue Dragon Nickel Industry. Anak usaha Jiangsu
Delong Nickel Industri Co.Ltd ini, mengembangkan
Kawasan Mega Industri Morosi, Konawe.
Smelter Virtue memiliki jumlah tanur mencapai
15 tungku dengan nilai investasi mencapai USD 1 miliar.
Tungku Virtue berteknologi rotary kiln electric furnace,
yang memproduksi 800 ribu ton nickel pig iron.
Adalah Andrew Zhu, anak muda yang memimpin
tim Virtue masuk ke Indonesia. Datang dari Tiongkok
sejak 2014 silam ketika pemerintah menggulirkan la-
rangan ekspor mineral mentah. Andrew datang mem-
bawa setumpuk uang untuk investasi membangun
smelter di Indonesia.
Di Tiongkok, ayah mertua Andrew, Dai Goufang
dikenal sebagai pendiri Jiangsu Delong, pabrik logam
tersohor yang banyak mengimpor bijih nikel laterit dari
Filipina dan Indonesia. Di negaranya, Jiangsu Delong
adalah pesaing terberat Tsingshan Holding Group.
Keduanya sama-sama berambisi jadi penguasa
baja Tirai Bambu. Jiangsu dan Tsingshan saling kejar

target produksi, adu kuat ekspansi ke lumbung nikel.
“Kami adalah dua pemain terbesar di pasar nikel
Tiongkok,” kata Andrew.
Pada tahun 2017, Virtue melakukan ekspor perta-
manya dari Indonesia. Feronikel sebanyak tujuh ribu
ton dikirim dari Pelabuhan Muara Sampara, Konawe,
menuju Pelabuhan Chenjiagang, Tiongkok.
Ekspansi Virtue berlanjut melalui perusahaan afi-
lisiasinya, PT Obsidian Stainless Steel, yang mengem-
bangkan pabrik pengolahan lainnya di Kawasan In-
dustri Morosi juga. Lewat lumbung Obsidian, Virtue
mencanangan target produksi nickel pig iron sekitar 1,2
juta ton per tahun. Proyek tersebut terintegrasi dengan
pabrik baja antikarat atau stainless steel berkapasitas 3
juta ton per tahun. Total investasinya mencapai USD 2
miliar.
Harita Group
Di ujung Maluku Utara, terdapat pulau kecil yang
memiliki kekayaan sumber daya nikel melimpah, na-
manya Pulau Obi. Sejak lama Harita Group menam-
bang di sana dengan bendera PT Trimegah Bangun
Persada dan PT Game Permai Sentosa. Perusahaan
milik Keluarga Lim, salah satu taipan terkaya Indonesia
ini, mulai membangun smelter nikel pada tahun 2015.
Pabrik penghasil feronikel milik Harita bernama
PT Surya Megah Pertiwi, yang mengadopsi teknologi
rotary kiln electric furnace. Awalnya, Harita lewat Tri-
megah dan Game hanya menjual mentahan nikel, se-
kitar dua juta ton tiap tahun. Tapi setelah pemerintah
menutup ekspor, Harita kemudian mendirikan pabrik
pengolahan di dalam negeri.
Perjalanan pabrik feronikel Harita mengalami
perkembangan tahap demi tahap, hingga tahun 2018
Di pulau kecil Obi, tepatnya di ujung Maluku Utara yang memiliki kekayaan sumber daya nikel melimpah. Sejak lama Harita Group menambang di sana dengan
bendera PT Trimegah Bangun Persada dan PT Game Permai Sentosa.
LAPORAN UTAMA
total tanur yang beroperasi jumlahnya mencapai em-
pat lajur. Pabrik tersebut tidak dibangun sendirian oleh
Keluarga Lim, tapi disokong modal oleh perusahaan
pelat merah Tiongkok, Xinxing Ductile Iron Pipe Co.Ltd,
dan beberapa perusahaan Singapura, Qiyun Invest-
ment Holdings serta Corsa Investment.
Selama menambang dan mengolah nikel sendiri,
Harita melihat peluang untuk menjajaki penggunaan
teknologi hidrometalurgi. Pasalnya, sebaran bijih di
Pulau Obi dominan berkadar nikel rendah tapi tinggi
kobalt, limonite. Sehingga pada tahun 2018, Harita me-
mulai konstruksi pabrik high pressure acid leaching.
Modal investasi hidrometalurgi yang dibangun di
Halmahera itu mencapai USD 1 miliar, dengan porsi
sumber dana dari kocek sendiri sekitar 27 persen, dan
sisanya dari pinjaman bank. Pembangunan ditarget
rampung akhir tahun ini.
Saat beroperasi nanti, pabrik bernama PT Hal-
mahera Persada Lygend tersebut akan menghasilkan
nikel sulfat dan kobalt sulfat, sama seperti milik QMB
New Energy Materials milik Tsingshan. Harita akan
menjadi pemegang mayoritas saham, dan sekitar 40
persen sahamnya dimiliki oleh Nangbo Lygend Mining,
perusahaan metal asal Tiongkok.
Selain nikel, Harita juga memiliki sayap bisnis di
sektor bauksit. Tambangnya berada di Ketapang, Kali-
mantan Barat. Dioperasikan oleh PT Cita Mineral Inves-
tindo. Dengan menggandeng China Hongqiao Group,
Winning Investment Co Ltd, dan PT Danpac Resource,
Cita Mineral membangun smelter bauksit dengan na-
ma PT Well Harvest Winning.
Perlahan-lahan namun pasti, Harita Group beru-
bah wujud menjadi perusahaan lokal penguasa olahan
mineral di Indonesia.
binpers.com
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 55
 bersaudara
Ir. Mahdinur
Kadis ESDM Aceh
PT Mifa Bersaudara terus
mempertahankan produksi dan
menjaga stabilitas kebutuhan energi
batu bara dalam negeri dengan terus
menjalankan operasi sesuai dengan
standar dan instruksi pemerintah
terkait upaya pencegahan dan
penanganan Covid-19. Selain itu, PT
Mifa Bersaudara juga merespon
dengan baik setiap kebijakan
pemerintah dengan terus membuat
laporan terkini terkait kegiatan apa
saja yang dilakukan dalam rangka
upaya pencegahan dan penanganan
Covid-19 di wilayah kerja opeasional
pertambangan.
56 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Adi Risfandi
General Manager PT Mifa Bersaudara
PT MIFA JAMIN KEBUTUHAN ENERGI BATUBARA
UNTUK KEBUTUHAN DALAM NEGERI
Ditengah Tantangan wabah Covid-19
Dalam upaya menjaga ketersediaan pasokan batu bara khususnya untuk
Pembangkit Listrik dan Industri di wilayah Aceh, PT Mifa Bersaudara dan PT
Bara Energi Lestari selaku produsen batu bara terbesar dan pertama di Aceh
berkomitmen penuh mempertahankan produksi ditengah masa pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda di berbagai wilayah
Indonesia dengan mengatur sejumlah strategi operasional.
General Manager Operations PT Mifa Bersaudara Adi Risfandi menjelaskan
bahwa sebagai salah satu perusahaan yang memasok energi batu bara untuk
kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 1-2 Nagan Raya, maka
pasokan batu bara ini perlu dijaga dan tetap beroperasi dengan berbagai
strategi. Karena PLTU Nagan 1-2 menjadi salah satu pembangkit listrik di
wilayah Barat Selatan Aceh yang beroperasi untuk memenuhi ketersediaan
arus listrik bagi wilayah Aceh dan Sumatera bagian Utara. Perusahaan komit
akan mempertahankan produksi demi memenuhi kebutuhan energi tersebut.
Tak hanya itu, saat ini PT MIFA juga menjadi salah satu perusahaan
pemasok energi batubara untuk PT Semen Indonesia, Lhok Nga, Aceh Besar,
yang memproduksi semen untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur Aceh
dan kebutuhan masyarakat umum.
Adi menjelaskan, mempertahankan produksi ditengah wabah korona
(Covid- 19) juga menjadi tantangan baru bagi perusahaan. Selain target
produksi, pihaknya juga sangat komit dan peduli dalam upaya mencegah
penyebaran virus tersebut.
 STOP
CORONA
virus (COVID-19)

Upaya pencegahan Covid-19 dalam kegiatan transhipment di laut

aktif mengikuti prosedur pemerintah yakni melalui proses
pemeriksaan pendahuluan oleh pihak QICP (Quarantine,
Immigration, Custom, & Post Security) sebelum kegiatan
transhipment berlangsung. Dalam pemeriksaan ini bukan hanya
memeriksa kondisi & kesehatan awak kapal, namun juga
termasuk kargo, status WNA dan legalitas kapal secara umum,
dan setelah pihak otoritas menyatakan kapal tersebut dinyatakan
layak untuk dilakukan pemuatan batu bara, maka aktivitas
transhipment dilaksanakan sesuai SOP yang telah ditetapkan
oleh perseroan.

Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 57

 AKTIF MELAKUKAN PENCEGAHAN PENYEBARAN
COVID-19 SESUAI INSTRUKSI PEMERINTAH ACEH
PT Mifa Bersaudara kembali mendapatkan apresiasi
dari pemerintah Aceh dan pemerintah Kabupaten
Aceh Barat karena aktif melakukan berbagai upaya
pencegahan dan penanganan penyebaran Covid-19 di
Kabupaten Aceh Barat secara khusus dan Provinsi
Aceh pada umumnya sesuai instruksi pemerintah
yang mengacu pada Surat Kepala Dinas ESDM Aceh
No. 540/387 Tanggal 23 Maret 2020 sehingga
penyebaran wabah dapat diminimalisir.
CSR & Corporate Communication Senior Manager,
Azizon Nurza memaparkan berbagai program upaya
pencegahan dan penanganan sudah dilaksanakan di
antaranya; sosialisasi dan kampanye pencegahan
Covid-19 untuk masyarakat kota Meulaboh dan 28
Gampong (desa) di Kecamatan Meureubo
bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, FKM
Universitas Teuku Umar, Muspika Kecamatan
Meureubo.
Saat ini perusahaan juga telah mendistribusikan
bantuan; Alat Pelindung Diri (APD), Masker Medis dan
Thermo Gun untuk Rumah Sakit di Kabupaten Aceh
Barat, Kabupaten Nagan Raya dan Rumah Sakit yang
ditunjuk oleh Pemerintah Aceh, Masker, hand
sanitizer, sabun untuk masyarakat 28 gampong di
Lingkar Operasional Perusahaan dan dinas terkait,
bantuan 30 unit wastafel portable yang
didistribusikan baik untuk ibukota provinsi, kabupaten
Aceh Barat sampai gampong lingkar operasional

Selanjutnya ada juga bantuan bilik anti covid untuk

rumah sakit, bantuan 2 unit mobil operasional Gugus
Tugas Pencegahan Covid 19 Kabupaten Aceh Barat,
bantuan multivitamin untuk masyarakat, bantuan
sembako untuk dayah dan fakir miskin, penyediaan
fasilitas penyemprotan Desinfektan untuk digunakan
di setiap Masjid IUP Tambang dan IUP Pelabuhan
Perusahaan, dan pemberian bantuan pangan untuk
29 Wartawan Aceh Barat & PWI Nagan Raya yang aktif
melakukan kegiatan peliputan terkait Covid-19.

Saat ini Tim CSR dan Community Relations terus aktif

memantau perkembangan di masyarakat untuk
melihat kebutuhan apalagi yang bisa dimaksimakan
untuk dibantu dalam upaya pencegahan dan
penanganan Covid-19 di Aceh Barat, aktif melakukan
kegiatan peliputan terkait Covid-19.

58 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV

” Teuku Ahmad Dadek
Asisten II Pemerintah Aceh

Apresiasi atas langkah-langkah yang sudah

dilakukan PT Mifa Bersaudara dalam kegiatan
pencegahan dan penanganan di antaranya;
sosialiasasi pencegahan Covid-19,
Pembentukan tim khusus pencegahan Covid-
19, pembatasan kunjungan tamu, observasi
karyawan dan tamu, penyemprotan desinfektan,
pemeriksaan suhu tubuh, penyediaan hand
sanitizer, kegiatan berjemur pagi untuk
karyawan, hingga penerapan social distancing
di wilayah kerja, pembatasan kepada pihak yang
on board dan aktif mendukung program
pencegahan penyebaran Covid-19 di Provinsi
Aceh.

Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV

”
59
 CEO

SYAH REZA
Presiden Direktur
TM
PT ExxonMobil Lubricants Indonesia

SIAP MENDUKUNG
UPAYA EFISIENSI
DI SEKTOR PERTAMBANGAN

60 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV

 CEO

B
isnis yang sukses bergantung pada pelumas
Mobil™. Itulah penggalan kalimat di laman
TM
milik Mobil Lubricants Indonesia. Kalimat
ini sesungguhnya menegaskan peran Pelu-
mas. Pelumas menjadi elemen penting bagi
operasional perusahaan yang menggunakan mesin
termasuk kendaraan. Tidak terkecuali di sektor per-
TM
tambangan. Mobil Lubricants Indonesia telah menja-
di salah satu pemain penting di pasar pelumas Indo-
nesia.
Sektor pertambangan telah menjadi salah satu
pangsa pasarnya. Di tengah upaya industri pertamba-
TM
ngan mendorong efisiensi, Mobil Lubricants Indone-
sia mengaku siap mendukungnya dengan penyediaan
produk yang membantu meningkatkan efisiensi.
”Mobil™ Lubricants Indonesia pun berkomitmen
untuk terus mendukung para pelaku industri pertam-
bangan dengan menyediakan solusi dan juga inovasi
bagi mereka,” demikian kata Presiden Direktur PT
ExxonMobil™ Lubricants Indonesia Syah Reza.
Berikut petikan wawancara Majalah TAMBANG
dengan Bapak Syah Reza, Presiden Direktur PT Exxon-
Mobil™ Lubricants Indonesia.

Jika sekedar me-review capaian-capaian penting di
tahun 2019, apa yang bisa disampaikan?
TM
Pada prinsipnya Mobil Lubricants Indonesia te-
rus berkomitmen untuk menghadirkan solusi peluma-
san terbaik bagi konsumen di tanah air. Tidak terkecu-
ali sektor pertambangan. Bagi kami sektor pertamba-
ngan turut memegang peranan penting dalam kinerja
TM
perusahaan. Oleh karenanya Mobil Lubricants Indo-
nesia berkomitmen untuk terus mendukung para pela-
ku industri khususnya di sektor pertambangan melalui
berbagai solusi pelumasan yang inovatif.
Kami aktif bekerja sama dengan para pemangku
kepentingan seperti Asosiasi Jasa Pertambangan Indo-
nesia (ASPINDO) untuk menyelenggarakan seminar
yang berfungsi sebagai wadah bagi para pelaku indus-
tri pertambangan untuk berdiskusi mengenai berbagai
tantangan industri dan ekonomi, termasuk implemen-
tasi B30 di Indonesia.
Bagaimana Bapak melihat prospek di tahun 2020 ini
khusus di sektor pertambangan?
Di tahun ini, sektor pertambangan diperkirakan
masih akan menghadapi berbagai tantangan seiring
risiko perang dagang Amerika Serikat dengan Tiong-
kok. Selain itu, sektor pertambangan, diyakini bakal
terimbas wabah virus Corona (Covid-19) yang saat ini
tak hanya menyerang Tiongkok, tapi juga negara-nega-
ra lain yang menjadi tujuan ekspor batu bara Indonesia.
Sebagaimana diketahui Tiongkok saat ini masih
menjadi negara tujuan ekspor batu bara terbesar. Na-
mun, karena adanya wabah virus Covid-19, beberapa
pabrik di negara tersebut harus tutup karena banyak
pekerja yang diliburkan. Beberapa negara lain seperti
India juga mulai menerapkan kebijakan lockdown yang
mengganggu aktivitas ekspor batu bara Indonesia.
Berbagai tantangan tersebut tentunya membuat
para pelaku industri pertambangan perlu lebih fokus
lagi pada kinerja operasional yang merupakan critical
enabler bagi perkembangan bisnis mereka.
TM
Bagaimana Mobil Lubricants Indonesia memban-
tu perusahaan untuk mewujudkan efiensi dalam
kegiatan operasi?
Salah satu cara dalam mewujudkan efisiensi ope-
rasi pertambangan adalah dengan memilih pelumas
yang tepat. Mobil™ Lubricants Indonesia pun berkomit-
men untuk terus mendukung para pelaku industri per-
tambangan dengan menyediakan solusi dan juga ino-
vasi bagi mereka.
Kami meyakini bahwa sektor pertambangan di
Indonesia dapat bertahan di tengah berbagai tanta-
ngan yang ada saat ini, dan terus berkembang sehingga
dapat kembali menjadi salah satu sektor penopang
perekonomian di tanah air.
TM
Apa yang dilakukan Mobil Lubricants Indonesia
dalam menyediakan produk yang mendukung kon-
sumen di sektor pertambangan untuk meningkat-
kan efisiensinya?
Kami pastinya akan terus mengembangkan pro-
duk berdasarkan penelitian yang cermat dan teliti. Ke-
mudian diiringi dengan menerapkan teknologi yang
canggih untuk memaksimalkan manfaat produk bagi
para pelanggan kami.

Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 61

 CEO

Sejauh ini apa saja produk yang sudah dipasarkan

di sektor pertambangan?
Belum lama ini kami meluncurkan produk pelu-
mas inovatif baru, yaitu Mobil Delvac™ MX ESP. Keha-
diran produk baru ini semakin melengkapi jajaran
produk unggulan kami untuk sektor pertambangan se-
belumnya seperti Mobil Delvac™ MX 15W-40.

Bisa dijelaskan apa saja keunggulan dari produk-

produk ini?
Mobil Delvac™ MX ESP adalah pelumas angkutan
berat bermesin diesel yang memiliki formulasi seim-
bang yang memenuhi bahkan melewati spesifikasi
Original Equipment Manufacturer (OEM) dan CK-4.
Produk baru ini menyediakan perlindungan dari keau-
san, stabilitas oksidasi, serta kontrol jelaga dan vis-
kositas yang luar biasa sehingga dapat memperpan-
jang umur mesin. Selain itu, yang tidak kalah penting
Mobil Delvac™ MX ESP juga dapat membantu mening-
katkan efisiensi perusahaan karena lebih sedikitnya
penggantian pelumas saat operasi berjalan.
Sedangkan Mobil Delvac™ MX 15W-40 adalah pe-
lumas mesin diesel dengan stabilitas oksidasi yang luar
biasa. Produk ini juga dapat membantu interval per-
gantian pelumas hingga 100%, membantu meningkat-
kan tingkat kesiapan peralatan, serta mengurangi kon-
sumsi pelumas.

Sektor pertambangan selalu mengedepankan efi-

siensi dan produktivitas. Kalau tidak salah oli me-
nguasai 3 persen dalam maintenance alat. Bagaima-
TM
na produk Mobil Lubricants Indonesia menjawab
kebutuhan tersebut?
Bicara mengenai efisiensi, berdasarkan data la-
pangan dan hasil pengujian laboratorium kami, salah
satu produk unggulan kami yaitu Mobil Delvac™ MX
15W-40. Produk ini telah terbukti dapat meningkatkan
efisiensi secara signifikan berupa interval pergantian
pelumas yang lebih panjang dari sebelumnya. Produk
ini juga memperpanjang usia pelumas hingga 500 jam
operasional. Ditambah lagi dengan perlindungan me-
sin yang optimal. Sebagai contoh, salah satu costumer
kami bisa mendapatkan keuntungan dengan penghe-
matan sebesar USD 1,4 juta per tahun dari penggantian
pelumas tersebut.
Begitu juga dengan Mobil Delvac™ MX ESP, yang
dapat membantu meningkatkan efisiensi perusahaan
karena lebih sedikitnya penggantian pelumas saat ope-
rasi berjalan. Produk ini juga memiliki berbagai keung-
gulan seperti menyediakan perlindungan dari keausan,
stabilitas oksidasi, serta kontrol jelaga dan viskositas
yang luar biasa, sehingga dapat memperpanjang umur
mesin.

Selain menjual produk, sebenarnya layanan apa

yang diberikan perusahaan pada konsumen?
Selain menyediakan solusi pelumasan melalui
berbagai produk, kami juga memilki layanan teknis
SM SM
Mobil Serv Lubricants Analysis. Melalui Mobil Serve ,

62 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV


kami bekerja berdampingan dengan para mitra untuk
menyediakan wawasan yang membawa keuntungan
operasional bagi bisnis mereka. Layanan ini melengka-
pi produk-produk pelumas kelas dunia serta dirancang
untuk membantu bagian operasi mengoptimalkan pro-
gram pemeliharaan dan ketersediaan peralatan se-
hingga dapat mencapai tujuan mereka dalam hal ke-
selamatan, kepedulian lingkungan, dan produktivitas.
Lewat layanan ini, para teknisi kami juga akan
merekomendasikan produk pelumas yang paling tepat
bagi setiap bisnis, sehingga mereka dapat memaksi-
malkan manfaat dari pelumas berkinerja tinggi untuk
meningkatkan usia mesin, memperpanjang interval
pergantian pelumas dan mengurangi downtime tidak
terduga. Sehingga, pada akhirnya hal-hal ini dapat ber-
kontribusi dalam meningkatkan keamanan dan pro-
duktivitas operasional untuk mencapai kinerja maksi-
mal dalam industri manufaktur.
Salah satu yang juga pernah disampaikan oli yang
diproduksi Mobil™ Lubricants Indonesia juga su-
dah mengikuti kebijakan biodiesel di sektor per-
tambangan?
Mobil™ Lubricants Indonesia terus berkomitmen
untuk mendukung upaya-upaya dan program peme-
rintah termasuk Program Mandatori Biodiesel. Sebagai
wujud dari komitmen kami, beberapa produk kami
pun sudah kompatibel dengan bahan bakar biodiesel.
Selain Mobil Delvac 1™ ESP 5W-30 dan Mobil
Delvac™ MX ESP, Mobil™ Lubricants Indonesia pun te-
lah melakukan ACEA CEC bench test terhadap rangkai-
an pelumas Mobil Delvac lainnya. Hasil dari tes tersebut
CEO
menyatakan bahwa Mobil Delvac™ Super 1400 15W-
40, Mobil Delvac™ MX 15W-40, dan Mobil Delvac™ MX
ESP 15W-40 adalah pelumas-pelumas yang kompa-
tibel dengan biodiesel dan dapat memenuhi kebutu-
han para konsumen. Saat ini Mobil™ Lubricants Indo-
nesia juga dalam proses melakukan tes untuk Mobil
Delvac™ Super 1300 15W-40 dan Mobil Delvac™ Super
15W-40 dan 20W-50.
Selain oli, bagaimana dengan produk lain seperti
gemuk atau grease?
Kami menyediakan Mobilgrease™ EP 2 yang me-
rupakan grease lithium hidroksi stearat serba guna, di-
formulasikan dengan teknologi aditif termutakhir un-
tuk memberikan perlindungan yang lebih baik terha-
dap keausan, korosi dan limpasan air yang menghasil-
kan kinerja hemat biaya dalam aplikasi dimana pelu-
masan ulang sering diperlukan. Produk ini direkomen-
dasikan untuk berbagai jenis aplikasi industri termasuk
aplikasi heavy-duty di mana terdapat tekanan unit
tinggi atau adanya beban kejut.
Ini mungkin lebih ke sisi pribadi, sejak kapan Bapak
TM
bergabung di ExxonMobil Indonesia?
Saya memulai karir di ExxonMobil™ Indonesia di
tahun 2004. Saya telah bertanggung jawab untuk ber-
bagai peran di sektor hulu dan hilir.
Apa Motto hidup Bapak?
Motto hidup saya adalah Gunakan waktu seng-
gang untuk kegiatan yang bermanfaat.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 63
 JENDELA CSR
PT KALTIM PRIMA COAL (KPC)
BERSAMA PERANGI COVID-19
DI KUTAI TIMUR
D
alam upaya memerangi wabah
COVID-19, di Kabupaten Kutai
Timur, perusahaan tambang batu
bara PT Kaltim Prima Coal (KPC),
menunjukkan kepedulian dengan
memberikan bantuan Alat Pelindung Diri
(APD), Rapid Test, Ventilator dan paket
sembako kepada korban Covid-19.
Yordhen Ampung, Manager External
Relation KPC menyatakan, bantuan KPC
diberikan melalui Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19, yang diketuai oleh
Bupati Kutai Timur Ir H Ismunandar, MT.
Menurut Yordhen, untuk APD total yang
diberikan sebanyak 300 unit. Berupa seragam
lengkap (coverall) 150 unit, kaca mata medis
(google) 150 unit, pelindung wajah (face
shield) 150 unit dan 60 pasang sepatu boots.
64 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Barang lainya berupa 1000 buah hand schoon
panjang nitril.
Selain APD, KPC juga membantu satu unit
ventilator buatan Amerika Serikat, bermerk
Allied Health Care. Ventilator bersama APD
tahap kedua, diserahkan General Manager
External Affairs and Sustainable Development
(GM ESD) Wawan Setiawan dan diterima oleh
Bupati Kutai Timur Ir H Ismunandar MT, di
Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19, di Sangatta, Kalimantan Timur, Kamis
(30/4/2020).
Selain bantuan APD dan ventilator untuk
membantu pernapasan pasien Covid-19, KPC
juga akan membantu 8000 unit alat Rapid Test
COVID-19 kepada Pemkab Kutim. ”Kami
sudah memesan alat Rapid Test ini, dan
mudah-mudahan segera tiba di Sangatta agar
 JENDELA CSR

Manajemen KPC, Serikat Pekerja dan Bupati, Wakil Bupati dan Kapolres membagikan masker kepada pengguna jalan. Sejauh ini KPC telah membagikan masker
gratis sejumlah 21.500 kepada karyawan dan masyarakat Kutai Timur.

segera dipergunakan oleh pemerintah,” kata menyumbang senilai Rp 20 miliar kepada

Yordhen Ampung. Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Bupati Kutai Timur Ir H Ismunandar MT (BNPB), untuk memerangi COVID 19 di
menyampaikan ucapan terima kasih atas Indonesia.
kepedulian KPC dalam upaya memerangi Bantuan diserahkan langsung oleh
penularan wabah COVID-19 di Kabupaten Anindya Bakrie kepada Kepala BNPB Letjen
Kutai Timur. Doni Monardo, Jumat (27/3/2020) lalu.
”Terima kasih kepada KPC yang sudah
berpartisipasi, termasuk nanti 8000 Rapid Test Grup Bumi Resources Tbk dan Bakrie Grup juga memberikan bantuan langsung
yang berjumlah Rp. 20 miliar. Bantuan diserahkan oleh Anindya Bakrie, kepada
yang akan diserahkan. Mudah-mudahan ini Kepala BNPB Doni Monardo, pada akhir bulan Maret lalu.
bermanfaat untuk kita semua dan kita
harapkan COVID-19 cepat keluar dari
Indonesia,” kata Ismunandar.
Selain bantuan APD dan peralatan medis,
KPC juga memberikan bantuan sembako
kepada warga masyarakat sekitar yang
terkena dampak COVID-19 di Kutai Timur.
Yordhen menyatakan, paket sembako
tersebut didistribusikan secara bertahap
sampai bulan Juli 2020 nanti. Totalnya akan
mencapai 5000 paket, isinya sama dengan
paket yang didistribusikan Pemerintah.
Sementara sumbangan karyawan sendiri
tercatat sebanyak Rp 354,5 juta akan diberikan
dalam bentuk paket sembako yang sama.
Sebelumnya KPC bersama Grup Bumi
Resources Tbk dan Bakrie Grup telah

Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 65

 KOMODITI

TUTUP PINTU BIKIN TURUN

4 EGENIUS SODA
egen@tambang.co.id
Pandemi ini berdampak pada hampir semua
aspek kehidupan. Mulai dari kesehatan, sosial, dan
ekonomi. Dunia pertambangan, termasuk timah, ter-
Pasar timah global terpengaruh imbas. Beberapa perusahaan mulai menahan produk-
si karena beberapa alasan. Di antaranya karena ada
ekonomi yang memburuk akibat kebijakan tutup pintu (lock down) di beberapa negara.
dihantam pandemi. Pasokan produk Minsur, perusahaan tambang timah asal Peru,
dan bahan baku dari China terganggu. serta Malaysia Smelting Corporation (MSC), adalah
produsen timah yang masuk dalam kelompok lima
PT Timah dinobatkan sebagai besar. Keduanya menangguhkan kegiatan produksi se-
produsen timah terbesar. Perlu upaya mentara waktu. Sebagaimana diketahui, Malaysia
menjadi salah satu negara yang menerapkan kebijakan
konservasi. tutup pintudari segala aktivitas. Di tahun 2019 MSC

P
ANDEMI Convid-19 atau yang lebih populer
dengan virus Corona telah menjadi momok
yang menakutkan. Bermula dari Wuhan,
China, virus ini telah menjangkau hampir se-
luruh dunia. Amerika Serikat, Italia, Spanyol,
dan banyak negara lain pun terdampak. Demikian pula
Indonesia. Banyak korban jiwa digempur virus yang
menyerang sistem pernapasan ini.
Sampai sekarang belum diketahui kapan wabah
ini akan berakhir. Meski China, khususnya Wuhan su-
dah kembali mendekati normal.
memproduksi 24.300 ton timah murni.
Asosiasi Timah Dunia menyebutkan penghentian
sementara aktivitas produksi selama kurang lebih 28
hari membuat MSC akan kehilangan kapasitas pro-
duksi hingga 2.000 ton. Demikian juga dengan Minsur.
Di 2019 perusahaan ini memproduksi 19.800 ton timah
murni dari operasinya di Peru. Penghentian selama 28
hari membuat Minsur kehilangan sekitar 1.600 ton ti-
mah olahan.
PT Timah awal tahun ini juga memutuskan me-
ngurangi produksi. Perusahaan tambang timah EM
Vinto, dari Bolivia, juga menghentikan ekspor. Kedua-

Pasar timah global terpengaruh ekonomi yang memburuk akibat dihantam pandemi.

SteelGuru

66 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV


Perusahaan tambang timah EM Vinto, dari Bolivia, menghentikan ekspor, dengan mengurangi produksi di tengah ketidakpastian harga.
nya mengurangi produksi di tengah ketidakpastian
harga. Di akhir Maret silam harga timah mencapai titik
terendah dalam empat tahun, yaitu USD 13.375 per ton.
Harga timah sempat menunjukkan tanda pulih
sejak September 2019, setelah beberapa produsen me-
mangkas produksi. Puncaknya pada Januari 2020, me-
nyentuh USD17.750 per ton. Sayangnya pasar kembali
terpuruk, digerogoti pandemi COVID-19.
Secara perlahan harga turun. Sempat diangkat
USD 16.150 per ton pada awal Febaruari, lalu turun
hingga menyentuh USD 13.375 per ton pada Maret. Pe-
nurunan ini seiring dengan makin meluasnya wabah
Corona. Kekhawatiran terhadap resesi global dan keti-
dakpastian atas permintaan timah tahun ini menjadi
pemicunya.
Memang ada harapan, seiring mulai pulihnya
China. Permintaan terhadap logam mulai naik, dan ak-
tivitas tambang mulai menggeliat. Asosiasi Timah
Dunia menyebutkan bahwa gangguan ekonomi China
konsisten dengan tren ”berbentuk V” yang tajam.
Beberapa lembaga riset seperti Roskill dari Ing-
gris, memperkirakan pada Mei atau Juni bahkan kem-
bali ke situasi sebelum terjadi wabah.
China adalah pemain utama timah global. Saat ini
PT Timah dinobatkan sebagai produsen terbesar. Di
belakangnya terdapat tiga perusahaan asal China di
KOMODITI
SteelGuru
urutan selanjutnya. Lebih dari separuh produksi dan
kebutuhan timah dunia berasal dari China.
Pada 2018, sebagian besar pasokan bijih berasal
dari China, Indonesia, dan Myanmar. China merupakan
tujuan 45% pasokan bijih timah global pada 2018. China
akan tetap menjadi pemain utama.
Penggunaan timah akan banyak tergantung pada
kemajuan teknologi. Selama ini timah menjadi bahan
baku utama untuk solder, dan hingga kini belum dite-
mukan penggantinya. Semakin banyak kebutuhan ba-
rang-barang teknologi tinggi, semakin besar pula ke-
butuhan untuk solder.
****
Virus Corona menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi pasar timah. Sesungguhnya sejak ta-
hun lalu industri timah mengalami masalah dengan
harga. Ini yang kemudian berimbas pada produksi.
Data Kementerian ESDM menyebutkan, sampai 9
Desember 2019 total produksi timah Indonesia menca-
pai 69.251 metrik ton. Pemerintah menargetkan 70.000
ton.
Angka itu berbeda dengan laporan Asosiasi Ti-
mah Internasional (ITA), yang menyebutkan produksi
PT Timah di tahun 2019 mencapai 76.400 ton, lebih be-
sar dari target pemerintah. Capaian ini menempatkan
PT Timah sebagai produsen timah terbesar dunia.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 67
 KOMODITI
BUMN tambang timah ini mengudeta Yunan Tin,
produsen timah asal China yang selama ini bertengger
di tempat teratas. Di tahun 2019 Yunan Tin mempro-
duksi 72.000 ton. Pada 2018, PT Timah memproduksi
33.400 ton, dan Yunan 77.800 ton.
Asosiasi Timah Internasional menyebutkan, pada
2019 total produksi timah global mencapai 334.400 ton,
dibanding 2018 turun sekitar 6,6%. Dari jumlah tersbut,
hanya sepuluh smelter yang memproduksi lebih dari
75% timah murni. Salah satunya PT Timah.
Pada 2020 BUMN tambang ini sedang memba-
ngun smelter. Yang satu adalah smelter berteknologi
Ausmelt. Yang kedua adalah smelter untuk mengolah
monasit. ”Yang berteknologi Ausmelt pembangunan-
nya sudah berjalan sejak akhir Januari lalu. Di-
targetkan selesai dalam 19 bulan. Pada akhir 2021 atau
awal 2022 siap beroperasi,” demikian Direktur Utama
PT Timah,Tbk Riza Pahlevi, saat RUPSLB.
Emiten pertambangan logam, PT Timah Tbk., me-
ngalokasikan belanja modal tahun ini sebesar Rp 2 tri-
liun, naik sekitar 18,34 persen dari alokasi tahun lalu
Rp1,69 triliun. Namun tentu saja akan ditentukan lagi
bagaimana pandemi covid akan berakhir.
BUMN Timah juga mulai fokus untuk ekspansi ke
luar negeri. Setidaknya ke dua negara di Afrika, yakni
Produsen timah Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, di antaranya kebijakan pemerintah yang mewajibkan setiap smelter untuk memiliki person yang
kompeten. Kebijakan ini mengakibatkan banyak smelter berhenti produksi.
68 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Nigeria dan Tanzania. Di Nigeria, saat ini perseroan te-
ngah menanti keluarnya salah satu izin tambang. Se-
mentara di Tanzania masih dalam penjajakan.
Jabin Saefudin, Ketua Asosiasi Eksportir Timah
Indonesia (AETI) menyebutkan, produsen timah Indo-
nesia menghadapi sejumlah tantangan. Di antaranya
kebijakan pemerintah yang mewajibkan setiap smelter
untuk memiliki person yang kompeten. Kebijakan ini
mengakibatkan banyak smelter berhenti produksi. Per-
son yang kompeten bertugas menverifikasi data cada-
ngan yang ada di Rancangan Kerja Anggaran dan Biaya
(RKAB).
Jika tidak ada RKAB, aktivitas produksi tidak da-
pat dilaksanakan. Ini yang membuat banyak perusa-
haan tambang dan smelter belum disetujui rancangan
kerjanya.
Kondisi negara lain
Trend penurunan produksi juga terjadi di negara
produsen lainnya, seperti China. Beberapa smelter
besar mulai memberlakukan pemangkasan produksi.
Akibatnya produksi timah murni dalam negeri turun
hampir 11%. Yunnan Tin yang saat ini ada di urutan
kedua terbesar sebagai produsen timah, memangkas
produksi sampai 7%.
 KOMODITI

SteelGuru
Penurunan produksi timah China dilakukan karena harga timah turun, akibat melemahnya permintaan dari industri.

Yunnan Chengfeng, produsen terbesar kelima, daur ulang bahan logam, termasuk timah. Untuk kawa-
produksinya turun sampai 17%. Guangxi China Tin, di san Eropa secara keseluruhan produksinya naik 2%.
urutan kesembilan, mengurangi 11%. Ke depan, timah daur ulang akan semakin dimi-
Penurunan produksi timah China dilakukan kare- nati untuk memenuhi kebutuhan timah. Seiring de-
na harga timah turun, akibat melemahnya permintaan ngan itu sudah ada upaya membangun teknologi untuk
dari industri. Masalah lainnya adalah pasokan kon- mendaur ulang timah secara lebih efisien.
sentrat timah, yang juga berkurang. Selama ini smelter Beruntung ketika produksi timah menurun, per-
China bergantung konsentrat yang ditambang dari mintaan timah juga turun, salah satunya karena wabah
wilayah Wa di Myanmar. virus Corona. Wabah yang mematikan ini setidaknya
Sejak 2013 ekspor konsentrat timah dari Myanmar mempengaruhi produksi dan pasokan dari China, se-
ke China meningkat secara luar biasa. Dari 90.000 ton hingga pasokan dari Indonesia menjadi tumpuan.
pada 2013 menjadi 473.000 ton pada 2016. Sayangnya
Timah daur ulang akan semakin diminati untuk memenuhi kebutuhan timah.
sejak tahun itu pasokan dari China terus menurun.
Menurut Asosiasi Timah Dunia, cadangan tam-
bang yang mudah diakses maupun stoknya terus turun.
Tahun ini pasokan dari Myanmar turun 28%. Produksi
dari tambang Baiyinchagan Yinman Mining, Mongolia,
juga turun.
Kenaikan produksi terjadi di Amerika Selatan,
yakni pada tambang milik Minsur (Peru). Peningkatan
kapasitas produksi peningkatan pada operasi Minsur di
Peru dan EM Vinto (Bolivia). Timah pada tambang Min-
sur punya kadar tinggi.
Di Eropa, produksi smelter Metallo Chimique In-
ternational NV, perusahaan yang berpusat di Beerse,
Belgia, terlihat lebih stabil. Metallo saat ini fokus men-

Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 69

 KOLOM
MENJEMPUT OPTIMISME
PERTAMBANGAN NASIONAL
Oleh:
Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, SH, MH
Guru Besar Hukum Pertambangan Universitas Hasanuddin Makassar
S
ECARA umum, perkembangan tata kelola
sektor pertambangan selama 10 tahun ter-
akhir semakin membaik, namun pada ba-
gian tertentu ada yang belum memuaskan,
dalam arti tidak sesuai dengan harapan.
Salah satu hal yang menjadi perhatian pemerintah dan
masyarakat adalah soal peningkatan nilai tambah (PNT)
pengelolaan mineral dan pemanfaatan batu bara. Tuju-
an PNT ini sangat mulia, selain sebagai salah satu cara
untuk tidak melakukan pemborosan sumberdaya, hili-
risasi juga bisa menyerap banyak tenaga kerja yang di-
harapkan bisa menghidupkan masyarakat daerah.
Dulu waktu kami membahas draf RUU Nomor 4
tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batuba-
ra (UU Minerba), kita sepakat dengan cita-cita besar
agar Indonesia ke depan harus menjadi negara industri
pertambangan. Sebab selama ini Indonesia hanya
menjadi negara pemasok bahan baku mineral dan ba-
tu bara kepada negara-negara industri pertambangan.
Atas dasar itulah dalam materi muatan UU Minerba
diatur ketentuan tentang kewajiban pemegang IUP dan
IUPK untuk melakukan PNT tersebut, tepatnya keten-
tuan dalam pasal 102-103.
Capaian PNT pertambangan minerba yang mulai
diterapkan pada tahun 2014 silam, masih jauh dari ha-
rapan, hal ini dipengaruhi banyak faktor.
Pertama, pemerintah sendiri tidak konsisten da-
lam menjalankan aturan tentang PNT, sehingga banyak
perusahaan yang awalnya bersemangat untuk melaku-
kan pengolahan dalam negeri dengan membangun
smelter, namun karena desakan pihak tertentu untuk
dibuka lagi ekspor bijih mineral dengan istilah relaksasi
(pengenduran).
Kedua, pemerintah belum berani memberikan
insentif yang jelas (royalty rendah dan tax holiday) ke-
pada perusahaan yang patuh untuk melakukan pengo-
lahan dan pemurnian dalam negeri yang ditandai de-
ngan pembangunan smelter.
Ketiga, semestinya pemerintah menyiapakan
sumber energi listrik yang merupakan kebutuhan dasar
smelter sehingga perusahaan cukup fokus pada pem-
bangunan smelter untuk pengolahannya.
Keempat, PNT selalu terbentur soal teknologi
yang didatangkan dari luar negeri. Sebenarnya, tekno-
logi PNT bisa saja tidak tergantung pada asing, asalkan
pemerintah fokus dan serius.
Direktorat Jenderal Minerba pada awal pember-
lakuan UU Minerba lebih fokus pada konsolidasi peri-
70 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
zinan yang banyak bermasalah sejak pelaksanaan oto-
nomi daerah, dengan berlakunya PP Nomor 75 Tahun
2001 Tentang Perubahan Kedua PP Nomor 32 tahun
1969 tentang Pelaksanaan UU Nomor 11 Tahun 1967
Tentang Ketentuan Pokok Pertambangan. Nanti setelah
konsilidasi perizinan selesai baru fokus pada PNT.
Terkait dengan kesiapan SDM nasional, menurut
saya SDM kita sangat potensial dan bisa memper-
siapkan teknologi pengolahan dan pemurniaan untuk
PNT, asalkan didukung political will dan good will.
Sungguh banyak Perguruan tinggi di Indonesia mampu
untuk menciptakan teknologi pengolahan dan pemur-
niaan, untuk mendukung itu pemerintah seharusnya
menyediakan dana dan sumber energi listik (power
plant) sebagai kebutuhan dasarnya.
Memperbaiki Iklim Investasi
Geliat investasi pertambangan di Indonesia belum
sepenuhnya berjalan dengan baik. Padahal secara sum-
berdaya, Indonesia memiliki peluang yang cukup men-
janjikan. Umumnya, investasi terganggu karena terbelit
masalah kepastian hukum, tumpang tindih regulasi, dan
rumitnya birokrasi di jajaran Pemerintah Pusat dan
Daerah.
Sejak Presiden Joko Widodo, mengeluarkan paket
deregulasi kemudahan perizinan dan investasi, para in-
vestor di sektor pertambangan merasakan manfaatnya.
Jadi kalau alasan rumitnya birokrasi dan perizinan berin-
vestasi saat ini, saya kira sudah tidak boleh lagi dijadikan
alasan.
Kalau investasi pertambangan minerba masih di
bawah target, maka bukan lagi karena rumitnya admi-
nistrasi dan birokrasi pemerintah.
Rendahnya minat investasi lebih banyak dipicu
oleh masih lemahnya jaminan dan perlindungan hukum
berinvestasi dan berusaha. Misalnya, izin usaha pertam-
bangan sudah dikantongi, akan tetapi belum bisa beker-
ja karena masih terkait dengan urusan dengan sektor
lain misalnya dengan masalah tanah masyarakat hukum
adat. Kemudian misalnya, belum ada persetujuan pin-
jam pakai kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan,
dan masalah sosial lainnya.
Saya mengusulkan perlu dihidupkan kembali In-
pres Nomor 1 Tahun 1976 tentang prioritas terhadap ke-
giatan pertambangan jika berbenturan dengan kegiatan
pekerjaan umum, seperti keagrariaan, transmigrasi dan
kehutanan. Prioritas kepada pertambangan tetap mela-
lui mekanisme pengaturan bersama antar kementerian.

Kemudian soal cadangan mineral dan batu bara di
Indonesia yang kini terus menipis, sementara laju pro-
duksi nyaris tidak pernah turun bahkan tiap tahun selalu
naik. Di saat bersamaan, tidak ada penemuan signifikan
dari hasil eksplorasi. Untuk mengatasi masalah ini, se-
yogyanya pemerintah segera mendorong BUMN dan
swasta untuk melakukan investasi di bidang ekplorasi
pada wilayah baru.
Kalau perlu pemerintah harus mendukung dan
mengizinkan kegiatan eksplorasi oleh Junior Company.
Selain itu pemerintah membuat regulasi untuk menjaga
kerahasian data dan tata cara penggunaan data, artinya
pemerintahlah yang memiliki kewenangan untuk me-
ngelola data dan informasi eksplorasi.
Salah satu konsekuensi dari ketentuan Pasal 52
dan Pasal 60 UU Minerba, yang mengatur mengenai le-
lang Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) untuk
mineral logam dan batu bara, adalah pemerintah harus
terlebih dahulu menyiapkan data base cadangan setiap
wilayah yang akan dilelang. Hal ini juga akan terkait
dengan review atas penilaian Kompesasi Data dan Infor-
masi (KDI) yang menjadi salah satu persyaratan dalam
penentuan pemenang lelang WIUP.
Menyambut Payung Hukum Baru
Kiblat hukum pertambangan bersandar pada UU
Minerba. Sampai saat ini, ketentuan-ketentuan di da-
lamnya telah banyak dilanggar. Sehingga sejak 2014 lalu,
DPR RI berinisiatif untuk melakukan revisi. Pemicu pe-
langgaran atas norma UU Minerba, karena pemerintah
sendiri sering mengeluarkan aturan pelaksanaan yang
seharusnya bersumber dari ketentuan UU Minerba,
akan tetapi Permen yang dikeluarkan terkadang tidak
sejalan dengan UU Minerba dan PP pelaksanaannya,
sehingga dalam pelaksanaannya membingunkan.
Mengapa demikian, karena keinginan pemerintah
sifatnya harus cepat dan terburu-buru sementara me-
ngubah norma UU membutuhkan persetujuan DPR RI.
Sehingga atas nama UU tapi pelaksanaanya berbeda de-
ngan amanah UU. Contohnya mengenai ketentuan me-
ngenai Wilayah Pencadangan Negara (WPN), karena
IUPK adalah kewenangan menteri dan untuk perpan-
jangan izin kegiatan operasional KK dan PKP2B yang
akan berakhir, eks wilayah KK dan PKP2B harus ditetap-
kan menjadi WPN, sementara penetapan WPN itu harus
mendapat persetujuan DPR RI. Kemudian WPN hanya
diprioritaskan kepada BUMN dengan jenis izin IUPK.
Dalam ketentuan Pasal 39 ayat (3) PP Nomor 22 Ta-
hun 2010, semua wilayah KK dan PKP2B adalah ditetap-
kan sebagai Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP),
sehingga jika kontrak berakhir wilayah bekas KK dan
PKP2B kembali pada negara, sehingga pemerintah bisa
menetapkan sebagai WPN tetapi dengan persetujuan
DPR RI.
Saya setuju kalau revisi terhadap UU Minerba se-
gera dituntaskan, agar ke depan tidak lagi kita melang-
gar ketentuan UU yang kita buat dan susun sendiri.
Terlepas dari itu, UU Minerba juga banyak memuat
pasal-pasal emosional. Artinya sulit untuk dilaksanakan
KOLOM
dan mengalami kendala jika dipertahankan, seperti
benturan lintas sektoral, tumpang tindih perizinan smel-
ter antara Kementerian ESDM dengan Kementerian Per-
industrian.
Kemudian juga terkait dengan pengaturan keber-
lanjutan operasi pertambangan bagi pemegang KK dan
PKP2B menjadi izin. Dibutuhkan norma khusus tentang
mekanisme perubahan jenis kelamin dari regzim per-
janjian menjadi rezim perizinan. Oleh karena itu UU Mi-
nerba harus direvisi karena selain ada beberapa pasal
yang ketentuannya tidak bisa dilaksanakan, juga karena
dengan berlakunya UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah, ada beberapa pasal yang tidak
relevan lagi untuk dipertahankan, meskipun UU Miner-ba
dengan UU Pemerintah Daerah berbeda rezim hukum-
nya. Artinya tidak berlaku asas hukum Lex Posteriori dero-
gat legi priori (hukum yang baru mengenyampingkan
hukum yang lama) penerapan asas hukum tersebut ha-
nya terhadap dua peraturan perundang-undangan yang
sederajat dan satu rezim hukum. UU Pemda adalah re-
zim hukum politik pemerintahan, sedangkan UU Miner-
ba adalah rezim hukum ekonomi dan sumberdaya alam.
Kemudian ada juga beberapa ketentuan yang su-
dah dinyatakan oleh Mahkamah Konstitusi tidak memi-
liki kekuatan hukum mengatur dan mengikat, karena
sudah dilakukan judicial review UU Minerba terhadap
UUD NRI 1945 pada tahun 2012. Terhadap pasal-pasal
yang memuat ketentuan tentang penghapusan luas
minimum WIUP eksplorasi, dan penetapan wilayah per-
tambangan oleh menteri setelah ditentukan gubernur.
Selain revisi UU Minerba, sektor pertambangan
juga akan memiliki payung hukum baru, yaitu RUU
Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja.
Saya secara pribadi memahami keinginan peme-
rintah untuk mempercepat terciptanya lapangan kerja
dengan kemudahan investasi dari berbagai sektor, se-
hingga menggunakan metode Omnibus Law, meskipun
tidak lazim dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 12
Tahun 2011. RUU Omnibus Law Cipta lapangan Kerja isi-
nya bersumber dari 79 UU dan pasalnya sejumalah
1.244, serta naskah akademiknya setebal 2.276 halaman.
Pemerintah ingin semua sektor pembangunan
bergerak cepat agar menciptakan lapangan kerja, na-
mun pasal-pasal yang diubah dalam UU Minerba tidak
terkait langsung dengan penciptaan lapangan kerja te-
tapi hanya berkaitan dengan kewenangan, jenis perizin-
an, PNT dan pemidanaan. Melihat materi muatan yang
sangat banyak dalam RUU Cipta Lapangan kerja, akan
sulit untuk dilaksanakan sebab akan menimbulkan keti-
dakpastian hukum yang baru, terutama dalam tataran
norma pengaturannya, yang tentu akan berpengaruh
langsung pada tataran pelaksanaannya.
Harapan kita adalah kedua RUU tersebut segera
dibahas dan tidak ada lagi ketentuan normanya yang
tumpang tindih atau over lapping karena pembahasan-
nya bersamaan. Semoga cita-cita mulia pemerintah
yang ingin mendatangkan investasi dan menciptakan
lapangan kerja bisa terwujud.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 71
 ENERGI
HARGA GAS UNTUK LISTRIK DAN INDUSTRI
DITURUNKAN
4 EGENIUS SODA
egen@tambang.co.id
Pemerintah menetapkan harga
gas untuk listrik dan Industri di
angka USD6 per MMBTU. Di satu
sisi ini akan membantu PLN dan
tujuh Industri menekan cost
produksi. Namun diyakini akan
berdampak pada pengembangan
infrastruktur gas ke depan.
Mechartes
72 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
P
emerintah kembali merevisi harga gas untuk
pembangkit listrik. Lewat Peraturan Menteri
ESDM No. 10 Tahun 2020, Pemerintag mela-
kukan penyesuaian atas harga gas untuk
kebutuhan PT PLN menjadi USD6 per
MMBTU. Beleid yang baru ini merupakan perubahan
atas Permen ESDM No. 45 Tahun 2017 Tentang Pe-
manfaatan Gas Bumi Untuk Pembangkit Tenaga Listrik.
”Penyesuaian terhadap harga gas bumi tidak me-
mengaruhi besaran penerimaan yang menjadi bagian
Kontraktor. Penyesuaian harga ini merupakan pengu-
rangan dari penerimaan bagian negara yang diperhi-
tungkan melalui bagi hasil sesuai Kontrak Kerja Sama
suatu Wilayah Kerja pada tahun berjalan. Besaran
pengurangan dari penerimaan bagian negara tersebut
paling tinggi sebesar penerimaan bagian negara pada
tahun berjalan,” terang Kepala Biro Komunikasi Laya-
nan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kemen-
terian ESDM Agung Pribadi.

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, harga Gas Bumi di pembangkit tenaga listrik (plant gate) untuk kebutuhan pembangkit tenaga listrik yang telah
ditetapkan sebesar paling tinggi US$ 6/MMBTU, antara PT PLN (Persero) atau BUPTL dengan Kontraktor dan/atau Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga
Gas Bumi, tetap berlaku.
Dalam menerapkan harga Gas Bumi di pembang-
kit tenaga listrik (plant gate) tersebut, Menteri ESDM
dapat menugaskan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dan/atau afiliasinya yang bergerak dibidang kegiatan
usaha Gas Bumi, untuk melaksanakan penyaluran Gas
Bumi kepada PT PLN (Persero) dan/atau BUPTL.
”Terhadap Badan Usaha Milik Negara dan/atau
afiliasinya yang menyalurkan Gas Bumi kepada PT PLN
(Persero) dan/atau BUPTL dapat diberikan insentif
secara proporsional,” ungkap Agung.
Selain itu ada beberapa ketentuan lainnya. Di
angka 5 pasal 1 mislanya. Badan Usaha Pembangkitan
Tenaga Listrik (BUPTL) diubah menjadi badan usaha
pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik yang
meliputi Pengembang Pembangkit Listrik (PPL) dan
pemegang Wilayah Usaha yang memiliki perjanjian ju-
al beli tenaga listrik (power purchase agreement) atau
Kerjasama Operasi (KSO) dengan PT PLN (Persero).
Kemudian pasal 4 juga diubah. ”Selain pasokan
yang diperoleh dari alokasi Gas Bumi sebagaimana di-
maksud dalam Pasal 3 ayat (2), PT PLN (Persero) dan/
atau BUPTL dapat memperoleh pasokan Gas Bumi dari
Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Gas Bumi
yang mendapatkan alokasi Gas Bumi sepanjang badan
usaha tersebut menyediakan fasilitas atau infrastruktur
Gas Bumi”.
ENERGI
”Sementara, terkait harga gas bumi, pada pasal 8
dalam Permen ESDM nomor 10 tahun 2020 ini dise-
butkan bahwa PT PLN (Persero) dan BUPTL dapat
membeli Gas Bumi melalui pipa dengan harga gas
bumi di pembangkit tenaga listrik (plant gate), paling
tinggi US$ 6 per MMBTU,” terang Agung Pribadi.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH
Migas) mengoordinasikan dan menetapkan penye-
suaian besaran tarif pengangkutan Gas Bumi melalui
pipa. ”Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku,
harga Gas Bumi di pembangkit tenaga listrik (plant
gate) untuk kebutuhan pembangkit tenaga listrik yang
telah ditetapkan sebesar paling tinggi US$ 6/MMBTU,
antara PT PLN (Persero) atau BUPTL dengan Kontrak-
tor dan/atau Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga
Gas Bumi, tetap berlaku,” lanjut Agung.
Sebelumnya Pemerintah juga telah menurunkan
harga gas untuk industri yang sudah berlaku pada 1
April 2020. Kebijakan ini merupakan hasil koordinasi
dengan berbagai pihak termasuk mendapatkan masu-
kan dari Kementerian Keuangan dan Kementerian
Perindustrian. Kebijakan ini dituangkan dalam Peratu-
ran Menteri (Permen) ESDM No.8 Tahun 2020 tentang
Cara Penetapan Pengguna dan Harga Gas Bumi Terten-
tu di Bidang Industri.
”Dalam Permen ini juga diatur kriteria industri
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 73
 ENERGI

Agung Pribadi, Kepala Biro KLIK Kementerian ESDM.

yang mendapat gas tertentu. Industri yang selama ini

mendapat harga tinggi diturunkan menuju atau men-
dekati USD6 tergantung seberapa besar kemampuan
penyesuaian harga hulu dan biaya transportasinya, tapi
industri yang sudah mendapat harga di bawah USD6
tetap berlaku dan tidak harus naik,” terang Agung.
Ada tujuh golongan industri yakni pupuk, petro-
kimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung
tangan karet.
Agung menyebut, penerimaan negara dimung-
kinkan berkurang dalam rangka penyesuaian harga gas
tertentu industri, di samping itu penyesuaian tarif
pengangkutan juga akan turut membantu penyesuaian
harga gas tertentu industri.
Sayangnya kebijakan ini sempat mendapat kriti-
kan dari beberapa pihak. Direktur Eksekutif Energy
Watch Mamit Setiawan mengatakan keputusan ini
akan berdampak kepada semua sektor. ”Terkait de-
ngan penurunan harga gas untuk industri sebesar
USD6/MMbtu di plant gate konsumen saya kira ini akan
berdampak pada semua sektor baik itu hulu juga
midstream. Untuk sektor Hulu, sebagaimana diutara-
kan Menteri ESDM tidak ada pemotongan dari K3S tapi
pemotongan dari penerimaan negara,” kata Mamit.
Mamit kemudian menjelaskan salah satu pe-
nerimaan negara yang terbesar adalah PNBP Migas di-
mana tahun 2019 mencapai Rp 115.1 T. Dengan demi-
kian,ditengah turunnya harga minyak dunia saat ini
dan penurunan penerimaan negara dari gas maka tar-
get PNBP migas sebagaimana target dalam APBN 2020
sebesar Rp 127.3 T akan sulit tercapai.
Dia juga menyampaikan bahwa dengan kondisi
seperti ini SKK Migas harus melakukan pengawasan
yang ketat kepada K3S untuk lebih bisa effiesien lagi

74 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV

 ENERGI

dalam pelaksanaan operasional karena harga sedang

turun dan pendapatan negara berkurang. ”Melalui efi-
siensi diharapkan bisa membantu pengurangan pen-
dapatan pemerintah. Tapi, jangan sampai juga penge-
tatan ini menggangu investasi di sektor migas karena
kita sedang berusaha untuk meningkatan produksi
kita,” ungkapnya lagi.
Sementara di sektor midstream, Mamit menye-
butnya sebagai sektor yang paling terpukul dengan
turunnya harga gas industri ini. Ia menjelaskan kebija-
kan penurunan harga gas untuk Industri ini memukul
PGN selaku industri midstream. ”Untuk midstream ini
saya kira yang akan paling berdampak. Jika Pemerintah
menekan biaya distribusi dan transportasi turun men-
jadi USD1,5-2 per mmbtu akan sangat memberatkan
industri midstream ini,” ujar Mamit.
Bahkan lanjut Mamit kebijakan ini berpotensi
membuat PGN sebagai BUMN merugi. Hal ini dapat
terjadi mengingat sebagai Badan Usana yang berniaga
menggunakan infrastruktur, 95% biaya yang dikeluar-
kan PGN bersifat fix cost.
”Pembangunan pipa transmisi, distribusi, dan
pembangunan terminal regasifikasi untuk LNG semua
sudah dilakukan dengan investasi yang tidak sedikit,
jadi penurunan biaya capex sudah tidak mungkin dila-
kukan. Biaya operasi dan pemeliharaan jaringan juga
tidak bisa dipangkas begitu saja karena terkait kehan-
dalan jaringan pipa dan aspek safety,” lanjut Mamit.
Tidak hanya mengkhawatirkan kondisi yang ba-
kal dialami PGN dalam waktu dekat, Mamit juga meng-
khawatirkan nasib perngembangan industri mid-
stream kedepan karena dianggap tidak mengun-
tungkan lagi.
”Padahal untuk mendukung optimalisasi peman-
faatan gas bumi domestik, kita masih butuh banyak se-
kali investasi di infrastruktur gas bumi. Saya masih be-
lum melihat secara detail dari rencana Menteri ESDM
untuk sektor midstream ini kedepannya akan seperti
apa,” tutupnya.

Mamit Setiawan, Direktur Eksekutif Energy Watch

Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 75

 OIL & GAS
FENOMENA UNIK
The Times
MINUS HARGA MINYAK
4 MUFLIHUN HIDAYAT
muflihhidayat@tambang.co.id
H
arga minyak dunia tertekan akibat pan-
demi virus Corona. Pada akhir April lalu,
minyak jenis West Texas Intermediate
(WTI) sempat minus alias di bawah nol.
Harga minyak tersebut adalah harga mi-
nyak mentah kontrak berjangka.
Yang dimaksud kontrak berjangka, ialah akad
untuk pengiriman fisik komoditas atau efek tertentu
yang mendasarinya. Banyak pelaku pasar yang mela-
kukan jual-beli kontrak dengan underlying asset beru-
pa minyak mentah untuk meraup keuntungan.
Sebagai informasi, minyak mentah memiliki jenis
yang beragam, seperti Brent, WTI, OPEC Reference
Basket, dan lain-lain. Masing-masing jenis memiliki ka-
rakteristik yang berbeda-beda. Minyak mentah yang
harga kontraknya anjlok sampai minus itu adalah mi-
nyak jenis WTI atau yang lebih dikenal dengan light
sweet dan biasanya jadi acuan di Amerika Serikat.
76 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Minyak jenis ini memiliki densitas yang lebih ren-
dah dan mengandung sulfur yang lebih rendah diban-
ding minyak jenis lain seperti Brent. Minyak jenis ini
dijadikan underlying asset untuk harga komoditas mi-
nyak mentah kontrak New York Merchantile Exchange
(NYMEX).
Harga WTI yang merosot sampai minus itu, ialah
untuk pengiriman di bulan Mei 2020 yang kontraknya
habis pada tanggal 21 April 2020. Minyak anjlok karena
tidak laku dan tidak ada yang mau beli. Hal ini disebab-
kan kelebihan pasokan. Pandemi Corona telah mem-
buat banyak negara menghentikan aktivitas ekono-
minya.
Para pelaku pasar lebih suka menyingkirkan kon-
trak mereka daripada harus mencari cara menyimpan
minyak yang memang pasokannya sudah terlalu ba-
nyak, sementara tempat penyimpanan sudah sangat
terbatas. Catat, menyimpan minyak mentah butuh bia-
ya dan ada regulasi tersendiri. Itulah yang menyebab-
kan harga WTI kontrak Mei hancur.
Eks Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar membe-

narkan motif di balik fenomena tersebut. Ia menyam-
paikan komentarnya lewat akun media sosial insta-
gram.
”Merespon berbagai pertanyaan dari pada saha-
bat instagram, kami ingin coba membahas jatuhnya
harga minyak di Amerika Serikat dan implikasinya ke
harga ritel,” ungkapnya melalui akun @arcandra.tahar,
Selasa (22/4) tengah malam.
Menurutnya, faktor utama WTI jatuh karena me-
dia penyimpanan minyak alias storage milik Amerika
Serikat penuh. Tidak ada lagi ruang untuk menampung
produksi minyak yang kini kapasitasnya sekitar 12-13
juta barel per hari.
Di saat bersamaan, ketika transaksi perdagangan
akan ditutup untuk pengantaran bulan Mei, hanya sedi-
kit yang melakukan trading. Permintaan minyak sepi,
sehingga harga terus menurun sampai minus.
”Dan harga ini belum tentu mencerminkan harga
yang sebenarnya,” tuturnya.
Jika harga minyak di Amerika Serikat menyentuk
nol dolar per barel, apakah harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) di Strasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) menjadi gratis ?
”Tentu tidak,” bebernya.
Berdasarkan data tahun lalu, sambung Arcandra,
struktur harga BBM di SPBU Amerika Serikat per gallon
ditentukan oleh beberapa komponen. Meliputi biaya
transportasi dan pemasaran sebesar USD 39 sen, biaya
penyulingan sebesar USD 34 sen, dan biaya pajak sebe-
sar USD 44 sen.
”Total akan diperoleh angka USD 1,27 per gallon.
Dengan tambahan margin di SPBU sekitar USD 10 sen
per gallon, maka harga jual BBM sebesar USD 1,37 per
gallon atau setara USD 0,36 sen per liter,” jelasnya.
Bila dikonversi ke rupiah dengan kurs Rp 15 ribu
per dolar, maka angkanya Rp 5.422 per liter. Tapi, perhi-
tungan ini bisa berkurang tergantung pada jarak angku-
tan dan pajak di masing-masing wilayah.
”Untuk beberapa negara bagian, biaya transpor-
OIL & GAS
Arcandra Tahar
tasi pemasaran dan pajak bisa lebih rendah dari angka
di atas,” beber Ancandra.
Lebih lanjut, ia menjabarkan tentang potensi har-
ga minyak yang bakal melonjak tajam pada tahun de-
pan, dengan asumsi pandemi Covid-19 sudah mereda.
Kenaikan tersebut dipicu oleh tumbuhnya per-
mintaan minyak seiring kondisi ekonomi yang kembali
menggeliat. Sementara itu, produsen minyak saat ini
terus melakukan pemangkasan produksi.
”Amerika Serikat akan memangkas produksi mi-
nyaknya dari 12,7 juta barel per hari menjadi di bawah
11 juta barel per hari, atau sekitar 10,5 juta barel per ha-
ri. Jika Amerika Serikat menurunkan produksinya hing-
ga 2,2 juta barel per hari dan OPEC+ juga akan me-
mangkas produksi 9,7 juta barel per hari. Maka ketika
permintaan minyak dunia akan naik di tahun 2021,
harga kemungkinan akan naik tajam,” ulasnya.
Kenaikan harga secara drastis, kata Arcandra, se-
makin berpotensi terjadi karena selama lima tahun
terakhir tidak banyak proyek eksplorasi konvensional
yang dikembangkan di seluruh belahan dunia.
”Karena itu penting sekali mengembangkan stra-
tegi yang tepat agar jatuhnya harga minyak saat ini da-
pat dioptimalkan untuk kepentingan di masa depan,”
pungkasnya.
Borri
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 77
 MINING SERVICES
PT DAHANA (PERSERO)
KEMBALI EKSPOR 215 TON
BAHAN PELEDAK
Melalui beberapa tahapan, pengiriman
produk bahan peledak DAHANA
kembali diekspor ke Australia.
Shipment ekspor ketiga ini untuk
meningkatkan kerjasama yang selama
ini sudah terjalin.
P
T DAHANA (Persero) kembali mengirim pro-
duk bahan peledaknya ke perusahaan asal
Negeri Kanguru Johnex Explosives Australia
pada 23 April 2020, usai sukses dalam dua
kali pengiriman sebelumnya. perusahaan
bahan peledak dalam negeri, PT DAHANA (Persero)
Sebanyak 215 Ton Megadrive Cartridge Emulsion
32mm x 700mm dalam 20 kontainer, diberangkatkan
dari Kawasan Energetic Material Center (EMC) PT DA-
HANA Persero, Subang pada Kamis, 23 April 2020. Pe-
ngiriman menggunakan truck trailer menuju pelabu-
han Tanjung Priok Jakarta yang selanjutnya dikirim ke
Australia dengan kapal.
78 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Produk DAHANA tersebut, setibanya di Pelabuhan
tujuan, akan langsung didistribusikan ke gudang-
gudang end user Johnex Explosives di Australia.
Direktur Operasi PT DAHANA (Persero) Bambang
Agung menyebutkan, pengiriman ekspor ini merupa-
kan salah satu upaya perusahaan untuk terus memper-
tahankan kinerja positif perusahaan di tengah hanta-
man pandemi Covid-19 secara global.
”Alhamdulillah dalam kondisi pandemi covid-19
ini, DAHANA masih membuktikan untuk tetap eksis
melaksanakan proses ekspor bahan peledak ke salah
satu konsumen kita di Australia (Johnex). Ini membuk-
tikan bahwa DAHANA mampu menjawab kepercayaan
yang diberikan konsumen di luar negeri dengan ko-
mitmen dan konsisten,” tutur Bambang Agung disela-
sela acara pemberangkatan ekspor.
Meski kondisi bisnis sedang lesu akibat pandemi
covid-19, keberlanjutan ekspor bahan peledak ke Aus-
tralia juga membuktikan bahwa industri bahan pele-
dak dalam negeri mampu bersaing di pentas global.
Kualitas dan dan kemampuan DAHANA akan semakin
teruji untuk melakukan lompatan-lompatan bisnis dan
akhirnya dapat diperhitungkan oleh pasar lebih luas,
tak terbatas pada pasar Australia.
 MINING SERVICES

Cargo ekspor Johnex ini sebelumnya telah mele-

wati prosedur ketat. Hal ini disampaikan oleh Senior
Manager Operasi Divisi Tambang Umum 2 PT DAHANA
(Persero) Dadan Munawar. Menurutnya, beberapa ta-
hapan pengiriman ini meliputi pembuatan bahan pe-
ledak di pabrik, pengecekan quality control langsung
oleh pihak Johnex Explosives, fumigasi dan Cleaning
kontainer kargo, dan memberlakukan Protokol Pen-
cegahan Covid-19 yang diterapkan Dahana kepada
seluruh personil pihak angkutan yang akan mengang-
kut bahan peledak di dalam gudang DAHANA, serta
pengiriman sesuai standard requirement Australian
Inspector.
”Selain itu sebagai salah satu syarat utama dalam
pengiriman cargo sesuai standar australia juga, semua
kontainer cargo Johnex ini sebelumnya sudah dila-
kukan proses fumigasi oleh fumigator yang sudah ter-
standarisasi dan diakui sertifikasinya oleh pihak otori-
tas di Australia. Sertifikasi fumigasi ini adalah syarat
utama saat dilakukan pemeriksaan oleh pihak cargo
inspector saat tiba di pelabuhan Australia, seperti dike-
tahui bersama Australia memiliki standard yang tinggi
dalam proses pengiriman ekspor-impor,” ujar Dadan
Munawar.
Shipment ekspor ketiga ini dipercaya Dadan akan
meningkatkan kerjasama dan kepercayaan antara
DAHANA dan pihak Johnex Australia, baik untuk suplai Sebanyak 215 Ton Megadrive Cartridge Emulsion 32mm x 700mm dalam 20
kontainer.
bahan peledak ke Australia, ataupun kemungkinan
kerjasama services di underground blasting ke depan- domestik juga telah diekspor ke mancanegara. Untuk
nya yang sedang dijajaki oleh DAHANA saat ini. ekspor bahan peledak ke Australia sendiri telah di-
Sebagaimana diketahui, PT DAHANA (Persero) mulai sejak Maret 2019 dengan 37,5 ton dalam 3 kontai-
merupakan BUMN yang bergerak di bidang bahan ner. Ekspor kedua ke Australia dilaksanakan pada Sep-
peledak untuk sektor pertambangan umum, kuari dan tember 2019 dengan jumlah 86 Ton dalam 8 kontainer.
konstruksi, minyak dan gas serta pertahanan. Produk- Dan Ekspor ketiga ke Australia hari ini dengan jumlah
produk bahan peledaknya selain digunakan secara 215 Ton dalam 20 kontainer.

Untuk ekspor bahan peledak ke Australia sendiri telah dimulai sejak Maret 2019 dengan 37,5 ton dalam 3 kontainer.

Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 79

 INFO PRODUK
GIICOMVEC 2020
ANGKAT TAJUK
KESELAMATAN BERKENDARA
P
ameran GAIKINDO Indonesia International
Commercial Vehicle (GIICOMVEC) resmi
2020 dibuka pada awal Maret lalu. Bertem-
pat di JCC Senayan, Jakarta, pameran ini
berlangsung selama empat hari. Dalam
sambutannya, Ketua Gabungan Agen Tunggal Industri
Kendaraan Bermotor Indonesia atau GAIKINDO, Yo-
hannes Nangoi mengatakan, pihaknya berharap
GIICOMVEC kali ini mampu menjadi ajang untuk mem-
bangun paradigma keselamatan berkendara. Industri
kendaraan komersial di Indonesia perlu terus didorong
untuk menciptakan produk yang mampu menjamin
keamanan bagi pengendara dan penumpang.
”Hal ini menjadi isu yang sangat penting karena
bagi GAIKINDO. Keselamatan bukanlah pilihan, na-
mun merupakan sebuah keharusan,” ungkapnya.
Untuk itu, dalam pameran ini GAIKINDO mengha-
dirkan produk-produk kendaraan komersial dan pen-
dukung yang sesuai dengan ketentuan dan regulasi Ke-
menterian Perhubungan RI, serta menyelenggarakan
bermacam program seminar yang mengangkat tema
keselamatan berkendara menggunakan kendaraan
komersial.
80 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
”Di dunia, sebanyak satu juta orang meninggal
dan puluhan juta lainnya cacat karena kecelakaan lalu
lintas. Indonesia menempati urutan ketiga. Ter-banyak
dari jenis kendaraan komersial yang meli-batkan truk
dan bus. Kita ingin to zero fatality, agar kecelakaan da-
pat dihindari kita fokus ke isu keselamatan,” bebernya.
Untuk diketahui, sejumlah merek yang menjadi
peserta GIICOMVEC 2020 memamerkan kendaraan
komersial terbarunya, termasuk kendaraan yang me-
nyasar sektor pertambangan. Seperti Mitsubishi yang
memamerkan mobil double cabin New Triton.
Kemudian Mitsubishi Fuso memboyong varian
terbaru dari Fuso Fighter, serta truk bertenaga lis-trik E-
Canter. Lalu First Automobile Work (FAW) melalui
agennya PT Gaya Makmur Mobil, memperkenalkan
enam model truk terbarunya.
Di kesempatan yang sama, PT United Tractors,
perusahaan distributor alat berat yang juga memiliki
segmen bisnis sebagai kontraktor batubara, turut
memperkenalkan bis komersial bertenaga full listrik
pertama di Indonesia bermerek Scania.

NEW TRITON
RAJA MOBIL KABIN GANDA
P
T Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales In-
donesia memamerkan unit New Triton pada
ajang GAIKINDO Indonesia International
Commercial Vehicle 2020. Mobil tersebut
diklaim akan mampu mempertahankan ge-
lar Mitsubishi sebagai raja di kelas kabin ganda atau
double cabin. Selama ini, Mitsubishi memang menjadi
market leader di segmen kendaraan Low Commercial
Vehicles (LCV).
Presiden Direktur Mitsubishi Krama Yudha, Naoya
Nakamura menyatakan, pihaknya percaya diri bakal
mempertahankan daya penjualan yang dicetak oleh
generasi Triton sebelumnya.
”Mitsubishi Triton selalu raja dari raja, mengu-asai
63 persen market share,” ungkap Naoya.
Saat disinggung tentang bagaimana persiapan
bersaing dengan kompetitor di kelas sejenis, Naoya
menyatakan, New Triton memiliki daya jual tersendiri
dalam menjawab kebutuhan konsumen.
Diketahui, kompetitor terbesar Mitsubishi adalah
Toyota, yang baru merilis unit pikap baru, Hilux single
cabin dengan mesin baru. New Hilux Single Cabin Die-
sel kini dibekali mesin GD-series tipe 2GD-FTV baik un-
tuk varian 4X4 maupun 4x2.
”Sangat optimis, kita juga sudah dengar bahwa
kompetitor ingin mengeluarkan varian baru. Tapi kita
tidak mau melihat ke kompetitor tapi melihat ke kon-
sumen. Kompetisi itu tidak masalah dengan kon-
sumen,” beber Naoya. ”Konsumen lebih peduli ba-
gaimana mendapatkan kualitas servis dan produk yang
andal,” ulasnya.
Menurut data Mitsubishi Krama Yudha berdasar-
kan data penjualan wholesales dari tahun lalu, belum
ada unit dari kompetitor lain yang sanggup menyaingi
posisi Triton.
Di tahun 2018, Triton mampu menguasai pasar
hingga 64 persen dari total market share. Sebanyak 11
ribu lebih unit sudah terdistribusikan.
”Triton akan tetap menjadi market leader, 60
persen lebih itu sebenarnya sangat luar biasa,” tam-
bah Director of Sales and Marketing Division Mitsubishi
Krama Yudha, Irwan Kuncoro.
INFO PRODUK
MITSUBISHI FUSO
SASIS PANJANG, LEBIH BESAR
LEBIH BERTENAGA
M
odel teranyar dari truk Mitsubishi Fuso
Fighter, unit yang masuk di kelas medi-
um duty truck itu dinamai Fighter FN61FL
HD (6X2) sasis panjang. Presiden Direk-
tur PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors,
agen resmi kendaraan niaga dari Mitsubishi Fuso Truck
and Bus Corporation, Atsushi Kurita menuturkan, pe-
luncuran ini menjawab kebutuhan pasar kendaraan
komersial yang bertenaga, sudah mengakomodasi
mandatori Biodiesel B30.
Model ini melengkapi tipe sebelumnya yaitu Figh-
ter FN1FL (6X2) yang juga dipamerkan bersamaan. Se-
cara keseluruhan, ada 18 model Fighter yang siap ber-
tarung dengan kompetitor di kelasnya.
”Fighter menerima respons positif dari konsu-
men. Sejak pertama kali diluncurkan tahun 2019 lalu,
Fighter berkontribusi meningkatkan pangsa pasar yang
cukup signifikan di segmen medium duty truck,” kata
Atsushi.
Berdasarkan informasi, model terbaru Figther ini
dibanderol sekitar Rp 855 juta on the road.
”Tapi bentuknya masih kosongan, belum dapat
karoseri,” tandas seorang sales Fuso.
Di atas kertas, Fighter FN61FL HD (6x2) memi-liki
panjang cab to end 9.880 milimeter dan panjang kese-
luruhan 11.925 milimeter. Truk ini memiliki mesin 6M60
Common Rail dengan tenaga 266,7 dk dan torsi 784,5
Nm.
Mesin tersebut dipadukan transmisi EATOn ES-
11109 dengan 9 kecepatan. Pihak Fuso merekomen-
dasikan karoseri model Wing Box, Crane, Flat Deck,
dan Wooden Cargo.
Marketing Director Sales and Marketing Division
Krama Yudha, Duljatmono mengatakan, target Fuso di
tahun 2020 bisa meningkatkan penjualan hingga 12
persen dengan pangsa 46 persen. Sedangkan volume
yang terjual bisa mencapai 46.900 unit.
”2020 akan relatif sama pasarnya, di luar kondisi
karena ada corona, prediksi kita pasar kendaraan ko-
mersial nasional naik 7 persen,” ujarnya.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 81
 INFO PRODUK

FIRST AUTOMOBILE WORK (FAW)

ENAM TRUK GEBRAK PAMERAN

Untuk Chassis Cargo Truck 8×4, Direktur Utama
Gaya Makmur, Bugie Laksmana mengatakan, truk ter-
sebut memiliki salah satu keunggulan yang terdapat
pada ban di bagian belakang.
”Ban di belakangnya itu adalah ban yang tampak
lebar. Sehingga, ground pressure yang dihasilkan saat
menerima beban itu cukup rendah. Jadi, di belakang
itu bisa sampai 18 ton dan di depan 12 ton. Total bisa
mencapai 30 ton,” jelas Bugie.
Kamudian, truk tersebut memiliki ukuran yang
tidak terlalu lebar, sehingga cukup mudah dalam ber-
manuver.
”Kalau standarnya, 2,5 meter ya. Ini hanya 210
sentimeter sehingga selisih 40 sentimeter. Kemudian,
kita juga menggunakan penggerak 8×4, jadi cukup
lincah dibawa bermanuver,” ujarnya.
Di sisi lain, keenam model truk yang ditampilkan
FAW ini merupakan unit-unit yang diklaim dapat me-
menuhi berbagai kebutuhan industri di Indonesia.
Selain menampilkan enam model produknya,
FAW juga memberikan edukasi atau training untuk

T
ak tanggung-tanggung, pabrikan asal Tiong-
kok, First Automobile Work (FAW) langsung
memperkenalkan enam model truk terbaru-
nya pada ajang GAIKINDO Indonesia Inter-
national Commercial Vehicle 2020. Merek
yang dipegang oleh PT Gaya Makmur Mobil ini, mem-
boyong Minimixer Truck 4×2, Chassis Cargo Truck
8×4, Light Truck 4×4, Dump Truck 6×4, serta Tractor
Head 4×2.
para calon konsumen yang berkaitan dengan peng-
gunaan truk FAW. Seperti salah satunya, memberikan
pengetahuan tentang keamanan berkendara meng-
gunakan unit truk FAW.
Selain itu, dalam program ini, FAW juga mem-
beritahukan tata cara perawatan yang harus dilakukan
untuk memastikan unit truk tetap dalam kondisi prima
dan dapat bekerja secara maksimal. Ini dinilai sejalan
dengan tema acara GIICOMVEC 2020 yang berkaitan
dengan keamanan dalam berkendara.

TRUK OBESITAS DISUNAT,

BAKAL DIPERLUAS KE SEKTOR TAMBANG

K
ementerian Perhubungan (Kemenhub) gen-
car melakukan normalisasi pada truk yang
memiliki ukuran muatan berlebih atau Over
Dimension Over Loading (ODOL). Keten-
tuan dimensi bak truk dibatasi maksimal
setinggi satu meter. Rencananya, kebijakan ini akan
diperluas hingga ke sektor tambang.
Saat menghadiri ajang pameran GAIKINDO In-
donesia International Commercial Vehicle 2020, Dirjen
Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setyadi melaku-
kan sosialisasi kebijakan tersebut dengan secara sim-
bolis memotong bak truk yang memiliki dimensi berle-
bih.

82 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV


Kebijakan Over Dimension Over Loading. Dengan memilih dump truck, mengingat rata-rata dimensinya 1,7 meter, seharusnya satu
meter. Kkebijakan tersebut diterapkan untuk mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas akibat truk obesitas yang belakang marak terjadi.
”Tadi kita sudah melakukan pemotongan kem-
bali. Pemerintah serius melaksanakan kebijakan Over
Dimension Over Loading. Kenapa kita memilih dump
truck, karena dump truck rata-rata dimensi 1,7 meter,
seharusnya satu meter,” bebernya.
Sebelumnya, kebijakan tersebut diterapkan un-
tuk mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas akibat
truk obesitas yang belakang marak terjadi. Kemudian,
pemberlakuannya hendak diperluas ke sektor logistik
darat di seluruh jenis komoditas, termasuk angkutan
komoditas tambang.
”Dump truck banyak yang melanggar dimensi.
Sektor tambang (akan diterapkan) bersamaan,” tutur-
nya.
Dalam implementasi kebijakan ODOL, Pemerin-
tah memberi pengecualian sementara bagi beberapa
jenis komoditas, di antaranya angkutan semen, baja,
kaca lembaran, beton ringan, air minum kemasan,
pulp dan kertas, serta keramik. Tenggat penundaan
ODOL bagi industri ini dipatok maksimal hing-ga
Januari 2023.
”Saya akan undang semua asosiasi yang minta
tolerasi. Saya minta mereka membuat rencana sampai
tahun 2023 apa yang mau dilakukan, apa mungkin in-
vestasi apa normalisasi. Jangan kemudian minta tapi
INFO PRODUK
sampai tahun 2023 tidak ada pergerakan,” ucapnya.
Di sudut berbeda, Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa
Pertambangan Indonesia (Aspindo), Bambang Tjah-
jono mengatakan, pihaknya belum mendengar soal
kebijakan ODOL yang hendak diperluas ke sektor tam-
bang itu. Menurutnya, jika kebijakan tersebut diberla-
kukan, maka akan berpotensi melanggar Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (UU LLAJ), di mana angkutan tambang
ditentukan tinggi maksimal 4,2 meter dengan berat be-
ban terhadap gandar maksimal 10 ton.
”Kalau pembatasan tinggi bak angkutan cuma sa-
tu meter, tidak akan mencapai kapasitas maksimal
yang diizinkan. Menurut saya, Dirjen Perhubungan
Darat melampaui wewenangnya dan melanggar UU
LLAJ, karena di pertambangan wewenang (Kemen-
terian) ESDM,” jelas Bambang.
Lebih lanjut, Bambang mengimbau agar perlu-
asan kebijakan ODOL ke sektor tambang perlu di-
pertimbangkan kembali. Sebab, nantinya akan men-
ciptakan masalah tumpang tindih regulasi.
”Seharusnya ingat batasan wewenangnya ma-
sing-masing agar regulasi yang muncul tidak menjadi
masalah dan jadi obyek gugatan ke Mahkamah Agung
atau Mahkamah Konstitusi,” pungkasnya.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 83
 KORPORAKSI
PT UNITED TRACTORS, TBK (UNTR)
INILAH KINERJA UNTR DI KUARTAL I-2020
4 EGENIUS SODA
egen@tambang.co.id
Ekonomi dunia yang melambat dan
harga batu bara yang mengalami
koreksi mempengaruhi kinerja PT
United Tractors,Tbk. Segmen
Kontraktor Pertambangan masih
menjadi penopang utama kinerja
perseroan.
P
erlambatan ekonomi global dan melemah-
nya harga batu bara turut memberi andil
pada kinerja perusahaan. Kondisi demikian
berdampak pada pasar domestik dan mem-
bawa tantangan bagi lini bisnis PT United
Tractors,Tbk (UNTR). Ditambah adanya kerugian nilai
tukar mata uang asing, membuat laba bersih yang di-
bukukan Perseroan turun 40% menjadi Rp1,8 triliun di
kuartal I tahun 2020. Padahal di periode yang sama ta-
hun lalu, perseroan membukukan laba bersih sebesar
Rp3,1 triliun.
Di tiga bulan pertama ini, Perseroan membuku-
kan pendapatan bersih sebesar Rp18,3 triliun. Terjadi
penurunan sebesar 19% dibandingkan dengan triwu-
lan pertama tahun 2019 sebesar Rp22,6 triliun. Penda-
84 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
patan perseroan ditopang oleh beberapa segmen
yakni Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, Per-
tambangan Batu Bara, Pertambangan Emas dan Indus-
tri Konstruksi. Sejauh ini kontraktor pertambangan
masih menjadi kontributor terbesar (45%). Kemudian
segmen usaha mesin konstruksi (24%). Lalu ada seg-
men Pertambangan Batu bara (18%), Pertambangan
Emas (11% dan industri konstruksi (3%).
Bidang usaha Kontraktor Penambangan diopera-
sikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai
dengan bulan Maret 2020, PAMA membukukan penda-
patan bersih sebesar Rp8,2 triliun atau turun 14% dari
Rp9,5 triliun pada periode yang sama pada tahun 2019.
Ini juga karena PAMA mencatat penurunan volume
produksi batu bara sebesar 9% dari 30,6 juta ton men-
jadi 27,9 juta ton dan volume pekerjaan pemindahan
tanah (overburden removal) turun 9% dari 234,3 juta
bcm menjadi 212,2 juta bcm.
Lalu Di segmen Usaha Mesin Konstruksi juga
terjadi penurunan penjualan alat berat Komatsu sebe-
sar 48% menjadi 617 unit. Padahal di periode yang sa-
ma tahun lalupenjualan alat berat Komatsu mencapai
1.181 unit. Penurunan ini disebabkan oleh melemah-
nya penjualan alat berat dari sektor pertambangan dan
perkebunan. Pendapatan Perseroan dari penjualan su-
ku cadang dan jasa pemeliharaan alat juga turun sebe-
sar 21% menjadi sebesar Rp1,7 triliun. Sesuai dengan
riset pasar internal, Komatsu tetap mampu memperta-
hankan posisinya sebagai market leader alat berat,
dengan pangsa pasar domestik sebesar 33%.

Sementara penjualan UD Trucks mengalami pe-
nurunan dari 161 unit menjadi 73 unit. Juga penjualan
produk Scania turun dari 148 unit menjadi 64 unit. Pe-
nurunan penjualan UD Trucks dan Scania dikarenakan
penurunan harga batu bara dimana kedua produk
tersebut banyak digunakan di sektor pertambangan.
Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha
Mesin Konstruksi turun 36% menjadi sebesar Rp4,3
triliun dibandingkan Rp6,8 triliun pada periode yang
sama tahun 2019.
Segmen Bidang usaha Pertambangan Batu Bara
dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sam-
pai dengan bulan Maret 2020 total penjualan batu bara
mencapai 3,2 juta ton, termasuk 426 ribu ton batu bara
kokas. Dibanding triwulan pertama 2019 ada kenaikan
25% dimana di 2019 total penjualan 2,5 juta ton. Namun
pendapatan unit usaha Pertambangan Batu Bara turun
7% menjadi Rp3,4 triliun dikarenakan penurunan rata-
rata harga jual batu bara.
Dari pertambangan emas yakni PT Agincourt
Resources (PTAR) sampai dengan bulan Maret 2020,
total penjualan setara emas dari Martabe adalah se-
banyak 95 ribu ons. Capaian ini turun 9% dibandingkan
104 ribu ons di triwulan pertama tahun 2019. Pendapa-
tan bersih dari tambang emas Martabe di Tapanuli Se-
latan ini pendapatan bersih sebesar Rp2,0 triliun. Rata-
KORPORAKSI
rata harga jual terealisasi untuk emas adalah USD1.448
per ons lebih tinggi dibandingkan USD1.306 per ons
pada periode yang sama tahun 2019.
Segmen lainnya adalah Bidang usaha Industri
Konstruksi dijalankan PT Acset Indonusa Tbk (ACSET).
Sampai dengan bulan Maret 2020, ACSET membuku-
kan pendapatan bersih sebesar Rp475 miliar. Turun
cukup besar dimana kuartal I-2019 membukukan pen-
dapatan bersih Rp802 miliar. ACSET juga mencatat rugi
bersih sebesar Rp124 miliar dari sebelumnya mencatat
rugi bersih sebesar Rp91 miliar pada periode yang sa-
ma tahun 2019. Hal ini dikarenakan bertambahnya bia-
ya atas keterlambatan proyek berjalan dan pening-
katan biaya keuangan akibat mundurnya penerimaan
pembayaran proyek contractor pre-financing (CPF).
Juga ada PT Bhumi Jati Power (BJP) yang 25% sa-
hamnya dimiliki oleh anak perusahaan Perseroan. Saat
ini BJP sedang membangun pembangkit listrik tenaga
uap berkapasitas 2x1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah.
Hingga triwulan pertama tahun 2020, progres pemba-
ngunan konstruksi proyek ini telah mencapai 92%.
Dijadwalkan akan memulai operasi secara komersial
pada tahun 2021. BJP merupakan perusahaan patu-
ngan bersama antara anak usaha Perseroan, Sumito-
mo Corporation dan Kansai Electric Power Co Inc.
Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV 85
 KORPORAKSI
BUMI CERMATI
KONDISI PASAR DI TENGAH PANDEMI
4 EGENIUS SODA
egen@tambang.co.id
P
T Bumi Resources,Tbk (BUMI) memiliki ke-
mampuan untuk memproduksi batu bara
sekitar 90 MT di tahun 2020. Level produksi
saat ini adalah sekitar 7 MT-7,5 MT/bulan.
Namun perseroan akan terus memantau
perkembangan dampak pandemik saat ini dan akan
menyesuaikan operasi, sebagaimana mestinya.
Direktur & Corporate Secretary Bumi Resources
Dileep Srivastava menjelaskan di tiga bulan pertama
tahun ini, BUMI masih membukukan kinerja operasio-
nal yang positif. Dari sisi produksi, di kuartal I masih
sesuai rencana bahkan mengalami pertumbuhan jika
dibanding periode yang sama tahun lalu. Total produksi
produksi pada Januari-Maret berkisar di angka 21 ton-
22 juta ton.
”April bisa mendekati 7 juta. Kuartal I-2020 lebih
tinggi dari kuartal I-2019,” tandas Dileep
Namun karena Pandemi ini belum ada tanda-
tanda bakal berubah, perusahaan kata Dileep akan
menyiapkan beberapa langkah antisipatif. Meski kon-
sumsi batubara di Cina berangsur membaik, namun
BUMI masih perlu mencermati kondisi pasar global
untuk bisa membuat proyeksi pada Kuartal II hingga
akhir tahun ini, ”Kami akan melakukan review dampak
pandemi ini bulan depan,” kata Dilleep kepada Maja-
lah TAMBANG.
86 Edisi 20 April - 20 Mei 2020/Th. XV
Setidaknya pada Mei nanti BUMI akan meninjau
kembali target sesuai dengan kebutuhan dan perkem-
bangan kondisi aktual. ”Kuartal II-2020 sulit untuk di-
prediksi saat ini. Kami terus melakukan kajian secara
periodikal yang dimulai bulan depan sampai situasinya
kembali normal,” pungkas Dileep.
Kinerja Tahun 2019
DI tahun 2019 Peseroan mampu mempertahan-
kan Laba Bersih sebesar USD7 juta. Meski dibanding
tahun 2018 capaian tahun ini lebih rendah. Tahun lalu
realisasi harga batu bara turun tajam sebesar 13%
dibanting 2018. Penurunan ini disebabkan oleh perang
dagang Amerika-Tiongkok, pertumbuhan yang lebih
rendah, yang berujung pada surplus batu bara, serta
tantangan yang semakin meningkat. Di tambah lagi de-
ngan harga minyak yang lebih tinggi juga pembayaran
pajak yang lebih tinggi sementara kontribusi dari anak
perusahaan lebih rendah.
Untuk penjualan di tahun 2019 terjadi kenaikan
tajam sebesar 9%. Bahkan menyentuh rekor tertinggi
sebesar 87,7 MT. Di tahun 2018 penjualan mencatat
80,6. Kontribusi penjualan ini berasal dari PT KPC yang
meningkat 61,8 MT. Ini merupakan rekor penjualan ter-
tinggi, sementara penjualan Arutmin meningkat 2% di-
bandingkan tahun lalu.
Sayangnya kenaikan ini tidak didukung dengan
harga. Realisasi harga turun 13% menjadi USD51,7/ton
dari sebelumnya USD59,2 per ton.