Anda di halaman 1dari 4

Resume Bakteremia

Definisi

Bakteremia adalah adanya bakteri dalam peredaran darah. Kondisi ini menyebabkan implikasi
klinis yang signifikan ketika berlanjut menjadi infeksi peredaran darah (blood stream infection),
sepsis dan syok septik. Bakteremia didefinisikan sebagai adanya bakteri yang viabel pada aliran
darah yang dibuktikan dengan pertumbuhan pada kultur darah dimana kontaminasi telah
dikesampingkan.(1,2)

Epidemiologi

Berdasarkan penelitian populasi yang dilakukan di Chalson Country, South Carolina, USA pada
tahun 1974-1976 melaporkan bahwa angka kejadian bakteremia sebesar 80 dari 100.000 orang
pertahun (42 untuk yang berasal dari komunitas, 31 untuk nosokomial, dan 7 yang penyebabnya
tidak diketahui). Insidensi tertinggi terjadi pada neonatus, bayi dan orang tua, 84% pasien
tercatat dengan kondisi medis sebelumnya. Mikroorganisme penyebab paling sering adalah
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Klebsiela, dan Streptococcus pneumonia. Fokus infeksi
yang paling sering adalah traktus urinarius (26%) dan saluran napas (17%). Insidensi bakteremia
telah meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Madsen et al. di Denmark (peningkatan sebesar 107% pada tahun 1985-2006), Sogaard et
al. di Denmark (peningkatan sebesar 68% pada tahun 1992-2006) dan Skogberg et al. di
Firlandia (peningkatan sebesar 17% pada tahun 2004-2007).(2)

Etiologi

Pada negara barat, penyebab paling banyak adalah Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan
Streptococcus pneumoniae.Sedangkan pada negara berkembang Salmonella enterica serotipe
thypoid mendominasi dan menjadi penyebab sekitar 30% dari seluruh bakteremia.(3)

Patogenesis
Patogenesis bakteremia sebagian bergantung pada patogen yang meninfeksi, portal masuk awal,
dan status kekebalan pasien. Secara umum, bakteremia terjadi karena terganggunya penghalang
kulit atau mukosa normal,yang menyebabkan invasi bakteri ke aliran darah. Gangguan tersebut
dapat terjadi karena trauma, luka bakar, atai iskemia (ketidakcukupan suplai darah ke jaringan
atau organ tubuh). Infeksi bakteri lokal, misalnya pneumonia dapat menyebabkan bakteremia
melalui peradangan lokal, edema dan kerusakan jaringan yang mengganggu struktur vaskular di
dekatnya dan memungkinkan invasi aliran darah.

Setelah bakteremia terjadi, sistem kekebalan tubuh mencoba mengendalikan infeksi memalui
antibodi, opsonisasi dan mengaktifkan komplement yang dimediasi proses killing dan
fagositosis. Selain itu, mekanisme penyaringan di limfatik dan vaskular besar di hati dan limpa
dapat menyerap organisme dan memudahkan penghancurannya oleh sel fagotik. Namun, jika
pertahanan ini tidak berhasil, dua komplikasi utama mungkin terjadi, yaitu infeksi metastatik dan
syok septik.(4)

Manifestasi Klinis

Sejumlah tanda umumnya muncul pada suspect bakteremia, termasuk demam, menggigil, dan
infeksi yang didokumentasikan atau merupakan suspect. Riwayat pasien meliputi penilaian dari
simptom untuk menduga fokus spesifik infeksi termasuk gejala gastrointestinal, respirasi,
abdomen, genitouria, kulit dan jaringan lunak. Adanya komorbid yang signifikan seperti
immunosupresi (misalnya : keganasan, penggunaan steroid, neutropenia), atau intrumentasi
invasif yang baru dilakukan, pemasangan kateter atau iv line harus diperiksa.(5)

Diagnosis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dengan pemeriksaan tanda-tanda vital. Pemeriksaan
kardiovaskuler, pulmoner, abdomen, kulit dan status mental selalu dilakukan. Semua
kateter, alat intravena, atau selang drainase harus terlihat dan kulit disekitar alat
perkutaneus harus dipalpasi untuk menilai hangat atau tidak, eritema, dan drainase yang
berisi pus. Adanya fenomena emboli atau murmur regurgitasi yang baru merupakan
indikator potensial dari endokarditis infektif.(6)
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk melihat naik atau turunnya jumlah sel darah
putih atau adanya peningkatan neutrofil. Jumlah platelet yang rendah dapat juga menjadi
indikasi DIC dan sepsis. Defisit basa dan peningkatan jumlah serum laktat juga
merupakan indikasi sepsis. Investasi tambahan yang harus dilakukan untuk memeriksa
fokus infeksi seperti : urinalisis, radiografi dada, lumbar puncture dan foto polos
abdomen. Baku emas diagnosis bakteremia adalah kultur darah.(6)

Talaksana
Terapi empiris : antibiotik yang dapat diberikan pada terapi empiris adalah Vamcomycin pada
lini pertama untuk bakteri gram positif dengan dosis 500 mg secara intravena setiap 8 jam. Jika
curiga penyebabnya adalah bakteri gram negatif dapat diberikan Cefepime 1 g intravena setiap 8
jam. Jika hasil kultur sudah didapatkan maka dapat dilakukan terapi sesuai dengan bakteri
patogen penyebab dan antibiotik yang efektif.(5)

Pencegahan
Pencegahan bakteri yang didapat oleh masyarakat sebagian besar didasarkan pada imunisasi.
Sedangkan di rumah sakit, pencegahan bakteri nosokomial berkisar dengan meminimalkan
infeksi iatrogenik dari kateter intravaskular atau urin mengikuti praktik pengendalian infeksi
yang direkomendasikan.(4)

DAFTAR PUSTAKA
1. Hapsari R, Ciptaningtyas VR, Masfiyah. Nilai Diagnostik Kepekaan Kuman Metode
langsung Untuk Menilai Hasil Kepekaan Kuman yang Lebih Cepat pada Bakteremia.
Jurnal Unissula.2012:4(2).174-175.
2. Nielsen, SL. The Incidence and prognosis of Patient with Bacteremia. Danish Medical
Journal.2015.
3. Van Hal, SJ. Et all. Predictor of Mortality in Sthapylococcus aureus Bacteremia.
Queesland. Australia.2012.
4. Mahon Connie R, et all. Textbook of Diagnostic Microbiology. 5 th. Ellen WurnCutter.
China. ELSEVIER.2015.
5. Holland, Tl. Fowler,Vg. Vancomycin Minimum Inhibitory Concentration and Outcome
in Patient with Stapylococcus aureus Bacteremia : Pearl or Pellet ? Suke University
Medical Center, Durgam, North Carolina,2011.
6. Coburn, B. et all. Does This Adult Patient with Suspected Bacteremia Require Blood
Cultures ?. JAMA.2012.

Anda mungkin juga menyukai