Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PETROLOGI

BATUAN SEDIMEN KARBONAT

Disusun Oleh :

WIDI WIRASTA
F1D219032

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2020
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu pembentuk kulit bumi adalah batuan. Batuan yang menyusun
lapisan kulit bumi diantaranya berbeda satu sama lain dan berbeda-beda pula
proses pembentukannya serta materi penyusunnya. Petrologi adalah salah satu
cabang ilmu geologi, petrologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “petra” yang
artinya batuan dan “logos” yang artinya ilmu. Ilmu petrologi mempelajari

tentang batuan seperti proses pembentukannya, evolusi dan komposisi batuan.


Batuan yang ada dimuka bumi ini mengalami perubahan baik bentuk,
komposisi maupun cara terbentuknya. Semua batuan yang ada dimuka bumi
itu mengalami suatu siklus yang berjalan sering suatu proses perubahannya.
Batuan sebelum batuan lainnya terbentuk biasanya disebut batuan asal. Pada
awalnya semua batuan dimuka bumi ini berasal dari magma yang mengalami
pendinginan akibat penurunan suhu dimuka bumi maupun di dalam bumi.
Batuan asal, komposisi, terendapkannya, dan ganesa di pelajari dalam suatu
cabang ilmu geologi yaitu petrologi. Batuan beku yang telah dibahas
sebelumnya perlu dilakukan lanjutan untuk memahami dari bagian ilmu
petrologi. Lanjutan yang dilakukan yaitu pada batuan sedimen.
Batuan karbonat didefinisikan sebagai batuan dengan kandungan material
karbonat lebihdari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang
tersemenkan atau karbonat
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini adalah
1. Mengetahui apa itu batuan sedimen karbonat
2. Mampu mebedakan batuan sedimen karbonat klastik dan non klastik
3. Mengetahui komposisi batuan sedimen karnonat
1.3 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan dari praktikum kali ini adalah:
1. Alat tulis lengkap
2. LKS batuan sedimen
3. Lup
4. Komperator batuan sedimen
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk di permukaan bumi


pada kondisi temperatur dan tekanan yang rendah. Batuan ini berasal dari
batuan yang lebih dahulu terbentuk, yang mengalami pelapukan, erosi, dan
kemudian lapukannya diangkut oleh air, udara, atau es, yang selanjutnya
diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan pengendapan, membentuk
sedimen. Material-material sedimen itu kemudian terkompaksi, mengeras,
mengalami litifikasi, dan terbentuklah batuan sedimen. Batuan sedimen terjadi
akibat pengendapan materi hasil erosi. Cara pengangkutannya pun bermacam-
macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltation),
terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut. (Folk, 1965).
Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya
mengandung 5% yang diketahui di litosfera dengan ketebalan 10 mil di luar
tepian benua, dimana batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara
itu, kenampakan di permukaan bumi, batuan-batuan sedimen menempati
luas bumi sebesar 75%, sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar 25%
saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal
sekali. Ketebalan batuan sedimen antara 0 sampai 13 kilometer, hanya 2,2
kilometer ketebalan yang tersingkap dibagian benua. Bentuk yang besar
lainnya tidak terlihat, setiap singkapan memiliki ketebalan yang berbeda dan
singkapan umum yang terlihat ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar
lautan dipenuhim oleh sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan
itu selalu tidak pasti karena setiap saat selalu bertambah ketebalannya.
Ketebalan yang dimiliki bervariasi dari yang lebih tipis darim0,2 kilometer
sampai lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata-rata sekitar 1
kilometer (Endarto, 2005).
Proses Pembentukannya dapat terjadi secara insitu, yang berasal dari
larutanyang mengalami proses kimiawi maupun biokimia dimana pada proses
tersebutorganisme turut berperan dan dapat pula terjadi butiran rombakan
yang telahmengalami transportasi secara mekanik, kemudian diendapkan pada
tempat laindan pembentukannya dapat pula terjadi akibat proses diagenesa
dari batuankarbonat yang lain (sebagai contoh yang sangat umum adalah
proses dolomitisasi,dimana kalsit berubah menjadi dolomit). Seluruh proses
pembentukan batuankarbonat tersebut terjadi pada lingkungan laut, sehingga
praktis bebas dari detritusasal darat. Batuan karbonat memiliki nilai ekonomi
yang penting, sebabmempunyai porositas yang memungkinkan untuk
terkumpulnya minyak dan gasalam, sehingga hal ini menjadikan perhatian
khusus pada geologi minyak bumi.Disamping sebagai reservoir minyak dan gas
alam, batuan karbonat juga dapatberfungsi sebagai reservoir airtanah, dengan
adanya porositas danpermeabilitasnya serta mineral-mineral batuan karbonat
yang mudah untukbereaksi maka batuan karbonat dapat menjadi tempat
berkumpulnya endapan-endapan bijih. Karena pentingnya batuan karbonat
sebagai batuan yang dapatmenyimpan mineral ekonomis maka penting untuk
mengatahui genesa dan energiyang mempengaruhi pembentukan batuan
karbonat tersebut, sehingga dapatdiperoleh gambaran untuk kegiatan
eksplorasi (Warmada, 2005).
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan
ketebalan antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran
butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang
penting lagi yang termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan
batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi.
Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak
bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu
gamping kira-kira 80% (Pettijohn, 1975).
Menurut Syarifin (2004) Berdasarkan proses pembentukan batuan
sedimen, batuan sedimen dapat dibagi menjadi 4 kelompok menurut (Syarifin :
2004) yaitu batuan sedimen klastik terdiri dari mineral silikat dan fragmen
batuan yang diangkut menggunakan fluida yang bergerak dan terendapkan
ketika fluida ini berhenti. Kebanyakan ahli geologi menggunakan skala ukuran
butir Udden-Wentworth dan membagi sedimen terkonsolidasi menjadi tiga
fraksi: kerikil diameter> 2 mm, pasir diameter 1/16 hingga 2 mm, dan lempung
berdiameter <1/256 mm, sedangkan lanau berdiameter antara 1/16 dan
1/256 mm.
Beberapa ahli dalam bidangnya telah mencoba untuk mengetahui
ketebalan rata-rata dari lapisan batuan sedimen di seluruh muka bumi. Clarke 
pertama sekali memperkirakan ketebalan sedimen di paparan benua adalah 0,5
kilometer. Di dalam cekungan yang dalam, ketebalan ini lebih tinggi, lapisan
tersebut selalu bertambah ketebalannya dari hasil alterasi dari batuan beku,
oksidasi, karonasi dan hidrasi. Ketebalan tersebut akan bertambah dari hasil
rombakan di benua sehingga ketebalan akan mencapai 2.200 meter dengan
volume batuan sedimen 3,7 x 108 km3 (Clarke ,1924).
3.2 Pembahasan
Batuan karbonat didefinisikan sebagai batuan dengan kandungan
material karbonat lebih dari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik
yang tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung
mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan yang komponen utamanya
adalah mineral karbonat dengan berat keseluruhan lebih dari 50 %. Sedangkan
batugamping adalah batuan yang mengandung kalsium karbonat hingga 95 %.
Sehingga tidak semua batuan karbonat merupakan batugamping.
Batuan karbonat terbentuk oleh proses sedimentasi organik, sedimentasi
mekanis, sedimentasi kimiawi atau kombinasi dari proses-proses tersebut.
Batuan karbonat yang terbentuk oleh proses sedimentasi organik (kumpulan
cangkang moluska, alga, foraminifera, coral, dll) akan menghasilkan
batugamping terumbu; oleh proses sedimentasi mekanis (hasil rombakan
batuan karbonat yang terbentuk lebih dahulu) akan menghasilkan batugamping
klastik atau kalkarenit; oleh proses sedimentasi kimiawi (dolomitisasi) akan
menghasilkan batugamping yang kaya dolomit (dolostone); oleh proses
sedimentasi organik dan mekanis akan menghasilkan batugamping bioklastik;
oleh proses sedimentasi organik dan kimiawi akan menghasilkan batugamping
oolit; oleh proses sedimentasi mekanis dan kimiawi akan menghasilkan
batugamping kristalin.
Dua jenis batuan karbonat yang utama adalah batugamping (limestone)
dan dolomite (dolostone). Suatu batuan karbonat disebut batugamping
(limestone) bila tersusun oleh kalsit ≥90% dan disebut dolomite (dolostone) bila
tersusun oleh dolomit ≥90%. Batuan karbonat terutama terbentuk di
lingkungan laut dangkal (supratidal – subtidal) seperti batugamping terumbu.
Selain itu, dapat juga terbentuk di laut dalam sebagai endapan pelagik atau
turbidit seperti chalk dan cherty limestone, dan terbentuk di danau dan pada
tanah (soil) seperti caliche (vadose pisoid).

Komposisi kimia/mineral batuan karbonat


1. Aragonit CaCO3 (ortorombik) : hasil presipitasi langsung dari air laut secara
kimiawi atau berasal dari proses biogenic (ganggang hijau), bentuk serabut,
dan tidak stabil.
2. Kalsit CaCO3 (heksagonal) : mineral lebih stabil, berbentuk hablur yaang
baik/spar, kalsit bila diberi alizarin red menjadi merah.
a. High-Mg Calcite : kandungan MgCO3 ≥4%, terbentuk pada daerah yang
hangat
b. Low-Mg Calcite : kandungan MgCO3 <4%, terbentuk pada daerah yang
dingin
3. Dolomit CaMg(CO3)2 (heksagonal) : berbentuk belah ketupat, tidak bereaksi
dengan alizarin red, kebanyakan hasil dolomitisasi dari kalsit
4. Magnesit MgCO3 (heksagonal): biasanya berasosiasi dengan evaporit
5. Siderit FeCO3 (heksagonal)
6. Ankerite Ca(Fe,Mg)(CO3)2 (heksagonal)

Klasifikasikan batugamping berdasarkan ukuran butir menjadi 5 yaitu :


1. Calcirudite : batugamping yang ukuran butirnya lebih besar dari pasir (>2
mm).
2. Calcarenite : batugamping yang ukuran butirnya sama dengan pasir (1/16 -
2 mm).
3. Calcilutite : batugamping yang ukuran butirnya lebih kecil dari pasir
(<1/16 mm).
4. Calcipulverite : batugamping hasil presipitasi kimiawi seperti batugamping
kristalin.
5. Batugamping organik : batugamping hasil pertumbuhan organisme secara
insitu seperti batugamping terumbu dan stromatolite
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Batuan karbonat didefinisikan sebagai batuan dengan kandungan
material karbonat lebih dari 50 % yang tersusun atas partikel
karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat kristalin hasil
presipitasi langsung mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan
yang komponen utamanya adalah mineral karbonat dengan berat
keseluruhan lebih dari 50 %.
2. Perbedaan batu gamping klastik dan non klastik
a. Batugamping Klastik
Adalah Batugamping yang terbentuk dari pengendapan
kembali rombakan batu gamping asal. Contoh : Kalsirudit,
Kalkarenit, Kalsilutit.
b. Batugamping Non Klastik
Terbentuk dari proses kimia maupun aktifitas organisme dan
umum monomineralic
3. Komposisi mineral batuan karbonat
1. Aragonit: hasil presipitasi langsung dari air laut secara kimiawi
atau berasal dari proses biogenic (ganggang hijau), bentuk
serabut, dan tidak stabil.
2. Kalsit: mineral lebih stabil, berbentuk hablur yaang baik/spar,
kalsit bila diberi alizarin red menjadi merah.
3. Dolomit: berbentuk belah ketupat, tidak bereaksi dengan alizarin
red, kebanyakan hasil dolomitisasi dari kalsit
4. Magnesit: biasanya berasosiasi dengan evaporit
5. Siderit
6. Ankerite
4.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum petrologi kedepannya yaitu diharapkan
kepada asisten lebih banyak memaparkan materi dan meminmalisir suara yang
mengganggu.
DAFTAR PUSTAKA

Clarke. 1924. Principle of Sedimentology and Stratigtaphy. Ohio: Meril Publishing


Company.
Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UNS Press
Folk, R. L. 1965. Petrology of Sedimentary Rocks. Hemphill.
Syarifin. 2004. Petrologi. Bandung: Universitas Padjadjaran
Warmada, I Wayan. 2005. Diktat Praktikum Petrologi. Yogyakarta: Jurusan
Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM

Anda mungkin juga menyukai